Dyan wigati,M.Sc.,Apt
Pengertian
◦ Segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan,
termasuk sayuran dan buah-buahan.
◦ Cakupan fitokimia :
◦ Jenis kandungan kimia
◦ Struktur kimia
◦ Biosintesis
◦ Penyebaran
◦ Efek farmakologi dari bahan alam
◦ Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada
tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit.
◦ Metabolit :
◦ Metabolit primer (fundamental building) digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan organisme termasuk hewan dan manusia
◦ Karbohidrat, protein dan lemak
◦ Metabolit sekunder pertahanan diri terhadap organisme lain.
◦ Keberadaannya spesifik dan terbatas pada tanaman atau suku tertentu
sehingga bisa digunakan sebagai identitas tanaman tersebut.
◦ Tergantung suhu, kondisi tanah, iklim dan sinar matahari
Ekstraksi kegiatan menarik atau memisahkan senyawa dari
campurannya atau simplisia
◦ Pertimbangan untuk pemilihan metode ekstraksi :
sifat senyawa
Pelarut yang digunakan
Alat yang tersedia
Struktur setiap senyawa o Macam macam metode ekstraksi
suhu Maserasi
Tekanan Perkolasi
Refluk
Soxhletasi
Destilasi
Infundasi
dekok
Ekstrak
◦ Sediaan cair , kental atau kering yang merupakan hasil
ekstraksi atau penyarian suatu matriks atau simplisia
menurut cara yang sesuai.
◦ Ekstrak cair : apabila ekstrak masih mengandung
sebagian besar pelarut
◦ Ekstrak kental : sebagian penyari sudah diuapkan
◦ Ekstrak kering : sudah tidak mengandung penyari
Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak
◦ A. Faktor biologi
Identitas jenis (spesies) : jenis tumbuhan dapat dikonfirmasi sampai informasi genetiknya untuk
validasi spesies
Lokasi tumbuhan asal : faktor eksternal, yaitu lingkungan tempat tumbuh (tanah dan atmosfer)
dimana tumbuhan tersebut tumbuh ( cuaca, temperature, cahaya, air , senyawa organic dan
anorganik
Periode pemanenan : kapan senyawa yang terkandung didalamnya mencapai kadar optimal dari
proses biosistesis dan sebaliknya. Misal terjadi degradasi menjadi senyawa lain
Penyimpanan bahan tumbuhan : dapat diatur karena berkaitan dengan stabilitas bahan dan
kemungkinan adanya kontamnasi
Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
Selain tersebut di atas factor yang berpengaruh adalah GAP (Good Agriculture Practise) dan
proses pengeringan yang umumnya dilakukan dilapangan
Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak
◦ A. Faktor kimia
Faktor internal
jenis senyawa aktif aktif dalam bahan
komposisi kualitatif senyawa aktif
komposisi kuantitatif senyawa aktif
kadar total rata-rata senyawa aktif
Faktor eksternal
metode ekstraksi
perbandingan ukuran alat ekstraksi
ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
kandungan pestisida
kandungan logam berat
Senyawa kimia dalam ekstrak
Parameter spesifik:
.. Aspek kandungan kimia kualitatif dan kuantitatif dari
senyawa kimia yang memiliki aktivitas farmakologis tertentu
Meliputi :
A. Identitas ekstrak
B. Organoleptik ekstrak
C. Kadar senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Identitas ekstrak .... Lanjutan standarisasi ekstrak
Misalnya :
ada 3 daun yaitu daun seledri, daun meniran dan daun mengkudu .
Bagaimana mengidentifikasi daun tersebut secara valid?
Bisa dilihat dari ciri ciri morfologi
dari masing masing daun
tersebut
◦ Contohnya :
◦ Curcuma xanthorrhiza Roxb (tanaman)
◦ Curcuma Rhizoma (bagian tanaman)
◦ Curcuma extract (ekstrak temulawak)
◦ Senyawa identtitasnya adalah Xanthorrizol
Organoleptik
◦ Penggunaan panca indera untuk mendeskripsikan
bentuk, bau , warna dan rasa
◦ Deskripsikan untuk rimpang disamping
◦ Bentuk :
◦ Warna :
◦ Bau :
◦ Rasa :
Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Tujuannya :
◦ Memberikan gambaran awal jumlah senyawa yang dikandung
Nilai :
◦ Nilai minimal atau rentang yang telah ditetapkan sebelumnya
Prinsip :
Melarutkan ekstrak dengan pelarut untuk ditentukan jumlah solute yang
identik dengan senyawa yang dikandung.
Alat :
Gravimetri
Parameter non spesifik
Susut pengeringan
◦ Tujuan : memberikan Batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada saart
proses pengeringan
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
Dinyatakan dalam nilai persen.
◦ Prinsip : pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperature 105 derajat Celsius selama 30
menit atau sampai berat konstan.
Parameter non spesifik
Bobot jenis
◦ Tujuan : memberikan Batasan besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus
ekstrak cair atau kental yang masih dapat terukur.
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
◦ Prinsip : massa per satuan volume pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dengan alat khusus
Piknometer atau alat lain yang sesuai.
Parameter non spesifik
Kadar air
◦ Tujuan : memberikan Batasan minimal atau rentag besarnya kandungan air di dalam bahan
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
◦ Prinsip : pengukuran kandungan air yang berada didalam bahan. Metode titrasi, destillasi atau
gravimetri
Parameter non spesifik
Kadar abu
◦ Tujuan : memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari awal
sampai terbentuknya ekstrak
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.
◦ Prinsip : bahan dipanaskan pada temperature dimana senyawa organic dan turunannya terdesktruksi
dan menguap, sehingga tersisa unsur mineral dan anorganik
Parameter non spesifik
Sisa pelarut
◦ Tujuan : memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang tidak boleh
ada. Untuk ekstrak cair jumlah pelarut sisa sesuai yang ditetapkan.
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Namun untuk pelarut yang berbahaya nilai
harus negative sesuai batas deteksi intrumen
◦ Prinsip : Menentukan kandungan sisa pelarut yang secara umum dengan kromatografi gas
Parameter non spesifik
Residu pestisida
◦ Tujuan : memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung pestisida melebihi nilai yang
membahayakan bagi Kesehatan.
◦ Nilai : minimal atau sesuai rentang yang diperbolehkan. Namun untuk pelarut yang berbahaya nilai
harus negative sesuai batas deteksi intrumen
Cemaran mikroba
◦ Tujuan : Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung mikroba pathogen dan non pathogen
melebihi batas yang ditentukan karena bisa berpengaruh terhadap kestabilan ekstrak dan Kesehatan
◦ Prinsip : Menentukan adanya cemaran jamur secara mikrobiologi dan alfaltoksin dengan KLT
TUGAS
Review jurnal tentang standarisasi ekstrak dan
lampirkan jurnalnya