Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL JURNAL REVIEW

Fisiologi Tumbuhan

“ PENGOBATAN FISIK DAN KIMIA TERHADAP KINERJA BIBIT DI LERAK


(Sapindus rarak DC.) ”

Sulisetijono, Estri Laras Arumingtyas, Retno Mastuti, Serafinah Indriyani,


Volume: 02, Juli 2016 (936-947)

Dosen Pengampu : Ayu Putri Ningsih, S.Si., M.Si.

Kelompok 6:

Angela Glorya Marito Br. Samosir (4191220014)


Enmia Septia Padang (4193520021)
M.D. Permatasari Siahaan (4193220008)
Khofifah Putri Hadra (4182220023)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
HASIL JURNAL REVIEW

Review Jurnal
Judul PENGOBATAN FISIK DAN KIMIA TERHADAP KINERJA BIBIT DI
LERAK (Sapindus rarak DC.)
Jurnal Internasional Pertanian dan Penelitian Lingkungan
Volume dan Halaman Vol: 2/ No. 4, Halaman 936-947
Tahun 2016
Penulis Sulisetijono, Estri Laras Arumingtyas, Retno Mastuti, Serafinah Indriyani
Reviewer Angela Glorya Samosir, Enmia Septia Padang, Khofifah Putri Hadra,
M.D. Permatasari
Tanggal Sabtu, 24 April 2021
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan
skarifikasi kertas pasir, air panas, asam klorida atau giberelin terhadap
pemecah dormansi benih lerak untuk pengembangan budidaya lerak yang
ekstensif dan terencana.
Subjek Penelitian Buah lerak yang matang fisiologis diperoleh dari salah satu tanaman yang
ditanam di kota Malang.
Metode Penelitian  Pengumpulan dilakukan pada bulan Februari hingga April 2015.
Buah dikeringkan pada suhu ruang teduh dan disimpan dalam
karung plastik hingga Oktober 2015.

 Unit percobaan perkecambahan adalah baki berisi campuran tanah


kebun dan pasir dengan perbandingan 1: 1. Tiap nampan berisi 30
biji 3 ulangan yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok.

 Pengumpulan data Data perkecambahan benih dikumpulkan setiap


hari dan dilanjutkan hingga semua benih berkecambah (maksimal
hingga 90 hari). Parameter yang dicatat adalah persentase
perkecambahan (g) dan median lama waktu perkecambahan
(MLG).
 Data dianalisis secara statistik menggunakan Anova (non-
faktorial) dalam Rancangan Acak Kelompok pada tingkat
probabilitas 5% (Gomez dan Gomez, 1986). Berarti berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan uji Scott-
Knott pada tingkat probabilitas 5%. Variabilitas dalam data
dinyatakan sebaliknya sebagai mean • SE (kesalahan standar).
Hasil Penelitian  Persentase perkecambahan
Semua perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini
meningkatkan persentase perkecambahan. Persentase
perkecambahan tertinggi (81,11%) ditunjukkan oleh perlakuan
perendaman air panas dengan suhu 50 ° C selama 20 menit dan
persentase perkecambahan terendah (31,11%) ditunjukkan oleh
perlakuan perendaman air panas (tanpa perlakuan). Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa jenis perlakuan berpengaruh terhadap
persentase daya kecambah lerak. Hasil uji Scott-Knott
menunjukkan bahwa perendaman air panas dengan suhu 50 ° C
selama 20 menit menghasilkan persentase perkecambahan
(81,11%) tidak berbeda nyata dengan perlakuan GA. 3 100 ppm
selama 30 menit (73,33%), dan perendaman air panas dengan suhu
50 ° C selama 30 menit (72,22%). Perendaman air panas dengan
suhu 50 ° C selama 20 menit berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya.
Diantara perlakuan skarifikasi amplas kulit biji, persentase
perkecambahan tertinggi (60,00%) ditunjukkan oleh perlakuan
pengamplasan kulit biji pada sisi hilum, dilanjutkan dengan
pengamplasan pada dua sisi (34,44%), dan oleh masing-masing
yang tidak diobati (31,11%). Sedangkan perlakuan air panas
menunjukkan bahwa perendaman air panas dengan suhu 50 ° C
selama 20 menit memberikan persentase perkecambahan tertinggi
(81,11%), diikuti suhu 50 ° C selama 30 menit (72,22%).
Persentase terendah (37,78%) ditunjukkan pada suhu 80 ° C
selama 40 menit. Untuk perlakuan asam klorida diberikan
perendaman HCl 80% selama 5 menit persentase perkecambahan
tertinggi (64,44%) sedangkan perlakuan HCl 100% selama 15
menit memberikan persentase perkecambahan terendah (44,45%).
Untuk perlakuan perendaman giberelin persentase perkecambahan
tertinggi (73,33%) ditunjukkan oleh perlakuan GA 3 100 ppm
selama 30 menit dan persentase terendah (46,67%) ditunjukkan
perlakuan GA 3 90 ppm selama 30 menit.

 Lama waktu perkecambahan rata-rata (MLG)


Lama waktu perkecambahan median (MLG) juga dipercepat
dengan semua perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini.
MLG tercepat (38,67 hari) ditunjukkan oleh perlakuan
perendaman air panas dengan suhu 50 ° C selama 20 menit dan
MLG terlama (67,20 hari) ditunjukkan oleh benih kontrol (tidak
diberi perlakuan) (Gambar 1B). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa jenis perlakuan berpengaruh terhadap MLG lerak. Hasil uji
Scott-Knott menunjukkan bahwa perendaman air panas dengan
suhu 50 ° C selama 20 menit menghasilkan waktu berkecambah
paling cepat (38,67 hari), namun tidak berbeda nyata dengan
perendaman air panas dengan suhu 50 ° C selama 30 menit
(40,65). hari), dan perlakuan perendaman HCl 80% selama 5
menit (42,23 hari) dan berbeda nyata dengan perlakuan jenis lain.
Kekuatan  Hasil dari penelitian dijelaskan dan disajikan dalam bentuk tabel
dan juga digambarkan dengan grafik keberhasilan, serta penjelasan
nya juga lengkap dan memudahkan pembaca untuk memahami isi
dari jurnal tersebut. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk
dicerna karna jurnal yang dikaji adalah jurnal internasional yang
sudah pasti menggunakan bahasa asing, namun peneliti
menjabarkannya dengan bahasa yang mudah dicerna. Penjelasan-
penjelasan tiap point dari pembahasan hasil penelitian juga
prosedur melaksanakan penelitiannya juga sangat jelas. Secara
keseluruhan jurnal ini sudah sangat baik.
Kelemahan Dalam mengelola data dianalisis secara statistik menggunakan Anova
(non-faktorial) dalam Rancangan Acak Kelompok pada tingkat
probabilitas 5%. Berarti berbeda secara signifikan dibandingkan dengan
menggunakan uji Scott-Knott pada tingkat probabilitas 5%. Variabilitas
dalam data dinyatakan sebaliknya sebagai mean • dan dalam pengelolahan
ini terdapat keterangan : SE (kesalahan standar).
Perbedaan dengan Giberelin telah dilaporkan mampu mengatasi dormansi benih pada banyak
rencana penelitian
spesies, sehingga biji dapat berkecambah dan mobilisasi cadangan
endosperm selama tahap awal perkecambahan benih. Salah satu efek
giberelin dalam biji adalah mendorong pemanjangan sel radikula sehingga
dapat menembus endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan. Giberelin dapat diproduksi oleh tanaman, tetapi jumlahnya
tidak cukup untuk merangsang perkecambahan biji terutama pada biji
hard-testa. Merendam benih hardtesta dengan GA 3 biasanya dilakukan
untuk mempercepat proses perkecambahan. Menanam pertumbuhan
regulator Sakawa (sitokinin, Gandasil D, Chlorella pyrenoidosa) telah
dilaporkan efektif dalam meningkatkan perkecambahan benih dan
pertumbuhan semai lerak dalam media kompos. Sakawa dengan
konsentrasi 2 mL / L memberikan pengaruh terbaik terhadap parameter
pertumbuhan yang diamati (persen perkecambahan, tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang akar, dan jumlah akar). Faktor-faktor pemecah
dormansi yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi perlakuan
skarifikasi kertas pasir, air panas, asam klorida atau giberelin. Skarifikasi
kertas pasir Terdiri dari dua variasi untuk scarify testa pada 1) hilum, 2)
hilum dan posisi benih belakang. Pengolahan air panas: Benih direndam
secara terpisah dalam tiga tingkat air panas (50 ° C, 65 ° C, 80 ° C)
selama 20, 30, 40 menit.

DAFTAR PUSTAKA
Sulisetijono, Arumingtyas, E. L., Mastuti, R., & Indriyani, S. (2016). PHYSICAL AND
CHEMICAL TREATMENTS TO BREAK SEED DORMANCY ON LERAK ( Sapindus
rarak DC .) PHYSICAL AND CHEMICAL TREATMENTS TO BREAK SEED.
International Journal of Agriculture and Environmental Research, 02(August), 936–947.

Anda mungkin juga menyukai