Disusun lagi Oleh : dr. Prima Nofeki Syahrir (dari berbagai sumber)
Pertumbuhan gigi bagi anak-anak yang berusia dibawah 17 tahun sangatlah penting
untuk dijaga dan diperhatikan. Karena pada masa-masa itu lah pertumbuhan gigi sangat rawan
untuk diperhatikan. Sebab, pada masa itu merupakan masa transisi atau masa pertumbuhan
gigi susu menjadi gigi permanen.
drg Darmayani Siregar, Klinik Spesialis Griya Medika menjelaskan, pertumbuhan gigi
susu ke gigi permanen ada dua fase atau ada dua pergantian. "Yang pertama fase gigi susu dan
yang kedua fase gigi permanen atau tahapan gigi susu menjadi gigi permanen," ujarnya.
Dimana, pada awal pergantian gigi susu menjadi gigi permanen pada usia enam tahun
hingga dua belas tahun adalah masa-masa yang rawan. Kenapa demikian? Sebab, pada masa
itulah peranan gigi susu akan digantikan dengan peranan gigi permanen. Sedangkan pada usia
diatas dua belas tahun, peranan gigi susu sudah digantikan dengan gigi permanen.
"Disinilah peranan orang tua sangat penting, pada masa pergantian gigi susu menjadi
permanen namun belum dicabut, akan membuat gigi bertumpuk," ujarnya. Masih katanya,
sebelum gigi permanen tumbuh, sudah ada timbul gejala-gejala gigi goyang. Hal itu karena gigi
permanen yang mau keluar menggoyangkan gigi susu. Meskipun gigi susu masih sehat atau
tidak berlubang tetap harus dicabut. Sehingga gigi permanen bisa tumbuh dengan baik.
Peranan orang tua adalah memperhatikan gigi yang goyang tersebut. Karena bila dibiarkan
saja, gigi susu tersebut akan kembali merekat pada gusi. Sedangkan gigi permanen akan
tumbuh diantaranya. Sehingga membuat gigi tumbuh menjadi berjenjang atau bertumpuk.
"Pada masa pergantian gigi susu ke gigi permanen ada yang menimbulkan rasa sakit
dan ada yang tidak merasa sakit. Bila gigi susu yang sudah goyang dibiarkan saja akan kuat
kembali" paparnya. Masih katanya, kasus seperti ini yang paling banyak terjadi di Batam.
Padahal gigi susu yang goyang dibawahnya sudah tumbuh gigi permanen.
Karena karakter anak berbeda-beda, ada yang bisa menahan sakit dan ada yang tidak
bisa menahan sakit. Bagi anak yang tidak bisa menahan rasa sakit akibat gigi permanen akan
tumbuh, bisa terlihat dan segera diatasi alias dicabut. Sedangkan anak yang bisa menahan rasa
sakit sebentar akan membiarkan saja, padahal gigi susu tersebut harus sudah dicabut dan
membiarkan gigi permanen tumbuh. Bila dibiarkan saja akan tumbuh berjenjang.
Sedangkan persoalan kedua, dan ini merupakan kasus yang sering terjadi. Dimana
orang tua meminta dokter gigi untuk mencabut gigi graham susu anak. Padahal gigi graham
permanen masih belum terlihat gejala-gejala akan tumbuh. Darmayani menuturkan, meskipun
gigi graham susu pada anak sudah berlubang atau rusak, belum boleh dicabut sampai terlihat
tanda-tanda akan tumbuh gigi graham permanen.
Bila itu tetap dicabut, sebelum gigi graham permanen tumbuh maka akan menimbulkan
pertumbuhan gigi jadi tidak teratur. Hal itu disebabkan, karena gigi graham susu merupakan
guide untuk pertumbuhan gigi-gigi permanen. Dikarenakan gigi graham susu sudah dicabut,
sehingga tidak ada guide yang menuntun pertumbuhan gigi permanen tersebut.
"Gejala-gejala yang perlu diperhatikan gigi graham permanen akan tumbuh dengan
munculnya rasa sakit pada gusi, gusi akan menjadi bengkak dan merah. Fungsi gigi graham
susu sebagai guide untuk pertumbuhan gigi, " terangnya. Masih katanya, seperti pada
pertumbuhan gigi permanen, gigi graham susu inilah yang mengatur posisi pertumbuhan gigi
permanen.
tersebut.
Jika gigi graham susu dicabut sebelum gigi graham permanen tumbuh, akan
mengakibatkan pertumbuhan gigi permanen berputar, miring, condong, gigi jadi bertumpuk. Hal
ini dikarenakan tidak adanya pemandu di rongga mulut. Sehingga gigi permanen tumbuh
dengan tidak teratur posisinya.
Gigi Susu
Pertumbuhan gigi, terang Prof. DR. Ismu Suharsono Suwelo, Drg, SpKGA., sudah
dimulai sejak bayi berada di kandungan, yakni sejak janin berusia 4 minggu sampai bayi lahir.
Karena yang dimaksud tumbuh gigi adalah pertumbuhan dari dalam, bukan dalam arti keluar
giginya. Sedangkan keluarnya gigi yang terjadi setelah kelahiran disebut erupsi gigi. "Jadi
tumbuh gigi dan keluarnya gigi itu berbeda," jelas Ismu. Gigi, terangnya lebih lanjut, tumbuh dari
epitel tulang. Mula-mula yang tumbuh ialah mahkota gigi yang berwarna putih dengan lapisan
luar emailnya, lalu ke bawah ada dentin, ke bawahnya lagi ialah benak gigi (pulpa) yang menjadi
tempat syaraf dan pembuluh darah, dan yang paling akhir ialah akar gigi.
Ada 2 macam gigi, yaitu gigi anak atau gigi susu dan gigi dewasa atau gigi
tetap/permanen. Erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya
diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi
seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham
susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang
sepasang-sepasang.
Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga
yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap
berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4
geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun.
Cepat-lambat Erupsi
Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa
dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena,
normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih
dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya. "Mungkin
keterlambatan itu karena ada kelainan pertumbuhan gigi atau pertumbuhan gigi yang tak
sempurna," ujar Ismu. Misalnya, tak punya benih gigi, sehingga ditunggu sampai usia berapa
pun tak akan ada erupsi. "Tentunya kelainan ini akan tetap berlanjut sampai dewasa, ia tak akan
mempunyai gigi kecuali bila dibuatkan gigi susu." Tapi apa faktor yang menyebabkan terjadinya
kelainan pertumbuhan ini, menurut Ismu, tak diketahui secara pasti dan bukan diakibatkan
kekurangan suatu zat tertentu. Diduga, kelainan ini hanya ada pada daerah-daerah tertentu
seperti pernah ditemui di suatu daerah di Sukabumi. "Ada juga ditemui kasus yang dikarenakan
perkawinan, misalnya, keturunan satu kakek." Sementara erupsi gigi yang terjadi lebih dini juga
dikatakan kelainan pertumbuhan, "karena seharusnya, kan, erupsi gigi itu menurut normal
perkembangannya. Jadi kalau di luar normal perkembangannya, maka dikatakan ada kelainan,"
terang Ismu. Tapi tak semua gigi yang erupsinya lebih dini adalah betul-betul gigi dengan
memiliki akar gigi. "Ada juga yang bukan gigi betulan tapi semacam epitel atau tonjolan dari gusi
yang keras seperti gigi tapi tak ada akarnya."
Nah, pada gigi yang erupsi dini ini mesti dilihat apakah mengganggu atau tidak. Kalau
dianggap mengganggu, maka mesti dibuang. Tapi kalau tidak, ya, tak apa-apa. Yang dimaksud
mengganggu, misalnya, gigi tersebut goyang karena memang belum mantap, sehingga si bayi
merasa sakit dan membuatnya rewel. Tentunya kalau gigi tersebut goyang dikhawatirkan akan
lepas sendiri sehingga bila tertelan oleh si bayi. Jadi, harus dicabut. Begitupun bila sang gigi
membahayakan si ibu pada saat menyusui. Karena gigi tersebut tajam dan akan
membahayakan puting susu karena luka gigitan. "Jadi, bila gigi tersebut mengganggu sebaiknya
dibuang saja. Toh, nanti akan tumbuh lagi," kata Ismu. Jika dikatakan bahwa gigi yang erupsinya
lebih dini akan lebih cepat membuat si anak jadi ompong, itu karena gigi sudah berada lama
dalam mulut sehingga sering terkena susu atau makanan. Hal ini tentunya berisiko besar untuk
membuat gigi rusak dan berlubang sehingga cepat ompong bila tak dibersihkan sejak dini.
Lagipula, anak kecil, kan, belum bisa membersihkan gigi sendiri. Orang tua pun belum bisa
membersihkan gigi anak dengan baik. Nah, faktor itulah yang menyebabkan gigi erupsi lebih
dini jadi cepat ompong. Juga tak ada hubungannya sama sekali bila erupsi gigi lebih dini berarti
erupsi gigi selanjutnya akan lebih awal pula. "Bisa saja terjadi ada gigi yang erupsi lebih dini dan
gigi selanjutnya tak ada karena tak ada benih giginya. Erupsi gigi itu sifatnya tak teratur."
Biasanya bayi menjadi rewel kala tengah mengalami erupsi gigi. Karena, seperti
diterangkan Ismu, erupsi gigi biasanya menimbulkan gejala demam yang tak terlalu tinggi atau
dikenal dengan istilah sumeng. "Ini terjadi karena gigi akan menembus lapisan gusi yang keras,
sehingga diperlukan suatu energi yang kuat. Nah, reaksi yang ditimbulkan tubuh itulah yang
menyebabkan si bayi jadi sumeng." Selain itu, erupsi gigi juga menimbulkan gejala air liur
mengences dan rasa gatal pada gigi. Itulah mengapa si bayi maunya menggigit-gigit sesuatu.
Biasanya orang tua memberikan mainan plastik yang tak berbahaya untuk bisa digigit-gigit si
bayi. Cara ini ternyata ada manfaatnya karena dapat merangsang erupsi gigi. "Ada suatu refleks
yang mempercepat keluarnya gigi. Karena dengan menggigit-gigit, maka gigi yang runcing dari
dalam akan menekan-nekan gusi sehingga mempercepat keluarnya gigi," terang Ismu. Bila tak
ada mainan yang bisa digigit, maka bisa diganti dengan wortel. Karena wortel agak keras, tak
mudah putus dan yang pasti lebih murah. Untuk merangsang erupsi gigi juga harus diperhatikan
makanan yang dikonsumi bayi. Makanan tersebut harus mengikuti aturan dari dokter anak.
Misalnya, kapan saja diberikan makanan cair, makanan setengah padat dan makanan padat.
"Pemberian makanan yang cukup sesuai aturan sebetulnya untuk memenuhi nutrisinya. Nutrisi
ini berguna untuk tumbuh kembang dan merangsang pertumbuhan gigi dari dalam," tutur Ismu.
Pemberian vitamin untuk merangsang pertumbuhan gigi pada bayi juga bisa dilakukan sesuai
anjuran dokter. "Ada zat yang dapat memperkuat gigi bayi, menjaga dan mencegah kerusakan
gigi, yaitu zat fluor. Zat ini bisa diberikan pada ibu hamil sampai bayi lahir hingga berusia 10
tahun."
Sejak erupsi gigi yang pertama orang tua harus membersihkan gigi tersebut setiap habis
menyusui, karena susu bisa menempel pada gigi dan berbahaya bagi kesehatan gigi. "Nanti di
usia 1-2 tahun giginya bisa rusak dan berlubang kalau tak dibersihkan sejak awal," kata Ismu.
Juga bisa sampai berwarna hitam karena pengaruh dari sisa-sisa makanan yang menempel.
Nah, kalau ini yang terjadi, berarti sudah ada kelainan. Sebetulnya, lanjut Ismu, sebelum gigi
erupsi pun si bayi sebaiknya sudah diajarkan merawat gigi. Caranya dengan orang tua
membersihkan gusi-gusi si bayi pakai kain kasa atau kapas yang dibasahi air matang. Posisi
yang paling enak dengan memangku si bayi dan mendekap kepalanya ke dada ibu. Setelah
giginya erupsi, gunakan sikat gigi khusus bayi. Sedikitnya dibersihkan sekali sehari tanpa
memakai pasta gigi, dengan posisi kepala si bayi di pangkuan ibu. Setelah anak bisa berjalan
barulah diajarkan menyikat gigi sendiri. Posisinya, ibu di belakang anak dan membantu anak
menyikat gigi dari belakang. Gunakan sikat gigi khusus anak sesuai usianya dan pasta gigi yang
mengandung fluor namun rasanya tak manis. Lakukan 2 kali sehari, sehabis makan pagi dan
mau tidur malam. Pesan Ismu, orang tua sebaiknya memilih model sikat gigi maupun pastanya
menurut kesukaan anak. Kemudian cara menyikat giginya yang penting adalah bersih. Anak
dibantu dalam menyikat gigi sampai kemudian ia bisa dilepaskan sendiri untuk menyikat gigi.
"Sebaiknya kebiasaan membersihkan gigi ditanamkan oleh orang tua sejak dini, sehingga kelak
dengan sendirinya kebiasaan ini akan terbentuk dalam diri anak," nasihat Ismu.
Gigi seorang anak (bayi) merupakan bagian yang berkembang terus seperti juga
anggota tubuh yang lain, meskipun tampak seperti benda keras. Banyak hal yang
mempengaruhi gigi dan gusi tumbuh sehat dan kuat. Salah satunya adalah pemakaian botol
dan dot. Jika kurang teliti memilih botol susu dan dot, dapat menyebabkan gerakan rahang
kurang aktif, sehingga dapat mengganggu proses pengunyahan. Secara tidak langsung itu akan
mempengaruhi bentuk pipi dan dagu. Memang, yang paling sempurna adalah penyusuan
langsung dari ibu. Namun, tidak semua ibu -karena berbagai sebab- dapat menyusui secara
langsung. Bila ini terjadi, pakailah dot susu yang telah dirancang oleh para ahli, sehingga
menyerupai bentuk puting ibu (orthodontic). Agar tidak keliru memilih dot susu, ada cara tepat
memilih dot yang baik diantara:
Lunak. Pilihlah dot yang terbuat dari lateks (karet alam). Salah satu keunggulan lateks
adalah kelunakan pada produknya sehingga mudah digunakan meskipun bayi masih
muda (0-3 bulan)
Pancarannya lunak, tidak membuat tersedak. Pilihlah dot yang memiliki pancaran
lunak, sehingga bayi tidak mudah tersedak saat menyusu.
Anti kembung. Pilihlah dot yang memiliki lubang khusus. Lubang khusus pada dot
membuat bayi tidak mudah kembung. Bentuk dan disain orthodentis
Selain pemakaian dot susu, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar gigi bayi
terjaga pertumbuhannya, diantaranya:
1. Tercukupinya zat fluoride.Zat fluroide adalah mineral yang sudah terbukti
meningkatkan ketahanan gigi terhadap asam sehingga mengurangi kemungkinan
pembusukan gigi. Jika zat fluoride kurang, dapat diberikan fluoride tambahan berbentuk
tablet atau obat cair.
2. Menu Makanan. Hati-hati terhadap kandungan gula dalam makanan karena merupakan
penyebab utama pembusukan gigi. Untuk itu kurangi jumlah maupun frekuensinya.
3. Membersihkan gigi anak.Jagalah agar gigi anak selalu disikat dan dibersihkan.
Bersihkan gigi dan gusi bayi dengan lap basah yang bersih. Agar nyaman, pangku dan
dekap kepala bayi di dada.
4. Minuman malam.Jangan bolehkan seorang anak tidur dengan disertai botol berisi
larutan bergula. Cairan ini akan menggumpal di sekitar gigi dan menimbulkan
pembusukan. Bila perlu memberi minum, berilah air putih dengan dot yang bersih.
Ingin gigi si kecil sehat dan cemerlang? Keterlibatan Anda sejak dini sangat berperan.
Merawat gigi bayi memang gampang-gampang susah. Baru mau muncul saja, biasanya bayi
sudah rewel. Kalau kita tak tahu penyebabnya, bisa jadi bingung menghadapinya. Tapi, urusan
gigi si kecil tak sebatas meredam kerewelannya. Anda juga perlu merawat gigi dan gusinya
sejak dini.
Atur strategi
Tidak sulit mengajarkan si kecil bagaimana menyikat gigi dengan benar. Beri contoh saja,
berikut penjelasannya. Bila perlu, lakukanlah dengan bersenandung atau dengan kata-kata
berirama.
Tunjukkan bagaimana:
a. Menggosok dengan bentuk lingkaran-lingkaran kecil di gigi dan gusinya.
b. Menggosok ke depan dan belakang di permukaan gigi yang biasa digunakan untuk
menggigit.
c. Menggosok seluruh sudut gigi, di bagian depan, bagian belakang, gusi, juga lidahnya.
Setelah beberapa detik, berilah kesempatan buat si kecil untuk mencobanya. Jika dia
sudah selesai, berikan pujian. Anda dapat mengulanginya bilamana perlu. Siapkan waktu untuk
menggosok gigi ini paling tidak dua menit.
Menyiapkan anak
Ajak anak ikut saat Anda memeriksakan gigi Anda. Cara ini mengenalkan si tiga tahun
pada suasana ruangan dokter gigi, suara-suara mesin dan peralatan yang digunakan dokter.
Anak juga dapat melihat bagaimana Anda tetap tenang saat dokter gigi merawat gigi Anda.
Tak kalah penting, memilih dokter gigi anak yang memahami dan mendapat pendidikan
bagaimana membuat anak-anak nyaman saat ke dokter gigi. Misalnya, menyediakan ruang
tunggu berisi buku dan mainan. Di tempat itu si kecil juga bisa diberikan gambar tempel yang
merupakan benda kesukaan anak.
Pergilah ke dokter gigi saat Anda dan si kecil sama-sama punya cukup waktu. Jika Anda
tergesa-gesa karena harus segera kembali ke kantor, misalnya, kunjungan ke dokter gigi
menjadi tidak menyenangkan. Si kecil pun merasa tidak nyaman karenanya.
Seminggu atau dua minggu sebelum ke dokter gigi, Anda dapat bermain peran bersama
si kecil. Bergantianlah bersamanya menjadi dokter-pasien. Gunakan jari dan kaca untuk
menghitung gigi si pasien. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudahnya. Dengan cara
ini diharapkan si kecil tahu dan terbiasa bagaimana dokter memeriksa giginya.
PERTUMBUHAN UKURAN BAYI
Disusun lagi Oleh : dr. Prima Nofeki Syahrir (dari berbagai sumber)
Pahamilah standar ukuran fisik bayi. Ini penting untuk mendeteksi dini gangguan
kesehatan. Ada banyak cara memantau kesehatan bayi. Tapi yang termudah dan terjelas adalah
dengan mengukur kondisi fisiknya. Untuk itu, Anda perlu tahu ukuran idealnya sehingga Anda
bisa menduga status kesehataan si kecil. Ini semua dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometri (berkaitan dengan tubuh), seperti berat badan, panjang badan (tinggi badan), serta
lingkar kepala. Nah, Departemen Kesehatan sudah menentukan standar atau angka ideal status
gizi bayi menurut berat dan lebar badannya, serta ukuran lingkar kepalanya. Tentunya faktor
usia dan jenis kelamin bayi juga harus ditentukan. Standar ini adalah adalah keputusan resmi
yang menjadi panduan seluruh dokter di Indonesia untuk memantau kesehatan bayi. Anda pun
patut melek standar ini.
Pemantauan berat badan si kecil sejak detik pertama lahir merupakan indikator kondisi
kesehatannya. Begitu si kecil lahir, penolong persalinan akan melakukan sejumlah pemeriksaan,
seperti panjang dan berat, serta gerak refleksnya, dan menimbang berat bayi. Timbang badan
ini sangat penting karena begitu terpantau tidak normal, maka harus segera diupayakan menjadi
normal demi tumbuh kembangnya kelak.
Tiga kategori
Berat badan yang tidak sesuai dengan umur, bisa menjadi petunjuk adanya gangguan pada fisik
si kecil. Penting Anda tahu, ada 3 kategori berat badan si kecil saat lahir, yaitu:
Berat lahir kurang dari 2,5 kg, maka dia digolongkan sebagai BBLR atau berat badan lahir
rendah. Bayi dengan BBLR akan dimasukkan ke dalam inkubator sampai berat badannya
normal.
Berat lahir 2,5-3 kg, berarti berat badan si kecil tergolong normal.
Berat lahir jauh di atas normal, artinya perlu diberi perhatian khusus karena dikhawatirkan
mengalami hipoglikemia (menurunnya kadar gula di dalam darah) pada hari-hari pertama
kehidupannya.
Turun dulu
Anda tak perlu khawatir bila berat badan si kecil mengalami penurunan selama hari-hari
pertama kelahirannya. Karena, memang sampai hari ke-4, dia akan kehilangan sekitar 5-7%
dari berat lahir. Ini merupakan masa bagi si kecil untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar.
Untuk mengimbangi penurunan berat badan tersebut, sangat dianjurkan agar si kecil diberi ASI
8-15 kali sehari, mulai hari ke-3 atau ke-4. Dengan demikian, diharapkan, pada 2-3 minggu ke
depan, berat badan yang menurun tersebut dapat pulih kembali.
Kenaikan rata-rata
Pada bulan pertama, biasanya kenaikan berat badan rata-rata bayi mencapai 500-1400
gram. Selanjutnya, pada bulan ke-2, akan bertambah sekitar satu kilogram dari berat tubuhnya
waktu lahir. Normalnya, pada bulan ke-2, berat badan bayi Anda akan mencapai 3,5 kg hingga
6,8 kg. Di bulan ke-3, berat badan ideal si kecil ditentukan oleh berat badannya saat lahir.
Sebagai patokan, kisaran berat badan bayi usia 3 bulan adalah antara 4,3 hingga 6,8 kg. Untuk
mengetahui apakah berat badan si kecil Anda tergolong normal atau tidak, gunakanlah Kartu
Menuju Sehat (KMS) atau berkonsultasilah pada dokter pada waktu melakukan pemantauan
kesehatan rutin si kecil.
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Bila berat badan yang tidak sesuai dengan umur, atau tidak ada kenaikan berat badan
dalam jangka waktu tertentu (1-3 bulan), bisa menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan.
* Faktor Gizi
Persepsi masyarakat selama ini, anak yang memiliki perawakan tinggi, berarti
mendapatkan gizi yang baik sejak masih dalam kandungan. Sebaliknya, anak yang pendek dan
kurus berarti menderita kurang gizi dan mengalami gangguan kesehatan sejak masih dalam
kandungan dan dalam masa tumbuh kembangnya. Persepsi ini benar. Beberapa zat gizi
penting, seperti protein, lemak, vitamin (seperti vitamin A dan D) dan mineral (seperti zat besi,
kalsium, seng dan yodium) turut membantu, baik langsung maupun tidak langsung, dalam
proses pertumbuhan anak. Jadi, pastikan Anda cukup gizi selama hamil, dan perhatikan asupan
gizi si kecil selama dalam proses tumbuh kembangnya.
* Faktor Hormonal
Beberapa jenis hormon yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tinggi dan
berat seorang anak, antara lain, adalah hormon pertumbuhan ( growth hormone ), hormon tiroid
dan hormon seks. Hormon pertumbuhan berfungsi merangsang pertumbuhan tulang. Hormon
tiroid dibutuhkan untuk membantu melancarkan proses metabolisme di dalam tubuh.
Sedangkan hormon seks, yang terdiri dari hormon estrogen, progesteron dan androgen,
bertugas dalam proses pematangan seksual.
* Faktor lingkungan
Faktor lingkungan, antara lain, imunisasi, kasih sayang yang cukup dan kebutuhan
ekonomi. Imunisasi penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat
menghambat pertumbuhan fisiknya. Sedangkan kurangnya kasih sayang dapat berdampak
pada hilangnya nafsu makan pada si kecil. Begitu juga, kurangnya kebutuhan ekonomi tentu
akan berdampak pada ketersediaan pangan yang mengandung gizi seimbang.
Kondisi fisik akan mempengaruhi kualitas hidup anak. Karenanya, kita perlu berupaya agar
tumbuh kembang si kecil optimal, sejak ia masih dalam kandungan.
Contoh: Tinggi Badan Ayah 169 cm dan Tinggi Badan Ibu 158 cm, maka setiap anak laki-laki
yang dilahirkan akan memilliki tinggi badan antara 161,5 cm sampai 178, 5 cm yang didapat
dari:
(169 + 13) + 158 8,5 = 170 8,5 cm = antara 161,5 cm 178,5 cm
Keterangan:
PB = Panjang badan.
U = Umur.
Sumber L-Glutamin, menurut Endang yang lulusan Institut Pertanian Bogor dan Mysore
University, India, ini, dapat diperoleh dari berbagai sumber pangan alami. Yaitu, sumber protein
nabati, ground nut (sejenis kacang, tapi bukan kacang tanah), kacang hijau, dan sumber protein
hewan, seperti ikan, ayam atau daging sapi. Jadi, jika ibu dan bayi memperoleh asupan gizi
yang cukup dan seimbang, terutama dengan memperhatikan sumber-sumber L-Glutamin, maka
suplemen L-Glutamin tak mutlak diperlukan.
L-Glutamin bukanlah barang baru. Zat gizi ini merupakan asam amino pembawa nitrogen yang
mudah diserap sel-sel usus halus. Selama ini, kita mengenalnya sebagai Glutamat, karena
dalam kondisi tubuh yang sehat, sel tubuh lebih menyukai asam amino Glutamat. Dalam kondisi
sebaliknya, misalnya stamina menurun, secara otomatis Glutamat akan diubah dalam tubuh
menjadi L-Glutamin. Jadi, fungsi Glutamat sama dengan L-Glutamin, yaitu merawat sistem
kekebalan tubuh.
Timbang badan
Pemeriksaan ini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan bayi. Bila
berat badan si kecil tidak sesuai dengan usianya, bisa menjadi petunjuk adanya gangguan
kesehatan fisiknya. Berat badan normal bayi ketika lahir berkisar antara 2,5 kg. Bila kurang dari
itu, digolongkan sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Keadaan sebaliknya
juga bisa terjadi, yaitu bayi lahir dengan berat badan terlalu besar. Kedua kondisi tersebut akan
mendapat perhatian khusus dari dokter, yakni diusahakan mencapai berat badan normal sesuai
umur bayi. Biasanya, sampai hari ke-4 setelah lahir, berat badan bayi akan menurun antara 5-
7% dari berat badan saat lahir. Tapi, secara berangsur-angsur beratnya akan meningkat kembali
dalam waktu 2 minggu. Untuk itu, Anda dianjurkan memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi, atau
kira-kira sebanyak 8-12 kali sehari setelah hari-3 atau hari-4 kelahirannya. Kenaikan berat
badan pada bayi bervariasi, yakni sesuai usia bayi. Untuk trimester pertama, kenaikan berat
badan antara 5001500 gram/bulan; trimester kedua antara 400-800 gram/bulan; trimester
ketiga antara 300-500 gram/bulan; dan trimester terakhir antara 100-400 gram/bulan.
Panjang badan
Panjang badan juga merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah tumbuh
kembang fisik bayi berjalan normal. Panjang badan bayi saat dilahirkan normalnya antara 48
hingga 52 cm. Setelah itu, panjang badannya akan terus bertambah, namun tidak selalu sama
tiap bulannya. Selama bulan pertama, pertambahannya bisa mencapai 3,8-4,4 cm, sementara
kelak pada bulan ke-12 dan seterusnya pertambahannya hanya sekitar 1,2-1,3 cm/bulan.
Lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala secara tidak langsung dapat menjadi petunjuk besar kecilnya
otak yang terdapat di dalamnya. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat kemampuan otak tersebut.
Lingkar kepala bayi baru lahir umumnya adalah 35 cm. Biasanya, 31-36 cm untuk bayi
perempuan dan 32-38 cm untuk bayi laki-laki. Lingkar kepala si kecil akan bertambah menjadi
48 cm setelah ia mencapai usia 2 tahun. Setelah pengukuran tubuh yang dilakukan pada
kunjungan pertama si kecil ke dokter, sebaiknya pengukuran dan pemantaun kondisi fisik si kecil
dilakukan secara rutin sampai usianya setahun. Lakukan pengukuran dan pemantauan ini setiap
bulan.
Jantung, imbuh Rulina, merupakan organ tubuh yang besarnya hanya sekepalan tangan.
Terletak di rongga dada (toraks) sebelah kiri. Benda ini terdiri atas otot-otot kuat yang saling
bersambung, sehingga membentuk jaringan. Jantung memiliki empat ruangan dua di sebelah
kiri dan dua di kanan dengan fungsi berbeda. Fungsi intinya adalah mengalirkan darah ke
seluruh tubuh, dan setelah darah mencapai ujung, secara otomatis akan kembali ke sumber
semula. Dua ruangan di kiri, sebelah atas disebut atrium (serambi) kiri, sedang bagian bawah
dinamai ventricle (bilik) kiri. Di ruangan kanan juga sama, yaitu atrium dan ventricle kanan.
Kondisi jantung bayi saat masih dalam kandungan berbeda dengan saat lahir. Ketika masih
dalam kandungan, jantung bayi belum sepenuhnya berfungsi secara normal. Peredaran darah
dari jantung kiri bisa langsung melewati jantung kanan. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada sekat
yang memisahkannya. Akibatnya, darah bersih dapat bercampur dengan darah kotor. Namun
secara medis, kondisi ini tak jadi masalah, karena kala dalam kandungan, janin menerima
pasokan darah dan oksigen dari sang ibu lewat plasenta. Barulah setelah beberapa jam bayi
dilahirkan, saluran tersebut secara otomatis langsung menutup. "Lamanya, kurang lebih 4-8
jam," ungkap Rulina. "Saat lahir, paru-paru bayi juga mulai berfungsi, sehingga menimbulkan
tekanan udara yang kuat di sekitarnya. Tekanan tersebut mengakibatkan saluran yang
menghubungkan bilik kiri dan kanan jantung menutup." Namun, ia mengingatkan, jika saluran
peredaran darah tersebut tidak menutup lebih dari 24 jam, maka orang tua harus
mewaspadainya karena hal itu menandakan jantung si bayi mengalami kebocoran. Kelainan ini
disebabkan posisi sekat pemisah bilik atau serambi jantung kiri dan kanan belum atau tidak
tertutup sempurna. Akibatnya, jantung tidak berfungsi dengan baik. Padahal, jantunglah yang
memompa darah ke seluruh tubuh. Dari bilik kiri jantung, darah bersih berwarna merah segar
yang mengandung 96% zat asam dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi. Saat
kembali ke bilik kanan, darah tidak lagi bersih dan warnanya berubah menjadi lebih tua. Pada
saat itu kadar zat asamnya tinggal sekitar 60%. Selanjutnya, darah kotor ini dipompa dari bilik
kanan ke paru-paru untuk mengambil zat asam sehingga menjadi bersih kembali. Begitulah
aliran darah pada tubuh berlangsung tanpa henti sepanjang hidup kita. Nah, bila sekat pemisah
tidak tertutup sempurna, tentu saja darah kotor akan bercampur dengan darah bersih. Akibatnya
kerja jantung akan terganggu. Hal ini ditandai dengan sering keluarnya tanda-tanda biru,
khususnya pada kuku jari tangan dan bibir bayi. Selain itu, badannya kurus, pucat, dan tidak
bersemangat. Aktivitas pun terbatas, bayi akan mudah capai dan sering menderita demam.
Cara mengatasinya bermacam-macam, tergantung faktor penyebabnya. Ada yang dengan obat-
obatan saja sudah cukup, tapi ada juga yang harus ditangani lewat tindakan operasi. "Penting
diperhatikan, tidak semua gangguan jantung ini harus ditangani langsung dengan cara menutup
saluran yang bocor." Masalahnya, dalam situasi dan kondisi tertentu, penutupan saluran
tersebut malah bisa berdampak fatal, yaitu meninggal dunia. Pada mereka, biasanya diberikan
obat-obatan terlebih dahulu, setelah itu barulah dilakukan operasi. Jadi, kapan tindakan operasi
dilakukan, sepenuhnya harus dengan pertimbangan dokter. Semakin besar usia sang bayi,
semakin besar ukuran jantungnya. Dengan begitu operasi pun lebih mudah dilakukan. Tingkat
kesulitan pembedahan penyakit jantung bawaan sangat tergantung pada letak dan parah
tidaknya kelainan itu. Ada yang cukup dilakukan satu kali koreksi, ada yang sampai beberapa
kali. Selama dilakukan pembedahan jantung terbuka diperlukan mesin jantung-paru yang
menggantikan fungsi jantung dan paru-paru untuk sementara.
Ubun-Ubun
Ubun-ubun atau yang dalam istilah kedokterannya fontanela merupakan bagian kecil dari
kepala bayi. Bentuknya sangat lunak. Itu sebab, orang tua kerap tidak tega menyentuh atau
merawatnya. Padahal, ubun-ubun sebenarnya tak selunak yang kita bayangkan karena ia
dilapisi membran (selaput tipis jaringan) yang cukup kuat. Perlu diketahui, kepala bayi dibentuk
oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian belakang (tulang oksipital), 2 buah
tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di depan (tulang frontal). Di antara
tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini
ada yang membujur dan ada pula yang melintang. Nah, titik silang celah-celah itulah yang
membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun belakang (kecil). Sebenarnya, hingga usia
beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama
lain. Namun, letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Ubun-ubun yang tak segera
menutup inilah yang kerap mengkhawatirkan para orang tua. Padahal, dengan begitu otak bayi
justru bisa berkembang normal. Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara
usia 6-20 bulan. Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat
dini ini bisa dilihat melalui bentuk kepala yang tak normal. Ini terjadi karena pertumbuhan kepala
cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan. Contohnya, kalau sutura
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke
belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul. Penyebab ubun-ubun cepat menutup biasanya
adalah kelainan bawaan, adanya infeksi selama kehamilan, atau adanya gangguan
perkembangan jaringan otak dan kelainan tulang seperti osteopetrosis (pertumbuhan dan
kepadatan tulang yang berlebihan). Sudah pasti, ubun-ubun yang menutup terlalu cepat akan
menghambat perkembangan otak bayi dan menimbulkan gangguan. Dengan kata lain, sel-sel
otak yang seharusnya berkembang malah tertahan oleh tulang tengkoraknya sendiri. Biasanya,
gangguan yang muncul berupa cerebral palsy atau kelumpuhan yang sifatnya kaku. Terlebih bila
proses penutupan tulang tengkorak ini berlangsung sejak ia baru lahir atau berada di
kandungan, proses keterhambatan perkembangan otaknya tentu lebih lama sehingga gangguan
yang timbul akan lebih banyak dan berat. Artinya, manifestasi gangguan tumbuh kembang pada
bayi yang bersangkutan bisa berbeda-beda, tergantung bagian otak sebelah mana yang
perkembangannya terhambat, dan kapan terjadinya proses penghambatan atau penutupan itu.
Cara mengatasinya adalah dengan operasi melepas sambungan yang menutup terlalu cepat.
Dengan begitu, diharapkan otaknya bisa terus tumbuh dan berkembang.
Usus Besar
Bayi baru lahir umumnya sudah bisa BAB (Buang Air Besar) dalam waktu 24 jam setelah
persalinan. Feses di hari pertama dan kedua disebut mekonium yang berwarna gelap atau
hitam. Tak heran bila ada yang menyebutnya tahi gagak. Pada hari ketiga, feses atau tinjanya
mungkin sudah bercampur dengan susu atau kotoran peralihan (campuran tahi gagak dan
susu). Perlu diketahui, bayi yang diberi ASI, biasanya pada hari-hari pertama atau minggu-
minggu pertama akan lebih sering buang air besar, bisa sampai 6 kali lebih. Kalau dalam waktu
lebih dari 48 jam mekoniumnya tidak keluar-keluar, biasanya bayi diduga menderita hirschprung.
Kelainan hirschsprung terjadi pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga ke
bagian usus di atasnya, termasuk ganglion parasimpatis yang membuat usus bisa bergerak
melebar dan menyempit. "Nah, pada bayi yang punya kelainan hirschsprung, persarafan ini tak
ada sama sekali atau kalaupun ada, jumlahnya sedikit sekali. Ada-tidaknya persarafan inilah
yang menentukan derajat ringan-beratnya kelainan hirschsprung," urai Rulina. Akibat
selanjutnya, kotoran akan menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah, hingga bayi tak
bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan diteruskan dengan pembusukan. Jika
terjadinya sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan tanpa ketahuan, di dalam usus besar
akan berkembang banyak kuman. Pada akhirnya timbullah radang usus. Bisa juga, proses
pembusukan ini kemudian menghasilkan cairan yang akan merembes keluar tanpa bisa ditahan
oleh anus karena tak ada persarafan tadi. "Mungkin saja orang tua ataupun dokter tak
menyadari adanya kelainan ini, dianggapnya si bayi mengalami mencret atau diare biasa."
Untuk mengatasinya, pada bayi akan dilakukan pemeriksaan barium enema lewat anus.
Dengan begitu, bisa kelihatan seberapa sempit ususnya dan seberapa panjang kerusakan yang
terjadi. Bagian usus yang tidak memiliki persarafan akan dibuang lewat operasi pertama.
Berikutnya, operasi dilakukan lagi; kalau ususnya bisa ditarik ke bawah, ia akan langsung
disambung ke anus. Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dibuatlah lubang di
dinding perut (kolostomi) untuk saluran BAB. Nanti, kalau ususnya sudah cukup panjang,
operasi bisa dilakukan lagi untuk menarik dan menyambung ususnya langsung ke anus.
Menunggunya bisa sampai 3 bulan, tergantung kondisi anak yang bersangkutan. Selama itu
pun, kondisinya tetap harus dikontrol, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Menurut Rulina,
setelah dibuang dan diperbaiki kelainannya, BAB anak biasanya akan normal kembali. Kecuali
jika kelainannya parah sampai usus besarnya harus dibuang semua. Masalah tidak akan
berhenti sampai di situ.
Timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin dalam sel
darah merah) di bawah kulit akan membuat kulit bayi terlihat kuning. Perlu diketahui, pada saat
masih dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak karena
paru-parunya belum berfungsi. Sel darah merah inilah yang bertugas mengangkut oksigen dan
nutrien dari ibu ke janin melalui plasenta. Nah, sesudah ia lahir, paru-parunya berfungsi,
sehingga sel darah merah ini tidak dibutuhkan lagi dan dihancurkan. Bilirubin alias pecahan
hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada yang indirect, direct, dan bebas. Yang indirect
atau belum diolah adalah bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkutnya. Ia akan
dibawa ke hati untuk diproses menjadi bilirubin direct. Bilirubin direct ini lalu disimpan di kantong
empedu. Namun demikian, kadang tidak semua hasil pemecahan hemoglobin bisa diikat oleh
albumin dan dibawa ke hati. Bagian yang tidak terangkut inilah yang disebut bilirubin bebas.
Bilirubin bebas bisa menyebar ke mana-mana ke seluruh tubuh. Jenis inilah yang dapat
menimbulkan bahaya, terutama kalau sampai masuk ke otak, karena tak bisa dilepas lagi.
Akibatnya, akan muncul gangguan yang disebut kern ikterus atau timbunan bilirubin di dasar
otak. Namun, kalau bayi sampai kuning, kita tidak perlu keburu khawatir. Kasus ini sebenarnya
terbagi atas kuning faali (fisiologis) dan kuning patologis (penyakit). Yang bersifat patologis
dapat mengganggu tumbuh kembang bayi di kemudian hari. Sementara yang faali adalah
sesuatu yang normal. Umumnya terjadi di hari kedua atau ketiga setelah kelahiran hingga 7
atau 14 hari. Walaupun bersifat faali, keberadaannya tetap perlu diwaspadai, karena mungkin
saja dilatarbelakangi masalah patologis. Selain itu, bayi yang minum ASI dapat juga terlihat
kuning pada minggu pertama dan kedua, yang nantinya berangsur-angsur hilang sendiri. Di
dalam ASI memang ada komponen yang mempengaruhi timbulnya kuning pada bayi. Jadi,
kuning ini hanyalah gejala biasa. Kendati demikian, orang tua harus tetap waspada. Terutama
kalau si bayi sedang dalam keadaan sakit yang berkaitan dengan acidosis (penyakit yang
berhubungan dengan menurunnya kadar pH darah). Misalnya, sesak napas atau mencret berat.
Sebab, saat itu kadar bilirubin bebas bisa meningkat.
1. Kuning muncul cepat sekali. Misal, pagi lahir, sore sudah kuning.
2. Peningkatan kadar kuning berlangsung sangat cepat.
3. Kuning berlangsung lama atau proses menghilangnya sangat lambat, misalnya sesudah
2 minggu kuningnya masih ada.
"Jika salah satu atau semua hal itu terjadi pada si kecil, segera bawa ia dokter!" pesan Rulina.
"Mendeteksi bayi kuning atau tidak, sebetulnya tak terlampau sulit. Lihat di bagian putih
matanya. Kalau memang kuning, warna itu akan terlihat jelas di sana."
Siap-siap ya. Bayi-bayi baru lahir senang sekali memberi kejutan. Seringkali benar-
benar tak terduga lho Meski Anda sudah membaca seabrek ulasan tentang seorang bayi,
entah mengapa, kehidupan dengan bayi baru selalu saja diwarnai dengan hal-hal yang
menakjubkan. Ternyata, ada banyak juga yang bisa dipelajari langsung dari bayi Anda kalau
nggak mau repot-repot buka buku atau sharing dengan orang lain. Berikut berbagai kejutan
yang mungkin diberikan oleh si kecil, namun mengkhawatirkan orang tua baru pada hari-hari
pertamanya:
Biasanya, Anda bayangkan idealnya bayi itu montok, pipinya kemerah-merahan, dan
cute . Jika kepala bayi Anda agak aneh dan bentuknya kerucut pada awalnya, mungkin saja ini
karena ia sudah berjam-jam terjepit di panggul. Agar pas melalui jalan lahir, mau tidak mau
tengkorak kepala menyesuaikan diri. Ini untuk melindungi terjadinya retaknya tengkorak atau
kerusakan otak selama persalinan via vagina, kata Anne Hansen, MD, dokter anak di Childrens
Hospital Boston, Amerika Serikat. Masih banyak lagi daftar kejelekan si kecil. Misalnya, mata
bengkak, wajah dan kepala agak memar jika lahir dengan bantuan forsep (alat untuk menjepit
dan menariknya ke luar) atau vakum, dan sebagainya. Bersabarlah, dalam waktu singkat, dia
akan berubah jadi malaikat kecil Anda.
Setelah berbulan-bulan melekuk dalam kantung air di rahim yang cozy, namun sempit,
sekarang kaki dan tangan bayi baru Anda bebas bergerak ke sana-sini. Hanya saja, dia belum
mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya. Makanya, lambaian tangannya agak
tersentak-sentak. Bayi juga lahir dengan refleks Moro. Begitu diangkat dan diturunkan lagi
secara tiba-tiba, misalnya, kedua tangan dan kakinya akan merentang, lalu menutup kembali.
Jemarinya juga menekuk seolah-olah mencengkeram sesuatu. Jangan takut, refleks ini akan
hilang ketika dia berusia 3 bulan. Lalu, sistem saraf yang sedang berkembang suka mengirim
lebih banyak impuls listrik ke otot-otot dari yang diperlukan, sehingga dagu dan kakinya sering
gemetar. Setelah beberapa minggu, dia sudah tidak gemetaran lagi.
Sebelum suami Anda keburu ge-er gara-gara bayi laki-lakinya punya buah zakar yang
besar, dia harus tahu bahwa genetik atau hormon laki-laki yang super perkasa sekalipun tidak
ada pengaruhnya terhadap ukuran buah zakar. Membesarnya buah zakar terjadi akibat
terdesaknya bayi selama kelahiran, seperti kalau cairan terjebak dalam jaringan.
Juga, dalam tubuh semua bayi baru masih mengalir hormon-hormon ibunya. Nah, hormon
tersebut membuat buah zakar (bayi laki-laki) atau bibir luar kelamin (bayi perempuan) seolah-
olah besar alias bengkak. Biasanya, alat kelamin tersebut akan mengempis beberapa hari
kemudian.
Hormon ibu yang menyebabkan bibir luar kelamin membengkak, juga bertanggung
jawab terhadap terjadinya perdarahan pada beberapa bayi baru. Jadi, tenang-tenang sajalah
kalau ada setetes darah atau noda di popok si kecil pada minggu-minggu pertama
kehidupannya. Periode haid yang super pendek ini hanya akan berlangsung selama beberapa
hari, kata Dr. Curtis. Kadangkala, apa yang kelihatannya seperti darah mungkin saja merupakan
urin yang pekat, sehingga agak gelap di lipatan popok.
Banyak bayi baru yang bibir atasnya ada tonjolan kecil atau lepuhan akibat terlalu
bersemangat menghisap susu dari botol maupun payudara ibunya. Akibatnya, si kecil jadi tidak
nyaman. Sebenarnya, tonjolan itu akan membuat bibir jadi lebih mudah menangkap puting
susu. Tonjolan ini akan hilang sendiri dalam beberapa bulan, atau bisa saja berulang kali muncul
dan hilang.
Kotoran bayi menyusu yang berwarna kuning seperti mustard dan mirip biji-bijian
biasanya cair, sementara pup bayi susu formula cenderung berwarna kecokelatan dan kental
seperti es krim. Beberapa bayi akan pup beberapa kali dalam sehari, sedangkan yang lainnya
pup beberapa kali dalam seminggu. Sepanjang berat badan bayi Anda terus bertambah, serta
tidak masalah pada perut atau kembung, berapapun frekuensi pupnya tetap oke kok. Memang,
agak susah untuk membedakan pup biasa dengan pup akibat diare, khususnya pada bayi yang
menyusu. Biasanya sih, bayi ASI pup sehabis makan, dan kotorannya lebih cair. Jadi? Mau tidak
mau Anda harus belajar mengenali kotoran si kecil. Jika frekuensi, volume, dan kekentalannya
berubah secara drastis, segera bawa ke dokter.
Bayi baru sering banget bersin. Meski begitu, ini tidak berarti ia pilek atau sakit. Bisa jadi,
ia hanya sedang melonggarkan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan
partikel-partikel udara. Ketika menyusu, bayi bisa saja menempel erat-erat pada Anda.
Akibatnya, hidungnya jadi gepeng atau salah satu lubang hidungnya tertutup, kata Dr. Curtis.
Setelah minum, bayi akan menghela napas atau bersin untuk melonggarkan rongga hidungnya
lagi.
Bisa jadi Anda beberapa kali agak histeris begitu melihat si kecil tidak bernapas secara
teratur ketika terlelap. Ini normal-normal saja. Sesekali, bayi Anda seakan-akan berhenti
bernapas sebentar, lalu bernapas lagi dengan cepat. Sebenarnya, itu adalah bagian dari
perkembangan diafragma (sekat rongga badan antara dada dan perut) dan sistem saraf, kata
Dr. Curtis. Pada usia 6 minggu, ia akan memiliki pola napas yang lebih teratur. Hanya saja,
jangan lupa telentangkan si kecil, serta singkirkan semua barang dan mainan lembut dari
boksnya untuk mencegah terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindroma
kematian bayi secara tiba-tiba.
Jika Anda belum juga piawai dalam menerjemahkan bahasa pertama bayi Anda, nggak
usah terlalu cemas. Seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan mengenali jeritan keras dari
tangisannya karena sakit atau rengekan berkepanjangan ketika ia kecapaian, kata Dr. Hansen.
Nah, suara tangisan karena lapar biasanya di antara kedua suara itu. Meski begitu, ada juga sih
bayi-bayi yang terdengar agak desperate (dan juga keras) ketika mau makan pada saat itu juga.
Namun, pada hari-hari pertama, tidak perlu terlalu panik kalau si kecil mulai menangis. Sebab,
bisa saja ia menangis tanpa alasan apapun. Yang penting, Anda harus bereaksi sama, yakni
menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Habis, itu memang yang diinginkan dan juga
dibutuhkan si kecil.
Sebagian besar gerakan yang dipamerkan bayi baru memang merupakan gerak
refleks. Meski begitu, bekal penting ini banyak manfaatnya di kehidupan barunya.
Selama dalam kandungan, bayi selalu mendapat kenyamanan dan kemudahan. Bagaimana
tidak? Tubuhnya aman terlindung dalam kantung ketuban, serta segala sesuatunya, seperti
bernapas dan mengonsumsi makanan sehat, dijamin 100% oleh sang bunda. Begitu lahir ke
dunia, tepatnya setelah tali yang menghubungkan si kecil dan Anda terputus, mau tidak mau ia
harus berjuang sendirian. Makanya, organ-organ penting pendukung kehidupan harus mampu
menjalankan tugasnya dengan sempurna. Nah, untuk melihat apakah organ tersebut sudah siap
bertugas atau tidak, akan dilakukan pemeriksaan, yakni tes Apgar. Apa itu?
Sejak menit pertama tubuh si kecil sudah menjalani serangkaian pemeriksaan. Buat apa
sih? Begitu lahir dan dibersihkan, si kecil langsung menjalani serangkaian tes yang dikenal
dengan nama pemeriksaan Apgar. Ini merupakan serangkaian pengukuran yang dilakukan
untuk menilai kemampuan bayi baru lahir beradaptasi terhadap lingkungan baru di luar rahim
ibunya. Pemeriksaan meliputi penampilan yang dilihat dari warna kulit tubuhnya (appearance),
frekuensi denyut jantung (pulse), usaha bayi untuk bernapas yang dinilai dengan mendengarkan
lemah atau kuat suara tangisan (grimace), gerakan bayi yang dinilai berdasarkan aktif tidaknya
tonus otot (activity), dan reaksi bayi terhadap rangsangan (reflex). Penilaian ini dilakukan pada
menit pertama dan kelima setelah lahir. Setelah kondisi bayi stabil, dilakukan pengukuran tubuh
yang meliputi pengukuran berat dan panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut,
serta pemeriksaan umum termasuk mendeteksi ada tidaknya kelainan kongenital. Selanjutnya,
pengukuran tubuh si kecil akan dilakukan oleh dokter pada saat kunjungan pertama si kecil ke
dokter anak, yakni sekitar seminggu setelah pulang dari rumah sakit.
Tes Apgar adalah serangkaian pemeriksaan untuk menilai kemampuan bayi baru lahir
beradaptasi terhadap kehidupan di luar rahim bundanya. Ada 5 hal pokok yang diperiksa, yaitu:
* Appearance: Penampilan, yang dilihat dari warna kulit.
Nah, serangkaian pemeriksaan tadi masing-masing akan diberi nilai. Bila reaksi si kecil bagus,
maka nilainya 2. Reaksi kurang baik bernilai 1, sedangkan reaksi buruk bernilai 0. Kesemua nilai
tadi akan dijumlahkan, sehingga didapatlah hasil sebagai berikut:
* Nilai 10: Bayi memberi reaksi sangat baik pada semua pemeriksaan.
* Nilai di bawah 7: Fungsi jantung dan paru-paru bayi tidak baik, sehingga perlu pertolongan.
Salah satu tes Apgar memang pemeriksaan terhadap gerak refleks. Lalu apa
istimewanya gerak refleks ini? Meski terlihat ringkih, setiap bayi baru lahir dibekali kemampuan
khusus oleh Tuhan. Yaitu, gerak refleks, gerak yang dilakukan tanpa disadari si kecil. Gerak ini
secara otomatis dipamerkannya begitu ada rangsang dari luar. Biar gampang, coba saja
perhatikan si kecil. Bukankah ia sudah bisa menggerak-gerakkan kedua tangan dan kaki,
menggenggam, menendang, membuka mulut, menghisap, menangis, dan seabrek kebisaan
lainnya. Ternyata gerak refleks sangat ampuh untuk mempertahankan dirinya di lingkungan baru
plus jadi alat komunikasi pertama dengan lingkungannya. Bagaimana mungkin? Di awal-awal
kehidupannya, bayi sering menekuk kedua tangan serta kaki ke arah tubuhnya, sementara
telapak tangan dan kakinya mengepal. Sebenarnya, ini pertanda ia lagi kedinginan. Maklumlah,
selama ini ia kan berada di tempat yang super hangat dan nyaman, yaitu rahim Anda. Nah,
dengan berpose seperti ini, sebenarnya si kecil berusaha mempertahankan dirinya terhadap
lingkungannya. Apa itu? Mempertahankan kehangatan dan menjaga kestabilan suhu tubuhnya.
Jadi, gerak refleks adalah media untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di awal-awal
kehidupannya. Bagaimana dengan menangis? Ini refleks yang juga bisa dijadikan alat
komunikasi. Biasanya sih, bayi menangis karena merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Entah
karena lapar, kepanasan, merasa bising, atau popoknya basah.
Sebenarnya, ada 6 refleks penting yang harus dimiliki setiap bayi baru lahir, yakni:
* Refleks melangkah
Bila tubuh bayi dipegang pada bagian bawah ketiaknya dalam posisi tegak (pastikan
kepalanya tertopang dengan baik!), lalu kakinya menyentuh bidang yang datar, secara otomatis
si kecil akan meluruskan tungkainya seolah-olah hendak berdiri. Begitu tubuhnya dimiringkan ke
depan, kakinya akan bergerak seakan-akan ingin melangkah.
Begitu sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan Anda, si kecil akan langsung
memiringkan kepalanya ke arah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka.
Catatan: Bila pipinya bersentuhan dengan payudara Anda, ia akan langsung memiringkan
kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapat ASI.
* Refleks menghisap
Bila bibirnya disentuh dengan ujung jari Anda, secara otomatis bayi akan membuka mulutnya
dan mulai menghisap.
Catatan: Ketika puting susu masuk ke dalam mulutnya, ia akan langsung menghisap ASI.
Kalau jari Anda diletakkan di tengah telapak tangan atau di bawah jari kakinya, secara otomatis
ia akan menekuk dan mengerutkan jari-jarinya seolah-olah ingin menggenggam atau menjepit
dengan erat.
* Refleks moro
Bila Anda memukul keras-keras atau menarik alas tidurnya serta mengangkat dan menurunkan
tubuhnya secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan merentang dan menutup
lagi. Bersamaan dengan itu, jemarinya pun menggenggam.
Refleks ini memang agak sulit terlihat. Meski begitu, bisa Anda amati. Caranya? Baringkan si
kecil, lalu miringkan kepalanya ke kiri misalnya. Nah, tangan kiri bayi Anda akan segera
merentang lurus ke luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya.
Catatan: Refleks ini paling jelas terlihat saat si kecil berusia 2 bulan, namun akan menghilang
saat usianya 5 bulan.
Peran gerak refleks pada bayi baru lahir memang amat penting, sehingga dokter akan
memeriksanya dengan seksama. Selain melihat ada tidaknya refleks, ia juga akan memeriksa
apakah gerak refleks si kecil muncul secara simetris atau tidak. Pemeriksaan ini besar artinya
karena interpretasi terhadap gerak refleks hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar
piawai. Meski begitu, Anda bisa juga ikut memantau beberapa gerak refleks si kecil di rumah.
Bukan apa-apa. Biar Anda tahu sejauh mana perkembangan fungsi sistem saraf pusat dan
koordinasi motorik bayi Anda. Yang pasti, ada beberapa refleks yang tidak akan seterusnya ada.
Sejalan pertambahan usia plus pertumbuhan fisik dan kemampuan fungsi organ tubuhnya,
beberapa refleks memang akan hilang. Atau, bisa juga gerak refleks tadi berkembang jadi
gerakan yang lebih terkontrol. Bahkan, bila masih ada saja refleks yang seharusnya sudah
hilang di usia tertentu, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi, ini menandakan adanya
gangguan pada proses perkembangan si kecil.
Salah satu milestone perkembangan bayi yang memukau adalah saat-saat ia mulai
merangkak. Dan, tanpa Anda sadari, tahu-tahu si kecil sudah bisa berjalan. Benarkah semuanya
berlangsung kilat? Berjalan adalah salah satu tonggak perkembangan motorik kasar yang
penting bagi si kecil. Sementara Anda, sang orang tua, melihatnya sebagai momen yang
membanggakan sekaligus mengharukan. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik
yang melibatkan otot-otot besar. Nah, otot-otot ini diperlukan ketika ia duduk, merangkak, dan
juga berjalan.
Memasuki usia 9 bulan, kepandaian si kecil dalam berdiri terus berlanjut. Bedanya, ia
tidak melulu berdiri dengan bertumpu pada aneka perabot rumahtangga saja, melainkan sudah
mulai merambat. Ingin tahu bagaimana caranya ? Secara perlahan, kedua tangan bayi Anda
akan bergeser ke samping. Nah, gerakan ini akan diikuti oleh langkah kedua kakinya. Tak usah
cemas,bila ia jatuh ia pasti akan segera bangun lagi. Jatuh bangun adalah proses yang sangat
wajar dialami bayi ketika mengasah keterampilan berjalan. Makanya, keamanan di sekitarnya
harus terjaga dengan baik. Yang pasti, di usia ini, kepandaian si kecil dalam belajar berjalan
makin oke. Jika Anda memegang kedua tangannya, ia akan menapak dan mulai melangkah.
Lama kelamaan otot-ototnya semakin terlatih dan ia makin semangat untuk menjajal
kemampuannya berjalan. Walaupun kian giat berlatih jalan, sesekali ia masih suka merangkak.
Nggak apa-apa kok, ia kan juga butuh refreshing.
Pada usia ini, si kecil belajar berdiri dengan cara baru lagi. Dengan meluruskan
tungkainya dari duduk, lalu mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada kedua tangannya.
Maklum saja, otot lengan dan bahunya kan sudah makin kuat. Ia terlihat sangat bahagia karena
bisa bolak-balik duduk, berdiri, dan duduk lagi. Begitu seterusnya... Meski begitu, kepandaian
yang paling menonjol sejak usia 11 bulan adalah ia sudah mampu berdiri sendiri dalam waktu
sekitar 2 detik, tanpa bantuan apapun. Ini terjadi karena ia sudah pintar menjaga keseimbangan
tubuh.
Nah, kepandaian si kecil tidak stop sampai di sini saja. Ia mulai mencoba melangkah.
Dan, butuh waktu baginya untuk maju 23 langkah. Meski begitu, ia akan terus dan terus
mencoba sampai akhirnya yakin betul kalau ia tidak akan terjatuh. Memang, sebagian besar
bayi usia 12 bulan telah siap berjalan. Walau begitu, kadang-kadang masih sedikit limbung.
Mirip-mirip pemabuk yang sedang sempoyongan. Lama kelamaan, ia akan berhasil juga
berjalan dengan tegak. Boleh dibilang, berjalan dianggap sebagai salah satu tonggak bersejarah
dalam perkembangan fisik anak. Bahkan, berjalan adalah puncak dari aktivitas motorik kasar
dan tentu saja amat mengasyikkan bagi si kecil.
Meski ada patokan usia perkembangan ini-itu, Anda jangan lantas terlalu kaku. Misalnya,
usia 12 bulan, bayi Anda sudah harus berjalan. Bagaimanapun, setiap tahap perkembangan
anak bisa saja berbeda-beda. Bisa jadi, si kecil sudah pintar berjalan pada usia 11 bulan. Atau,
malahan ia baru bisa berjalan di usia 13 bulan. Walaupun begitu, ada batasan usia bagi
perkembangan motorik kasar anak. Misalnya saja, bila si buah hati Anda tak kunjung berjalan
lewat usia 1,5 tahun, Anda sudah harus mulai curiga. Bukan tak mungkin, ada gangguan dalam
perkembangannya. Makanya, memantau perkembangan si kecil plus punya Kartu Menuju Sehat
is a must . Kartu ini berguna untuk memantau perkembangan motorik si kecil. Perkembangan
motorik kasarnya terlambat atau sudah sesuai jadwal? Jika terlambat, secepatnya kunjungi
dokter yang khusus menangani tumbuh kembang anak.
Terapi Penyembuhan
Bisa saja, proses integrasi sensorik seorang anak tidak bekerja dengan baik. Kalau otak
tidak dapat memproses input dengan baik, maka otak juga tidak bisa mengatur perilaku si kecil
secara efektif. Padahal, tanpa integrasi sensorik yang baik, proses belajar jadi sulit dan anak
juga merasa tidak nyaman akan dirinya sendiri. Akibatnya si anak akan sulit beradaptasi
terhadap tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan dari luar. Sebaliknya, bila ia mampu
mengintegrasikan berbagai input dengan baik, maka otaknya dapat berkembang dengan baik
pula. Hasilnya, ia akan menunjukkan tingkat perkembangan motorik, kognitif, emosi, dan
sosialisasi sesuai usianya. Nah, terapi integrasi sensorik ini adalah cara ampuh untuk
memulihkan kemampuan anak untuk mengintegrasikan sinyal yang ia terima dari dunia luar.
Yang harus dicatat adalah sebelum serta merta menggabungkan anak anda ke kelas terapi ini,
Anda perlu konsultasi dulu ke dokter. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan :
- Tes khusus dan observasi terhadap respon anak antara lain terhadap stimulasi sensorik,
keseimbangan dan postur tubuh.
- Wawancara dengan orang tua untuk mengetahui perkembangan anak dan perilaku anak
sehari-hari.
Pada prinsipnya, dengan terapi ini anak disuruh melakukan serangkaian aktivitas dengan
memakai alat-alat tertentu dibawah bimbingan seorang terapis. Semua alat-alat ini secara
khusus dirancang untuk memberikan rangsangan pada lokasi-lokasi sensor. Sekilas, bagi yang
pertama kali melihatnya, terapi ini tampak seperti permainan saja. Misalnya, anak disuruh
bermain lilin. Sebenarnya, aktivitas ini berfungsi untuk mengirim impuls taktil (perabaan) ke otak.
Setiap anak akan mendapat 1 jam terapi, baik kasus yang ringan maupun berat. Sedangkan
durasinya tergantung dari kemampuan anak. Misalnya, jika anak takut bermain trampolin, ia
tidak akan dipaksa. Hitungan waktu bukan suatu patokan dalam melakukan terapi, tapi hanya
suatu stimulasi agar anak dapat melakukan terapi dengan baik dan bervariasi. Tapi ingat, terapi
ini tidak akan berhasil jika orang tua melepaskan anaknya begitu saja pada terapis. Artinya
kerjasama antara orang tua dan terapis sangat diperlukan agar dicapai hasil yang optimal.
Ketidakberesan otak
Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli di berbagai pelosok dunia untuk
menyingkap penyebab pasti gangguan ini. Bahkan, para ahli telah menggunakan peralatan
paling mutakhir untuk melakukan pencitraan otak. Misalnya, Positron Emission Tomography
(PET), Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), serta Magnetic Resonance
Imaging (MRI). Akhirnya, barulah diketahui memang ada yang salah pada otak anak ADHD.
Kelainan pada otak ini bisa terjadi di bagian depan otak, namun bisa pula terjadi pada senyawa
kimia penghantar rangsang atau neurotransmitter. Khususnya, dari jenis dopamin dan
norepinefrin, jelas dr. Dwijo. Otak anak penderita ADHD, khususnya otak kanan, memiliki
ukuran yang lebih kecil, tambah dr. Dwijo.
Bergelantungan di tangga
- Kegiatan:
Si kecil dapat melakukan aktivitas bergelantungan di tangga yang dipasang horisontal
(dengan menggunakan penumpu). Bantulah si kecil memegang batang-batang pada tangga
tersebut. Setelah berhasil, peganglah badannya. Minta ia menendang sebanyak dua hingga tiga
kali. Perlahan-lahan lepaskanlah pegangan pada tubuhnya. Kemudian, bantu ia untuk turun
dengan melompat ke karpet yang telah diberi alas matras.
- Manfaat:
Latihan ini berfungsi untuk melatih koordinasi mata dan kaki, melatih kekuatan otot tangan,
melatih keberanian (tidak takut ketinggian) dan menaruh kepercayaan pada orang lain. Dengan
bergelantungan pada tangga, si kecil juga melatih perkembangan otak kirinya, yang berguna
bagi keterampilan berbahasa.
Mendorong oktagon
- Kegiatan:
Si kecil dapat mendorong sebuah busa besar berbentuk tabung oktagon (segi delapan) dari satu
titik yang telah ditentukan ke titik lain. Buatlah tanda yang jelas pada kedua titik tersebut,
misalnya dengan menempel kertas berwarna. Mintalah si kecil mendorong dengan kedua
tangannya.
- Manfaat:
Latihan ini berfungsi melatih kekuatan otot tangan. Selain itu, si kecil juga belajar mencapai
target yang dituju.
- Manfaat :
Aktivitas ini melatih keberanian si kecil, mengajarkan keseimbangan tubuh, melatih kepekaan
gravitasi (dengan berguling-guling menuruni wedge ) dan mengajarkan di kecil untuk
bersosialisasi.
Gerak dan lagu
- Kegiatan :
Ajak si kecil bernyanyi bersama. Perdengarkan lagu-lagu yang dikenalnya, kemudian ajaklah ia
bersuara dan bergerak mengikuti lagu tersebut. Minta si kecil mengangkat tangan dan
menggerakkannya (melakukan gerakan gunting), mengangkat kaki, telentang, mengayuh, dan
melakukan berbagai gerak lainnya agar seluruh tubuh ikut berolahraga.
- Manfaat:
Selain melatih gerak tubuh, melalui kegiatan ini si kecil juga melatih pendengaran dan
koordinasi antara pendengaran dan anggota tubuhnya. Juga, meningkatkan kemampuan
berbahasanya.
- Manfaat:
Latihan ini sangat baik untuk melatih keberanian, penguasaan ruang dan kelenturan tubuh anak.
Bermain parasut
- Kegiatan:
Bukalah sebuah parasut berwarna-warni. Ajak si kecil dan teman-temannya bersama orang tua
untuk memegangi ujung parasut tersebut. Kemudian, mintalah semua yang memegang untuk
menggerakkannya. Parasut akan bergerak seperti ombak di laut. Setelah itu, mintalah anak-
anak untuk merangkak menuju ke bawah parasut.
- Manfaat:
Selain belajar mengenal warna, permainan parasut juga melatih sosialisasi dan kerjasama
dengan orang lain. Selain itu, dengan merangkak ke bawah parasut, si kecil belajar melatih
keberanian dengan berada di ruang yang sempit dan gelap.
Menggunting kertas
Kegiatan memegang dan menggerakkan gunting melatih otot-otot yang sama yang akan
digunakan untuk menulis. Anda perlu mencermati cara si kecil memegang gunting. Posisi
gunting yang benar adalah, ibu jari dan jari tengah berada di dalam lubang gunting, jari telunjuk
berada di bagian luar lubang gunting untuk menstabilkan gerak gunting. Sementara, jari
keempat dan kelima menekuk ke arah telapak tangan. Beri si kecil keleluasaan melakukan
kegiatan ini.
Melipat kertas
Keterampilan membuat origami baru akan dikuasai sungguh-sungguh saat anak berusia
enam tahun. Tetapi latihan dapat dimulai sejak anak berusia tiga tahun. Untuk anak-anak usia
prasekolah, Anda bisa melatihnya membentuk persegi panjang atau segitiga dari selembar
kertas berbentuk bujur sangkar. Bila si kecil sudah mahir membuat lipatan sederhana, Anda bisa
melatihnya melipat bentuk amplop. Jari-jari anak usia prasekolah masih kerap terpeleset,
sehingga lipatannya pun kerap melenceng. Jadi, jangan terlalu menuntutnya membuat lipatan
yang rapi. Latihan melipat kertas akan memperkuat otot-otot telapak dan jari tangan anak, yaitu
saat anak melipat dan menekan lipatan itu. Kekuatan bagian telapak dan jari dibutuhkan untuk
memegang dan menggerakkan pensil.
Memutar koin
Memegang uang logam pada posisi berdiri, kemudian memutarnya hingga menghasilkan
putaran yang baik sangat disukai anak. Anak usia kira-kira empat tahun mulai dapat
melakukannya, meski kadangkala jarinya masih terpeleset. Kegiatan ini melatih kelenturan otot
kecil pada jari tangan, seperti digunakan saat membuat huruf-huruf menggunakan pensil.
Menyambung titik-titik
Ajak anak melatih keterampilan motoriknya dengan menyambung titik-titik kecil
membentuk sebuah gambar. Keterampilan ini dibutuhkannya untuk menulis. Anak-anak usia
prasekolah gemar melakukan kegiatan ini. Tapi jangan paksa dia menyelesaikan seluruh
latihannya bila mereka mengatakan, Udah akh, capek, pegal. Ini karena kekuatan otot lengan
bagian atas mereka memang masih terbatas.
Melukis karton
Buatlah beberapa pola gambar pada karton, kemudian minta si kecil membuat gambar
serupa dengan gambar yang Anda buat. Bisa juga Anda membuat pola gambar dengan titik-titik
yang besar. Usahakan titik-titik itu arahnya bervariasi, dari samping kiri ke arah atas, dari atas ke
bawah dan dari bawah ke arah samping. Mintalah anak menyambung titik-titik itu. Kegiatan ini
untuk mengembangkan keterampilan visual-motor anak yang akan digunakannya bila ia perlu
membuat sebuah gambar besar. Misalnya, disain ruang atau taman.
Meronce
Untuk bisa meronce sedotan warna warni menjadi seuntai kalung, dibutuhkan kelenturan
otot pada jari tangan. Seperti pada kegiatan menjahit, kegiatan ini mengandalkan kekuatan otot
ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Cara anak memegang benang untuk dimasukkan ke dalam
lubang sedotan sama dengan ketika ia memegang pensil untuk menulis.
Gambar tempel
Menempel stiker dapat dilakukan anak sejak ia berusia satu tahun. Pada usia ini, anak
cenderung menempelkan stiker di tempat kosong. Ajak anak menempel stiker di atas sebuah
pola yang berbentuk sama dengan bentuk stiker. Kegiatan ini lebih rumit karena anak harus
mengerahkan kemampuan visual, imajinasi dan motorik halusnya. Kegiatan merekatkan gambar
tempel ini melatih aspek visual-motor dan melibatkan imajinasi yang diperlukan anak dalam
kegiatan menggambar.
Mie lilin
Permainan ini diminati sepanjang zaman. Dari lilin aneka warna, si kecil dapat
menciptakan berbagai bentuk. Awalnya, Anda dapat menunjukkan bagaimana memperlakukan
lilin itu menjadi bentuk-bentuk yang punya makna.
Cacing, mungkin bentuk pertama yang dibuat anak. Setelah berhasil membuat satu cacing,
ia akan membuat lagi, lagi dan lagi. Dengan banyaknya cacing yang dibuatnya, muncul ide
baru, dan ia menyebut bentuk itu mie. Bentuk ini memang paling dikuasai si kecil, karena
hanya mengandalkan telapak tangan yang dibantu kekuatan lengan untuk menekan dan
menggulirkan lilin di atas meja. Begitu anak bosan dengan satu bentuk yang dikuasainya, ia
akan mencoba bentuk lain. Permainan ini menguatkan seluruh otot tangannya, mulai dari
lengan bagian atas, telapak dan jari tangan.
* Merangkak dengan telapak tangan dan telapak kaki sebagai tumpuan, kemudian melakukan
gerakan menyamping, mirip kepiting berjalan.
* Push-up dengan tangan bertumpu pada dinding.
* Gerakan berputar-putar yang sangat digemari anak usia tiga sampai empat tahun, juga
merupakan gerakan yang bertujuan memperoleh keseimbangan.
* Bergelantungan seperti kera. Gerakan ini memang tak mudah dilakukan anak batita. Tetapi
secara naluriah, anak usia ini senang bila kedua sisi tangannya dipegang, kemudian tubuhnya
diangkat untuk melompati genangan air atau polisi tidur.
Jangan anggap remeh bila anak melakukan kegiatan yang tampak aneh-aneh. Tak perlu risau
bila si kecil berkali-kali ingin mengulang aktivitas motorik yang itu-itu saja dan tak perlu
mengalihkan kegiatannya hanya karena Anda bosan melihatnya. Anak belajar dari pengulangan.
Biarkan ia mengulang gerakan yang belum ia kuasai dengan baik