Limfosit tidak serta merta merespons antigen baru secara langsung. Pada awalnya, antigen harus diproses terlebih dahulu dan disajikan kepada limfosit oleh antigen presenting cells .
AKTIVASI SEL B
Sebagian besar sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma. 6
G A M B A R 3 . A K T I VA S I S E L B
LIMFOSIT T
Limfosit ini diaktifkan oleh kelenjar timus yang memproduksi hormon tirosin yang berfungsi untuk meningkatkan proses pembentukan limosit T. Limfosit T yang merupakan "sistem imun yang diperantarai sel", hanya bisa mengenali satu jenis antigen saja. 7
Limfosit T diaktifkan
PENGHAMBATAN ANTIGEN
Netralisasi Aglutinasi
Gambar 4. Netralisasi 3
Gambar 5. Aglutinasi 2
antibodi mencegah toksin bakteri untuk berinteraksi dengan sel yang rentan, dengan berikatan dengan toksin bakteri.6
Pada akhirnya, membran sel penginvasi mengalami serangan biokimiawi, tahap inilah yang merupakan mekanisme terpenting antibodi dalam menjalankan fungsi protektifnya.
2. MENINGKATKAN FAGOSITOSIS
Terdapat antibodi yang bekerja sebagai opsonin, yakni IgG. Bagian ekor antibodi ini, berikatan dengan antigen dan akan berikatan pula dengan reseptor di permukaan fagosit; kemudian fagositosis antigen yang terikat ke antibodi tersebut meningkat.
Dalam bukunya yang berjudul Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Lauralee Sherwood 6 memaparkan ketika tubuh berhasil dihinggapi oleh antigen, klon sel B tertentu yang mempunyai reseptor permukaan yang spesifik terhadap antigen tersebut, diaktifkan oleh pengikatan antigen dengan reseptornya sehingga muncul nama teori seleksi klonal.
KLON TERPILIH BERDIFERENSIASI MENJADI SEL PLASMA AKTIF DAN SEL MEMORI DORMAN 6
Antigen yang telah terikat menyebabkan klon sel B aktif berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua jenis sel-sel plasma dan sel memori. Sebagian besar hasil dari diferensiasi ini adalah sel plasma yang merupakan produsen antibodi yang di dalamnya terkandung tempat pengikatan antigen yang sama dengan yang terdapat di reseptor permukaan.
SEL MEMORI
Karakteristik : 6 Tidak turut serta dalam keberlangsungan serangan imun terhadap antigen Tetap dorman Tanggap dan peka Memiliki usia lebih panjang
reaksi antigen-antibodi, tubuh dengan kekuatan zat dapat membuat antigen menjadi hancur ; dan sel-sel akan berperan dalam melindungi tubuh dari infeksi yang sama.
Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti yang berperan dalam reaksi antigen-antibodi akan berkurang akibat diubah oleh tubuh, sehingga berdampak pada menurunnya imunitas tubuh. Maka dari itu, dibutuhkan perangsangan kembali oleh antigen agar tubuh tetap kebal, yakni berupa suntikan atau imunisasi ulang.
Pada dasarnya, imunisasi terbagi menjadi dua jenis, yakni : imunisasi aktif dan pasif. Perbedaan antara dua jenis imunisasi ini adalah: 5 1. Untuk mendapatkan kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif waktu yang dibutuhkan agak lebih lama untuk membuat zat anti tersebut dibandingkan dengan imunisasi pasif. 2. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif lebih lama bertahan sementara pada imunisasi pasif hanya bertahan untuk satu hingga dua bulan 3. Imunisasi aktif : zat anti diproduksi sendiri oleh tubuh
Imunisasi Pasif : zat anti didapat dari luar tubuh dengan penyuntikan serum yang di dalamnya terkandung zat anti.
Imunisasi tidak menjamin 100% tertundanya anjak dari suatu penyakit, namun seorang anak yang mengalami suatu penyakit, setelah diimunisasi, memungkinkan dirinya untuk terhindar dari bahaya penyakitnya. 5
DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell, Neil A , Reece, Jane B. Biology. San Fransisco: Pearson Education Inc; 2008 2. http://classes.midlandstech.com/carterp/Courses/bio225/cha p18/ss3.htm 3. https://www.google.com/search?q=neutralization+in+antibody &source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=PvGRUqGKCJGsrAeJxICwCw &ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=666#facrc=_&imgdii=_&i mgrc=_cf6nhWjloiFcM%3A%3BpP9apIiy6ceeLM%3Bhttp%253A %252F%252Fwww.virology.ws%252Fwp content%252Fuploads%252F2010%252F11%252Fviral_neutrali zation.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.virology.ws%252F2 010%252F11%252F11%252Fantibodies -neutralize-viralinfectivity -inside-cells%252F%3B1092%3B1158 4. http://www.nature.com/nrmicro/journal/v6/n2/fig_tab/nrmicr o1824_F1.html
5. http://www.slideshare.net/fitpram/makalah -imunisasipramudito-hutomo-6135101764 6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC ; 2011 7. Waugh, A . & Allison, G. Dasar -Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika ; 2011 .