Anda di halaman 1dari 15

Laporan Resmi

Praktikum Anorganik II
PEMBUATAN SODA KOSTIK PREPARATIF
Dosen Pengampu,
Dr. Muliadi, S.Si.,M.Si

Oleh:
1. Rosani M Hi Saleh
2. Nur Anisa
3. Megawati Umasangadji
4. Nurfida Muhammad Dasir
5. Harina Umalekhoa

Kelas :A
Semester : IV (Empat)
Kelompok : III (Tiga)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. NaOH digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan
tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia
bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara
bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam
kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. NaOH ini dapat diperoleh melalui reaksi
penggaraman antara garam karbonat dan basa. Reaksi penggaraman adalah
suatu reaksi bersyarat dimana harus terjadi endapan sesudah reaksi. Basa yang
digunakan diperoleh dengan kapur hidup dalam air dan selanjutnya
direaksikan dengan larutan natrium karbonat. Reaksi yang terjadi adalah: CaO
+ H2O → Ca(OH)2 + Kalori
Ca(OH)2 + Na2CO3 → 2 NaOH + CaCO3

1.2 Tujuan Dan Maksud


Mempelajari cara pembuatan soda kostik sesuai dengan teori dan
mengenal sifat-sifat fisika dan kimia dari soda kostik
1.3 Manfaat
Peneliti dapat meningkatkan pemahaman , pengetahuan serta pengalaman
dalam pembuatan soda kostik preparatif
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Soda kaustik (NaOH) adalah bahan penting dalam pembuatan sabun
mandi krena menjadi bahan utama dalam proses saponifikasi dimana minyak atau
lemak akan diubah menjadi sabun. Tanpa bantuan NaOH maka proses kimia
sabun tidak terjadi. Setelah menjadi sabun maka NaOH akan terpecah menjadi
unsur pnyusun yang bersifat netral. Konsentrasi NaOH berpengaruh terhadap
kualitas sabun yang dibuat kerena dapat mempengaruhi pH sabun, asam lemak
sabun, dan kadar air. Tinggi rendahnya konsentrasi NaOH akan mempengaruhi
kesempurnaan proses saponifikasi pada sabun sehingga secara tidak langsung juga
akan mempengaruhi kualitas sabun yang dihasilkan.(Maripa, 2007).

Natrium hidroksida (NaOH) merupakan senyawa basa kuat yang juga


dikenal dengan istilah sodium hidroksida atau soda kaustik. NaOH murni
biasanya berbentuk padat berwarna putih. NaOH mempunyai sifat mudah larut
dalam air dan melepaskan panas ketika dilarutkan karena sifat dasarnya yang
merupakan golongan basa kuat. NaOH berperan sebagai katalis basa homogen,
yaitu katalis yang mempunyai fase yang sama dengan reaktan. Katalis merupakan
suatu senyawa yang mempunyai fungsi meningkatkan laju reaksi untuk mencapai
suatu kesetimbangan. Dengan adanya katalis, maka mekanisme baru akan terjadi
dengan energi pengaktifan yang lebih rendahdibandingkan reaksi tanpa
menggunakan katalis. Penambahan katalis mengakibatkan adanya interaksi antara
reaktan dengan katalis tersebut tetapi pada akhir reaksi akan terbentuk kembali
seperti keadaan semula. (Nur Rahma, 2016)

Penggunaan NaOH cukup banyak digunakan untuk industri minyak


goreng, sabun, kertas, bumbu masakan dan lain-lain. Hal ini cukup menarik untuk
diteliti baik dari segi proses dan juga dari segi kinetika reaksi kimia. Pada prinsip
stoikiometri memungkinkan untuk menghitung jumlah zat yang dapat dihasilkan
dari bahan-bahan kimia yang direaksikan pada suatu reaksi kimia. Reaksi kimia
yang diteliti ini, adalah reaksi pembentukan NaOH dari soda ash dan calsium
hidroksida sesuai reaksi sebagai berikut:
Na2CO3 +Ca(OH)2 2NaOH + CaCO3.

Sedangkan dalam perancangan reaktor-reaktor kimia perlu diketahui atau


dicari datanya dengan peelitian kinetika reaksi, yaitu mengenai suhu reaksi,
tekanan operasi, rate aliran dan waktu reaksi. Selain waktu reaksi dan rate aliran
yang saling terkait, dapat pula ditambahkan, yaitu waktu pengisian reaktor, waktu
pengosongan reaktor, waktu pendinginan dan waktu pemanasan. Karena data
tersebut sangat diperlukan dalam perancangan reaktor kimia, maka hal tersebut
yang melatar belakangi mengapa suatu penelitian kinetika reaksi dilaksanakan.
Dari data mengenai suhu reaksi, waktu reaksi dan besar slurry Ca(OH)2 yang
diperlukan untuk reaksi pembentukan NaOH tersebut, maka dapat dirancang
reaktor kimia untuk reaksi antara kalsium hidroksida ddengan soda ash yang
menghasilkan caustic soda dan calsium carbonate. (Edahwati, 2007).

Natrium hidroksida anhidrat berbentuk Kristal berwarna putih. NaOH


bersifat sangat korosif terhadap kulit. Istilah yang paling sering digunakan di
industry yaitu soda kaustik. Soda kaustik apabila dilarutkan dalam air akan
menimbulkan reaksi eksotermis.(Dewi, 2010).
BAB III
METODE
3.1 Alat
Gelas kimia 250 ml dan 600 ml, Satu set timbangan, Kaca arloji, Spatula,
Pengaduk stirer, Hot plate, Gelas ukur 50 ml dan 100 ml, Oven pengering
3.2 Bahan
Kertas saring whatcman ukuran 42, Kalsium oksida (CaO), Aquades
(H2O), Natrium karbonat (Na2CO3)
3.3 Prosedur
Dalam percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah ditimbang
padatan 1,4 gram CaO 0,5 mol dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml lalu
dilarutkan dengan 50 ml aquades, selanjutnya ditimbang padatan 2,65 gram
Na2CO3 0,25 mol dimasukkan kedalam gelas kimia 600 ml lalu dilarutkan
dengan 100 ml aquades, langkah selanjutnya dicampurkan kedua larutan dan
dipanaskan sampai tercampur dengan sempurna, setelah itu larutan
didinginkan dan disaring, setelah larutan disaring larutan dikeringkan
menggunakan oven pengering, dan langkah terakhir ditimbang endapan dan
hitung % rendamennya.
BAB IV
DATA DAN PERCOBAAN
4.1 Data
Perlakuan Hasil perlakuan Dokumentasi
Ditimbang kertas 0,04483 gram
saring kosong

Ditimbang padatan 1,4 gram


CaO 0,5 mol

Dilarutkan padatan Larutan berwarna


CaO dengan 50 ml putih susu , dan
aquades dan diaduk tercampur (bersifat
homogen) tidak
berbau
Ditimbang padatan 2,65 gram
Na2CO3 0,25 mol

Dilarutkan padatan larutan berwarna


Na2CO3 dengan 100 putih keruh, dan
ml aquades dan diaduk terca pur (bersifat
homogen)
Dicampurkan kedua Larutan tercampur
larutan dan berwarna putih
susu

larutan dipanaskan larutan tetap


sampai suhu 50ºC berwarna putih susu
sambil diaduk dan tercampur
Larutan didinginkan larutan terdapat
dan disaring padatan CaCO3

Endapan yang Endapan kering


diperoleh dikeringkan
menggunakan oven
pengering
Ditimbang endapan 6,57365 gram
yang diperoleh

Dihitung rendemen 2,611%

4.2 Reaksi
- CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2
- Na2CO3 + Ca(OH)2 2NaOH + CaCO3

4.3 Pembahasan
Soda kostik atau yang biasa disebut natrium hidroksida ( NaOH ) adalah
sejenis basa logam kostik. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk
basa kuat. Natrium hidroksida membentuk larutan alkali yang kuat ketika
dilarutkan kedalam air. Ia digunakan diberbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan
kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran,
ataupun larutan jenuh 50 %. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan. Perbandingan yang digunakan yaitu 2:1.

Dan Pada percobaan kali ini, percobaan yang pertama dilakukan yaitu
ditimbang berat kertas saring kosong dan berat kertas saring yang di timbang
yaitu 0,04483 gram, setelah itu langkah yang keduan ditimbang padatan CaO
= 1,4 gram dan Na2CO3 = 2,65 gram, kemudian langka selanjutnya dilarutkan
bubuk CaO sebanyak 1,4 gram dalam 50 ml akuades sehingga terbentuk bubur
Ca(OH)2 berwarna putih, dengan reaksi sebagai berikut:

CaO + H2O Ca(OH)2

Pencampuran bubuk CaO dengan akuades bertujuan agar CaO yang


terbentuk lebih reaktif lagi karena berbentuk cairan sehingga lebih mudah
bereaksi. Lalu sebanyak 2,65 gram bubuk Na2CO3 dilarutkan dalam 100 ml
akuades, larutan berwarna putih keruh, Selanjutnya kedua larutan dicampur
sambil dipanaskan menggunakan kan Hotplate dan diaduk menggunakan
pengaduk stirer. Pemanasan ini bertujuan agar memudahkan bubuk CaO yang
di campurkan dengan Na2CO3 dapat larut dengan sempurna. Setelah
dipanaskan kemudian campuran didinginkan hingga terbentuk lapisan bening
dan endapan putih. Campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring.
Filtrat yang dihasilkan merupakan larutan NaOH dan padatan yang terbentuk
merupakan padatan CaCO3 dan Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:

CaO (S) + H2O(l) Ca(OH)2(s)

Na2CO3(s) + Ca(OH)2(s) 2NaOH(aq) + CaCO3(s)


Padatan yang di peroleh kemudian dikeringkan di oven pengering dengan
suhu 50°C smpai padatan mengering dengan sempurna. Padatan di keringkan
menggunakan oven pengering bertujuan agar saat pengeringan tidak terdapat
pengotor-pengotor yang menempel pada padatan yang di hasilkan. Padatan
CaCO3 yang telah kering kemudian ditimbang dan berat hasil padatan tersebut
yaitu 6,57365 gram dengan hasil % Rendamen sebesar 2.611%. Sedangkan
soda kostik atau NaOH yang didapat sebesar 100 ml.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembuatan soda kostik preparatif dapat dibuat dari padatan CaO yang di
campurkan dengan padatan Na2CO3 yang menghasilkan padatan Ca(OH)2
(kalsium hidroksida) dan dari kalsium hidroksida ini kemudian dicampur kan
dengan Na2CO3 yang menghasilkan filtrat 2NaOH dan padatan CaCO 3 dan
berat padatan yang didapat yaitu 6,57365 gram dengan hasil % Rendamen
sebesar 2.611%.

5.1 Saran
1. Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum pelajarilah materi atau
panduan yang berkaitan dengan alat dan bahan yang akan dikerjakan atau
diamati saat praktikum agar saat praktikum berlangsung tidak terjadi
kekeliruan atau kesalahan dalam melaksanakan penelitian
2. Apabila kurang paham dengan alat dan bahan yang dikerjakan atau
diamati sebaiknya tanyakan langsung kepada dosen penanggung jawab
sebelum penelitian tersebut dilaksanakan agar saat praktikum berlangsung
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3. Apabila saat praktikum berlangsung dan terdapat kekurangan alat dalam
praktikum sebaiknya gunakan alat yang lain yang bisa digunakan untuk
mengganti alat praktikum yang tidak ada
4. Berhati-hatilah saat melakukan percobaan dalam praktikum dan jangan
bermain-main saat praktikum berlangsung
5. Dan bekerjasamalah dengan kompak pada masing-masing kelompok agar
hasil yang didapat dari penelitiannya akurat dan agar tidak ada kesalahan
dalam pengamatan

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Tri Kurnia, Dandy, dan Wahyu Akbar. (2010). Pengaruh Konsentrasi
NaOH, Temperature, Pemasakan, Dan Lama Pemasakan Pada
Pembuatan Pulp Dari Batang Rami Dengan Proses Soda. Jurnal Teknik
Kimia, vol. 17, No. 2.
Endahwati, luluk. (2007). Kinetika Reaksi Pembuatan NaOH Dari Soda Ash Dan
Ca(OH)2. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 7, No. 2 .

Maripa, Baiq Risni, Yeti Kurniasih, dan Ahmadi. (2007). Pengaruh Konsentrasi
NaOH Terhadap Kualitas Sabun Padat Dari Minyak Kelapa (cocos
nucifera) Yang Ditambahkan Sari Bunga Mawar (Rosa L). FPMIPA IKIP
Matar

Nur Rahma Yuliarahma Yuliyani. (2016). Pengaruh Variasi Rasio Mol


Sikloheksanon-Benzaldehida Pada Sintesis Benzilidinsikloheksanon.
Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

LAMPIRAN

6.1 Bagan

2,65 gram NaCO3


1,4 gram CaO

- Masukkan kedalam - Masukan kedalam


gelas piala 100 ml gelas piala 250 mL
Aquades 50 ml Aquades 100 ml
CaO 0,5 mol Na2CO3 0,25 mol

- Campurkanla kedua larutan dan panaskan


pada suhu ± 500C
- Dinginkan larutan dan saring

Terbentuk CaCO3

- Endapan yang terbentuk dikeringkan


- Jika tidak terbentuk, dilakukan
rekristalisasi dengan larutan muda
menguap

Etanol

- Timbanglah endapan yang


terbentuk

CaCO3

- Timbanglah endapan yang


terbentuk
- Hitunglah rendamen
6.2 Perhitungan
Diketahun : Massa CaCO3 = 6,57365 gram
g
Mr CaCO3 = 100
mol
Berat kertas saring kosong = 0,04483 gram
Ditanya : a. Berat praktek bersih...?
b. Berat teori...?
c. Rendemen...?
Penyelesaian:
a. Berat praktek bersih
Berat praktek bersih = berat kristal dslsm kertas saring kosong – berat
kertas saring kosong
= 6,57365 gram – 0,04483 gram
= 6,52882 gram
b. Berat teori
1. Mol CaO
MassaCaO
Mol CaO =
Mr CaO
1,4 gram
= g
56
mol
= 0,025 mol
2. Mol Na2CO3
Massa Na2 CO 3
Mol Na2CO3 =
Mr Na 2CO 3
2,65 gram
= g
106
mol
= 0,025 mol
Na2CO3(s) + Ca(OH)2(l) 2NaOH + CaCO3
M : 0,025 mol 0,025 mol
R : 0,025 mol 0.025 mol 0,025 mol 0,025 mol
S : - - 0,025 mol 0,025 mol
3. Massa CaCO3 = mol CaCO3 X Mr CaCO3
g
= 0,025 mol X 100
mol
= 2,5 gram
c. % Rendemen
Berat praktek
Rendemen =
Berat teori
6,52882 gram
=
2,5 gram
= 2,611 %
6.3 Gambar

Anda mungkin juga menyukai