Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN ALAM

“BIOSINTETIS METABOLIT SEKUNDER”

OLEH

KELOMPOK 9

NAMA KELOMPOK:

1. NI LUH PUTU SUCI HANDAYANI (P07133018 063)


2. NI KETUT SASTRANINGSIH (P07134018 092)
3. I MADE KEMBAR KARMAYASA (P071134018 112)

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2019
Biosintetis metabolit sekunder

A. Pengertian metabolit sekunder


Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel
dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu. Senyawa ini
diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan
diri dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam proses metabolism utama (primer).
Pada tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa fungsi, diantaranya
sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan,
pelindung dari serangan hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra
violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain
(alelopati)(mariska, 2013)
B. Jenis biosintetis metabolit sekunder

Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari golongan senyawa


yang bersangkutan.

Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit sekunder , yaitu

1) Jalur asam malonat asetat


Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui jalur asam malonat
diantaranya: asam lemak (laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat, linolenic),
gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan glikolipida. Tanaman yang menghasilkan
senyawa ini antara lain: jarak pagar, kelapa sawit, kelapa, jagung, kacangtanah,
zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen, kapas, coklat, dan alpukat.

2) Asam mevalonat asetat


Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya adalah essential oil,
squalent, monoterpenoid, menthol, korosinoid, streoid, terpenoid, sapogenin, dan
geraniol.
3) Asam shikimat
Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam shikimat diantaranya
adalah asam sinamat, fenol, asam benzoic, lignin, koumarin, tanin, asam amino
benzoic dan quinon

(jalur metabolit promer menjadi metabolit sekunder)

C. Faktor yang mempengaruhi produksi metabolit sekunder

1. Formulasi/komposisi media kultur.


2. Faktor fisik (suhu, cahaya,kelembaban dll).
3. Faktor genetik (genotipa sel).
4. Faktor stress lingkungan (logam berat, elicitor, sinar uv).

D. Biosintetis metabolit sekunder mikroba laut


Laut merupakan salah satu sumber kekayaan biologi dan kimia. Salah satu sumber
kekayaan biologi dan kimia dapat diperoleh dari bakteri laut. Meskipun bakteri laut
menyusun sebagian kecil mahluk hidup laut tetapi satu sel bakteri laut mengandung
ribuan senyawa kimia yang berpotensi untuk obat-obatan, suplement nutrisi, kosmetik,
agrokimia, probe kimia dan enzim. Umumnya senyawa kimia potensial ini berasal dari
metabolit sekunder mikroba.
Metabolit diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metabolit primer dan metabolit
sekunder. Metabolit primer yang dibentuk dalam jumlah terbatas adalah penting untuk
pertumbuhan dan kehidupan mahluk hidup. Metabolit sekunder tidak digunakan untuk
pertumbuhan dan dibentuk dari metabolit primer pada kondisi stress. Contoh metabolit
sekunder adalah antibiotik, pigmen, toksin, efektor kompetisi ekologi dan simbiosis,
feromon, inhibitor enzim, agen immunomodulasi, reseptor antagonis dan agonis,
pestisida, agen antitumor, dan promotor pertumbuhan binatang dan tumbuhan.
Metabolit sekunder yang dihasilkan memiliki bermacam-macam fungsi, misalnya
berfungsi dalam sistem pertahanan sekaligus pengaktivasi jalur penting untuk pertahanan
diri (aktivator metabolit). Simbiosis antara mikroba dengan invertebrata menjadi suatu
aturan yang digunakan mikroba dalam menghasilkan jenis metabolit sekunder apa yang
akan dihasilkan (Thakur et al, 2003). Umumnya jenis metabolit sekunder yang dihasilkan
mikroba dimanfaatkan oleh invertebrata laut untuk melawan serangan mahluk hidup lain.
Berdasarkan hal di atas diperoleh suatu konsep baru yang menyatakan bahwa simbiosis
yang menghasilkan metabolit sekunder dapat dipicu karena adanya halangan lingkungan
biotik. Model yang digunakan untuk menjelaskan konsep ini adalah simbiosis bakteri
dengan spons pada Gambar dibawah ini (Muller et al, 2004).

Anda mungkin juga menyukai