Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

Disusun oleh:
Afifudin Hidayatullah (11210163000037)

Kelompok 9:
Purwo Harris Ramadhan (11210163000003)
Putri Nur Fathiyah (11210163000021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
A. Tujuan
1. Membuktikan terjadinya proses respirasi aerob
2. Membuktikan terjadinya proses respirasi anaerob
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi aerob dan anaerob

B. Dasar Teori
Setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti bernapas. Bernapas tidak hanya seputar
pertukaran udara, namun bernapas juga tentang adanya perombakan zat-zat yang ada
didalam tubuh. Perombakan memiliki zat utama sebagai pelaksananya yaitu karbohidrat.
Proses perombakan yang dibahas tadi sering dikenal dengan istilah respirasi. (Campbell,
2002)
Respirasi merupakan proses metabolisme yang dilakukan sel dengan tujuan untuk
menghasilkan energy (ATP). Energi yang dihasilkan dari proses respirasi akan digunakan
oleh sel untuk pertumbuhan dan perkembangan sel itu sendiri. Pada tingkat seluler,
respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi
aerob terjadi pada sel melalui bantuan O2, sedangkan respirasi anaerob terjadi tanpa
bantuan O2. (Ernawati, 2018)
Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu substrat yang tergantung pada
ketersediaan substrat utama dalam bentuk karbohidrat, temperatur dapat mempengaruhi
kerja suatu enzim dan oksigen yang berfungsi sebagai tempat penerimaan elektron pada
daur krebs. Respirasi memiliki strategi pertumbuhan yang mengakolasikan suatu fraksi
karbon yang relatif tinggi menuju ke akar, dapat meningkatkan suatu tingkat dimana dapat
mengekstrak uap air dari matriks tanaman. Strategi pertumbuhan tersebut akan dapat
menghasilkan suatu biaya metabolisme pada respirasi pertumbuhan dan perawatan nyata
sebagai langkah untuk biomassa akar tambahan pada tanaman (Pavlick et al., 2013).
Respirasi aerob yaitu repirasi yang menggunakan oksigen-oksigen bebas sebagai
sumber energi. Dalam bekerja, respirasi aerob melalui 4 tahap yaitu:
1. Proses glikolisis, proses pemecahan gula menjadi asam piruvat yang terjadi di
sitoplasma.
2. Proses dekarboksilasi oksidatif, proses pengubahan asam piruvat menjadi asetil
Co-A yang terjadi di mitokondria.
3. Siklus krebs, proses penghasil oksaloasetat dan asam sitrat yang terjadi di
mitokondria sama seperti proses dekarboksilasi oksidatif.
4. Transport elektron, tahapan terakhir yang masih terjadi di mitokondria dan
menghasilkan H2O dan energi. (Sasmitahardja, 1990)
Respirasi aerob menghasilkan persamaan reaksi yang secara sederhana dapat
dituliskan sebagai : C6H12O6 + 6H2O => 6H2O + 6CO2 + 675 kal. Reaksi yang dituliskan
secara sederhana ternyata memiliki beberapa tahapan dari awal sampai terbentuknya
energi. (Istamar, 1980)
Pada abad ke 19, Loius Pasteur (1857) pertama kali menemukan bahwa
pembentukan alkohol disebabkan oleh mikroorganisme bersel satu yang disebut ragi
(Saccharomyces). Sel-sel ragi memanfaatkan glukosa pada kondisi anaerob dan
menghasilkan alkohol. Jenis respirasi anaerob diantaranya fermentasi alkohol, asam
laktat, asam cuka, dan asam susu. Dalam kehidupan sehari-hari, fermentasi banyak
dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai jenis makanan, diantaranya pembuatan tape,
yogurt, yakult, cuka dan lain sebagainya. (Mayasari, 2020)
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan
ketersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam
keadaan oksigen bebas akan diubah alkohol atau asam laktat. Pada manusia, kekurangan
oksigen terjadi pada atlet-atlet yang berlari jauh dengan kencang. Atlet tersebut
membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan.
Dengan kekurangan oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan
dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu
dalam keadaan anaerob. (Ratna Juwita, 2012)
Fermentasi sudah dilakukan sejak ditemukannya jamur dan bakteri yang mampu
memfermentasi. Contoh produk hasil fermentasi yaitu, alcohol, bir, tape, dan lain- lain.
Dalam hal ini kami melakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
jumlah ragi/fermipan/ saccharomyces yang diberikan serta apa saja yang terjadi pada saat
proses fermentasi berlangsung.

C. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan respirasi aerob dan anaerob?
2. Bagaimana pengaruh fermipan (ragi) yang diberikan pada respirasi anaerob?
3. Apa yang terjadi pada larutan kapur saat ditiup?

D. Hipotesis
1. Respirasi aerob menggunakan oksigen dan terjadi di mitokondria sedangkan anaerob
tidak memerlukan oksigen dan terjadi di sitoplasma.
2. Semakin banyak saccharomyces/ragi dapat mempercepat fermentasi yang waktu
terjadinya tergantung pada kadar yang dimasukkan.
3. Setelah ditiup larutan yang semula jernih akan tampak atau berubah menjadi keruh.

E. Alat dan Bahan


Alat:
1. 3 buah botol bekas air mineral 600 ml (vit)
2. 3 buah gelas bekas air mineral (levios)
3. 3 buah balon
4. Sedotan plastik
5. Corong
Bahan:
1. Ragi kue (Fermipan)
2. Gula 6 sdm
3. Air hangat
4. 1 buah kapur tulis
5. Air suhu ruang

F. Langkah Kerja
1. Percobaan 1 (Respirasi aerob):
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Gerus 1 buah kapur dan campurkan dengan 200 ml air, tunggu hingga kapur
mengendap, pisahkan.
c. Sediakan 3 buah gelas bekas air mineral.
d. Tulis dan tempelkan label perlakuan pada masing-masing gelas.
e. Pada masing-masing gelas diberikan perlakuan berupa:
1) Gelas A ditambahkan air sebanyak 100 ml
2) Gelas B ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
3) Gelas C ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
f. Tiuplah air di gelas C dengan menggunakan sedotan.
g. Amati perubahan yang terjadi, bandingkan dengan gelas A dan B yang tidak
ditiup.
2. Percobaan 2 (Respirasi Anaerob):
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Sediakan 3 buah botol air mineral dan 3 buah balon tiup.
c. Tulis dan tempelkan label perlakuan pada masing-masing botol.
d. Pada masing-masing botol diberikan perlakuan berupa:
1) Botol A ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat, aduk
rata.
2) Botol B ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat,
tuangkan 2 sendok gula ke dalam larutan tersebut, aduk rata.
3) Botol C ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat,
tuangkan 4 sendok gula ke dalam larutan tersebut, aduk rata.
e. Setiap botol ditutup rapat dengan balon tiup di mulut botol.
f. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk balon mengembang, bandingkan ketiga
botol tersebut.

G. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan respirasi aerob

Perlakuan Keadaan larutan Foto

Sebelum
perlakuan
Gelas A Jernih

Setelah
perlakuan

Sebelum
perlakuan
Gelas B Sedikit keruh

Setelah
perlakuan

Gelas C Sebelum Keruh


perlakuan
Setelah Semakin keruh
perlakuan

Tabel 2. Hasil pengamatan pada percobaan respirasi anaerob

Perlakuan
Karakteris
tik yang Botol A Botol C Foto
Botol B (Oren)
diamati (Hijau) (Merah)

Cepat dan
Gelembung Sangat sedikit Agak banyak
banyak
dalam larutan gelembung gelembung
gelembung

Keadaan Tetap seperti Sedikit


Menggembung
balon awal (Kempis) Menggembung

Bau yang Tidak


Agak menyengat Menyengat
tercium menyengat -

Suhu Dingin Agak hangat Hangat -

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mahasiswa akan melakukan praktikan tentang respirasi
aerob dan anaerob. Percobaan 1 (respirasi aerob) bahan utamanya menggunakan air dan
kapur. Setelah melakukan percobaan, terdapat perubahan yang tampak salah satunya
pada gelas C yang airnya berasal dari endapan kapur yang digerus lalu dicampur
dengan air, lalu airnya ditiup dan mengalami perubahan pada warna airnya yaitu dari
sedikit keruh menjadi agak keruh. Hal ini terjadi karena saat larutan kapur/Ca(OH)2
ditiup atau bertemu dengan karbondioksida (CO2) maka akan terbentuk kalsium
karbonat/CaCO3 dan air/H2O yang menyebabkan cairannya menjadi keruh.
CO2 (g) + Ca (OH)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (I)
Pada gelas A tidak memiliki perubahan, airnya tidak keruh sama sekali.
Sedangkan pada gelas B juga tidak memiliki perubahan karena tidak ditiup. Pada gelas
C baru terlihat keruh, karena dengan meniupkan udara dari mulut sehingga endapan
kapur terlebih dahulu, energi tersebut dari mulut kita yang dampaknya menggerakkan
partikel-partikel endapannya tersebut. Sehingga, energi yang diperlukan untuk
membuatnya diperlukan oksigen.
Pada percobaan kedua yaitu respirasi anaerob. Bahan utamanya menggunakan air
hangat, ragi dan balon. Pada botol A, B, dan C diberikan perlakuan yang berbeda-beda.
Setelah dilakukan percobaan, terdapat perubahan/hasil yang tampak pada masing-
masing botol. Pada botol A gelembung dalam larutan tidak ada gelembung yang
dihasilkan, keadaan balonnya pun lambat mengembang, bau yang dihasilkan tidak
menyengat dan suhunya dingin. Hal ini terjadi karena hanya ragi saja yang dicampur
dengan air dan tidak memakai gula oleh karena itu tidak terjadi proses fermentasi.
Kemudian pada botol B gelembung dalam larutan agak banyak gelembung yang
dihasilkan, keadaan balonnya agak mengembang, bau yang dihasilkan agak menyengat
dan suhunya agak hangat. Selanjutnya pada botol C gelembung dalam larutan terdapat
banyak gelembung yang dihasilkan, keadaan balonnya pun cepat mengembang, bau
yang dihasilkan menyengat dan suhunya hangat. Percobaan kedua ini termasuk dalam
prinsip fermentasi alkohol. Fermentasi alkohol adalah pengubahan senyawa glukosa
yang ada pada gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida dengan bantuan
Saccharomyces cerevisiae yang terdapat pada ragi. Karbondioksida yang dihasilkan
bersifat ringan yang kemudian memenuhi balon sehingga menyebabkan balon
mengembang. Waktu yang dibutuhkan agar balon mengembang adalah 00:10:20 (10
menit 20 detik).
Pada botol B dan C, terdapat gas yang tertampung pada balon tersebut. Hal yang
dapat membuat balon mengembung karena keikutsertaan energinya didalamnya.
Energinya dapat berupa ATP (Asedonin Tripospat). Pada praktikum, gula yang
diberikan ternyata sebanding dengan ukuran pada gas balon dan kecepatan
mengembangkan balon sebanding dengan banyak gula.
Pada praktikum yang telah saya lakukan, botol B lebih dahulu membentuk busa,
hal tersebut karena gula yang akan disintesis menjadi ATP tidak tersedia lagi, sehingga
mengakibatkan hasil produk berupa alkohol lebih cepat.
I. Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah Respirasi aerob
memerlukan oksigen, sedangkan respirasi anaerob tidak membutuhkan oksigen. Pada
respirasi aerob air kapur gelas C mengalami perubahan karena adanya udara yang
diberikan pada gelas tersebut. Pada respirasi anaerob gelas C menghasilkan balon paling
besar karena dicampurkan dengan 4 sdm makan gula. Respirasi aerob memerluka oksigen
sedangkan respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen.

J. Daftar Pustaka
Campbell, N. (2020). Biologi. Jakarta: Erlangga
Ernawati, R. I. (2018). Fisiologi Tumbuhan. Penuntun Praktuikum
Istamar, S. (1980). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Juwita, R. (2012). Studi Produksi Alkohol Dari Tetes Tebu (Saccharum Officinarum L)
Selama Proses Fermentasi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin. Makasar.
Mayasari, U. (2020). Mikrobiologi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Pavlick, R. D. (2013). Biogeosciences, 10 (1). The Jena Diversity-Dynamic Global
Vegetation Model (JeDi-DGVM): a diverse approach to representing terrestrial
biogeography and biogeochemistry based on plant functional trade-offs., 4137-
4177.
Sasmitahardja, D. (1990). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

K. Lampiran (Dokumentasi Praktikum)

(Foto kegiatan diskusi kelompok 9: Harris, Afif, dan Putri)


(Foto Putri melakukan praktikum aerob)

(Foto Afifudin melakukan pengamatan anaerob gelembung dan keadaan balon)


(Foto Harris melakukan pengamatan anaerob bau yang tercium dan suhu)

Anda mungkin juga menyukai