Anda di halaman 1dari 10

Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online

Nama : Joshua Bryan Wijaya Tanggal Praktikum


: Kamis, 15 Februari 2024
NIM : G1401231082 Nilai
:
Kelompok : ST.34.2 Asisten PJ Materi
: Fathya Nurachma
(B0401211057)
==================================================================
Laporan Praktikum

Konversi Energi (Fermentasi Etanol)

Tugas Praktikum 1.
Tujuan:
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi konversi energi melalui proses respirasi pada
khamir (yeast) yang terjadi kondisi lingkungan berbeda

Alat dan Bahan:


Alat : 4 buah wadah (gelas), batang pengaduk (sendok), dan mistar/penggaris.
Bahan : Khamir (yeast), sukrosa (gula pasir), air dingin, air mendidih, air suhu normal, diagram
percobaan, dan cling film / plastic wrap.

Prosedur kerja:
1. Siapkan 4 buah wadah percobaan.
2. Masukkan sukrosa (gula pasir) ke dalam setiap wadah hingga mencapai ketinggian 1/8
wadah.
3. Perlakuan I : tuangkan air dingin hingga mencapai ketinggian ¼ wadah pada wadah I,
kemudian diaduk hingga merata.
4. Perlakuan II : tuangkan air mendidih hingga mencapai ketinggian ¼ wadah pada wadah
II, kemudian diaduk hingga merata.
5. Perlakuan III, tuangkan air suhu normal hingga mencapai ketinggian ¼ wadah pada
wadah III, kemudian diaduk hingga merata.
6. Perlakuan IV, tuangkan air suhu normal hingga mencapai ketinggian ¼ wadah pada
wadah IV, kemudian diaduk hingga merata.
7. Tambahkan khamir ke dalam setiap wadah dengan jumlah yang sama.
8. Pada perlakuan IV, wadah diisolasi dari udara luar dengan menggunakan cling film /
plastic wrap.
9. Tuliskan seluruh perlakuan pada diagram percobaan, kemudian pasangkan sesuai
perlakuan yang diberikan pada wadah.
10. Tunggu selama 5 menit, kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi pada setiap
objek. Hitung tinggi busa yang dihasilkan menggunakan mistar.
11. Tunggu selama 5 menit berikutnya, kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi
pada setiap objek. Hitung tinggi busa yang dihasilkan menggunakan mistar.

Hasil Percobaan:
Pengamatan ukuran tinggi busa
No Perlakuan
Setelah 5 menit Setelah 10 menit
1 Sukrosa + Air dingin + Khamir - 2 cm
2 Sukrosa + Air mendidih + Khamir - -
3 Sukrosa + Air suhu normal + Khamir 2 cm 6 cm
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
2

4 Sukrosa + Air suhu norma + Khamir + 2 cm 5 cm


cling film

Jawaban pertanyaan:
a. Jelaskan apa itu khamir (yeast)?
Secara umum, khamir merupakan kelompok mikroorganisme komersial yang paling banyak
dieksploitasi oleh manusia sampai saat ini, terutama dalam pembuatan anggur, bir, dan
produk fermentasi lainnya. Khamir tergolong dalam kelompok jamur (fungi) yang
merupakan mikroorganisme eukariot bersel satu dengan ukuran 5-20 mikron, berbentuk bulat
(speroid), elips, batang, atau lonjong. Reproduksi khamir ialah secara vegetatif dengan tunas
untuk memperbanyak diri. Khamir memiliki rentang ekologi yang cukup luas dan dapat
ditemukan pada lingkungan organik tinggi (Caspeta & Nielsen. 2015).

Lebih lanjut mengenai pertumbuhan khamir, mula-mula, timbul tunas kecil dari permukaan
sel induk khamir, kemudian secara bertahap membesar menyerupai ukuran sel induk. Terjadi
migrasi inti sel ke tengah tunas, kemudian inti sel akan mengalami pembelahan menjadi 2 sel
yang identik. Terbentuklah sel baru setelah pelepasan tunas, dan sel baru ini nantinya akan
mengalami pertunasan kembali (eksponensial). Kurva pertumbuhan khamir dapat dibagi
menjadi 5 fase, seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1 Diagram pertumbuhan sel khamir yang menunjukkan variasi pada tiap fasenya
(Nurkholis. 2015)

1. Fase Lag (Fase periode awal dari tingkat pertumbuhan khamir secara eksponensial.
Terdiri dari 2 tahap, yakni adaptasi sel khamir dengan lingkungannya yang baru dan
persiapan untuk melakukan pembelahan)
2. Fase Log (Kelanjutan dari fase lag, dimana terjadi peningkatan jumlah khamir secara
eksponensial, tergantung dari komposisi dan fase mediumnya, temperatur, dan jumlah
sel per unit volume)
3. Fase Shift Diauksik (Dimulai ketika proses fermentasi sudah selesai dengan habisnya
nutrisi. Pada fase ini, populasi sel khamir hanya meningkat sedikit)
4. Fase Sesudah Diauksik (Fase penggunaan sumber energi lain untuk proses respirasi.
Proses respirasi pada fase sesudah diauksik ini lebih besar dari fase-fase sebelumnya)
5. Fase Stasioner (Fase ketika jumlah sel total relatif tetap, tidak terjadi pembelahan sel
atau perbanyakan diri lagi)
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
3

b. Apa tujuan menggunakan khamir pada percobaan?


Sebagaimana tujuan awal praktikum 1, yakni untuk mengidentifikasi konversi energi melalui
proses respirasi pada khamir (yeast) yang terjadi kondisi lingkungan berbeda. Khamir disini
berperan sebagai mikroorganisme yang tergolong sebagai fungi untuk melakukan konversi
energi melalui proses fermentasi.

Yang diamati merupakan proses fermentasi, yakni proses pengubahan glukosa menjadi
alkohol dan karbondiosida tanpa membutuhkan energi dan oksigen (anaerob) dengan bantuan
khamir. Singkatnya, fermentasi merupakan proses katabolik yang membuat ATP dari gula
tanpa rantai trasnpor elektron. Hal ini dapat dimungkinkan dengan bantuan atau keberadaan
dari mikroorganisme tertentu, salah satunya adalah khamir.

Khamir/ragi merupakan starter yang berperan dalam proses fermentasi ini untuk memproduksi
bioetanol dari gula (memecah molekul kompleks gula menjadi etanol dan karbohidrat).
Tempat berlangungnya fermentasi alkohol yaitu di dalam sitosol mikroorganisme ragi. Selain
itu, khamir/ragi juga berperan sebagai katalis dan enzim dari reaksi fermentasi alkohol.
Ragi/khamir menghasilkan enzim zimase yang dapat mempercepat laju reaksi fermentasi dan
untuk memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida (Schafle et al. 2021).

c. Jelaskan apa tujuan penutupan menggunakan plastik pada gelas no 4.


Secara garis besar, diketahui bahwa faktor-faktor yang memengaruhi fermentasi, ialah
substrat, suhu, waktu fermentasi, pH, oksigen (aerob/anaerob), serta mikroorganisme yang
digunakan, baik itu bakteri,khamir, atau kapang (Kustyorini. 2022). Tujuan penutupan plastik
pada gelas nomor 4 adalah sebagai lapisan pembatas antara sistem dengan lingkungan di luar
sistem. Hal ini menyebabkan sistem terisolasi dari lingkungan luar, yang artinya tidak ada
udara yang masuk ke dalam sistem. Ini berarti, proses fermentasi yang dilakukan khamir pada
gelas nomor 4 dilakukan dengan respirasi anaerob. Hal ini dilakukan sebagai pembanding
kondisi lingkungan dengan gelas nomor 3, yang tidak terisolasi dengan lingkungan di luar
sistem (sistem dapat menerima udara = aerob).

d. Busa yang muncul pada percobaan menunjukan apa?


Busa yang muncul menunjukkan bahwa proses fermentasi alkohol sudah terjadi dan sudah
menghasilkan produk. Saat glukosa bereaksi dengan enzim zimase pada ragi, akan berubah
menjadi karbondioksida dan etanol. Khamir mengonsumsi glukosa dan menghasilkan CO2
sebagai produk sampingannya. Gas CO2 inilah yang menimbulkan gelembung di dalam
larutan hingga mencpitakan tekstur seperti busa. Sedangkan warna kuning pucat hampir
kecoklatan pada busa menunjukkan bahwa larutan gula sudah terfermentasi menjadi etanol.

e. Berdasarkan hasil percobaan, respirasi tidak terjadi pada perlakuan yang mana?
Jelaskan mengapa tidak terjadi respirasi?
Khamir memiliki kekurangan yakni memiliki sensitivitas terhadap etanol konsentrasi tinggi
(diatas 10%) dan juga tidak tahan terhadap suhu diatas 45˚C. Sejauh ini khamir yang mampu
untuk memfermentasi gula dan molases pada suhu 48˚C hanya khamir Kluyveromyces
marxianus strain DMKU3-1042 yang diisolasi di Thailand (Keo-oudone et al. 2016). Hal ini
berarti, pada kondisi gelas nomor 2, yakni perlakuan nomor 2, tidak terjadi respirasi anaerob
maupun aerob pada khamir, karena khamir sudah dalam keadaan inaktif atau mati karena
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
4

tingginya suhu lingkungan (air mendidih ≤ 100 ˚C).

f. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, bagaimana pengaruh suhu terhadap proses


respirasi sel-sel khamir dalam percaan tersebut?
Pada dasarnya respirasi sel-sel khamir dibantu dengan keberadaan enzim zimase. Akan tetapi,
pada mikroorganisme apapun, berlaku sifat suhu optimum bagi enzim-enzim tersebut untuk
aktif dam bekerja. Suhu optimum untuk pertumbuhan khamir adalah berkisar pada 25˚C -
30˚C. Oleh sebab itu, pada perlakuan 3 dan 4, dapat dilihat, jumlah gas CO2 yang dihasilkan
(ditandai dengan ketinggian busa yang dihasilkan) sangatlah besar dibandingkan dengan
perlakuan 1 (perlakuan 2 sudah bukan lagi suhu untuk khamir hidup), karena suhu pada
perlakuan 3 dan 4, ialah sukrosa yang diberikan air dengan suhu normal/suhu tubuh.

Sebaliknya jika dilihat pada perlakuan 1, sukrosa diberikan air dingin (≤ 20 ˚C). Sehingga,
meskipun lingkungan pada perlakuan 1 masih memungkinkan agar khamir/ragi dapat
bertahan hidup, namun kerja enzimnya tidak optimal, sehingga respirasi yang dilakukan
khamir pun tidak berlangsung secepat perlakuan 3 dan 4.

a. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, apakah sel-sel khamir melalukan respirasi aerob
atau respirasi anaerob (fermentasi)?
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa sel-sel khamir melakukan respirasi
anaerob (fermentasi) sekaligus respirasi aerob. Hal ini dikarenakan, dalam mengkonversi
karbohidrat (gula) sebagai sumber energi, khamir dapat langsung memanfaatkan glikolisis
untuk menghasilkan sejumlah kecil ATP meskipun tanpa oksigen atau daerah kurang oksigen
(seperti pada perlakuan 4) untuk respirasi anaerob. Sedangkan untuk respirasi aerob, khamir
dapat memanfaatkan rantai transpor elektron untuk menyalurkan ion dari siklus krebs agar
mencapai O2 .

Bukan berarti sel-sel khamir harus ada dalam kondisi tanpa O2, atau sel khamir akan mati
(anaerob obligat). Yang lebih tepat adalah, respirasi oleh sel khamir tidak melibatkan O2,
sehingga sel khamir dapat melakukan respirasi, baik dengan atau tanpa keberadaan O2 (bisa
aerob maupun anaerob). Respirasi aerob khamir terjadi pada gelas 1,2, dan 3, namun yang
berhasil hanyalah gelas 1 dan 3.

b. Bagaimana persamaan reaksi respirasi aerob dan respirasi anaerob (fermentasi)


Persamaan reaksi respirasi aerob :
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ENERGI
Persamaan reaksi respirasi anaerob :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + ENERGI

Perbedaan terbesar antara respirasi aerob dan respirasi anaerob pada khamir adalah tahapan
rantai transpor elektron. Pada respirasi aerob, elektron yang dihasilka dari siklus krebs akan
mengalir melintasi rantai transpor elektron menuju O2 kemudian membentuk H2O, sedangkan
pada saat khamir melakukan respirasi anaerob, elektron dari siklus krebs tidak mengalir
melintasi rantai transpor elektron. (Campbell et al, 2018)
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
5

Tugas Praktikum 2.
Tujuan:
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses fermentasi pada khamir (yeasth)
menggunakan substrat berbeda

Alat dan Bahan:


Alat : 5 Labu erlenmeyer, neraca digital, hot plate, batang pengaduk, dan sarung tangan.
Bahan : Air, sukrosa (gula pasir), khamir, tepung, balon, dan label.

Prosedur kerja:
1. Tuangkan 100 gram air ke dalam setiap labu erlenmeyer.
2. Perlakuan I : Tambahkan 1 gram khamir ke dalam labu erlenmeyer
3. Perlakuan II :Tambahkan 30 gram sukrosa dan 1 gram khamir ke dalam labu
erlenmeyer
4. Perlakuan III :Tambahkan 30 gram sukrosa dan 1 gram khamir ke dalam labu
erlenmeyer. Kemudian, panaskan campuran hingga mendidih.
5. Perlakuan IV :Tambahkan 30 gram sukrosa ke dalam labu erlenmeyer.
6. Perlakuan V :Tambahkan 30 gram tepung dan 1 gram khamir ke dalam labu
erlenmeyer.
7. Tuliskan keterangan perlakuan pada label, dan tempelkan pada setiap objek
pengamatan sesuai dengan perlakuan yang diberikan
8. Pasang balon pada labu erlenmeyer sehingga balon menutupi mulut labu erlenmeyer.
9. Tunggu sekitar 1 hari (24 jam), kemudian, amati dan catat produksi gas CO2 pada setiap
percobaan yang tampak pada perubahan volume balon

Hasil Percobaan :
No Perlakuan Hasil pengamatan pada balon
1 100 gram air + 1 gram khamir Tidak terjadi apapun, tidak
dihasilkan gas CO2
(volume balon tidak berubah)
2 100 gram air + 30 gram sukrosa + 1 gram Volume balon bertambah dalam
khamir jumlah banyak (menggelembung).
Dihasilkan gas CO2
3 100 gram air mendidih + 30 gram sukrosa + Tidak terjadi apapun, tidak
1 gram khamir dihasilkan gas CO2
(volume balon tidak berubah)
4 100 gram air + 30 gram sukrosa Tidak terjadi apapun, tidak
dihasilkan gas CO2
(volume balon tidak berubah)
5 100 gram air + 30 gram tepung + 1 gram Volume balon bertambah dalam
khamir jumlah sedikit (menggelembung).
Dihasilkan gas CO2
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
6

Jawaban pertanyaan:
a. Berdasarkan hasil percobaan, pada perlakuan apa saja balon tidak terisi gas sehingga
tidak menggelembung? Jelaskan apa makna dari hasil tersebut dan apa sebabnya?

Pada percobaan, dapat terlihat bahwa perlakuan 1,3, dan 4 menyebabkan balon tidak terisi
gas sehingga tidak menggelembung. Hal ini mengindikasikan proses fermentasi/ respirasi
anaerob yang dilakukan oleh khamir/ragi. Pada konteks dimana balon tidak terisi gas,
berarti fermentasi tidak terjadi, sebab proses respirasi anaerobik khamir akan melepas gas
CO2 yang pada percobaan ini seharusnya akan merubah volume balon.

Penyebab dari kondisi gagalnya proses fermentasi ini terjadi karena perbedaan substrat
pada proses fermentasi. Pada percobaan 1, fermentasi dilakukan tanpa adanya substrat
sukrosa sebagai gula yang menyuplai sumber karbon dan sumber energi sebagai senyawa
kimia organik, alhasil, meskipun khamir ada dan dapat memberikan enzim zimase untuk
memecah gula, namun proses tidak dapat berjalan, karena gula itu tidak ada

Sedangkan pada percobaan 3, berkaitan dengan suhu dimana proses fermentasi


berlangsung. Khamir merupakan mikroorganisme dalam keluarga fungi, yang memiliki
toleransi suhu untuk hidup dan aktif hingga 45°C. Jika suhu sistem lebih tinggi dari 45°C,
kemungkinan yang akan terjadi adalah khamir menjadi inaktif atau mati karena tidak
dapat beradaptasi dengan lingkungannya (fase lag). Dalam percobaan ini, digunakan air
mendidih (≤100 °C), sehingga sangatlah memungkinkan bila sel-sel khamir tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan dan mati. Hal ini berujung pada tidak adanya enzim
zimase dan sitosol tempat pemecahan senyawa kompleks seperti gula (Proses fermentasi
tidak dapat berjalan).

Pada percobaan 4, diberikan perlakuan proses fermentasi tanpa khamir/ragi. Hal ini juga
sama halnya dengan percobaan 3, yakni tanpa keberadaan dari khamir/ragi, maka proses
respirasi anaerobik yang menghasilkan fermentasi gula dalam bentuk etanol dan produk
sampingan CO2 tidak mungkin terjadi.

b. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, pada perlakuan apa saja didapatkan balon yang
menggelembung? Jelaskan apa makna dari hasil tersebut? Balon yang ukurannya lebih
kecil dijumpai pada perlakuan yang mana dan apa sebabnya?.

Pada percobaan, dapat terlihat bahwa balon menggelembung pada perlakuan 2 dan 5.
Balon yang menggelembung, menunjukkan terjadinya perubahan volume balon akibat
terisi gas CO2, yang merupakan hasil dari proses fermentasi. Hal ini dapat terjadi karena
proses fermentasi sudah dipenuhi semua substratnya, mulai dari sukrosa (sumber karbon
dan energi), air, dan khamir/ragi. Balon yang lebih kecil dijumpai pada perlakuan 5, dan
hal yang membedakannya dengan perlakuan 2 adalah substrat penyedia sumber karbon
yang digunakan, yakni sukrosa dan tepung (perlakuan 5). Tepung tapioka memiliki
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
7

kandungan gula kompleks sehingga sulit diuraikan oleh khamir, hal ini berujung pada
sulitnya proses fermentasi dilakukan. Tapioka harus diubah menjadi gula sederhana
terlebih dahulu dan menyebabkan melambatnya penambahan jumlah produk, baik etanol
maupun gas CO2.

Tugas Praktikum 3.
Tujuan:
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah molekul CO2 dan etanol yang
dihasilkan dari proses fermentasi gula, jus nanas, dan tepung tapioka oleh sel-sel khamir
(dalam ragi/fermipan).

Tabel hasil percobaan menunjukan waktu pengamatan, volume CO2, jumlah molekul CO2 dan
etanol

Waktu Jumlah Molekul


Rangkaian Volume CO2 Jumlah Molekul etanol (mol)
pengamatan
perconaan (ml) CO2 (mol)
(menit)
air + gula + 10 9.5 3.9 x 10-4 3.9 x 10-4
khamir 20 15.9 6.5 x 10-4 6.5 x 10-4
30 22.9 9.3 x 10-4 9.3 x 10-4
40 29.5 11.9 x 10-4 11.9 x 10-4
50 37.4 15.2 x 10-4 15.2 x 10-4
jus nenas + 10 10.8 4.4 x 10-4 4.4 x 10-4
khamir 20 17.5 7.1 x 10-4 7.1 x 10-4
30 25.9 10.5 x 10-4 10.5 x 10-4
40 34.7 14.1 x 10-4 14.1 x 10-4
50 35.0 14.2 x 10-4 14.2 x 10-4
air + tapioka + 10 8.3 3.4 x 10-4 3.4 x 10-4
khamir 20 12.1 4.9 x 10-4 4.9 x 10-4
30 19.2 7.8 x 10-4 7.8 x 10-4
40 22.9 9.3 x 10-4 9.3 x 10-4
50 30.1 12.2 x 10-4 12.2 x 10-4

Grafik garis menunjukan waktu pengamatan jumlah molekul etanol dari hasil percobaan
fermentasi gula, jus nenas, dan tapioka oleh khamir
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
8

Gambar 2 Grafik Jumlah Molekul pada Ketiga Spesimen

Jawaban pertanyaan:
a. Pada awal percobaan air di dalam gelas ukur dan gelas piala berwarna merah, selama
percobaan berubah menjadi orange dan berwarna kuning di akhir percobaan. Jelaskan apa
yang terjadi sehingga air tersebut berubah warnanya.

Pada awal percobaan, air di dalam gelas ukur dan gelas piala berwarna merah karena diberi
indikator asam-basa yakni phenol red. Selama percobaan, proses fermentasi berlangsung,
sehingga kadar CO2 meningkat. Gas CO2 ini dialirkan melalui selang yang terhubung
dengan gelas ukur, sehingga tekanan udara gas CO2 membuat air pada gelas ukur
berkurang. Ukuran pH air akan meningkat jika CO2 dalam air berkurang dan pH akan
menurun seiring bertambahnya kandungan CO2 (Pantjara & Sahib. 2008). Maka
kandungan CO2 dalam air akan menurunkan pH air, sehingga air menjadi asam

Phenol red merupakan indikator asam-basa yang apabila terletak di lingkungan asam,
maka larutannya memiliki kecenderungan menjadi tidak berwarna. Seiring berjalannya
waktu percobaan, kadar gas CO2 yang dihasilkan semakin meningkat, yang artinya air
semakin bersifat asam. Oleh sebab itu, selama percobaan, air terus berubah warna dari
merah, menjadi oranye, hingga berwarna kuning di akhir percobaan (semakin memudar).

b. Mengapa pada percobaan digunakan bahan yang berbeda-beda untuk difermentasi?


Senyawa karbohidrat apa yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut?

Bahan yang berbeda-beda (gula, nanas, dan tapioka) dimaksudkan untuk menyelidiki,
apakah kompleksitas kandungan karbohidrat menjadi salah satu faktor penentu dalam
pertumbuhan ragi serta produk hasil fermentasi. Glukosa merupakan salah satu
monosakarida paling sederhana penyusun karbohidrat. Sedangkan untuk jus nanas,
mengandung gula disakarida, yakni sukrosa (glukosa + fruktosa). Kemudian, untuk tepung
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
9

tapioka, mengandung senyawa karbohidrat kompleks.

c. Perhatikan hasil percobaan, manakah percobaan yang menghasilkan etanol lebih


banyak/lebih sedikit, jelaskan alasannya.

Besar atau kecilnya etanol yang dihasilkan bergantung pada seberapa efektif proses
fermentasi yang berlangsung. Dari grafik pada gambar 2 dapat disimpulkan bahwa glukosa
mengalami kenaikan yang signifikan karena dapat berfermentasi dengan cepat dengan
kandungannya hanya terdapat gula sederhana yang bisa langsung terfermentasi menjadi
etanol. Oleh karena itu, glukosa menghasilkan jumlah mol etanol paling banyak daripada
3 spesimen lainnya.

Sedangkan jus nanas terdapat kandungan sukrosa (glukosa + fruktosa), yakni gula
disakarida yang harus dipecah terlebih dahulu menjadi gula sederhana, sehingga kenaikan
jumlah molekul etanol naik tetapi jumlah molekulnya tetap berada di bawah fermentasi
glukosa.

Tapioka juga memiliki kandungan gula kompleks (karbohidrat) yang sulit untuk
berfermentasi sehingga harus diubah menjadi gula sederhana dahulu yang membuat
kenaikan jumlah molekul etanol melambat, memerlukan waktu yang lama dan cenderung
melandai serta hanya terdapat sedikit kenaikan (Nurhadianty et al. 2018). Jumlah molekul
etanol yang dihasilkan pada fermentasi tepung tapioka adalah yang paling sedikit.

Daftar Pustaka

Caspeta, L., & Nielsen, J. 2015. Thermotolerant Yeast Strains Adapted by Laboratory
Evolution Show Trade-off at Ancestral Temperatures and Preadaptation to Other
Stresses. mBio. 6(4) : 14-31. doi:10.1128/mBio.00431-15

Campbell NA, Cain ML, Jackson RB, Minorsky PV, Reece JB, Wasserman SA.2018.
Campbell Biology. Jakarta : Erlangga. P.165 – 183

Gschwind P, Kohlus R, Schlafle S, Senn T. 2017. Feasibility and Energetic Evaluation of Air
Stripping for Bioethanol Production. Bioresource Technology. 231 (1): 75-86.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2017.01.051

Keo-oudone, C., et al. 2016. Isolation and Characterization of Thermotolerant Ethanol-


Fermenting Yeasts from Laos and Application of Whole-cell Matrix-assisted Laser
Desorption/Ionization Time of Flight Mass Spectrometry (MALDI TOF/MS) Analysis
for Their Quick Identification. Afr J Biotechnol, 15(6) : 153-164. doi:
10.5897/AJB2015.14984

Kustyorini TIW. 2022. Pengaruh Konsentrasi Ragi dan Lama Fermentasi terhadap Kadar
Alkohol Hasil Fermentasi Buah Nanas (Ananas comosus) [skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Praktikum BIO1102_Semester Genap_TA 2023/2024_Online
10

Mochamad Nurkholis et al. 2015. Isolasi dan Identifikasi Khamir Thermotolerant dan Ethanol
Tolerant pada Buah Lokal Indonesia [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
(IPB) University.

Nurhadianty V, Cahyani C, Nirwana WAC, Dewi LK. 2018. Pengantar Teknologi Fermentasi
Skala Industri. Malang (ID) : Universitas Brawijaya Press

Pantjara, B. & Sahib, M. 2008. Aplikasi Pupuk Berimbang terhadap Pertumbuhan Rumput
Laut, Gracilaria verrusa di Tambak Tanah Sulfat Masam. J. Riset Akuakultur. 3(2): 225-
232.

Anda mungkin juga menyukai