Anda di halaman 1dari 14

GIARDIASIS

Apt. Aprilya Sri Rachmayanti, M.Farm


Pengertian
• Giardiasis adalah penyakit yang menyerang saluran
pencernaan berupa infeksi usus halus. Penyakit ini
biasanya akan hilang dalam beberapa minggu dan tidak
menyebabkan kondisi kesehatan yang serius. Meski
demikian, penderitanya bisa saja mengalami penurunan
berat badan karena diare dan menurunnya daya serap
makanan.
• Hospes penyakit ini adalah manusia dan hospes
reservoirnya adalah tikus. Penyakit yang di timbulkan
disebut giardiansis atau lambliasis.
• Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab
infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini
ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek  tahun 1681
pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia
adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis.
Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa
flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing,
burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
Struktur giardia lamblia

• Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet, bagian
anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing.Ukuran panjangnya 10-20 mikron
dengan diameter 7-10 mikron.Di bagian anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval.Di
bagian ventral anterior terdapat dua batang batil isap (parabasal) berbentuk seperti cakram
cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epithel usus.Tropozoit mempunyai
8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia tidak mempunyai mitokondria, peroxisome,
hydrogenisomes, atau organel subseluler lain untuk metabolisme energi.
Gejala
• Sekitar 90% penderita giardiasis mengalami diare. Ini
adalah tanda atau gejala yang paling mudah dikenali.
Penyakit ini juga ditandai degan keluhan perut terasa
kembung atau banyak buang angin, keram perut, serta
mual dan muntah. Selain itu penderita juga umumnya
kehilangan nafsu makan dan mengalami dehidrasi.
• Tanda-tanda tersebut biasanya muncul dalam waktu 1–3
minggu setelah penderita terpapar parasit penyebab.
Pada beberapa kasus, gejala bisa saja tidak muncul
meski terdapat parasit dalam tubuh penderitanya.
Sementara pada beberapa kasus lainnya, gejala yang
muncul bisa saja kambuh setelah sempat reda
• Beberapa gejala yang menyertai kondisi giardiasis antara
lain:
• Kram perut.
• Sering bersendawa.
• Pusing, mual, dan muntah.
• Kembung.
• Gangguan pencernaan.
• Merasa sangat kelelahan.
• Dehidrasi.
• Kehilangan nafsu makan.
• Penurunan berat badan karena adanya malnutrisi.
• Perut terasa melilit.
Penyebab
• Penyakit giardiasis disebabkan oleh parasit Giardia atau
dikenal juga dengan Giardiasis intestinalis, Giardia
lamblia, atau Giardia duodenalis. Umumnya kontaminasi
terjadi melalui air yang mengandung giardia atau
makanan yang terkontaminasi feses dari manusia atau
hewan yang sudah terinfeksi.
Faktor Risiko
• Anak-anak. Paparan parasit pada anak-anak lebih
mungkin terjadi lewat kotoran, khususnya pada anak-anak
yang masih menggunakan popok atau banyak
menghabiskan waktu di tempat penitipan anak.
• Orang tua dengan anak yang masih menggunakan popok
atau banyak menghabiskan waktu di tempat penitipan
anak.
• Orang-orang yang tinggal atau berkunjung ke daerah
polusi atau tempat yang memiliki tingkat sanitasi rendah.
Siklus hidup
• Dalam siklus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu
stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus
manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui
feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan
awal dari infeksi.Setelah melewati gaster, kista menuju usus
halus.Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi
melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8
jam.Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan
menggunakan sucking disc yang dimilikinya.Enkistasi terjadi saat
trofozoit masuk ke usus besar.Stadium trofozoit dan kista dapat
ditemukan pada feses penderita giardiasis.Kedua hal tersebut dapat
dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis.Di luar tubuh
manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam
lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. 
• 1-2. Kista Giardia adalah tahap infektif dari
G.intestinalis.Sedikitnya 10 kista dapat menyebabkan
infeksi .Kista ini tertelan dengan mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi atau air, atau fecal-oral.Mereka dapat
bertahan hidup di luar tubuh selama beberapa bulan, dan
juga relatif tahan terhadap klorinasi, paparan UV dan
pembekuan.
• Ketika kista yang tertelan, pH rendah asam lambung
menghasilkan excystation, di mana istirahat flagella
diaktifkan melalui dinding kista. Hal ini terjadi di usus
kecil, khususnya duodenum. Excystation melepaskan
trofozoit, dengan masing-masing kista menghasilkan dua
trofozoit. 
• Dalam usus kecil, trofozoit bereproduksi secara aseksual
(pembelahan biner memanjang) dan baik mengambang
bebas atau melekat pada mukosa dari lumen

• Beberapa trofozoit di usus kecil terjadi. Kemungkinan


besar sebagai akibat dari paparan garam empedu dan
asam lemak, dan lingkungan yang lebih basa.  Kedua
kista dan trofozoit kemudian disahkan pada tinja, dan
menular segera atau segera sesudahnya. Orang-ke-orang
transmisi dimungkinkan.Hewan juga bisa terinfeksi
Giardia, dan berang-berang telah dikaitkan dengan wabah
giardia, meskipun tidak pasti.
Pengobatan
• Umumnya, penderita giardiasis akan diberikan antibiotik
(seperti metronidazole) untuk membunuh parasit
penyebab penyakit. Seperti umumnya pada kasus diare,
penting untuk menjaga kecukupan cairan dan elektrolit
agar kebutuhan cairan penderita tetap terpenuhi dan
penderita terhindar dari dehidrasi.
• Pengobatan lainnya akan disesuaikan dengan gejala
yang dialami dan penderitanya. Misalnya penggunaan
paromomycin yang umum digunakan oleh penderita yang
sedang hamil. Obat ini memiliki risiko kelahiran cacat
yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis obat
antibiotik lainnya.
Pencegahan
• Penyakit giardiasis tidak dapat dicegah lewat pemberian vaksin atau obat-
obatan. Tapi, beberapa tindakan dapat membantu menurunkan risiko terkena
penyakit ini, seperti:
• Mencuci tangan dengan benar. Beberapa momen penting di mana mencuci
tangan tidak boleh dilupakan adalah usai menggunakan toilet, mengganti
popok anak, saat menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
• Merebus air yang akan dikonsumsi hingga matang, khususnya jika sumber air
berasal dari sumur, sungai, atau sumber air lainnya. Jika perlu, pengidap bisa
mengonsumsi air kemasan.
• Menghindari konsumsi minuman dan makanan yang tidak diketahui secara
pasti kebersihan dan keamanannya.
• Menghindari berenang di kolam, sungai, atau danau di daerah berpolusi atau
memiliki tingkat sanitasi yang rendah. Jika tetap ingin berenang, usahakan
agar tidak menelan air kolam, sungai, atau danau.
• Menghindari perilaku seks bebas dan berusaha melakukan seks yang aman.
• .

Anda mungkin juga menyukai