Anda di halaman 1dari 32

FLOKULASI

KAPITA SELEKTA IMUNOSEROLOGI


Kelompok 10
LEODIAS GERALD REPPA (PO714203171018)
NUR DITA CAHYANI (PO714203171028)
ZALSABILA BENAYA ARDIAN (PO714203171045)
HARIYANTI MAJID
SRI MUTMAINNAH
01
Pendahuluan
PEMBAHASAN • Definisi
• Jenis- jenis Proses flokulasi dan
• Faktor yang mempengaruhi flokulasi

02
Jurnal 1
TEST KOAGULASI-FLOKULASI SEBAGAI DASAR
PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR GAMBUT (IPAG)
MENJADI AIR BERSIH

03
Jurnal 2
OPTIMASI KOAGULASI-FLOKULASI DAN ANALISIS KUALITAS AIR
PADA INDUSTRI SEMEM

04 Jurnal 3
PENGOLAHAN LIMBAH DETERJEN DENGAN METODE
KOAGULASI- FLOKULASI MENGGUNAKAN KOAGULAN KAPUR
DAN PAC
01.PENDAHULUAN

Definisi Flokulasi
Flokulasi adalah penyisihan kekeruhan air dengan
cara penggumpalan partikel kecil menjadi partikel
yang lebih besar (Tjokrokusumo, 1995).
Bertujuan untuk mempelajari penggunaan
beberapa koagulan untuk proses koagulasi –
flokulasi pada pengolahan tersier limbah cair
Jenis- jenis Proses flokulasi

Flokulasi perikinetik
Diakibatkan oleh adanya gerak thermal (panas) yang
dikenal sebagai gerak Brown. Gerak acak dari
partikel-partikel koloid yang ditimbulkan karena
adanya tumbuhan molekul-molekul air, akan
mengakibatkan terjadinya gabungan antar
partikellebih sangat kecil 1 < 100 milimikron (Sank
R.K, 1986).
02

01 Flokulasi orthokinetik
suatu proses terbentuknya flok yang
diakibatkan olehterbentuknya gerak media
(air) misalnya pengadukan (Sank R.K, 1986).
Faktor yang mempengaruhi flokulasi

03 01
KONSENTRASI
KOAGULAN
PENGADUKAN PH
SUHU

04 02
JURNAL 1

Judul
TEST KOAGULASI-FLOKULASI SEBAGAI
DASAR PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR
GAMBUT (IPAG) MENJADI AIR BERSIH
.

Penulis
Ignasius D.A. Sutapa

TAHUN : 2009

TANGGAL : 25 Oktober 220


Latar Belakang

Air di wilayah gambut merupakan sumber air baku


yang potensial untuk diolah menjadi air bersih, terutama di
daerah-daerah pedalaman Kalimantan, Sumatera maupun
Papua. Secara umum proses/tahapan pengolahan air
gambut tidak berbedajauh dengan air baku tawar lainnya.
Masalah utama dalam mengolah air gambut berhubungan
dengan karakteristik spesifik yang dimilikinya. Pengolahan
air bersih sangat penting untuk memperbaiki kualitas
sumber air yang tercemar. Dari semua proses pengolahan
air bersih secara umum, disinyalir bahwa tahap koagulasi
flokulasi merupakan tahap penting karena mempengaruhi
efektivitas tahap pengolahan air berikutnya (Sutapa I.
(2003), Xu, R. et al, (2006), Zhan, H et al (2004)).
Latar Belakang

Penggunaan koagulan alum maupun PAC sudah sangat umum


untuk meningkatkan kualitas air baku menjadi air bersih. Hal ini juga
diperluas dalam rangka mengolah air gambut. Berbagai gabungan
metode telah dilaporkan dalam literatur dalam rangka menurunkan
tingkat warna, diantaranya netralisasi, koagulasi, aerasi, filtrasi sampai
penggunaan UF. Hasil yang diperoleh pun cukup bervariasi tergantung
dari karakteristik air bakunya. Penggunaan bahan penyerap warna
dengan dikombinasi bersama koagulan dan penetral pH belum terlalu
banyak dilaporkan dalam literatur walaupun kombinasi tersebut cukup
potensial untuk meningkatkan kualitas air gambut menjadi air bersih.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi
terhadap kelayakan air permukaan di daerah
gambut di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah
untuk dijadikan sumber air minum. Penelitian ini
telah menghasilkan beberapa informasi kunci
(penting) yang diperlukan untuk membuat
rancangan prototipe instalasi pengolahan air
gambut menjadi air bersih.
No Parameter Metode Lokasi

Metode 1
2
pH
Kekeruhan,
pH meter
Turbidimetri / Turbidimeter
In situ
In situ

Padatan total terlarut


3 Conductivity / TDS meter In situ
(TDS)
4 Salinitas Water Quality Checker (WQC) In Situ
5 Daya hantar elektik Conductivity / TDS meter In Situ

6 Alkalinitas Titrimetri Laboratorium

7 Kesadahan Titrimetri Laboratorium

8 Karbon Organik Titrimetri Laboratorium

Besi, Mangan, logam Spektrofotometri /


9 Laboratorium
berat lainnya Spektrofotometer DR 2000

Nitrit, Nitrat, Amoniak, Spektrofotometri /


10 Laboratorium
Phosfat, sisa klor, warna Spektrofotometer DR 2000

E. Coli, Coliform,
11 Platecount Laboratorium
Streptococous
Dalam rangka menentukan lokasi yang akan dipilih sebagai
tempat pemasangan instalasi pengolahan air gambut, maka diperlukan

Hasil
observasi langsung di beberapa sungai potensial di wilayah Kasongan,
Kabupaten Katingan. Setelah observasi dan penentuan lokasi
sampling selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengambilan
sampel di setiap lokasi tersebut dengan mengikuti prosedur dan
metode seperti telah disampaikan dalam metodologi. Beberapa
parameter diukur secara langsung dengan menggunakan WQC (pH,
DO, Turbidity, T, salinity), sementara parameter kimia dan biologi
dilakukan pengujian di laboratorium. Bagian penting yang juga
dilakukan di lapangan adalah uji jar test untuk meningkatkan kualitas
air gambut. Beberapa bahan metode telah disiapkan, terutama untuk
menurunkan/menghilangkan warna air gambut.
Beberapa criteria untuk menentukan lokasi sungai yang akan dipilih
sebagai lokasi pengkajian dalam studi tersebut adalah sebagai
berikut :
• Debit relatif konstan sepanjang tahun
• Bisa representatif terhadap lokasi lainnya yang sejenis
• Akses relatif mudah dijangkau
• Cukup strategis sebagai tempat uji coba prototipe
Dengan melihat 4 kriteria tersebut di atas, maka telah ditentukan
lokasi sungai yang memenuhi syarat yaitu Sungai Sala. Sungai ini
mewakili air sungai gambut, dengan debit relatif konstan sepanjang
tahun, letaknya cukup strategis di area perkantoran Pemda dan dapat
mewakili lokasi lain yang sejenis.
N Baku Air Air
Parameter Satuan
o Mutu Gambut Produksi

1
pH - 6,5 - 8,5 2,82

2
Ammonia (NH3-N) mg/l 1,5 ttd

3
Nitrat (NO3-N) mg/l 50 0,177

4
Nitrit (NO2-N) mg/l 3 0,036

5
Total N mg/l 0,566 0,371

6
Phosphate (PO4-P) mg/l 0,429 0,114

7
Total P mg/l 0,9398 1,046

8
Kualitas Kimiawi Sulphate (SO4) mg/l 32,21 20,07

9
Kesadahan (CaCO3) mg/l 500 ttd ttd
Tabel 3.: Hasil analisa kalitas kimiawi non 10
Sianida (CN) mg/l 0,07 0,002
logam air gambut
11
Fluorida mg/l 1,5 0,13

12
TOM mg/l 619,42 244,5

13
Phenol mg/l 0,2
 
Tabel 4.: Hasil analisa kualitas kimiawi logam air gambut
Baku Air Air
Mutu Gambut Produksi
N Satu
o Parameter an
1 Air raksa (Hg) mg/l 0,001 < 0,0005

2 Arsen (As) mg/l 0,01 < 0,005

3 Besi Total (Fe) mg/l 0,3 0,414 0,09


4 Kadmium (Cd) mg/l 0,003 < 0,007

5 Seng (Zn) mg/l 3 0,058

6 Tembaga (Cu) mg/l 2 < 0,006

7 Timbal (Pb) mg/l 0,05 < 0,006

8 Mangan (mn) mg/l 0,1 0,061 0,008

9 Kalsium (Ca) mg/l 21,1


Magnesium
1
(Mg)
0 mg/l 0,211
1 Krom total (Cr) mg/l 0,05
1
Kualitas Fisik Paramete Baku Mutu Air Air Baku Air
No Satuan
r Bersih Gambut Produksi
Tabel 2.: Hasil analisa kualitas
fisik air gambut
1 Warna TCU 15 374 2

2 Bau - Tak berbau -

3 Rasa - Tak berasa Asam Tak berasa

Conductivi
4 mS/cm 0,0456
ty

5 Turbidity NTU/FAU 5 3 - 10

6 DO mg/l 5,364

Temperat
7 C Suhu udara 27,2
ure

8 Salinity % 0 0
Kualitas Biologis
Tabel 5.: Hasil analisa mikrobiologis air gambut
N Paramet Bak Air Air
o er Satuan u Mutu Gambut Produksi
1
E. Coli Col/100 ml 0 78 0
2
Tabel
Coliform 6. HasilCol/100
analisaml kualitas0 air 109 0
Satuan Baku Mutu Air Air Produksi
No Parameter
Gambut
1. Nitrit mg/l 3 0.036 ttd
2. Nitrat mg/l 50 0.177 0.308
3. Ammonium mg/l 1,5 Ttd 0.027
4. Total N mg/l 0.57 0.859
5. Fosfat mg/l 0.43 0.014
6. Sulfat mg/l 32.21 3.894
7. Total P mg/l 0.94 0.017
8. Kesadahan mg/l 500 ttd ttd
9. TOM mg/l 619.4 0.617
10. Besi mg/l 0.3 0.414 0.021
11. Mangan mg/l 0.1 0.061 0.038
12. pH 6,5 – 8,5 2.82 7.0
13. Rasa Tidak berasa asam Tidak berasa
14. Warna TCU 15 346 4
15. Kekeruhan NTU 5 25 0
kesimpulan Kelebihan &
Kekurangan

Studi terhadap kualitas air permukaan


di daerah gambut di wilayah Propinsi • Kelebihan dari jurnal ini lebih
Kalimantan Tengah sangat diperlukan untuk menjelaskan mengenai kualitas air
mengetahui kelayakan air baku tesebut untuk
dijadikan sumber air minum. Penelitian ini
secara terperinci dan hasil yang
telah menghasilkan beberapa informasi kunci didapatkan ditulis dalam bentuk
(penting) yang diperlukan untuk membuat tabel.
rancangan prototipe instalasi pengolahan air
gambut menjadi air bersih. Beberapa • Sementara untuk kekurangan dari
informasi tersebut diantaranya : kelayakan air jurnal ini adalah tidak menuliskan
baku baik dari segi kualitas maupun
kontinyuitas, informasi dasar yang
secara terperinci mengenai tujuan
dibutuhkan untuk landasan perhitungan diadakan penelitian dan tidak asa
design prototipe instalasi pengolahan air yang menjelaskan mengenai
gambut menjadi air bersih. Jar test koagulasi- pembagian hasil dan pembahasan.
flokulasi dengan menggunakan kombinasi
bahan penyerap warna, penetral pH dan
pengendap partikel dapat meningkatkan
kualitas air gambut menjadi air bersih yang
memenuhi standard kesehatan
JURNAL 2

Judul
OPTIMASI KOAGULASI-FLOKULASI DAN
ANALISIS KUALITAS AIR PADA INDUSTRI
SEMEM
.

Penulis
Ignasius D.A. Sutapa
Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia Di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
yang sangat penting bagi air digunakan sebagai pendingin di setiap
kehidupan umat manusia dan plant (± 85%) serta untuk memenuhi
makhluk hidup lainnya dan keperluan perusahaan-perusahaan group
fungsinya bagi kehidupan tersebut yang berada di lingkungan PT Indocement
tidak akan dapat digantikan oleh Tunggal Prakarsa Tbk tersebut. Water
senyawa lainnya. Hampir semua treatment section merupakan sub-sistem dari
kegiatan yang dilakukan manusia PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang
membutuhkan air, mulai dari berfungsi sebagai penyediaan air. Air yang
membersihkan diri, membersihkan digunakan berasal dari sungai Cileungsi yang
ruangan tempat tinggal, diolah sedemikian rupa sehingga mencapai
menyiapkan makanan dan kejernihan tertentu sesuai dengan standar
minuman dan aktivitas-aktivitas yang ditentukan
lainnya. Proses penjernihan air yang
Dalam industri kebutuhan dilakukan menggunakan Poli Alumunium
akan air tidak kalah penting Klorida (PAC) sebagai pengikat kotoran
terutama digunakan sebagai berupa lumpur dan zat organik dan Poli
pendingin pada mesin-mesin Akril Amida (PAA) sebagai bahan
produksi dan kualitas air pun harus pembantu yang dapat memperbesar
memenuhi syarat tertentu agar lumpur agar lumpur mudah dan cepat
mesin-mesin yang digunakan tetap turun menuju pembuangan.
terpelihara secara baik.
Pemberian bahan kimia dalam proses penjernihan air harus sesuai dengan kondisi air. Penambahan bah

1 mia harus sesuai kebutuhan. Jika pemberian terlalu sedikit maka kotoran-kotoran yang ada dalam air

tidak terikat secara sempurna begitu juga sebaliknya jika pemberian terlalu banyak maka lumpur yang

terbentuk cenderung terapung berada pada badan air yang akhirnya mengotori badan air. Oleh karena itu

pemberian bahan kimia harus efisien dan menghasilkan produk air bersih seoptimal mungkin. Untuk

mengetahui pemberian bahan kimia tersebut optimal, maka dilakukan analisis kualitas air baku dan air hasil

penjernihan. Parameter utama yang diukur adalah kekeruhan dan parameter pendukung yang diukur

meliputi pH, warna, zat organik, kesadahan total, kesadahan Ca2+, kesadahan Mg2+, kadar Fe dan kadar Mn.
Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan


jumlah bahan kimia yang optimal untuk
digunakan pada proses penjernihan air
dan untuk mengetahui kualitas air baku
dan kualitas air hasil penjernihan
Jar-tes merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan efektivitas penambahan koagulan dan flokulan pada
proses penjernihan air. Sehingga diperoleh jumlah penambahan
koagulan dan flokulan yang optimum.
Optimasi koagulasi-flokulasi dilakukan berdasarkan variasi
konsentrasi sedangkan variasi pH, suhu dan pengadukan tidak
dilakukan. Pada pH dan suhu yang merupakan kondisi sumber
alam air sungai, jika dilakukan variasi akan membutuhkan energi
yang lebih banyak yang selanjutnya membutuhkan biaya yang
lebih besar, karena dilakukan pengasaman atau pembasaan untuk

Metode
variasi pH dan pemanasan atau
pendinginan untuk variasi suhu. Kecepatan pengadukan tidak
dilakukan variasi pada kecepatan pengadukan tersebut telah
dianggap sebagai kecepatan pengadukan yang optimum yaitu
pengadukan cepat sebesar 100 rpm dan pengadukan lambat
sebesar 60
rpm.
Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan sumber
air yang berasal dari sungai Cileungsi yang mengalir dikawasan tersebut diperoleh data sebanyak 10
sampel air baku yang diambil pada tempat yang sama yaitu bak pengendapan dan jangka waktu 7 hari
antara sampel 1 dengan sampel2 dan seterusnya, sampel 1 diambil pada tanggal 13 Agustus 2007.
Secara keseluruhan hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan data untuk masing-
masing parameter kualitas air baik air baku maupun air hasil penjernihan Secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa penambahan PAC sebagai koagulan dan penambahan PAA sebagai flokulan terhadap
air baku diperoleh nilai air hasil penjernihan yang secara umum memenuhi standar kualitas air bersih
menurut peraturan pemerintah No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang merupakan standar yang
digunakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ini. Penambahan PAC dan PAA dari ke-10 sampel
air baku tersebut merupakan penambahan yang optimum. Penambahan PAC berkisar antara 140 ppm
sampai dengan 230 ppm dan penambahan PAA berkisar antara 0 ppm sampai dengan 0,3 ppm. Pada
kondisi tertentu penambahan PAA adalah 0 ppm. Ini mengindikasikan bahwa penambahan flokulan
tidak selalu memberikan air hasil penjernihan yang baik karena pembentukan flok yang terlalu besar
mengakibatkan flok-flok tersebut mengapung pada permukaan dan badan air sehingga menjadikan air
menjadi keruh.
Kekurangan & Kelebihan

• Kelebihan dari jurnal ini lebih menjelaskan mengenai


kualitas air secara terperinci dan hasil yang
didapatkan ditulis dalam bentuk tabel.

• Sementara untuk kekurangan dari jurnal ini adalah


tidak menyertakan kesimpulan dan tidak menuliskan
secara terperinci mengenai tujuan diadakan
penelitian serta tidak ada yang menjelaskan
mengenai pembagian hasil dan pembahasan.
JURNAL 3

Judul
PENGOLAHAN LIMBAH DETERJEN DENGAN
METODE KOAGULASI- FLOKULASI
MENGGUNAKAN KOAGULAN KAPUR DAN PAC
.

Penulis
Zikri Rahimah, Heliyanur Herdawatih, Isna
Sauqiah

Sumber
Konversi, volume 5 No. 2, oktober 2016
Latar Belakang
Deterjen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil
(umumnya C9 – C15) atau garam dari sulfonat atau sulfat
berantai panjang dari Natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3-Na+)
yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi
(fraksi parafin dan olefin). Setelah Perang Dunia II, deterjen
sintetik mulai dikembangkan akan tetapi karena gugus utama
surfaktant ABS yang sulit di biodegradable (diuraikan) maka
pada tahun 1965 industri mengubahnya dengan yang
biodegradabel yaitu dengan gugus utama surfaktant LAS
proses pembuatan deterjen dimulai dengan membuat bahan
penurun tegangan permukaan, misalnya, alkilbenzena
sulfonat dengan gugus alkil yang sangat bercabang disintesis
dengan polimerisasi propilena dan dilekatkan pada cincin
benzena dengan reaksi alkilasi Friedel – Craft Sulfonasi, yang
disusul dengan pengolahan dengan basa.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
koagulan kapur atau PAC yang paling efektif pada
proses koagulasi-flokulasi dari pengolahan limbah
deterjen buatan dan limbah laundry, menentukan
massa optimum dari koagulan kapur atau PAC pada
pengolahan limbah deterjen buatan dan limbah
laundry menggunakan proses koagulasi-flokulasi
dan menentukan persen maksimum penurunan
BOD dan COD pada limbah deterjen buatan dan
limbah laundry menggunakan proses koagulasi-
flokulasi.
Place Your Picture Here

Penelitian ini dilakukan dalam skala


laboratorium dan dilaksanakan di Laboratorium
Biologi Fakultas MIPA Universitas Lambung
Mangkurat dan Laboratorium
Banjarbaru. Limbah deterjen dibuat di
PDAM

laboratorium PDAM Banjarbaru. Koagulan yang


Metode
digunakan adalah kapur dan PAC.
Hasil
Penelitian yang kami lakukan yaitu proses
pengolahan limbah deterjen menggunakan suatu metode
pengujian koagulasi flokulasi atau bisa juga disebut
metode jartest. Pada metode koagulasi-flokulasi
koagulan yang digunakan ialah koagulan kapur dan
koagulan PAC dengan limbah yang diuji adalah limbah
deterjen buatan dan limbah hasil dari laundry. Dengan
parameter yang dianalisis ialah COD dan BOD serta pH,
suhu, dan turbidity.
 
Kelebihan & kekurangan

• Koagulan kapur merupakan koagulan yang


paling efektif diantara kapur dan PAC pada
proses koagulasi-flokulasi dari pengolahan
limbah deterjen buatan dan limbah laundry
untuk menurunkan kandungan BOD dan
COD nya.
• Massa optimum dari koagulan kapur dan
PAC ialah pada massa 5 gram dengan nilai Jurnal ini lebih membahas bagaimana
penurunan BOD dan COD baik pada
perbandingan kualitas air yang ujikan
limbah deterjen buatan maupun limbah
deterjen laundry yang paling tinggi terdapat sehingga mempermudah melihat
pada koagulan kapur. analisis data yang dilakukan, dan juga
• Persen maksimum penurunan kadar BOD tinjuan pustaka ini lebih kompleks
dan COD didapat pada koagulan kapur sehingga referensi yang didapatkan
Content
pada massa Here
5 gr, pada limbah deterjen juga jauh lebih lengkap. Sementara
buatan persen penurunan sebesar 75%
kekurangan dari jurnal ini yaitu kata-
sedangkan pada limbah deterjen laundry
ialah 78,57% untuk nilai COD. Sedangkan kata yang digunakan sangat sulit
untuk nilai BOD persen maksimum dicerna, dan juga tabel yang sidajikan
penurunan terdapat pada massa 5 gr sangat rumit dimengerti.
kapur, pada limbah deterjen buatan persen
penurunan sebesar 12,05% sedangkan
pada limbah deterjen laundry ialah 11,57%.

Kesimpulan
Daftar pustaka
Alqadrie R WN, Sudarmadji & Yunianto T (2000).:”Pengolahan air gambut
untuk persediaan air bersih.”, Teknosains 13(2) Mei

Anonim, 1990, “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/


MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air”,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Zikri Rahimah, Heliyanur Herdawatih, Isna Sauqiah, Pengolahan Limbah


Deterjen Dengan Metode Koagulasi- Flokulasi Menggunakan Koagulan Kapur
Dan Pac. 2016. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan

Contents Here
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai