Anda di halaman 1dari 7

BEBERAPA FENOMENA FISIKA DALAM TUMBUHAN : IMBIBISI

(Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan)

Oleh

Lilis Nuraini

2017021041

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
A. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut
No Kacang hijau Jagung
Permukaan Sisa air (cm) Permukaan Sisa air (cm)
biji biji
(cm) (cm)
Suhu 4oC Suhu 4oC Suhu 4oC Suhu 4oC
kamar kamar kamar kamar
1. 2,9 2,6 1,4 1,7 0,7 0,5 2,5 2,4
2. 5 2,5 3 1,6 1 1,5 0,7 0,5
3. 3,5 3 4 3,9 1,5 1 2,5 2
4. 3 2,5 2 1,5 0,5 1 2,2 2
5. 5 3,5 4 4 1 1 1 5
6. 4,7 2,5 2,5 4 1 1 4 4,5

1.2 Pembahasan Kegiatan I Imbibisi


Berdasarkan tabel pengamatan diatas, setelah 6 kali percobaan yang
dilakukan didapatkan hasil ketinggian permukaan air dan tinggi sisa air
yang berbeda-beda disetiap percobaan. Setelah dirata-rata didapatkan hasil
bahwa tinggi permukaan kacang hijau yang diletakkan pada kondisi suhu
kamar didapatkan rata-rata tinggi yaitu sekitar 4 cm, lebih tinggi
dabandingkan dengan tinggi permukaan kacang hijau yang disimpan di
dalam suhu 40C, yaitu dengan rata-rata tinggi sekitar 2,7 cm. Sedangkan
untuk tinggi sisa permukaan air kacang hijau pada suhu ruang dihasilkan
rata-rata sekitar 2,8 cm, yang memiliki ketinggian yang hampir sama
dengan sisa air perendaman kacang hijau pada suhu 40C yaitu dengan rata-
rata 2.8 cm. Untuk tinggi permukaan jagung yang diletakkan pada suhu
kamar dihasilkan rata-rata sekitar 1 cm, begitupun rata-rata tinggi
permukaan jagung yang disimpan dalam suhu 40C. Sedangkan untuk
tinggi sisa air perendaman jagung yang disimpan dalam suhu ruang
menghasilkan rata-rata sekitar 2,2 cm sedikit lebih pendek dibanding rata-
rata tinggi sisa air rendaman yang disimpan pada suhu 40C dengan rata-
rata yaitu 2,7cm.

Berdasarkan rata-rata yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwa proses


imbibisi pada kacang hijau lebih baik terjadi pada perendaman yang
disimpan dalam suhu ruang. Hal ini ditandai dengan rata-rata tinggi
permukaan kacang hijau lebih tinggi dibanding rata-rata tinggi permukaan
kacang hijau yang disimpan pada suhu 40C. Begitu pula proses imbibisi
yang terjadi pada jagung, proses imbibisi terjadi lebih baik pada suhu
ruang dibanding suhu 40C. hal ini ditandai dengan tinggi sisa permukaan
air perendaman jagung lebih sedikit pada suhu ruang dibandingkan tinggi
sisa permukaan air perendaman yang disimpan pada suhu 40C.

Imbibisi merupakan proses perpindahan molekul air didalam suatu zat


melewati pori-pori atau lubang yang cukup besar, dimana molekul air ini
menetap dalam suatu zat. Imbibisi merupakan tahap yang penting dalam
perkecambahan biji, hal ini karena proses imbibisi menyebabkan
peningkatan kandungan air dari benih biji, yang mana hal ini sangat
diperlukan untuk menigkatkan perubahan kimiawi dalam benih biji
sehingga benih biji tersebut dapat berkecambah. Imbibisi sendiri berasal
dari kata latin yaitu “imbi bore” yang artinya menyelundup (Idrus &
Fuadiyah, 2021).

Proses imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi air,


tekanan hidrostatik, luas permukaan biji, suhu dan ukuran dari biji.
Adapun syarat untuk terjadinya proses imbibisi yaitu adanya perbedaan
potensial antara air dan biji, kemudian adanya tarik-menarik sehingga air
dapat masuk kedalam biji, selain itu suhu air juga mempengaruhi proses
imbibisi. Suhu memegang peranan yang sangat penting dalam proses
imbibisi, karena suhu dapat memberikan tekanan untuk masuknya air
kedalam biji. Air dengan suhu yang cenderung tinggi dapat mematahkan
dormasi fisik pada Leguminosae melalui tegangan sehingga menyebabkan
pecahnya lapisan microslereids, tegangan ini masuk hingga kedalam sel
bagian luar sehingga menyebabkan oksigen dan air dapat masuk kedalam
biji (Marthen, dkk. 2018). Hal ini membuktikan bahwa suhu akan
mempengaruhi proses imbibisi air kedalam biji, sehingga akan
mempengaruhi banyaknya atau tingginya sisa air yang didapatkan selama
percobaan.

Suhu yang semakin tinggi akan berpengaruh pada kecepatan proses


imbibisi (Idrus & Fuadiyah, 2021). Suhu yang panas dapat merusak
kristalinitas amilosa dan helix sehingga granula membengkak
menyebabkan proses reaksi yang lebih cepatmasuknya air kedalam biji.
Selain itu suhu yang tinggi juga mengakibatkan lapisan kulit biji semakin
lunak, sehingga proses penyerapan air dapat meningkat (Hutasoit, dkk.
2021).

B. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :


1. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan didapatkan kesimpulan
bahwa proses imbibisi berlangsung lebih baik pada suhu kamar dibanding
suhu 40C, hal ini sesuai dengan teori bahwa proses imbibisi berlangsung
lebih baik pada suhu tinggi dianding suhu rendah.
2. Imbibisi merupakan sebuah proses meresapnya air atau proses
perpindahan molekul air didalam suatu zat melewati pori-pori.
3. Proses imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi air,
tekanan hidrostatik, luas permukaan biji, suhu dan ukuran dari biji, hal ini
akan mempengaruhi banyaknya sisa air pada percobaan yang dilakukan,
terutama factor suhu.
4. Kecepatan proses imbibisi dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu
proses imbibisi pada biji akan semakin cepat
DAFTAR PUSTAKA

Hutasoit, R., dkk. 2017. Pengaruh Suhu Perendaman terhadap Pertumbuhan


Kecambah Benih Indigofera zollingeriana. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Volume : 10. Halaman : 531-538.
https://www.researchgate.net/publication/326576966_Pengaruh_Suhu_Perend
aman_terhadap_Benih_Indigofera_zollingeriana. Diakses pada 28 Februari
2022.

Idrus, A.M. & Fuadiyah, Sa’diyatul. 2021. Uji Coba Imbibisi pada Kacang Kedelai
(Glycine max) dan Kacang Hijau (Vigna radiata). Prosiding SEMNAS BIO.
Volume : 01. Halaman : 710-716.
https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/93. Diakses pada 28 Februari
2022.

Marthen, E., dkk. 2018. Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan Perendaman Terhadap
Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria L.). Jurnal
Agrologia. Volume : 2. Halaman : 10-16.
https://ojs.unpatti.ac.id/index.php/agrologia/article.view/273. Diakses pada 28
Februari 2022.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai