Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Potensi Daya Saing (Competitiveness Potention) dan Latar Belakang

Pendidikan Karyawan Terhadap Pencapaian Kerja Karyawan pada Dinas PUPR


Wilayah Kepulauan Bangka Belitung

Yeyepan Oktari
NIM 530025161

ABSTRAK
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor kunci dalam perkembangan sebuah
organisasi. SDM adalah mesin organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
dan mewujudkannya. Oleh karena itu, produktivitas organisasi ditentukan oleh produktivitas
SDM dan produktivitas SDM ditentukan kompetensinya. Keahlian dan keterampilan seorang
ASN tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang
apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh potensi daya saing dan latar belakang pendidikan karyawan terhadap
pencapaian kerja karyawan pada Dinas PUPR Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis data
dilakukan dengan uji asumsi klasik dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai t bernilai positif sebesar 8.497 dan 0.645. Nilai signifikasi variable
potensi daya saing (X₁) adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diartikan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara potensi daya saing (X₁) terhadap pencapaian
kinerja (Y). Nilai signifikasi variable latar belakang pendidikan (X₂) adalah sebesar 0,519
lebih besar dari 0.05 sehingga disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan
antara latar belakang pendidikan (X₂) terhadap pencapaian kinerja (Y). Hasil uji regresi
linier dengan koefisien Adjust R Square sebesar 0,315 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang tidak cukup kuat antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen dikarenakan angka tersebut berada dibawah 50% dari faktor yang berpengaruh
kuat.

Kata Kunci: Potensi daya saing, latar belakang pendidikan, pencapaian kerja, kompetensi
karyawan

1
The Effect of Competitiveness Potential and Employee Educational
Background on Employee Work Achievement at the PUPR Service for the
Bangka Belitung Islands Province

Yeyepan Oktari
NIM 530025161

ABSTRACT
Human Resources (HR) is a key factor in the development of an organization. HR is the
engine of the organization to achieve the goals and objectives set and make them happen.
Therefore, organizational productivity is determined by HR productivity and HR productivity
is determined by competence. The expertise and skills of an ASN are not effective enough to
do something without a clear understanding of what will be done and how to do it. This study
aims to analyze the effect of the competitiveness potential and educational background of
employees on the work achievement of employees at the PUPR Office of the Bangka
Belitung Islands Province. The research uses quantitative methods with a descriptive
approach. Data analysis was performed by classical assumption test and multiple linear
regression test. The results showed that the t value was positive at 8.497 and 0.645. The
significance value of the competitiveness potential variable (X₁) is 0.000 which is smaller
than 0.05 so it can be interpreted that there is a significant influence between the
competitiveness potential (X₁) on performance achievement (Y). The significance value of
the educational background variable (X₂) is 0.519, greater than 0.05, so it can be concluded
that there is no significant effect between educational background (X₂) on performance
achievement (Y). The results of the linear regression test with the Adjust R Square coefficient
of 0.315 indicate that there is a relationship that is not strong enough between the
independent variables and the dependent variable because the number is below 50% of the
factors that have a strong influence.

Keyword: Competitive potential, educational background, work achievement, employee


competence

2
Pendahuluan Kompetensi SDM yang memadai diukur
dengan menggunakan kamus kompetensi.
Diawal tahun 2022 Badan Usaha Kompetensi merupakan kumpulan
Milik Negara (BUMN) membuka kompetensi yang memuat nama
lowongan kerja sebanyak 2.700 orang kompetensi, definisi kompetensi, uraian
dengan pelamar sejumlah 1,2 juta orang. kompetensi dan tingkat kompetensi, serta
Angka ini menunjukan bahwa tingkat indikator perilaku.
kebutuhan untuk bekerja di Indonesia yang Kenyataan yang ada dilingkungan
sangat tinggi dan lapangan pekerjaan yang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
memungkinkannya untuk dapat bekerja Ruang Provinsi Kepulauan Bangka
sesuai dengan latar belakang Belitung, ASN yang mempunyai latar
pendidikannya masih kurang memadai belakang Pendidikan non teknis masih
(voi.id, 22 April 2022). Hal ini pula mendapatkan posisi dan jabatan yang
tampaknya yang dapat mendorong para semestinya diisi oleh ASN dengan latar
calon tenaga kerja untuk memilih bidang belakang pendidikan yang sesuai yaitu
kerja yang tidak sesuai dengan latar teknis sipil, hal ini sangat bertentangan
belakang pendidikannya. Bahkan kesan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
asal mendapatkan pekerjaan menjadi trend Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
pemikiran bagi calon tenaga kerja saat ini. Birokrasi (MENPAN RB) Republik
Bahkan para pencari kerja tersebut belum Indonesia nomor 41 tahun 2018 tentang
memahami mengenai bidang – bidang nomenklatur jabatan pelaksanaan bagi
pekerjaan yang sesuai dengan latar ASN di lingkungan instansi pemerintah.
belakang pendidikannya. Bahkan ketika Adapun peluang persaingan untuk
pertama kali memutuskan untuk memilih mendapatkan posisi ataupun jabatan
jurusan di perguruan tinggi pun tanpa dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan
didasari oleh pertimbangan yang matang Penataan Ruang Provinsi Kepulauan
mengenai prospek dan bidang-bidang Bangka Belitung tidak berdasarkan
pekerjaan yang mungkin akan dijalaninya kompetensi dan latar belakang Pendidikan
sesuai dengan latar belakang pendidikan lagi, melainkan berdasarkan beberapa
yang ditempuh. faktor lain yang lebih dominan yang bisa
Pada tahun 2019, pembangunan mengalahkan faktor latar belakang
infrastruktur beralih pada pembangunan Pendidikan seorang ASN dan faktor
manusia, pemerintah menekankan tersebut diantaranya adalah faktor
Anggaran Pengeluaran Belanja Negara kedekatan hubungan antara bawahan dan
(APBN) 2019 telah masuk pada tahapan atasan dalam hal kekerabatan,
besar kedua setelah infrastruktur yaitu kesetiakawanan serta hubungan politik.
pembangunan sumber daya manusia ASN dengan latar belakang
dimana seluruh kementerian menyiapkan pendidikan teknik sipil harus menjadi
program investasi sumber daya manusia motor penggerak bagi masyarakat dalam
dengan serius (Nagel, 2019). upaya meningkatkan segala aspek
SDM yang menjadi faktor sentral kehidupan agar dapat berperan sebagai
penggerak pemerintahan Negara Kesatuan penggerak pembaruan dan pembangunan
Republik Indonesia adalah Aparatur Sipil masyarakat dalam kehidupan
Negara (ASN). Untuk menjadi penggerak bermasyarakat terutama dalam hal
pemerintahan yang handal SDM harus pembangunan infrastruktur. Demikian juga
mempunyai kompetensi yang memadai.

3
halnya degan ASN dengan latar belakang era industri 4.0 kebutuhan akan SDM
pendidikan non teknis yang sudah bekerja berkualitas dan berkompetensi di
dilingkungan konstruksi ini diberikan Indonesia sangat mendesak untuk
kesempatan oleh atasan untuk segera mengatasi 3 masalah utama yang ada saat
beradaptasi dan beprestasi guna ini yakni rata-rata angka kerja Indonesia
meningkatan kompetensi serta skill nya berketerampilan rendah (low skill),
dengan cara mengikuti berbagai diklat dan lapangan kerja yang tumbuh selama 4
seminar peningkatan kompetensi agar tahun terakhir tidak berhasil diisi oleh jenis
memiliki daya saing dan dapat berperan keahlian yang cocok (skill mismatch) dan
juga sebagai penggerak pembaruan dan lapangan kerja yang ada tidak berhasil
pembangunan secara profesional. dipenuhi oleh jumlah tenaga terampil yang
Kompetensi teamwork menurut memadai (skill shortages).
Peraturan Menteri Pendayagunaan Spencer mengatakan bahwa secara
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi umum, daya saing diartikan sebagai
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 kemampuan dari individu untuk
tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN menunjukkan keunggulan dalam hal
adalah kemampuan menciptakan, tertentu dengan memperlihatkan situasi
memajukan dan memelihara hubungan dan kondisi yang paling menguntungkan,
praktik kerja yang efektif, kewajiban harus hasil kerja lebih baik dibandingkan dengan
saling membantu untuk melaksanakan inidividu lainnya. Faktor yang diperhatikan
tugas dan mengoptimalkan semua sumber dalam persaingan adalah keunggulan
daya untuk mencapai sasaran strategis (Spencer, 2012). Keunggulan daya saing
organisasi. Dalam melaksanakan tugas- tergantung pada bagaimana efisiensi dan
tugas kehidupan sehari-hari, seorang efektifitas faktor-faktor menyebar. Hal ini
karyawan sering ditugaskan untuk dijabarkan sebagai seleksi yang disusun
melakukan pekerjaan dalam kelompok instansi atau organisasi tertentu tentang
kerja. Sebagai anggota tim harus bagaimana perpindahan faktor sesuai
menjalankan tugas atau fungsi dengan baik dengan teknologi yang digunakan. Tentu
dan mendukung keputusan yang dibuat saja nilai faktor-faktor tertentu dapat
oleh semua anggota tim. Setiap individu menjadi alternatif dari seleksi teknologi.
dalam tim memiliki kekuatan dan Tidak hanya bagaimana, tetapi dimana
kelemahannya masing-masing. Hal ini tempat faktor-faktor dikembangkan dalam
dianalisa pimpinan sehingga membentuk perekonomian penting, karena
kekuatan tim yang sesuai, mengantisipasi kecanggihan teknologi dan SDM
kemungkinan hambatan dan memperoleh berkompeten digunakan pada suatu
solusi yang optimal untuk keberhasilan dan keragaman industri.
pencapaian tujuan instansi. Peningkatan kompetensi karyawan
Latar belakang pendidikan sangat dibutuhkan untuk mendukung
mengarahkan karyawan pada pencapaian kemampuan kerja juga menentukan tingkat
prestasi kerja dalam skala tertentu baik kinerja yang dihasilkan karyawan.
rendah maupun tinggi. Kesesuaian beban Semakin tinggi kompetensi maka kinerja
kerja dan latar belakang pendidikan juga karyawan akan semakin tinggi.
seringkali diabaikan belakangan ini dalam
sistem birokrasi. Menurut Mangkunegara (2011)
kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

4
yang dicapai oleh karyawan dalam Penelitian ini menggunakan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan pendekatan kuantitatif yaitu metode
tanggung jawab yang diberikan. Kinerja untuk menguji teori-teori tertentu
karyawan yang optimal merupakan dengan cara meneliti hubungan
gambaran dari SDM yang berkualitas. antara variabel. Penelitian ini
Rendahnya kinerja karyawan
menggunakan metode survei, dengan
disebabkan oleh minimnya kemampuan
atau kompetensi karyawan dalam cara menyebar kuisioner kepada
menjalankan tugas yang dibebankan. pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
Sehingga, tidak mengherankan jika salah Penataan Ruang Kepulauan Bangka
satu upaya yang ditempuh meningkatkan Belitung.
kinerja yakni melalui peningkatan Dalam penelitian ini menggunakan
kompetensi/kemampuan karyawan, tanpa uji asumsi klasik dan regresi linier
mengabaikan upaya-upaya lain yang berganda untuk menganalisis data yang
ditempuh seperti peningkatan motivasi, diperoleh. Pengumpulan data dilakukan
dan sebagainya (Suryanto, 2012). melalui penyebaran kuesioner pada
Pemerintah telah menerbitkan responden.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 46 Tahun
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Karyawan Negeri Sipil (PNS). Peraturan Hasil dan Pembahasan
Pemerintah ini menggantikan Peraturan Berdasarkan uji validitas
Pemerintah sebelumnya yakni PP No. 10 reliabilitas menunjukkan bahwa
Tahun 1979 yang telah berlaku selama pernyataan dan pertanyaan yang
lebih dari tiga dasawarsa terakhir. Oleh berkaitan dengan variabel independen
karena itu, terbitnya PP baru diharapkan (potensi daya saing dan latar belakang
dapat memperbaiki sistem penilaian pendidikan) dan variabel dependen
kinerja karyawan dan secara umum (pencapaian kerja karyawan) dalam
meningkatkan pelayanan masyarakat lebih
koesioner dikatakan reliabel. Hal ini
baik. Berdasarkan PP. No. 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Karyawan dapat dilihat dari nilai Cronbach’s
Negeri Sipil (PNS) penilaian prestasi kerja Alpha yang positif berturut-turut 0.772,
PNS tidak hanya berdasarkan dimensi- 0.775 dan 0.757 > α= 0.60. Dengan
dimensi perilaku (behaviour) tetapi juga kata lain bahwa seluruh pertanyaan
dimensi mudah diukur. atau pernyataan dalam kuesioner
Dalam konteks PP 46/2011 dikenal penelitian ini memiliki tingkat
dengan istilah Sasaran Kerja Karyawan kehandalan yang baik dan dapat
(SKP). SKP memuat kegiatan tugas digunakan dalam analisis pada
jabatan dan target yang harus dicapai penelitian ini.
dalam kurun waktu penilaian bersifat nyata Sedangkan hasil uji validitas
dan dapat diukur. Penilaian prestasi
memperlihatkan bahwa seluruh item
melalui pencapaian SKP ini relevan
dengan prinsip produktivitas yang harus pernyataan dalam kuesioner lebih besar
dicapai seorang karyawan. dari nilai koefisien yakni 0,3610
. dengan ketentuan nilai koefisien butir
Metode Penelitian (r-hitung) dari 28 butir instrumen

5
(kuesioner) dengan sampel sebanyak berpengaruh secara signifikan
30 orang (n=30 responden), dengan α = terhadap pencapaian kerja
0,05 didapat r-tabel 0,3610 (df = n-2 karyawan. Hal tersebut
atau df = 30-2 = 28), artinya bila r- menunjukkan bahwa potensi daya
hitung < r-tabel, maka butir instrumen saing tidak berperan dalam
tersebut dapat dikatakan tidak valid dan mendorong karyawan untuk lebih
apabila r-hitung > r-tabel, maka butir bersaing dan berperan serta dalam
instrumen tersebut dapat digunakan meningkatkan pencapaian kerja
(valid). karyawan.
Pengaruh dari setiap variabel yang Dalam penelitian ini hasil analisis
ada yakni potensi daya saing dan latar juga menunjukkan bahwa potensi
belakang pendidikan terhadap daya saing berpengaruh secara
pencapaian kerja karyawan di Dinas positif secara simultan yang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menunjukkan Fhitung = 39,853 >
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ftabel = 3,13 dengan p-value =
dapat disimpulkan dari tanda dan 0,000 < 0,005. Kondisi
tingkat signifikasi atau probabilitas dari memperlihatkan bahwa
hasil hitung yang telah dilakukan. terbentuknya potensi daya saing
Variabel potensi daya saing antar karyawan sangat penting untuk
berpengaruh signifikan secara parsial meningkatkan pencapaian kinerja
terhadap variabel pencapaian kerja karyawan. Hasil menunjukkan
karyawan karena diketahui bahwa nilai bahwa pengaruh yang ditimbulkan
signifikasi (sig) < 0,05, sedangkan variabel potensi daya saing tidak
variabel latar belakang pendidikan hanya positif tetapi juga signifikan
tidak signifikan meskipun hasilnya serta cukup kuat terhadap
lemah dan tidak cukup kuat secara pencapaian kinerja karyawan yang
parsial terhadap pencapaian kerja ada di Dinas PUPR Wilayah Bangka
karyawan karena nilai signifikasi (sig) Belitung. Maka, secara teoritis dapat
> 0,05. dikatakan untuk pencapaian target
sasaran organisasi perlu adanya
a. Pengaruh potensi daya saing peningkatan profesionalisme setiap
pada pencapaian kerja karyawan yang akan memicu
karyawan terjadinya potensi daya saing antar
Hasil hitung regresi linier karyawan dalam hal ini kualifikasi
berganda menunjukkan bahwa pendidikan yang sesuai menjadi hal
potensi daya saing berbanding yang sangat penting untuk
searah dengan pencapaian kerja diperhatikan
karyawan akan tetapi hasil hitung Berdasarkan persamaan regresi
menunjukkan nilai signifikasi linier berganda tersebut dapat
potensi daya saing lebih besar dari disimpulkan nilai Konstanta =
0,05 sehingga dapat disimpulkan 10,503 sehingga sangat baik dapat
bahwa potensi daya saing tidak dinyatakan bahwa setiap faktor

6
dalam penelitian ini menunjukkan Model F Sig. Sig
bahwa mereka saling Regresion 39.853 0.000 .000b
mempengaruhi. Berdasarkan Residual
persamaan regresi linier berganda Total
tersebut dapat disimpulkan nilai α = Sumber: Hasil Penelitian, Data Diolah, 2021
10,503 jika potensi daya saing (X₁)
dan latar belakang pendidikan (X₂)
keduanya bernilai 0. Berdasarkan data hasil hitung
Sehingga dapat disimpulkan tersebut diketahui bahwa nilai nilai
bahwa tanpa adanya potensi daya signifikasi 0.000 lebih kecil dari
saing dan latar belakang pendidikan 0,05 yang menunjukkan bahwa
tidak memberikan pengaruh yang variabel independen secara bersama
cukup berarti pada pemcapaian (simultan) mempengaruhi variabel
kinerja. Dengan kata lain, dependen secara signifikan.
pencapaian kinerja masih dapat Sehingga dapat dinyatakan bahwa
dilakukan meskipun tanpa melalui potensi daya saing dan latar
potensi daya saing dan latar belakang pendidikan berpengaruh
pendidikan karyawan. secara signifikan terhadap
Faktor penting dalam pencapaian kerja karyawan pada
menentukan keberhasilan semua Dinas PUPR Provinsi Bangka
kegiatan yang berhubungan dengan Belitung.
pencapaian kerja karyawan adalah Koefisien Adjust R Square
dukungan yang diberikan oleh sebesar 0,307 menunjukkan bahwa
manajemen puncak. Artinya bahwa terdapat hubungan yang tidak cukup
semakin baik dukungan manajemen kuat antara variabel-variabel
puncak yang diberikan pada suatu independen dengan variabel
SKPD, maka semakin baik jalannya dependen dikarenakan angka
pencapaian kerja. Jika dikaitkan tersebut hampir mendekati angka 1.
dengan potensi daya saing dan Hal tersebut dikarenakan besaran
karakteristik responden maka dapat hubungan yang ada < 50 persen
dilihat bahwa manajemen puncak yakni sebesar 30,7 persen.
yaitu para kepala bidang yang telah Sedangkan koefisien determinasi
cukup pengalaman dalam (R2) sebesar 0,315 yang berarti
memberikan pengarahan bagi kontribusi variabel-variabel
karyawan sehingga dapat independen cukup kuat untuk
mengartikan secara jelas maksud- mempengaruhi variabel dependen
maksud ataupun penjelasan pihak sebesar 31.5 persen sedangkan
manajemen puncak dalam selebihnya 68.5 persen dipengaruhi
pencapaian kerja. oleh variabel lain diluar variabel
yang ada.
Tabel 1.1 Uji simultan

7
b. Pengaruh latar belakang secara langsung pada kesiapan SDM
pendidikan pada pencapaian dalam menghadapi dunia kerja
kerja karyawan dengan beban kerja masing-masing
Hasil hitung dari uji regresi linier yang berdampak langsung pada
berganda dari variabel latar kinerja karyawan.
belakang pendidikan menunjukkan Dari penelitian tersebut
bahwa nilai signifikasi lebih besar disimpulkan bahwa semakin tinggi
dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan tingkat potensi daya saing yang
bahwa latar belakang pendidikan terbentuk dalam suatu instansi maka
tidak berpengaruh signifikan secara semakin tinggi pula pencapaian
parsial terhadap pencapaian kerja kerja karyawan. Sama halnya
karyawan. Hasil tersebut dengan kualitas sumber daya
menunjukkan bahwa latar belakang manusia dapat mempengaruhi
pendidikan tidak berperan secara pencapaian kerja karyawan. Tingkat
penuh pada pencapaian kerja potensi daya saing harus
karyawan sehingga tidak diperhatikan dengan baik
mempengaruhi bentuk dari perkembangannya agar dapat
pencapaian kerja karyawan yang mendorong dan berperan bagi
tetap berada di posisi netral. karyawan untuk memberikan
Hal ini ditunjukkan melalui hasil pencapai kerja yang maksimal
penelitian yakni latar belakang sesuai dengan perencanaan
pendidikan karyawan dan pemerintah daerah. Namun, dalam
pengalaman kerja berpengaruh penelitian ini disimpulkan bahwa
secara bersamaan terhadap kinerja latar belakang pendidikan tidak
karyawan dengan nilai Fhitung = memberikan peran yang cukup kuat
47,542 > Ftabel = 3,13 atau p-value dalam pencapaian kerja karyawan
= 0,000 < 0,005. Dalam penelitian dibidang tertentu. Latar belakang
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak memberikan
variabel latar belakang pendidikan pengaruh yang cukup berarti dalam
bersamaan dengan pengalaman hal ini dikarenakan beberapa
memberikan pengaruh pada kinerja eksternal lain yangikut berpengaruh
karyawan. Latar belakang atau justru latar belakang
pendidikan tidak memberikan efek pendidikan mampu mempengaruhi
tertentu pada pencapaian kinerja bidang lain selain pencapaian kerja
karyawan secara langsung, tetapi yakni kualitas kerja karyawan.
latar belakang pendidikan
memberikan pengaruh dengan
didampingi faktor lainnya seperti Kesimpulan dan Saran
keterampilan dan kemampuan yang Potensi daya saing karyawan
mengikuti latar belakang berpengaruh positif dan signifikan
pendidikan. Akan tetapi, latar terhadap pencapaian kinerja Dinas
belakang pendidikan berpengaruh

8
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dalam hal ini penting pula untuk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memastikan tingkat potensi daya saing
hal ini menunjukkan bahwa H1 dilingkungan kerja karyawan untuk
diterima. Semakin besar daya saing diperhatikan dengan baik sehingga
SDM akan semakin tinggi tingkat pencapaian kerja karyawan sesuai
kompetensi karyawan yang dengan yangtelah ditentukan. Semakin
dibutuhkan. Maka kondisi ini tinggi tingkat potensi daya saing yang
membantu Dinas Pekerjaan Umum dan ada di lingkunan kerja karyawan maka
Penataan Ruang Provinsi Kepulauan dapat membantu meningkatkan
Bangka Belitung untuk mencapai pencapaian kerja karyawan di
tujuan yang lebih mudah dengan pemerintah daerah. Dapat dikatakan
pencapaian kinerja karyawan yang bahwa potensi daya saing karyawan,
semakin baik pula. semakin besar nilai daya saing maka
Potensi daya saing karyawan semakin positif pengaruh yang ada
berpengaruh secara positif terhadap terhadap pencapaian kinerja karyawan
pencapaian kerja karyawan meskipun kurang siginfikan dan cukup
berdasarkan Koefisien korelasi Adjust kuat secara parsial.
R Square sebesar 0,307 yang Latar belakang Pendidikan
menunjukkan bahwa terdapat karyawan berpengaruh positif terhadap
hubungan yang cukup kuat antara pencapaian kinerja karyawan tetapi
variabel-variabel independen dengan tidak signifikan hal ini disebabkan oleh
variabel dependen dikarenakan angka hasil analisisnya lemah dan tidak cukup
tersebut hampir mendekati angka 1. kuat secara parsial, maka H2 ditolak.
Selain itu juga koefisien determinasi Dalam penelitian ini latar belakang
(R2) sebesar 0,315 yang berarti pendidikan tidak berpengaruh terhadap
kontribusi variabel-variabel pencapaian kinerja karyawan Dinas
independen cukup kuat untuk Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
mempengaruhi variabel dependen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
sebesar 31,5 persen sedangkan melainkan lebih pada prestasi kerja
selebihnya 68,5 persen dipengaruhi dimana setiap beban kerja yang
oleh variabel lain diluar variabel yang diberikan dapat diselesaikan dengan
ada. baik. Hal ini dikarenakan pencapaian
Tidak terdapat pengaruh pada kerja karyawan tidak bisa dipengaruh
variabel latar belakang pendidikan oleh satu variabel atau faktor tertentu
terhadap pencapaian kerja karyawan saja melainkan beberapa faktor
secara parsial. Nilai signifikasi variabel eksternal lainnya. Ini ditunjukkan pada
latar belakang pendidikan (X₂) adalah hasil koefisien determinasi sebesar 31,5
sebesar 0,519 lebih besar dari 0.05 persen saja. Ini memperjelas bahwa
sehingga disimpulkan bahwa tidak latar belakang pendidikan mampu
adanya pengaruh signifikan antara latar mempengaruhi pencapaian kerja
belakang pendidikan (X₂) terhadap karyawan secara bersama dengan
pencapaian kerja karyawan (Y). faktor eksternal lainnya. Ini dibuktikan

9
dengan uji simultan yang menunjukkan Bogdan dan Taylor. (2012). Prosedur
bahwa latar belakang secara bersama Penelitian Pendekatan
dengan potensi daya saing berpengaruh Kualitatif. Edisi kesepuluh.
sangat positif dan signifikan pada Jakarta: Rineka Cipta.
pencapaian kerja karyawan. Latar
belakang pendidikan tidak bisa berdiri Buchari, Zainun. (2012), Manajemen
sendiri melainkan bersama variabel Sumber Daya Manusia
lainnya. Indonesia, Penerbit Gunung
Agung, Jakarta.
Cascio, Wayne F. (2013). Managing
Daftar Pustaka Human Resources. New York:
Adwiani Sinarsari, Ayu Noviani The McGrawHill Companies.
Hanum. (2012). Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan Terhadap Davis, Gordon B. (2013). Kerangka
Motivasi Kewirausahaan Dasar Sistem Informasi
Mahasiswa (Studi Kasus Pada Manajemen. Palembang:
Mahasiswa UNIMUS di Maxikom.
Semarang). Seminar Hasil- Gibson, R L; Mitchell, Marianne H.
Hasil Penelitian – LPPM (2011). Bimbingan dan
UNIMUS 2012:342-352 Konseling. Edisi Indonesia-
Amri, Sofyan. (2010). Proses Edisi ke Tujuh. Yogyakarta:
Pembelajaran Inovatif dan Pustaka Pelajar
Kreatif Dalam Kelas, Metode, I Kadek Yogi Setiawan. (2015).
Landasan Teoritis, Praktis dan Pengaruh Latar Belakang
Penerapannya, Jakarta: Prestasi Pendidikan dan Pengalaman
Pustaka. Kerja Terhadap Kinerja
Anwar Prabu Mangkunegara. (2015). Pegawai pada PT. Federal
Sumber Daya Manusia International Finance (FIF)
Perusahaan. Cetakan kedua Group Cabang Singaraja (Vol.5
belas. Remaja Rosdakarya: Nomor 1). Universitas
Bandung Pendidikan Ganesha.

Bejtkovský Jiří. (2016). The Inese Mavlutova dan Santa Babauska.


Employees of Baby Boomers (2020). The Competitiveness
Generation, Generation X, and Balandced Scorecard of
Generation Y and Generation Z Health Care Companies.
in Selected Czech Corporations International Journal of
as Conceivers of Development Synergy and Research.
and Competitiveness in their Jackson, Schuller, Werner. (2011).
Corporation. (Vol.8 No.4). Pengelolaan Sumber Daya
Journal of Competitiveness. Manusia 2. Edisi kesepuluh.

10
(terjemahan). Jakarta: Salemba Moorhead dan Griffin. (2013). Perilaku
Empat. Organisasi (Manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM) dan
José G. Vargas-Hernández dan Organisasi). Jakarta: Salemba
Mohammad Reza Noruzi. Empat.
(2010). How is Intellectual
Capital and Learning Nagel, P. Julius F. (2013). Pentingnya
Organization Can Foster: peran pemimpin
Organizational membangkitkan kreativitas
Competitiveness. (Vol.5 No.4). masyarakat guna
International Journal of pengembangan ekonomi daerah.
Business and Management. In proceeding Seminar
Nasional (Vol. 3). Universitas
Langeveld, M.J. (2011). Menuju ke Jenderal Soedirman.
Pemikiran Filsafat. Cetakan 14.
Jakarta: Remaja Rosdakarya. Nagel, P. Julius F. (2018). Peningkatan
Modal Manusia yang Berdaya
Lexy J. Moleong. (2013). Metode Saing. Journal Proceeding
Penelitian kualitatif. Bandung: Series, volume 5. Universitas
Remaja Rosdakarya. Katolik Widya: Surabaya
Lutfi, Mairizal Putra. (2017, 14 Maret). Okoro Chinwendu Michael dkk.
Ombudsman RI: Keluhan (2018). Competitiveness
Masyarakat Terhadap Pelayan Among Employees in The
Publik Semakin Meningkat Workplace: The Influnce of
dalam Nasional.Kompas.com. Conflict Handling Styles and
Muhammad Teguh Nuryadin, Riswan Organizational Type. (Vol.23
Yunida, Shinta Febiyansari. No.6). IOSR Journal of
(2019). Pengaruh Latar Humanities and Social Science.
Belakang Pendidikan, Robbins, Stephen. P. Dan Timothy A.
Pengalaman, Pelatihan dan Judge. (2012). Perilaku
Hubungan Antar Pegawai Organisasi. Edisi Ke12, Buku 1,
Terhadap Kinerja Mantri pada Alih Bahasa: Diana Angelica.
PT. Bank Rakyat Indonesia Salemba Empat, Jakarta.
(Persero) TBK Cabang
Samudera Banjarmasin. (Vol.3 Schrita Osborne dan Mohamad S.
No.1). Jurnal Ilmiah Hamaoud. (2017). Effective
Manajemen. pages 10-18. Employee Engangement in the
workplace. (Vol.16 No.1).
International Journal of
Applied Management and
Technology.pages. 50-67

11
Sedarmayanti. (2012). Manajemen Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.
Sumber Daya Manusia (SDM). (2012), Brand Management &
Jakarta: Refika Aditama Eresco. Strategy.Yogyakarta: Penerbit
Andi
Simamora, B. (2012). Panduan Riset
dan Perilaku Konsumen, Venclová Kateřina, Šalková Andrea,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Koláčková Gabriela. (2013).
Identification of Employee
Sinambela, Lijan Poltak. (2012). Performance Appraisal
Kinerja Pegawai. Methods in Agricultural
Yogyakarta: Graha Ilmu Organizations. (Vol.5 No.2),
Spencer, Lyle M. Jr, PhD and Spencer, pages 20-36
Signe M. (2006).
Competence at Work Models Veithzal Rivai dan Ella Jauvani.
for Superior Performance. (2012). Manajemen Sumber
Inc.N.Y.: Press. Daya Manusia (SDM) Untuk
Sriwidodo, Untung & Agus Budhi Perusahaan: Dari Perusahaan
Haryanto. (2010). Pengaruh Ke Praktik. Edisi ke-1, Rajawali
Kompetensi, Motivasi dan Pers, Jakarta
Kesejahteraan Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pendidikan. Webster, Merriam. (2011). Merriam
Jurnal Manajemen Sumberdaya Webster’s Collegiate
Manusia Vol. 4 No. 1 Juni Dictionary. United States of
2010: 47 – 57. America: Merriam Webster
Incorporated.
Suharsimi, Arikunto. (2016). Prosedur
penelitian Suatu Pendekatan Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja.
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi ke-3. Jakarta: Rajawali
Pers
Thecle Peggy Angouanda Oprba dan
Muhammed Najib, Elqualidi. Zahrotul Mufidah. (2017). Pengaruh
(2017). Intrepreneurial Practices Latar Belakang Pendidikan,
and Organizational Beban Kerja dan Lingkungan
Competitiveness: A Theoretical Kerja Non-Fisik Terhadap
Approach. (Vol.12 Nomor 6). Kinerja Pegawai PT. Bank BNI
International Journal of Syariah Cabang Kediri. (Vol.1
Business And Management. No.5). Jurnal Simki-Economic.

12

Anda mungkin juga menyukai