Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

PENGENALAN MIKROSKOP DAN KERJA ILMIAH

Disusun oleh:
Afifudin Hidayatullah (11210163000037)

Kelompok 9:
Purwo Harris Ramadhan (11210163000003)
Putri Nur Fathiyah (11210163000021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021

1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gairah manusia akan kehidupan membimbing kita untuk mempelajari hewan dan
tumbuhan. Pada zaman dahulu, Antonie van Leuwenhoek penasaran terhadap hal
terkecil yang terdapat pada batang dan apa aja didalamnya. Suatu keterbatasan dan
keingintahuan tentang alam, mendorong mereka menciptakan inovasi yang diharapkan
memuaskan rasa penasarannya. (Champbell, 2010)

Mengamati fenomena alam yang berukuran kecil sangatlah sulit menggunakan


kasata mata. Ukuran ukuran terkecil dapat kita lihat dngan bantuan media agar mudah
terlihat. Media yang digunakan pun harus bersesuaian dengan pengamatannya, biasanya
alat yang digunakan yaitu: Lup, Mikroskop, dan Zoom-In Kamera.

Mikroskop sederhana pertama kali dikembangkan oleh Antonie van


Leeuwenhoekctahun 1673 pada masa mulai berkembangnya ilmu mikrobiologi.
Mikroskop ini terdiri atas satu lensa, wadah specimen (specimen holder), sekrup focus,
dan pegangan mikroskop. Mikroskop sederhana ini digunakan dengan mendekatkan
mikroskop ke mata dengan tangan.

Tujuan Leeweunhoek membuat alat sederhana ini untuk membuktikan teori


“abiogenesis” yang menyatakan makhluk hidup berasal dari benda mati atau disebut juga
disebut juga sebagai teori generasi spontania yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM). Setelah Leeuwenhoek mengamati air
yang berasal dari rendaman jerami, ditemukan beberapa benda yang berkemampuan
bergerak dan memiliki bentuk yang khas. Benda tersebut diistilahkan dengan
“animalcules”.

Pada masa yang sama tahun 1666 Robert Hooke Ilmuan Inggris mengembangkan
mikroskop. Hooke merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya
sendiri, sehingga lebih mudah digunakan. Robert Hooke mengamati irisan-irisan tipis
gabus melalui mikroskop dan mempublikasikan dalam tulisan yang diterbitkan pada
tahun 1665 mengenai struktur mikroskopik gabus sebagai pori pori yng menyerupai
sarang lebah, tetapi tidak beraturan. Irisan gabus tersebut sebenarnya dinding sel kosong
yang berasal dari kulit pohon ek yang telah mati. Lalu Hooke mengamati kulit pohon ek
yang masih hijau tersebut, sehingga didapatkan dalam tumbuhan hijau tersebut terdapat
sel yang berisi cairan. Akhirnya, Hooke menyebut pori pori tersebut mirip dngan sel
(bilik kecil) di dalam biara atau penjara, sehingga mengistilahkannya dengan cellula.

2
(Talaro, 2009).

Saat ini mikroskop sudah banyak berevolusi dari yang hanya dapatt mempebesar
benda secara kasar menjadi alat pembesaran benda yang intens dan mendalam. Bagian-
bagian tubuh bakteri, tumbuhan, hewan yang kita ketahui sekarang tidak lepas dari
penggunaan mikroskop. Jenis-jenis molekuler serta banyak lagi jenis mikroskop lainnya.
(Mariana, 2012)

Jangkrik hewan jenis serangga lompat yang masuk dalam family Grillidae ini
memilik kurang lebih 1000 spesies yang hidup dan tersebat di dunia. Jangkrik umumnya
hidup di daerah tropis beriklim sedang (26-30oC dan kelembaban 75-80%). Jangkrik
dapat bertahan hidup dengan memakan berbagai jenis nabati dan hewani, namun
biasanya dia memakan daun-daun muda yang mengandung air agar bisa sebagai
pengganti minumannya. Jangkrik memiliki siklus reproduksi yang dimulai dengan
proses kopulasi pada sekitar 70-80 hari dan siap berkembang biak pada saat betina
mengeluarkan sayap terbang dan ovipositor secara lengkap, pada jantan biasanya
ditandai dengan suara berderik yang keras. (Gunawan, 2019)

Dilihat dari sisi perilaku umumnya jangkrik jantan dan betina berperilaku sama,
namun ada juga beberapa perilaku khusus contohnya perilaku agonistic atau perilaku
mengancam atau menunjuan kelebihan kekuatan masa sesame jangkrik lain. Apabila ada
beberapa jangkrik jantan dalam satu wilayah maka perilaku agonistic ini akan muncul
sebagai cara untuk melindungi daerah yang menjadi kekuasaannya (Anwari Adi Nugroh,
2020)

Warna tubuh jangkrik yang bervariasi mulai dari coklat, coklat tua hingga hitam
dengan bentuk lonjong dan kecil. Bentuk tubuh jangkrik betina biasanya lebih besar
daripada jangkrik jantan namun dalam hal menghasilkan suara jangkrik jantan
menghasilkan suara yang lebih keras daripada jangkrik betina. Morfologi tubuh jangkrik
terdiri dari kepala, toraks, dan abdomen. Dengan bagian kepala yang trdiri dari sepasang
mata, sepasag atena, dan mulut (labrum labium). Bagian toraks atau ada untuk tempat
tumbuh kaki dan sayap serta abdomen yang memiliki ruas-ruas yang berguna untuk
pertahanan diri dari musuh yang menyerang dari belakang. (Syarifah, 2021)

Jangkrik adalah bagian dari alam yang menarik dipelajari karena ada identitas
tersendiri yang dimiliki oleh jangkrik terutama pada bagian kaki. Pada saat memegang
jangkrik, hal yang dapat dirasakan adalah adanya minyak pada bagia kaki dan adanya
duri duri tajam pada bagian kakinya. Oleh karena itu, kami penasaran hal apa saja yang

3
terdapat pada kaki jangkrik terutama pada bagian strukturnya.
Jadi, pada kondisi pandemic seperti ini, tidak dimungkinkan untuk melakukan
penelitian di laboratorium, akan tetapi kami masih bisa mengguakan zoom-in dari
kamera dan berfokus hanya pada kaki jangkrik.

BAB II METODE
A. Alat dan Bahan

No. Nama Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan

1. Jangkrik (Gryllus assimilis)

2. Mikroskop (Kamera HP
sebagai gantinya)

3. Gunting/Cutter

B. Cara Kerja
1. Siapkan seekor jangkrik.
2. Jangkrik dibunuh dengan dengan menerapkan sikap kemanusiaan yang baik dan
benar.
3. Lalu sayat dan ambil kaki jangkrik
4. Setelah itu letakkan kaki jangkrik pada tempat yang terang.
5. Arahkan kamera ke kaki jangkrik dan jangan lupa untuk memperhatikan
pencahayaannya
6. Zoom-In sampai terlihat jelas apa saja yang ada..
7. Ambil gambarnya.

4
C. Hasil Praktikum
LEMBAR KERJA 1
PENGGUNAAN MIKROSKOP

Gambar Mikroskop

Tabel 1. Bagian-bagian dari Mikroskop Berdasarkan Fungsinya

No. Bagian-bagian Fungsi

Berfungsi unturi lensa objektifk membentuk bayangan


1.
maya, tegak, dam diperbesar.
Lensa Okuler

Memperbesar bayangan benda atau objek pengamatan


2.
dengan perbesaran 10x, 40x atau 100x .
Lensa objektif

Untuk mengatur fokus, kemudian fungsi lainnya adalah


3.
penghubung antara lensa objektif dengan lensa okuler.

Tabung Mikroskop

5
Berfungsi sebagai tuas penyangga lensa objektif agar
4.
dapat mempermudah pengaturan nilai pengamatan dari
mikroskop tersebut.
Revolver
5.

Untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan


cermin pengatur. Cahaya tersebut dipusatkan ke
objek.
Kondensor

6. Berfungsi untuk meletakkan objek pengamatan.

Meja benda

Berfungsi untuk menentukan berapa banyak jumlah


7. cahaya masuk dan difokuskan ke dalam objek
pengamatan
Diafgrama

8. Berguna untuk memantulkan cahaya ke dalam diafrgma

Cermin (Reflektor)

9. Untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop


dengan cepat.
Sekrup pengarah kasar
(Makrometer)

6
Untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop
10.
dengan lambat.
Sekrup pengarah halus
(Mikrometer)

11. Berfungsi sebagai pegangan ketika mikroskop akan


dipindahkan

Lengan/Pegangan

Fungsinya adalah untuk memegang, menahan atau


12. menekan kaca objek (preparat) agar mudah digerakan
saat proses pengamatan.
Mekanis/ Pegangan
sedia

Untuk mengatur derajat kemiringan mikroskop


13.
untuk memudahkan pengamatan.

Sendi inklinasi

14. Untuk menopang mikroskop agar tetap stabil.

Kaki mikroskop

7
LEMBAR KERJA 2
KERJA ILMIAH MENGGUNAKAN PERBESARAN LAINNYA

1. Pengamatan

Foto 1. Foto Jangkrik dengan mnggunakan kamera Samsung m31

Foto 2. Foto perbesaran kaki Jangkrik

2. Pertanyaan

• Bagaimana struktur kaki pada jangkrik?


• Apakah memiliki bulu halus?

3. Hipotesis

Kaki jangkrik memiliki struktur yang mana pada penghubung antara abdomen
merupakan sendi pelana dan penghubung antara Femur dan Tibia merupakan sendi
engsel.

4. Prediksi
Kaki jangkrik terdapat bulu halus yang memiliki zat beracun yang membuat gatal
ketika disentuh.

8
5. Hasil penelitian
Percobaan dilakukan dengan menggunakan kamera smartphone deagn
memfoto objek yang akan diteliti, yaitu seekor jangkrik. Fokus penelitiannya yaitu
pada struktur kaki jangkrik. Dalam hal pemotretan terlihat agak samar bahwa jangkrik
memiliki struktuk kaki yang kasar dan memiliki tarsus, claw, tibia, dan
tympanum/telinga pada kakinya.

Tarsus

Claw/Cakar Tibia/tulang
kering

Tympanum/
telinga

Foto 3. Bagian-bagian kaki jangkrik yang dapat peneliti amati

Struktur yang terlihat pada gambar adalah struktur pada kaki jangkrik. Dengan
pemberian nama masing masing pada kakinya tersebut, lalu kita tinjau atau amati
struktur kaki jangkrik. Terlihat ternyata telinga yang dimiliki oleh jangkrik berada
pada kaki yang bernama Tympanum. Adapun Tibia, Tarsus memiliki duri duri yng
berfungsi untuk proteksi dari lingkungan luar. Claw yang ada palin ujung kaki
berfungsi untuk alat yang membantu dalam bertengger pada batang atau daun.
Terdapat sendi engsel yang menghubungkan antara Femur dan Tibia, dan
menghubungkan antara Tarsus dan Claw. Selain itu, terdapat sendi pelana antara
Trokanter dan Abdomen (perut). Jangkrik juga merupakan hewan dalam Kelas Insekta
dan Filum Arthopoda. Filum Arthopoda adalah filum yang memiliki ciri khas berkaki
lebih dari dua pasang. Sedangkan Kelas Insekta adalah kelas pada hewan yang
memiliki ciri khas memiliki kaki tiga pasang atau enam kaki.

BAB V PEMBAHASAN
Sesuai Prediksi bahwa pada bagian kaki Jangkrik terdapat bulu halus. Dampak dari
bulu halus itu menyebabkan gatal gatal pada kulit. Tympanum jangkrik terletak pada bagian
posterior basal tibia kaki depan (Gambar di atas). Tympanum adalah membran yang berfungsi
sebagai telinga yang mampu menerima rangsang suara. Oleh karena itu tibia kaki depan
jangkrik betina berperan dalam keberhasilan proses perkawinan.

9
Kaki depan jangkrik selain berfungsi untuk telinga juga digunakan untuk berjalan,
demikian juga dengan kaki tengahnya. Kaki belakangnya selain digunakan untuk berjalan
juga berfungsi untuk melompat, baik untuk mengawali penerbangan maupun untuk mencapai
tempat lain dalam jarak yang cukup jauh. Tipe kaki untuk melompat ini disebut dengan istilah
saltatohal.

Pada bagia Tarsus tedapat duri-duri yang menyebabkan gatal gatal pada kulit, bagian
tersebut untuk proteksi atau pertahanan diri dari predator atau hal yang dapat mengancam
dirinya. Akan tetapi, untuk mengetahui kandungan zat pada kaki diperlukan percobaan pada
laboratorium. Selain itu pada kaki jangkrik terdapat protei yang menyusunnya, tidak hanya itu
terdapat juga glukos dan fruktosa pada kakinya dengan kadar yang tidak terlalu banyak.
Selain itu, terdapat zat Asam aspartate, Asam glutamate, Metionin, dan Fenilalaninin.

Proses pembentukan bayangan yang masuk pada lensa kamera, awalnya cahaya yang
memasuki lensa positif akan dibiaskan dan membentuk bayangan nyata, terbalik, dan
diperbesar. Lalu cahaya yang masuk diatur oleh diafragma dan diteruskan di film. Lalu
setelah itu hasilnya dipesentasika ke digital display. (Risdyani, 2018)

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Karena suatu hal yaitu pandemic, maka tidak memungkinkan bagi kami untuk
penelitian menggunakan mikroskop, jadi solusi lainnya yaitu dengan memanfaatkan
kamera dari smartphone. Kami mendapatkan informasi berupa kekhasan dari hewan
Jangkrik. Didapatkan jangkrik memiliki tiga pasang kaki, hal tersebut adalah keunikan
dari Kelas Insekta dan memiliki lebih dari dua pasang kaki, yaitu ciri khas dari Filum
Arthopoda.
Walaupun Mikroskop dan Kamera memiliki perbedaan dalam kemampuan
perbesaraanya, tetapi pada proses pembentukan bayangannya hampir serupa. Kami
membutuhkan alat optic yang lebih canggih untuk membantu kita dalam penelitian,
sehingga diharapkan informasi yang tersampaikan lebih banyak lagi.
B. Saran
Untuk praktikum selanjutnya, kami harap pembimbing dapat lebih interaktif
untuk mengajarkan materi praktikum kepada praktikan terlebih dahulu. Dan alangkah
lebih baiknya jika kita melihat video youtube tentang materi ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. N,A. and Reece, J,B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta : Erlangga
Chasanah. Risdiyani dkk. 2018. Fisika untuk SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam. Daerah Istimewa Yogyakarta : Intan Pariwara
Gunawan, H. 2019. Mendulang Untung dari Budidaya Jangkrik. LAKSANA.
Mariyana, Ana. 2012. Pengaruh penguasaan penggunaan mikroskop terhadap nilai
praktikum IPA materi pokok organisasi kehidupan pada siswa kelas VII di MTs Negeri
Ketanggungan Brebes tahun pelajaran 2011/2012. Undergraduate (S1) thesis, IAIN
Walisongo.
Nugroho, Anwari Adi, dkk. 2020. Studi Pola Interaksi Perilaku Jangkrik (Gryllus
bimaculatus) Jantan dan Betina. Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya.
Bandung: UVBN Sukoharjo.
Talaro KP, Chess B. 2015. Foundations in Microbiology. 9th ed. New York: McGraw- Hill
Education.

11

Anda mungkin juga menyukai