Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah
banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu
penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat penting
dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati
dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel.
Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati
dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan. Kemahiran dan
ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal
dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya,
fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam
menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan
mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop.
Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan
cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber
cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu
cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari
luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas
bagian-bagian optik dan bagian-bagian merkanik. Dua nilai penting sebuah
mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi.
Pembesaran mencerminkanberapa kali lebih besar objeknya terlihat
dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra,
yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan
sebagai dua buah titik.

1|MIKROSKOP
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mikroskop?
2. Bagaimana sejarah penemuan mikroskop?
3. Sebutkan bagian bagian mikroskop dan fungsi – fungsinya?
4. Sebutkan macam – macam mikroskop?
5. Bagaimana prinsip dan cara kerja dari mikroskop?
6. Bagaimana perawatan mikroskop?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi yang diampu oleh Bapak Dr.
Didimus Tanah Boleng M.Kes
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian mikroskop
b. Mengetahui sejarah penemuan mikroskop
c. Mengetahui bagian bagian mikroskop dan fungsi – fungsinya
d. Mengetahui macam – macam mikroskop
e. Mengetahui prinsip dan cara kerja dari mikroskop
f. Mengetahui perawatan mikroskop

D. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan yang
relevan dan bermanfaat bagi pembaca terkait pengertian mikroskop, sejarah
penemuan mikroskop, bagian-bagian mikroskop dan fungsinya, macam-macam
mikroskop, prinsip dan cara kerja mikroskop, daya resolusi mikroskop, serta
perawatan mikroskop yang didasari dengan sumber-sumber yang relevan dan
terpercaya.

2|MIKROSKOP
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikroskop
Bakteri sebagai makhluk uniseluler, yang memiliki ukuran yang
mikroskropis. Makhluk hidup mikroskropis, termasuk bakteri, tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pancaindera manusia memiliki kemampuan yang
terbatas, banyak masalah mengenai benda-benda yang sangat kecil yang ingin
dipecahkannya hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat khusus,
salah satunya adalah Mikroskop. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata micron = kecil dan scopos = tujuan, yang maksudnya adalah alat yang
digunakan untuk melihat objek yang sangat kecil untuk dilihat oleh mata
telanjang. Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan
mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat
dengan mata telanjang. (Giancolli, 2001:43); (Boleng, 2017: 20).

Gambar 1. Mikroskop
Sumber: bresser.de.co.id
B. Sejarah Penemuan Mikroskop
Tidak ada catatan bilakah lensa itu dibuat, tetapi pembesaran gambar yang
dibentuk oleh glass telah diketahui oleh bangsan Yunani dan Roma. Pada abad
XIII Roger Bacon (1214-1297) telah mengetahui prinsip pengetahuan optic, ia
bekerja dengan memakai lensa sederhana sebagai kaca mata. Pada tahun 1600
Hans dan Zaccharias Jansen (putra Jerman dari pekerja kaca mata) menemukan

3|MIKROSKOP
mikroskop ganda. Alat ini sangat berbeda dengan mikroskop sederhana yang
memakai lensa tunggal (Gabriel, 1996: 180).

Gambar 2. Mikroskop pertama buatan Z. Jensen


Sumber: himedialabs.com
Galileo (1564-1642) mengembangkan teleskop dengan prinsip dasar lensa
disusun secara seri. Pada tahun 1965 Robert Hooke mula-mula menulis tentang
sel tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan yang diamati dibawah mikroskop
ganda.

Gambar 3. Mikroskop buatan Robert Hooke


Sumber: micro.magnet.fsu.edu
Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual disegala
penjuru kota-kota eropa. Antony Vann Leuwenhoek mula-mula menggunakan
mikroskop sederhana pada sedang mikrobiologi, yaitu memakai lensa
sederhana berukuran diameter 270 mm. selanjutnya dalam pemakaian
mikroskop untujk memperoleh ketajaman dan pembesaran dari objek yang
diamati diperlukan pengetahuan tentang metode lensa dan kombinasi lensa.
Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompoud, tahun 1903 diperkenalkan
mikroskop medan gelap(dark-field microscope), ultraviolet illumination
(1925), electron microscope (1940) dan phase contrast microscope (1944)
(Gabriel, 1996: 180).

4|MIKROSKOP
Gambar 4. Mikroskop buatan Leeuwenhoek
Sumber: discoveries-project.weebly.com
Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang membawa manusia, untuk berusaha
menambah dan meluaskan pengetahuannya di bidang makhluk hidup. Berkat
penemuan Anthony van Leeuwenhoek, pada tahun 1673, dengan bantuan
mikroskop sederhananya, ia memperkenalkan kepada manusia adanya bentuk
kehidupan yang sangat kecil (Subandi, 2014: 23).
Anthony van Leeuwenhoek, merupakan orang yang pertama kali
melaporkan hasil pengamatannya dengan dilengkapi gambar-gambar bakteri
dan mikroba lainnya, dengan menggunakan mikroskop buatannya. Walaupun
sederhana yang dibuat oleh Leeuwenhoek, mampu membantu Leeuwenhoek
dalam mengamati sel mikroba termasuk bakteri. Dengan bantuan mikroskop,
maka diperoleh informasi-informasi tentang mikroba termasuk bakteri, teruta
menyangkut morfologi dan struktur halus pada selnya (Boleng, 2017: 20).

C. Bagian-bagian Mikroskop beserta Fungsinya

Gambar 5. Mikroskop
Sumber: www.wordpress.com

5|MIKROSKOP
Menurut Indriani (2010) dan Gabriel (1996) bahwa adapun beberapa bagian-
bagian mikroskop dan fungsinya yaitu:
No Nama bagian Keterangan Fungsi
1. Lensa Okuler  Terdapat di bagian ujung atas  Memperbesar benda
tabung berdekatan dengan mata yang dibentuk lensa
pengamat objektif
2. Lensa objektif  Berada dekat pada objek yang  Menentukan
diamati bayangan objektif
 Umumnya da 3 lensa objektif serta memperbesar
dengan perbesaran 4x, 10x dan benda yang diamati
40x
3. Tabung mikroskop  Berbentuk tabung yang  Mengatur fokus,
menghubungkan lensa objektif dapat dinaikkan dan
dengan lensa okuler diturunkan
4. Makrometer  Terdapat pada pangkal lengan  Mencari fokus
(pengatur fokus mikroskop, dekat tabung bayangan objek
kasar) secara cepat
sehingga tabung
mikroskop turun
atau naik dengan
cepat
5. Mikrometer  Bentuk lebih kecil daripada  Memfokuskan
(pengatur fokus makrometer bayangan objek
halus) secara lambat
sehingga tabung
mikroskop turun
atau naik dengan
lambat
6. Revolver  Terdapat dibagian ujung bawah  Memilih lensa
tabung objektif yang akan
digunakan untuk
memutar
7. Pegangan  Pegangan saat
mikroskop membawa
mikroskop
8. Meja preparat atau  Terdapat lubang sebagai  Tempat meletakkan
meja objek sumber cahaya objek (benda) yang
akan diamati
9. Penjepit objek  Menjepit meja
glass preparat agar
preparat tidak
bergeser
10. kondensor  Alat ini dapat diputar dan  Merupakan lensa
dinaik turunkan tambahan yang
 Terletak antara cermin berfungsi untuk
mikroskop dan meja objek mengumpulkan

6|MIKROSKOP
cahaya yang masuk
dalam mikroskop
 Meneruskan berkas
cahaya menuju
fokus umum objek
yang diamati
11. Sendi inklanasi  Mengatur sudut atau
(pengatur sudut) tegaknya mikroskop
12 Diafragma  Berupa lubang-lubang yang  Mengatur banyak
ukurannya kecil sampai selebar sedikitnya cahaya
lubang pada meja objek yang akan masuk
 Terletak di dalam kondensor mikroskop
13 Reflektor (cermin)  Ada 2 jenis cermin, yaitu datar Memantulkan dan
dan cekung mengarahkan cahaya
 Cermin datar digunakan ketika ke meja objek
sumber cahaya kuat, misalnya melalui lubang yang
sinar matahari yang menembus terdapat di meja
ruangan, sedangkan bila sumber objek dan menuju
cahaya lemah, misalkan sinar mata pengamat
lampu digunakan cermin cekung Untuk menangkap
karena berfungsi mengumpulkan cahaya dan
cahaya merefleksi cahaya
ketingkat berikutnya
yaitu ke kondensor
14 Kaki mikroskop  Menyangga atau
menopang
mikroskop agar
dapat berdiri
dengan mantap di
atas meja

D. Macam-macam Mikroskop
Menurut Boleng (2017: 22-23), ada beberapa macam mikroskop yaitu:
1. Mikroskop Kontras

Gambar 6. Mikroskop Kontras


Sumber: kliping.co

7|MIKROSKOP
Mikroskop kontras dibuat pertama kali oleh Fritz Zernike. Mikroskop ini
digunakan untuk melihat sel-sel berukuran kecil tanpa diberi pewarnaan.
Pada mikroskop kontras, sumber iluminasi berupa seberkas sinar yang
datang melalui suatu cincin didalam lensa condenser. Pada lensa objektif
dipasang suatu cincin fase yang akan mengubah fase sinar yang melaluinya
sebanyak seperempat dari panjang gelombangnya. Sinar yang telah melewati
objek dan tidak terbelokkan akan menembus cincin fase dan terlihat oleh
mata sebagai sinar putih yang normal. Sinar yang lebih panjang. Oleh karena
itu, akan tiba pada okuler diluar fase. Karena perbedaan indeks refraksi
antara sel dengan medium disekelilingnya, maka bayangan dapat terlihat
secara lebih kontras. Pada kebanyakan mikroskop kontras bayangan terlihat
lebih gelap dengan latar belakang terang.

Gambar 7. Perbedaan jalannya sinar pada mikroskop (a) medan terang (b) kontras (c)
medan gelap
Sumber: Boleng, 2017: 22
2. Mikroskop medan gelap
Mikroskop medan gelap adalah suatu mikroskop dengan system
kondensernya diubah sedemikian rupa supaya sinar yang datang mencapai
objek dari samping, sehingga sinar matahari yang dibelokkan secara refraksi
oleh objek yang akan terlihat. Sinar yang menyebar tersebut akan melalui
lensa objektif, sehingga objek akan terlihat terang dengan latar belakang
gelap. Penggunaan mikroskop medan gelap memungkinkan untuk melihat

8|MIKROSKOP
partikel atau sel yang ukuran diluar batas resolusi mikroskop sederhana,
misalnya dalam mengamati Treponema pallidum.

Gambar 8. Mikroskop Medan Gelap


Sumber: kliping.co

3. Mikroskop ultraviolet
Mikroskop ultraviolet atau mikroskop UV dapat menghasilkan resolusi dan
perbesaran yang lebih tinggi dibandingkan mikroskop biasa. Hal ini
disebabkan mikroskop UV mempunyai panjangb gelombang yang leboh
pendek, yaitu 180-400 nm (biasanya digunakan 230-350 nm), sehingga akan
menghasilkan resolusi sekitar 2 kali lebih tinggi dari mikroskop biasa.
Karena sinar UV merupakan sinar tidak tampak maka bayangan baru dapat
dilihat dengan mencatatnya pada suatu lempeng fotografik. Pencatatan
bayangan pada lempeng fotografik menggunakan tabung pengubah
bayangan, atau dengan memperlihatkan pada layar televise setelah ditangkap
oleh suatu tabung foto atau kamera televise yang sensitive terhadap sinar UV.

Gambar 9. Mikroskop Ultraviolet


Sumber: kliping.co

9|MIKROSKOP
4. Mikroskop Fluoresen
Beberapa senyawa kimia dapat menyerap energi dari gelombang
ultraviolet dan mengeluarkannya sebagai gelombang tampak dengan panjang
gelombang yang lebih tinggi. Senyawa yang mempunyai sifat demikian
disebut fluoresen. Mikroskop fluoresen dapat melihat suatu objek yang
bersifat fluoresen yang disebabkan adanya senyawa fluoresen alami, atau
objek tersebut telah diberi perlakuan dengan zat warna fluoresen. Menurut
Pelczar, et al. (1986) bahwa mikroskop fluoresensi digunakan untuk melihat
specimen yang telah diwarnai dengan zat pewarna fluorokrum, sehingga
memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat.
Pada mikroskop fluoresen, sinar yang dikeluarkan oleh objek dilewatkan
melalui suatu penyaring yang ditempatkan diantara lensa objektif dan lensa
okuler, sehingga hanya sinar fluoresen yang akan terlihat. Tekhnik
mikroskop fluoresen sering digunakan untuk mengamati bakteri tuberkulosa
dengan menggunakan zat warna fluoresen auramin O.

Gambar 10. Mikroskop Fluoresen


Sumber: amscope.com
5. Mikroskop Electron
Mikiroskop electron mempunyai resolusi yang sangat tinggi dimana objek
yang dapat terlihat mencapai ukuran 0,001 mikron atau 1mm. Mikroskop
elekton memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang
mungkin diperoleh dengan mikroskop cahaya. Hal ini dimungkunkan oleh
daya pisah yang lebih besar yang diperoleh karena berkas-berkas electron

10 | M I K R O S K O P
yang digunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang
sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Berkas electron yang dipakai
dalam mikroskop electron mempunyai panjang gelombang yang berkisaran
antara 0,005 sampai 0,0003 nm, sangat pendek jika dibandingkan dengan
panjang gelobang kasat mata yang digunakan dalam mikroskop cahaya.
Dengan menggunakan mikroskop electron ini memungkinkan untuk
memisah-misah objek dalam kisaran 0,0003 µm. perbesaran akhir yang
mendekati 1.000.000 kali dapat diperoleh bila bayangan terpotret itu
dibesarkan.
Untuk mikroskop electron, specimen yang harus diperiksa disiapkan
sebagai suatu lapisan kering yang teramat tipis pada layar kecil, dan
dimasukkan kedalam alat itu pada titik diantara kondensor magnetic dan
objektif, yang sebanding dengan kondensor dan objektif pada mikroskop
cahaya. Bayangan yang diperbesar tampak pada layar fluoresen atau terekam
pada fotografik oleh kamera yang terpasang pada instrument tersebut.

Gambar 11. Mikroskop Elektron


Sumber: utakatikotak.com

E. Prinsip dan Cara Kerja Mikroskop


1. Prinsip kerja mikroskop
Membesarkan suatu benda merupakan fungsi dari sebuah sistem yang
terdiri dari 2 buah lensa. Lensa tersebut adalah lensa okuler yang terdapat di
lubang tempat melihat (mata) dan lensa objektif yang terletak pada bagian

11 | M I K R O S K O P
hidung lensa yang dapat diputar. Kedua lensa itu dipisahkan oleh tabung
yang berupa batang. Lensa objektif terletak dekat benda dan bekerja
membesarkannya dan menghasilkan gambar nyata yang diproyeksikan ke
dalam lapang fokus dan kemudian dibesarkan oleh lensa kedua, yaitu lensa
okuler untuk menghasilkan gambar akhir (Subandi, 2014: 29).
Mikroskop yang paling umum digunakan dilengkapi dengan 4 buah lensa
objektif yang dipasangkan pada bagian hidung mikroskop yang
bergerak/dapat diputar. Keempat lensa tersebut memiliki daya pembesaran
yang berbeda. Ketika lensa tersebut digabungkan dengan pembesaran lensa
okuler, maka diperoleh total pembesaran linear yang merupakan hasil kali
antara bilangan pembesaran lensa okuler dengan bilangan pembesaran lensa
objektif. Daya pembesaran lensa okuler adalah 10x, sedangkan daya
pembesaran lensa objektif ada empat tingkatan, yaitu pembesaran scanning
(4x), pembesaran kekuatan rendah (10x), pembesaran kekuatan tinggi (45x)
dan pembesaran dengan minyak imersi (97x). Dengan demikian, pada
pembesaran scanning diperoleh total pembesaran 40x, pada pembesaran
kekuatan rendah total pembesarannya lOOx, pada pembesaran kekuatan
tinggi. total pembesarannya 450x dan pada pembesaran dengan minyak
imersi diperoleh total pembesalan 970x (Subandi, 2014: 29).
a. Daya Resolusi Mikroskop
Mikrooganisme hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Mikroskop memungkinkan suatu objek kecil dapat dilihat
melalui peningkatan resolusi atau daya pisah dan kontras. Resolusi atau
daya pisah adalah kemampuan sistem lensa mikroskop untuk
memisahkan dua titik yang berdekatan pada spesimen atau objek. Makin
besar resolusi, makin tajam gambar yang didapat. Kontras adalah
perbedaan pada intensitas pengamatan antara bagian bagian gambar
yang berbeda. Kontras dapat dinaikkan dengan pewarnaan dan
pengaturan setting mikroskop. Resolusi dipengaruhi oleh panjang
gelombang cahaya yang digunakan dan apertur numerik (numerical
aperture NA) lensa. Karena pawang gelombang sinar umumnya tidak

12 | M I K R O S K O P
berubah. maka resolusl objek merupakan fungsi NA. Semakin besar NA
semakin kecil resolusi objek. atau semakin kecil objek yang dapat dilihat
jelas secara terpisah. Sedangkan semakin pendek NA. maka resolusi
akan semakin besar. Faktor yang mempengaruhi NA lensa adalah media
yang dilewati sinar. Untuk mendapatkan NA yang tinggi digunakan
cairan dengan indeks bias lebih besar dari udara. Misalnya penggunaan
minyak imeral (indeks bias LS) (Pratiwi, 2008: )
b. Lensa dan Perbesaran
Mikroskop yang dibuat Leeuwenhoek, merupakan mikroskop yang
sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa yang ditempatkan antara
objek dengan mata. Sejalan dengan kemajuan teknologi, mikroskop
semakin disempurnakan, sehingga bisa digunakan untuk melihat objek
dengan lebih jelas. (Boleng, 2017: 20).
Saat ini, mikroskop memiliki dua buah jenis lensa, yaitu lensa
objektif dan lensa okuler. Lensa ojektif diletakkan di dekat objek atau
sediaan (preparat) yang akan diamati. Sedangkan lensa okuler diletakkan
di atas di dekat mata, saat kita mengoperasikan mikroskop. Banyak
mikroskop modern memiliki dua lensa okuler. Mikroskop yang memiliki
dua lensa okuler disebut mikroskop binokular, Sedangkan mikroskop
yang memiliki satu lensa okuler disebut monocular (Boleng, 2017: 20).
Lensa objektif bekerja mengatur fokus sinar lampu pada objek yang
ditempatkan di belakang titik fokal F1 dan memperbesar objek sehingga
menghasilkan bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal
dari lensa okuler. Bayangan nyata yang terletak di depan titik fokal F1
dari lensa okuler, diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk
bayangan maya (bayangan semu) yang dapat dilihat oleh mata. Dengan
demikian, total perbesaran merupakan hasil dari perbesaran lensa
objektif dan lensa okuler (Boleng, 2017: 20).
Menurut Boleng (2017: 20-21) terkait dengan kekuatan perbesaran
lensa objektif, Fardiaz (1992) mengatakan bahwa untuk memperoleh
berbagai tingkat perbesaran, setiap mikroskop pada umumnya

13 | M I K R O S K O P
dilengkapi dengan tiga kelompok lensa objektif, yang dipasang pada
nosepiece yang dapat diputar yaitu terdiri dari: lensa objektif
berkekuatan rendah, lensa objektif berkekuatan tinggi, lensa objektif
minyak imersi. Masing-masing lensa objektif tersebut, akan dijelaskan
sebagai berikut.
1) Lensa objektif berkekuatan rendah (low power, 16 mm), yang
ditandai dengan angka 10X pada bagian luarnya, dan mempunyai
jarak kerja 5 8,3 mm.
2) Lensa objektif berkekuatan tinggi (high dry, 4 mm), yang ditandai
dengan angka 40X, 43X, 44X, atau 45X, dan mempunyai arak kerja
0,46 0,72 mm.
3) Lensa objektif minyak imersi (immersion oil, 1,8 mm), yang ditandai
dengan angka 95X, 97X, atau 100x, dan mempunyai jarak kerja 0,13
0,14 mm.
Angka 16 mm, 4 mm, dan 1,8 mm, menunjukkan panjang fokal pada
masing-masing lensa, yaitu jarak antara lensa dengan titik fokal lensa
(F1 dan F2). Jika lensa okuler mempunyai perbesaran 10X, maka total
perbesaran harus dikalikan 10X (untuk lensa objektif berkekuatan 10X),
sehingga total perbesaran menggunakan lensa berkekuatan rendah
menjadi 100X. Demikian juga untuk perhitungan perbesaran total, pada
penggunaan lensa objektif berkekuatan tinggi.
c. Iluminasi
Selain lensa objektif dan okuler, dua elemen lain yang penting dalam
mikroskop adalah lampu dan kondenser. Adanya lampu dan kondenser,
akan mengatur ilmuniasi dari objek secara tepat. Besarnya sinar yang
melalui lensa objektif berbeda untuk setiap jenis lensa. Jika perbesaran
lensa objektif naik, jarak kerja lensa menurun, dan sudut apertur objektif
bertambah. Oleh karena itu, dengan bertambahnya perbesaran,
bertambah banyak sinar yang harus masuk ke lensa objektif. Besarnya
sinar yang masuk, diatur oleh diafragma iris yang terletak di antara lensa
dan kondenser. Dengan lensa objektif berkekuatan rendah dan tinggi,

14 | M I K R O S K O P
diafragma iris tidak terbuka penuh, karena pada perbesaran ini objek
akan terlihat jelas jika sinar tidak terlalu pekat. Namun, jika digunakan
lensa objektif minyak imersi yang mempunyai perbesaran 95X atau
lebih, maka jarak kerja adalah yang terpendek, dan diafragma iris akan
lebih terbuka (Boleng, 2017: 21).
2. Cara Penggunaan Mikroskop

Gambar 12. Cara menggunakan mikroskop


Sumber: wartamadrasahku.com
Menurut Wijana (2015: 40-41), cara penggunaan mikroskop yaitu
sebagai berikut:
a. Letakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih muda
melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop
terletak pada tempat yang aman atur pencahayaan dan peralatan yang
telah siap dipakai kemudian lakukan pengaturan pencahayaan.
b. Setelah pengaturan pencahayaan maka untuk dapat melihat objek
(preparat atau sediaan) melalui mikroskop menggunakan lensa objektif.
c. Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek yang akan diamati
(preparat persediaan) pada meja objek. Aturlah posisi kaca benda
sehingga objek yang akan diamati berada pada lapangan pandang.
d. Jepitlah kaca benda dengan penjepit yang terletak pada meja objek

15 | M I K R O S K O P
e. Sambil melihat dari samping turunkan lensa objektif secara perlahan
dengan menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan
preparat yang diamati kira-kira 5 mm.
f. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk
menaikkan atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas.
Apabila bayangan belum terlihat jelas ulangi langka 3
g. Setelah preparat terlihat dengan menggunakan pemutar halus, naik
turunkan lensa objektif agar tepat pada fokus lensa.
h. Untuk memperoleh perbesaran kuat, kita dapat mengganti atau
mengubah lensa objektif dengan cara memutar revolver. Usahakan agar
posisi preparat tidak bergeser. Bila hal ini trjadi maka kamu harus
mengulang dari awal (Wijana Nyoman 2015 hal 40-41).

F. Perawatan Mikroskop
Menurut Sutrisno (1984, 35), mikroskop merupakan peralatan biologi atau
yang perlu dirawat dengan baik. Pemeliharaan alat laboratorium sangat
diperlukan dalam rangka kesinambungan kegiatan laboratorium, termasuk
dalam hal ini pemeliharaan mikroskop. Beberapa ketentuan dalam hal
pemeliharaan mikroskop adalah sebagai berkut :
1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas
dari uap asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak
mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis,
sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula
diletakkan dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya
jamur, atau seperti gambar ini .
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat
dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu
yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau
kuas lensa kamera.

16 | M I K R O S K O P
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan
dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-
kali membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan
xilol menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat
atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini
kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan
tersebut aman.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut,
terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel
yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan
partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan.
Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja
mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian/kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa
objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke
posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan
intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).

17 | M I K R O S K O P
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai mikroskop diatas dapat disimpulakn
sebagai berikut:
1. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata micron = kecil dan
scopos = tujuan, yang maksudnya adalah alat yang digunakan untuk melihat
objek yang sangat kecil untuk dilihat oleh mata telanjang.
2. Pada tahun 1965 Robert Hooke mula-mula menulis tentang sel tumbuh-
tumbuhan dan jaringan hewan yang diamati dibawah mikroskop ganda.
Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual disegala
penjuru kota-kota eropa. Antony Vann Leuwenhoek mula-mula
menggunakan mikroskop sederhana pada sedang mikrobiologi, yaitu
memakai lensa sederhana berukuran diameter 270 mm
3. Bagian-bagian dari mikroskop yaitu Lensa okuler, lensa objektif, diafragma,
meja objek, pemutar kasar, pemutar halus, revolver Tabung : penghubung
lensa objektif dan lensa okuler, penjepit objek, kaki mikroskop, lengan
mikroskop
4. Macam-macam mikroskop terdiri dari mikroskop kontras, mikroskop
medan gelap, mikroskop ultraviolet, mikroskop Fluoresen, dan mikroskop
elektron
5. Prinsip kerja mikroskop yaitu membesarkan suatu benda yang merupakan
fungsi dari sebuah sistem yang terdiri dari 2 buah lensa. Lensa tersebut
adalah lensa okuler yang terdapat di lubang tempat melihat (mata) dan lensa
objektif yang terletak pada bagian hidung lensa yang dapat diputar. Cara
penggunaan mikroskop yaitu sebagai berikut: Letakkan mikroskop pada
meja sedemikian rupa agar kamu lebih muda melakukan pengamatan
melalui tabung mikroskop, Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek
yang akan diamati (preparat persediaan) pada meja objek. Jepitlah kaca

18 | M I K R O S K O P
benda dengan penjepit yang terletak pada meja objek. Sambil melihat dari
samping turunkan lensa objektif secara perlahan dengan menggunakan
pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan preparat yang diamati kira-
kira 5 mm. Setelah preparat terlihat dengan menggunakan pemutar halus,
naik turunkan lensa objektif agar tepat pada fokus lensa.
6. Cara perawatan mikroskop yaitu sebagai berikut: Mikroskop harus disimpan
di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa.
Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat
dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Lensa-lensa mikroskop
(okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan tisue
lensa yang diberi alkohol 70%. Sebelum menyimpan mikroskop, meja
mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat
dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan
kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan

19 | M I K R O S K O P
Daftar Rujukan

Boleng, Didimus T. 2017. Bakteriologi Konsep-konsep Dasar. UMM Press.


Malang

Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran.EGC. jakarta

Indriani, Sulistyani. 2010. Bagiaan-Bagian Mikroskop dan Fungsinya.


https://wwwgoogle.com/sulistyaindriani.wordpress.com/2010/07/12/bagian-
bagian-mikroskop-dan-fungsinya/html.

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta

Subandi, H. M. 2014. Mikrobiologi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sutrisno. 1984. Fisika Dasar. Bandung : ITB.

Wijana, Nyoman. 2015. Biologi Dasar. Innosain. Yogyakarta.

20 | M I K R O S K O P

Anda mungkin juga menyukai