Arafat Nur lahir di Lubuk Pakam, Sumatera Utara. Sejak muda, dia sudah mengakrabi
dunia sastra, terutama puisi dan prosa. Mengawali debutnya sebagai penulis pada tahun 1997.
Pada saat itu, karya-karyanya mulai terpublikkasikan di sejumplah media massa, baik yang
terbit di Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam maupun Jakarta. Produksivitasnya
meningkat ketika dia pindah ke Lhokseumawe (NAD). Latar belakang inilah yang akhirnya
Aceh. Selain pernah bekerja sebagai guru honorer, Arafat juga menjalani profesinya sebagai
jurnalis. Di bidang kajian, dia aktif di yayasan Ranub Aceh sebagai ketua Devisi Sastra.
Karya yang pernah dihasilkan oleh Arafat Nur sebagai berikut Meutia Lon Sayang
(Novel, Mizan, 2005), Cinta Mahasunyi (Novel, Mizan, 2005), Percikan Darah di Bunga
(Novel, Zikural Hakim, 2005), Antologi Remuk (Cerpen, DKB, 200), Antrologo Keranda-
Keranda (Puisi, DKB, 2000), Aceh Dalam Puisi (Puisi, Assy-syamil, 2005) Mahaduka Aceh
(Puisi, PDS HB. Jassin, 2005), Lagu Kelu (ASA-Japan Aceh Net, 2005), Cinta Bidadari
(Novel, Intermasa 2007), Nyanyian cinta Di Tengah Ladang (Novel intermasa 2007),
Romansa Taman Cinta (Novel, Japanet 2008), Gerimis Senja Ditengah Desa (Kumpulan
Cerpen, Intermasa 2008), Lampuki (Novel, Serambi 2011), Burung Terbang Ditengah Malam
(Novel Bintang 2014), Tempat Paling Sunyi (Gramedia 2015), Tanah Surga Merah (Novel
Gramedia 2017), Keajaiban Paling Hebat di Dunia (kumpulan Puisi, Basabasi 2017),
Percikan Darah di Bunga ( Novel dicetak ulang oleh Basabasi 2017), Bulan Kertas ( Novel,
Gramedia 2017), Bayang Suram Pelangi(Novel, DIVA Press 2018). Peng hargaan yang
pernah didapat oleh Arafat Nur antara lain pengharahan terbaik lomba penilisan cerpen
Taman Budaya Aceh (1999), juara III Nasioanal lomba poenulisan novel Forum Lingkar
Pena (2005), juara III Lomba Cerpen Hari Kartini (2005), juara III Lomba Novel Do Karim
(2008), juara I penulisan Tentang Desa (2008), penghargaan Lencana Emas Dari Pemerintah
Aceh (2016), Novel Lempuki menjadi pemenang sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta(
2010), Novel Lempuki meraih Khatulistiwa Literasy Award (2011), Penghargaan balai
bahasa Provensi Aceh (2011), juara II Lomba Cerpen Femina (2016), Novel Tanah Surga
4.2 Sinopsis
Jika kehidupan adalah sebuah perjalanan, Fais adalah seorang petualang yang berjalan
sendirian di antara riuhnya dunia. Di tengah masyarakat yang mengelu-elukan sosok Tuan
Beransyah, Fais memiliki jalannya sendiri, Dia ingin membuktikan bahwa kandidat walikota
yang dikenal alim, dermawan, dan pandai agama itu tidak lain adalah sosok yang amat
munafik. Maka , dimulailah sebuah perjalanan dengan kejutan disetiap tikungan nya. Perjalan
itu tidak saja membuat Fais menemukan kebenaran dibalik poilitik pencoitraan yang
membuakan, tetapi juga kebenaran perasaanya. Fais akhirnya sadar, pertemuan dengan
membawanya pulang pada cinta sejatinya. Burung terabang dikelam malam mengungkap
kehidupan sosial yang begitu dekat “ tentang sisi gelap politik dan cinta. Hubungan cinta
terlarang, perasaan tidak berdaya, takut kehilang koma dan kesedihan yang begitu kental
berpadu tanpa kehilang rasa humor. Sebuah kisah yang berliku diceritakan dengan sangat
Novel yang menyuguhkan cerita dari sudut pandang orang pertama-aku, yang adalah
Fais, seorang wartawan yang tinggal dikota Lamlhok- ini bercerita tentang petualangan
si”aku”, bertolak dari kota Panton, hingga Langsa untuk apa? Tak lain adalah untuk menemui
para “perempuan npeliharaan” tuan Bransyah, kandidat kuat walikota Lamlhokyang di elu-
elukan semua orang. Dibalik citra kelakuan alim dan murah hatinya, Fais tahu bahwa lelaki
tua itu tak lebih dari pada nseorang landok, yang kaya raya dan punya banyak istri, hingga
mencapai belasan. Bahkan, ada desas -desus bahwa kekayaannya diperoleh dari berdagang
ganja, yang memang tumbuh subur ditanah Aceh sebagai seorang wartawan yang tidak
benar-benar bersih, para wartawan lain di Aceh,Fais selalu merasa berdosa ketika dimninta
tuan Bransyah menuliskan hal-hal yang bai tentangnya. Mau tidak mau Fais melalukannya
karena sedang dalam kondosi ekonomi yang gersang. Dibalik tulisanya yang memuja tuan
Bransyah, Fais memulai sebuah proyek penulisan novel yang berdasarkan kisah nyata tentang
perjalannya menemui para isteri Baransyah. Kebanyakan wanita yang dia temui itu
sebagai istri yang selayaknya . lelaki tua itu jarang sekali menemui mereka sekalinya mampir
kerumah hanya untuk memuaskan nafsunya. Anehnya, ada seorang istrinya yang malah
mendukung kelakuan tuan Baransyah. Beragam sifat dan latar belakang wanita di temui Fais,
mulai dari yang cara bicaranya kasar, seorang pelacur, yang masih mudan dan cantik, hinga
yang sudah tua. Selam perjalann itu, Fais tidak luput menuliskan semua pengalamannya pada
sebuah buku catatan, untuk bahan menulis novel nanti awalnya, Fais murni merlakukan
pejalan itu untuk mencari tahu istri-istri tuan Baransyah. Untuk mengungap segala borok pria
itu. Namun petualanganya berubah menjadi petualanan liar yang berakhir di ranjang para
wanita itu. Entah itu mungkin karana para wanita itu terlalu lama ditinggal suaminya. Atau
akrena ketampaan Fais dan sifatnysa yang lekas akrap dengan para perempuan.
Entahlah .... yang jelas, Fais memang serupa” burung terbang” , yang sedang menarai
tempat berpulang. “tidak seberapa lama, tiba-tiba saja wajahnya menjembul lewat celah tirai
pintu dengan tatapan mengundang,’ kukira ada baiknya kamu yang masuk kemari, tidak
mungik aku keluar dengan keadaan begini....” (hal 98). Petualangan itu benar-benar
membawa bencana ketika akhirnya membuat Safira gadis yang sedang dekat dengannya,
marah dan menjauhinya. Tepat disaat Fais akhirnya menyadrai siapa yang sebenarnya
dicintainya. Diantara para wanita itu.... ketika hatinya sedang hancur, dan dirinya remuk tak
dan politik yang ditemui di negeri ini. Ditengah jalan kisah cinta yang bermuatan kriti
sosial, sarat konflik, dan ketengang, kita dapat melihat kemunafikan dan kebusukan
manusia yang brtbalut kefanatiakan buta. Kisah ini mmengandung satireribgan, jenaka dan
juga tajam-sesuatu yang memang telah menjadi salah satu kekuatan dari gaya cerita ini
“sebuah sisi kelam dan janji politikus untuk menyejahterakan rakyat, sungguh jauh pangang
dari api. Justru yang muncul adalah persoalan pelik, yaitu nafsu berkuasa atas jabatan dan
perempuan yang begitu lugus didedah dann dibeberkan dalam novel ini. Persoalan
perempuann diceritakan begitu menohok dan berani. Di tengah minimnya prestasi dan
setumpuk masalah pedmerintah, Arafat Nur justru terampil begitu garang menyuarakan
penentangan terhadap ketimpanggan melalui mata batinya. Melalui sastra, dia berteriak
“Arafat Nur masih tetap setia dengan kelugasan dan kelurusan bercerita. Dibuku ini, kita
akan merasakan seperti dibawa masuk kesebuah reportase yang jujur dan apa adanya. Bagi
yang menyukai Lempuki, novel Burung Terbang di Kelam Malam sungguh tak akan
mengecewakan.”
-Avianti Armand, arsitek, penyair, dan cerpenis.
“ Novel ini sungguh menghibur sekaligus membuata saya terkagum terharu, dan
pada akhirnya termenung. Arafat Nur mampu meramu adegan-adegan lucu, lugu, kisah
romansa, kritik sosial, ketegangan, dan konflik yang diambil sang tokoh ‘aku’ dengan
sangat memikat. Alur cerita runut dengan bahasa yang renyah, berusaha menhungkapkan
novel ini berlatar situasi Aceh pasca perang, kisahnya bisa menjadi cerminan bagi
persoalan-persoalan kemanusiaan, agama, sosial, dan politik yang banyak ditemui di negri
ini.”
“Membaca karya Arafat Nur ini, kita kita dibuatnya tercekat. Melalui kandungan muatan
lokal yang luar biasa padat, segar kita dapat memahami Aceh dengan begitu baik. Bahkan,
pembaca yang bukan orang Aceh sekalipun bisa betul-betul merasakan gejolak dan gelit
“Burung Terbang di Kelam Malam adalah karya anak dari cinta segi lima yang penuh
gairah politik , humor, romansa, serta citra bahasa yang terjaga kuat dan rapi.
“Sebuah novel yang mengungkapkan realita sosial-politik suatu masyarakat dari kurun yang
rawan, menandakan bahwa pandangan penulis telah menjelma menjadi, sebuah sikap nyata,
semacam upaya aktif untuk penyelamtan kenangan yang terancam punah oleh senjata
rekayasa naratif kaum penguasa yang hendak memonopoli kebenaran, rekayasa naratif
tanah air baru bagi kebenaran. Arafat Nur, melalui Burung Terbang di Kelam Malam, telah
menciptakan tanah air baru bagi kebenaran diluar sejarah yang terancam mati, memberikan
“Ada tiga alasan sebuah novel menjadi kuat, pertama latar kehidupan si penmgarang, kedua,
kekuatan berbahasa dan teknik bercerita, ketiga, visi pengarang yang jelas menyoal
kehidupan ini. Arafat Nur, dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam, memperlihatkan
kekuatan atas ketiga alasan itu. Sebagaimana Lampuki, dia tetap tidak bergeser pada
konsistensi mengusung kisah tokoh-tokoh dengan perjuangan hidup yang rawan, getir dan
juga penuh harapan. Dia menjadi wakil dari narasi lokal yang ada di Nusantara,
berkesaksian tentang Aceh, sesuai perjuangan, reformasi ,tragedi, dan sesuai tsunami.”
-Sihar Ramses Simantupang, jurnalis sastra, penyair, penulis prosa dan esai.
“Sebuah novel menarik berbalut intrik politik dan kisah cerita yang unik.”
“Novel yang renyah sekaligus bernas. Begitu masuk ke ceritanya, kau tidak `bakal bisa
mengenai politik, korupsi, keagamaan, dan feminisme dengan cara yang jenaka. Membuat
kita menertawakan kepahitan dan kegetiran hidup yang tidak menguntungkan ini.”
“Disadari atau tidak, aceh telah begitu menjadi Tanah Air yang istimewa tidak hanya secara
geofgrafis atau politis. Beberapa dari kita berhasil merasakan seolah wilayah itu terlalu
lahirnya, mengupas setiap lapisan menuju bagian akhir yang sungguh sulitr untuk bisa
dipercaya.”
egois, idealis sekaligus pramatis, dan realigius sekaligus munafik dalam jejaring cerita
“Berani, genit dan terus menggoda hingga titik akhir cerita. Novel ini seperti menelanjangi
sisi-sisi gelap manusia yang tersembunyi, bahkan mengguncang jiwa. Yang pasti sangat
bertolak belakang dengan bayangan Aceh yang sebelumnya ada dalam pikiran kita semua.”
-Dimas Ariska Mihardja,penyair dan dosen pendidikan Bahasa dan Sasttra Indonesia.
“Novel ini berkisah gejolak cinta di tengah keteganggan tragis dan komik dari para manusia
korban perang yang meletihkan,. Dikemas dengan kepiawaian gaya tutur eksotis.
Karikatural yang begitu segar dan memikat. Arafat Nur menyuguhkan kepada kita sejumlah
snapshot yang akan terus berdiam dalam ingatan. Gugatan pada moralitas manusia dalam
Burung Terbang di Kelam Malam mampu menerabas lokalitas yang dikandungnya, dan
“Menghadirkan situasi tidak menentu dan penuh kebimbangan di tengah situasi konflik
politik, sosial, dan keserakahan manusia. Arafat Nur secara piawai mengorek borok tanah
lahirnya, bertutur tajam dan kadang dengan amat jenaka. Dia menusuk begitu dalam
sekaligus menghanyutkan. Malah di tengah-tengah kasburnya makan kemerdekaan, dia
justru berhasil membebaskan diri dari segala rintangan belenggu seraya mencatat setiapa
jengkal sejarah yang dilaluinya. Novel ini adalah sebuah potret dan sebingkis cerita yang
“ Novel yang luar biasa membius tidak hanya menggugah, tetapi juga mempu merekam
every detail of sequel Aceh pascakonflik dan tsunami. Menggambarkan dengan sangat baik
dan jelas perihal masa transisi Aceh ke demikrasi yang secara cerdik direbut oleh orang-
orang hipokrit, kejam, dan bodoh. Burung Terbang di Kelam Malam adalah sebuah auto-
etnografi yang menusuk tajam mengenai dunia wartawan, politik, dan orang-orang biasa
yang di adirkan secara realis dengan romantisme lucu, satire, dan sinis. Semua peneliti dan
pemerhati Aceh harus membaca novel ini untuk lebih memahami ‘zeitgeist’ Aceh masa
kini.”
-Al Chaidar, dosen ilmu politik, pengamat teoris nasional, dan salah seorang penulis buku
“Cerita yang disajikan Arafat Nur merupakan kisah yang dengan mudah dapat diikuti
karena layar realis yang jelas tegas mengantar pembaca. Namun dari segi cerita semacam
ini, karakter dan gejolak relung jiwa para tokoh menjadi megnet yang membuat halaman
“tema kemanusiaan dalam sebuah novel akan mampu bertahan lebih lama dalam memori
pembaca. Sejatinya, sembarang penulis bisa mengangkat tema ini. Namun jika “bercerita
dilakukan. Untuk urusan ini karanya Arafat Nur bisa dikatakan cukup mahir.”
-Kiai Mohammad Faizi, penyair dan pemimpin pondok pesanteren Annuqayah Sumenep,
Jawa Timur.
“Pada dasarnya aku tidak suka novel, tetapi begitu membaca Burung Terbang di
KelamMalam, aku tidak bisa melepaskan, timbul rasa penasaran, membangkitkan emosi:
sedih, haru, dan lucu. Aku suka sekalu novel ini dan tidak bisa berpaling sampai cerita ini
berakhir dengan sangat mengejutkan. Bagitu indah dan ramantis dibandingkan novel yang
pernah aku baca. Tidak ada kesan menumggangi peristiwa, betul-betul tampak nyata, tidak
“Sebuah kesadaran utuh pengamat yang sangat cemat terhadap situasi sosial dan politik
mengungkapkan masalah besar melalui pernak pernik percikan peristiwa kecil yang banyak
bertebaran. Arafat Nur adalah penulis muda Aceh yang cukup penting serta pantas
diperhitungkan. Di punya kefasuhan bercerita yang tidak terlalu lazim, kerap membuat kita
tersentak dan tercengang. Selain sastra, dia tahu betul ilmu sosial, sejarah, dan sedikit
politik. Dan yang tak kalah penting, dia adalah aktivis kemanusiaan dalam dbidangnya,
-Asnawi Ali, aktivis sipil dan demokrasi Aceh di Swedia dan pencita sastra.
“Kalau orang tahu betapa asyiknya novrl ini, pasti mereka tidak bakal melewatkan begitu
saja untuk membacanya. Tak kalah luar biasa dari Lampuki, bahkan novel ini lebih ringan,
sangat cocok dengan selera semua kalangan, remajadan dewasa, terbasuk bagi mereka yang
tidak suka sastra. Tak perlu bimbang, Arafat Nur adalah penulis cerdas yang mampu
mengumpulkan suatu maslah dengan tepat dan dengan cara yang amat jenaka. Saya selalu
“Saya harap Burung Terbang di Kelam Malam akan memenangkan banyak penghargaan.
Saya juga berharap suatu saat pembaca Malaysia berkesempatan membaca novel ini karena
sangat penting bagi kedua negara untuk saling mengenal karya sastranya. Bahkan, kisahnya
perlu juga diterjemahkan dalam bahsa lain agar pembaca di seluruh dunia bisa
menikmatinya.”
-Sharon Bakar, pengajar penulis kreatif , editor dan dosen senior The University College of
“Ada tawaran-tawaran yang berbeda begaimana memandang Aceh dari novel Burung
Terbang di Kelam Malam. Tokoh Fais yang berfropesi sebagai seorang wartawan
membeberkan dengan lugas dan terbuka tentatng perilaku manusia-manusia hipokrit dan
amoral yang sebelumnya tidak terbaynagkan bisa terjadi di negri dengan hukum syariat
yang (konon) ketat. Namun, ada yang lebih penting dari pada semua itu, lewat perjalanan
Berikut akan disajikan analisis struktural yang dibatasi pada unsur tema, tokoh dan
penokohan, alur, latar, amanat, sudut pandang, dan bahasa, dalam novel Burung Terbang di
Kelam Malam.
1. Tema
Tema merupakan makna yang terkandung dilalam cerita. Tema adalah pokok
pembicaraan dalm sebuah cerita. Cerita bukan hany sekedar bagan, tetapi susuanan bagan
itu sendiri harus mempunyai maksud tertentu (djokop sumarjo 1984 hal 57). Setelah melalui
merasa bahwa pengalaman yang didapatkan secar keseluruhan akan memperjelas masalh
yang kita coba untuk temukan. Fakta dalam cerita terlihat berperan sebangai model tentang
masalah-masalah umum yamg beersifat universal yang dihadapi oleh manusia. Bahkan hasil
analisis fakta sersebut dapat memberikan saran untuk memecakan masalah yng ada.
(Rahmanto 1988:75).
Tema yang digunakan dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam adalah tentang
politik yang bernuansa romansa cinta yang terjadi antara si tokoh utama pria yaitu Faiz dan
tokoh utama wanita yaitu Safira. Arafat Nur selaku pengarang dalam novel ini dengan jelas
menunjukkan bagaimana kondisi politik pada saat sebelum Pemilihan Walikota di Kota
Lamholk yang penuh dengan intrik Kampanye dan konflik dibalik citra baik salah satu
wartawan bernama Fais yang tinggal dikota Lamhokyang melakukan perjalanan keberbagai
kota di tanah Aceh dengan satu tujuan yaitu menemui para “perempun peliharan” tuan
Baransyah, kandidat kuat walikota Lamhok yang dieluh -eluhkan dan dipuji semua orang.
Pada kenyataannya semua perlakuan alim dan murah hatinya , Fais tau bahwa lelaki tua itu
tak lain dari seorang landok yang raya dan punya banyak istri dalam jumlah yang
Baransyah. Bahkan ada desa desus bahwa kekayaannya diperoleh datiin berdagang ganja
ditanah Aceh .
tuan Bransyah, karena merasa diperlakukan sebagai istri yang tidak selayaknya. Lelaki tua
itu jaring sekali menumi mereka, sekalinya mapir hanya untuk memuaskan nafsunya. Tetapi
ada pula seorang istrinya yang justru mendukung kelakuan tuan Bransyah. Fais selaku
tokoh dengan sudut pandang “aku” , bertemu dengan beragam sifat dan latar belakang
wanita yang berbeda dimulai dari wanita yang bicarnya kasar , seornag pelacur, wanita yang
masih muda dan cantik, hingga yang sudah tua. Dalam perjalannya Fais selalu menuliskan
semaua pengalamnya pada sebuah buku catatan untuk bahan menulis novel nanti.
Awalnya perjalanitu dilakukan murni untuk mencari tau tentang keberadaan istri-istri
tuan Baransyah. Demi mengungap segala kebusukan pria itu, petualangn yang dilakuakn
Fais berubah menjadi petualangan liar yang berakhir diranjang para wanita itu.. mungkin
karena para wanita itu telah terlaku lama ditinggal suaminya. Atua karena ketampanan Fais
dan sifat yang lekas akrap dengan para perempuan. Akan tetapi petualan itu mebawa bencan
ketika akhirnya Safira, gadis yang sedang dekat denganya, marah dan menjauhinya. Hal itu
terjadi tapt disaat Fais akhirnya menyadari siapa yang sebenarnya dicintainya, diantara para
wanita itu. Disaat bersaman bahaya yang lebih besar justru mengintai dan mengamcam
Tokoh yang ditampilkan dalam cerita bertujuan untuk megetahui karakter apa yang
dimiliki sitokoh dan menghidupkan cerita. Tema ”karakter” biasanya dipakai dalam dua
konteks. Konten pertama merujuk pada individu yang muncul dalam cerita, sedangakan
konterks deku merujuk pada pencampuran berbagai kepentingan, keinginan emois dan
Fais adalah tokoh yangkritis pada saat memberiknan pendapat dan menyikapi
pergolakan politik dalam pemilihan walikota dikota Lamhlok. Akan tetapi Fais juaga
sedikit ceroboh dan nekat pada saat memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam demi
menyikapi kemunafikan tuan Baransyah, salah satu kandat walikota dikota Lamhlok selai
itu dengan kemolekan dan ketampanan yang dimilikinya, Fais mudah sekali akrab dengan
para perempuan. Salah satu karakternya dapat dilihat dari kutiapan “tapi, sekarng aku
sudah agak berumur. Setidaknya, sepuluh tahun kebih tua dari pada mu., mungkin begitu
Safira adalah tokoh wanita yang dekat dengan Fais jauh sebelum Fais melakukan
perjalanan menemui “perempuan peliharaan” Tuan Beransyah. Dia adalah seorang wanita
yang memiliki paras cantik , baik harti, ceria, dan sedikit misrerius. Safira sebenarnya
menyukai Fais dan tarang terangan menunjukannya pada Fais. Akn tetapi Safira memiliki
rahasia yang tidak diketahui Fais tentang orang tuanya . karater Safita dapat diliah pada
“aduh, Fais kenapa kamu bertanya begitu sih ? tentu saja karena aku
memikitrkan mu! Apakah kamu tidak memikirkanku?”
“aku juga memikirkan mu,” balas ku menutupi kesalahnku. “makanya, hari
ini aku berusaha setengah mati untuk menemuimu.” “betulah begitu?”
tanyanya dengan mata agak dibelalakkan.
“tentu saja. Apakah kamu tidak melihat peluh yang membasahi wajah dan
punggungku?’ “aduh aku senang sekali mendengarnya. Sini biar kuusap
keringatmu.” Ucapnya dengan senyum menggoda. Lantas mengelap
wajahku dengann sejenak membuaiku, tercium wangi lembut dan asing
yang sejenak membuatku teringat akan tubuhnya.
Aida dideskripsikan serbagai tokoh yang suak meludah dan setiapa kali dia
mengumpat atau memaki tuan Baransyah dia juag terkesan cuek dan tidak perduli
dengan sekitarnya. Aida pada masa gadisnya dia adalah seorang gadis jelita yang di
gilai banyak pria dengan tubuhnya tampak utuh, kulitnya masih kencang dan padat,
dan seulah senyum tipis yang sedikit mengoda. Bahkan pada usia nya tiga puluh
depan tahun penampilanya tidak memperlihatkan usia nya, dia terlihat lebih muda
dari usia ya. Akan tetapi Aida suka berbicara kasar ketika mengungk kan isi hatinya.
...”baginya , aku ini hanyalah umpan terlurnya. Tapi bagiku landok tua itu
tidak lebih dari pada telur busuk. Cuih! Ucapnya berang menatap tajam ke
raut wajahku”
...”aku sudah mengatakn tadi, bahwa bagiku tuan baransyah utu adalah telur
busuk! Apakah kamu masih memgingatnya? Ya, dia itu telur busuk cuih!”
...”waktu pulang dia selalu membawa serta segudang alasan yang maut
takmau haru aku terima . lalu aku bisa melupakan semua kesalahnya.
Kesalahnya yang sam dan kesalah salam ipula yang kenudian diulangi lgai .
ketiak dia pergi baru akyu sadar bahwa aku sudah kena tipu maka aku
menumpatinya sepanjang hari, cuih!”.
2.4 Zalikha (Istri Sah Tuan Beransyah)
Zalikha adalah tokoh yang berperan istri tuan Bransyah yang senang tiasa berada
disisnya kususnya mendampingi tuan Bransyah pada saat kampanye. Zalikah menikahi
tuan Bransyah disebabkan karena keterpaksaan orang tuanya yang terlilit banyak hutang
kepada tuan Barnsyah . Namun ada pula yang megatakan bahwa tuan Bransyah sengaja
menjebak orang tuanya dengan jeratan hutang agar dia bisa menaptakan anaknya. Dalam
cerita ini zalikh tidak jauh berbeda dari istri pejabat lainya yang berdandan ala ibu-ibu
pejabat dan terlihat ramah diluar. Karakter tersebut dapat dilihat dalam pengambaran
...”dia menyilah kan aku minum lantas meningglkanku di situ untuk beberapa
lama. Dia masuk keruang sebelah mungkia temapt kejanya, untuk
mengambilkan sesuatu. Aku langsung menyesap es buah aromanya berbeda
dari yang biasa kuminum di pasar berawal dari mulut sampai ke perit, rasa
dingin itu menjalar begitu minum itu kuteguk. Tidak saja aromanya yang
wangi, tapi rasanya juga lebih baik enak. Ternyata benar makanan dan
minuman di rumah orang kaya rasanya enak-enak. Kapan ya, aku bisa
menjadi orang kaya? Begitu aku menghayal.
...”tak berapa lama, dia muncul dengan seberkas keras berikut sejumlah foto.
Aku mengamati lembaran demi lembaran berkas dan foto dirinya dengan
pikiran melayang. Aku tidak bisa memusatkan perhatian sepenuhnya pada
sejumlah benda itu oleh aroma lembutnya yang membangkitkan khalayak
liar. seperti aroma parfum pembangkitan bihari, barangkali begitulah
angkatan dibawa melambung! Aku tidak tahu apakah tadi aku mencium
wangi yang demikian atau dia baru saja menyemprotkan ke tubuhnya sewaktu
mengambil sejumlah bekas ini, dan apa pula tujuan nya dia berbuat begitu.”
Haliza adalah salah satui istri simpanan Bransyah. Dia juga seorang pemilik sebuah
toko pakaian di dekat terminal bus didaerah digli. Dia masih muda dan cantik sehinga
tidak akan pernah disangka bahwa dia salah satu gundik silelaki hidung belang itu . Haliza
memiliki karakter perempuan kota yang maju dan terbuka, tapi bukan dalam artian binal.
Dari semua istri impan tuan Bransyah,Haliza yang mnyukai novel. Dia juga sama seperti
Aida, istri tuna Barsayh Lainnya, suak berbicara kasar dan blak-blakan. Akan tetapi Haliza
yakin landok itu memiliki belasan wanita simpanan salah satu karakter yang dimiliki
Haliza dapat dilihat pada kutipan berikut; “kalau memang kamu tidak salah orang,
sebaiknya kamu masuk. Kebentuk sekali aku sedang punya banyak waktu” Ucapanya
kemudian tanpa berusaha menyelidikiku lebih dulu. “oh, ya, kamu tidak perlu
memanggilku dengan sebutan puan segala. Panggil saja aku Halizah apakah aku kelihatan
tua?”
...”oh, ya apakah kamu punya nama?” “Fais- itu namaku.” “wah, cocok sekali
dengan tampangmu” dia berserupa pen. “ kenapa?” tak tahu bahwa kamu itu
tampan juga.?” Belum ada orang yang bilang begitu,” aku berbohong dan
memang aku kelihatan seperti orang sombong. “kalua begitu akulah orang
yang paling beruntung, kukira hihihi...”
Laila dalam ceritanini laila digambarkan sebagai salah satu isti simpanan tuan
bransyah, namun laila adalh seorang eanita ynag baik hati, tidak terlalu mentut, berusaha
mengerti kweadaan dan sabar. Sama hal dengan istir sempannlainya,dia jug jarang
dikunjungi suaminya, tuan Bransyah. Laila juga termasuk wanita yang cerdas dan teman
yang baik. Karakter terssebut dapt dilihat dal kutipan berikut: “meskipun tidak mengerti
apa yang sedang kamu tulis itu, aku bisa memahaminya. Kalau mau, kamu juga bisa
menulis tentangku. Kamu tahu, aku punya banyak cerita mengenai kegagalan cinta.
Mungkin kalau orang sepertimu mengalaminya bakalan mejadi kisah yang sangat
menarik.”
...” hei fais apakah dunia ini miskin sekali cerita sehingga kamu mau
bersusah payah bepergiasn ke sana sini hanya untuk menuliskan serbuah
kisah? Apakah kamu tidak bisa menghubung-hubungkan intim da
percumbuan? Kamu tahu, banyak sekali gadis yang tak lagi perawan pada
usia lima belasan. Mereka melakukannya secara diam-diam bahkan
dirumhnya sendiri tanpa diketahui orangtua apakah kamu pernah berpikir
kesana?”
2.7 Rahmah (Istri Simpanan Tuan Beransyah)
Rahmah adalah perempuan baik hati dan taat agama, dia selalu hadir setiap
pengajian. Rahma memilikki karakter wanita muslimah yang dalam bartian manut suami
manut agama, dia ikhlas menerima ketika mengetahui suaminya memiliki banya istri.
Secar fisik rahma berpendampiln tmbun, bepipi tembang dan berwajah agak dunggu. Dia
megenakan gamis besar yang terlihst masih saja sempit ditubuh gempanya. Didalam
rumah pun dia tetap mengenkan tutup kepala. Rahma adalah tipe wanita yang
menjunjungtingi anjuran agama sebagai bentuk kehormatan kepada gamanya bagi rahma
adalah suatu hal wajar ketiak suaminya memiliki banyak kekayaan maka banyak istri.
Tidak masalah selahi suaminya tetap mengirimkan uang yang cukup untuk nafkah dan
biaya sekolah anak-anak. Karakterristik tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
...”kak Rahmah adalah permpuan yang baik hati dan taat agama”, begitu
penjelasa singkat gadis berkaca mata. “tapi dua bulan belakangan dia tak
hadir lagi ke pengajian. Aku tak tahu penyebabnya,”
...”sedikit pun tak terbayang kalua perempuan itu tambun, berpipi
tembam dan berwajah agak dungu. Dia mengebakan gamis besar yngterlihat
masih juga sempit di tubuh gempalny. Di dalam rumah pun dia tetap
mengenakan tutup kepala. Mungkin tidak ada seorangpun laki yang tahan
memandangnya lebih lama apalagi pemuda semacam kamu, meskupun
demikian agaknya dia tetap punya pertimbangan dengan siapapu berhadapan
haruslah menjaga kehormatan sebagaimana ajuan agam.
....”Dari bincang –bincang ksami terhadap dia tahu bahwa tuan
beransyah telah megawini banyak perempuan, aneh nya bagi dia hai iti
wajar saj karena suaminya memilii banyak uang yang cukup untuk
menafkahi selagi dia tetap mengirimi uang yang cukup untuk nafkahi dan
biaya sekolah anak-anaknya.
Nana adalah permpuan cantik ,muda dan terkesan masih remaja sehingga tidak akan
ada yang menbgira dia adalh istri simpann tuab bransyah. Sekali melihat penampilanya
mudah untuk menduha bahwa dia adalah perempuan binal yang suka tidur dengan banyak
lelaki sebagian besr orang menyebutnya pelacur. Sesuai dengan pekerjaanya, sikap dan
tutur katanya pun kasar dan menyebalkan. Karaktertersebut dapta dilihat dalam kutipan
berikut:
3. Latar
Latar adalah situasi yang tergambar dalam cerita yang mencakup tempat, suasana
lingkungan atau suasana hati toko dan waktu terjadinya peristiwa. Didalam sebuah novel
tentunya terdapat latar yang sangat kompleks. Kota Aceh tepatnya di Kota Lamlhok
merupakan salah satu latar secara umum yang melatarbelakangi peristiwa yang terjadi
Pemilihan Walikota di Kota Lamlhok yang baru, yang mana pada kota tersebut adalah kota
pasca perang dan perjanjian damai.. Disamping itu dengan mengetahui latar pembaca
mempuanyai persepsi tentang peristiwa. Berdasarkand ari cerita sudah jelas pengarang
menuliskan latar dimana para tokoh pelaku yang diceritakan. Pengarang menyebutkan latar
dimana cerita terjadi dan pembaca tida perlu untuk bertanya-tanya dimana kota-kota yang
disebutkan oleh pengarang, karena pada setiap kesempatand alam nocel tersebut, Arafat Nur,
selaku pengarang Novel Burung Terbang di Kelam Malam, secara langsung menyebutkan
Sedangkan latar suasana dideskripsikan oleh pengarang dengan sangat apik. Hal ini
dapat dilihat melalui penggambaran suasana lingkungan setiap kali tokoh utama bepergian ke
suatu kota ke kota lainnya. Dalam cerita, pengarang sangat jelas menggambarkan situasi
seperti pasar, terminal bahkan salah satu kota yang merupakan puing-puing perang yang
sebelumnya dengan ungkapan “layaknya kota mati..”. bahkan pengarang menggambarkan
suasana dimana para pedagang yang menata jualannnya sebaik mungkin seperti kenytaannya
yang sering dijumpai di pasar atau tempat jualan baju atau ruko-ruko. Selain itu juga,
pengarang mampu memparkan dan memperlihatkan dengan jelas suasana pada saat tokoh-
tokoh tersebut selesai beraktivitas, seperti mandi atau pun makan dan minum.
Latar waktu yang ditampilkan pengarang juga dapat dengan mudah diresapi dan
diketahui, karena pengarang dengan secara jelas menceritakan waktu terjadinya setiap cerita
yang di setiap part novel. Dalam Novel Burung Terbang di Kelam Malam, kita dapat
mengetahui dari penggalan cerita bahwa pada waktu itu, kota tersebut adalah kota pasca
perang dan dalam perjanjian damai dimana sedang dalam masa pemilihan Walikota yang
baru. Sehingga pemilihan tersebut menimulkan banyak gejolak di masyarakat sekitar kota
tersebut.
4. Alur
Plot atau alur adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan
peristiwa, mempunyai kaitan erat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Alur
merupakan bagian dari unsur instrinsik suatu karya sastra, alur merupakan pola
pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Secara struktural alur
Alur Burung Terbang di Kelam Malam tersusun sangat rapi dan maju ke depan,
walaupun terkadang ada beberapa bagian dimana tokoh-tokoh mengingat masa lalu mereka
sesaat dan setelahnya kembali ke alur masa depan. Tiap peristiwa mempunyai makna dan
cerita dalam Novel Burung Terbang di KelamMalam dapat dilihat pada kutipan berikut:
Keesokkan harinya, tanpa pikir panjang, akupun bertolak kesigli dengan bus yang
bpertama muncul pagi itu. Selam perjalann yang hampir mecapai empat jam penuh aku lebih
banyak termenung menung Menatap keluar jendela. Dilurasanya masih tampk jelas jalan
gambaran suram maslulu yang terus membayangi smpai sekarang, yang entah berakhir
sampai kapan. Terlihat puing-puing sebuah bangunan yangrusak dan dibakar semas perang
dulu. Beberapa bangkasi mobil puisi dan truk tentara yang tidak lagu utuh menyeluruh
keparit pingir jalan menjadi benda rongsokan yang bagiannya yang sudah banyak di lepas
oleh para pencuru untuk dijual kilan kepada pedangang barang bekas. Kendaran-kendaran itu
rusak parah akibat kena hantak pronta roket pemberontak yan dulu kerap menhadang
5. Amanat
Amanat dalah pesan yang disampaikan pengarang terhadp pembaca melalui tulisan-
tulisanya agar pembaca bisa menarik kesimpulan dsari apa yang telah dibacanya. Karya satra
yang baik adalh karya yang memberikan sumbangsih dan pesan nilai, etika, dan moral seperti
yang disampaikan oleh salah satu tokoh dalam novel burung terbang di kelam malam yang
dapat dilihat dalam kutipan berikut: “andaisaja itu menjangkut denganku –bukan dengan fira-
aku akan memaafkanmu, tanpa ingin tahu lebih banyak lagi kesalahn yang telah kamu
lakukan. Kelangsungan sebuah hubungan itu tidak dinilai dari amsalau, tapi kesungungan
sekarnglah yang paling menentukan. Maslalu itu harus ditutup rapatrapat, harus
“rasanya memang tidak ada masalh lagi dengn dunia ini . aku betul-betul dapt
menjadi orang dan keadaan ku jadi lebih baik. Sekiranya aku bunuh diri karena
putus asa, tentun ya aku menyesal sekali. Serumit apapun masalh akhirnya pastin
berallu- sudah hukumnya begitu. Orang-orang yang bunuh diri ituterlalu cepat
mengambil keputusan ysng merugikan dirinya sendiri. (arar nur 266)
Dari kutipan diatas terlihat bahwa kata-kata terserbut seakan memberiakn semangat
atau menghidupkan kembali semangat hidup orang-orng deprsei yang ingin mencabut
sendiri hidupnya.
6. Sudut Pandang,
Sudut pandang yang digunakan dalam novel burung terbang di kelam malam yaitu
menggunakan sudut pandang orang pertama atau pencerita aku karena novel ini ditulis oel
pengarang dan secar tidak langsung pengarang terlibat didalamnya. “setelah tiga hari
bertahan dirumah, aku pun mulai bekerja eperti biasa: meliput peristiwa, wawancara, masuk
kantor, menuliskan laporan, dan mengirimkannya. Selain dari itu, aku juga berkumpul dengn
terlalu istimewa. Selain mejalankan hidup ini yang bagikan pura-pura, teras semakin tak nya.
(219)
7. Gaya Bahasa,
dipadu dengan istilah melayu. Gaya bahsa penulis jauh dari “ ngepop” tapi juga tidak dibilng
“melayu banget” atau “melayu yang penuh metafora indah dan selipan istilah-istilah sulit
seperti milik Andera hirata. Dengan kata lain gay bahsa yang digunakan arafat nur disebut
dengan gay bahasa has dia sendiriyang meskipun tidak bisa dikatan ringan tapi tidak bisa juga
dikatakan sulit untuk diserap atau dipahami. Jika di perhatikan engan benar dan baik bahsa
yang digunakan mengalir dan penuh mumot mengigit, seputar dunia polotik yang suram,
dunia perss yang munafik, dan jug tentang perempuan. Semua itu ditunjukan melalui pikiran-
pikiran tokoh fais yang tidak setuju dengan kelakuan para pegawai kantoran yang tidak
brtanggung jawab, yang kerhjaannya hanya teken dafras preensi lalu dpat gaji atau tentang
kemunafikan pejabat, segelintir pemuka agam, kelompok fanatik yang berasaskan agama atau
masyarakat yang terkesan ramah namun tidak perduli. Hal itu dapat terlihat pada kutipan
melalui pemikiran tokoh fais beirkut: “sebelumnya, aturan semacam itu tidak belaku diaceh
sealinnyan sebatas seruan segelintir pemuka agam. Saat perang tengh berlangsung, sejumlah
dijadikan undang-undang daera yang mendapatkan sambuta meriah dari golongn orang-
4.5 Hasil analisis karakteristik tokoh dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam
Adapu karakteristik yang ditampilakn dalm setiap tokoh yang ada didalam novel
Burung Terbang di Kelam Malam memiliki persan penting dalam menunjukkan dan
mengajarkan untuk memiliki mental dan iman yang kuat untuk menghadapi kehidupan yang
sebenarnya. Analisis yang dilakukan terhadap tokoh di novel Burung Terbang di Kelam
Malam Karya Arafat Nur tentang karkateristik tokoh masing-masing dilakukan berdasarkan
teori yang dijelaskan oleh Kosasih (2003:228) yang mana untuk mengambarkan karakter
(2) teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui: (a) penggambaran fisik
dan prilaku tokoh, (b) penggambaran lingkungan tokoh, (c) penggambaran tata
kebahasaan tokoh, (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh, dan (e) penggambaran
Dan menurut Tarigan (2011:133) untuk dapat melukiskan tokoh atau karakter
thought stream or of concious thought (melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa
(b) akon itu orang jorok, bersih, rajin, malas, dan sebagainya), (f) Reaction of others
pelakon lain dalam suatu cerita terhadap pelakon utama itu), (g) Conversation of
secara tidak langsung pembaca dapat kesan tentang segala sesuatu yang mengenai
Maka dari itu, dalam pembahasan hasil penelitian, peneliti fokus pada pemecahan
rumusan masalah penelitian yaitu berdasrkan karakter tokoh yang ditinjau melalui pemikiran
tokoh, karakteristik tokoh melalui reasi tokoh dalm suatu peristiwa dan karakteristik tokoh
yang dilihat melalui pengambaran tata bahasa tokoh dalm novel Burung Terbang di Kelam
Fais, Safira, Aida, Laila, Harmah, Nana, Khaliza. Analisis karakter tokoh tersebut
dikategirikan berdasarkan penyampaian pendapat atau keluh kesah mereka tentang suatu
peristiwa. berikut ini kutipan kutipan penokohan dalam novel Burung Terbang di Kelam
Fais adalah seorang wartawan yang memliki kemampuan cukup kritis dalam
menyikapi gejolak politik dikotanya, sehingga dia memutuskan untuk menyelidiki lebih
dalam tentang salah satu kandidat calon Walikota yang senantiasa dipuji dan dibanggakan
masyarakat akan kebijakan dan kealimannya. Namun pada kenyataanya si pejabat justru
melakukan hal kebalikanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
”Tuan Berasyah, lelaki enam puluhan, aku melihatnya di ruang utama bersama
sejumnlah tokoh: pemimpin partai, pandai agama, pemuka dan orang-orang yang
pandai menjilat. disisi lain,sebuah ruang terbuka yang menyambung keruang
utama,disana berkumpulah sejumlah kaum hawa yang tengah bercakap-cakap, tentu
membahas hal yang ku pikir tidak penting. Salah seorang diantaranya yang paling
menonjol adalah zalikha, perempuan yang cantik yang merupakan istri tuan
beransyah. Ia sedang sibuk bercengkrama dan beramah tamah dengan sejumlah
operempuan yang merupakan istri pejabat dan tokoh panutan tadi,berbaur dengan
perempuan aneh lain yang berasal dari sebuah perkumpulan yang membenci kaum
lelaki (Arafat Nur,2013: 35-36)
Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa dalam pemikiran Si Tokoh Fais, seorang
Tuan Beransyah sama saja dengan pejabat pada umumnya yang terlihat dengan citra yang
baik, bijaksana, calon pemimpin yang arif dan alim, ramah tamah karena mampu bergaul baik
dengan berbagai kalangan. Akan tetapi, dalam pemikiran Fais, Si Tokoh Utama, semua
tindakan ramah-tamah dan kebaikkan yang ditunjukkan Sang Calon Pejabat hanyalah kesan
dan penampilan luar saja, setelah dipilih atau terpilih hasilnya akan sama saja dengan pejabat
yang sudah-sudah.
Dalm hal ini Arafat Nur, selaku pengarang, berhasil memperlihatkan Fais, Si Tokoh Utama,
berpikir kritis dengan tidak “main hakim sendiri” dalam memberikan pendapat tentang Sang
Rahma adalah salah satu istri simpanan tuan beransyah yang sangat sabar jika
dibandingkan dengan istri-istri simpanan yang lainnya. Meskipun dia menyadari dan
mengetahui kalau suaminya memiliki banyak istri, baginya suaminya adalah lelaki yang
“bagaimanapun, merski dia gemar kawin, sisi baiknya ytidaklah boleh dilupakan.
Dia lelaki bertanggung jawab,sebagai mana amanah agama. Walaupun dia kurang
adil terhadapn istri-istrinya, itu memang sangat wajar. Lagi pula, apakah ada
manusia didunia ini yang sanggup berrlaku adfil terhadap semua orang? Terhadap
didinya sendiri pun kita belum tentu bisa berlaku adil!”
Dari kutipan diatas, yang memperlihatkan dengan jelas bentuk kesabaran seorang istri yang
dipoligami oleh suaminya dengan tidak melakukan tindakan penolakan berupa permintaan
cerai atau pun melakukan hal frontal lainnya, melainkan Tokoh Rahmah, memilih untuk
menerima kenyataan di hidupnya yang masih menganggap bahwa suaminya, Sang Calon
Walikota, masih bertanggung jawab sesuai amanah agama yang diyakininya. Tokoh Rahmah
menunjukkan bahwa mengerti dan menerima kondisinya saat ini merupakan bentuk
kesabaran dan pengabdian dirinya sebagai istri kepada suaminya yang sesuai dan pernah
diajarkan dalam agama yang diyakini dengan tidak memberontak ataupun menolak keputusan
suaminya.
4.5.3 Kasar
Aida dan nana memiliki beberapa sifat yang hampir sama diantaranya mereka akn
mengatakn kata-kat yang kasar pad asaat memali tau mengupati seseorang, tetapi aida tidak
menjajakan tubuhnya kepad semua lelai seperti yang dilakukan oleh nana.
“...waktu pulang, dia selalu memaba segudang alasan yang mau tidak mau
ahue aku terima lalu, aku bisa melupakan kesalahnya yang sama, dan
kesalahan sama itu pula yang kemudian diulangi lagi. Ketika dia pergi, baru
aku sadar bahwa aku sudah kena tipu. Maka, aku mengumpatinya sepanjang
hari. Cuuuih!”
Berdasarkan kutipan dari dua tokoh lainnya dalam Novel Burung Terbang di Kelam
Malam tersebut diatas, terlihat bahwa Tokoh tersebut mengungkapkan kekesalannya kepada
sang suami, Sang Calon Walikota, dengan mengucapkan kata-kata kasar bahkan meludah.
Tindakan tersebut juga menunjukkan bahwa Tokoh Aida sangat membenci sang suami
namun dia tidak memiliki pilihan lain selain menunggu dan mengalami hal sama berulang
Diana adalah salah satu tokoh pendukung dalm novel berung terbang dikelam
malam yang sangat penuh kasih sayang. Diana selalu memperlakukan fais layaknyan kakak
kandung sendiri. Ketika fais mendapatkan maslah karena kesalh pahaman, diana menjadi
orng prtama yang sangat memperdulikan dan memperhatikan keadaan fais bahkan
terkadang hal kecil seperti memberikan makann pada fais seringkali dilakukan diana.
“sebaiknyan , abang makan dulu” pinta diana halus, dengan raut wajau
cemas aku membuka rantang, nasi lauk ikan gembung. Aku memunggut
sepotong meletakkanya keatas rantang lain yang berisikan nasi, lantas
melahapnya tanpa peduli dengan pandangan diana yang menbayangiku.
Entah katena terlalu lapar, beberapa menit kemudin,nasi itu sudah habis
aku lahap semua. Ini membuat ku terheran-heran.
Kutipan diatas memperlihatkan dengan jelas bahwa tokoh Diana memiliki perhatian
khusus kepada Tokoh Utama, Fais, bahkan akan hal kecil sekali pun. mungkin saja dalam
pemikiran Diana terdapat rasa kasihan akan kondisi Fais yang terlihat lemas dan tidak
berdaya. Dalam kutipan diatas terlihat bahwa Diana menatap lurus pada Fais dan hal
tersebut menunjukkan bahwa Diana berpikir Fais benar-benar dalam kondisi yang sulit dan
Tokoh Zalikha dan Tuan Beransyah dalam nobel burung terbang dikelam malam
sangt mencerminkan sikap pejabat pada umumnya yang senang menebar kekuasaan dan
Kedua tokoh ini juga mengetahui dengan benar bagaiman menempatkan posisi
sebagai pejabat yang berkuasa dengan mengiming-imingui “amplop coklat” kepada tokoh
agama, para aktivis, para guru ngaji, juru warta, pemimpin dayah dan tengku. Kartajetiti
“selsei wawancara singkat itu, dia menyelipkan sebuah amplop kesaku bujuku dan
dadaku bedesir hebat. Aku berharap didalamnya dad terselip sejarik surat cinta, mudah-
mudhan saja. Waktu aku kembali keruang utama, tuan bransyah tengah membagi-bagikan
bungkusan kepad sejumlaqh anak yatim dan orang miskin. Sementara, sejumlah juru foto
begitu sibuk mengambil gambaar, seakan akn bisa rugi besar kalau mereka sampai terlewat
untuk mengbadikan saat yang penting itu. Tak lupa juga paket lain yanmg diberikan tuan
bransyah secara khusus kepada sejumlah tengku, para guru ngaji, dan pemimpin dayah. Juru
warta yang hadirpun, termasuk aku mendaptkan amplop lagi. “sewaktu pemilihan nanti
tuan-tuan, puan-puan jangan salah pilih. Ini bukan kampanye tentu saja ini bukan saatnya
kampanye dan sangatlah dilarang-,sekedar mengingatka saja kepada atuan-tuan dan puan-
puan sekalian.” Ucapmya yang disambut serai tawa didirin ( arafat nur, 2013:41-42).
Dari kutipan diatas terlihat dengan sangat jelas bahwa tindakan yang dilakukan oleh
Tuan Beransyah dan Istrinya, Zalikha, menunjukkan adanya tindakkan kolusi dan
nepotisme yang mana mereka memberikan sejumlah amplop kepada tamu undangan dalam
acara yang diselenggarakan di rumah mereka. meskipun jelas pula, Tuan Beransyah
mengatakan bahwa amplop tersebut bukan ditujukan untuk “Black Campange” atau pun
“Money Politic” melainkan hanya sebagai bentuk ucapan terima kasih atas kedatangan para
tamu. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih jelas, dalam pemikirannya terlihat bahwa
memang “amplolp” tersbeut ditujukan untuk hal tersebut namun tidak secara terang-
Karakter tokoh utama tidak hanya keritis dan cerdas serta nekat tetapi dia juga
menyadari kesalahnnya kepada salah satu tokoh wanigta dalm novel tersebut dan
berkeinginan intuk meminta maaf atas kesalahnnya. Kesadaran diri tersebut menunjukan
bahwa tokoh utama , faiis , memiliki rasa tanggug jawab akan kesalah yang di perbuatnya.
“aku mengaku bersalah dan aku minta maaf tolong katakan, bagaimankah caranya
untuka aku menebus kesalahnya ?”
... langkah ku tehenti dan tubuh kaku. “ aku salah.aku benarbenar hilaf. Maafkan lah
aku sekali ini saj!”aku memohon.(araft nut 2013 304-305)
Berdasarkan kutipan diatas tersebut, permintaan maaf yang diucapkan tokoh Fais berulang
kali kepada Safira menunjukkan bahwa Fais menyadari kesalahan yang dilakukannya sangat
fatal sehingga dalam kutipan tersebut pun Fais harus memohon sebuah maaf dari Safira.
Keinginan Fais untuk menebus kesalahannya menunjukkan bahwa dia, jelas dalam
Malam tersebut menunjukkan bahwa tindakan atau pun perbuatan yang dilakukan seluruh
tokoh menunjukkan pula pemikiran tokoh tersebut baik itu mengenai situasi dan kondisi saat
itu ataupun akan suatu peristiwa atau konflik yang terjadi di dalam novel tersebut. Dalam
penokohanya pun terlihat bahwa karakter setiap tokoh digambarkan dengan tepat baik secara
fisik ataupun ucapan yang dikeluarkan dalam setiap pembicaraan tokoh yang satu dengan
5.1 Kesimpulan
Berdasrkan penjelasan hasil analisis pada bab sebelumnya tentang karakteristik tokoh
dlam novel burung terbang dikelam malm karya araft nur dtap disimpylkan bahewa
karkteristi tokoh dlam novel tersebut berdasrkan pemikiran, reaksi tokoh dalam perisatiwa
twrtentu dan tata bahsa sebagai bverikut: 1. Karakteristik yang dimiliki setiap tokoh terlihat
jelas dalam pengambaran yang diberikan oelh pengarang di setiap ucapan atau keluhan serta
hardikan yang dikeluarkan dan diekspresikan oleh tokoh-tokoh , seperti aida yang suka
meludah setiap kali dia berucap kasar . namun ada pula tokoh dengan karakteristik penyabar,
ikhlas dan religiud yang senangtiasa mengikhlaskan dan menerima apa yang telah terjadi
dikehidupannya seperti tokoh rahmah. 2. Adpun nilai-nilai yang senang tiasa terdapt dalm
novel burung terbf dikem malm seperti sabar, keritis, ikhlas dan religius, serta bertanggung
jawab. 3. Dalm novel burung terbang dikerlam malam pengarang tidak hnaya mengmbarkan
nilai niali nlurur budi pekerti, tetapi juga pengarng menunjukkan sisi negatif dari dunia
politik dan jurnalistik yaitu tidakan suap dannepotisme dalam proses kampanye.
5.2 Saran
esan dan nilai yang terdapat dalam “analisi karakteris tokoh novel burung terbang dikemal
malm” katen nobel burung bterbang dikelam malam berumakan salh satu novel yang
memberikan inspirasi bagi sseluruh masyrakat pembaca tentang positif dan negatof nya dunia
1. Untuk pra pengarng karya sastra lainnya akan lebih baik lagi jika lebih berani dalam
membuat dan Indonesia karya sasrtra yang bertemakan realitas kehidupan masyarakat
di indonesia tidak hanya dikalangan miskin ataupun rakyat jelata tetapi juga kalangan
2. Untuk para pembaca, dewaslah dan cerdas serta berani bersikap kritis dalm menyikapi