Anda di halaman 1dari 15

LAMBANG

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA


Optimasi Pengetahuan Tuberkulosis: Edukasi dan Pemantauan Kesehatan
melalui Aplikasi TBInsight

BIDANG KEGIATAN
PKM-RE

Disusun oleh :
Kelompok
ii

PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA


1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan :
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Program Studi :
d. Perguruan Tinggi :
e. Alamat Rumah :
f. No.Telp/HP :
g. Alamat Email :
4. Anggota Pelaksana :
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah :
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti :
b. Sumber Lain :
7. Jangka Waktu

Kota, Januari 2024


Menyetujui
Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama Nama
iii

DAFTAR ISI
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA........................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................4
2.1 Edukasi Kesehatan .............................................................................................4
2.2 Penyakit Tuberculosis.........................................................................................4
2.3 Pemantauan Kesehatan TBC ..............................................................................5
2.4 Aplikasi TB-Insight ............................................................................................6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian .........................................................8
3.2 Metode Penelitian ...............................................................................................8
3.3 Alat dan Bahan ...................................................................................................8
3.4 Pengumpulan Data .............................................................................................8
3.5 Perancangan Sistem Aplikasi .............................................................................9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................................. 11
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................................ 11
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Global Tuberculosis Report yang dipublikasikan oleh WHO
pada tahun 2020, menyatakan bahwa terdapat 10 juta orang yang menderita
tuberkulosis (TBC) di seluruh dunia dengan menyebabkan sebanyak 1,2 juta orang
meninggal setiap tahunnya. Negara Indonesia menjadi salah satu negara dengan
penderita penyakit TBC terbanyak di dunia yang diperkirakan terdapat sebanyak
845.000 penderita TBC dengan angka kematian sebanyak 98.000. Jumlah tersebut
berarti terdapat 11 kematian di setiap jam akibat dari penyakit TBC. Berdasarkan
angka jumlah kasus TBC tersebut, terdapat 67% kasus yang telah ditemukan dan
mendapatkan pengobatan, sedangkan sisanya sebanyak 283.000 pasien TBC belum
mendapatkan pengobatan dan memiliki peluang untuk menjadi sumber penyebaran
TBC bagi orang yang berada di sekitarnya (Kemenkes, 2021)
Tuberkulosis di Indonesia menjadi masalah serius karena penularannya
sangat mudah. Temuan kasus baru dan akses terhadap pengobatan menjadi hal
terpenting supaya penanganan TB berhasil. Satu seperampat abad atau 125 tahun
sudah bakteri tuberkulosis (TB) ditemukan. Upaya mengenyahkan penyakit ini
terus dilakukan, baik dalam skala global maupun lokal. Namun, semakin keras
usaha melawan TB, semakin pintar juga bakteri TB berkelit. Akibatnya, pengobatan
penyakit ini menemui banyak jalan buntu. Alih-alih lenyap, justru bakteri semakin
resisten dan multi restisten (Sulistyono, 2013)
Keberhasilan pengobatan TBC terhambat oleh sejumlah faktor yang diketahui.
Salah satu faktor utama terhambatnya keberhasilan pengobatan adalah
ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan keterlambatan diagnosis atau deteksi
kasus TBC. Untuk mengatasi faktor utama ini, tingkat keberhasilan pengobatan dan
deteksi TBC harus ditingkatkan dengan perilaku dan perhatian khusus dari petugas
kesehatan dan pasien. Dalam menangani kasus TBC, panjang waktu pengobatan
menjadi masalah bagi pasien dan petugas kesehatan. Pasien TBC aktif diharapkan
dapat berobat dan menjalankan pengobatan sesuai instruksi dengan perilaku
kepatuhan tinggi, dan petugas diharapkan dapat mendeteksi dan membimbing
pasien TBC dengan melakukan skrining dan pemantauan minum.

Peran Perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan sangat penting


karena berperan sebagai petugas pelaksana yaitu dalam memberikan pendidikan
kesehatan secara langsung kepada penderita yang menderita TB dan kepada
anggota keluarga serta masyarakat dalam mendorong pelaksanaan dalam minum
obat anti tuberkulosis. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh edukasi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan anggota keluarga tentang
pengawas minum obat (PMO) pada pasien TB (Erwinsyah et al., 2023)
2

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, dalam penelitian ini


dibangun sebuah aplikasi pemantauan kesehatan tuberculosis yang digunakan oleh
petugas kesehatan puskesmas dan pasien penderita TBC. Petugas kesehatan
puskesmas dapat memantau aktivitas pengobatan pasien dan pasien dapat
melaporkan aktivitas pengobatannya. Aplikasi pemantauan pengobatan pasien TBC
dibangun dengan tujuan membantu operasional petugas kesehaatan Puskesmas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana meningkatkan keterlibatan pasien dalam pengelolaan
kesehatan mereka sendiri, khususnya dalam pengobatan Tuberkulosis
(TBC)?
2. Bagaimana cara meningkatkan akses pasien TBC untuk melaporkan
aktivitas kesehatan dan minum obat secara teratur?
3. Bagaimana merancang dan mengembangkan aplikasi pemantauan
kesehatan TBC yang dapat membantu operasional petugas kesehatan
Puskesmas?
4. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengembangan aplikasi
pemantauan kesehatan TBC, termasuk pengumpulan data dari lapangan
dan wawancara dengan pemimpin serta petugas terkait?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam pengelolaan kesehatan mereka
sendiri, terutama dalam hal pengobatan Tuberkulosis (TBC).
2. Memperbaiki akses pasien TBC untuk melaporkan aktivitas kesehatan dan
minum obat secara teratur.
3. Merancang dan mengembangkan aplikasi pemantauan kesehatan TBC yang
dapat membantu operasional petugas kesehatan Puskesmas.
4. Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan dalam pengembangan aplikasi
pemantauan kesehatan TBC, termasuk pengumpulan data dari lapangan dan
wawancara dengan pemimpin serta petugas terkait.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Dari penelitian ini diharapkan :

1. Aplikasi pemantauan kesehatan TBC yang dapat membantu operasional


petugas kesehatan Puskesmas dan meningkatkan keterlibatan pasien
dalam pengelolaan kesehatan mereka sendiri.
2. Peningkatan akses pasien TBC untuk melaporkan aktivitas kesehatan
dan minum obat secara teratur.
3

3. Informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait, termasuk


penyedia layanan kesehatan, peneliti, dan pembuat kebijakan, untuk
pengambilan keputusan yang tepat dan perencanaan program yang lebih
efektif.
4. Kontribusi pada upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran
penyakit TBC di masyarakat.
1.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat penelitian ini adalah
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemantauan kesehatan pasien
Tuberkulosis (TB) melalui pengembangan aplikasi TB-Insight
2. Memperbaiki aksesibilitas dan kecepatan dalam proses pemantauan
kesehatan pasien TB
3. Meningkatkan transparansi dalam pelaporan kasus TB dan
memfasilitasi koordinasi serta kolaborasi lintas sektor
4. Memberikan alat yang canggih bagi para profesional kesehatan dalam
pemantauan, diagnosis, dan pengelolaan pasien TB secara holistik
5. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam perawatan mereka sendiri,
yang telah terbukti memiliki dampak positif pada keberhasilan
pengobatan TB
6. Kontribusi pada upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran
penyakit TB di masyarakat
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Edukasi Kesehatan
Belajar dari ketidaktahuan tentang pentingnya kesehatan dan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah kesehatan sendiri dikenal sebagai
Edukasi kesehatan. Pengetahuan individu, kelompok, dan masyarakat menentukan
kemampuan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal. Pengetahuan
adalah hasil dari pengindraan terhadap suatu objek melalui indra rasa, raba,
pendengaran, penglihatan, dan penciuman.
Menurut Maulana tahun 2009, pendidikan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan dan menanamkan
keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga
ingin dan dapat melakukan anjuran kesehatan saat ini.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang cara menjaga dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Oleh karena itu,
jelas bahwa upaya yang signifikan diperlukan untuk penyebaran dan penyebaran
informasi dalam upaya untuk mengubah, menumbuhkan, atau mengembangkan
perilaku positif (Maulana, 2009).
Tujuan Edukasi kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun
1992 maupun WHO adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan
disemua program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat pelayanan kesehatan maupun program kesehatan
lainnya
Sasaran edukasi kesehatan adalah untuk mengajar individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat untuk berperilaku sehat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Ini dilakukan baik di rumah, di puskesmas, maupun di
masyarakat secara terorganisir. Menurut pendidikan kesehatan, perilaku individu,
kelompok, atau masyarakat dapat berdampak positif pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Sebelum intervensi dilakukan, analisis terhadap masalah
perilaku harus dilakukan agar upaya atau intervensi tersebut efektif (Notoatmodjo,
2007).
2.2 Penyakit Tuberculosis
Bakteri Mycobaciterium tuberculosis adalah penyebab penyakit tuberkulosis
menular. Berbagai spesies bakteri Mycobacterium termasuk M. tuberculosis, M.
africanum, M. bovis, dan M. Leprae. Bakteri TBC dapat bertahan hidup dalam
5

lingkungan asam, yang disebut sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Selain bakteri
Mycobacterium tuberculosis, beberapa kelompok bakteri lain dapat menyerang
saluran pernafasan. Bakteri ini disebut Mycobacterium Other Than Tuberculosis
(MOTT), dan keberadaan bakteri ini dapat menyulitkan proses diagnosis dan
pengobatan TBC (Kemenkes, 2018).
Pasien TBC paru akan mengalami batuk dan dahak selama minimal dua
minggu. Selain gejala batuk berdahak, penderita mengalami gejala tambahan
seperti kesulitan dalam bernafas, dahak bercampur darah, batuk darah, badan terasa
lemas, massa tubuh berkurang, nafsu makan berkurang, malaise, demam meriang
yang bertahan lebih dari satu bulan, dan mengeluarkan keringat pada malam hari
bahkan saat tidak bergerak. Batuk pada pasien yang terinfeksi HIV biasanya bukan
gejala TBC tunggal; oleh karena itu, tanda batuk tidak selalu berlangsung selama 2
minggu atau lebih.

Hasil akhir pengobatan tuberkulosis paru dipengaruhi oleh lama pengobatan,


yang harus paling lama enam bulan atau dapat bertambah. Pengobatan tuberkulosis
paru terdiri dari fase intensif dan lanjutan. Penderita TBC harus mengonsumsi obat
TBC setiap hari selama dua bulan selama fase intensif, fase di mana mereka harus
mengonsumsi obat TBC tiga kali seminggu selama empat bulan. Obat yang
dikonsumsi selama fase intensif termasuk rifampisin, isoniasid, pirasinamid, dan
etambutol. Pada fase lanjutan, pasien harus mengonsumsi obat TBC tiga kali
seminggu selama empat bulan setelah dinyatakan berhasil (Andri, 2020).
2.3 Pemantauan Kesehatan TBC
Pemantauan kesehatan tuberkulosis (TB) merupakan suatu proses sistematis
yang bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data
terkait dengan kasus TB dan faktor-faktor terkait. Tujuan utama dari pemantauan
ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang prevalensi TB,
distribusi geografis penyakit, keberhasilan program pengendalian TB, serta untuk
mendeteksi perubahan tren dan pola penyakit yang mungkin memerlukan tindakan
lebih lanjut. Berikut adalah definisi pemantauan kesehatan TB secara lebih rinci:
Pemantauan kesehatan TB melibatkan pengumpulan data yang bersifat rutin
dan sistematis terkait dengan kasus TB. Ini mencakup informasi tentang jumlah
kasus baru, jenis TB yang terdiagnosis (TB paru atau ekstra paru), karakteristik
demografis pasien, dan data laboratorium terkait.

Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasi untuk memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang seberapa luas penyebaran TB di suatu wilayah,
populasi, atau komunitas tertentu. Analisis ini juga dapat mencakup evaluasi
keberhasilan program pengendalian TB, tingkat kesembuhan, dan deteksi dini kasus.
Pemantauan kesehatan TB membantu dalam mendeteksi perubahan tren dalam
epidemiologi penyakit. Hal ini dapat mencakup peningkatan atau penurunan jumlah
6

kasus, perubahan karakteristik demografis pasien, serta deteksi dini pola resistensi
obat.Data yang dikumpulkan melalui pemantauan kesehatan TB digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas program pengendalian TB yang sedang berlangsung.
Evaluasi ini dapat mencakup penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan strategi
pencegahan dan pengobatan, serta identifikasi area-area yang memerlukan
perbaikan.
Hasil dari pemantauan kesehatan TB dilaporkan secara berkala untuk
digunakan oleh pihak-pihak terkait, termasuk penyedia layanan kesehatan, peneliti,
dan pembuat kebijakan. Informasi yang diperoleh dapat membantu dalam
pengambilan keputusan yang tepat dan perencanaan program yang lebih efektif.
Pemantauan kesehatan TB juga berperan dalam pencegahan dan pengendalian
penyebaran penyakit. Identifikasi kasus-kasus baru, penelusuran kontak, dan
tindakan pengobatan yang cepat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran
TB di masyarakat.
2.4 Aplikasi TB-Insight
Pembuatan aplikasi TB-Insight merupakan inovasi yang signifikan dalam
upaya pemantauan kesehatan pasien tuberkulosis (TB). Aplikasi ini dirancang
untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi proses pemantauan, diagnosis,
dan pengelolaan pasien TB secara holistik. Dengan memanfaatkan teknologi
informasi, TB-Insight tidak hanya memberikan alat yang canggih bagi para
profesional kesehatan, tetapi juga memberikan dampak positif pada tingkat
pelayanan dan hasil pengobatan.
Aplikasi TB-Insight menyediakan berbagai fitur yang dirancang khusus untuk
mendukung pemantauan kesehatan pasien tuberkulosis. Salah satu fitur kunci
adalah sistem pencatatan elektronik yang menyediakan akses mudah dan terpusat
terhadap riwayat kesehatan pasien, termasuk data klinis, hasil tes laboratorium, dan
informasi pengobatan. Dengan adanya sistem ini, para profesional kesehatan dapat
dengan cepat mengakses informasi penting untuk mendukung pengambilan
keputusan yang tepat.
Selain itu, TB-Insight juga dilengkapi dengan fitur pemantauan jarak jauh
yang memungkinkan para profesional kesehatan untuk mengakses data pasien
secara real-time. Hal ini sangat berguna dalam situasi di mana pemantauan
berkelanjutan diperlukan, seperti selama periode pengobatan pasien TB. Dengan
demikian, TB-Insight membantu mengatasi tantangan terkait aksesibilitas dan
kecepatan dalam proses pemantauan.
Aplikasi ini juga menyediakan modul pelaporan yang terintegrasi,
memungkinkan para profesional kesehatan untuk dengan mudah melaporkan kasus
TB, mencatat kemajuan pasien, dan menyampaikan informasi penting kepada pihak
yang berkepentingan, termasuk lembaga kesehatan, badan pemerintah, dan
7

organisasi nirlaba. Ini tidak hanya meningkatkan transparansi dalam pelaporan


kasus TB, tetapi juga memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi lintas sektor.

Selain manfaat bagi para profesional kesehatan, TB-Insight juga memberikan


keuntungan besar bagi pasien TB. Aplikasi ini memungkinkan pasien untuk terlibat
secara aktif dalam pengelolaan kesehatan mereka sendiri. Mereka dapat dengan
mudah mengakses informasi tentang kondisi kesehatan mereka, mengikuti
perkembangan pengobatan, dan menerima pengingat untuk minum obat secara
teratur melalui Handphone maupun Situs Web. Fungsi ini bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan pasien dalam perawatan mereka sendiri, yang telah
terbukti memiliki dampak positif pada keberhasilan pengobatan TB.
8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2024 di Puskesmas
*untuk tempat penelitian detailnya bisa diisi sesuai yang diinginkan*
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode survei lapangan digunakan untuk menemukan
dan menganalisis masalah yang terdiri dari 3 tahapan yakni menemukan dan
menganalisis masalah, pembuatan aplikasi dan mengembangkan sistem, dan
membuat laporan. Survei lapangan ini diikuti dengan pengumpulan berkas yang
diperlukan dan wawancara terhadap pemimpin serta petugas yang terkait dengan
penelitian. Pengembangan aplikasi menggunakan System Development Life Cycle
(SDLC) model waterfall. Sementara pembuatan laporan berfungsi sebagai
dokumentasi penelitian.

3.3 Alat dan Bahan


Dalam penelitian ini, hardware dan software yang digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Satu unit laptop
b. Satu unit smartphone
c. Sistem operasi laptop Microsoft Windows 10.
d. Sistem operasi smart phone Android 10. XAMPP v3.3.0.
e. Web browser (Firefox, Microsoft Edge, atau Google Chrome).
f. Visual Studio Code sebagai text editor.
g. IDE Android Studio.
h. Framework Laravel
Untuk melakukan observasi ke puskesmas dan wawancara terhadap kepala
puskemas dan beberapa pasien TBC bahan yang digunakan yaitu kuisioner berupa
pertanyaan dan pengamatan operasional puskesmas
3.4 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data mencakup pengumpulan semua informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan akhir penelitian. Ada banyak cara untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, penulis melakukan beberapa hal.
Mereka melakukan kunjungan ke Puskesmas Karya Mulia dan melihat bagaimana
operasinya berjalan. Mereka juga melakukan wawancara dengan petugas kesehatan
dan kepala puskesmas yang menangani kasus TBC dan membaca literatur tentang
dokumen puskesmas, jurnal yang relevan, dan buku.
Berdasarkan berbagai aktivitas pemantauan yang telah dilakukan oleh
Puskesmas dan temuan dari diskusi tersebut, ruang lingkup pemantauan yang akan
menjadi dasar dari aplikasi adalah:
9

a. Sesi pengobatan adalah waktu yang ditetapkan untuk pasien untuk


memulai dan menghabiskan pengobatan.
b. Pasien minum obat di puskesmas sesuai arahan dokter.
c. Selama pengobatan dengan obat, pasien mungkin mengalami efek
samping.
Berdasarkan rancangan aplikasi yang akan dikembangkan, pengguna dari
aplikasi TB-Insight ini yakni admin puskesmas, admin (keluarga pasien), dan
pasien. Aktifitas kebutuhan pengguna didalam aplikasi sebagai berikut.
a. Admin Puskesmas
a) Mendaftarkan pasien.
b) Memantau aktivitas minum obat pasien.
c) Menerima laporan efek samping pengobatan pasien.
d) Melihat peta persebaran tempat tinggal pasien
b. Admin (Keluarga)
a) Memantau aktifitas esehatan pasien TB
b) Menerima laporan efek samping pengobatan dari Admin Puskesmas
c) Melihat peta persebaran tempat tinggal pasien
c. Pasien
a) Melaporkan lokasi rumah.
b) Melaporkan aktivitas pengobatan.
c) Melaporkan efek samping pengobatan.
d) Melihat kalender minum obat.
e) Melihat statistik kesehatan
f) Melihat informasi pasien dan pengawas

3.5 Perancangan Sistem Aplikasi


Berikut ini adalah rancangan dari aplikasi pemantau Kesehatan pasien TBC
TB-Insight.

Gambar 1. Alur Rancangan Sistem


10

Gambar 1 menunjukkan rancangan sistem untuk aplikasi pemantauan


kesehatan pasien TBC. Aplikasi ini terdiri dari dua aplikasi yang digunakan oleh
tiga user berbeda untuk berbagi data.
Aplikasi pemantauan kesehatan pasien TBC dapat diakses secara online
melalui server cloud/hosting yang terhubung ke database untuk menyimpan dan
mengelola data yang diterima. Administrator puskesmas dan pusat menggunakan
browser untuk mengakses aplikasi melalui internet. Admin berperan hanya dapat
memantau aktivitas pengobatan pasien tetapi tidak memiliki akses untuk
mendaftarkan pasien. Admin puskesmas berperan mendaftarkan pasien penderita
TBC dan memantau aktivitas pengobatan pasien TBC. Ketika admin puskesmas
membuat akun pasien TBC, akan terbentuk sebuah akun dengan username dan
password yang diberikan kepada pasien untuk login pada aplikasi pemantauan
pengobatan pasien TBC android. Aplikasi pemantauan kesehatan pasien TBC
android adalah aplikasi yang digunakan oleh pasien dengan menggunakan
perangkat mobile android untuk melaporkan titik lokasi rumah pasien, aktivitas
minum obat dan efek samping pengobatan yang datanya dikirimkan ke aplikasi
pemantauan pengobatan pasien TBC website melalui perantara web service API.
Pada halaman pertama aplikasi menampilkan sebuah tampilan login. Pasien
memasukkan username serta password yang telah diterima dari admin puskesmas
untuk dapat mengakses halaman utama dari aplikasi pemantauan pengobatan pasien
TBC android. Setelah login berhasil, pasien dapat melaporkan aktivitas kesehatan
dan minum obat serta efek samping pada halaman utama
11

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya PKM-RE dapat dilihat table 4.1
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-RE
NO Jenis Pengeluaran Besaran Dana
(RP)
1 Peralatan Penunjang
2 Bahan Habis Pakai
3 Perjalanan
4 Lain-Lain
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-RE
NO Jenis Kegiatan Bulan Ke- Penanggung
Jawab
1 2 3 4 5
1 Observasi

2 Wawancara dan
Pengumpulan Data
3 Perancangan Sistem
4 Penggunaan Aplikasi
5 Analisa data dan pelaporan
12

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2021).
Laporan Nasional Riskesdas 2021. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Erwinsyah, E., Yusmahendra, D., Jannah, M., & Martawinarti, R. N. (2023).


Pengaruh Edukasi Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang
Pengawas Minum Obat (PMO) pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Jambi
Tahun 2022: Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Ners Indonesia, 4(1), 124–133.
F. Yunita, R. I. Veronica, L. Ratnasari, A. Suhendra and H. Basuki, "Rancang
Bangun Aplikasi Kepatuhan Pengobatan TBC," Informatika Kedokteran :
Jurnal Ilmiah, vol. 2, no. 1, pp. 54-69, 2019.
J. Andri, H. Febriawati, Y. Randi and H. J, "Penatalaksanaan Pengobatan
Tuberculosis Paru," Jurnal Kesmas Asclepius, vol. 2, no. 2, pp. 73-80, 2020
Maulana. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : Komara Yudha
Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, "Infodatin Tuberkulosis


2018," 2018.
Sulistyono, R. E. (2013). TUBERKULOSIS BERBASIS BUDAYA.

Anda mungkin juga menyukai