Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

“PERKEMBANGAN KB DAN KONSEP KB DI INDONESIA”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah KB-Kesehatan Reproduksi

Disusun Oleh :

Annisa Rifani Ulva (P17324418041)

Mely Fitriani (P17324418054)

KELOMPOK 7

JALUR UMUM KELAS 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN KARAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 2018/2019


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniirrahiim…

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERKEMBANGAN KB DAN
KONSEP KB DI INDONESIA” semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk
kepentingan proses belajar.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

1. Ibu Rahayu Dwikanthi, SST, M.Keb sebagai dosen pembimbing mata kuliah KB-Kespro
2. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan
ilmu pengetahuan kita.

Karawang, 10 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... .......................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3

A. Sejarah program KB di Indonesia ......................................................................................... 3


B. Organisasi KB di Indonesia .................................................................................................. 5
C. Pengertian Program KB......................................................................................................... 10
D. Tujuan KB di Indonesia......................................................................................................... 10
E. Ruang Lingkup Program KB di Indonesia ............................................................................ 10
F. Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB ........................... 12
G. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kehamilan ............................................. 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan............................................................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.


Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa
menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut
menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga
menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa
menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan rusaknya
moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan
penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan
serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan
penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
menggalakkan program KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan
pada masa pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat
diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki
maksimal dua anak. Tidak tanggung-tanggung, KB diberlakukan kepada seluruh lapisan
masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam masyarakat. Oleh sebab itu
makalah ini disusun untuk mengetahui seluk beluk mengenai penyelenggaraan KB di
Indonesia, mulai dari sejarah, proses pelaksanaan, kelebihan dan kekurangan dari KB, serta
dampak positif maupun dampak negatf dari pelaksanaan KB.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah adanya program KB di Indonesia?
2. Apa saja organisasi-organisasi KB di Indonesia?
3. Apa definisi dari program KB?
4. Apa saja tujuan dari diadakannya program KB di Indonesia?
5. Apa saja ruang lingkup dari program KB di Indonesia?
6. Bagaimana strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB?
7. Apa saja dampak program KB terhadap pencegahan kehamilan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana sejarah program KB di Indonesia.
2. Mengetahui organisasi-organisasi KB yang terdapat di Indonesia.
3. Mengetahui definisi dari program KB.
4. Mengetahui tujuan dari diadakannya program KB di Indonesia.
5. Mengetahui ruang lingkup dari program KB di Indonesia.
6. Mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB.
7. Mengetahui dampak dari program KB terhadap pencegahan kehamilan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH KB DI INDONESIA
Situasi KB di Indonesia
 Sebelum 1967
1. Masalah kependudukan tidak mendapatkan penanganan sewajarnya dari
pemerintah orde lama yang berpaham prontalis. Pemerintah memaksakan
bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan suatu potensi yang besar untuk
menggali dan mengolah berbagai sumber kekayaan alam Indonesia tanpa
memperhitungkan kulitas sumber daya manusia dan dana yang menopangnya.
2. Pemerintah pada waktu itu menyatakan tidak setuju dengan pembatasan
kelahiran sebagai upaya pengendalian penduduk (pidato presiden di Palembang
pada tahun 1952).
 Tahun 1950-an
1. Pada era ini, perhatian terhadap masalah kependudukan khususnya terhadap
gagasan keluarga berencana telah tumbuh di kalangan tokoh masyarakat.
2. Pada tahun 1957 mulai diorganisasikan pelaksanaannya oleh suatu badan
swasta Perkumpulan Keluarga Berencana (PKBI). Kegiatan PKBI masih sangat
terbatas dan dilakukan secara diam-diam karena situasi politik Indonesia sangat
tidak memungkinkan.
 Awal dekade 1960-an
1. Indonesia mengalami “baby boom” yang ditandai dengan ledakan tingkat
kelahiran yang cukup tinggi.
2. Pada tahun 1967 Presiden Soeharto dan dua puluh sembilan pemimpin dunia
lain menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia. Penandatanganan
tersebut merupakan peristiwa yang menjadi titik balik dari sikap pemerintah
orde lama yang menganut paham pronatalis, menjadi sikap pemerintah orde
baru yang lebih realistis-anti natalis.

3
3. Pemerintah orde baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang
berorientasi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat mempunyai komitmen politis sangat besar terhadap masalah
kependudukan.
 Tahun 1968
Pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
berstatus sebagai lembaga semi pemerintah
1. KepPres No.8/1970, LKBN diganti menjadi Badan Koordinasi Keluarga
Brencana Nasional (BKKBN) yang berstatus sebagai lembaga pemerintah
penuh.
 Tahun 1970
1. Tepatnya tanggal 29 Juni 1970, Presiden Soeharto melantik Dewan
Pembimbing Keluarga Berencana. Tanggal pelantikan ini kemudian ditetapkan
sebagai hari lahirnys Program Keluarga Berencana (KB) Nasional.
2. Sejak pelita I, KB secara resmi menjadi program pemerintah dan merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional.
3. Selama Enam Pelita (1969/1970-1998/1999), pelaksanaan program KB
nasional diselenggarakan berdasarkan Ketetapan MPR yang dituangkan dalam
GBHN dan Keputusan Presiden tentang Program Keluarga Berencana
Nasional.
4. Landasan legal pelaksanaan program KB nasional semakin kuat dengan
disahkannya UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera oleh MPR.
5. Organisasi KB terus berkembang dan makin besar, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kotamadya, kecamatan/desa, jumlah tenaga, sarana,
prasarana dan dana makin meningkat dan merata sesuai tuntutan perkembangan
program.
Pelita I = 6 provinsi
Pelita II = 16 provinsi
Pelita III = mencakup seluruh provinsi di indonesia
 Era Reformasi

4
Program KB diarahkan pada pengembangan SDM potensial sehingga diperlukan
upaya peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai prioritas, selain
itu juga diarahkan pada pengaturan kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan.
Deklarasi kependudukan sedunia

1. Kami percaya, bahwa masalah kependudukan harus ditempatkan sebagai


unsur yang amat penting bagi tujuan nasional suatu bangsa, serta dalam
menyalurkan aspirasi rakyatnya.
2. Kami percaya, bahwa sebagian besar orang tua di dunia ini sangat
berhasrat untuk mendapat pengetahuan mengenai keluarga berencana,
untuk merencanakan keluarga mereka. Kesempatan untuk memperoleh
ha katas jumlah anak yang diinginkan merupakan hak asasi yang paling
dasar dari setiap orang.
3. Kami percaya bahwa keberlangsungan, maupun arti dari kehidupan yang
damai sangat bergantung terhadap pemecahan dalam masalah
kependudukan dunia.
4. Kami percaya, bahwa tujuan dari keluarga berencana secara hakiki justru
berada pada pembatasannya semata-mata. Keluarga berencana juga akan
meningkatkan harkat seorang manusia untuk dapat sepenuhnya mencapai
tingkat potensi sebagai manusia utuh.

Perkembangan KB di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dibagi


menjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang
menghambat penyebarluasan program KB di Indonesia, antara lain budaya, agama,
tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor pendukung
penyebarluasan program KB, antara lain adanya komitmen politis, dukungan
pemerintah, dan dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan.
B. ORGANISASI-ORGANISASI KB DI INDONESIA
1. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Berawal dari tantangan yang sangat besar tentang gagasan KB pada tahun 1950-an.
Pada masa itu pemerintah belum menyadari manfaat KB bagi peningkatan kualitas

5
bangsa. Masyarakat melihat KB sebagai upaya pembatasan kehamilan semata, suatu
hal yang dianggap sebagai bentuk perampasan kemerdekaan yang baru saja mereka
nikmati. Hamil dan melahirkan ditanamkan sebagai tugas mulia seorang wanita untuk
melahirkan jutaan generasi baru bangsa Indonesia yang akan mengelola sumber daya
alam yang melimpah dan mengangkat citra Indonesia sebagai “bangsa yang besar” di
mata dunia.
Pandangan tersebut membuat semakin banyak wanita yang hamil dan melahirkan.
Hal tersebut berdampak terhadap kesehatan wanita. Angka kematian ibu dan bayi baru
lahir sangat tinggi. Hal ini semakin mendorong para pendiri PKBI untuk membentuk
wadah gerakan keluarga berencana di Indonesia.
Diawali dengan diskusi bersama Mrs.Dorothy Brush, anggota Field Service IPPF.
Disusul oleh kunjungan Dr. Abraham Srone, kepala Margareth Sanger Research
Institute New York. Kemudian Dr. Soeharto, dokter pribadi Presiden Soekarno ketika
itu, mulai menjajaki kemungkinan untuk mendirikan sebuah organisasi keluarga
berencana. Akhirnya, pada tanggal 23 Desember 1957 Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) resmi berdiri.
Kepekaan dan kepedulian PKBI terhadap masalah kesehatan wanita pada
gilirannya menyadarkan masyarakat untuk menempatkan KB dalam perspektif yang
lebih luas, yaitu kesehatan reproduksi. Kerja keras yang terus-menerus membuahkan
pengakuan dunia terhadap eksistensi PKBI. Pada tahun 1969, PKBI mencatat sejarah
baru sebagai anggota penuh IPPF, sebuah lembaga fedrasi internasional beranggotakan
184 negara yang memperjuangkan pemenuhan hak dan kesehatan seksual reproduksi
bagi masyarakat di seluruh dunia.

Visi perkumpulan :

Terwujudnya masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi dan


seksual serta hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual yang berkesetaraan dan
berkeadilan jenis kelamin.

6
Misi perkumpulan :

1. memberdayakan anak dan remaja agar mampu mengambil keputusan dan


berperilaku bertanggung jawab dalam hal serta hak-hak kesehatan reproduksi dan
seksual.

2. mendorong partisipasi masyarakat, terutama masyarakat miskin, marginal, dan tidak


terlayani untuk memperoleh akses, informasi, pelayanan, dan hak-hak kesehatan
reproduksi dan seksual yang berkualitas serta berkesetaraan dan berkeadilan jenis
kelamin.

3. berperan aktif dalam mengurangi prevalensi infeksi menular seksual dan


menanggulangi HIV/AIDS.

4. memperjuangkan agar hak-hak reproduksi dan seksual wanita diakui dan dihargai
terutama berkaitan dengan berbagai alternatif penanganan kehamilan yang tidak
dirugikan.

5. mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan, media dan masyarakat terhadap


program kesehatan reproduksi dan seksual serta hak-hak kesehatan reproduksi dan
seksual.

6. mempertahankan peran PKBI sebagai LSM pelopor, professional, kredibel,


berkelanjutan, dan mandiri dalam bidang kesehatan reproduksi dan juga hak-hak
kesehatan reproduksi dan seksual dengan dukungan relawan dan staf yang professional.

Nilai perkumpulan :

1. menghargai harkat dan martabat manusia dari segi jenis kelamin, umur, orientasi,
seksual, ras, warna kulit, fisik, agama, aliran politik, status sosial dan ekonomi.

2. menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan jenis kelamin, demokrasi, keadilan
sosial, pengelolaan yang baik.

3. melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dengan pendekatan hak asasi manusia.

7
4. berpegang teguh pada semangat kerelawanan, kepeloporan, profesionalisme,
kemandirian.

Berbagai program PKBI, sebagai berikut:

1. program anak dan remaja

2. program khusus bencana dan keadaan darurat

3. pemberdayaan wanita

4. partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi

5. HIV/AIDS

6. Penanganan KTD

7. Advokasi

8. peningkatan kapasitas staf, relawan, akreditasi

9. monitoring dan evaluasi (Monev)

2. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)


BKKBN merupakan lembaga pemerintah non-departemen (LPND) yang memiliki
badan hokum yang jelas dengan tugas dan kewenangannya diatur dalam undang-
undang. Pada awalnya, lembaga ini bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional kemudian pada tahun 2009 berganti nama menjadi Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional menyusul disahkannya RUU perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menjadi UU oleh DPR. Pada tingkat
provinsi, BKKBN bernama BKKB daerah yang memiliki tugas dan wewenang dalam
pengendalian penduduk, peningkatan kualitas dan mobilitas penduduk.
Tantangan pembangunan KB di Indonesia, antara lain belum kuatnya komitmen
pemerintah kabupaten/kota untuk menyukseskan program KB, terlibat bahwa program
kependudukan dan KB belum menjadi prioritas dalam pemberian anggaran dalam
APBD kabupaten/kota. Tahun 2010, BKKBN menargetkan penurunan angka
kesuburan wanita (total fertility rate, TFR) dari 2,6 menjadi 2,2 dan penurunan

8
pertumbuhan penduduk Indonesia dari 1,3% per tahun menjadi 1% pada akhir 2010,
serta penambahan jumlah peserta KB baru sebesar 7,1 juta orang.

Filosofi : menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga berencana

Visi : seluruh keluarga ikut KB

Misi : mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

Fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana dan


keluarga sejahtera
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta. LSOM dan
masyarakat dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hokum, perlengkapan dan rumah tangga

Tugas pokok : melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan


keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya


2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro
3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian
ibu, bayi dan anak
4. Penetapan sistem informasi di bidangnya
5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang keluarga
berencana dan keluarga sejahtera serta perumusan pedoman pengembangan kualitas
keluarga.

9
C. PENGERTIAN PROGRAM KB
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992).
D. TUJUAN PROGRAM KB DI INDONESIA
 Tujuan umum
Tujuan umum program KB adalah memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas. Dengan
demikian, tujuan umum lima tahun ke depan untuk mewujudkan visi dan misi
program KB dengan membangun kembali dan menetapkan pondasi yang kokoh
bagi pelaksanan program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga
berkualitas tahun 2015. Perlu diketahui bahwa tujuan tersebut merupakan
kelanjutan dari rujuan demografis dan tujuan filosofis program KB 1970, yaitu
penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50% dari kondisi TFR tahun 1970,
kelembagaan dan pengelolaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS)
dengan merencanakan kehamilan dan mencegah kehamilan yang belum di
inginkan, meningkatkan status kesehatan wanita dan anak serta meningkatkan
kesejahteraan, kesehatan dan kepuasan seksual.
 Tujuan khusus

-Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

-Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

-Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

E. RUANG LINGKUP PROGRAM KB


Berikut ini merupakan komponen ruang lingkup pelayanan KB yang dapat di berikan
kepada masyarakat.

10
1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan kontrasepsi
4. Pelayanan infertilitas
5. Pendidikan seksual
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi

Berbagai program dalam ruang lingkup program KB, adalah sebagai berikut.

1. Program keluarga berencana


Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan keluarga miskin, termasuk melalui Askeskin.
b. Pengembangan kebijakan dan strategi nasional KB rumah sakit serta fasilitas
pelayanan kesehatan rawat inap.
c. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kontrasepsi.
d. Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi keluarga miskin dan
pelayanan swasta.
e. Peningkatan akses informasi dan pelayanan KB pria.
f. Peningkatan advokasi dan pelayanan komunikasi informasi dan edukasi serta
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.
2. Program kesehatan reproduksi remaja
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Penyusunan buku dan materi KRR.
b. Penyuluhan dan penyebaran informasi peneyelenggaraan KRR melalui momen
strategis.
c. Pemantauan dan evaluasi.
d. Pembinaan program melalui seminar dan pentaloka.
e. Pengembangan modul dan sistem pembelajaran.

11
3. Program peningkatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Peningkatan kemitraan dalam pembinaan ketahanan keluarga.
b. Kegiatan komunikasi informasi dan edukasi serta program peningkatan kulitas
lingkungan keluarga.
c. Peningkatan kegiatan pemberdayaan ketahanan keluarga.
d. Peningkatan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga.
4. Program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Peningkatan pelembagaan dan jejaring pelayanan KB dan KR.
b. Peningkatan peran serta masyarakat dan pemberdayaan petugas lini lapangan.
c. Perkuat jaringan kemitraan.
d. Peningkatan keterpaduan melalui kegiatan pada berbagai momentum besar.
e. Pemantapan mekanisme operasional.
f. Penyediaan data dan informasi program KB nasional.
g. Pengembangan sarana dan peningkatan kualitas SDM dalam penguasaan
teknologi informasi.
F. STRATEGI PENDEKATAN DAN CARA OPERASIONAL PROGRAM
PELAYANAN KB
 Strategi pendekatan program KB
Strategi dasar program KB nasional
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB.
2. Menata kembali pengelolaan program KB.
3. Memperkuat SDM operasional program KB.
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB.
5. Meningkatkan pembiayaan program KB.

Strategi pendekatan dalam program KB nasional adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan kemasyarakatan diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan


peran serta masyarakat yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

12
2. Pendekatan koordinasi aktif mengkoordinasikan pelaksanaan program KB dan
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan
mempunyai kekuatan yang sinergi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
3. Pendekatan intergatif memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar
dapat membangkitkan dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua
masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua
pihak.
4. Pendekatan kualitatif meningkatkan kualitas pelayanan baik dari strategi
pemberi pelayanan dan penerima pelayanan sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendektan kemandirian memberi kepada sector pembangunan lainnya dan
masyarkaat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi, strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan
program KB nasional. Program terebut atas dasar survey PUS di Indonesia
terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu 15% PUS
langsung merespon “ya” untuk ber-KB, 15-55% PUS merepon “ragu-ragu”
untuk ber-KB, 30% PUS merespon “tidak” untuk ber-KB.
Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB
sebagai berikut.
a. Tahap perluasan jangkauan. Pola tahap ini penggarapan program lebih
difokuskan kepada sasaran:
 Pemerataan akses dan cakupan wilayah, yaitu pemerataan
akses dan cakupan program KB yang lebih diutamakan di
wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi
jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar.
 Pemerataan akses dan cakupan khalayak. Mengarah kepada
upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada
tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada
pendekatan klinik.

13
b. Tahap pelembagaan. Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada
tahap perluasan jangkauan. Tahap pemerataan akses dan cakupan
wilayah diperluas jangkauannya hingga provinsi Jawa-Bali. Pada tahap
ini, indikator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65% dengan
prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan
memanfaatkan berbagai momentum besar.
c. Tahap pembudayaan program KB. Pada tahap ini, kegiatan pemerataan
akses dan cakupan wilayah diperluas hingga di seluruh provinsi
Indonesia. Sedangkan pada tahap pemerataan akses dan cakupan
khalayak diperluas pada sisa PUS yang menolak untuk berk-KB
sehingga pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan
takesra dan kukesra.

Strategi pendekatan 5 prinsip

1. Prinsip integrasi. Strategi pendekatan dengan prinsip integrasi bertujuan


agar program KB nasional menjadi bagian tidak terpisahkan dari
program pembangunan lainnya.
Strategi pendekatan prinsip integrasi:
 Integrasi konsep KB dalam konsep KR dan hak-haknya serta
kesetaraan dan keadilan berbasis jenis kelamin
 Integrasi kegiatan pemberdayaan keluarga dengan pelayanan
KB dan pemberdayaan wanita
 Integrasi program kesehatan reproduksi remaja dengan program
KB dan KR
 Integrasi program penguatan kelembagaan dan jaringan KB
dengan program pengembangan institusi pelayanan masyarakat
lainnya
2. Prinsip desentralisasi. Strategi pendekatan dengan prinsip desentralisasi
bertujuan untuk memberi peluang dan kesempatan daerah dalam
melaksanakan program KB nasional sesuai aspirasi dan kondisi sosial
budaya setempat.

14
Strategi pendekatan prinsip desentralisasi;
 Penegasan jenis dan peningkatan kewenangan
 Sistem dan kebijakan SDM
 Dukungan infrastruktur lintas sektoral
 Mekanisme pengendalian yang handal
 Pendelegasian wewenang operasional dengan pendekatan
wilayah parpurna

3. Prinsip pemberdayaan. Strategi pendekatan dengan prinsip


pemberdayaan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang telah ada
di masyarakat agar dapat memberi dukungan pelaksanaan program
secara berdaya guna
Strategi pendekatan prinsip pemberdayaan:
 Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksanaan program KB
nasional
 Peningkatan kualitas kepemimpinan
 Pemberdayaan institusi masyarakat dalam program KB nasional
dan pemberdayaan keluarga
 Pemberdayaan masyarakat, keluarga dan individu dalam rangka
meningkatkan kemandirian
 Pemberdayaan wanita dalam pelaksanaan program KB nasional
 Pemantapan jaringan kerja program KB nasional
4. Prinsip kemitraan. Strategi pendekatan dengan prinsip kemitraan
bertujuan untuk mengembangkan kerja sama yang didasarkan pada
kesetaraan, saling menguntungkan, tulus dan saling menghargai di
antara kedua belah pihak dalam mencapai tujuan yang telah disepakati
Strategi pendekatan prinsip kemitraan:
 Koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus dan setara
 Partisipasi aktif masyarakat
 Kerja sama internasional

15
5. Prinsip segmentasi sasaran. Strategi pendekatan dengan prinsip
segmentasi sasaran bertujuan untuk memfokuskan sasaran program agar
optimal, efisien dan efektif.
Strategi pendekatan segmentasi sasaran:
 Keberpihakan pada keluarga rentan
 Perhatian terhadap segmen khusus
 Data dan informasi keluarga
 Partisipasi pria dalam rangka kesetaraan dan keadilan berbasis
jenis kelamin
 Cara operasional program pelayanan KB
Cara operasional program pelayanan KB meliputi :
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan
memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan)
dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang
tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat
sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan

16
yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan
lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:
pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program
ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan
terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah
(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter
berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

G. DAMPAK PROGRAM KB TERHADAP PENCEGAHAN KEHAMILAN


Program KB nasional memberi berbagaii dampak bagi ibu, anak-anak yang dilahirkan,
anak-anak yang lain, ayah serta seluruh keluarga.
1. Untuk ibu; dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.
a. Memperbaiki kesehatan tubuh karena kehamilan yang berulang kali dalam jangka
waktu yang terlalu pendek dapat dicegah.
b. Meningkatkan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya.
2. Untuk anak-anak yang dilahirkan.
a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan
sehat
b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
karena kehadiran anak tersebut memang di inginkan dan direncanakan
3. Untuk anak-anak yang lain.

17
a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena
setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam
keluarga.
b. Perkembangan mental dan sosial lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih
baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
c. Mendapat perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber
pendapatan keluarga tidak habis hanya untuk mempertahankan hidup.
4. Untuk ayah
Memberi kesempatan bagi ayah agar dapat memperbaiki kesehatan fisik dan
memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih
banyak waktu terluang untuk keluarganya
5. Untuk seluruh keluarga
Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota tergantung dari kesehatan seluruh
keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan
di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti
pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas
sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:
Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan
kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan
tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi:
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan
pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan
KB.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa kebidanan maka diharapkan teman-teman bisa belajar lebih
giat lagi agar nantinya bisa menjadi seorang bidan profesional yang mempunyai
kompetensi dan skill yang baik selain itu perlu di ingat apabila nantinya telah menjadi
seorang bidan maka mari kita bersama-sama mensukseskan program keluarga berencana
ini demi mencapai suatu negara indonesia yang lebih sehat. Demikian hasil makalah dari
kelompok kami apabila ada kesalahan di dalamnya kami selaku penulis meminta maaf.
Terima kasih.

19
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Dyah Noviawati Setya, dkk.(2005) Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha
Medika.Yogyakarta
Prawirohardjo, Sarwono.(2005) Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka.Jakarta
Kurniawati, Titik. S.Sit (2013) Kependudukan dan Pelayanan KB.
EGC.Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai