Anda di halaman 1dari 89

MODUL PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Disusun oleh:
Meiry Fadilah Noor, M. Si
Yuke Mardiati, M. Si
Eva Fadilah, M.Pd
Evi Muliyah, M. Si

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HID


AYATULLAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat iman dan islam, karunia, taufiq, hidayah serta inayah-Nya
sehingga buku panduan praktikum Biologi Dasar Program Studi Tadris Biologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, Keluarga,
Sahabat, serta Ummatnya hingga akhir zaman.
Buku penuntun praktikum Biologi Dasar ini merupakan arahan untuk
penyelenggaraan praktikum mata kuliah Biologi Dasar yang berisi tentang dasar
teori, tujuan praktikum, bahan dan alat – alat yang dibutuhkan dalam praktikum
serta prosedur kerja dalam praktikum. Penyusunan buku panduan praktikum ini
bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dan digunakan untuk acuan dalam
pelaksanaan praktikum. Penyusunan buku panduan praktikum ini belum sempurna,
masih sangat banyak kekurangannya. Untuk itu, kami mohon masukan dari para
pembaca supaya panduan praktikum ini selanjutnya dapat disusun dengan lebih
baik. Semoga buku panduan praktikum ini dapat membantu memperlancar kegiatan
praktikum mahasiswa.

Ciputat, Agustus 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Bab 1. Pengenalan Mikroskop dan Kerja Ilmiah


Bab 2. Komposisi Kimiawi Makanan dan Minuman
Bab 3. Struktur dan Fungsi Sel
Bab 4. Difusi dan Osmosis
Bab 5. Respirasi Aerob dan Anaerob
Bab 6. Fotosintesis
Bab 7. Mitosis
Bab 8. Genetika dan Hereditas
Bab 9. Dunia Tumbuhan
Bab 10. Dunia Hewan
Bab 11. Keanekaragaman Hayati dan Upaya Konservasi
Bab 12. Ekosistem I
Bab 13. Ekosistem II

ii
BAB 1

PENGENALAN MIKROSKOP DAN KERJA ILMIAH

A. Teori

Mikroskop dan alat-alat laboratorium merupakan alat bantu yang


digunakan dalam kerja ilmiah dalam ruangan. Penggunaan Mikroskop dan
alat-alat lab perlu diketahui standar dan langkah-langkahnya agar alat tersebut
berguna sesuai dengan kebutuhan pengamatan dalam mendapatkan data-data
yang diharapkan. Alat-alat yang digunakan memiliki peran dan fungsi yang
berbeda. Untuk itu, diperlukan pengenalan mikroskop dan alat-alat yang
digunakan.
Alat-alat praktikum, dikelompokkan berdasarkan sumber energi dan
bahan yang membentuknya. Adapun alat-alat tersebut yang sumber energinya dari
alat-alat elektrik seperti; mikroskop cahaya, autoklaf, oven, inkubator, hot plate
and stirrer, dan mikropipet. Alat-alat gelas seperti; cawan petri, pipet ukur, pipet
tetes, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, mortar and pestle, beaker glass, bunsen
burner, pembakar spiritus, gelas ukur. Sedangkan alat-alat non gelas contohnya;
jarum inokulum/ose, rubber bulb, pH meter digital.
Mikroskop sederhana pertama kali dikembangkan oleh Antoni van
Leeuwenhoek tahun 1673 pada masa mulai berkembangannya ilmu
mikrobiologi. Mikroskop ini terdiri atas satu lensa, wadah spesimen (specimen
holder), skrup fokus, dan pengangan mikroskop. Mikroskop sederhana ini
digunakan dengan mendekatkan mikroskop ke mata dengan tangan.
Tujuan Leeuwenhoek membuat alat sederhana ini untuk membuktikan teori
“abiogenesis” yang menyatakan makhluk hidup berasal dari benda mati atau
disebut juga sebagai teori generasi spontania yang dipeloporkan seorang ahli
filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM). Setelah Leeuwenhoek
mengamati air yang berasal dari rendaman jerami, ditemukan beberapa benda
yang berkemampuan bergerak dan memiliki bentuk yang khas. Benda tersebut
diistilahkan dengan “animalcules”.

Pada masa yang sama tahun 1666 Robert Hooke Ilmuwan Inggris
1
mengembangkan mikroskop. Hooke merancang mikroskop majemuk yang
memiliki sumber cahaya sendiri, sehingga lebih mudah digunakan. Robert
Hooke mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan
mempublikasikan dalam tulisan yang diterbitkan pada tahun 1665 mengenai
struktur mikroskopik gabus sebagai pori-pori yang menyerupai sarang lebah,
tetapi tidak beraturan. Irisan gabus tersebut sebenarnya dinding sel kosong
yang berasal dari kulit pohon ek yang telah mati. Lalu Hooke mengamati kulit
pohon ek yang masih hijau tersebut, sehingga didapatkan dalam tumbuhan
hijau tersebut terdapat sel yang berisi cairan. Akhirnya, Hooke menyebut pori-
pori tersebut mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara,
sehingga Hooke mengistilahkan dengan cellula. Selain gabus, Hooke juga
mengamati kutu yang sangat kecil. Hasil pengamatan menunjukkan bentuk
yang sangat unik dan teratur, sehingga baik hasil pengamatan gabus maupun
kutu tersebut terlihatlah tampilan atau gambaran yang menunjukkan seperti
lukisan indah. Maka ditulisannya hasil pengamatan yang didapatkan Hooke
dengan menggunakan mikroskop disebut sebagai “Micrographia” (Talaro,
2009).
Kegiatan praktikum memang sangat menyenangkan. Kadangkala, karena
terlalu asyik siswa menjadi kurang hati-hati. Padahal dalam praktikum kadang
digunakan alat dan bahan yang harus diperlakukan dengan hati-hati, misalnya
karena mudah pecah atau bahkan berbahaya. Kecelakaan pada saat praktikum
dalam laboratorium dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang
digunakan. Bahan- bahan kimia ada yang mudah terbakar, beracun, korosif
(merusak), dan mudah meledak. Sekarang akan dibahas mengenai sifat bahan-
bahan kimia tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan agar kamu dapat lebih
hati-hati dan menghindari bahaya yang dapat terjadi.

B. Alat dan Bahan

1. Satu set Mikroskop

2. Kertas dan alat tulis

2
C. Cara Kerja

1. Penggunaan Mikroskop

Mikroskop cahaya adalah salah satu alat laboratorium yang penting. Oleh
karena itu, penggunaannya harus benar dan hati-hati serta sesuai dengan
petunjuk yang ada. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada
saat bekerja dengan menggunakan mikroskop cahaya.

a. Pada saat mengeluarkan dan membawa mikroskop, gunakanlah kedua


tangan. Salah satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang
lain menyangga dasar mikroskop. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar
mikroskop tidak jatuh pada saat dibawa. Jangan sekali-kali membawa atau
mengangkat mikroskop hanya menggunakan satu tangan.

b. Letakkan mikroskop di atas meja di laboratorium dengan posisi berdiri yang


kokoh. Pastikan tidak ada benda-benda yang dapat menganggu posisi berdiri
mikroskop.

c. Putar revolver, pilih lensa objektif dengan pembesaran yang lemah.

d. Lihatlah melalui lensa okuler dan carilah cahaya yang paling terang dengan
cara menggerak-gerakkan cermin.

e. Siapkan objek yang akan diamati. Jika kamu akan mengamati objek yang segar,
lakukanlah langkah-langkah berikut:

i. Objek yang akan diamati menggunakan mikroskop harus tipis dan kecil.
Objek yang akan diamati harus diiris atau disayat setipis mungkin. Oleh
karena itu, gunakanlah pengiris yang tajam, misalnya silet tajam.

ii. Setelah mendapatkan objek yang tipis, letakanlah objek tersebut di atas gelas
objek yang sebelumnya telah ditetesi air secukupnya.

iii. Kemudian, tutuplah objek tersebut menggunakan gelas penutup (cover


glass). Agar tidak terdapat gelembung udara, letakkanlah cover glass
perlahan-lahan mulai dari sudut 45°.

iv. Setelah objek tertutup dengan baik, isaplah air yang meluap dengan
menggunakan kertas isap atau tisu.

v. Letakkan gelas objek yang telah diberi bahan atau objek yang akan kamu
3
amati di atas meja objek. Aturlah agar objek yang akan diamati tepat
berada di atas lubang meja objek, kemudian jepit dengan penjepit
objeknya.

vi. Dengan memutar revolver, pilihlah lensa objektif yang memiliki


pembesaran lemah (misalnya 10×).

vii. Putar makrometer secara perlahan untuk mengatur jarak lensa objektif
dengan objek yang akan diamati. Lakukan hingga kamu menemukan
gambar objek yang diamati.

viii. Putarlah mikrometer untuk mendapatkan fokus bayangan objek yang


paling jelas.

ix. Jika ingin melakukan pengamatan dengan pembesaran yang lebih kuat,
putarlah revolver dan pilih lensa objektif yang lebih besar. Ingat, jika
kamu menggunakan lensa objektif dengan pembesaran kuat, janganlah
lagi menggunakan makrometer. Gunakan selalu mikrometer. Hati-hati
jangan memecahkan gelas objek.

x. Setelah selesai melakukan pengamatan, putarlah kembali revolver pada


posisi lensa objektif yang paling lemah. Naikkan kembali tubus dan ambil
objek dari meja objek.

xi. Pastikan bahwa mikroskop dalam keadaan bersih sebelum disimpan


kembali.

2. Aplikasi penggunaan mikroskop dalam pengamatan secara saintifik


berdasarkan pengalaman di SMA

Susunlah dalam bentuk kerja ilmiah dengan tahapan 1. Pengamatan (Observasi) 2.


Pertanyaan 3. Hipotesis 4. Prediksi 5. Eksperimen dalam bentuk bagan (Lihat halaman
5 Buku Intisari Biologi Campbell)

4
LEMBAR KERJA 1
MIKROSKOP

1. Hasil Pengamatan Mikroskop


Gambar Mikroskop

Tabel 1. Bagian-bagian dari Mikroskop Berdasarkan Fungsinya

NBagian-bagian Fungsi
o
.

5
6
7
2. Pembahasan

8
3. Kesimpulan

4. Daftar Pustaka

9
LEMBAR KERJA 2

KERJA ILMIAH
1. Pengamatan

2. Pertanyaan

3. Hipotesis

10
4. Prediksi

5. Eksperimen dalam bentuk bagan

11
BAB 2
KOMPOSISI KIMIAWI MAKANAN DAN MINUMAN

A. Tujuan

B. Teori
Untuk mendukung aktifitas sehari-hari, kita membutuhkan makromolekul yang
cukup. Makromolekul yang dibutuhkan oleh tubuh harus dipenuhi secara seimbang
sesuai dengan angka kecukupan gizi. Untuk memenuhi kebutuhan makromolekul,
kita harus memperhatikan apa yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam mengonsumsi makanan atau minuman, kita harus memperhatikan kandungan
gizi yang ada dalam makanan atau minuman tersebut. Dalam makanan atau minuman
kemasan, kita dapat melihat informasi nilai gizi pada label nutrisi (Nutrition facts)
yang biasanya ada di belakang kemasan.
Label nutrisi bisa menjadi panduan dan pertimbangan sebelum membeli
produk makanan dan minuman. Informasi nilai gizi menyediakan komposisi
penyusun makanan yang ingin diketahui, seperti: ukuran penyajian, lemak total,
nutrisi, dan presentase harian. Setiap label mencantumkan jumlah kandungan zat gizi
dalam sekali saji. Zat-zat tersebut adalah lemak, kolestrol, sodium, karbohidrat, serat
makanan, gula, protein, vitamin, kalsium, besi, dan fosfor. Beberapa daftar label juga
menyebutkan zat gizi yang lainnya. Angka kebutuhan gizi tiap orang per hari
berbeda-beda, sehingga kita harus mengetahui angka kebutuhan pasti gizi yang kita
butuhkan. Angka kebutuhan gizi dapat merujuk pada permenkes-no-28-tahun-2019.

12
C. Rumusan Masalah

D. Hipotesis

13
E. Alat-alat dan Bahan
Alat: Bahan:
Alat tulis 3 Buah kemasan makanan instan
3 Buah kemasan minuman instan
F. Cara Kerja
1. Siapkan masing-masing 3 buah kemasan makanan dan minuman instan
2. Catatlah informasi nilai gizi (nutrition facts) yang ada di balik tiap kemasan
3. Lakukan analisis terhadap senyawa kimia yang ada pada kemasan tersebut

G. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Nilai gizi pada makanan kemasan
No Nama Produk Informasi nilai gizi Keterangan

Tabel 2. Nilai gizi pada minuman kemasan


No Nama Produk Informasi nilai gizi Keterangan

14
H. Pembahasan

15
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

16
BAB 3
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

A. Tujuan
1. Mengamati struktur sel Bakteri, protista, sel hewan, dan sel tumbuhan
2. Membandingkan antara sel Bakteri, protista dengan sel tumbuhan dan sel
hewan

B. Teori
Sel yang diistilahkan Robert Hooke berupa kumpulan ruang-ruang yang
bentuknya sama dipastikan dengan Robert Brown (1931) dengan adanya nukleus yang
menentukan fungsi dan bentuk sel. Protoplasma yang dinyatakan Johanes Purkinje
(1939) sebagai cairan untuk aktivitas sel, membuktikan sel unit terkecil bentuk hidup.
Struktur sel setidaknya terdapat membran (sel) yang membatasi cairan hidup
(sitoplasma) dengan lingkungannya, serta adanya inti (nukleus) yang terletak di
tengah.
Sel umumnya tersusun atas membran, cairan dan inti sel. Sel bervariasi sesuai
dengan bentuk dan fungsinya. Seperti sel bakteri yang uniseluler terlihat kaku dengan
lapisan tebal. Ketebalan sel bakteri dikarenakan adanya dinding sel yang berfungsi
untuk melindungi bagian dalam, serta untuk melekat diri di substrat. Sel Protista yang
uniseluler juga ada yang berdinding tebal, ada pula yang tidak. Sel Protista ada yang
berwarna dan tidak, bahkan sel Protista ada yang bergerak dan tidak. Sedangkan sel
hewan dan tumbuhan tersusun rapih dengan sel-sel yang bentuknya sama untuk tugas
yang sama. Namun pada sel tumbuhan umumnya memiliki zat warna hijau dan
dinding sel.
Mari kita amati dan perhatikan perwakilan sel-sel makhluk hidup. Bandingkan
antar satu sel dengan sel lainnya, bagaimana ciri-ciri strukturnya? Carilah dengan
literatur yang anda miliki apa saja fungsi dari masing-masing penyusun sel. Serta,
termasuk dalam kategori apakah sel yang anda amati tersebut? Apakah sel prokariot,
atau eukariot? Apakah sel hewan atau tumbuhan? Atau lainnya.

17
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menyusun sel bakteri?
2. Apa saja perbedaan sel bakteri, protista tumbuhan, dan hewan?

D. Hipotesis
1.
2.

E. Metode
1. Alat-alat dan Bahan (untuk pengamatan di lab)
1. Biakan Bakteri
2. Rendaman rumput yang mengandung protista
3. Sayatan batang tumbuhan dikotil dan monokotil
4. Sel pipi
5. Kaca objek dan kaca penutup
6. Mikroskop cahaya
7. Pipet dan pinset
8. Silet
9. Kertas tissue
2. Cara Kerja
1. Pengamatan Video
Amatilah video pada tautan berikut:
a. Gram positive and gram negative bacterial slides under the microscope
(https://www.youtube.com/watch?v=PK-VlsBM_7M)
b. Protists
(https://www.youtube.com/watch?v=bNTQLqWEpXU)
3. Monocot and Dicot stems compared
https://www.youtube.com/watch?v=dRySnj0Z7p0
4. Cheek cells under the microscope
(https://www.youtube.com/watch?v=jTSC4ntCPY4)
b. Gambarlah hasil pengamatan sel bakteri, protista, sel hewan, dan sel tumbuhan
dari video, pada lembar kerja yang telah disediakan.

18
F. Hasil Pengamatan
1. Gambar bakteri gram positive dan negatif Keterangan

2. Gambar Protista Keterangan

3. Gambar Preparat awetan batang (dikotil dan


Keterangan
monokotil)

4. Gambar sel hewan Keterangan

19
G. Pembahasan

20
H. Kesimpulan

I. Daftar Pustaka

21
BAB 4

DIFUSI DAN OSMOSIS

A. TUJUAN:

1. Memahami peristiwa difusi

2. Menguji peristiwa osmosis pada sel umbi dalam larutan isotonik, hipertonik,
dan hipotonik

B. PENDAHULUAN
Difusi adalah pergerakan total molekul dari area dengan konsentrasi (molekul
yang terlarut) lebih besar/banyak ke area dengan konsentrasi lebih rendah sampai
konsentrasi menjadi seimbang (antara pelarut dan yang terlarut). Difusi terjadi ketika
ada perbedaan konsentrasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari satu sisi membran
ke sisi lain. Perbedaan konsentrasi molekul pada jarak tertentu disebut gradien
konsentrasi. Ketika molekul menjadi terdistribusi seragam di kedua sisi maka
terbentuk kesetimbangan dinamis dengan jumlah molekul yang bergerak ke satu arah
diimbangi dengan jumlah yang bergerak ke arah yang berlawanan.
Difusi air melintasi membran selektif permeabel disebut osmosis. Membran
selektif permeabel adalah selembar bahan tipis yang secara selektif memungkinkan
molekul tertentu untuk menyeberang tetapi mencegah yang lain untuk menyeberang.
Molekul air dapat berdifusi dengan bebas melintasi membran, tetapi jenis lainnya
molekul tidak bisa. Larutan dicirikan oleh zat terlarut yang disebut zat terlarut (solut).
Zat di mana zat terlarut dilarutkan disebut pelarut (solvent).
Membran sel sebagai pembungkus sel berfungsi sebagai membrane selektif
untuk zat keluar masuk ke dalam sel. Jika dilihat dari esensi peranan serta fungsi
membran sel, bagaimanakah proses osmosis terjadi?
Bagaimana air melewati membran? Kaitkanlah jawaban anda dengan sifat-sifat
dari struktur air (hal 28 s/d 31 buku INTISARI)

22
C. CARA KERJA
a. Difusi: Pengaruh Suhu
Buat hipotesis tentang hubungan antara suhu dan laju Difusi. Tuliskan di kotak
yang telah disediakan.

Hipotesis 1

Uji hipotesis Anda dengan melakukan eksperimen berikut:


1. Siapkan tiga buah gelas yang masing-masing berisi 100 ml air hangat, air dingin,
dan air suhu biasa
2. Tambahkan 1 sendok sirup pada masing-masing gelas
3. Amati perubahan yang terjadi

b. Osmosis: Pengaruh Konsentrasi Larutan

Buatlah hipotesis kedua

Hipotesis 2

Uji hipotesis Anda dengan melakukan percobaan berikut.


1) Sediakan umbi kentang (Solannum tuberosum L.)
2) Siapkan potongan umbi kentang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4x3
cm, masing-masing sebanyak 7 buah
3) Timbanglah massa atau cetak di kertas HVS putih ukuran bentuk masing-masing
potongan umbi.
4) Setiap potongan umbi ditempatkan dalam gelas plastik (yang seragam ukuran)
dan kemudian direndam dalam larutan-larutan sebagai berikut :

23
a. Air mineral
b. Garam 1 sendok makan (setara 15 g), lalu diisi air setengah gelas
c. Garam 2 sendok makan (sm), lalu diisi air setengah gelas
d. Garam 3 sm, lalu diisi air setengah gelas
e. Gula 1 sm, lalu diisi air setengah gelas
f. Gula 2 sm, lalu diisi air setengah gelas
g. Gula 3 sm, lalu diisi air setengah gelas
(nb tandai batas air ditiap gelas adalah sama. Setengah air dalam gelas plastic
setara dengan 5 sendok gula/garam yang dimasukkan, maka jika dipersentasekan
garam/gula yang dilarutkan dalam air = 1 sm gula/5 sm gula x 100% = 20% gula
terlarut dalam pelarut air, begitu seterusnya).
5) Masukkan masing-masing sampel umbi direndam dan dibiarkan selama 30 menit
6) Setelah 30 menit, tiriskan masing-masing umbi dan ukur kembali massa dan
ukuran bentuknya (cetak dan tindih dengan cetakan sebelumnya, bedakan warna
pensil di tiap 30 menit pertama, kedua, dan ketiga)

7) Celupkan kembali dan lanjutkan perendaman pada 30 menit kedua dan ketiga.

8) Amati perubahan yang terjadi dan catat hasil tersebut.

9)

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Deskripsi keadaan larutan
Temperatur 5 menit 5 menit 5 menit ketiga 5 menit keempat
pertama kedua (10’) (15’) (20’)
Suhu
hangat
Suhu
normal
Suhu
dingin

24
Tabel 2. Pengaruh Osmosis pada Konsentrasi Larutan
Massa (gr) Kekeruhan
Sampel Perlakuan Ulangan Ukuran
Awal Akhir larutan
Menit 30 ke-1
Aquades Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Garam 20% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Garam 40% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Kentang Garam 60% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Gula 20% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Gula 40% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3
Menit 30 ke-1
Gula 60% Menit 30 ke-2
Menit 30 ke-3

25
E. PEMBAHASAN

26
F. KESIMPULAN

G. DAFTAR PUSTAKA

27
BAB 5
RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

A. Tujuan
1. Membuktikan terjadinya proses respirasi aerob
2. Membuktikan terjadinya proses respirasi anaerob
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi anaerob

B. Teori
Respirasi merupakan proses metabolisme yang dilakukan oleh sel yang bertujuan untuk
menghasilkan energy (ATP). Energi yang dihasilkan akan digunakan oleh sel untuk
pertumbuhan dan perkembangan sel tersebut. Pada tingkat seluler, respirasi dibedakan
menjadi respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob terjadi pada sel melalui
bantuan O2, sedangkan respirasi anaerob terjadi tanpa melalui bantuan O2.
Pada abad ke 19, Loius Pasteur (1857) pertama kali menemukan bahwa pembentukan
alkohol disebabkan oleh mikroorganisme bersel satu yang disebut ragi (Saccharomyces). Sel-
sel ragi memanfaatkan glukosa pada kondisi anaerob dan menghasilkan alkohol. Jenis
respirasi anaerob diantaranya fermentasi alkohol, asam laktat, asam cuka, dan asam susu.
Dalam kehidupan sehari-hari, fermentasi banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai
jenis makanan, diantaranya pembuatan tape, yogurt, yakult, cuka dan lain sebagainya.

C. Rumusan Masalah
1. ……
2. ……
3. ……

D. Hipotesis
1. ……
2. ……
3. ……
4.

28
E. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Botol bekas air mineral 300 ml 1. Ragi kue
2. 3 buah gelas bekas air mineral 2. Gula
3. 3 buah balon 3. Air hangat
4. 3 buah Balon 4. 1 buah kapur tulis
5. Sedotan plastik 5. Air suhu ruang

F. Langkah Kerja
A. Percobaan 1 (Respirasi aerob):
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Gerus 1 buah kapur dan campurkan dengan 200 ml air, tunggu hingga kapur
mengendap, pisahkan
3. Sediakan 3 buah gelas bekas air mineral
4. Pada masing-masing gelas diberikan perlakuan berupa:
a. Gelas A ditambahkan air sebanyak 100 ml
b. Gelas B ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
c. Gelas C ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
5. Tiuplah air di gelas C dengan menggunakan sedotan
6. Amati perubahan yang terjadi, bandingkan dengan gelas A dan B yang tidak ditiup

B. Percobaan 2 (Respirasi Anaerob):


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Sediakan 3 buah botol air mineral dan 3 buah balon tiup
3. Pada masing-masing botol diberikan perlakuan berupa:
a. Botol A ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat, aduk rata
b. Botol B ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat, tuangkan 2
sendok gula ke dalam larutan tersebut, aduk rata
c. Botol C ditambahkan 2 sendok ragi dan tuangkan 100 ml air hangat, tuangkan 4
sendok gula ke dalam larutan tersebut, aduk rata
4. Setiap botol ditutup rapat dengan balon tiup di mulut botol
5. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk balon mengembang, bandingkan ketiga botol
tersebut

29
G. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan respirasi aerob
Perlakuan Keadaan larutan

Sebelum perlakuan
Botol A
Setelah perlakuan

Sebelum perlakuan
Botol B
Setelah perlakuan

Sebelum perlakuan
Botol C
Setelah perlakuan

Tabel 2. Hasil pengamatan pada percobaan respirasi anaerob


Karakteristik Perlakuan

yang diamati Botol A Botol B Botol C

Gelembung dalam

larutan

Keadaan balon

Bau yang tercium

Suhu

30
H. Pembahasan

31
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

32
BAB 6
FOTOSINTESIS

E. Tujuan
1. Memahami proses fotosintesis
2 Membuktikan intensitas cahaya mempengaruhi produk yang dihasilkan dari
proses fotosintesis

B. Teori
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
(photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme
untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung.
dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:

6H 2 O + 6CO 2 + cahaya → C 6 H 12 O 6 (glukosa) + 6O 2

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.


Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau

33
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Tumbuhan yang mengalami proses fotosintesis selain menghasilkan glukosa, juga
menghasilkan oksigen. Bagaimana pengaruh cahaya dalam proses fotosintesis, maka
praktikum kali ini dilakukan untuk membandingkan tanaman yang berfotosintesis
bergantung pada intensitas cahaya yang didiukur dari banyaknya oksigen yang
dihasilkan.

F. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah intensitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis?
2. Apakah intensitas cahaya tinggi meningkatkan oksigen yang dihasilkan
dari proses fotosintesis?
3. Apakah ada perbedaan fotosintesis yang terjadi di daun dan bunga?

G. Hipotesis
1. Intensitas cahaya yang tinggi mempengaruhi proses fototsintesis

E. Alat-alat dan Bahan


Alat: Bahan:
1. Karet gelang 1. Satu jenis tumbuhan
2. 6 buah gelas air mineral 2. Satu jenis bunga
3. Penggaris 3. Air Jernih
4. Pisau/Gunting
5. Tissue
6. Label

34
G. CARA KERJA
1. Susunlah gelas air mineral sebanyak 6 buah.
2. Isilah gelas air mineral dengan air
3. Potong tanaman dengan panjang 5 cm dengan menggunakan Pisau/gunting
4. Masukkan tanaman dan bunga ke dalam gelas aqua yang sudah diisi air secara
terpisah
5. Beri label pada setiap gelas air mineral :
a. Gelas A = yang ditempatkan di bawah terik sinar matahari
b. Gelas B = yang ditempatkan di dalam ruangan
c. Gelas C = yang ditempatkan ditempat yang tidak ada cahaya
6. Setelah diamati di bawah terik matahari, di dalam ruangan, dan di tempat tertutup
sekitar 60 menit, amati dan hitunglah gelembung oksigen yang terbentuk pada
perangkat percobaan A, B, C.

H. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Jumlah oksigen yang dihasilkan bergantung intensitas cahaya yang
mempengaruhi proses fotosintesis

Jumlah Gelembung Oksigen

Waktu Daun Bunga


(Menit)
Sinar Dalam Tidak ada Sinar Dalam Tidak ada
Matahari Ruangan Cahaya Matahari Ruangan Cahaya

10

20

30

40

50

60

Total
Gelembung

35
Catatan pengamatan :

36
H. Pembahasan

37
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

38
BAB 7
MITOSIS (REPRODUKSI SEL)

A. Tujuan
1. Mengamati sel akar yang mengalami pembelahan
2 Mencari tahapan-tahapan mitosis pada sel akar bawang
3. Menjelaskan fase-fase mitosis

B. Teori
Reproduksi sel adalah proses perbanyakan sel. Peristiwa ini dilakukan pada
setiap sel hidup, Untuk melakukan proses tersebut, sel melakukan kegiatan siklusnya
dengan mempersiapkan sel untuk direproduksi atau diperbanyak pada fase Gap (G0).
Fase ini sel akan tumbuh menambahkan ukuran optimum sel. Setelah itu ke fase
síntesis (S). Fase S, DNA akan direplikasi sehingga terbentuklah duplikatnya.
Selanjutnya fase Gap kembali (G1), dimana sel mempersiapkan diri untuk
membelah. Fase terakhir dari siklus sel adalah fase pembelahan (mitosis/M). Fase ini
akan membagi bagian sel khususnya DNA, sitoplasma beserta organelnya, sehingga
dari satu sel terbagi menjadi dua sel.
Pada fase pembelahan, terbagi menjadi tiga macam cara membelahnya, yaitu
Amitosis, Mitosis dan Meiosis. Amitosis adalah pembelahan untuk reproduksi sel di
mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya
pada bakteri dan ganggang biru. Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel
membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase, Metafase, Anafase, dan
Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat
sel yang disebut sebagai Interfase. Tahapan ini tidak termasuk tahap pembelahan sel
(G0, S, dan G1). Sedangkan Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel
melalui tahap-tahap pembelahan sama seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya
terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Sehingga proses meiosis terbagi
menjadi dua kali pembelahan yaitu meiosis I dan meiosis II. Namun, perbedaan
meiosis dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I

39
dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II
dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:
1. Profase: Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal
menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase: Pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom/kromatid
mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase: Pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke
kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase: Pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi
dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).

C. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

40
D. Hipotesis
1.
2.
3.

E. Alat-alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Kaca Objek
3. Kaca penutup
4. Kaca alroji
5. Jarum preparat
6. Pisau / silet
7. Lampu spirtus
8. Akar bawang bombay
9. Botol bermulut besar
10. Alkohol
11. Asam asetat 1M /HCl 1 M
12. Larutan acetocarmine

41
F. Cara Kerja
1. Kira-kira 2-4 hari sebelum praktikum
dilaksanakan, simpan umbi bawang
bombay di atas botol bermulut lebar yang
berisi air.
2. Akar yang sedang aktif tumbuh dengan
panjang sekitar 2,5-5 cm paling baik
digunakan untuk praktikum ini.
3. Ujung akar yang panjangnya 3-4cm dipotong dan diletakkan segera pada kaca
alroji yang berisikan asam asetat 1M selama 30 menit.
4. Kemudian ganti asam asetat dengan larutan acetocarmine dan panaskan diatas
spirtus sampai suhu kira-kira 60oC (jaga jangan sampai mendidih).
5. Setelah itu pindahkan potongan ujung akar tersebut ke atas kaca obyek yang
telah ditetesi acetocarmine.
6. Potong-potong ujung akar dengan silet atau pisau.
7. Tutup sediaan dengan kaca penutup.
8. Balikkan dan pegang dengan diantara ibu jari dan telunjuk, kemudian tekan
sambil sedikit didorong (squash).
9. Periksa sediaan tersebut dengan mikroskop dengan pembesaran lemah (10x10).
10. Lanjutkan pengamatan dengan pembesaran kuat (10x45 atau 10x63).

43
G. Hasil Pengamatan

Gambar Keterangan

Profase

Metafase

Anafase

Telofase

44
H. Pembahasan

45
I. Kesimpulan

I. Daftar Pustaka

46
BAB 8
GENETIKA DAN HEREDITAS

A. Tujuan

B. Teori
Gen atau DNA adalah bahan genetik yang memberi informasi genetik dari sel
ke sel dan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gen yang diturunkan dari orang
tua pada seorang anak akan menyebabkan karakter tertentu berkembang. Jumlah
seluruh potensi sifat turunan yang kita miliki disebut genotip, sedangkan karakter
atau penampilan luar yang muncul disebut fenotip. Gen yang lebih diekspresikan
disebut sebagai gen dominan dan biasanya dilambangkan dengan huruf besar
(kapital), sedangkan gen yang kurang diekspresikan disebut gen resesif dan
dilambangkan dengan huruf kecil.
Pasangan gen dapat mengandung dua gen dominan, dua gen resesif atau salah
satu diantaranya dominan dan atau resesif. Apabila kedua gen dominan atau resesif,
maka pasangan gen ini disebut homozigot. Jika pasangan gen salah satunya dominan
dan satunya resesif maka disebut heterozigot, dimana gen yang dominan akan
menentukan fenotipnya. Jika warna gelap rambut diketahui merupakan karakter
dominan, tetapi tingkat kegelapan rambut dapat menunjukkan gen homozigot (warna
rambut sangat gelap) atau heterozigot (warna rambut agak gelap). Sebaliknya,
seseorang yang tidak memiliki pigmen hitam pada rambutnya berarti memiliki gen
homozigot resesif, dua gen yang nonaktif. Perlu diingat bahwa bila suatu karakter
tidak muncul, tidak berani gen dan alelnya hilang dari kromosom. Pasangan gen
tersebut tetap ada tetapi tidak diekspresikan.
Kromosom manusia terdiri dari 22 pasang yang terbagi menjadi tujuh
kelompok, kelompok A-G, dan sepasang kromosom seks (Gambar 4.2), ke-22
kromosom non seks ini disebut autosom. Kelompok A terdiri dari pasangan 1, 2, dan
3 yang mempunyai ukuran kromosom yang besar dan sentromer yang terletak di
tengah. Pasangan 4 dan 5 dimasukkan ke dalam kelompok B, mempunyai
kromosom yang besar dan letak sentromer mendekati salah satu ujung kromatid.
47
Kelompok C terdiri dari tujuh pasang kromosom yang mempunyai ukuran sedang
dengan sentromer yang terletak di tengah. Kelompok D terdiri dari tiga pasang
kromosom yang lebih kecil ukurannya dengan sentromer mendekati ujung salah satu
kromatid. Kelompok E dan F masing-masing terdiri dari tiga dan dua pasang
kromosom yang kecil dengan sentromer yang terletak di ujung kromatid. Terdapat
dua macam kromosom seks yaitu kromosom x dan y. kromosom x mempunyai
ukuran yang sedang dan sentromernya terletak di tengah sedangkan kromosom y
berukuran kecil dengan kromosom di ujung kromatid. Prempuan memiliki dua
kromosom x dan pria memiliki satu kromosom x dan y.

C. Rumusan Masalah

D. Hipotesis

E. Alat-alat dan Bahan


Alat:
1. Busur derajat
2. Gunting
7. Lem
8. Lembar analisis kariotipe

I. CARA KERJA
1. Karakter yang diturunkan pada manusia
Cocokkan karakter tubuh anda dengan kategori pada gambar 6.1, kemudian
tulis genotip anda pada lembar kerja

48
Gambar 6.1 Karakter anatomi pada manusia

49
G. Hasil Pengamatan
Lembar kerja 1. Karakter yang diturunkan pada manusia
Setiap fenotip dihasilkan oleh satu atau dua pasang gen. lakukan suatu analisa
pada setiap karakter di bawah sebagai fenotip anda. Apabila anda memiliki gen
dominan untuk karakter tersebut, tulislah dengan huruf besar pada kolom genotip.
Sebaliknya jika resesif tulislah dengan huruf kecil. Karena setiap karakter merupakan
hasil dari sekurang-kurangnya satu pasang alel, anda dapat menuliskannya sebagai
homozigot dominan (ZZ), homozigot resesif (zz), atau heterozigot (Zz).

Fenotip Genotip

Letakkan kedua tangan anda di atas meja dengan telapak tangan


menghadap ke atas. Lemaskan dan letakkan bersampingan
sehingga kedua jari kelingking bertemu (Diagram A gambar 4.1).
Apakah kedua jari tersebut sejajar atau ujung saling menjauh,
1. segmen jari terakhir melengkung masuk ke arah jari manis?
Pelengkungan yang terjadi diakibatkan pemendekkan tulang
segmen tengah, merupakan keadaan dominan (A). sedangkan jari
yang sejajar merupakan keadaan resesif (a). Pada hal ini tidak
dapat dibedakan keadaan homozigot dominan dengan heterozigot.

Kecenderungan untuk memiliki bintik hitam (titik-titik melanin)


merupakan karakter dominan (S) terhadap keadaan tidak berbintik
2.
(s). Sedikit bintik hitam di wajah atau punggung menunjukkan sifat
parsial dominan atau heterozigot.

Kemampuan untuk menggulung lidah membentuk huruf U


merupakan kondisi dominan (R) terhadap yang tidak mampu (r)
3. (Diagram B). Dua dari tiga orang dapat menggulung lidah ke atas
menggunakan otot samping lidah. Genotip homozigot dominan dan
heterozigot dalam hal ini tidak dapat dibedakan.

Daun telinga yang bebas (E) dominan terhadap daun telinga yang
melekat (e) (Diagram C). Karakter telinga lainnya merupakan hasil
4.
interaksi dari banyak gen (sifat turunan poligenik). Banyak orang
yang mempunyai penebalan lipatan kartilago di bagian atas telinga

50
yang disebut telinga Darwin, karena sang naturalis Charles Darwin
menyatakan lipatan tersebut merupakan suatu tipe telinga runcing
yang kuno. Apakah anda memilikinya?

Angkat tangan anda ke atas dalam keadaan mengepal dengan ibu


jari lurus ke atas, letakkan bagian lurus busur derajat sejajar dengan
permukaan telapak tangan dekat ibu jari. Dengan titik tengah busur
diletakkan sejajar ujung lipatan, ukur sudut antara pangkal ibu jari
dan kuku ibu jari saat ibu jari dilengkungkan maksimal (Diagram
D). sudut kurang dari 45o menunjukkan karakter dominan (T).
5.
Sedangkan apabila sudutnya 45o atau lebih berarti anda memiliki
ibu jari hitchhiker (Hyper ekstensibilitas) yang merupakan karakter
resesif (t). Lebih dari 25% populasi memliki karakter ini dan tidak
selalu pada kedua ibu jari. Hal ini serupa dengan keadaan “double
jointed” dimana terdapat ligament longgar diantara tulang-
tulangnya.

Pemeriksaan terdapatnya palmaris longus, suatu otot tangan depan


yang menghubungkannya dengan telapak tangan. Dengan
mengencangkan kepalan dan melipatnya ke arah dalam. Setelah
itu, anda dapat melihat atau setidaknya merasakan tendon di bagian
tengah bawah tangan anda. Apabila anda mempunyai dua tendon,
satu dengan dua segmen dan satu lagi disampingnya (lebih dekat
6.
ibu jari), berarti anda memiliki otot palmaris longus, suatu kondisi
resesif (m). Apabila hanya satu tendon yang muncul, berarti otot
tadi tidak ada dan genotip anda dominan (M). Sekitar 10% populasi
resesif untuk karakter ini, sementara itu beberapa individu
heterozigot hanya mempunyai otot tersebut pada salah satu tangan
saja (Diagram E).

Periksalah garis rambut pada kening anda. Tipe widow’s peak (P)
adalah dominan terhadap garis rambut yang lurus atau melengkung
7.
(p) (Diagram F). Pola keboakan diakibatkan oleh set gen yang
berbeda.

51
Satukan semua jari pada kedua tangan anda. Apabila ibu jari kiri
anda berada di atas ibu jari kanan, genotip anda adalah dominan
8.
(I). tipe distribusi apa yang anda harapkan jika cara anda
menyatukan tangan tergantung pada peluang?

Rambut pada segmen tengah di bagian belakang semua jari


merupakan keadaan dominan (H) terhadap keadaan tidak berambut
9. sama sekali (h) (Diagram G). Periksa semua jari anda dengan teliti
karena mungkin rambut hanya terdapat sangat sedikit terutama
pada jari telunjuk.

Kotoran telinga yang lengket atau basah merupakan karakter


dominan (W), sedangkan kotoran menggumpal atau kering
10.
merupakan karakter resesif (w). Orang asli Asia Timur sebagian
besar mempunyai kotoran telinga yang kering.

Gen untuk bulu mata yang panjang (10 mm atau lebih) dan kelopak
mata yang jatuh (Diagram H) adalah gen dominan. Tentukan
11. apakah anda mempunyai kedua karakter tersebut dengan
menggunakan N untuk bulu mata dan D untuk kelopak mata yang
jatuh ke bagian atas pupil.

Panjang jari manis berhubungan dengan jari telunjuk anda.


Letakkan semua jari anda menghadap ke bawah di atas kertas
bergaris atau dekat bagian ujung kertas tegak lurus terhadap
12.
tangan. Geser tangan anda sehingga jari manis menyentuh garis
atau ujung kertas (Diagram I). Apakah jari telunjuk anda
menyentuh garis atau berada di bawahnya?

Ada dua pasang gen terpisah yang menentukan tekstur rambut.


Satu pasang gen bertanggung jawab untuk protein yang
menentukan struktur rambut yang keriting (C) atau lurus (C’)
13. dimana tipe keriting bersifat parsial dominan terhadap rambut
lurus. Pasangan gen lainnya bertanggung jawab untuk menentukan
protein untuk rambut gelombang (W). Oleh karena itu, rambut
lurus adalah hasil dari kedua gen, baik C’ maupun w. Dengan

52
adanya kedua set alel tersebut apa genotip yang paling tepat untuk
rambut anda? Apabila kebotakan merupakan kondisi yang hanya
dipengaruhi kedua gen tersebut, apa genotip orang yang mewarisi
karakter tersebut?

Warna rambut juga merupakan hasil interaksi dari dua pasang gen,
salah satu untuk rambut gelap yang dominan (B) terhadap pirang
atau rambut coklat muda (b). Gen yang lainnya (Z) untuk rambut
14.
merah, dimana keadaan resesif (z) akan menghasilkan rambut
pirang atau coklat muda. Melihat warna asli rambut anda, apa
genotip yang anda miliki.

Catatan pengamatan :

53
H. Pembahasan

54
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

55
BAB 9
DUNIA TUMBUHAN

A. Tujuan
1.
2.
3.

B. Teori
Tahukah Anda bahwa jumlah makhluk hidup yang ada di bumi ini diperkirakan
sekitar 100 juta jenis, bahkan lebih. Jika makhluk hidup ditambah dengan makhluk yang
sudah menjadi fosil, maka ada sekitar 500 juta jenis. Jenis makhluk hidup yang sangat
banyak memiliki keanekaragaman yang hampir tidak terbatas. Hal itu dapat dilihat dari
bentuk tubuh, warna tubuh, ukuran tubuh, makanan, cara berkembang biak, cara
beradaptasi, tingkah laku, penampilan, habitat, dan sebagainya. Bagaimana cara kita
mempelajari banyaknya keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini? Untuk
mempermudah dalam mempelajari dan mengenal berjuta-juta jenis makhluk hidup, para
ilmuwan menerapkan sistem tertentu, yaitu dengan menggunakan klasifikasi makhluk
hidup.
Andaikan suatu hari Anda menemukan “suatu makhluk hidup”, bagaimana cara
Anda menggolongkan makhluk hidup itu? Termasuk jenis tumbuhan ataukah jenis
hewan? Bagaimana cara Anda melakukannya? Jika makhluk hidup tersebut Anda
golongkan sebagai hewan, maka langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah
dengan mengetahui ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati terlebih dahulu, misalnya
tingkah laku, penampilan, makanan, cara berkembang biak, dan lain-lain. Adapun jika
makhluk hidup itu Anda golongkan sebagai tumbuhan, coba ingat-ingat kembali
mengenai ciri-ciri dari dunia tumbuhan seperti tempat tumbuh, batang, bentuk daun, dan
bagian-bagian lainnya. Selain itu, untuk membedakan antara golongan tumbuhan dan
hewan dapat diamati dari geraknya, hewan dapat bergerak bebas (pindah tempat)
sedangkan tumbuhan hanya bergerak di tempat. Untuk itulah perlu adanya klasifikasi
makhluk hidup.

56
Setelah mengetahui ciri-ciri dari makhluk hidup, tentu Anda sudah mengetahui
bahwa klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu, seperti contoh di atas. Para ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup
berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi, maupun
anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat hubungan
kekerabatannya.
Klasifikasi makhluk hidup pada mulanya dibedakan atas dua kelompok, yaitu
makhluk hidup yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Selanjutnya, pengklasifikasian
itu berkembang dengan cara lain seperti berdasarkan tempat hidupnya, misalnya hewan
darat dan hewan air, tumbuhan darat dan tumbuhan air, berdasarkan ukuran besar
kecilnya, misalnya tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan pepohonan, tumbuhan perdu
dan berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan pangan, tumbuhan obat-obatan, dan
lain-lain. Adapun tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah; mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki; mendeskripsikan ciri-ciri
suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis
yang lain; mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup, serta; memberi
nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Pengelompokan Tumbuhan dibedakan berdasarkan karakteristik pergiliran
generasi; keberadaan pembuluh; keberadaan biji; jumlah kepingan biji; bentuk dari akar
batang, daun; serta penyusun akar, batang dan daun. Dengan karakteristik yang telah
disebutkan sebelumnya maka tumbuhan dikelompokkan lagi menjadi tanaman lumut,
paku, gymnospermae, angiospermae (monokotil dan dikotil). Agar dapat menambah
pemahaman anda dalam membedakan karakteristik dari perkuliahan, maka perlunya
dilakukan pengamatan ini sesuai dengan tujuan.
Pengelompokan tumbuhan tidak terlepas dari kegiatan pembuatan herbarium.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam megoleksi tumbuhan antara lain:
1. Perlengkapan
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di
lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan,
Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, kantong plastik, alkohol, kantong
kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya

57
2. Apa yang dikoleksi
a. Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
b. Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40
cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat
phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang
sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan galah,
ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.
c. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun
baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering
ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
d. Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar seperti
Araceae.
e. Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah
kaca. Contoh:
 Epifit, anggrek akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat
kelapa
 Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air
 Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-
keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen
kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat,
habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara
lokal, nama daerah dan sebagainya.
4. Pengeringan specimen
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran 
dimasukkan ke kantong plastik  disiram dengan alkohol 70 % hingga basah
dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas
matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.

58
5. Proses pengeringan
 5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk
specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur
untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran,
diletakkan vertikal.
 Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan
terpisah.
 Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit
untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
 Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama,
kalau specimen sudah kaku lebih ditekan lagi
 1,5-2 hari specimen akan kering

C. Rumusan Masalah
1. Apakah di sekitar anda memiliki keragaman tumbuhan?
2. Apa saja jenis-jenis tumbuhan yang ada di pekarangan atau sekitar anda?
3. Karakteristik apa saja yang membedakan keragaman tumbuhan tersebut?
4. Apakah tanaman yang terdapat di pekarangan terdapat kelompok dikotil dan
monokotil?
5. Apa yang membedakan tanaman monokotil dan dikotil bila dilihat dari penyusun
akar, batang dan daun?
6. Bagaimana cara membuat herbarium tumbuhan?
D. Hipotesis
1. Keragaman tumbuhan dibedakan berdasarkan ada tidaknya pembuluh, serta biji yang
terbuka dan tertutup
2. Anggota Tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil adalah kelompok yang
berbeda

E. Alat dan Bahan


1. Tumbuhan paku, lumut, Gymnospermae, Angiospermae (dikotil dan monokotil)
yang ada di sekitar
2. Mikroskop

59
3. Buku referensi
4. Koran
5. Kertas karton
6. Selotip kertas

F. Cara Kerja
a. Pembuatan herbarium
1. Tentukan tanaman yang akan dibuat herbariumnya
2. Ambillah bagian tumbuhan secara utuh
3. Spesimen dimasukkan ke dalam koran, pastikan bagian-bagiannya tidak terlipat
4. Jemurlah specimen dalam koran tersebut
5. Mounting
 Spesimen yang sudah kering dijahit atau diselotip dengan selotip kertas di atas
kertas karton
 Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm
 Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen
dimounting pada beberapa lembar kertas.
6. Labeling
Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di
sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah

b. Pengamatan dan Pengelompokan Tumbuhan


1. Siapkan catatan, alat tulis dan kantung penyimpanan sampel
2. kelilingilah lingkungan sekitar anda, amatilah tanaman yang ditemukan.
3. Cari dan temukan tanaman-tanaman yang termasuk pada kelompok lumut, paku-
pakuan, gymnospermae, dikotil dan monokotil.
4. Ambillah perwakilan dari tanaman tersebut, simpan dalam kantung penyimpanan
dan amatilah karakteritik dari perwakilan kelompok tumbuhan, cari karakter
umum dan khusus dari masing-masing perwakilan kelompok
5. Buat tabel perbedaan dari masing-masing karakteristik berdasarkan bagian-bagian
tubuhnya (akar, batang dan daun).

60
6. Namailah dengan menggunakan referensi jenis-jenis tumbuhan yang telah anda
kelompokkan menyerupai ciri-ciri yang terdapat di referensi.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Macam-macam tumbuhan, jenis habitat ditemukannya serta pengelompokannya

61
Tabel 2 ......................................................................................................................................
Bagian-bagian Angiospermae
Lumut Paku-pakuan Gymnospermae
tumbuhan Dikotil Monokotil

Akar

Batang

Daun

Lain-lainnya

62
Tabel 3.
Perbedaan antara monokotil dan dikotil berdasarkan gambar dan keterangannya
Ciri-Ciri Monokotil Dikotil

Akar

Batang

Berkas
pengangkut

Daun
pertulangannya

Bunga kelipatan
mahkota bunga

Biji, kepingannya

Dll.

63
H. Pembahasan

64
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

65
BAB 10
DUNIA HEWAN

A. Tujuan
1. Mengamati kelompok Arthropoda dan Chordata berdasarkan karakteristik
morfologinya
2. Membedakan sistem organ yang terdapat di Arthropoda dan Chordata

B. Teori
Kelompok hewan mendapatkan makanannya dari makhluk hidup lain
(heterotroph). Berbeda dari sel-sel tumbuhan, sel-sel hewan tidak mempunyai dinding
sel. Hewan jumlahnya sangat banyak dan beranekaragam. Sehingga ahli taksonomi,
mengelompokkan serta mengklasifikasikan hewan-hewan tersebut dalam berbagai
karakteristik.
Salah satu karakteristik utama yang membagi dua cabang kelompok hewan yaitu
ada tidaknya tulang belakang. Berdasarkan kriteria ini, didapatkan nama kelompok
hewan Invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dan hewan Vertebrata (bertulang
belakang).
Anggota-anggota invertebrata mendekati 97 persen keseluruhan hewan yang ada
di dunia. Bentuknya beranekaragam berdasarkan sifat, cara hidup dan tempat
hidupnya. Ciri lain dari invertebrata yaitu tidak adanya jaringan saraf di bawah saluran
pencernaan. Syaraf pada kelompok ini terlihat seperti simpul-simpul (ganglion) yang
terbesar terletak di kepala. Rangka tubuh invertebrata terdapat di luar (eksoskeleton)
tubuh dengan susunan atas zat kitin atau zat tanduk.
Keragaman karakteristik dari anggota invertebrata menyebabkan timbulnya
kelompok-keompok baru. Hewan berpori (porifera) bagian dari kelompok hewan yang
tidak memiliki jaringan sejati. Hewan berongga (Cnidaria) memiliki kekhasan dari
tubuhnya berongga dan terbentuk dua lapisan jaringan. Hewan berbadan pipih
(Platyhelminthes) telah memiliki karakter yang lebih kompleks dimana tubuhnya
sudah memiliki pemusatan syaraf di bagian depan (anterior). Sedangkan hewan
berbadan tersusun atas cincin-cincin dicirikan untuk kelompok Annelida, dimulai dari
kelompok inilah tubuh telah memiliki tiga tipe lapisan jaringan. Hewan yang

66
dikelompokkan sebagai Mollusca dicirikan dari tubuhnya yang lunak. Hewan yang
disebut Artrhopoda memiliki ciri tubuh berbuku-buku. Kelompok terakhir yang lebih
kompleks dari anggota invertebrate adalah Echinodermata, karena selain tubuhnya
ditutupi kulit duri, mulut dan anus terbentuk dari pola embrio yang serupa dengan
kelompok vertebrata.
Sedangkan kelompok hewan bertulang belakang atau disebut sebagai vertebrata,
anggotanya relatif lebih sedikit keragamannya. Namun kelompok ini mempunyai nilai
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh hewan bertulang belakang dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada bagian kepala terdapat
mulut, lubang hidung, mata, dan telinga. Hewan bertulang belakang dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu Pisces (ikan), Amphibia, Reptilia, Aves
(Unggas), dan Mammalia. Pisces dicirikan dengan tungkainya tersusun atas sirip,
respirasi dengan insang, serta jantung terbagi dua ruang. Amphibia dicirikan dari
tungkai yang telah terbentuk menjadi tungkai depan dan tungkai belakang, respirasi
pada bentuk dewasa dengan paru-paru, serta jantung telah terbagi tiga ruang.
Kelompok Reptilia dikhaskan dari kulitnya yang menebal, jantung cenderung terbagi
menjadi empat ruang, respirasi telah sempurna dengan paru-paru. Kelompok Aves
memiliki ciri berbulu, tungkai depan cenderung digunakan untuk terbang, mulut
berparuh, serta paru-paru dibantu dengan pundi udara. Kelompok terakhir adalah
Mamalia dikhaskan berdasarkan adanya rambut dan memiliki kelenjar mamae.
Namun dari semua kelompok hewan yang ada di muka bumi ini masih banyak
karakter-karakter lainnya yang mendukung pengelompokkan yang telah disebutkan
sebelumnya. Untuk mengetahui karakteristik lainnya dari kelompok hewan, maka
perlunya dilakukan percobaan kali ini.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah setiap anggota serangga (Arthropoda) memiliki karakteristik yang sama?
2. Apakah setiap anggota serangga memiliki karakteristik yang berbeda?
3. Apakah setiap anggota Chordata memiliki karakteristik yang sama?
4. Apakah setiap anggota Chordata memiliki karakteristik yang berbeda?
5. Apa yang membedakan serangga dengan Chordata?

67
D. Hipotesis
1. Anggota dari kelompok Chordata memiliki sistem respirasi yang berbeda
2. Chordata terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda
3. Kelompok Arthropoda berbeda dengan Chordata

E. Alat dan Bahan


1. Kalajengking 8. Ikan Mas
2. Lipan 9. Katak
3. laba-laba 10. Tikus
4. Belalang 11. Disecting kit
5. Kecoak 12. Jarum pentul
6. Kupu-kupu 13. Nampan dan steroafoam
7. Katak

F. Cara Kerja
1. Amatilah secara teliti, catatlah hasil pengamatan tersebut dengan menuliskan
persamaan dan perbedaan
2. Kelompokkanlah Serangga berdasarkan karakteristik yang umum dimiliki semua
serangga, sampai yang hanya dimiliki oleh beberapa serangga.
3. Setelah didapatkan karakteristik yang umum, lalu tentukanlah karakteristik yang
khusus dimiliki dari tiap serangga
4. Setelah didapatkan persamaan dan perbedaan, buat tabel dengan ciri-ciri yang
didapatkan, lalu beri tanda () sesuai dengan ciri yang dimiliki.
5. Untuk memudahkan dalam menentukan karakteristik, carilah referensi yang
mendukung dalam mencari data

68
G. Hasil Pengamatan
Data pengelompokkan Arthropoda
Tabel 1 ...........................................................................................................

69
H. Pembahasan

70
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

71
BAB 11
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN UPAYA KONSERVASI

A. Tujuan

B. Teori
Berdasarkan WWF (1989), keanekaragaman hayati atau Biodiversity adalah
kekayaan hidup dibumi, berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan genetika
yang dikandungnya, serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup.
Jadi keanekaragaman hayati harus dilihat dari tiga tingkatan yaitu tingkatan spesies,
variasi genetik, variasi habitat atau ekosistem. Setiap tingkatan biologi sangat penting
bagi kelangsungan hidup spesies dan komunitas alami, dan kesemuanya penting bagi
manusia. Keanekaragaman species mewakili aneka ragam adaptasi evolusi dan
ekologi suatu spesies pada lingkungan tertentu. Keanekaragaman spesies
menyediakan bagi manusia sumberdaya alternatifnya; contohnya, hutan hujan tropik
dengan aneka variasi spesies yang menghasilkan tumbuhan dan hewan yang dapat
digunakan untuk makanan, tempat bernaung dan obat-obatan. Keanekaragaman
genetik pada hewan dan tumbuhan, menunjukan variasi genetik di dalam spesies dan
populasi tersebut, oleh setiap spesies diperlukan untuk menjaga vitalitas reproduksi,
ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan beradaptasi pada perubahan
lingkungan. Keanekaragaman tumbuhan dan hewan peliharaan memiliki nilai tertentu
bagi program pengembangbiakan untuk memelihara dan memperbaiki spesies
pertanian modern. Keanekaragaman komunitas dan ekosistem mewakili tanggapan
species secara kolektif pada kondisi lingkungan yang berbeda. Komunitas biologi
yang ditemukan di gurun, padang rumput, lahan basah dan hutan sangat mendukung
kelanjutan fungsi ekosistem yang menyediakan berbagai manfaat seperti kontrol
banjir, perlingdungan erosi tanah, menyaring udara dan air.

72
Jenis-jenis keanekaragaman hayati, meliputi:
a. Keanekaragaman genetik: pada skala yang lebih kecil mencakup variasi genetik
di dalam spesies, diantara populasi yang terpisah secara geografik dan antara
individu di dalam suatu populasi. Keanekaragaman genetik seringkali
dihubungkan dengan tingkah laku reproduktif dari individu di dalam suatu
populasi
b. Keanekaragaman spesies: pada tingkatan spesies mencakup seluruh organisme
hidup yang ada dibumi. Suatu spesies didefinisikan dalam dua cara. Pertama :
spesies didefinisikan sebagai kumpulan individu yang secara morfologi, fisiologi,
atau biokimia berbeda dari kelompok lain dalam hal ciri-ciri tertentu (definisi
secara morfologi). Kedua : spesies lainnya adalah suatu kelompok individu yang
dapat berkembang biak di antara mereka sendiri dan tidak bisa dengan individu
dari kelompok lainnya (definisi secara biologis )
c. Keanekaragaman komunitas dan ekosistem: pada skala besar meliputi variasi
dalam komunitas biologi (dimana spesies hidup), dan ekosistem (dimana
komunitas berada) serta interaksi antar tingkatan. Komunitas biologi
didefinisikan sebagai spesies yang menempati tempat tertentu dan mengalami
interaksi antar spesies. Komunitas biologi bersama dengan lingkungan fisik yang
terkait disebut ekosistem. Lingkungan fisik, khususnya siklus suhu tahunan dan
hujan dapat mempengaruhi struktur dan karakteristik komunitas biologi.
Komunitas biologi juga dapat meng-ubah ciri fisik suatu ekosistem
Keanekaragaman hayati saat ini banyak yang terancam punah. Tingkat
kepunahan keanekaragaman hayati yang paling parah diperkirakan terdapat di hutan
tropis. Sekitar 10 juta spesies yang hidup dibumi, berdasarkan perkiraan terbaik, dan
antara 50% - 90% dari jumlah tersebut berada di daerah hutan tropis. Kecepatan
hilangnya hutan tropis kian meningkat, dan beberapa hutan yang mempunyai
kekayaan spesies mungkin akan musnah dari kehidupan kita. Beberapa ilmuwan
yakin bahwa sekitar 60.000 dari 24.000 jenis tanaman akan musnah, bahkan jenis
vertebrata dan serangga mungkin proporsinya legih tinggi lagi, yang dapat musnah
dalam kurun waktu tiga dekade mendatang kecuali jika pembukaan hutan segera
diperlambat.
Informasi mengenai kecepatan kepunahan spesies yang paling banyak adalah
tentang burung dan mamalia, karena anggota-anggota kelompok ini relatif lebih besar

73
dan banyak. Dari bukti-bukti yang ada, sejumlah 85 spesies mamalia dan 113 spesies
burung telah punah sejak tahun 1600. Pertambahan kecepatan untuk kepunahan
spesies ini merupakan pertanda betapa mengkhawatirkannya ancaman bagi
keanekaragaman spesies. Banyak spesies mahluk hidup yang secara teknis belum
punah tetapi telah sangat berkurang jumlahnya akibat kegiatan manusia. Spesies yang
demikian dapat dianggap telah punah secara ekologi dan tidak memegang peranan
yang penting dalam organisasi komunitas, dan masa depan spesies seperti ini sangat
tidak pasti. Tumbuhan juga terancam punah, kelompok yang paling terancam
kepunahan adalah tumbuhan berbiji terbuka (Gimnospermae, Coniferae, Ginkgo dan
Cycas) serta palem-paleman.

C. Rumusan Masalah

D. Hipotesis

74
E. Bahan Diskusi
1. Carilah sumber jurnal mengenai kenekaragaman hayati (Hewan dan tumbuhan)
yang terancam punah
2. Lakukan diskusi kelompok mengenai terancamnya keanekaragaman hayati
tersebut. Kemudian carilah status kepunahan spesies tersebut pada website:
https://www.iucnredlist.org/
3. Isilah tabel hasil diskusi pada poin F
4. Bahaslah upaya konservasi yang dapat dilakukan
F. Hasil Diskusi
Tabel 1................................................................................................................................

Wilayah
No. Nama Hewan Pemanfaatan Status
persebaran

75
Tabel 2 ..............................................................................................................................

Wilayah
No. Nama Tumbuhan Pemanfaatan Status
persebaran

76
G. Pembahasan

77
H. Kesimpulan

I. Daftar Pustaka

78
BAB 12
EKOSISTEM I

A. Tujuan

B. Teori
Ekosistem didefinisikan sebagai sistem alam yang terdapat interaksi atau hubungan
timbal balik antar penyusunnya baik organisme maupun lingkungannya. Ekosistem tidak
bergantung pada ukuran yang membentuknya, melainkan pada komponen yang menyusun
ekosistem tersebut. Berdasarkan habitatnya, ekosistem darat (terrestrial) dan ekosistem
aquatik. Bentuk ekosistem darat seperti ekosistem hutan, padang rumput, semak belukar,
padang pasir, dan lain sebagainya. Sedangkan ekosistem aquatik dapat berbentuk danau,
sungai, rawa, dan laut.
Penyusun ekosistem dibedakan menjadi komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik meliputi benda yang dikategorikan hidup atau disebut sebagai makhluk hidup.
Berdasarkan peranannya di habitat, maka komponen biotik terbagi menjadi produsen,
konsumen, dan pengurai. Sedangkan konsumen yang dibedakan dari sumber energy yang
didapat maka dikelompokkan berdasarkan kelompok autotroph (produsen) dan
heterotroph (herbivore, karnivora, detrivor). Berbeda dengan komponen abiotik.
Penyusun ekosistem ini walaupun tidak ada bentuk hidupnya, namun mempengaruhi
komponen biotik dan dapat menyusun komponen biotik. Jenis-jenis dari komponen ini
seperti, cahaya, angin, udara, tanah, batu, iklim, suhu,dan air.
Interaksi yang terjadi antar komponen biotik bervariasi bergantung kebutuhan
energi, keberadaan sumber daya abiotik dan kekuatan yang dimiliki makhluk hidup.
Sehingga dapat kita kenal istilah interaksi simbiosis yang bersifat parasitisme,
komensalisme maupun mutualisme. Sedangkan tipe nonsimbiosis dapat terbagi menjadi
interaksi intraspesifik, interspesifik, sinergisme, dan antagonism.Lain halnya dengan
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Bagian dari komponen abiotik merupakan
penyusun biotik (senyawa anorganik dan organik). Keberadaan penyusun tersebut dari

79
bentuk biotik ke abiotik memberikan daur materi. Seperti daur air, daur karbondioksida,
daur sulfur, daur nitrogen, daur sulfur dan lain sebagainya. Dengan demikian, interaksi
dalam ekosistem memberikan hubungan sehingga terbentuklah rantai makanan, daur
materi, piramida makanan, sampai terbentuknya tingkat tropik yang menyusun ekosistem.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyusun komponen abiotik dan biotik di kawasan sekitar anda?
2. Hubungan apa yang terjadi antara komponen abiotik dengan biotik serta biotik
dengan biotik?
3. Bagaimana daur materi di sekitar ekosistem yang anda amati?
4. Bagaimanakah rantai makanan yang terbentuk?

D. Hipotesis

1. Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik


2. Terdapat interaksi antara komponen abiotik dan biotik di didalam ekosistem
3. Rantai makanan di dalam eksositem terbentuk berdasarkan struktur tropik organisme-
organisme di dalamnya.

E. Alat dan Bahan


1. Ekosistem terrestrial yang diamati
2. Alat pengukur iklim (hygrometer, hermometer, wind meter, lux meter)
3. Kantong plastik
4. Tabung reaksi
5. Cetok
6. Patok besi atau kayu
7. Tali Rafia

F. Cara Kerja
1. Tentukan lokasi pengamatan yang ada di darat
2. Buat dua plot berukuran 10 x 10 meter
3. Tiap plot amati dan catat serta hitung semua jenis organisme baik yang terdapat di
permukaan atas tanah maupun di serasah (tumbuhan, hewan, fungi, detrivor, dll)
4. Tentukan materi dan energy yang mengalami proses daur
5. Hitung kondisi lingkungan seperti kelembaban, suhu dan intensitas cahaya
6. Tentukan bentuk tanahnya
7. Tentukan interaksi yang terjadi di ukuran plot 10x10 meter tersebut
80
G. Hasil Pengamatan
Tabel 1 ............................................................................................................
Peranan di
No. Nama Hewan Jumlah
Ekosistem

81
Tabel 2 ......................................................................................................................

Peranan di
No. Nama Tumbuhan Jumlah
Ekosistem

82
Tabel 3 .....................................................................................................................

Peranan di
No. Jenis lainnya jumlah
ekosistem

Tabel 4 ............................................................................................................................

No. Jenis abiotik Keterangan

1. Tanah ...

Jenis serasah ...

Warna tanah ...

Tekstur ...

struktur ...

keasaman (pH meter) ...

2. Iklim (kondisi udara) ...

Suhu ...

Kelembaban relatif ...

Intensitas cahaya ...

83
Tabel 5 …………………………………………………………………………………
Gambar Rantai makanan

Gambar Jaring-jaring makanan

84
H. Pembahasan

85
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka

86
BAB 13
EKOSISTEM II

A. Teori
Alam semesta beserta isinya merupakan ciptaan Allah SWT yang selayaknya
kita jaga dan pelihara dengan baik agar terjaga dari kerusakan yang dapat merugikan
manusia itu sendiri, sebagaimana yang tercantum dalam Qs. Ar-Rum: 41 berikut,

َ‫ْض الَّ ِذٌْ َع ِملُىْ ا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُىْ ن‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فًِ ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬- ١٤
ِ َّ‫ت اَ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع‬

41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Namun, tak dipungkiri kerusakan ekosistem semakin memprihatinkan.


Kerusakan ekosistem yang terjadi meliputi kerusakan ekosistem daratan dan perairan.
Penyebab kerusakan ekosistem dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor
kelalaian manusia. Lima jenis kerusakan ekosistem yang terancam mencapai limitnya,
yaitu meliputi ekosistem kawasan pantai dan sumberdaya bahari, ekosistem lahan
pertanian, ekosistem air tawar, ekosistem padang rumput dan ekosistem hutan.
Kerusakan-kerusakan sumberdaya alam di dalam ekosistem-ekosistem tersebut terjadi
terutama karena kekeliruan dalam pengelolaannya sehingga mengalami kerusakan
yang disebabkan karena terjadinya perubahan besar, yang mengarah kepada
pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan. Padahal sumberdaya tersebut
merupakan pendukung utama bagi kehidupan manusia, dan karenanya menjadi sangat
penting kaitannya dengan kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat manusia yang
mengarah kepada kecenderungan pengurasan (depletion) dan degradasi (degradation).

B. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum kali ini berbasis problem based learning. Mahasiswa dengan
kelompoknya masing-masing dapat mencari kerusakan ekosistem yang terjadi di
sekitar kemudian melakukan identifikasi kerusakan ekosistem yang terjadi.
Diskusikanlah hasil pengamatan dan peranan manusia dalam memperbaiki kerusakan
lingkungan yang telah terjadi bersama teman kelompok. Laporkan hasil diskusi dalam
bentuk artikel.
87

Anda mungkin juga menyukai