OLEH:
SIGIT ROLIS
NIM. 170431100015
MOCHAMMAD BAIHAQI
NIM. 170431100017
DOSEN PEMBIMBING:
HARYANTO, S.T.,M.T.
NIP. 19740705 200812 1 004
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
““ SISTEM ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (ESP) DI PLTU
PAITON UNIT 1&2 ”
Oleh:
Sigit Rolis
NIM. 170431100015
Mochammad Baihaqi
NIM. 170431100017
Tanggal:
27 Februari 2020
Mengetahui, Menyetujui
Koordinator PKL Pembimbing PKL
i
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
“ SISTEM ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (ESP) DI PLTU
PAITON UNIT 1&2 ”
Oleh:
Sigit Rolis
NIM. 170431100015
Mochammad Baihaqi
NIM. 170431100017
Tanggal:
27 Februari 2020
Disetujui Oleh:
SPV Har. Listrik Pembimbing PKL
ii
“ SISTEM ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (ESP) DI PLTU
PAITON UNIT 1&2 ”
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang telah dilaksanakan di PT. PJB UP
Paiton. Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus dipenuhi
untuk menyelesaikan program studi S1 di Teknik Elektro Universitas Trunojoyo
Madura. Melalui Kerja Praktik ini, mahasiswa diharapkan mengetahui dan
memahami pekerjaan lapangan seorang engineer serta mampu menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
Keberhasilan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktik ini tentunya
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Miftachul Ulum, S.T.,M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Trunojoyo Madura yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Kerja Praktik.
2. Bapak Kunto Aji Wibisono, S.T.,M.T., selaku Koordinator Kerja Praktik
Teknik Elektro Universitas Trunojoyo Madura.
3. Bapak Haryanto S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
kami dalam penyusunan laporan Kerja Praktik.
4. Orang tua penulis yang telah banyak memberi dukungan baik moril, materil,
dan spiritual.
5. Bapak Sugijanto selaku Manager Keuangan & Administrasi PT.PJB UP Paiton.
6. Ibu Maida Muzayyanah selaku Supervisor SDM PT. PJB UP Paiton.
7. Bapak Misbiantoro selaku Staff SDM PT.PJB UP Paiton yang melakukan
interview saat mengirimkan proposal Kerja Praktik.
8. Bapak Anshar Affandy selaku Supervisor Har Listrik PT. PJB UP Paiton.
9. Bapak Andi Ardianto, selaku pembimbing Kerja Praktik di PT. PJB UP Paiton
yang rela meluangkan waktunya untuk memberikan arahan selama Kerja
Praktik dan pengambilan data.
iv
10. Seluruh karyawan - karyawan PT. PJB UP Paiton khusunya di bagian Har
Listrik.
11. Teman – teman Teknik Elektro UTM 2017 atas dukungan dan bantuan saat
proses penulisan Laporan Kerja Praktik ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Kerja Praktik yang telah membantu akomodasi
selama Kerja Praktik di PT. PJB UP Paiton.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan serta menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
ABSTRAK............................................................................................................. iii
vi
2.5 Visi dan Misi ............................................................................................... 16
2.5.1 Visi......................................................................................................... 16
vii
4.3 Prosedur Pendekatan................................................................................. 38
4.4.3 Wawancara........................................................................................... 38
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja sistem Electrostatic Precipitator (ESP) di PLTU
Paiton Unit 1&2?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sistem Electrostatic Precipitator (ESP) di PLTU Paiton
Unit 1&2.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi perguruan tinggi
Perguruan tinggi akan memperoleh tambahan referensi khususnya
mengenai perkembangan metode-metode analisis serta instrumen-
instrumen modern yang telah diaplikasikan dalam lapangan, sehingga
dapat digunakan oleh civitas akademika perguruan tinggi guna
memperbaiki materi perkuliahan di masa yang akan datang dan untuk
menjalin kerja sama antara Universitas Trunojoyo Madura dengan pihak
industri.
2
1.4.3 Manfaat bagi instansi
1. Dapat meningkatkan kerja sama antara akademik dengan
instansi/lembaga.
2. Membantu instansi/lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari
selama praktek kerja lapangan.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
melaksanakan pembangunan dan pemasangan pembangkit,
pemeliharaan dan pengoperasian pembangkit, serta usaha-usaha lain
yang berkaitan dengan kegiatan perseroan dalam rangka memanfaatkan
secara maksimal potensi yang dimiliki.
Dalam menjalankan bisnisnya, PT PJB menerapkan kaidah-
kaidah internasional yang didasarkan pada tiga pilar strategis yaitu asset
management sebagai core competence perusahaan (organization capital),
sistem manajemen SMANAGER (human capital), dan teknologi
informasi sebagai business enabler (information capital readiness). Tiga
pilar strategis itu dijabarkan dalam 10 sistem manajemen best practice
yang antara lain: Manajemen Asset, Manajemen Risiko, Manajemen
Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000 dan K3 OHSAS
18000, Manajemen Good Corporate Governance (GCG), Manajemen
Teknologi Informasi, Knowledge Management, Manajemen
SMANAGER Berbasis Kompetensi, Manajemen Baldrige dan
Manajemen House Keeping 5S.
5
Gambar 1 Peta Sebaran Unit Pembangkit PT. PJB
6
Listrik Jawa-Bali II berubah menjadi PT. PLN Pembangkitan Jawa-Bali
(PT PJB) dengan unit Pembangkitan Paiton sebagai satu unit
pembangkitan utama.
Pembangkitan PLTU tersebut diawali dengan pembangunan 2
unit (unit1 dan unit2) dan akan dikembangkan unit 3 dan unit 4 (digabung
menjadi 1 unit) dalam rangka pelaksanaan pembangunan unit-unit
pembangkitan tersebut, pemerintah menetapkan dalam Surat Keputusan
Presiden Nomor 35 tahun 1957 untuk Pelaksanaan Pengawasan dan
Koordinasi Pembangunan PLTU Unit Pembangkitan Paiton.
7
Tahap 4 7&8 PEC PT. POMI 615 1230
Tahap 5 9 PT. PLN PT. PJBS 660 660
Kapasitas Total PLTU Paiton 4805
Keterangan:
PT. PJB : PT. Pembangkitan Jawa Bali
PT. POMI : PT. Paiton Operation and Maintenance Indonesia
PEC : Paiton Energy Company
PT. PJBS : PT. Pembangkitan Jawa Bali Service
Kebutuhan akan bahan bakar batubara PLTU Paiton dipasok dari
tambang batu bara Kalimantan Selatan. Jumlah pemakaian untuk
operasional direncanakan sesuai dengan perencanaan desain Unit
Pembangkitan Paiton.
Konsultan Sargent & Lundy dari Amerika – Kanada adalah
konsultan yang ditunjuk oleh PT. PLN dalam rangka membantu
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proses pembangunan PLTU
Paiton, sedangkan konsultan yang mendampingi adalah PT.
CITACONTRAC. Pelaksanaan pembangunan PLTU Paiton diatur dalam
dokumen kontrak kerja yang didalamnya diatur hal – hal mengenai jenis
pekerjaan, jadwal pekerjaan, spesifikasi, besarnya nilai kontrak, cara
pembayaran dan lain sebagainya.
8
Gambar 3 Lokasi PLTU Paiton
9
2.4 Struktur Organisasi
2.4.1 Struktur Organisasi PT PJB UP Paiton
Adapun struktur organisasi dari PT PJB UP Paiton adalah sebagai
berikut:
10
1. Supervisor Senior System Owner
Membantu Manager dalam menyediakan dana dalamimplementasi
proyek system dan teknologi informasi dalam operasional sehari hari
untuk menunjang proses produksi listrik di lingkungan PJB UP Paiton.
2. Supervisor Senior Technologi Owner
Membantu Manajer dalam menyediakan dana dalam implementasi
kebutuhan teknologi untuk menunjang proses produksi listrik di
lingkungan PJB UP Paiton.
3. Supervisor Senior Management Mutu, Risiko, Kepatuhan
Membantu Manager dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan kegiatan bidang audit internal yang mencangkup
penentuan dan penilaian kualitas (efektif dan efisien) pelaksanaan
pengendalian operasi Unit Pembangkitan Paiton atau unit bisnis,
pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan reabilitas dan integritas
informasi bidang audit operasional keuangan dan administrasi sesuai
dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku, sehingga ketentuan
perusahaan terlindungi dan tercapai kinerja perusahaan yang maksimal
dan optimal. Serta melaksanakan program Sistem Managemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Managemen
Lingkungan (SML), Sistem managemen mutu dan managemen resiko.
c. Manager Operasi
Merencanakan, Memonitor, dan mengevaluasi program bidang operasi dan
pengendalian bahan bakar yang mencangkup penentuan dan penilaian
kualitas (efektif dan efisien) pelaksanaan pengendalian operasi unit
pembangkit Paiton. Serta Mengumpulkan dan mendokumentasi
pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar sebagai bahan evaluasi.
1. Supervisor Senior Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Membantu Manajer dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan kegiatan operasi pada unit 1 dan 2 serta menentukan
tindakan teknis pada setiap permasalahan yang timbul pada
pelaksanaan program kerja.
11
2. Supervisor Senior PLTU
Membantu Manajer dalam menyusun rencana dana anggaran bidang
pengendalian operasi dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam
fungsi produksi, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai
prosesproduksi tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai rencana
operasi.
3. Supervisor Senior Coal Handling dan Ash Handling
Membantu Manajer dalam melaksanakan kegiatan operasi coal
handling dan ash handling pada unit 1 dan 2, serta menentukan tindakan
teknis pada setiap permasalahan yang timbul pada pelaksanaan
program kerja.
4. Supervisor Senior Bahan Bakar dan Niaga
Membantu Manajer dalam menyusun rencana dan anggaran bidang
bahan bakar dan niaga yang diperlukan untuk operasi unit 1 dan 2.
5. Supervisor Senior Kimia dan Lab
Membantu Manajer dalam menyusun rencana dan anggaran bidang
kimia serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi kimia teknik
dan laboratorium, melaksanakan dan mengendalikan agar mencapai
sasaran unit pembangkit Paiton sesuai dengan standar atau ketentuan
yang berlaku.
d. Manager Pemeliharaan
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang
pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap operasi setiap saat sehingga
mampu mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan
Paitonsesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi.
1. Supervisor Senior Perencanaan, Pengendalian dan Pemeliharaan.
Membantu Manager dalam melakukan koordinasi ataspelaksanaan
kegiatan perencanaan, pengendalian, dan pemeliharaan secara prediktif,
preventif, korektif dan emergency di Unit Pembangkitan Paiton untuk
mendukung pengoperasian unit secarao ptimal dalam mencapai sasaran
unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kerja direksi.
12
2. Supervisor Senior Outage Management
Membantu Manager dalam melakukan perencanaan dan koordinasi atas
pelaksanaan mematikan unit 1 maupun unit 2 untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal dalam mencapai sasaranunit
pembangkit, sesuai dengan kontrak kerja kinerja yang ditetapkan direksi.
3. Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin 1 (Boiler, Turbin, Alat-alat Bantu)
Membantu Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada
bidang mekanis unit 1 dan 2 untuk mendukung pengoperasian unitsecara
optimal.
4. Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin 2 (Sistem Bahan Bakar dan Abu)
Membantu Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada
sistem bahan bakar dan abu unit 1 dan 2 untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.
5. Supervisor Senior Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen
Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada
kontrol dan instrumen unit 1 dan 2 untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.
6. Supervisor Senior Pemeliharaan Listrik
Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada
system kelistrikan unit 1 dan 2 untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.
7. Supervisor Senior Sarana
Membantu Manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam
bidang sarana dan pra sarana serta menjabarkan rencana tersebut
kedalam fungsi sarana dan prasarana serta melaksanakan
danmengendalikan kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan sarana
noninstalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.
8. Supervisor Senior Lingkungan
Membantu Manager dalam menyusun rencana anggaran bidang
lingkungan serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tataletak,
perawatan serta kelestraian lingkungan di sekitar Unit Pembangkitan
Paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional.
13
9. Supervisor Senior K3
Membantu Manajer menyusun rencana dan anggaran bidang K3 serta
menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi K3 yang menyangkut
tentang keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan dan semua
yang menyangkut aset operasi di Unit Pembangkitan Paiton sesuai
dengan standar internasional yang berlaku.
e. Manager Logistik
Merencanakan, menentukan dan menyediakan kebutuhan barang yang
diperlukan untuk menunjang kelancaran proses produksi listrik secara
kontinyu di Unit Pembangkitan Paiton. Selain itu, merencanakan perkiraan
kebutuhan barang untuk mendukung penjualan hasil produksi.
1. Supervisor Senior Inventory Control & Cataloger
Membantu Manager dalam menyusun rencana dan anggaran bidang
pengendalian pemeliharaan dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam
fungsi inventory control dan cataloger, melaksanakan dan
mengendalikan agar dicapai tingkat inventori yang optimal
2. Supervisor Senior Pengadaan dan Kontrol Bisnis
Membantu Deputi Manager dalam menyusun rencana dan anggaran
dalam bidang pengadaan kontrak bisnis, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan pengadaan dan kontrak bisnis secara
terorganisis dengan efektif dan efisien.
3. Supervisor Senior Administrasi Gudang
Membantu Manager dalam menyusun rencana dan anggaran bidang
pergudangan serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi
administrasi pergudangan serta melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan administrasi gudang dengan efektif dan efisien.
f. Manager Keuangan dan Administrasi
Menjabarkan rencana tahunan Unit Pembangkitan Paiton, termasuk di
dalamnya adalah rencana setiap bidang Unit Pembangkitan Paiton ke dalam
anggaran tahunan Unit Pembangkitan Paiton serta merencanakan kegiatan
Bidang Pengendalian Keuangan dan mengendalikan pelaksanaannya untuk
mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton secara
14
efektif dan efisien sesuai dengan kontrak kerja yang ditetapkan direksi.
Selain itu, merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program
administrasi kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan
sistem administrasi SDM yang tertib dan rapi sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan perusahaan.
1. Supervisor Senior SDM
Membantu Manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan bidang SDM, yang mencangkup sistem dan
organisasi bidang SDM, serta pendidikan serta pelatihan, penyediaan
fasilitas kerja, pembinaan mutu terpadu, hubungan karyawan yang adadi
Unit Pembangkitan Paiton, untuk mendukung upaya pencapaian sasaran
Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan
direksi. Selain itu, merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi
program pengembangan dan diklat SDM pada seluruh jabatan untuk
mencapai SDM yang berkualitas, terampil, dan professional sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
2. Supervisor Senior Umum
Membantu Manager dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan bidang umum untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran yang telah direncanakan Unit Pembangkitan Paiton.
Selain itu, menyusun rencana dan anggaran bidang umum, menjabarkan
rencana tersebut kedalam fungsi sekretariat dan humas, dan
pengendalian kegiatan sekretariat dan hubungan masyarakat dengan
efektif dan efisien.
3. Supervisor Senior Keuangan
Membantu Manajer dalam menyusun rencana dan anggaran bidang
pengendalian keuangan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam
rencana dan anggaran fungsi akuntansi, mencatat secara sistematis segala
transaksi yang mempengaruhi harta, kewajiban perusahaan sehingga
dapat diketahui posisi harta dan kewajiban perusahaan sehingga dapat
diketahui posisi harta dan kewajiban serta besarnya laba rugi perusahaan.
15
2.4.2 Struktur Organisasi Har Listrik
Adapun struktur organisasi dari Har Listrik adalah sebagai berikut:
Pada struktur Har Listrik terdapat 5 anggota di bagian boiler dan 6 anggota
di bagian turbin. Bagian boiler menangani pemeliharaan pada area boiler,
coal handling, dan ash handling. Bagian turbin menangani pemeliharaan
pada area turbin dan WTP (Water Treatment Plant).
16
pembangkitan sebagai bidang yang dikuasai PJB. Selain bisnis,
integrasi juga akan berasa pada resource PJB untuk seluruh APPA.
4. Standar Kelas Dunia: kompetisi utama (core competency) PJB yang
pencapaiannya jelas & terukur dan untuk dapat bersaing di tingkat
global dan regional.
2.5.2 Misi
Misi PT. PJB UP Paiton adalah:
1. Menjadikan PT. PJB sebagai perusahaan publik yang maju dan dinamis
dalam bidang pembangkitan tenaga listrik.
2. Memberikan hasil yang terbaik pada pemegang saham, pegawai,
pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat serta lingkungannya
memenuhi tuntutan dasar.
17
4. Pelayanan
Sikap dan perilaku yang mementingkan kepuasan pelanggan,
Pemegang saham, masyarakat dan bangsa. Makna pelayanan yaitu
karyawan PJB komunikatif dalam berhubungan dengan pelanggan,
memenuhi harapan dan dapat memberikan kepuasan pelanggan serta
memberikan yang terbaik kepada pelanggan.
5. Sadar Lingkungan
Kesadaran untuk memelihara alam dan lingkungan kerjanya sebagai
sumber daya demi kelestarian perusahaan. Makna sadar lingkungan
yaitu karyawan PJB aktif menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan
menciptakan suasana kerja yang sehat dan aman.
2.6.2 Kebudayaan
1. Seiri/Pemilahan/Ringkas
18
2.7 Health and Safety Program
Program H&S di PT. PJB UP Paiton Unit 1 dan 2 Jawa Timur dibuat
berdasarkan kebijakan K3 tujuan dan sasaran yang dibuat oleh manajemen
puncak serta berdasarkan hasil Hazard Identification, Risk Assessment dan
Determining Control. Pemasangan rambu-rambu K3 yang dipasang diseluruh
area PLTU Paiton Unit 1 dan 2, dimana area tersebut dianggap rawan untuk
keselamatan kerja serta pengawasan K3 melalui sistem inspeksi dan audit K3.
Adapun beberapa contoh program yang dilaksanakan di PT. PJB UP Paiton
Unit 1 dan 2 Jawa Timur antara lain sebagai berikut :
a. Safety Program
1. Safety Induction : Petunjuk awal untuk seluruh karyawan dan tamu PT.
PJB UP Paiton Unit 1&2 Jawa Timur mengenai peraturan atau hal yang
berkaitan dengan prosedur keamanan di PLTU Paiton Unit 1 dan 2.
2. Safety Working Group : Forum komunikasi dan konsultasi disetiap
section untuk membicarakan mengenai isu-isu atau sharing health and
safety seputar area PLTU Paiton Unit 1 dan 2.
b. Occupational Health Program
Berkaitan dengan kesehatan untuk seluruh karyawan PT. PJB UP Paiton
Unit 1 dan 2 Jawa Timur, seperti pemeriksaan kesehatan rutin (MCU),
pengobatan, imunisasi, dan lain-lain.
c. Contractor Safety Management
Berkaitan dengan health and safety untuk seluruh tamu atau pekerja kontrak
yang berada di area PLTU Paiton Unit 1 dan 2, seperti pemeriksaan
keamanan peralatan, sertifikasi dan surat ijin kerja.
19
• Harus dapat memberikan perlidungan yang memadai dari bahaya di
tempat kerja.
• Beratnya harus seringan mungkin dan nyaman dipakai.
• Harus dapat dipakai secara fleksibel, tidak mungkin rusak.
• Bentuknya harus cukup menarik.
• Tidak menimbulkan bahaya tambahan dan tidak mengganggu gerak si
pengguna.
• Harus memenuhi ketentuan standart yang ada.
• Harga murah dan suku cadangnya tersedia.
APD yang wajib digunakan oleh karyawan PT. PJB UP Paiton Unit 1 dan 2
Jawa Timur ketika memasuki local area terdiri dari : safety helmet, safety
clothes, dan safety shoes. Ketiga jenis APD ini wajib digunakan oleh siapa saja
baik itu karyawan, kontraktor, dan tamu yang akan memasuki area main plant.
Beberapa jenis APD yang dapat digunakan untuk melindungi bagian tubuh
adalah:
• Kepala : safety helmet, pengikat rambut, penutup rambut,
topi dari berbagai bahan.
• Mata : safety glasses.
• Muka : perisai muka.
• Tangan dan jari : gloves, mitten, handpad, sleeve, cotton gloves.
• Kaki : safety shoes.
• Alat pernafasan : respirator, masker khusus.
• Telinga : ear plug, ear muff.
• Tubuh : overall, apron, safety clothes dari berbagai bahan
seperti drill, kulit, plastik, asbes, kain dilapisi
alumunium.
20
4. Istirahat Jumat : 11.00 WIB s/d 13.00 WIB
Bagi karyawan yang bekerja secara shift maka jam kerja disesuaikan dengan
shift yang sudah diatur PT PJB Unit Pembangkitan Paiton. PT PJB UP Paiton
juga mengizinkan adanya lembur bagi karyawan. Karyawan yang bekerja
diluar dari jam kerja yang sudah ditentukan termasuk dihari libur akan
mendapatkan intensif lembur. Uang lembur dihitung per jam dan dibayarkan
bersamaan dengan gaji.
2.10 Fasilitas
PT PJB Unit Pembangkitan Paiton menunjang kebutuhan pekerjanya
dengan wilayah kantor yang nyaman , tempat ibadah, pantry, kamar mandi
yang bersih, tempat parkir yang luas, kantin dan klinik kesehatan.
21
BAB III
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
22
1. Batubara yang ditransfer dari kapal tongkan menuju stock pile akan
ditransfer ke silo dan dijatuhkan ke coal feeder, disalurkan lagi ke
pulverizer untuk digerus dengan menggunakan grinding wheel dan
bowl hingga berukuran 200 mesh. Butiran halus batubara
dihembuskan ke furnace dengan menggunakan primary air fan (PA
fan) sebagai bahan bakar.
23
1 (LPH-1), low pressure heater-2 (LPH-2),low pressure heater-3
(LPH-3), selanjutnya kedearator storage tank (DST). Dari dearator
storage tank (DST) air pengisian boiler dipompa dengan boiler feed
pump (BFP) lalu dilewatkan ke pemanas tekan tinggi high pressure
heater-5 (HPH-5), high pressure heater-6 (HPH-6), high pressure
heater-7 (HPH-7), media pemanas dari HPH berasal dari IP turbin
yang di alirkan pada masing-masing HPH pada HPH akan terjadi
kondensasi sehingga temperatur air dari HPH 5, 6, dan 7 akan
semakin naik. kemudian ke economizer, selanjutnya ke steam drum.
24
3.1.2 Pengertian Listrik Statis
Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik jumlah tertentu yang
tetap atau statis, ketidakseimbangan muatan listrik di dalam maupun
permukaan benda. Muatan listrik akan tetap ada sampai benda
kehilangan dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik.
Muatan listrik muncul karena adanya perpindahan elektron dari suatu
benda ke benda lain listrik statis terjadi ketika benda-benda yang
memiliki aliran listrik saling berpautan tanpa adanya sumber daya listrik
atau dengan kata lain benda tersebut dapat menghasilkan proton maupun
elektron tanpa menggunakan elemen pembangkit energi listrik[1].
Listrik statis dapat ditimbulkan oleh dua benda yang memiliki
muatan listrik berbeda. Muatan listrik pada benda timbul karena adanya
perpindahan elektron dari satu benda ke benda lain. Terdapat 2 muatan
listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif. Pengertian lainnya, listrik
statis adalah ketidakseimbangan muatan listrik dalam atau pada
permukaan benda. Muatan listrik tetap ada sampai benda kehilangannya
dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik. Listrik statis
kontras dengan arus listrik, yang mengalir melalui kabel atau konduktor
lainnya dan mentransmisikan listrik.[2]
Lebih singkatnya, listrik statis berhubungan dengan gejala
kelistrikan yang diam atau tidak mengalir. Listrik statis tidak bisa
mengalir dari suatu tempat ke tempat lain atau hanya bisa ada sekejap
pada suatu tempat, berbeda dengan listrik dinamis. Suatu muatan listrik
statis dibuat setiap kali dua permukaan terhubung dan terpisah, dan
setidaknya salah satu permukaan memiliki resistensi yang tinggi
terhadap arus listrik (dan karena itu adalah isolator listrik). Efek listrik
statis yang akrab bagi kebanyakan orang karena orang dapat merasakan,
mendengar, dan bahkan melihat percikan sebagai kelebihan muatan
dinetralkan saat dibawa dekat dengan konduktor listrik yang besar
misalnya, dialirkan ke tanah (ground).
3.1.3 Konsep Dasar Listrik Statis
Kejadian potongan kertas kecil bisa berinteraksi dengan
penggaris yang telah digosok-gosok dapat dijelaskan dengan konsep
dasar listrik statis (muatan listrik). Karena membahas tentang listrik tentu
tidak akan lepas dari muatan listrik, listrik statis (electrostatic) membahas
muatan listrik yang ada dalam keadaan statis (diam).
Terdapat 2 (dua) muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan
negatif, dikatakan bermuatan positif jika proton lebih banyak daripada
jumlah elektron, dan begitupun sebaliknya. Sedangkan benda yang tidak
memiliki muatan disebut netral.
25
Benda yang bermuatan sejenis akan saling tolak menolak saat
didekatkan dan sebaliknya, jika berbeda muatan akan saling tarik
menarik. Interaksi antar muatan listrik dijelaskan dalam Gaya Coulumb.
3.1.4 Medan Listrik
Medan listrik adalah saerah yang ada di sekitar benda yang
bermuatan listrik yang masih mengalami gaya listrik. Lebih singkatnya,
medan listrik adalah suatu daerah dimana gaya listrik masih bekerja.
Medan listrik merupakan efek yang timbul oleh muatan listrik dalam
suatu benda.
Arah medan listrik suatu benda bermuatan listrik bisa
digambarkan dengan garis-garis gaya listrik. Sebuah muatan positif
memiliki garis gaya listrik menjauhi (keluar) dari muatan dan muatan
negatif memiliki garis gaya listrik mendekati (masuk) muatan negatif.
3.1.5 Pengertian Elektrostatik
Elektrostatik adalah cabang fisika yang berkaitan dengan
gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah/bergerak)
terhadap objek bermuatan yang lain. Sejarah kelistrikan dimulai dengan
mengamati bahan ambar atau resin yang dalam bahasa Yunani berarti
elektron, yang mana apabila bahan tersebut digosokkan ke kulit binatang
berbulu dapat menarik benda–benda halus yang ringan, setelah
menempel benda-benda tersebut ditolak. Sifat ini ternyata sama pada
benda lain yang ditempelkan pada benda-benda halus yang ringan, maka
dari itu benda ini disebut bermuatan “keambaran” atau resinious. Hal
yang sama ternyata terjadi juga pada kaca yang digosok dengan kain
sutera, yang penularannya menjadikan benda lain yang ditempelkan
padanya bermuatan “kekacaan” atau vitrious.
Pada a sebaliknya dua benda akan tarik–menarik jika muatannya
berbeda. Kemudian Benyamin Franklin (1706–1790) menemukan fakta
bahwa dua jenis muatan resinious dan vitrious itu jika digabungkan akan
saling meniadakan seperti dengan bilangan positif dan negatif. Maka dari
itu muatan resinious disebut muatan listrik negatif dan vitrious disebut
dengan muatan listrik positif. Lanjut percobaan yang
dilakukan Michelson dan Carlisle tentang elektrolisa, Michael Faraday
(1791–1867) pada tahun 1883 mengemukakan banyak muatan listrik
menjadi unit–unit muatan, dilanjutkan oleh Stoney pada tahun 1874,
yang diperkuat oleh J.J. Thomson pada tahun 1897, dihipotesiskan
adanya zarah pembawa unit muatan listrik yang dinamakan elekron.
Sebagai resin, elektron dapat menghasilkan muatan listrik negatif maka
elektronpun akan bermuatan listrik negative.
3.1.6 Particle Charging (Pemberian muatan pada partikel)
Di dalam electrostatic precipitator, muatan listrik ditempatkan
pada sebuah perangkat kawat yang dinamakan discharge electrode.
26
Partikel-partikel pada fly ash diberi muatan pada suatu medan listrik
yang letaknya sangat dekat dengan discharge electrode. Medan listrik
ini biasanya ditunjukkan dengan corona discharge. Corona discharge
merupakan tempat penyediaan sumber ion unipolar yang bergerak ke
arah collecting electrode. Diantara collecting dan discharge electrode
terdapat ruang kosong yang kemudian diisi dengan sebuah space charge
unipolar. Partikel-partikel abu yang ada pada fly ash melewati ruangan
ini dan akan menyerap ion-ion yang ada sehingga akan bermuatan
tinggi. [3]
27
digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
Pembakaran bahan bakar di dalam boiler akan menentukan
seberapa banyak gas sisa pembakaran yang dihasilkan. Semakin tinggi
energi listrik yang dihasilkan maka batubara yang digunakan sebagai
pembakaran akan semakin banyak. Bahan bakar batubara dan minyak
bumi menghasilkan sisa pembakaran berupa gas dan padatan (Ash) yang
akan dibuang di udara. Dalam proses pembungan hasil pembakaran
tersebut terlebih dahulu disaring menggunakan Electrostatic Precipitator
(ESP).
Dalam pembakaran batubara akan menghasilkan fly ash (abu
ringan)[5] dan bottom ash (abu berat). Pembersihan abu berat dikenal
dengan Bottom ash removal system. Abu berat akan diambil dari bagian
furnace, pyrite, mill reject dari tangki yang terletak di dekat setiap mill,
dan abu economizer dari tangki yang terletak di bawah hopper yang
kemudian diangkut ke ash disponsal area. Sebelum diangkut ke ash
disponsal area, ditampung terlebih dahulu didalam Bottom ash silo dan
Fly ash silo.Ash disponsal area mampu menampung selama life time dari
unit kurang lebih 30 tahun.
Gas hasil pembakaran akan dibuang ke udara dengan tahap
penyaringan debu agar tidak mencamari dan menimbulkan polusi pada
lingkungan. Electrostatic precipitator menyaring gas hasil pembakaran
dengan prinsip menghasilkan medan listrik dan memberikan muatan
pada partikel debu agar partikel tersebut menempel pada plat, sehingga
debu akan menumpuk pada plat dan dibuang ke hopper.
29
Gambar 10 Precipitator Housing
30
Gambar 11 Hopper (Bak Penampung) Abu
31
Gambar 12 Elektroda Pelepas (Discharge / Emitting Electrode)
32
Gambar 13 Elektroda Pengumpul (Charge/Collecting Electrode)
33
b. Collecting Electrode Rapper
34
Gambar 16 Pengetuk Plat Sisi Inlet ESP
35
Gambar 17 Perangkat Transformator / Penyearah
36
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
37
4.3 Prosedur Pendekatan
Prosedur pendekatan yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini
dengan menggunakan pendekatan observasional yang menjadi bahan analisis
dalam pemecahan masalah, yaitu metode yang menggambarkan keadaan atau
kejadian pada suatu daerah tertentu. Metode observasional dikatakan suatu
metode untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat-sifat serupa atau daerah tertentu dari suatu kegiatan
(Nazir, 1988).
Obyek pengamatan yang dilaksanakan pada kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT. PJB UP terfokus pada sistem Electrostatic
Precipitator (ESP) pada PLTU Paiton Unit 1&2.
38
secara keseluruhan (Nazir, 1988). Wawancara disini dilakukan dengan
cara tanya jawab langsung kepada teknisi-teknisi bagian har listrik.
Wawancara ini mengenai proses produksi secara keseluruhan khususnya
pada penyaringan Fly Ash dengan Electrostatic Precipitator Integrated
Controller yang terdapat di PT. PJB UP Paiton.
39
kami ke ruang har listrik dan ke bengkel listrik disana kami diperkenalkan pada
pembimbing lapangan selama PKL dan karyawan Har Listrik serta
diperlihatkan siklus umum dan pengenalan PLTU oleh pembimbing.
Pada hari Selasa, 4 Februari 2020 kami melakukan preventive
membersihkan debu dengan angin pada bagiam luar PAH (Primary Air Heater)
dan SAH (Secondary Air Heater) unit 1 kemudian memperbaiki dan melumasi
breaker pada area turbin unit 1.
Pada hari Rabu, 5 Februari 2020 kami melakukan preventive ke lokal
SU (Ship Unloader) membersihkan debu yang ada pada filter kemudian kami
mempelajari sistem kelistrikan di PJB UP Paiton dengan pembimbing dan
mempelajari single line diagram unit 1&2.
Pada hari Kamis, 6 Februari 2020 kami melakukan corrective rectifier
pada ESP unit 1 memperbaiki elektroda yang berkarat dicat ulang dan cek
resistor yang ada pada SCR diisolasi ulang kemudian kami melakukan
pengecekan kebocoran stator motor BWCP bersama pembimbing pada area
turbin.
Pada hari Jumat, 7 Februari 2020 kami melakukan preventive
pengecekan tegangan baterai 125V pada baterry room unit 1 dan mencatat
tegangan tiap cell serta memasukkan datanya ke komputer kemudian kami
melakukan tes rectifier ESP yang kemarin diperbaiki pada unit 1 dan hasilnya
masih arcing (mengeluarkan api).
Pada hari Senin, 10 Februari 2020 kami melakukan preventive pada
waterpump unit 1&2 dengan membersihkan debu-debu yang ada sehingga
tidak mengganggu performa dari waterpump kemuadian kami melakukan
perbaikan motor cooling fan yang rusak dengan mengganti bearing dan
pengecekan performa dikerjakan di bengkel listrik bersama karyawan-
karyawan har listrik.
Pada hari Selasa, 11 Februari 2020 kami melakukan preventive PA Fan
dan FD Fan dengan membersihkan debu-debu yang ada pada filter sehingga
tidak mengganggu performa dari motor kemudian kami melakukan
pemasangan stop kontak di gudang K3 tempatnya bersebelahan dengan
bengkel listrik.
40
Pada hari Rabu, 12 Februari 2020 kami melakukan preventive pada
MCC TH1 dan pengecekan tegangan baterai 125V pada CHCB serta
memasukkan datanya pada komputer kemudian kami melakukan tes tahanan
isolasi transformator 10kV menggunakan megger di ruang kontrol lokal pada
area turbin.
Pada hari Kamis, 13 Februari 2020 kami melakukan preventive pada
TH3 disana kami dapat melihat stockpile tempat dimana batubara ditampung
sebelum diteruskan ke silo kemudian kami melakukan preventive ke ruang
clorine pada area WTP (Water Treatment Plant) dengan membersihkan debu-
debu pada panel dan komponen yang ada di dalamnya menggunakan sikat besi,
cairan pembersih dan penyedot debu.
Pada hari Jumat, 14 Februari 2020 kami melakukan preventive ruang
kontrol fly ash unit 1&2 dengan membersihkan debu-debu yang ada kemudian
kami mulai melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing terkait judul
yang akan kami angkat dalam pembuatan laporan dan emncari referensi di
perpustakaan PT PJB UP Paiton.
Pada hari Senin, 17 Februari 2020 kami melakukan preventive pada coal
feeder unit 1&2 tempatnya berada di bawah silo dan diatas pulverizer disana
kami membersihkan debu-debu yang menempel pada coal feeder kemudian
kami melakukan preventive pada MCC boiler unit 2 disana kami
membersihkan debu-debu yang ada pada panel dan komponen di dalamnya
menggunakan penyedot debu.
Pada hari Selasa, 18 Februari 2020 kami melakukan preventive
membersihkan debu dengan angin pada bagiam luar PAH (Primary Air Heater)
dan SAH (Secondary Air Heater) unit 2 kemudian kami melakukan corrective
memperbaiki BFP (Boiler Feed Pump) pada area turbin unit 1 bersama
karyawan-karyawan har listrik bagian turbin.
Pada hari Rabu, 19 Februari 2020 kami mulai melakukan preventive
pada tripper dimana batubara dari TH5 sebelum masuk ke silo di transfer lewat
tripper untuk pengisian batubara pada silo kemudian kami mencari referensi
tentang profil perusahaan, ash handling dan ESP di perpustakaan dan mulai
mengerjakan laporan.
41
Pada hari Kamis, 20 Februari 2020 kami melakukan preventive ruang
kontrol ESP unit 2 dengan membersihkan debu-debu dan sampah kecil yang
ada di dalam ruangan serta dokumentasi tentang ESP untuk laporan kemudian
kami melakukan corrective pada TH3 disana mengambil motor penggerakan
conveyor untuk diperbaiki.
Pada hari Jumat, 21 Februari 2020 kami melakukan preventive
pengecekan tegangan baterai 125V dan 220V pada baterry room unit 2 dan
mencatat tegangan tiap cell dan tegangan total serta memasukkan datanya ke
komputer kemudian kami melakukan tes stator motor BWCP bersama
pembimbing pada are turbin.
Pada hari Senin, 24 Februari 2020 kami melakukan corrective breaker
pada ruang kontrol CHCB mengganti motor yang ada di dalam breaker dan
inject arus bersama pembimbing kemudian kami belajar setting kontroller ESP
bersama pembimbing di bengkel listrik
Pada hari Selasa, 25 Februari 2020 kami mengerjakan laporan pada bab
1,2,3, dan 4.
Pada hari Rabu, 26 Februari 2020 kami melanjutkan mengerjakan
laporan dan melakukan bimbingan laporan yang telah kami kerjakan kepada
pembimbing.
Pada hari Kamis, 27 Februari 2020 kami melakukan revisi dan
pengecekan laporan dan juga meminta tanda tangan dan stempel perusahaan
untuk berkas laporan.
Pada hari Jumat, 28 Februari 2020 kami mengumpulkan laporan praktek
kerja lapangan dan lembar monitoring PKL di bagian SDM sekaligus
berpamitan pada pembina dan karyawan pada bagian Har. Listrik karena ini
adalah hari terakhir kami melakukan PKL di PT PJB UP Paiton.
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
43
Korona merupakan suatu bentuk ionisasi atau kegagalan listrik (berupa
cahaya kebiru – biruan), tetapi tidak sampai merusak stuktur atom suatu
partikel.Korona hanya menimbulkan pertikel – partikel dalam gas menjadi
bermuatan listrik. Dalam hal ini benda yang terionisasi akan bermuatan
negative karena electron – electron berbenturan dangan partikel – partikel
disekitar emitting electrode[6].
Saat semua ion telah berada ke elektroda pengumpul dan sebagian ke
elektroda pelepas, maka akan terjadi penetralan sehingga menempel pada
elektroda tersebut dan rnernebentuk lapisan abu. Untuk melepas abu dan
elektroda, diperlukan pengetukan baik pada elektroda pengumpul maupun
pada elektroda pelepas. Karena adanya dan partikel abu yang ditangkap oleh
elektroda, maka abu tidak lagi berbentuk halus tetapi sudah berbentuk butiran-
butiran lebih besar. Oleh sebab itu kumpulan-kumpulan abu itu akan jatuh ke
hopper (bak penampung).
Desain hopper dilengkapi dengan penggetar dan pemanas sehingga
memudahkan abu untuk ditampung di silo.Sedangkan gas yang keluar dari
electrostatic.precipitator (gas bersih) akan didorong oleh ID Fan menuju
cerobong.
44
5.2 Kuantitas Abu
Berdasarkan data tampilan AVC yang dibandingkan dengan data beban
45
Luas efektif elektroda pengumpul = 70% x 85,6 m2 = 60m2
= 2,655 k mikrofarad
Keterangan:
Oleh sebab itu penurunan tegangan ini harus disensor oleh rangkaian
penyensor tegangan sskunder yang dihubungkan ke pengontrol tegangan
46
AVC) agar menaikkan tegangan dengan mengatur sudut penyalaan SCR.
Adanya beda
potensial antara kedua elektroda akan mengbasilkan medan listrik E
E=V /d
Saat medan listrik menjadi cukup besar, maka partikel-partikel abu yang
melewati elektroda akan diionisasi. Dari persamaan di atas dapat diketahui
bahwa dengan tegangan yang semakin besar maka kuat medan listrik menjadi
semakin besar.
Gaya electrostatic F yang menunjukkan kekuatan untuk memindahkan
muatan-muatan akan semakin besar apabila kuat medan listriknya semakin
besar.
F=qxE
F= q x (V/d)
47
5.3 Distribusi Daya Pada Electrostatic Precipitator
Pada dasarnya peralatan pengontrolan electrostaticprecipitator,
berdasarkan pembagian daya dan switchgear dibagi menjadi dua, yaitu: MCC
dan pengontrolan tegangan (TIR line-up). Motor Control Center (MCC)
dibutuhkan untuk mensuplai daya ke Central Control Unit (CCU), panel
kontrol pengetukan, panel pengetar hopper, panel pengetuk elektrode
pengumpul, panel pemanas hopper, panel blower penthouse, panel pemanas
penthouse, panel penerangan (lighting panel), dan beberapa panel untuk
kelengkapan lainnya.
Pengontrol Tegangan akan mengontrol segaJa sesuatu yang berhubungan
dengan perangkat transformator/penyearah. Pengontrol pengetuk melalui
panel kontrol pengetukan (Rapper Control Panel) akan rnengontrol pengetuk
elektroda pelepas dan pengetuk plat inlet tiap rresipitator. Melalui "Plant
Monitoring dan Data Acquisition System" dapat dilakukan pengotrolan dan
pemonitoran antara pengontrol pengetukan, pengontrol tegangan, pengontrol
level hopper dan pengontrolan sistem rasitas melalui komputer. Tetapi,
sayangnya hal ini belum dapat dilakukan.
a. Manual
1) Mengoperasikan Satu Penggetar Hopper x Menempatkan saklar
3 posisi / “Hand-Off-Auto” (HOA) pada posisi "Hand".
48
x Menempatkan saklar 2 posisi / “Stagger-Parallel” (SP) pada
posisi "Stagger".
x Saat kontak timer (TR!) menutup, ini akan rnembuat "alternator
relay" (ALT) bekerja.
x Saat ALT bekerja, maka satu penggetar akan beroperasi.
b. Otomatis
1) Mengoperasikan Satu Penggetar Hopper x Menempatkan sakJar
3 posisi (HOA) pada posisi "Auto". b) Menempatkan saklar 2 posisi (SP)
pada posisi "Stagger".
x Saat kontak "ash handling" rnenutup, ini akan membuat
49
bolak-balik sebesar 1,5 A yang asuk ke penggetar hopper akan disearahkan
menjadi arus pula
50
adalah "800 Series Temperatur Controllers and Thermometers" (United
Electric/G.S. Edwards) dengan perlindungan terhadap ledakan (explosion
proof).
51
Controllers and Thermometers" produksi United Electric / G. S.
Edwardsdengan perlindunganterhadap ledakan (explosionproof).
52
5.8 Motor Pengetuk Elektroda Pengumpul
Setiap precipitator mempunyai 4 field. Pada setiap field terdapat motor
pengetuk elektroda pengumpul. Panel kontrol pengetuk elektroda pengumpul
didesain untuk mengontrol motor pengetuk elektroda pengumpu1. Semua
peralatan yang diperlukan untuk mengontrol motor pengetuk elektroda
pengumpul ditempatkan di MCC. Setiap motor mempunyai lampu indikator
merah untuk menunjukkan bekerjanya motor dan lampu indikator hijau untuk
menunjukkan bahwa motor tidak bekerja, dan menyalanya lampu indikator ini
dikontrol oleh "stater relay" motor elektroda pengumpul.
Panel kontrol motor pengetuk elektroda pengumpul ini dapat bekerja
secara manual atau otomatis. Untuk mengoperasikan secara manual, saklar
pilih / selector switch diternpatkan pada posisi "Hand". Ini akan membuat
"stater relay" bekerja dan mengalirkan arus ke motor. Sedangkan untuk
mengoperasikan motor secara otomatis adalah dengan menempatkan saklar
pilih pada posisi "Auto". lni akan membuat "Eurocard Rapper Control"
53
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa:
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan ialah:
54
dilakukan juga selama operasi normal secara otomatis, untuk mencegah
terhadap kebocoran udara luar ke ruang penthouse.
2. Meskipun sudah ada Electrostatic Precipitator sebagai panangkap abu,
namun PLTU Paiton belum memiliki sistem penangkap sulfur/FGD (Flue
Gas Desulphurization). Oleh karena itu, PLTU Paiton harus mengusahakan
agar ada sistem penangkap sulfur sebelum asap dibuang ke udara bebas,
sehingga asap yang keluar dari cerobong berada dalam kondisi bebas dari
abu dan sulfur.
55
DAFTAR PUSTAKA
[5] K. Sideris, H. Justnes, M. Soutsos, and T. Sui, “Fly ash,” in RILEM State-of-
the-Art Reports, 2018.
56
BIODATA PENULIS
57
BIODATA PENULIS
58