Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Tentang
“PERCOBAAN LAJU PERTUMBUHAN PADA MIKROBA”
(Saccaromyces cerevisae)

Disusun Oleh :
Yeni Rizkiyanti (10)
XII MIPA 2

MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH


SIDAYU - GRESIK
2022
A. Judul
Percobaan Laju Pertumbuhan Pada Mikroba (Saccaromyces cerevisae)

B. Latar Belakang
Khamir adalah mikroorganisme eukariot yang diklasifikasikan dalam kingdom fungi,
dengan 1.500 species yang telah dapat dideskripsikan, (diperkirakan 1% dari seluruh
spesies fungi). Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler, meskipun beberapa spesies
dapat menjadi multiseluler melalui pembentukan benang dari sel-sel budding tersambung
yang dikenal sebagai hifa semu (pseudohyphae), seperti yang terlihat pada sebagian besar
kapang. Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies, umumnya memiliki diameter 3–4
µm, namun beberapa jenis khamir dapat mencapai ukuran lebih 40 µm. Sebagian besar
khamir bereproduksi secara aseksual dengan mitosis, dan dengan pembelahan sel
asimetris yang disebut budding (Dwidjoseputro, 2009).
Khamir merupakan chemoorganotroph karena menggunakan senyawa organik
sebagai sumber energi dan tidak membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya.
Sebagian besar karbon didapat dari gula heksosa seperti glukosa dan fruktosa, atau
disakarida seperti sukrosa dan maltosa. Beberapa spesies dapat memetabolisme gula
pentosa seperti ribosa, alkohol, dan asam organik. Spesies khamir ada yang membutuhkan
oksigen untuk respirasi seluler aerobik (aerob obligat) atau anaerobik, namun juga dapat
menghasilkan energi secara aerobik (anaerob fakultatif). Tidak seperti bakteri, belum ada
spesies khamir yang hanya dapat tumbuh secara anaerob (anaerob obligat). Khamir
tumbuh dengan baik pada lingkungan pH netral atau sedikit asam. Suhu optimal
pertumbuhan khamir bervariasi antar spesies (Skou, 2007).
Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang
terutama uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara
pertunasan/budding. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir
juga lebih efektif dalam memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena
mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar. Khamir juga
berbeda dari ganggang karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis, dan berbeda dari
protozoa karena mempunyai dinding sel yang kuat. Khamir mudah dibedakan dari bakteri
karena ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang berbeda dengan bakteri.
Khamir adalah fungi uniseluler yang bersifat mikroskopik. Sel khamir mempunyai ukuran
yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mikrometer sampai 20 mikrometer, dan lebar
1-10 mikrometer. Bentuk sel khamir bermacam-macam yaitu bulat, oval, silinder atau
batang, segitiga melengkung, berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk
pseudomiselium dan sebagainya. Khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan
persediaan air cukup, karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi
solut (gula atau garam) lebih tinggi daripada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir
membutuhkan air untuk pertumbuhan lebih kecil dibandingkan kebanyakan bakteri
(Fardiaz, 2008).
Keasaman dan suhu yang layak adalah penting bagi pertumbuhan dan aktivitas
khamir. Adapun pH yang disukai antara 4-4,5. Pada keadaan alkalis tidak dapat tumbuh
dengan baik, sedangkan keadaan yang aerobik sangat disukai (Winarno, 2007). Kisaran
suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan
kapang yaitu dengan suhu optimum 25-30ºC dan suhu maksimum 35-47ºC. Beberapa
khamir dapat tumbuh pada suhu 0ºC atau kurang. Pertumbuhannya yang lambat dan
kesanggupannya untuk bersaing kurang, khamir sering tumbuh pada lingkungan yang
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri, lingkungan tersebut antara lain pH rendah,
kelembaban rendah, kadar gula dan garam yang tinggi, suhu penyimpanan rendah, radiasi
pada makanan dan adanya antibiotika. Secara umum gula merupakan sumber energi yang
paling baik, hanya untuk jenis khamir oksidatif dapat menggunakan asam-asam organik
dan alkohol. Khamir mampu menggunakan berbagai macam sumber nitrogen. Sebagai
sumber nitrogen untuk sintesis protein, kebanyakan khamir dapat menggunakan ion nitrat
dan nitrit.
Khamir yang digunakan dalam pembuatan roti dan bir merupakan spesies
Saccharomyces yang bersifat fermentatif kuat. Tetapi dengan adanya oksigen,
S.cerevisiae
juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbondioksida dan air.
Oleh karena itu, tergantung dari kondisi pertumbuhan, S.cerevisiae dapat mengubah
sistem metabolismenya dari jalur fermentatif menjadi oksidatif (respirasi). Kedua sistem
tersebut menghasilkan energi, meskipun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih
tinggi dibandingkan dengan melalui fermentasi (Desroiser, 2008).

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dari sel khamir Saccaromyces cerevisae.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju pertumbuhan sel khamir
Saccaromyces cerevisae.
D. Alat Dan Bahan
 Gelas beker
 Sendok / Spatula
 Termometer
 Air Es
 Air Hangat
 Tepung terigu
 Gula
 Fermipan / Saccaromyces cerevisae

E. Cara Kerja
1. Masukkan satu sendok terigu dan satu sendok gula ke dalam masing-masing beaker
gelas, kemudian beri label pada masing-masing perlakuan sebagai berikut :
 Percobaan A : untuk air biasa / kontrol
 Percobaan B : untuk air dingin
 Percobaan C : untuk air hangat ( + 50 °C)
 Percobaan D : untuk air panas ( + 100 °C)
2. Kemudian masukkan 1 sendok fermipan pada masing-masing perlakuan dan aduk
rata hingga homogen.
3. Selanjutnya masukkan setiap perlakuan air pada masing-masing wadah dan aduk
hingga tercampur merata.
4. Amatilah perubahan yang terjadi dan hitung volume awal masing-masing perlakuan.
5. Selanjutnya diamkan perlakuan selama 15 menit.
6. Setelah didiamkan, amati kembali perubahan yang terjadi dan catat hasilnya pada
lembar pengamatan.
F. Hasil Dan Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, di dapat hasil sebagaimana tersaji dalam tabel
berikut.
Adanya
No Perlakuan Waktu Volume Bau Keterangan
Gelembung
Percobaan A 0 menit ++ 40 Kecut
1.
(Kontrol) 15 menit +++ 76 Asam

Percobaan B 0 menit ++ 40 Asam


2.
(Air Dingin) 15 menit ++ 63 Asam
Percobaan C 0 menit ++ 40 Asam
3.
(Air Hangat) 15 menit ++++ 150 Asam Manis
Percobaan D 0 menit + 50 Asam
4.
(Air Panas) 15 menit +++ 60 Asam Manis

G. Keterangan
+ : Sedikit
++ : Banyak
+++ : Lebih banyak
++++ : Banyak sekali

H. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum laju pertumbuhan pada khamir, dapat disimpulkan bahwa
pada penentuan khamir dengan 1 sdm gula, 1 sdm terigu, 5 spatula fernipan dengan
macam-macam percobaan. Percobaan air hangat memiliki viabilitas yang tinggi dan
memeiliki gelembung yang banyak dibandingkan yang lain. Dan perlakuan dengan air
hangat dengan air panas memiliki volume yang sangat berbeda gelembung yang hampir
sama, hal ini dikarenakan suhu dalam air panas tersebut terlalu tinggi..
I. Diskusi
1. Pada perlakuan manakah gelembung udara dihasilkan?
Pada semua perlakuan, namun dalam volume yang berbeda dengan jangka waktu
yang sama.
2. Jelaskan mengapa gejala tersebut terjadi?
Gejala tersebut terjadi karena khamir sudah memecah gula menjadi karbon dioksida.
3. Pada percobaan makanah terjadi pertumbuhan paling cepat?
Pada percobaan C (Air Hangat)
4. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?
Semua perlakuan menghasilkan gelembung dengan volume pengembangannya yang
berbeda berbeda-beda dan dalam jangka waktu yang sama. Volume pertumbuhan
tertinggi diperoleh dalam percobaan C (Air Hangat) dan volume pertumbuhan
terpendek diperoleh dalam percobaan D (Air panas) dikarenakan suhu yang terlalu
tinggi.

J. Daftar pustaka

Desroiser. (2008). Teknologi Pengawetan Pangan . Penerjemah Muchji Mulyohardjo.

Dwidjoseputro. (2009). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Fardiaz, s. (2008). Mikrobiologi pangan . Jakarta.

Pratiwi, A. D. (2015, Mei 21). Laporan Viabilitas Khamir.


https://www.academia.edu/34771004/LAPORAN_VIABILITAS_KHAMIR_docx (diakses
pada Mei 2015)

Torben, S. (2007). Mikrobiologi. Englang: Forfattern Og System.


Lampiran

Dokumentasi Praktikum

Alat dan bahan Pemasakan air untuk percobaan C & D

Air hangat yang mencapai + 50

°C dan + 100 °C

Penuangan fernipan

Percobaan A B C Percobaan D
Perlakuan selama 15 menit

Penelitian Bau

Volume tertinggi dan gelembung terbanyak


Volume semakin naik

Dokumentasi kelompok Dokumentasi kelompok

Anda mungkin juga menyukai