Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE KERJA
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, cawan petri, jarum
ose,botol coklat,pipet tetes, bunsen.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas koran,aluminuim foil,
alkohol,

3.2 Cara kerja


1.Menyiapkan alat dan bahan
3. membungkus alat-alat yang akan disterilisasi dengan menggunakan kertas koran,
kemudian dilapisi dengan aluminium foil, seyelah iti diikat dengan benang godam
3. Masukan alat-alat yang telah yang dibungus kedalam oven/autoclave
4.Mengeluarkan alat-alat yang telah disterilisasi kemudian menyimpannya
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO GAMBAR
1 Pipet tets Sebagai sebuah wadah untuk
menampung reaksi kimia
dalam skala medium

2 Cawan petri

Alat ini digunakan sebagai


wadah untuk penyelidikan
tropi dan juga untuk
mengkultur bakteri, khamir,
spora, atau biji-bijian

3 Pipet tetes Fungsi Pipet Tetes Alat


laboratorium Pipet
tetes berfungsi untuk
membantu memindahkan
cairan dari wadah yang satu
ke wadah yang lain dalam
jumlah yang sangat kecil yaitu
setetes demi tetes

4 Benang godam
5 Aluminium foil Membungkus alat-aat yang akan di
sterilisasi

6 Kapas Sebagai bahan utama


pembuatan benang, Bahan
utama pembuatan kain dan
bahan
tekstil, Kapas kecantikan
dan kapas pembersih, Cotton
Bud, Perban dan plester luka
dan Sebagai bahan utama
spons bedak

7 Kertas koran
Digunakan untuk
mencampur
larutan

8 Autoclave ditujukan untuk membunuh


endospora, yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri,
sel ini tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik

9 Batang pengaduk Digunakan untuk mencampur


larutan
Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukakan proses sterilisasi alat. Sterilisasi
adalah suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan
semua bentuk mikroorganisme hidup baik yang patogen maupun tidak, baik dalam
bentuk vegetatif (spora) dari suatu objek atau bahan. Proses sterilisasi sangat
penting dilakukan karena merupakan
salah satu elemen penting dalam suatu rangkaian proses pembuatan sediaan steril.
Dalam melakukan proses sterilisasi, kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu metode sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap atau
sterilisasi panas basah (autoklaf), sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi gas atau
etilen oksida, sterilisasi radiasi dan sterilisasi filtrasi. Pada praktikum kali ini,
metode yang digunakan adalah metode sterilisasi panas basah dan sterilisasi
panas kering.
Pada prinsipnya metode sterilisasi panas basah ini adalah sterilisasi
menggunakan uap bertekanan tinggi.Cara membunuh mikroorganismenya yaitu
dengan mengkoagulasi protein. teoritis proses sterilisasi dengan autoklaf lebih
sedikit membutuhkan waktu karena uap air dari pemanasan lebih cepat
berpenetrasi sehingga cepat membunuh mikroorganisme.Pada saat melakukan
sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu
selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan
energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara
ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Siklus sterilisasi uap meliputi
pada fase pemanasan (conditioning), pemaparan uap (exposure),
pembuangan (exhaust) dan pengeringan.Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi sterilisasi uap yaitu waktu, suhu dan kelembaban(Lukas,2006).
Sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah merupakan metode yang paling
efektif dan ideal karena:
a. Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan
pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan
terjadinya
koagulasi.
b. Bersifat nontoksik, mudah diperoleh dan relative mudah dikontrol (Lukas, 2006).
Selain itu, kelebihan metode sterilisasi panas basah yaitu uap air mempunyai daya
bakterisida
yang lebih besar dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga sterilisasi dapat
dilakukan
pada suhu yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.
Sedangkan untuk sterilisasi panas kering dapat membunuh mikroorganisme
dengancara oksidasi dengan suhu tinggi sekitar 160-1700C. Semakin tinggi suhu
yang digunakan maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan.Proses sterilisasi
panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorbsi
oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam
permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.Siklus sterilisasi
panas kering meliputi fase pemanasan (udara panas disirkulasikan pada chamber),
periode plateau (tercapainya suhu pada chamber), equilibrium atau holding time
(seluruh chamber memiliki suhu yang sama) dan pendinginan chamber
(mensirkulasikan udara dingin ke dalam chamber). Keuntungan menggunakan
metode sterilisasi panas kering adalah alat-alat yang disterilkan akan tetap kering.

Alat-alat yang disterilisasi dalam praktikum ini yaitu, pipet tetes,


gelas ukur, batang pengaduk, tabung reaki, erlenmeyer.Sebelum dilakukan
sterilisasi, maka alat-alat tersebut harus dicuci menggunakan air bersih.
Selanjutnya adalah proses pengeringan alat dengan menggunakan oven
100oC selama 10 menit dengan keadaan terbalik. Pada proses pengeringan ini, kita
harus memperhatikan posisi dari penyusunan alat-alat yang akan dikeringkan. Untuk
alat-alat gelas huars disusun agak renggang, hal ini dilakukan agar aliran udara
dapat menembus dan dapat terdispersi secara merata di seluruh permukaan alat.
Setelah kering, alat-alat tersebut dikeluarkan dari oven dan dibungkus. Alat-alat
tersebut dibungkus sesuai dengan metode yang akan digunakan pada
masing-masing alat. Untuk alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan oven,
maka harus dibungkus dengan menggunakan aluminium foil. Alasan
penggunaan aluminium sebagai pembungkusnya adalah karena aluminium foil
bersifat menghantarkan panas. Selain itu, agar panasnya oven tidak langsung
mengenai alat yang dapat menyebabkan alat tersebut.Sedangkan alat-alat yang
akan disterilisasi menggunakan autoklaf dibungkus menggunakan kertas perkamen.
Alasan penggunaan kertas perkamen ini adalah karena kertas perkamen memiliki
pori-pori yang lebih besar dibandingkan aluminium foil sehingga uap panas dapat
masuk. Pada masing-masing metode, alat harus dibungkus rangkap dua.
Pada proses sterilisasi dapat diketahui beberapa jenis waktu, misalnya pada
sterilisasi menggunakan oven terdapat 5 jenis waktu yang dapat ditentukan yaitu
waktu pemanasan, waktu kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan
jaminan sterilitas dan waktu pendinginan. Berikut merupakan definisi dari 5 jenis
waktu tersebut:
 Waktu pemanasan: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang
diinginkan.Waktu pemanasan pada hasil percobaan kami adalah 20 menit
artinya oven mencapai
suhu 100oC selama 20 menit sejak dihidupkan.
 Waktu kesetimbangan: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
yang sama antara di dalam alat dan di luar alat karena alat tidak ditutup
meskipun memakai aluminium foil sehingga diinginkan suhu yang sama
antara diluar atau didalam alat.
 Waktu kesetimbangan yang diperoleh yaitu 0 menit karena tidak ada ruang
jadi suhu
antara di dalam dan diluar dianggap sama, jadi waktu suhu setimbang 0 menit
Waktu pembinasaan: waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh
mikroba.
 Waktu pembinasaan atau waktu sterilisasi yang di butuhkan dalam praktikum
kali ini Adalah 30 menit.adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan.
Jumlahnya adalah setengah dari waktu kesetimbangan. Karena waktu
kesetimbangan 0 menit maka Waktu tambahan jaminan sterilitas juga 0 menit
 Waktu pendinginan: waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat dan
waktu suhditurunkan, oven dimatikan, dibuka dan didiamkan.Waktu
pendimginan pada praktikum kali ini adalah 15 menit.
Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan oven yaitu 20
menit.Waktu kesetimbangannya bernilai nol, hal ini karena wadah dalam keadaan
terbuka ketika di oven, sehingga tidak ada perbedaan suhu di dalam dan di luar
wadah.Sedangkan untuk waktu pembinasaan selama 30 menit.Waktu pembinasaan
selama 30 menit tersebut bertujuan untuk mensterilkan atau membunuh
mikroorganisme asing yang tidak diinginkan.Adapun waktu tambahan jaminan
sterilitas yaitu 50% dari waktu kesetimbangan.Karena waktu kesetimbangan
bernilai nol, maka waktu tambahan jaminan sterilitas juga bernilai nol. Dan yang
terakhir adalah waktu pendinginan selama 15 menit.Jadi, total waktu yang
dibutuhkan dalam proses sterilisasi menggunakan oven yaitu sebesar 65 menit.
sedangkan pada sterilisasi menggunakan autoklaf terdapat 8 jenis waktu
yang dapat ditentukan yaitu waktu pemanasan, waktu pengeluaran udara, waktu
menaik, waktu kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan jaminan
sterilitas, waktu penurunan dan waktu pendinginan. Berikut merupakan definisi dari
beberapajenis waktu tersebut
Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan menggunakan
autoklaf yaitu 8 menit., waktu pengeluaran udara 7 menit, waktu menaik yaitu 4
menit, waktu kesetimbangan 0 menit, Waktu pembinasaannya 20 menit, waktu
tambahan jaminan sterilitas 0 menit karena waktu kesetimbangan 0 menit, waktu
penurunan suhu 15 menit dan waktu pendinginannya selama 3 menit. Pada
percobaan ini waktu yang dibutuhkan pada sterilisasi autoklaf lebih cepat
dibandingkan dengan oven yang ditunjukkan oleh waktu pembinasaan yaitu waktu
sterilisasi dimana pada autoklaf membutuhkan waktu selama 20 menit meskipun
waktunya hanya 20 menit metode panas basah mempunyai daya
bakterisida yang lebih besar dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga
sterilisasi dapat dilakukan pada suhu yang lebih rendah dan waktu yang lebih
singkat.
sedangkan oven membutuhkan waktu selama 30 menit. Hal ini sudah sesuai
dengan teoritis bahwa sterilisasi panas basah lebih efektif dan ideal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut :
1.      Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada
pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan khususnya
pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobiologi
2.      Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah autoklaf dan oven.
3.      Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi basah, sterilisasi kering,
sterilisasi uap, sterilisasi penyaringan (filtrasi), sterilisasi dengan desinfektan, dan
sterilisasi gas.
4.      Adapun teknik atau cara sterilisasi yaitu menyiapkan alat gelas kemudian
membungkus alat tersebut dan memasukkan ke dalam oven/autoclave/bunsen dan
pada akhirnya alat siap untuk digunakan.

5.2  Saran
Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini dipraktekkan agar praktikan
dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Ferdiaz.1992.Sterilisasi.
(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. Diakses
pada tanggal 26 Februari 2016

Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T.


Gramedia Pustaka Utama

Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan


perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Nursina.2012.Sterilisasi.
(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat
-alat_mikrobiologi. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016

Ratna, 1985, Mikrobiologi Dasar, Gramedia, Jakarta.

Riantini.2001.Sterilisasi secara fisik. http://www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-


sasi-secara-fisik/Html. Diakses pada tanggal 26 Februari 2016

Subaghdja.Rickie.2010.Sterilisasi dan Pengenalan Alat

Mikrobiologi. http://jalankemenangankoe.blogspot.com/favicon.icom. Diakses pada
tanggal 26 Februari 2016

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

Waluyo, 2008, Sterilisasi, http://Sterilisasi.blogspot.com, diakses pada 11 Desember


2013, Palu.

Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar

Anda mungkin juga menyukai