Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

DISKUSI

NAMA : FERA FARLENA


NIM : 530024675
MAKUL : EKMA 5205 – MANAJEMEN KEUANGAN

BAHASAN DISKUSI
1. Analisis laporan keuangan
Laporan keuangan dilakukan untuk memberikan informasi yang “cukup akurat”
menggambarkan kondisi perusahaan dan setiap perusahaan diwajibkan memiliki laporan
keuangan. Laporan keuangan nantinya dipelajari oleh stakeholder, untuk dijadikan
sebagai bahan evaluasi. Dalam laporan keuangan terdapat empat laporan keuangan yakni
neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement), laporan arus kas (cashflow
statement) serta laporan perubahan modal.
Laporan keuangan mengikuti prinsip akuntansi yang dikenal sebagai akrual. Prinsip ini
menunjukkan dan kapan penerimaan/beban dapat diakui. Pengakuan ini tidak harus
dengan penerimaan uang sebagai contoh beban tenaga dan material.
Standar akuntansi tidak mengatur secara kaku karena khawatir tidak dapat
diinterpretasikan oleh pengguna. Earning management merupakan pemilihan
kebijaksanaan dalam hal laporan keuangan untuk menyediakan sesuai dengan
keinginannya. Namun pembuatan laporan keuangan harus tetap konsisten
mempergunakan model yang dipakai.
Laporan keuangan didasarkan pada nilai perolehannya, maka laporan keuangan selalu
berdasarkan nilai buku. Apa yang terjadi pada harga pasar tidaklah menjadi perhatian.
Contohnya harga beli mobil kantor sebesar Rp 100 juta setelah lima tahun (saat ini)
mneurut nilai bukunya sebesar Rp 50 juta (penyusutan sebesar Rp 10 juta/tahun). Namun
harga pasar mobil tersebut saat ini sebesar Rp 70 juta. Pada neraca hanya dicatat
berdasarkan nilai bukunya bukan nilai pasarnya. Jika mobil tersbeut dijual, selisih
sebesar Rp 20 juta dicatat sebagai capital gain. Capital gain ini akan masuk sebagai
pendapatan lain-lain.
2. Informasi yang disajikan dan urutan Neraca
Neraca (balance sheet) menunjukkan nilai kekayaan/asset, utang dan modal pada satu
hari/tanggal neraca dibuat (biasanya pada akhir tahun), misalnya 31 Desember 2018.
Neraca merupakan timbangan kekayaan/kewajiban perusahaan. Sebagai timbangan berat
sisi kiri harus sama dengan sisi kanan. Sisi kiri neraca (aktiva) adalah asset-asset,
sednagkan sisi kanan (pasiva) adalah yang membiayai aktiva berupa kewajiban
(liabilities) serta dari mana dibiayai asset tersebut. Neraca menunjukkan kondisi untuk
tanggal tertentu, biasanya akhir tahun.
Dalam neraca terdapat informasi mengenai aktiva asset-asset, pasiva, utang lancar, utang
jangka panjang, modal kerja bawah dan modal.
Aktiva asset terdiri atas asset-asset lancar dan tidak lancar. Urutan dari asset menunjukan
tingkat likuidnya atau kemampuan untuk segera diubah menjadi uang (kas). Urutan
pertama tentu saja uang kas. Urutan secara umum adalah asset lancar (current assets),
asset-asset tidak lancar (fixed assets).
Pasiva menunjukan kepemilikan aktiva. Pasiva terdiri atas kewajiban/utang (liabilities)
serta modal sendri (equities). Urutan dari pasiva menunjukan jika memiliki hak segera.
Urutan pertama terkategori sebagai utang lancar/utang jangka pendek (current
liabilities), utang jangka panjang (long term debt) dna modal sendiri.
Utang lancar biasanya dikatergori tiga yakni utang dagang, notes dan accrual. Utang
dagang berkaitan dengan aktivitas usaha serta notes berkenaan dengan utang-utang bank
jangka pendek. Sedangkan accrual berkenaan dengan kewajiban yang tertunda
pembayarannya misalnya kewajiban pajak, gaji pegawai dan sebagainya.
Utang jangka panjang biasanya mengikat perusahaan. Pemberi utang biasanya
memberikan syarat-syarat tertentu (debt covenant) berkenaan dengan pengelolaan
alokasi dana, bahkan termasuk agen/pengelola/manajer. Modal kerja bersih (net working
capital) diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Tanpa modal kerja, perusahaan tidak
dapat menjalankan aktivitasnya. Aktivitas sehari- hari merujuk pada keperluan asset-
asset lancar, misalnya pembiayaan piutang,inventori dan lain-lainnya. Modal sendiri
adalah modal saham yang telah ditanamkan, jika perusahaan melakukan go public,
modal sendiri berupa nilai rupiah yang diterima saat perusahaan melakukan penawaran
perdana. Selanjutnya modal sendiri dapat berubah secara alamiah.
3. Tahapan laporan laba rugi
Laporan laba rugi menunjukan aktivitas yang terjadi pada satu periode masa lalu, misal 1
Januari – 31 Desember 2017. Laporan ini menunjukan informasi penerimaan (revenues)
dna beban (expenses) yang terjadi. Penerimaan tidaklah mesti kas masuk (cash in) atau
pun kas keluar (cash out). Penerimaan dan pengeluaran mengikuti standar akuntansi
yakni sudah layak untuk dinyatakan diterima atau diakui (jadi beban). Karena
penerimaan tidak mesti sama dengan kas, diperlukan laporan lain yakni laporan arus kas.
Laproan laba rugi (income statement) menunjukan aktivitas operasi perusahaan.
Tahap awal dari Laporan Laba Rugi adalah penerimaan/penjualan, yakni penjualan dari
bisnis utama perusahaan. Penjualan ini berupa tunai (kas) atau kredit. Setelah
penerimaan, hampir seluruh akun selanjutnya berupa beban (expenses).

4. Analisis rasio keuangan dalam laporan keuangan dan kelemahannya


Rasio keuangan dibagi menjadi empat kelompok yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Analis yang berpengalaman sebelum menghitung
rasio lebih dulu mempertimbangkan berbagai hal yang membantu memahami masalah
yang ada. Baru kemudian analis menghitung rasio yang sesuai dengan tujuan dirinya,
untuk dapat hasil yang memuaskan, rasio yang diperoleh dibandingkan dengan standar
rasio, bisa saja merupakan rule of thumb atau umumnya neraca industry, melihat
perbedaannya dan melakukan cross-check dengan berbagai rasio. Dalam penggunaannya
rasio keuangan memiliki keterbatasan atau kelemahan. Untuk mempergunakannya,
diperlukan kearifan tersendiri, diantaranya:
a. Hanya berkenaan dengan data kuantitatif, tidak mempertimbangkan berbagai faktor
kualitatif seperti nilai etik, kualitas manajemen, moral pekerja dan lain-lainnya.
b. Manajemen dapat dilakukan “pemanisan” pada rasio keuangan. Misalkan CR yang
baik adalah >1 maka perusahaan dapat memperbaiki rasio tersebut dengan cara
membayar utang lancar “segera” mendekati tanggal neraca.
c. Membandingkan rasio dapat menyebabkan interpretasi yang keliru. Karena
dimungkinkan terjadinya perbedaan metode akuntansi yang digunakan
d. Berbagai definisi rasio yangumum dipakai. Hal ini dapat menciptakan perbandingan
serta interpretasi yang keliru.
e. Perubahan purcashing power dapat menyebabkan distorsi jika membandingkan rasio
antar waktu.
f. Mempergunakan hanya rasio tidaklah memiliki signifikasi.
g. Rasio dihitung berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi dan menunjukan
hubungannya dengan peristiwa di masa lalu. Jika tertarik pada masa sepan, sebaiknya
tidak serta merta mempercayai data masa lalu mencerminkan kondisi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai