id
TUGAS AKHIR
Oleh :
Oleh:
WENI KUSUMAWATI
M 3509066
DIPLOMA 3 FARMASI
SURAKARTA
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
WENI KUSUMAWATI
NIM. M3509066
Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, (Hons), Ph.D Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt
NIP. 19610223 198601 1 commit
001 to user NIP. 19780319 200501 1 003
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah benar-benar
hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di
kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah
Weni Kusumawati
M3509066
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
WENI KUSUMAWATI
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Salah satu sediaan obat adalah dalam bentuk sediaan tablet. Pembuatan
sediaan tablet melewati berbagai proses yang harus dilakukan sehingga banyak
faktor yang dapat mempengaruhi. Salah satu proses dalam pembuatan sediaan
tablet adalah pengeringan granul. Adanya proses pengeringan granul akan
menyebabkan hilangnya sejumlah air dalam granul sehingga akan mempengaruhi
kadar air granul yang akhirnya akan berpengaruh pada sifat fisis tablet yang
dihasilkan. Sediaan suatu tablet diharapkan dapat memenuhi syarat-syarat fisis
dan kimiawinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeringan
granul terhadap kadar air dan sifat fisis tablet.
Pembuatan tablet dilakukan dengan metode granulasi basah. Digunakan
formula yang sama selanjutnya dibedakan lama pengeringan granul untuk masing-
masing formula. Variasi waktu pengeringan yang digunakan yaitu 30 menit, 90
menit, 120 menit dan 180 menit. Uji yang dilakukan adalah uji sifat fisis granul
dan uji sifat fisis tablet. Uji sifat fisis granul antara lain kadar air, pengetapan,
sudut diam dan waktu alir. Sedangkan uji sifat fisis tablet antara lain kadar air,
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Hasil penelitian
dianalisa secara statistik dan dibandingkan dengan persyaratan dalam Farmakope
dan pustaka lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengeringan
granul semakin kecil kadar air dalam granul, menurunkan waktu alir dan
memperkecil sudut diam, keseragaman bobot baik, dan menurunkan kerapuhan.
Dari keempat formula, formula dengan lama pengeringan granul 180 menit
menghasilkan granul dan tablet yang paling baik dibandingkan dengan ketiga
formula lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan dihasilkannya granul dengan nilai %
LOD yang paling tinggi, % MC yang rendah, waktu alir granul yang paling cepat,
sudut diam yang kurang dari 300, dan pengetapan granul paling kecil. Tablet yang
dihasilkan pun memiliki kadar air yang paling kecil, kadar CV paling kecil,
kerapuhan yang kecil, dan kekerasan tablet yang tinggi.
Kata kunci : Parasetamol, kadar air, sifat fisis granul, sifat fisis tablet.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
WENI KUSUMAWATI
ABSTRACT
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
kemudahan”
(Anonim)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah
(Anonim)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang
(Andrew Jackson)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
pengorbanannya.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan bahagia penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan judul “Pengaruh Lama Pengeringan Granul Terhadap
granul terhadap kadar air dan sifat fisis tablet. Penulisan tugas akhir ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Maret Surakarta.
atas dukungannya.
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan dengan sesuatu yang lebih baik.
commit to user
Amin.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Namun, dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima
kritik dan saran dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini
Weni Kusumawati
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Penabletan ....................................................................................................38
D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet............................................................39
1. Kadar Air Tablet ....................................................................................39
2. Keseragaman Bobot Tablet ....................................................................41
3. Kekerasan Tablet ....................................................................................44
4. Kerapuhan Tablet ...................................................................................46
5. Waktu Hancur Tablet .............................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................52
LAMPIRAN ............................................................................................................53
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Perbandingan LOD (%) dan MC (%) terhadap Formula .....30
Gambar 5. Diagram Hubungan Kadar Air Tablet (%) terhadap Formula ..........40
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
CV : Coefficient of Variation
C :Celcius
dt : detik
Kg : Kilogram
MC : Moisture Contence
mnt : menit
SD : Standart Deviasi
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada proses pembuatan tablet dengan metode granulasi basah salah satu
massa granul yang masih basah akibat penambahan larutan bahan pengikat
sehingga diperoleh granul kering yang dapat dicetak menjadi tablet. Sifat fisis
tablet salah satunya dipengaruhi oleh kadar air setelah proses pemanasan granul
karena proses pemanasan akan mempengaruhi kadar air dalam granul dan pada
akhirnya akan mempengaruhi sifat fisis tablet yang dihasilkan. Banyaknya air
yang hilang selama proses pengeringan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalam granul. Untuk dapat
menghasilkan tablet dengan sifat fisis yang baik dan kadar air yang memenuhi
syarat perlu adanya proses pengeringan dengan waktu yang optimal (Rankell
dkk,1986).
organik. Sebagai bahan pengering dapat udara yang mampu menyerap lembab
sampai tercapai kondisi jenuhnya.Lembab dapat terserap bersama uap air yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
dari permukaan solid, kecepatan migrasi air dari dalam permukaan, kelembaban
udara, lama waktu pengeringan, suhu pengeringan dan kemampuan membawa uap
dari udara. Kemampuan pembawa ini tidak hanya menentukan laju pengeringan,
tetapi juga tingkat pengeringan yaitu kandungan lembab terendah untuk bahan
temperatur harus konstan dan aliran udara yang merata pada bahan yang
pengaruhnya terhadap kadar air serta sifat fisis granul dan tablet yang berguna dalam
B. Perumusan Masalah
2. Bagaimana pengaruh waktu pengeringan granul terhadap sifat fisis granul dan
tablet?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
pengeringan granul dalam proses pembuatan tablet. Secara khusus penelitian ini
bertujuan:
2. Mempelajari pengaruh proses pengeringan granul terhadap sifat fisis granul dan
tablet sehingga diperoleh granul dan sediaan tablet dengan sifat fisis yang
memenuhi syarat.
D. Manfaat Penelitian
b. Diperoleh sediaan tablet dengan sifat fisis tablet yang memenuhi syarat.
efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu atau lebih jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan. Zat tambahan yang digunakan berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(Anonim, 1979).
ukuran dan variabilitas kandungan yang paling rendah, ringan dan kompak,
mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim, bisa dijadikan produk dengan
profil pelepasan khusus, biaya produksi tablet murah dan dapat diproduksi secara
Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,
bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna
pembantu tablet harus netral, tidak berbau, tidak berasa dan jika mungkin tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
tablet dan memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
digunakan antara lain laktosa, pati dan selolusa mikrokristal (Anonim, 1995).
granulasi dan pada tablet sewaktu dikempa serta menambah daya kohesi yang
telah ada pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk
kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam larutan (Anonim, 1995). Bahan
menjadi penabletan yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu
digunakan yaitu gula, jenis pati, gelatin turunan selulosa, gom arab dan tragakan
(Voigt, 1984).
Kerja bahan penghancur adalah melawan kerja bahan pengikat dan kekuatan fisik
tablet sebagai akibat tekanan mekanik pada proses pengempaan. Makin kuat kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
bahan pengikat maka diperlukan bahan penghancur yang lebih efektif. Bahan
penghancur yang umum digunakan adalah amilum, alginat dan selulosa (Voigt,
1984).
d. Bahan Pelicin
atau granul yang akan ditablet dan mengurangi penyimpangan massa sehingga
gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet.
tablet pada dinding ruang cetak dan permukaan punch serta menghasilkan kilap
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat
suatu produk lebih menarik. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet
kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam mulut (Banker dan
Anderson, 1986).
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering
(mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung (Anonim, 1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pada granulasi
basah ini bahan pengikat yang ditambahkan agar dihasilkan massa lembab
jumlahnya harus relatif cukup, karena kekurangan atau kelebihan bahan pengikat
akan menyebabkan granul yang tidak sesuai dengan yang diinginkan dan akan
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi
2) Obat yang mempunyai tekanan tinggi, sifat alir dan kompaktibilitas yang jelek
Kelemahan pada granulasi basah yaitu dibutuhkan tempat kerja yang luas
dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan/atau lembab atau juga
tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat
mengalir bebas, dan/atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa
langsung. Sebagai contoh asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi
keuntungan yaitu tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, prosesnya kering,
3. Pengeringan
organik. Sebagai bahan pengering dapat udara yang mampu menyerap lembab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
pemindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan kepada bahan yang
akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang diperlukan untuk penguapan
dari lembab. Perpindahan massa dilibatkan dalam difusi air melalui bahan ke
permukaan, dan dalam difusi dari uap resultan ke dalam aliran udara yang lewat.
Faktor kritis dalam pekerjaan pengeringan adalah kemampuan membawa uap dari
udara, nitrogen, atau aliran gas lain melalui bahan yang sedang dikeringkan.
Kemampuan membawa ini tidak hanya menentukan laju pengeringan, tetapi juga
tingkat pengeringan, yaitu kandungan lembab terendah untuk bahan tertentu dapat
dikeringkan. Sistem uap air udara adalah sistem yang paling banyak digunakan
Pengeringan yang berlangsung pada tekanan uap dan suhu rendah disebut
sebagai pengeringan menguapan sebaliknya jika suhu dan tekanan uap mendekati
titik didih lembab disebut pengeringan penguapan.Panas yang diberikan dan yang
Untuk penyebaran panas berlaku prinsip dasar, bahwa arah energi panas secara
alamiah berlangsung dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Agar pengeringan
memiliki luas permukaan yang tinggi, jadi dalam bentuk lapisan yang tipis. Ini
dimaksudkan agar panas yang diberikan dengan segera berubah lembab menjadi
uap yang kemudian berdifusi melalui bahan yang dikeringkan dan akhirnya
bergerak menuju udara bebas. Perbedaan sifat ikatan antara air dengan zat padat
besarnya panas ikatan. Ini diartikan sebagai besarnya energi yang dibutuhkan
yang tinggi sekali yang merupakan gabungan kebutuhan panas untuk ikatan air
Jika suatu zat padat basah mula-mula diletakkan pada oven pengering,
mulai menyerap panas dan meningkat temperaturnya. Pada waktu yang sama,
pendinginan menjadi sama dan temperatur bahan yang mengering menjadi stabil.
Selama jumlah perpindahan panas oleh radiasi relatif kecil, temperatur menjadi
sama dengan temperatur bola basah dari udara yang mengering (Rankell dkk,
1986).
kecepatan penguapan air dari permukaan solid, kecepatan migrasi air dari dalam
permukaan solid, tekanan udara, dan jumlah kalori yang digunakan (Rankell dkk,
1986).
Pemeriksaan kualitas granul meliputi: kadar air, waktu alir, sudut diam, dan
penabletan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
lembab dari granul atau serbuk. Metode standart yang biasa digunakan adalah
menggunakan udara panas hingga didapat berat konstan dari bahan yang
berdasarkan berat basah atau berat kering. Berdasarkan berat basah, kandungan air
dari suatu bahan dihitung sebagai persen berat dari bahan basah, sedangkan
berdasarkan berat kering, air dinyatakan sebagai persen berat dari bahan kering.
Istilah susut pengeringan umumnya disebut LOD (loss on drying), yaitu suatu
berikut:
% LOD= x100%
LOD dari suatu zat padat basah sering ditentukan dengan menggunakan
neraca kelembaban, yang mempunyai sumber panas untuk pemanasan cepat dan
skala yang dikalibrasi dalam % LOD. Suatu sampel yang telah ditimbang
diletakkan pada neraca dan dibiarkan kering sampai beratnya konstan. Air yang
hilang karena penguapan dibaca langsung pada skala LOD % (Rankell dkk,1986).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Pengukuran lain untuk kelembaban dalam zat padat basah ialah suatu
% MC= x 100%
Nilai LOD dalam setiap campuran zat padat-cairan dapat bervariasi dari
sedikit di atas 0 % sampai sedikit di bawah 100 %, tetapi nilai MC dapat berubah
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk
mengalir melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran
partikel, melalui gaya kohesi diantara partikel. Sifat aliran ini dapat diperbaiki
melalui penambahan bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar partikel. Uji
waktu alir yang berupa corong yang ditutup pada lubang keluarnya. Penutup
dibuka kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau
granul keluar dari corong. Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan.
Waktu yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu
mengalir tiap satuan waktu (Banker & Anderson, 1986). Kecepatan alir granul
yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram per detik untuk 100 gram granul
(Parrott, 1971).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan
permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 300 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya
lebih besar atau sama dengan 400biasanya daya mengalirnya kurang baik (Banker
dan Anderson, 1986). Suatu granul memiliki sifat alir yang baik apabila
mempunyai sudut diam 25-45º (Siregar & Saleh, 2010). Untuk mengetahui
Tan α = h/r
4.4. Pengetapan
terhadap sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada saat
volume konstan partikel serbuk berada pada kondisi yang paling mampat. Sifat
fisik massa granul yang baik jika memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20 %
tercapai berat konstannya. Kadar air dalam tablet diperoleh dengan rumus:
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh
satutablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari
harga kolom B, jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam
25 mg atau kurang
15 % 30 %
26 mg – 150 mg
10 % 20 %
151 mg – 300 mg
7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg
5% 10 %
nilai untuk tablet tidak bersalut dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya lebih besar dari
5% dan tidak satupun yang menyimpang dari 10% dihitung dari bobot rata-
kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
pengiriman dan pada saat telah digunakan oleh konsumen. Kerapuhan juga
merupakan salah satu cara untuk mengukur kekuatan tablet, dipengaruhi oleh
kerapuhan tablet yaitu bentuk, ukuran dan sifat mengembang dari bahan
Kerapuhan di atas 1,0% menunjukkan bahwa tablet rapuh dan dianggap kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat
6. Tinjauan Bahan
a. Parasetamol
Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan larut dalam 70 bagian
air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
b. Amylum Manihot
Merupakan pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl
berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.Kelarutan praktis tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
larut dalam air dingin dan dalam etanol (95 %) P. Khasiat dan penggunaan zat
c. Laktosa
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Pemerian
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95
%)P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Khasiat dan
d. Mg Stearat
Mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 8,5 % MgO,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk halus, putih,
licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan praktis tidak
larut dalam air, dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P. Khasiat dan
e. Aquadest
B. Kerangka Pemikiran
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lama pengeringan. Lama
pengeringan yang berbeda akan diperoleh kadar air yang berbeda pula yang
terkandung di dalam granul. Untuk dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisis
yang baik dan kadar air yang memenuhi syarat perlu adanya proses pengeringan
dengan waktu yang sesuai. Formulasi tablet dengan variasi waktu pengeringan
granul diharapkan dapat diketahui pengaruhnya terhadap kadar air dalam granul
serta terhadap sifat fisis granul dan tablet. Dengan mengetahui pengaruh waktu
pengeringan granul terhadap kadar air serta sifat fisis granul dan tablet akan
diketahui waktu pengeringan granul yang paling efektif dan efisien sehingga dapat
basah dengan larutan bahan pengikat yaitu mucilago amily 10%. Granulasi basah
digunakan karena campuran bahan yang digunakan dapat kontak dengan cairan
pengeringan kemudian dilakukan pengujian kadar air dalam granul dan sifat fisis
granul. Granul kering kemudian dicetak menjadi tablet dengan kedalaman punch
yang dibuat sama. Tablet kemudian dilakukan pengujian sifat fisis tablet untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
a) Lama pengeringan granul berpengaruh pada kadar air dalam granul dan tablet,
dimana semakin lama pengeringan granul memberikan kadar air yang semakin
kecil, waktu alir granul semakin cepat, sudut diam granul semakin kecil,
indeks tap semakin kecil, keseragaman bobot semakin baik, kekerasan tinggi,
kerapuhan yang rendah dan waktu hancur tablet yang memenuhi syarat.
b) Semakin lama pengeringan granul akan memberikan jumlah kadar air yang
rendah sehingga mempengaruhi sifat fisis granul dan tablet yang dihasilkan
lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
empat formula.
2. variabel tergantung: kadar air dalam granul kering, waktu alir granul, sudut
kompresi, ukuran granul, tebal lapisan granul ketika pengeringan dan alat
B. Metode Penelitian
untuk memperoleh data hasil. Dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap pertama
tahap kedua yaitu dengan waktu pengeringan granul basah 90 menit, tahap ketiga
dengan waktu pengeringan granul basah 120 menit dan tahap keempat dengan
waktu pengeringan granul 180 menit. Perbedaan diantara keempat tahap yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
dari masalah yang akan diteliti. Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat di
1. Alat
2. Bahan
manihot (Agung Jaya), laktosa (Agung Jaya), Mg stearat (Agung Jaya), dan
aquadest.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
E. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Formula
Bahan Berat
Parasetamol 300 mg
Laktosa 190,3 mg
Amilum 57 mg
Musilago amyli 17 mg
Mg stearat 5,7 mg
Formula I, II, III dan IV dibuat sama.
Berat tablet dibuat 570 mg untuk setiap formula
2. Pembuatan granul
campuran bahan sehingga terbentuk massa granul basah. Massa granul basah
dengan variasi lama pengeringan yaitu 30 menit, 90 menit, 120 menit dan 180
awalnya, lalu dikeringkan dalam oven dengan waktu pengeringan yang telah
ditetapkan untuk masing-masing formula selain itu juga dicari berat konstan
granul. Setelah itu dicari berat air dalam sampel dengan cara mencari selisih
menghitung % LOD dan berat air dalam sampel dihitung dengan cara mencari
selisih antara berat setelah pengeringan dikurangi berat granul konstan untuk
% LOD= x100%
% MC= x 100%
lewat tepi corong yang ujung tangkainya tertutup. Penutup dibuka dan granul
dibiarkan mengalir sampai habis. Waktu alirnya dicatat dengan stopwatch yaitu
dari saat dibuka sampai seluruh granul keluar. Dilakukan uji waktu alir
V=
Keterangan:
tumpukan granul dengan bidang horisontal. Bila sudut diam lebih kecil atau
commit to user
sama dengan 30˚ biasanya menunjukkan bahwa granul mempunyai sifat alir
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
yang baik dan bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40˚ biasanya sifat
alirnya kurang baik. Sudut diamnya diukur yaitu pada diameter granul dengan
Tg α=
Keterangan:
d) Uji Pengetapan
berikut:
T= x100%
Keterangan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
4. Pengempaan Tablet
menggunakan kedalaman punch yang sama dengan bobot tiap tablet 570 mg.
CV= x 100%
c. Kekerasan Tablet
pada alat dengan skala awal 0, kemudian alat diputar searah jarum jam, skala
pada alat dibaca pada saat tablet pecah dan harga yang diperoleh merupakan
commit to user
bilangan yang menyatakan kekerasan tablet.
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
d. Kerapuhan Tablet
kerapuhan tablet (friability tester).Alat dijalankan selama 4 menit atau 100 kali
% kerapuhan =
e. Waktu Hancur
Turun naikkan keranjang sampai tablet habis dan dicatat waktu dari masing-
Kadar air dalam granul yang telah dilakukan proses pengeringan dengan
variasi lama waktu pengeringan disajikan dalam bentuk kurva hubungan antara
kadar air granul versus waktu. Untuk teknik analisa dan pengumpulan datanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Pembuatan Granul
basah. Proses granulasi bertujuan untuk meningkatkan sifat alir serbuk. Pertama
partikel serbuk menjadi saling berlekatan. Jumlah musilago amily yang diperlukan
untuk membentuk massa elastis pada formula dikendalikan, sehingga sifat fisis
granul maupun sifat fisis tablet yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan.
Massa granul ini kemudian diayak dengan ayakan 16 mesh dan dikeringkan dalam
oven pada suhu 600 dengan lama pengeringan yang bervariasi yaitu 30 menit, 90
menit, 120 menit dan 180 menit. Granul yang telah melalui proses pengeringan
yang telah ditentukan diayak dengan ayakan ukuran 18 mesh untuk memperkecil
granul yang akan dibuat tablet memenuhi persyaratan atau tidak, sehingga
pada granul kering sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin kecuali untuk
uji pengetapan hanya dilakukan pada granul yang telah mengandung bahan
pelicin. Uji kadar air dilakukan pada granul tanpa bahan pelicin setelah
hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dengan adanya bahan pelicin mampu
memperbaiki sifat alir granul atau serbuk. Pemeriksaan sifat fisis granul terdiri
dari kadar air granul, waktu alir granul, sudut diam dan pengetapan. Hasil
Keterangan :
FI : Formula tablet dengan lama pengeringan 30 menit pada suhu 600 C
FII : Formula tablet dengan lama pengeringan 90 menit pada suhu 600 C
FIII : Formula tablet dengan lama pengeringan 120 menit pada suhu 600 C
FIV : Formula tablet dengan lama pengeringan 180 menit pada suhu 600 C
Kadar air dilakukan penimbangan granul sebelum dan sesudah pengeringan granul.
Waktu alir dan sudut diam dilakukan sebanyak 3x replikasi percobaan.
Indeks tap dilakukan sampai volume konstan.
Pengujian kadar air granul dilakukan untuk mengetahui susut pada saat
lain untuk kelembaban dalam granul basah yaitu suatu perhitungan berdasarkan
content). Nilai LOD dalam setiap campuran zat padat-cairan dapat bervariasi
dari sedikit di atas 0% sampai sedikit di bawah 100%, tetapi nilai MC dapat
berubah sedikit di atas 0% dan mendekati tak terhingga (Rankell dkk., 1986).
Diagram perbandingan %LOD dan %MC dari berbagai formula dapat dilihat
pada Gambar 1.
18
15.37 15.61
16 14.83
14 12.91
12
10
8
6
4 3.226
2 0.948
0.313 0.034
0
F1 F2 F3 F4
%LOD %MC
Hasil pemeriksaan kadar air yang dinyatakan dalam %LOD dan %MC
lama memiliki kandungan air yang lebih kecil dari pada granul yang memiliki
waktu pengeringan yang lebih singkat. Granul pada formula IV yang memiliki
waktu pengeringan paling lama yaitu 180 menit memiliki kadar air yang paling
paling besar dan %MC yang paling kecil dari formula lainnya. Granul pada
memiliki kadar air yang paling tinggi, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai
%LOD paling kecil dan %MC yang paling tinggi. Formula II yang memiliki
waktu pengeringan 90 menit mengandung kadar air yang lebih kecil dari
formula I. Sedangkan formula III yang memiliki waktu pengeringan 120 menit
Hasil pengujian kadar air granul ini menunjukkan bahwa kadar air
dalam granul berbanding terbalik dengan waktu pengeringan. Hal ini terlihat
dari semakin lama waktu pengeringan granul memberikan kadar air yang kecil
mengalir dalam suatu alat. Kecepatan alir granul menunjukkan jumlah granul
yang mengalir tiap detik. Waktu alir granul dipengaruhi oleh bentuk partikel,
bahan pelicin. Semakin besar ukuran granul maka kecepatan alir granul
semakin baik. Semakin kecil ukuran granul akan memperbesar daya kohesinya
sehingga granul akan mudah menggumpal dan tidak mudah mengalir (Martin
dkk., 1983).
memberikan waktu alir yang cepat. Semakin lembab kondisi granul akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
memperlama waktu alir, hal ini karena granul yang lembab akan mudah
menggumpal satu sama lain sehingga sulit untuk mengalir turun ke bawah.
yang mempunyai sifat alir baik akan mengisi ruang kompresi dengan konstan,
tidak ada rongga dalam tablet, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki bobot
yang seragam dan kandungan zat aktif juga akan seragam (Parrot, 1970).
Waktu alir yang baik adalah kurang dari 10 detik untuk 100 gram granul
(Voigt, 1984).
alir tablet tanpa pelicin dan dengan pelicin dapat dilihat pada Gambar 2.
8.4 8.2
8.2
8 7.89
7.78
7.8 7.7 7.7
7.6
7.4 7.26
7.2 7.09 7.02
7
6.8
6.6
6.4
F1 F2 F3 F4
Gambar 2. Diagram perbandingan waktu alir (detik) tanpa dan dengan penambahan pelicin
alir lebih cepat dibanding tanpa pelicin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
gesekan antar partikel sehingga granul lebih mudah untuk mengalir. Formula I
yang memiliki waktu pengeringan granul paling sedikit yaitu 30 menit sebelum
dan sesudah penambahan pelicin memiliki waktu alir yang paling lama dari
memberikan respon waktu alir yang lebih baik dari formula I. Formula III yang
memiliki waktu pengeringan 120 menit memiliki respon waktu alir yang lebih
baik dari formula II. Granul pada formula IV yaitu yang memiliki waktu
pengeringan paling lama yaitu 180 menit memberikan respon waktu alir yang
waktu pengeringan granul akan memberikan respon waktu alir yang semakin
baik. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu pengeringan granul akan
yang diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini
waktu alir granul formula. Selanjutnya uji t (LSD) dengan taraf kepercayaan
3. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk dari serbuk atau granul yang
(Voigt, 1995). Suatu granul memiliki sifat alir yang baik apabila mempunyai
sudut diam 250-450 (Siregar & Saleh, 2010). Perbandingan sudut diam antar
granul tanpa pelicin dengan granul dengan pelicin dapat dilihat pada Gambar 3.
31 30.26
30 29.46
28.99 29.07 28.88
29 28.49
28 27.39 27.18
27
26
25
F1 F2 F3 F4
Gambar 3. Diagram perbandingan antara sudut diam tanpa dan dengan penambahan
pelicin
diperoleh hasil bahwa sudut diam dari keempat formula sebelum maupun
nilai 25-45. Semakin kecil nilai sudut diam, granul semakin mengalir dengan
commit
baik. Penambahan pelicin dapat to user aliran granul melewati corong
mempercepat
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
sehingga dapat memperbaiki sifat alir granul akibatnya granul bersifat free
sudut diam yang ditandai dengan turunnya nilai diagram batang, kecuali pada
kurang homogen.
memberikan hasil sudut diam yang semakin kecil. Hal ini terjadi karena
kering dan mempunyai sifat alir yang baik. Dilihat pada gambar 3, formula I
sudut diam yang kurang sesuai yaitu dengan semakin lama waktu pengeringan
menunjukkan data terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
kemudian dilanjutkan ke uji Anava satu jalan yang tidak menunjukkan adanya
sudut diam granul dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga
tidak dilanjutkan ke uji t (LSD). Pada granul setelah penambahan pelicin, hasil
terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05, kemudian dilanjutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
ke uji Anava satu jalan yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini berarti semakin lama waktu
Selanjutnya uji t (LSD) dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil bahwa
4. Pengetapan
yang konstan. Adanya hentakan dan getaran pada granul akan menghasilkan
volume granul yang mampat hal ini terjadi karena granul yang mendapatkan
hentakan dan getaran akan mengisi atau menempati ruang kosong antar granul.
Pada saat volume konstan partikel serbuk berada pada kondisi yang paling
mampat. Pada saat itulah kompresibilitas granul ditetapkan sebagai indeks tap.
Granul/serbuk dengan pengetapan kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang
buruk. Semakin kecil indeks pengetapan (%) maka semakin baik sifat alirnya
(Lachman dkk., 1994). Perbandingan indeks tap untuk keempat formula dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
12 11.33
10 9.33
8 7.33
6.67
6
4
2
0
F1 F2 F3 F4
harga pengetapan kurang dari 20%. Pada formula IV yang memiliki waktu
pengeringan 180 menit memberikan respon indeks tap yang paling kecil
mempunyai waktu alir yang lebih cepat dari formula lainnya sehingga akan
pengetapan yang paling besar, hal ini karena dalam formula I mengandung
kelembaban yang besar sehingga memiliki waktu alir yang besar (lambat)
formula I, hal ini karena formula II memiliki kelembaban yang lebih kecil dari
formula I sehingga memiliki waktu alir yang lebih besar dari formula I dan
commit to user
lebih kecil dari formula III. Berdasarkan keempat formula, dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
yang diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini
indeks tap granul. Selanjutnya uji t (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%
signifikansinya kurang dari 0,05, kecuali pasangan formula I dan II, II dan III
C. Penabletan
sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
tablet yang dapat memenuhi kriteria tablet yang baik sesuai dengan persyaratan
memiliki sifat fisis yang paling baik dari formula lainnya. Hasil pemeriksaan
Keterangan :
FI : Formula tablet dengan lama pengeringan 30 menit pada suhu 600 C
FII : Formula tablet dengan lama pengeringan 90 menit pada suhu 600 C
FIII : Formula tablet dengan lama pengeringan 120 menit pada suhu 600 C
FIV : Formula tablet dengan lama pengeringan 180 menit pada suhu 600 C
Pemeriksaan kadar air perlakuan pada 10 tablet
Pemeriksaan keseragaman bobot perlakuan pada 20 tablet
Pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan dilakukan sebanyak 3 kali replikasi
Pemeriksaan Waktu Hancur perlakuan pada 6 tablet
dalam tablet. Kadar air dalam tablet dipengaruhi oleh banyaknya air yang
tablet yang dihasilkan akan memiliki kadar air yang kecil. Sebaliknya semakin
dihasilkan setelah proses penabletan akan memiliki kadar air yang besar pula.
kadar air dalam tablet maka semakin kering tablet tersebut sehingga akan
memiliki kekerasan yang baik dan kerapuhan tablet yang kecil. Sebaliknya
semakin besar kadar air dalam tablet maka semakin lembab tablet tersebut
sehingga akan memiliki kekerasan yang kurang baik dan bersifat rapuh. Hasil
perbandingan kadar air tablet dari keempat formula dapat dilihat pada
Gambar5.
2.5
2.19
1.5
1.26
1 0.85
0.599
0.5
0
F1 F2 F3 F4
menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengeringan granul maka tablet yang
commit to user
dihasilkan memiliki kadar air yang semakin kecil. Tablet formula I memiliki
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
kadar air yang paling tinggi dari formula lainnya karena waktu pengeringan
granulnya paling singkat yaitu 30 menit. Tablet formula II memiliki kadar air
yang lebih kecil dari tablet formula I karena waktu pengeringan granulnya
lebih lama dari formula I yaitu 90 menit. Tablet formula III memiliki kadar air
yang lebih kecil dari tablet formula II karena memiliki waktu pengeringan
granul yang lebih lama yaitu 120 menit. Tablet formula IV memiliki kadar air
yang paling kecil diantara formula lain karena memiliki waktu pengeringan
yang diperoleh masih terdistribusi normal dengan nilai p adalah lebih besar
dari 0,05, kemudian dilanjutkan ke uji Anava satu jalan yang menunjukkan
adanya perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Hal ini berarti lama waktu pengeringan granul memberikan pengaruh terhadap
kadar air dalam tablet tiap formula. Selanjutnya uji t (LSD) dengan taraf
Keseragaman bobot dipengaruhi oleh sifat alir granul. Sifat alir granul yang
keseragaman bobot tablet tidak bersalut dengan bobot tablet lebih dari 2 tablet
yang menyimpang lebih dari 5% dan tidak boleh satupun tablet yang bobotnya
dengan persyaratan bobot tablet, apabila tidak ada satupun tablet yang
tablet sesuai dengan Farmakope Indonesia dapat dilihat pada Tabel VI.
Formula Rentang
Kolom A (mg) Kolom B (mg)
I 514,14-568,26 487,08-595,32
II 531,38-587,32 503,41-615,29
III 542,165-599,24 513,63-627,77
IV 548,77-606,53 519,88-635,42
Keterangan :
Kolom A : untuk besar penyimpangan 5% dari bobot rata-ratanya
Kolom B : untuk besar penyimpangan 10% dari bobot rata-ratanya
formula dibandingkan dengan penyimpangan bobot tablet maka tidak ada satu
tablet pun yang menyimpang lebih dari 5 % dan tidak ada satu tabletpun yang
perbandingan nilai CV (%) dari keempat formula dapat dilihat pada Gambar 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
0.9 0.849
0.8
0.7 0.633
0.6
0.5 0.459
0.4 0.365
0.3
0.2
0.1
0
F1 F2 F3 F4
CV (%)
untuk menentukan apakah bobot tablet seragam atau tidak. Tablet yang baik
kurang dari 5 %. Sesuai data pada Gambar 6, formula I yang memiliki waktu
dengan formula lainnya, hal ini dipengaruhi oleh sifat alirgranul. Sesuai teori
semakin baik sifat alir granul maka semakin kecil harga CV.
yang diperoleh masih terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini
keseragaman bobot tablet tiap formula. Selanjutnya uji t (LSD) dengan taraf
3. Kekerasan Tablet
hancur dan kerapuhan. Semakin keras tablet waktu hancurnya semakin lama
dan kerapuhannya semakin kecil. Hal ini karena semakin keras tablet
rendah disebabkan karena granul yang lembab sehingga tablet yang dihasilkan
menjadi rapuh. Selain itu, penambahan bahan pengikat yang kurang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
8
7.158
7 6.602
6 5.523
4 3.616
0
F1 F2 F3 F4
kekerasan (kg)
dikempa dengan kedalaman punch dan tekanan kompresi yang sama, namun
karena adanya perbedaan sifat granul yang dihasilkan dari keempat formula
baik dengan tekanan kompresi yang sama akan menghasilkan tablet dengan
kekerasan yang tinggi dari pada granul dengan sifat fisis yang jelek. Formula I
memiliki kekerasan yang paling rendah dari formula lainnya, hal ini karena
formula I memiliki sifat fisis granul yang paling jelek diantara formula lainnya.
yang diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini
4. Kerapuhan Tablet
dalam melawan tekanan mekanik dan menunjukkan jumlah zat yang terkikis
akibat proses gesekan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerapuhan tablet
kerapuhannya semakin kecil. Tablet yang baik memiliki kerapuhan tidak lebih
pengikat maka semakin keras tablet yang dihasilkan karena partikel serbuk
saling berlekatan dengan kuat sehingga tablet tidak rapuh. Data hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
1.4
1.226
1.2 1.14
1 0.929
0.881
0.8
0.6
0.4
0.2
0
F1 F2 F3 F4
kerapuhan (%)
yaitu lebih dari 1 %. Untuk formula III dan IV yang memiliki waktu
formula III memiliki tingkat kerapuhan yang lebih rendah dari formula II dan
lebih tinggi dari formula IV yaitu 0,899%. Hal ini dapat dikarenakan formula I
yang memiliki waktu pengeringan 30 menit mengandung kadar air yang paling
tinggi dari formula lainnya sehingga granul yang terbentuk bersifat rapuh dan
kadar air yang lebih kecil dari formula I sehingga granul yang terbentuk tidak
commit to user
begitu rapuh dari pada granul formula I. Formula III yang memiliki waktu
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
pengeringan 120 menit memiliki kadar air yang lebih kecil dari formula II
sehingga granul yang terbentuk tidak mudah rapuh. Formula IV yang memiliki
waktu pengeringan 180 menit memiliki kadar air yang paling kecil dari
formula lainnya sehingga granul yang terbentuk juga akan semakin baik.
yang diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
perbedaan yang bermakna dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini
signifikansinya kurang dari 0,05, kecuali pasangan formula I dan II, serta
dalam media yang sesuai, sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal
diatas kasa. Waktu hancur tablet akan menentukan kadar obat yang akan
diabsorbsi karena suatu tablet untuk siap diabsorbsi harus dalam keadaan
terlarut. Tablet harus berada dalam bentuk partikel atau granul sehingga obat
mudah untuk larut. Faktor yang mempengaruhi waktu hancur tablet antara lain
III, waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit
pada Gambar 9.
20 17.65 18.15
14.43
15
11.67
10
0
F1 F2 F3 F4
menit.Formula III memiliki waktu hancur rata-rata sebesar 17,65 menit dan
formula IV memiliki waktu hancur rata-rata 18,15 menit. Hasil pemeriksaan ini
waktu hancur yang semakin lama. Selain itu waktu hancur juga dipengaruhi
oleh kekerasan tablet dimana tablet dengan kekerasan yang tinggi akan
dengan waktu hancur yang memenuhi syarat yaitu kurang dari 15 menit dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
kompresi akan menghasilkan tablet yang tidak begitu keras sehingga waktu
yang diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p lebih besar dari 0,05,
waktu hancur tablet dimana nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga
dilanjutkan ke uji t (LSD) dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
1. Semakin lama waktu pengeringan granul maka nilai %LOD semakin besar
dan nilai %MC semakin kecil sehingga menghasilkan kadar air yang
kadar air yang semakin kecil, waktu alir granul semakin cepat, sudut diam
granul semakin kecil, indeks tap semakin kecil, keseragaman bobot semakin
B. Saran
commit to user