Dewi Nurhasanah
2110421005
Kelompok 1A
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
1
I.PENDAHULUAN
umumnya meliputi air, suhu, oksigen dan cahaya. Fungsi air pada perkecambahan diantaranya
adalah untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm
serta untuk masuknya O2 ke dalam biji (Hermana, 1986). Di dalam peristiwa perkecambahan,
hidrolisis (degradasi yang hasilnya ditranslokasikan ke titik tumbuh embrio dan disintesakan
kembali ke dalam jaringan baru). Produk baru dari proses hidrolisa dimanfaatkan pula di dalam
proses respirasi yaitu sejak oksigen berperan dalam oksidasi sehingga menghasilkan CO 2, air
perubahan morfologis dan biokimia. Kecambah merupakan awal pertumbuhan dari biji. Pada
perkecambahan terjadi pemecahan senyawa bermolekul besar dan komplek menjadi senyawa-
senyawa bermolekul kecil dan larut dalam air. Dengan perkecambahan dapat meningkatkan
daya cerna, karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat-zat gizi
Menurut Kamil (1979), secara biologis terjadi beberapa proses berurutan dari
perkecambahan antara lain : Penyerapan air, merupakan proses pertama yang terjadi pada
perkecambahan. Pencernaan, merupakan proses degradasi senyawa komplek yang brsifat tidak
larut yang menjadi senyawa yang berbentuk sederhana yang bersifat larut dalam air seperti
asam amino, asam lemak dan glukosa. Asimilasi, merupakan tahap akhir dalam mengunakan
cadangan makanan. Pada proses ini asam amino disusun kembali menjadi protein baru.
Respirasi merupakan proses perombakan sebagian cadangan makanan menjadi senyawa yang
2
lebih sederhana dan membebaskan energi. Selain itu energi juga dimanfaatkan untuk aktivitas
Menurut Sahrir (2021), respirasi adalah suatu proses pembebasan energy yang
tersimpan dalam zat sumber energy melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.
Respirasi juga bisa dikatakan sebagai reaksi oksidasi senyawa organic untuk menghasilkan
energy, energy ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, dan perkembangan. Energy yang dihasilkan dalam proses
respirasi adalah ATP, NADH, dan FADH. Respirasi juga menghasilkan karbon dioksida yang
berperan dalam keseimbangan karbon di alam, respirasi pada tumbuhan berlangsung pada
siang hari dan malam karena cahaya bukan merupakan syara. Ditinjau dari kebutuhannya akan
oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi, Respirasi Aerob yaitu respirasi yang
menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan Respirasi Anaerob atau biasa
disebut dengan proses fermentasi yaitu Respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bakunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi
3
II. METODE PRAKTIKUM
Padang.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu kecambah kacang hijau
berumur 2 hari, larutan NaOH, dan indikator pnolphtalein. Dan untuk alat yang
digunakan yaitu kain kasa, benang jagung, botol nescafe, gunting, karet, biuret dan
2. Beri label pada masing-masing botol yaitu perlakuan kontrol, 5°C, 27°C dan
45°C.
kasa dan diikat dengan erat menggunakan benang jagung. Buat sebanyak 3
bungkusan kecambah.
4. Digantungkan kecambah yang sudah dibungkus tadi pada botol yang sudah
4
5. Tempatkan botol-botol tersebut sesuai dengan perlakuan suhu 5°C
6. Setelah 60 menit kecambah dikeluarkan dari botol dan botol kembali ditutup
a. Pipet 10 mL larutan yang ada dalam botol tadi kedalam gelas beker.
0,1 N sampai hilang warnanya (bening). Catat volume HCl yang terpakai.
c. Lakukan juga hal yang sama terhadap kontrol (botol berisi NaOH 0,2 N).
d. Kurangi volume HCl yang terpakai dari botol perlakuan dengan volume
HCl dari botol kontrol. Nilai yang diperoleh menunjukkan jumlah total
8. Catat hasil pengamatan dan lengkapi data dengan data kelompok lain sehingga
didapatkan data respirasi kecambah umur 2-5 hari.
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil yaitu pada kecambah berumur 2 hari CO2
yang dihasilkan dengan keadaan kontrol yaitu 100 mL, umur 3 hari 94 mL, umur 4
hari 94 mL, dan umur 5 hari 94 mL. Selanjutnya pada suhu 5C didapatkan hasil, pada
kecambah berumur 2 hari yaitu 100 mL, umur 3 hari 76 mL, umur 4 hari 88 mL, umur
5 hari 104,4 mL. Pada suhu 27C, umur 2 hari 102 mL, umur 3 hari 86,4 mL, umur 4
hari 62 mL, umur 5 hari 101,6 mL. Kemudian pada suhu 45C yaitu umur 2 hari 96,8
mL, umur 3 hari 96 mL, umur 4 hari 66 mL, umur 5 hari 97,6 mL.
kecepatan respirasi. Semakin lama umur kecambah maka semakin sedikit HCl yang
terpakai dan semakin kecil pula volume CO2 yang dihasilkan. Begitu pula pada suhu
27C dan 45C. Menurut Lakitan (2001), tipe dan umur tumbuhan juga mempengaruhi
laju respirasi, karena perbedaan morfologi antara berbagai jenis tumbuhan, maka
terjadi pula perbedaan laju respirasi antara tumbuhan tersebut. Penentuan kecepatan
6
respirasi biji yang sedang berkecambah, umur tanaman mempengaruhi kecepatan
respirasi tersebut dimana semakin muda tanaman kecepatan respirasinya akan semakin
besar daripada tanaman yang lebih tua, dimana kecepatan respirasinya berkurang
karena daya atau kemampuan tumbuhan untuk menyerap oksigen di udara juga telah
berkurang seperti teori laju respirasi tinggi saat perkecambahan dan tetap tinggi pada
fase pertumbuhan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetative awal.
daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam
keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob.
Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran
(oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh
lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi
melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu
: factor internal dan factor eksternal. Faktor internalnya yaitu jumlah plasma dalam sel, plasma
dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar daripada
jaringan-jaringan yang lebih tua di mana jumlah plasmanya sudah lebih sedikit. Kedua, Jumlah
substrat respirasi dalam sel, Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan
substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi. Substrat utama
respirasi adalah karbohidrat. Ketiga, umur dan tipe tumbuhan, Respirasi pada tumbuhan muda
lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada
7
tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur
tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat
perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju
pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan
(Ata, 2011).
Faktor Eksternal yaitu suhu, Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies
tumbuhan. Kedua, kadar O2 udara yaitu Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap
kecepatan respirasi akan berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi
meskipun demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan
respirasi tumbuhan. Ketiga, kadar CO2 udara maksudnya yaitu semakin tinggi konsentrasi
yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen
tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun
mungkin disebabkan oleh hal ini. Selanjutnya, kadar air dalam jaringan yaitu pada umumnya
dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan respirasi juga akan meningkat. Ini nampak
jelas pada biji yang sedang berkecambah. Kelima, cahaya yaitu dapat meningkatkan laju
respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil karena cahaya berpengaruh pada
tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses fotosintesis (Ata, 2011).
8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kegiatan pratikum pada acara respirasi cukup menarik dan semua berjalan
sebagaimana mestinya. Peralatan pratikumnya juga lengkap. Namun pada pratikum
respirasi memiliki tahapan dan proses yang cukup panjang sehingga dalam
pengerjaannya menjadi tergesa-gesa dikarenakan waktu yang terbatas. Mungkin bisa
diperbaiki dan manajemen waktunya agar tidak mengganggu perkuliahan selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ata Khairiah. 2011. Makalah Respirasi pada Tumbuhan. Biologi, Unimed. Medan.
Hermana.1986. Pengolahan Kedelai Menjadi Berbagai Bahan Makanan Bergizi. IPB. Bogor.
Wea, A. S. Y., Widodo, R., & Pratomo, Y. A. 2014. Evaluasi kualitas produk susu
kecambah kacang hijau, kajian dari umur kecambah dan konsentrasi na-
10
LAMPIRAN
(a) (b)
Gambar 2. kecambah yang sudah dibungkus, digantung pada botol yang
sudah berisi larutan NaOH dan ditutup menggunkan alumunium foil
(a) kecambah digantung dan diikat dengan benang serta karet (b) ditutup
dengan alumunium foil
11
(a) (b) (c)
12