MIKROBIOLOGI HEWAN
Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
NIM :
Kelompok :
Wak. Praktikum :
NIM. NIM.
Mengetahui :
Tanggal Pengesahan :
1
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
1. Praktikan sudah ada dalam laboratorium 10 menit sebelum praktikum berlangsung dan
telah menyerahkan tugas pendahuluan dan tugas lainnya bila ada.
2. Sebelum masuk dalam ruangan praktikum, praktikan wajib menguasai bahan
praktikum. Hal ini akan menolong praktikan lebih mudah untuk memahami kegiatan
praktikum.
3. Tidak diperkenalkan makan, minum dan merokok dalam laboratorium.
4. Hp dinonaktifkan atau disilent
5. Memakai baju praktikum, papan nama, pakaian rapi (kemeja berkerah, dan bawahan
hitam)
6. Membawa bahan praktikum yang telah disampaikan oleh asisten laboratorium.
7. Bersihkan meja tempat bekerja dengan disenfektan sebelum memulai praktikum dan
meninggalkan laboratorium.
8. Tas diletakkan pada rak atau meja yang tersedia.
9. Laporan ditulis/di gambar pada buku laporan dan diserahkan pada asisten
penanggungjawab.
10. Semua peralatan dikembalikan pada tempat semula.
11. Peralatan yang pecah ataupun rusak pada saat praktikum berlangsung harus diganti.
12. Kapas dan sampah-sampah lainnya setelah praktikum dibuang ke tempat sampah.
13. Praktikum berlangsung selama alokasi waktu yang ditentukan.
14. Cucilah tangan sebelum meninggalkan laboratorium.
2
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Pengenalan Alat
dan Bahan
PERCOBAAN I
MIKROSKOP
Mikroskop (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak
mudah terlihat oleh mata.
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock (1632-
1723) Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan
menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bias mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air
hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’.
Fungsi:
1. Revolver (pemutar lensa) untuk membuat lensa objektif agar diperoleh perbesaran yang
diinginkan
2. Meja mikroskop (meja benda) untuk meletakkan objek yang akan diamati
3. Cermin (atau lampu) untuk memberikan cahaya pada benda agar benda dapat diamati
4. Diagfragma mengatur intensitas cahaya yang masuk
5. Pemutar kasar (pengatur fokus) menggerakkan lensa objektif agar diperoleh fokus yang tepat
(gambar tidak berbayang)
3
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
6. Pemutar halus (pengatur benda) menggerakkan benda agar tepat di bawah lensa objektif
7. Tabung mikroskop menghubungkan lensa okuler dengan objektif.
Pengenalan mikroskop
1. Mencari bidang penglihatan
Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga lensa objektif tidak
membentur meja atau panggung bila revolver diputar-putar
Lensa objektif di tempatkan pembesaran lemah (4 X atau 10 X) dengan memutar revolver
sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lemsa okuler)
Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya kebelakang
Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat lingkaran (lapangan
pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler. Mikroskip siap digunakan.
2. Mencari bayangan sediaan
Menaikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, sehingga jarak antara lensa objektif
dengan permukaan meja ± 3 cm
Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengah-tengah lubang meja benda, menggunakan
penjepit sediaan agar tidak tergeser
Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil menempatkan roda
sediaan tepat di bawah lensa objektif, hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan
permukaan atas kaca penutup hanya ± 1 mm
Membidik mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan searah jarum jam
secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas
Memutar revolver dan lensa objektif yang sesuai untuk mendapatkan pembesaran yang kuat.
Kemudian memainkan fungsi micrometer secara perlahan dan hati-hati. (bila menggunakan
lens aobjektif 100X, maka diatas sediaan perlu ditetesi minyak imersi dahulu).
3. Memelihara mikroskop
Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak, dengan satu tangan
memegang erat pada lengan mikroskop dan tanda tangan yang lain menyangga pada dasar atau
kakinya
Mencondongkan posisi tabung, cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai
titik putar. Menegakkan kembali setelah selesai
Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros di bawah lensa
okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah
berjarak ± 1 cm dari atas meja benda
Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermat pada posisi tegak agar debu
tidak banyak menempel
Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan cairan Xilol sesegera mungkin
setelah pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, dan mengeringkan
dengan kain lap yang bersih
Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dari bahan halus (flenel)
setiap akan menggunakan mikroskop.
4. Pengukuran mikroskopis atau mikrometri
Untuk mengetahui ukuran objek yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yang disebut Micrometer Objektif atau Micrometer Okuler.
4
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
5
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpanlah kembali ke dalam lemari
atau tempat yang tidak lembab.
STERILISASI
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptic dimana alat
penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan
harus dimatikan.
Yang dimaksud dengan sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan organisme. Ketika
untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu
telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan
media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Ada tiga
cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia dan
penyaringan (filtrasi).
Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi panas
kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan. Metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan panas.
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit.
Karena titik didih air menjadi 121oC itu disebabkan itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada
ketinggian permukaaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm
15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai
6
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
suhu 121oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa
keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap
air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121oC. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan
laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Tekanan uap (atm) Suhu (oC) Waktu yang diperlukan untuk mematikan spora
tahan panas
0,0 100 -
0,5 111,3 15-60
0,7 115,5 15-60
1,0 121,5 12-15
1,3 126,5 5-15
2,0 134,0 3-5
Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efesien dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk sterilisasi, hal ini disebabkan karena tanpa kelembapan tidak ada panas laten.
Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada alat yang tidak rusak, menyala, tidak hangus
atau menguap pada suhu setinggi itu. Bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain : pipet,
tabung reaksi, cawan petri dan sebagainya.
Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam, tergantung pada bahan kimiawinya.
Sterilisasi dengan radiasi antara lain dengan sinar ultraviolet (tapi tidak begitu baik karena daya
tembusnya lemah). Proses sterilisasi lain ialah penyaringan, hal ini digunakan untuk larutan atau
suspensi.
7
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Bahan-bahan yang disterilkan harus dibungkus, disumbat atau wadah tertutup untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari sterilisator.
LEMBAR KERJA
1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi dan apa tujuan mempelajari mikrobiologi?
2. Jelaskan hubungan antara ilmu mikrobiologi dengan ilmu peternakan?
3. Apa gunanya mikroskop?
4. Sebutkan jenis-jenis mikroskop?
5. Apa gunanya minyak emersi?
6. Apa gunanya diafragma dan kondensor?
7. Bagaimana cara membersihkan lensa dari minyak emersi?
8. Bagaimana cara mensterilkan (a) media dan (b) alat-alat gelas?
9. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sterilisasi?
10. Jelaskan fungsi dari ose, objek glass, dan cawan petri ?
8
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Judul Praktikum :
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :
1. Mikroskop
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
2. Inkubator
Keterangan gambar :
Fungsi :
Mekanisme kerja :
9
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
3. Waterbath
Keterangan gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
4. Oven
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
5. Autoclave
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
10
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
6. Destilator
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
7. Tube Shaker
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
8. Coloni Counter
Keterangan Gambar :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
11
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Keterangan Gambar :
Fungsi :
- Pipet :
- Propipet :
Mekanisme Kerja :
- Tabung reaksi :
- Rak tabung :
12
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
- Gegep Kayu :
Fungsi :
Mekanisme Kerja :
- Ose :
- Objek Glass :
- Cover Glass :
Fungsi :
- Labu Semprot :
- Cawan Petri :
Mekanisme Kerja :
13
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
2. Spiritus
3. Lugol
4. Alkohol 95 & 70 %
5. Minyak Emersi
14
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
6. Methylen Blue
8. Kristal Violet
9. Safranin
15
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
16
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Pewarnaan Negatif,
PERCOBAAN II
Untuk mengamati struktur bakteri sangatlah sulit dengan menggunakan mikroskop cahaya,
karena bakteri tidak dapat mengabsorpsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang mendasari
penggunaan zat pewarna untuk mewarnai latar belakangnya. Penggunaan zat warna yang
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora, flagella dan bahan inklusi yang mengandung zat
pati dan granula fosfat.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat asam atau basa. Pada zat warna yang
bersifat basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna yang disebut kromofor dan mempunyai
muatan positif. Sebaliknya pada zat warna yang bersifat asam, bagian yang berperan memberikan
warna mempunyai muatan negatif.
Zat warna yang bersifat basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif lebih banyak
ditemukan pada dinding sel, membran sel dan sitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatan positif
pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga bakteri lebih jelas
terlihat. Zat warna yang bersifat asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk
mewarnai bakteri, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang bakteri sediaan. Zat
warna asam bermuatan negatif tidak dapat berikatan dengan muatan negatif yang terdapat pada
struktur sel.
17
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
3. Ulas
PEWARNAAN NEGATIF
Pada pewarnaan ini bakteri tidak teramati, tapi latar belakangnya menjadi hitam gelap. Metode
ini berguna untuk melihat bentuk sel.
Keperluan :
1. Zat warna negrosin (tinta cina)
2. Cunkil gigi
3. Kaca objek bersih
Cara Kerja :
1. Bersihkan debu dan lemak dari kaca objek
2. Teteskan sedikit larutan negrosin ( 1,5 cm dari ujung kaca obyek )
3. Ambil sedikit bahan dari sela gigi dengan cungkil gigi
4. Ratakan pada larutan negrosin
5. Letakkan kaca objek satunya dengan sudut 45 o pada kaza objek yang lain, sehingga larutan
menyebar pada kaca objek kemudian dorong kaca objek tersebut.
6. Keringkan preparat diudara
7. Periksa bentuk bakteri dibawah mikroskop
LEMBAR KERJA
18
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
19
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :
Keterangan Gambar :
Preparat :
Kultur :
Penataan :
Pembesaran :
Keterangan :
20
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
PEMBAHASAN :
21
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
PEWARNAAN SEDERHANA
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna. Sel mikroba yang tidak
terwarnai umumnya tidak berwarna/transparan. Dengan pewarnaan sederhana dapat dibedakan bentuk
dari bakteri misalnya batang, bulat, dan spiral.
Cara kerja :
1. Buatlah olesan bakteri pada kaca obyek.
2. Meletakkan kaca objek tersebut pad arak dan teteskan zat warna
3. Biarkan zat warna selama 1-2 menit
4. Bilas zat warna dengan air suling
5. Serap kelebihan air suling dengan kertas serap.
LEMBAR KERJA
22
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :
Keterangan Gambar :
Preparat :
Kultur :
Penataan :
Pembesaran :
Keterangan :
PEMBAHASAN :
-Contoh bakteri dari pewarnaan Gram Positif(Minimal 3 contoh dan uraikan deskripsinyaseperti,
pengertian, taksonomi, dan peranan dalam bidang peternakan
23
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
PEWARNAAN GRAM
Pewarnaan ini pertama kali ditemukan oleh Christian Gram (1884) seorang ahli bakteri
berkebangsaan Denmark menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja. Pewarnaan
gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium. Pewarnaan ini merupakan tahap pentng dalam perincian dan identifikasi bakteri.
Pewarnaan Gram memilah bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram
negatif. Bakteri gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium
tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua yang
berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur kedua kelompok
bakteri tersebut.
Pewarnaan Gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-
48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan Gram.
Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol 95%).
Adapun tahapan-tahapan pewarnaan Gram adalah sebagai berikut :
Bakteri Gram
Zat Warna
Negatif Positif
Kristal Violet Ungu Ungu
Lugol/yodium Ungu Ungu
Alkohol 95% Tidak Berwarna Ungu
Safranin Merah Ungu
24
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
LEMBAR KERJA
25
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Isolasi Bakteri
PERCOBAAN III
Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran.
Boleh dikatakan amat jarang dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencarikan dan
mengidentifikasi suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama spesies tersebut harus
dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi
biakan murni.
Cara mengisolasi bakteri dari kultur campuran ada dua macam, yaitu : metode goresan dan
metode tuang.
Metode Goresan
Pada metode ini lebih menguntungkan karena bahan lebih sedikit dan waktu yang lebih cepat.
Pada cara ini harus dilakukan dengan terampil untuk memperoleh koloni yang diinginkan. Waktu
inkubasi umumnya 24 jam.
Dua macam kesalahan yang umum dilakukan oleh para mahasiswa yang baru memulai
mempelajari mikroskop adalah (1) tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut. (2) cenderung
menggunakan inokum yang terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan.
Cara Kerja :
1. Letakkan cawan petri di atas meja dengan tutup di atas
2. Kocok tabung berisi biakan campuran
3. Pindahkan secara aseptik satu ose biakan campuran
4. Goresan pertama pada sektor 0 (waktu menggores ose tidak ditekan)
5. Pijarkan ose, biarkan dingin kemudian goreskan ose dari sektor 0 dan goreskan pada sektor I
seperti sektor 0
6. Lakukan seterusnya pada sektor II dan III
7. Setelah penggoresan selesai, tutup cawan petri dan letakkan terbalik di dalam inkubator, temperatur
yang umum dipakai yaitu 37oC.
8. Pemilihan koloni hanya yang tumbuh pada goresan (koloni yang tumbuh di uar goresan berarti
kontaminasi dari luar)
26
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
b. Goresan Kuadran
teknik sama saja dengan gotesan T, hanya lempengan agar dibagi 4
c. Goresan Radian
- Goresan dimulai dibagian pinggir lempengan.
- Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
- Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan.
- Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya. Pijarkan ose
d. Goresan Sinambung
- Ambil satu mata ose suspensi dan gores secara sinambung pada setengah permukaan lempengan
agar.
- Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180o, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa
permukaan lempengan agar.
27
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
LEMBAR KERJA
1. Tuliskan tujuan isolasi bakteri?
2. Jelaskan tujuan dilakukan pengenceran?
3. Jelaskan tujuan dilakukannya perhitungan koloni bakteri pada sampel?
28
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Judul Praktikum :
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :
Sampel :
Kultur :
Keterangan :
PEMBAHASAN :
29
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Selesaikan soal mengenai perhitungan bakteri berikut dengan mengaplikasikan rumus perhitungan
koloni bakteri
30
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
31
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN
Nama :
NIM :
Kelompok :
Gelombang :
Nilai
Hari/Tanggal Judul Praktikum
Respon Kehadiran Laporan Diskusi Total
Pengenalan Alat
Pewarnaan Negatif,
Sederhana dan Gram
Isolasi dan Perhitungan
Koloni Bakteri
Makassar,...............................2022
Mengetahui
Koordinator Asisten Asisten Pembimbing
( ) ( )
NIM. NIM.
32