A. DEFINISI
Kanker adalah pertumbuhan sel tidak beraturan yang muncul dari satu
sel. Kanker merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan tidak
mengikuti aturan dan regulasi se yang tumbuh normal Penyakit kanker
meupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan
mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga
terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol.
Pengertian kanker yang lainnya sebagai berikut:
Kanker menurut WHO kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan
kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh
melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian
sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain Proses ini disebut metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Kanker menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah
untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan
dapat menyerang jaringan di sekitamya.
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma
ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak besifat kanker
(Price et al., 2006).
Anti kanker adalah obat untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal.
B. ETIOLOGI
Penyebab primer untuk terjadinya kanker pada manusia belum
diketahui. Tahun 1775 Persival Pott, seorang ahli bedah dari Inggris
menemukan bahwa kanker scrotum banyak dijumpai pada orang yang bekerja
di pabrik yang memakai cerobong asap. Setelah dipelajari, ternyata
hydrocarbon yang berhasil diisolasi dari batubara merupakan Carcinogenic
agent Sejak itu zat kimia yang menyebabkan kanker pada hewan percobaan
disebut karsinogen. Berbagai faktor penyebabnya antara lain:
1. Zat-zat karsinogenik
2. Virus-virus onkogenik
3. Faktor herediter
4. Faktor lingkungan
5. Faktor sosio ekonomi
1. Zat-Zat Karsinogenik
a. Karsinogenik Kimia Aromatik amine dikenal sebagai penyebab kanker
traktus urinarius. Benzene dianggap berhubungan dengan terjadinya
leukemia akut. Jelaga batubara, anthracene, creosote dihubungkan
dengan kanker kulit, larynx dan bronkhus. Asbestos sering
menyebabkan mesothelioma pada pekerja tambang dan pekerja kapal.
b. Karsinogenik Fisik Karsinogenik fisik yang utama adalah radiasi ion.
Pada pekerja yang melakukan pengecatan radium pada lempeng arloji
dijumpai adanya perkembangan ke arah kanker tulang. Kanker tiroid
banyak dihubungkan dengan adanya irradiasi leher pada masa anak-
anak. Selain itu, bagi korban yang berhasil hidup akibat meledaknya
bom atom memberi gejala ke arah leukemia. Sinar ultraviolet dianggap
sebagai penyebab meningginya insidensi kanker kulit pada pelaut atau
petani, yang biasanya berhubungan dengan sinar matahari secara
berlebihan. Pekerja di bagian radiologi yang sering terkena X-ray
mempunyai kecenderungan untuk mendapat kanker kulit. Contoh lain
dari karsinogen fisik adalah iritasi mekanik, misalnya iritasi kronis yang
dihubungkan dengan perkembangan kanker seperti degenerasi ganas
dari scar luka bakar yang lama yang disebut Marjolin's ulcer.
c. Drug- Induced Cancer
Penggunaan alkilat or seperti melphalan dan cyclophasphamide
diketahui menyebabkan leukemia dan kanker kandung kemih. Estrogen
dianggap sebagai penyebab adenokarsinoma vagina, kanker
endometrium. Imunosupresive seperti azathioprine dihubungkan
dengan limfoma, kanker kulit dan kanker ganas jaringan lunak.
2. Virus- virus Onkogenik
Dikenal dua jenis virus yang dapat menyebabkan keganasan yaitu: RNA
virus dan DNA virus.
a. RNA virus menyebabkan leukimia, sarkoma dan urinari papiloma serta
kanker payudara.
b. DNA virus dianggap sebagai penyebab kanker: Eipstein Barr virus,
papilloma virus, Hepatitis B vinus. Eipstein Barr virus (EBV) dianggap
sebagai penyebab dari kanker nasofaring. Hepatitis B virus
berhubungan dengan hepatocelluler carcinoma primer Imunodefisiensi
kongenital dan terapi imunosupresif pada keganasan dianggap sebagai
induksi keganasan, khususnya limfoma dan leukemia. Teori bagaimana
terjadi perubahan dan differensiasi karena pengaruh virus onkogenik,
diterangkan sebagai berikut : Sel-sel onkogen adalah gen normal yang
mengatur pertumbuhan dan diferensial, perubahan pada sel onkogenik
itu sendiri atau perubahan terhadap pengaturan, menghasilkan
pertumbuhan yang normal. Diduga transformasi virus disekitar se
onkogen menyebabkan perubahan molekul hingga terjadi perubahan
pertumbuhan. Misalnya, P21 protein, protein ini terlibat pada pengaturan
proliferasi sel. Beberapa karsinogen dapat merubah P21 protein ini
hingga terjadi perubahan proliferasi sel tersebut.
3. Faktor Hereditor
Pada penelitian hewan percobaan, factor genetik juga dianggap penting
sebagai penyebab keganasan setelah faktor kimia dan faktor fisik.
Misalnya, perkembangan kanker pada manusia ditunjukkan ketika tipe
kanker yang sama terdapat pada kembar identik, juga ketika kanker colon
berkembang pada anggota keluarga dengan riwayat poliposis pada
keluarga tersebut. Namun sulit ditentukan apakah kanker terjadi karena
faktor herediter sendiri atau karena kombinasi faktor-faktor lain seperti
lingkungan, kebiasaan hidup dan makanan.
D. Terapi Kanker
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia,
status kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan
tunggal untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan
perawatan paliatif. Perawatan biasanya termasuk dalam salah satu kategori
seperti operasi, radiasi, kemoterapi, immunoterapi, terapi hormon, atau terapi
gen.
b) Apoptosis
Apoptosis menjaga keseimbangan alami antara sel yang mati dengan
sel yang tumbuh dengan cara menghancurkan sel yang jumlahnya
berlebih, rusak ataupun abnormal. Namun keseimbangan antara
kemampuan sel untuk bertahan dari apoptosis dapat berubah pada sel
kanker. Senyawa kimia seperti curcumin, resveratrol, guggulsterone,
flavopiridol, betulinic acid, ursolic acid, indole-3- carbinol, zerumb one,
evodiamine, dan polypheno ls diketahui dapat mengembalikan
keseimbangan apoptosis karena dapat menurunkan ekspresi protein
penekan apoptotis seperti Bcl-2 dan Bcl-XL.
c) Chemokines
Chemokines adalah sitokin yang berukuran kecil yang dapat membantu
migrasi leukosit, mengaktifasi respons inflamasi, dan kemudian dapat
menginduksi pertumbuhan tumor. Sehingga, senyawa yang dapat
mengatur pergerakan chemokin menjadi penting dalam perkembangan
obat antikanker yang baru. Banyak chemokines dickspresikan akibat
respons dari stimulus. Kurkumin, resveratrol quercetin, polyphenols,
theaflavin, genistein, dan capsaicin menupakan senyawa yang dapat
mengurangi produksi chemokines di dalami tubuh.
b. Kalsifikasi
Di Indonesia penyebaran meniran cukup luas. Hal itu
diketahui dari beberapa nama daerah yang melekat pada
tumbuhan ini. Dikalangan Ilmiah, meniran memiliki nama botani
Phyllanthus niruri L. atau Phyllanthus urinaria L. dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L. atau Phyllanthus
urinaria L.
c. Deskripsi Tanaman
d. Kandungan Kimia
Meniran dengan nama simplisia Phyllanthus herba banyak
mengandung berbagai unsur kimia sebagai berikut. Lignan yang
terdiri dari Phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin,
nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Tarpen terdiri
dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavonoid
terdiri dari quercetin, quercitrin, isouercitrin, astragalin, rutine, dan
physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid,
dotriancontanoic, linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid
berupa methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-
metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan
phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa
triacontanal dan triacontanol. Komponen lainnya berupa tanin,
vitamin C, dan vitamin K.
e. Mekanisme Kerja
Dilaporkan akar dan daun Phyllanthus niruri kaya senyawa
flavonoid, antara lain filantin, hipofilantin, qeurcetrin, isoquercetri,
astragalin dan rutin. Di samping itu, dilaporkan pula beberapa
glikosida flavonoid dan senyawa flavonon baru. Dari minyak
bijinya telah diidentifikasi beberapa asam lemak yaitu, asam
ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Beberapa senyawa
lignan baru juga telah diisolasi dari Phyllanthus niruri yaitu, seco-
4-hidroksilintetralin, seco- isoarisiresinol trimetil eter,
hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, neolignan (filnirurin).
42,43 Dari sekian banyak zat yang terkandung dalam P. niruri,
belum diketahui mana yang memiliki efek antivirus. Hanya
diketahui bahwa zat aktif P. niruri bekerja terutama di hepar.
Belum ditemukan kepustakaan yang membahas farmakokinetik
P. niruri.
b. Kandungan Kimia
Daun ciplukan mengandung fisalin B,D,E,F,G,H,1 dan K.
Fisalin E dan H merupakan turunan dari fisalin B. Kandungan lain
adalah glikosida flavonol, seperti mirisetin 3-0-neohesperidosida,
dan pigrin merupakan alkaloid yang telah diisolasi dari akar dan
herba ciplukan.
c. Mekanisme Kerja
Ekstrak daun ciplukan telah diuji aktivitas antikanker pada
beberapa sel kanker. Aktivitas antikanker ciplukan pada sel
kanker mulut manusia melalui induksi apoptosis. Senyawa
flavonol glikosida, mirisetin 3-O-neohesperidosia
memperlihatkan efek sitotoksik kuat secara in vitro pada sel
leukemia P-388, karsinoma nasofaring KB-16 dan
adenokarsinoma paru-paru A-549, dengan nilai EDso masing-
masing 0,45, 0,50 dan 0,55 ug/ml Ekstrak etil asetat
memperlihatkan efek antikanker dan antiinflamasi. Ciplukan
dapat menghambat pertumbuhan sel kanker mamae manusia
MAD-MB 231 dan MCF-7.
b. Kandungan Kimia
Kandungan kimia utama shitake meliputi polisakarida,
eritadenin protein, asam lemak, dan vitamin D, B-2, B-12. Protein
mengandung semua asam amino esensial dan non-esensial
serta amida. Asam lemak sebagian besar tak jenuh, kaya akan
vitamin dan mineral. Zat aktif glukan merupakan konstituen
utama dari dinding sel Shiitake juga menghasilkan Lentinan,
polisakarida 1,3 beta glukan.
c. Mekanisme Kerja
Sel kanker kolon manusia COLO 205 diterapi dengan 5-
florourasil, ekstrak misel Lentinus edodes (LEM), atau kombinasi
5-FU dengan LEM. Sel COLO 205 ditandai tersensitisasi menjadi
apoptosis dan menahan fase G0/G1 dengan kombinasi terapi 5-
FU dengan LEM ketika dibandingkan dengan 5-FU saja. Hasi
mengindikas bahwa LEM ditandai meningkatkan 5-FU-mediated
upregulation dari protein p53, p21/Cipl and p27/Kipl dari jaringan
tumor COLO 205 cells-xenografted.