Anda di halaman 1dari 33

PENUNTUN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI HEWAN

Disusun oleh :

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Si.


drh. Hj. Farida Nur Yuliati, M.Si
Drh. Kusumandari Indah Prahesti, M.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI HEWAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Mikrobiologi Hewan Fakultas Peternakan

Nama :

NIM :

Kelompok :

Wak. Praktikum :

Telah disetujui dan diperiksa oleh :

Asisten Pembimbing Koordinator Asisten

NIM. NIM.

Mengetahui :

Koord. Mata Kuliah

Prof.Dr.drh. Ratmawati Malaka, M.Sc


NIP. 19640712 198911 2 002

Tanggal Pengesahan :

1
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

TATA TERTIB PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

1. Praktikan sudah ada dalam laboratorium 10 menit sebelum praktikum berlangsung dan
telah menyerahkan tugas pendahuluan dan tugas lainnya bila ada.
2. Sebelum masuk dalam ruangan praktikum, praktikan wajib menguasai bahan
praktikum. Hal ini akan menolong praktikan lebih mudah untuk memahami kegiatan
praktikum.
3. Tidak diperkenalkan makan, minum dan merokok dalam laboratorium.
4. Hp dinonaktifkan atau disilent
5. Memakai baju praktikum, papan nama, pakaian rapi (kemeja berkerah, dan bawahan
hitam)
6. Membawa bahan praktikum yang telah disampaikan oleh asisten laboratorium.
7. Bersihkan meja tempat bekerja dengan disenfektan sebelum memulai praktikum dan
meninggalkan laboratorium.
8. Tas diletakkan pada rak atau meja yang tersedia.
9. Laporan ditulis/di gambar pada buku laporan dan diserahkan pada asisten
penanggungjawab.
10. Semua peralatan dikembalikan pada tempat semula.
11. Peralatan yang pecah ataupun rusak pada saat praktikum berlangsung harus diganti.
12. Kapas dan sampah-sampah lainnya setelah praktikum dibuang ke tempat sampah.
13. Praktikum berlangsung selama alokasi waktu yang ditentukan.
14. Cucilah tangan sebelum meninggalkan laboratorium.

2
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Pengenalan Alat

dan Bahan

PERCOBAAN I

MIKROSKOP

Mikroskop (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak
mudah terlihat oleh mata.

Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran


sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan
kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai
mikroba, ataupun jasad renik. Dapat diamati dengan mikroskop.

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leeuwenhock (1632-
1723) Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan
menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bias mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air
hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’.

Fungsi:

1. Revolver (pemutar lensa) untuk membuat lensa objektif agar diperoleh perbesaran yang
diinginkan
2. Meja mikroskop (meja benda) untuk meletakkan objek yang akan diamati
3. Cermin (atau lampu) untuk memberikan cahaya pada benda agar benda dapat diamati
4. Diagfragma mengatur intensitas cahaya yang masuk
5. Pemutar kasar (pengatur fokus) menggerakkan lensa objektif agar diperoleh fokus yang tepat
(gambar tidak berbayang)

3
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

6. Pemutar halus (pengatur benda) menggerakkan benda agar tepat di bawah lensa objektif
7. Tabung mikroskop menghubungkan lensa okuler dengan objektif.

Pengenalan mikroskop
1. Mencari bidang penglihatan
 Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga lensa objektif tidak
membentur meja atau panggung bila revolver diputar-putar
 Lensa objektif di tempatkan pembesaran lemah (4 X atau 10 X) dengan memutar revolver
sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lemsa okuler)
 Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya kebelakang
 Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat lingkaran (lapangan
pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler. Mikroskip siap digunakan.
2. Mencari bayangan sediaan
 Menaikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, sehingga jarak antara lensa objektif
dengan permukaan meja ± 3 cm
 Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengah-tengah lubang meja benda, menggunakan
penjepit sediaan agar tidak tergeser
 Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil menempatkan roda
sediaan tepat di bawah lensa objektif, hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan
permukaan atas kaca penutup hanya ± 1 mm
 Membidik mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan searah jarum jam
secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas
 Memutar revolver dan lensa objektif yang sesuai untuk mendapatkan pembesaran yang kuat.
Kemudian memainkan fungsi micrometer secara perlahan dan hati-hati. (bila menggunakan
lens aobjektif 100X, maka diatas sediaan perlu ditetesi minyak imersi dahulu).
3. Memelihara mikroskop
 Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak, dengan satu tangan
memegang erat pada lengan mikroskop dan tanda tangan yang lain menyangga pada dasar atau
kakinya
 Mencondongkan posisi tabung, cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai
titik putar. Menegakkan kembali setelah selesai
 Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros di bawah lensa
okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah
berjarak ± 1 cm dari atas meja benda
 Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermat pada posisi tegak agar debu
tidak banyak menempel
 Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan cairan Xilol sesegera mungkin
setelah pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, dan mengeringkan
dengan kain lap yang bersih
 Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dari bahan halus (flenel)
setiap akan menggunakan mikroskop.
4. Pengukuran mikroskopis atau mikrometri
 Untuk mengetahui ukuran objek yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yang disebut Micrometer Objektif atau Micrometer Okuler.

4
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Penggunaan Mikroskop yang Baik !

Letakkan mikroskop diatas meja dengan


cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop
berada persis dihadapan pemakai.

Putar revolver sehingga lensa objektif


dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros lensa okuler yang ditandai
bunyi “klik” pada revolver.

Aturlah cermin dan diafragma untuk


melihat kekuatan cahaya masuk, hingga
dari lensa okuler tampak terang berbentuk
bulat (lapang terpandang).

Tempatkan preparat pada meja benda tepat


pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit objek/benda !

5
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Aturlah fokus untuk memperjelas gambar


objek dengan cara memutar pemutar kasar,
sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk
mempertajam /fokuskan putarlah pemutar
halus.

Apabila bayangan obyek sudah ditemukan,


maka untuk memperbesar gantilah lensa
obyektif dengan ukuran dari 10x, 40x,
hingga 100x, dengan cara memutar
revolver. Untuk mengatur fokus, lakukan
hal yang sama dengan nomor 5.

Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpanlah kembali ke dalam lemari
atau tempat yang tidak lembab.

STERILISASI

Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptic dimana alat
penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan
harus dimatikan.

Yang dimaksud dengan sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan organisme. Ketika
untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu
telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan
media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Ada tiga
cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia dan
penyaringan (filtrasi).

Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi panas
kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan. Metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan panas.

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit.
Karena titik didih air menjadi 121oC itu disebabkan itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada
ketinggian permukaaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm
15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai

6
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

suhu 121oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa
keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit.

Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap
air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121oC. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan
laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.

Hubungan tekanan-suhu-waktu pada sterilisasi dengan uap bertekanan.

Tekanan uap (atm) Suhu (oC) Waktu yang diperlukan untuk mematikan spora
tahan panas
0,0 100 -
0,5 111,3 15-60
0,7 115,5 15-60
1,0 121,5 12-15
1,3 126,5 5-15
2,0 134,0 3-5

Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efesien dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk sterilisasi, hal ini disebabkan karena tanpa kelembapan tidak ada panas laten.

Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada alat yang tidak rusak, menyala, tidak hangus
atau menguap pada suhu setinggi itu. Bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain : pipet,
tabung reaksi, cawan petri dan sebagainya.

Waktu dan suhu yang sering digunakan untuk sterilisasi kering

Suhu Waktu (jam)


170 1
160 2
150 2.5
140 3
Bahan yang menjadi rusak bila didterilkan dengan suhu tinggi misalnya bahan plastik, dapat
disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas atau radiasi. Bahan yang digunakan misalnya :
etilen oksidasi, asam peraasetat, formaldehide dan glutaradehide alkalin.

Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam, tergantung pada bahan kimiawinya.
Sterilisasi dengan radiasi antara lain dengan sinar ultraviolet (tapi tidak begitu baik karena daya
tembusnya lemah). Proses sterilisasi lain ialah penyaringan, hal ini digunakan untuk larutan atau
suspensi.

Cara penggunaan autoclaf :

1. Tuangkan air secukupnya kedalam sterilisator


2. Susun alat atau media yang akan disterilisasi dan taruh wadah tersebut kedalam alat sterilisator.
3. Letakkan tutup sterilisator sedimikian rupa sehingga sesuai petunjuk, pergeseran dilakukan
serentak pada sisi yang berlawanan.
4. Buka pengatur klep pengaman (lurus letaknya)
5. Pasang alat pemanasnya, bila uap telah keluar akan berbunyi mendesis.

7
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

6. Tutup klep pengaman (klep mendatar)


7. Perhatikan jarum pengatur sampai tekanan yang diperlukan, sterilkan selama 15 menit.
8. Setelah selesai matikan alat pemanas dan tunggu sampai jarum menunjukkan angka 0, baru buka
klep pengaman untuk mengeluarkan sisa uap.
9. Buka tutup sterilisator setelah semua uap keluar.
10. Keluarkan alat-alat yang disterilkan.

Bahan-bahan yang disterilkan harus dibungkus, disumbat atau wadah tertutup untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari sterilisator.

LEMBAR KERJA

1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi dan apa tujuan mempelajari mikrobiologi?
2. Jelaskan hubungan antara ilmu mikrobiologi dengan ilmu peternakan?
3. Apa gunanya mikroskop?
4. Sebutkan jenis-jenis mikroskop?
5. Apa gunanya minyak emersi?
6. Apa gunanya diafragma dan kondensor?
7. Bagaimana cara membersihkan lensa dari minyak emersi?
8. Bagaimana cara mensterilkan (a) media dan (b) alat-alat gelas?
9. Sebutkan dan jelaskan macam-macam sterilisasi?
10. Jelaskan fungsi dari ose, objek glass, dan cawan petri ?

8
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Judul Praktikum :

Tanggal Praktikum :

Tujuan Praktikum :

1. Mikroskop
Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

2. Inkubator
Keterangan gambar :

Fungsi :

Mekanisme kerja :

9
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

3. Waterbath

Keterangan gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

4. Oven
Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

5. Autoclave
Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

10
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

6. Destilator

Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

7. Tube Shaker

Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

8. Coloni Counter

Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

11
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

9. Bunsen, Kaki Tiga dan Kawat Kasa


Keterangan Gambar :

Fungsi dan mekanisme kerja:

10. Pipet dan Propipet

Keterangan Gambar :

Fungsi :
- Pipet :

- Propipet :

Mekanisme Kerja :

11. Tabung Reaksi, Rak Tabung, dan Gegep Kayu

Fungsi dan mekanisme kerja :

- Tabung reaksi :

- Rak tabung :

12
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

- Gegep Kayu :

12. Gelas Piala, Gelas Ukur dan Erlenmeyer


Keterangan Gambar :

Fungsi :

Mekanisme Kerja :

13. Ose, Objek Glass dan Cover Glass

Fungsi dan mekanisme kerja:

- Ose :

- Objek Glass :

- Cover Glass :

14. Labu Semprot dan Cawan Petri

Fungsi :

- Labu Semprot :

- Cawan Petri :

Mekanisme Kerja :

13
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

URAIAN FUNGSI DESKRIPSI BAHAN


1. Aquades

2. Spiritus

3. Lugol

4. Alkohol 95 & 70 %

5. Minyak Emersi

14
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

6. Methylen Blue

URAIAN FUNGSI DESKRIPSI BAHAN


7. Negrosin

8. Kristal Violet

9. Safranin

10. Fuchsin alkali

11. Lactofenol Cotton


Blue

15
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

12. Melachit Green

URAIAN FUNGSI DESKRIPSI BAHAN

16
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Pewarnaan Negatif,

Sederhana dan Gram

PERCOBAAN II

Pengamatan Bakteri dengan Pewarnaan

Untuk mengamati struktur bakteri sangatlah sulit dengan menggunakan mikroskop cahaya,
karena bakteri tidak dapat mengabsorpsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang mendasari
penggunaan zat pewarna untuk mewarnai latar belakangnya. Penggunaan zat warna yang
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora, flagella dan bahan inklusi yang mengandung zat
pati dan granula fosfat.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat asam atau basa. Pada zat warna yang
bersifat basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna yang disebut kromofor dan mempunyai
muatan positif. Sebaliknya pada zat warna yang bersifat asam, bagian yang berperan memberikan
warna mempunyai muatan negatif.
Zat warna yang bersifat basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif lebih banyak
ditemukan pada dinding sel, membran sel dan sitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatan positif
pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga bakteri lebih jelas
terlihat. Zat warna yang bersifat asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk
mewarnai bakteri, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang bakteri sediaan. Zat
warna asam bermuatan negatif tidak dapat berikatan dengan muatan negatif yang terdapat pada
struktur sel.

Membuat Preparat Ulas


Olesan bakteri yang yang baik merupakan persyaratan akan berhasilnya teknik pewarnaan,
olesan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis serta tidak rusak oleh pencucian. Menaruh jumlah
mikroba yang tepat pada kaca objek sangat penting. Pada olesan yang tebal sel bakteri akan
bertumpuk-tumpuk sehingga sukar untuk melihat bentuk bakteri. Sebaliknya bila suspensi bakteri
terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparat.
Fiksasi Preparat
Untuk pengamatan morfologi sel bakteri, maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas
dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat
diatas api atau merendamnya dengan metanol.
Fiksasi bertujuan :
1. Meletakkan bakteri pada objek glass
2. Melepaskan granular protein menjadi gugusan reaktif NH 3+ yang akan bereaksi dengan gugus
OH+ dari zat warna
3. Mencegah terjadinya otolisis sel, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan oleh enzim yang
ada didalamnya
4. Merubah daya ikat zat warna
Cara Membuat Preparat Ulas
1. Bersihkan objek glass yang akan digunakan dari debu dan minyak dengan menggunakan
alkohol 70%
2. Berikan setetes air ditengah objek glass

17
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

3. Ulas
PEWARNAAN NEGATIF

Pada pewarnaan ini bakteri tidak teramati, tapi latar belakangnya menjadi hitam gelap. Metode
ini berguna untuk melihat bentuk sel.
Keperluan :
1. Zat warna negrosin (tinta cina)
2. Cunkil gigi
3. Kaca objek bersih
Cara Kerja :
1. Bersihkan debu dan lemak dari kaca objek
2. Teteskan sedikit larutan negrosin ( 1,5 cm dari ujung kaca obyek )
3. Ambil sedikit bahan dari sela gigi dengan cungkil gigi
4. Ratakan pada larutan negrosin
5. Letakkan kaca objek satunya dengan sudut 45 o pada kaza objek yang lain, sehingga larutan
menyebar pada kaca objek kemudian dorong kaca objek tersebut.
6. Keringkan preparat diudara
7. Periksa bentuk bakteri dibawah mikroskop

LEMBAR KERJA

1. Jelaskan kegunaan pewarnaan negatif


2. Pada pewarnaan negatif bagian mana yang tewarnai, jelaskan mengapa hal tersebut dapat
terjadi?
3. Jelaskan prinsip kerja pewarnaan negatif ?

18
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

PENDAHULUAN

Latar belakang

Tujuan dan kegunaan

19
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Judul Praktikum : Pewarnaan Negatif

Tanggal Praktikum :

Tujuan Praktikum :

Keterangan Gambar :

Preparat :

Kultur :

Penataan :

Pembesaran :

Keterangan :

20
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

PEMBAHASAN :

-Apa itu Pewarnaan Gram negatif


- Contoh bakteri dari pewarnaan Gram Negatif (Minimal 3 contoh dan uraikan deskripsinya seperti,
pengertian, taksonomi, dan peranan dalam bidang peternakan

21
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

PEWARNAAN SEDERHANA

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna. Sel mikroba yang tidak
terwarnai umumnya tidak berwarna/transparan. Dengan pewarnaan sederhana dapat dibedakan bentuk
dari bakteri misalnya batang, bulat, dan spiral.

Alat dan bahan :


1. Zat warna Methylen Blue Loffler
2. Kultur bakteri
3. Kaca objek
4. Air suling
5. Kertas serap

Cara kerja :
1. Buatlah olesan bakteri pada kaca obyek.
2. Meletakkan kaca objek tersebut pad arak dan teteskan zat warna
3. Biarkan zat warna selama 1-2 menit
4. Bilas zat warna dengan air suling
5. Serap kelebihan air suling dengan kertas serap.

LEMBAR KERJA

1. Jelaskan kegunaan Pewarnaan Sederhana ?


2. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan sederhana ?
3. Jelaskan bagaimana hasil akhir pewarnaan sederhana ?
4. Jelaskan prinsip kerja dari pewarnaan sederhana ?

22
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Judul Praktikum : Gram Positif

Tanggal Praktikum :

Tujuan Praktikum :

Keterangan Gambar :

Preparat :

Kultur :

Penataan :

Pembesaran :

Keterangan :

PEMBAHASAN :

Apa itu Pewarnaan Gram Positif

-Contoh bakteri dari pewarnaan Gram Positif(Minimal 3 contoh dan uraikan deskripsinyaseperti,
pengertian, taksonomi, dan peranan dalam bidang peternakan

23
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

PEWARNAAN GRAM
Pewarnaan ini pertama kali ditemukan oleh Christian Gram (1884) seorang ahli bakteri
berkebangsaan Denmark menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja. Pewarnaan
gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium. Pewarnaan ini merupakan tahap pentng dalam perincian dan identifikasi bakteri.
Pewarnaan Gram memilah bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram
negatif. Bakteri gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium
tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua yang
berwarna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur kedua kelompok
bakteri tersebut.
Pewarnaan Gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-
48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan Gram.
Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol 95%).
Adapun tahapan-tahapan pewarnaan Gram adalah sebagai berikut :
Bakteri Gram
Zat Warna
Negatif Positif
Kristal Violet Ungu Ungu
Lugol/yodium Ungu Ungu
Alkohol 95% Tidak Berwarna Ungu
Safranin Merah Ungu

Alat dan Bahan :


1. Kaca objek bersih
2. Biakan bakteri
3. Zat warna : Kristal violet, larutan Yodium dan Safranin
4. Alkohol 95 %
5. Kertas Serap
6. Aquades
Cara Kerja :
1. Buat preparat ulas dari biakan campuran
2. Fiksasi diatas api bunsen
3. Teteskan larutan kristal violet selama 1-2 menit
4. Buang larutan pewarna dan tetesi dengan yodium/lugol selama 1-2 menit
5. Buang larutan pewarna yodium kemudian cuci dengan alkohol 95 % sampai bersih (jangan
terlalu lama)
6. Cuci dengan air mengalir
7. Tetesi dengan larutan safranin selama 1-2 menit
8. Buang larutan safranin dan cuci dengan air kran
9. Keringkan dengan kertas serap dan lihat dibawah mikroskop

24
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

LEMBAR KERJA

1. Apa yang dimaksud dengan Pewarnaan Gram ?


2. Prinsip kerja Pewarnaan Gram ?
3. Perbedaan bakteri Gram Positif dan Gram Negatif ?
4. Contoh-contoh bakteri yang tergolong bakteri Gram Positif dan Gram Negatif ? (minimal 5)

25
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Isolasi Bakteri

PERCOBAAN III

ISOLASI DAN PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI DARI KULTUR CAMPURAN

Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran.
Boleh dikatakan amat jarang dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencarikan dan
mengidentifikasi suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama spesies tersebut harus
dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi
biakan murni.
Cara mengisolasi bakteri dari kultur campuran ada dua macam, yaitu : metode goresan dan
metode tuang.

Metode Goresan

Gambar. Prosedur metode cawan gores

Pada metode ini lebih menguntungkan karena bahan lebih sedikit dan waktu yang lebih cepat.
Pada cara ini harus dilakukan dengan terampil untuk memperoleh koloni yang diinginkan. Waktu
inkubasi umumnya 24 jam.
Dua macam kesalahan yang umum dilakukan oleh para mahasiswa yang baru memulai
mempelajari mikroskop adalah (1) tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut. (2) cenderung
menggunakan inokum yang terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan.
Cara Kerja :
1. Letakkan cawan petri di atas meja dengan tutup di atas
2. Kocok tabung berisi biakan campuran
3. Pindahkan secara aseptik satu ose biakan campuran
4. Goresan pertama pada sektor 0 (waktu menggores ose tidak ditekan)
5. Pijarkan ose, biarkan dingin kemudian goreskan ose dari sektor 0 dan goreskan pada sektor I
seperti sektor 0
6. Lakukan seterusnya pada sektor II dan III
7. Setelah penggoresan selesai, tutup cawan petri dan letakkan terbalik di dalam inkubator, temperatur
yang umum dipakai yaitu 37oC.
8. Pemilihan koloni hanya yang tumbuh pada goresan (koloni yang tumbuh di uar goresan berarti
kontaminasi dari luar)

26
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Teknik-teknik goresan, yaitu :


a. Goresan T
- lempengan di bagi menjadi tiga bagian dengan membentuk huruf T pada bagian luar dasar cawan.
- Inokulasi daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
- Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.
- Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah 2.
- Pijarkan ose dan biarkan dingin kembali.
- Ulangi prosedur bagian ketiga sampai lima untuk menggores daerah 3.
- Pijarkan ose.

b. Goresan Kuadran
teknik sama saja dengan gotesan T, hanya lempengan agar dibagi 4

c. Goresan Radian
- Goresan dimulai dibagian pinggir lempengan.
- Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
- Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan.
- Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya. Pijarkan ose

d. Goresan Sinambung
- Ambil satu mata ose suspensi dan gores secara sinambung pada setengah permukaan lempengan
agar.
- Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180o, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa
permukaan lempengan agar.

METODE CAWAN TUANG


Metode ini dilakukan untuk mendapatkan biakan murni
Keperluan :
1. Cawan petri steril
2. Biakan campuran
3. Agar nutrien dalam tabung dengan temperatur ±45 oc
cara kerja :
1. Sediakan 3 tabung agar dalam penangas air 45 oC, keluarkan, lalu keringkan dan letakkan
pada rak.
2. Kocok tabung yang berisi suspensi/biakan campuran berlahan-lahan.
3. Secara aseptik pindahkan satu lup dari biakan pertama ke tabung ke dua dengan cara sama
dari tabung kedua ke tabung tiga.
4. Dari tabung tersebut secara antiseptik pindahkan agar dari tabung ke dalam cawan petri
5. Biarkan membeku, letakkan cawan petri dalam posisi terbalik dalam inkubator.

27
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Gambar. Metode Pengenceran

Perhitungan Koloni Bakteri


Koloni bakteri yang tumbuh pada cawan setelah diinkubasi, dihitung dengan menggunakan
persamaan :
1
Jumlah koloni bakteri/ml sampel = Σ koloni/cawan ×
faktor pengenceran

LEMBAR KERJA
1. Tuliskan tujuan isolasi bakteri?
2. Jelaskan tujuan dilakukan pengenceran?
3. Jelaskan tujuan dilakukannya perhitungan koloni bakteri pada sampel?

28
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Judul Praktikum :

Tanggal Praktikum :

Tujuan Praktikum :

Isi dengan gambar metode pengenceran

Sampel :

Kultur :

Keterangan :

PEMBAHASAN :

- Apa itu isolasi bakteri

- Sebutan dan jelaskan metode cawan gores

- Sebutkan dan jelaskan metode cawan tuang

- Sebutan dan jelaskan bentuk- bentuk bakteri

29
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

Selesaikan soal mengenai perhitungan bakteri berikut dengan mengaplikasikan rumus perhitungan
koloni bakteri

A. Jumlah koloni bakteri 105

B. Jumlah koloni bakteri 211

C. Jumlah koloni bakteri 237

Dengan faktor pengencer yang digunakan 10-4, 10-5, dan 10-6.

30
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

31
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN

KARTU KONTROL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HEWAN


SEMESTER AKHIR 2022/2023

Nama :

NIM :

Kelompok :

Gelombang :

Nilai
Hari/Tanggal Judul Praktikum
Respon Kehadiran Laporan Diskusi Total

Pengenalan Alat
Pewarnaan Negatif,
Sederhana dan Gram
Isolasi dan Perhitungan
Koloni Bakteri

Makassar,...............................2022

Mengetahui
Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

( ) ( )
NIM. NIM.

32

Anda mungkin juga menyukai