Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN COVID 19 PADA ANAK DAN BAYI

Disusun Oleh :

MAGHFIRA FADIYA ROSYIDA (NIM : 201547)

RAIHAN NOYA IZDHIHAR (NIM : 201567)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

JALAN MATARAM NO.11

TAHUN 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini sudah diperiksa dan disetujui oleh

Pembimbing

Nama

NIDN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Corona Virus Disease (Covid-19) adalah suatu kelompok infeksi yang meluas yang dapat
menyebabkan penyakit pada makhluk atau manusia. Pada manusia, Covid-19 diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) (World Health Organization Indonesia, 2020). Orang yang berisiko tertular Covid-19
adalah individu dengan ketahanan yang lemah seperti anak – anak, ibu hamil dan lansia.
Tanda virus ini adalah demam >380C, batuk, sesak napas yang membutuhkan perawatan di
RS. Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut dan mempunyai penyakit penyerta
lainnya, seperti penyakit paru obstruktif menahun atau penyakit jantung. (Kesehatan, 2019).
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar luas di Cina dan lebih
dari 190 negara dan wilayah lainnya.

Bermacam upaya dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, di
antaranya adalah dengan mengeluarkan PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang berakibat pada
pembatasan berbagai aktivitas termasuk di antaranya sekolah. Sementara itu aktivitas Belajar
Dari Rumah secara resmi di keluarkan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam
rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Kebijakan ini memaksa
guru dan murid untuk tetap bekerja dan belajar dari rumah dari jenjang PAUD sampai
Perguruan Tinggi (kemdikbud.go.id, 2020). Kebijakan ini tentunya tidak hanya berdampak
pada relasi guru dan murid selama belajar dari rumah, namun juga pentingnya optimalisasi
peran orang tua dalam pelaksanaan Belajara dari rumah.

Semakin mengkhawatirkan, Kemungkinan jumlah anak positif dan meninggal akibat SARS-
CoV-2 jauh lebih banyak mengingat IDAI melakukan metodologi pengumpulan data secara
manual. Ikatan dokter ini menghimpun data dari seluruh dokter anak yang menjadi
anggotanya di setiap daerah. Masalahnya, tak semua daerah di Indonesia memiliki cukup
dokter anak. Sementara ada pasien anak yang dirawat oleh bukan dokter anak.
“Per 22 Juni ada 36 anak dari sedikitnya 1.543 anak tertular COVID-19 meninggal dunia.
Sementara ada 204 anak dengan status pasien dalam perawatan (PDP) meninggal, yang
menunjukkan gejala tertular SARS-CoV-2 tetapi belum sempat dites swab atau hasil tesnya
belum keluar. Data itu memperbarui data mereka pada 18 Mei lalu ketika kasus positif
meninggal ada 14 anak dan PDP yang meninggal ada 129 anak. Jadi, meninggal PDP maupun
confirmed ada 200-an. Untuk saat ini jumlah korban yang meninggal anak Indonesia paling
banyak di Asia bahkan mungkin di dunia saat ini untuk masa pandemi Covid-19. Data
terakhir IDAI itu tak berbeda jauh dengan situs resmi pemerintah per 22 Juni: 37 anak
meninggal karena COVID-19. Namun, data pemerintah tidak memasukkan PDP anak yang
meninggal. Angka itu memang hanya 1,5 persen dari total 2.500 kematian nasional, tidak
lebih tinggi dari 43,4 persen kematian pasien di atas 60 tahun, kelompok umur paling
terpapar SARS-CoV-2. Tapi, kematian bukan cuma statistik. Angka ini dilengkapi tiap-tiap
provinsi merangkum jumlah PDP, ODP, OTG, dan positif Corona. DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah empat daerah dengan angka tertinggi.” Ketua Umum
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan.

Akhir bulan April 2020 hingga bulan Juni terdapat banyak pemberitaan Anak terpapar Covid-
19 ramai diberitakan di media massa khususnya media online, TV, dan Koran yaitu,
Pemberitaan di KompasTV Program Berita Sapa Indonesia Siang, Pada 29 April 2020. Anak
– Anak Terinfeksi COVID-19, Pasien positif covid-19 bertambah di Kabupaten Garut, Jawa
Barat, dan juga di Kota Gorontalo. Kedua kasus ini, adalah bocah laki-laki, yang masing-
masing berusia dua tahun, dan 8 tahun. Lalu bulan Mei 2020, terdapat pemberitaan 77 Anak
di NTB Positif Covid-19 Didominasi Bayi dan Balita.

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona
menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom
Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARSCoV).
Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
Peran keluarga si anak sangatlah penting untuk mencegah terjadinya penularan virus covid-
19 Mengatasi permasalahan ini, sudah banyak usaha yang dilakukan. Dari segi pencegahan,
seperti:

1. Selalu gunakan masker saat keluar rumah.

2. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.

3. Sering cuci tangan dengan sabun.

4. Selalu ambil jarak lebih dari 1 meter dari orang-orang saat berada di luar rumah.

Tetapi sebelum jauh melangkah ke penanganan eksternal, penanganan internal juga perlu
diberi perhatian utama, seperti penanganan mental dan psikis masyarakat. Peran keluarga
sangat penting di saat seperti ini karena kebijakan pemerintah mengharuskan masyarakat
untuk tetap di rumah, dan interaksi unit terkecil (keluarga) yang hanya bisa berinteraksi
dengan kita untuk saat ini. Peran keluarga sangat penting untuk menguatkan anggotaa
keluarganya yang lain.

Selain berpotensi mencegah anak terpapar virus covid-19, keluarga juga dapat berperan
seperti bisa saling mengingatkan agar tidak keluar rumah, menjaga kebersihan, selalu
mengonsumsi makanan sehat, serta mengingatkan anggota keluarganya agar tetap tenang dan
tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN COVID 19 PADA ANAK DAN BAYI


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas anak
Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nomer medrek,
diagnose medis, alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan anak, alamat, keadaan Kesehatan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama : keluarga pasien biasanya mengeluh aktivitas anaknya
terganggu karena kelemahan dan kelelahan
b. Riwayat Keluhan Utama : Awalnya keluarga pasien mengeluh semakin hari berat
badan anaknya berkurang disertai dengan keluahan tidak nafsu makan, mual muntah,
kelemahan, kelelahan, sakit tenggorokan, kehilangan indra penciuman
Keluhan yang biasanya dikeluhkan pasien pada saat pengkajian :
 Keluarga pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini anaknya rewel
disertai sakit kepala dan tenggorokan.
 Keluarga mengatakan bahwa pasien demam, mual dan muntah sudah 3
hari yang lalu.
c. Riwayat penyakit terdahulu:
Riwayat penyakit yang pernah diderita anak, biasanya sebelumnya anak belum pernah
mengalami penyakit poliomyelitis.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan anggota keluarga,
kultur dan kepercayaan perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi
keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain. Tanyakan apakah anggota keluarga
pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan covid 19, Kaji apakah
ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit ini.
4. Riwayat pertumbuhan perkembangan
a) Anak yang menderita covid 19 mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat
defisiensi protein maupun kalori dan gangguan pengecapan atau perasa
b) Anak me ngalami gangguan anoreksia dapat memperberat gangguan nutrisi
sehingga intake nutrisi semakin berkurang dan mengakibatkan penurunan berat
badan
5. Riwayat Nutrisi :

Anak biasanya mengalami nafsu makan menurun, berat badan menurun, mual dan
muntah, kehilangan indra pengecap dan kesulitan menelan.

6. Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas


Lingkungan yang buruk dapat memicu timbulnya infeksi, karena infeksi yang
kronik misalnya diare yang membuatnya mengalami gangguan penyerapan protein.
7. Riwayat psikososial
Ibu dengan anak yang menderita covid 19 dapat mengalami cemas karena
penurunan berat badan pada anak, penurunan nafsu makan, dan anak yang sering
rewel.

8. Pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Kelainan hematologi yang telah dilaporkan terjadi pada pasien COVID-19 adalah
limfopenia, leukopenia, leukositosis, eosinopenia, dan trombositopenia. Pada pasien
COVID-19 dengan hasil hitung limfosit absolut yang rendah (<0,4x109/L) dan lactate
dehydrogenase (LDH) tinggi (>1684 U/L), umumnya membutuhkan rawat ICU.
Hasil  peningkatan neutrophil lymphocyte ratio (NLR) ≥ 3,13 dilaporkan dapat
menunjukkan risiko terjadinya keparahan penyakit, terutama pada pasien berusia ≥ 50
tahun.

adapun pemeriksaan fisik toraks pada COVID-19 dapat ditemukan tanda sebagai


berikut:
 Perubahan suara paru ditemukan sangat beragam, dari yang tanpa kelainan suara paru
hingga wheezing dan ronkhi basah halus yang menunjukkan kondisi pneumonia pada
umumnya
 Tanda distress pernapasan berat, seperti stridor dan retraksi dinding dada, ditemukan
pada pneumonia berat[7,25]
 Peningkatan capillary refill time (CRT), yaitu > 2 detik
 Saturasi oksigen rendah, yaitu SpO2 < 90%[1,5-7]
  temperatur ≥38°C.[1,5-7]

9. Tumbuh Kembang Anak :

Biasanya ketika anak terkena penyakit covid tumbuh kembangnya terganggu, terutama
tumbuh kembang anak pada peningkatan ukuran tubuh yaitu, tinggii badan dan berat badan

10. Pengkajian Sosial :


Biasanya pada anak dengan penyakit covid 19 akan mengalami gangguan
konsep diri, karena anak tidak bisa bermain dengan kondisi tubuh yang sedang
dialaminya.
11. Riwayat Sirkulasi :
Anak biasanya mengeluh nyeri persendian saat beraktifitas, perubahan pada
tekanan darah, serta perubahan pada frekuensi pernafasan.
12. Riwayat Eliminasi :
Anak biasanya sering sembelit saat BAB. Usus mengalami gangguan fungsi.
Urine yang keluar sedikit (retensi urin).
13. Riwayat Neurosensori :
Anak biasanya tampak kelemahan dan kelelahan
14. Riwayat Nyeri/Keamanan :
Anak biasanya akan mengeluh nyeri, sakit kepala, gatal (pruritus), serta
sensasi yang abnormal. Gejala : nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda
dan biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon menarik dari
rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat/ tidur.
15. Riwayat Pernafasan :

Biasanya anak mengalami perubahan pola napas, irama napas meningkat, dispnea, potensial
obstruksi

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit
 Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.

NO Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DX Keperawatan
1 Gangguan Nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola makan anak.
Kurang dari keperawatan selama 3x24 2. Berikan nutrisi kalori,
Kebutuhan Tubuh jam, diharapkan perubahan protein, vitamin dan
b/d anoreksia, nutrisi anak membaik mineral.
mual dan muntah. dengan Kriteria hasil: 3. Timbang berat badan
1. Mual muntah anak.
berkurang 4. Berikan makanan
2. Intake output kesukaan anak.
adekuat 5. Berikan makanan
sedikit tapi sering.

2 Kecemasan pada Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat ansietas


anak dan keluarga keperawatan selama 1x24 anak dan keluarga (mis.
b/d kondisi jam, diharapkan Kecemasan rendah, sedang, parah).
penyakit pada anak dan keluarga 2. Sediakan informasi
menurun dengan tentang penyakit yang
Kriteria hasil: akurat sesuai
 Anak tenang dan dapat kebutuhan.
mengekspresikan 3. Berikan dorongan
perasaannya. motivasi pada anak dan
 Orang tua merasa tenang keluarga.
dan berpartisipasi dalam
perawatan anak.

B. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal Waktu No. Implementasi


Dx
Senin, 16 08.00 1 1. Telah mengkaji pola makan anak.
November
Wib 2. Telah memberikan makanan secara
2013
adekuat.
3. Telah memberikan nutrisi kalori, protein,
vitamin dan mineral.
4. Telah menimbang berat badan.

5. Telah memberikan makanan kesukaan


anak.
6. Telah memberikan makanan tapi sering.
Rabu 9 09.00 2 1. Telah memantau suhu tubuh.
februari
Wib 2. Tidak menggunakan usapan alcohol saat
2021
mandi/kompres.
3. Telah menghindari mengigil.

4. Telah mengkompres mandi hangat durasi

20-30 menit.

C. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk mengevaluasi apakah tindakan
keperawatan yang teah diberikan mencapai tujuan atau kriteria hasil yang telah
ditetapkan. Berikut salah satu evaluasi dari diagnosa pertama
Hari/tanggal Waktu No. Dx Evaluasi
Rabu 9 08.00 Wib 1 S: Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
februari sudah tidak mengeluh mual muntah lagi
2021 O: Klien terlihat tenang., TTV dalam batas
normal, intake output adekuat
A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan
Rabu 9 10.00 Wib 2 S: Ibu klien mengatakan bahwa badan
februari anaknya sudah tidak panas lagi.
2021 O: Klien terlihat tenang., TTV dalam batas
normal, fokus pada suhu 37,0 oC
A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
Rabu 9 15.00 Wib 3 S: ibu klien mengatakan anaknya sudah
februari tidak nyeri lagi, mengerti cara mengatasi
2021 nyeri sesaat, dan paham mengenai
pengobatan yang danjurkan.
O:Pasien terlihat tenang, TTV normal,
tidak menunjukkan adanya nyeri.
A:Masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus
dari golongan Coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru
dari Coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus
Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau
infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. Gejala awal infeksi COVID-
19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala.

SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Daftar Pustaka

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/

Debora Y. Bahaya Virus Corona Covid-19 dan Cara Mencegahnya. Tirto.id [Internet]. 2020;1.
Available from: https://tirto.id/bahaya-virus-corona-covid-19-dan-caramencegahnya-eKdF

Retia Kartika Dewi. Mayoritas Penularan Covid-19 dari Pasien OTG , Bagaimana. Kompas.com. 2020.
Available at : https://www.kompas.com /tren/komentar/2020/09/13/070000165/mayoritas-
penularan-covid-19-dari-pasienotg-bagaimana-mencegahnya

Anda mungkin juga menyukai