Anda di halaman 1dari 6

Jenis-Jenis Mikroskop yang dibutuhkan Laboratorium

Mikroskop merupakan alat penting yang digunakan dalam pengujian mikroskopik. Namun


mikroskop tidak hanya hadir dalam satu jenis melainkan banyak jenis. Bahkan setiap jenis
mikroskop didesain sesuai dengan peruntukannya masing-masing, sehingga pemilihan
mikroskop harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan hasil pengamatan yang optimal.

Ditinjau dari sejarahnya, mikroskop yang pertama kali dibuat oleh Zacharias Janssen dan dibantu
oleh Hans Janssen pada tahun 1590 memiliki kemampuan perbesaran objek 150 kali dari ukuran
asli. Temuan mikroskop saat itu mendorong para ilmuan lain untuk mengembangkannya, seperti
Galileo Galilei (Italia) yang menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609. Setelah itu,
seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
membuat mikroskop dengan kemampuan perbesaran objek 200 - 300 kali dari ukuran asli.
Penemuan-penemuan Leeuwenhoek yang diamatinya dengan mikroskop yang akhirnya
melahirkan ilmu baru yang sekarang dikenal dengan mikrobiologi.

Akan tetapi perkembangan mikroskop tidak hanya sampai pada perkembangan penemuan dan
pembuatan mikroskop oleh Leewenhook. Perkembangan mikroskop masih terus berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi hingga sekarang ini maupun kedepannya
yang menghasilkan berbagai jenis dan tipe mikroskop untuk digunakan dalam pengamatan objek
mikroskopis.
Gambar 1. Bagian-Bagian Mikroskop

Bagian Mikroskop Laboratorium

Umumnya mikroskop memiliki bagian berbeda, oleh karena itu terdapat beberapa bagian pada
mikroskop laboratorium.

a) Bagian Optik :

 Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar
kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10,
atau 12 kali.

 Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif
pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa
objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini
berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat
perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang
bersentuhan.
 Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.

 Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk dan mengenai preparat.

 Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
Namun dengan kemajuan perkembangan dan teknologi, fungsi cermin untuk mikroskop
modern telah digantikan oleh sumber cahaya berupa lampu.

b) Bagian Mekanik (non-optik) :

 Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.

 Tabung mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objektif


dan lensa okuler mikroskop.

 Lengan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang


mikroskop.

 Meja preparat, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang
akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap
ditempat yang diinginkan.

 Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau


menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran
objek yang diinginkan.

 Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau


menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

 Kaki mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyangga yang menjaga


mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang
mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.

Aplikasi Mikroskop Laboratorium

Umumnya mikroskop dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan perbedaan sumber energinya,
yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai media untuk mengirimkan gambar ke mata kita,
yang berfungsi untuk mengamati bagian-bagian mikroskopis dan transparan. Sumber cahaya
pada mikroskop cahaya bisa didapat dari berbagai sumber seperti cahaya matahari ataupun
cahaya lampu penerang. Mikroskop cahaya memerlukan lensa untuk membantu menangkap dan
memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati. Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga
lensa objektif dengan perbesaran lemah (4-10 kali), sedang (40 kali), kuat (100 kali). Sedangkan
untuk lensa okuler yang dimiliki oleh mikroskop cahaya memiliki perbesaran 10 kali. Jadi,
perbesaran minimum yang dimiliki mikroskop cahaya sebesar 40-100 kali dan perbesaran
maksimumnya sebesar 1000 kali.

Berdasarkan jumlah lensa okuler, mikroskop cahaya terdiri dari mikroskop


monokuler, mikroskop binokuler dan mikroskop trinokuler. Sedangkan berdasarkan
aplikasinya, mikroskop cahaya dapat dibedakan juga menjadi beberapa diantaranya yaitu:

a) Mikroskop Medan Terang (Bright field microscope)

 Mikroskop Majemuk/ Compound (Compound microscope)

Mikroskop compound memerlukan kualitas yang tinggi tidak hanya pada objektif dan okuler tapi
juga pada kondensor submeja objek. Mikroskop ini yang paling umum digunakan, objek yang
digunakan harus tembus cahaya dan berbentuk 2D apabila pengamatan pada benda yang 3D
maka akan ada deepth focus dan ada bagian yang fokus dan ada bagian lain yang blur.

Mikroskop compound dapat digunakan untuk mengamati spesiemen yang lebih kecil, seperti
sampel darah, bakteri, mikroorganisme kolam/air, dan benda kecil lainnya. Mikroskop ini
memiliki 3 sampai 5 lensa objektif dengan rentang pembesaran 4x hingga 100x. jika diasumsikan
pembesaran lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x, total pembesaran akan menjadi 1000 kali.

 Mikroskop Stereo (Dissecting microscope)

Suatu alat dengan lensa objektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan
dipasangi sistem lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah untuk mata
kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi memiliki ke dalaman bidang
pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan utama dari tipe objek mikroskop
stereo adalah bahwa aperture numerical dari sistem dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya
ganda. Karenanya seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki objektif
dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical.

Mikroskop stereo dapat digunakan untuk mengamati spesiemen yang lebih besar, seperti
serangga, daun, batu, permata, fosil, perangko, koin dan lainnya. Biasanya hanya pembesaran
6.5x hingga 45x yang dibutuhkan spesimen untuk diamati.

b) Mikroskop Fluorescence
Mikroskop fluorescence hampir sama dengan mikroskop cahaya biasa dengan tambahan fitur
untuk meningkatkan kemampuannya. Pada mikroskop konvensional menggunakan cahaya
tampak (400 - 700 nanometer) untuk iluminasi dan menghasilkan gambar sampel yang
diperbesar. Sementara mikroskop fluorescence, sebaliknya, menggunakan intensitas cahaya yang
lebih tinggi, yang mengeksitasi bagian berpendar pada sampel. Mikroskop fluorescence sering
digunakan untuk menggambarkan fitur khusus dari spesimen kecil seperti mikroba. Juga
digunakan untuk secara visual meningkatkan fitur 3-D pada skala kecil. Selain itu
juga digunakan untuk studi viabilitas pada populasi sel, dan menampikan materi genetik pada sel
(DNA dan RNA).

c) Mikroskop Fase Kontras

Mikroskop tersebut merupakan mikroskop cahaya, pada permukaan bawah meja objek dan lensa
objektifnya dipasang sebuah perlengkapan pewarnaan fase kontras. Alat digunakan untuk
melihat struktur sel dalam keadaan hidup secara teliti tanpa menggunakan bahan pewarna.

d) Mikroskop Inverted (Inverted microscope)

Mikroskop inverted adalah mikroskop cahaya dengan sumber cahaya dan kondensor terletak
diatas meja objek (kebalikan dari mikroskop cahaya biasa), digunakan untuk pengamatan biakan
jaringan.

2. Mikroskop Elektron

Mikroskop ini memiliki daya pembesaran yang sangat tinggi (100.000 kali). Sumber cahaya
berasal dari berkas-berkas elektron suatu lampu katoda. Fungsi mikroskop elektron untuk
mikroorganisme yang sangat kecil seperti virus. Mikroskop ini dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu Scannning electron microscope (SEM) dan Transmition electron microscope (TEM). 
Komponen utama yang sama antar SEM dan TEM adalah : Sumber elektron, Serangkaian lensa
elektromagnetik dan elektrostatik untuk mengendalikan bentuk dan lintasan berkas elektron,
Elektron Apertur. Semua komponen ini berada di dalam ruang yang berada di bawah vakum
yang tinggi.

Tips Memilih Mikroskop Sesuai Kebutuhan Laboratorium

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih mikroskop sesuai dengan kebutuhan pengamatan
di laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Pilihlah jenis mikroskop yang aplikasinya sesuai dengan jenis objek yang akan diamati.

2. Pembesaran dan resolusi adalah fitur penting yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
hasil pengamatan yang terbaik. Pembesaran dan resolusi ini disesuaikan dengan
pemilihan lensa okuler dan objektif yang disesuaikan dengan objek yang diamati. Untuk
itu perlu diketahui berapa pembesaran minimum dan maksimum yang dibutuhkan.
3. Memerhatikan sumber cahaya. Terdapat empat pencahayaan utama dari mikroskop
yaitu halogen, LED, flourescent atau neon, dan tungsten. Halogen menghasilkan cahaya
putih yang kuat dan dapat disesuaikan. LED dapat digunakan dengan baterai isi ulang.
Flourescent Light biasanya terdapat pada mikroskop dengan keperluan penelitian biologi
dan aplikasi serupa.

4. Kualitas optik ditentukan oleh lensa objektif dan lensa okulernya. Untuk standar yang
baik, lensa objektifnya berupa lensa akromatik. Selain itu, kebutuhan lensa okuler harus
diperhatikan apakah monokuler, binokuler, atau trinokuler. Mikroskop monokuler hanya
mampu melihat objek secara dua dimensi yaitu terbatas pada panjang dan lebar objeknya
saja, sementara mikroskop binokuler mampu melihat objek secara 3 dimensi: panjang,
lebar dan tinggi. Kebanyakan mikroskop monokuler tidak termasuk dalam penggunaan
mekanis yang canggih, dan untuk mikroskop binokuler masuk kedalam penggunaan
mekanis. Sedangkan trinokuler digunakan untuk keperluan mikrofotografi.

5. Penggunaan aksesoris tambahan seperti kamera pada mikroskop dapat dijadikan sebagai
referensi agar hasil pengamatan lebih optimal. 

Referensi:

https://www.kompasiana.com/alatlabor/54f90feca33311ae068b456b/sejarah-penemuan-
mikroskop

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/8328/Pengertian-Fungsi-dan-Bagian-Mikroskop

https://alponsin.wordpress.com/2019/06/12/pengenalan-jenis-jenis-mikroskop/

,Mikroskop ,Laboratorium ,Jenis ,Bagian ,Binokuler ,Fluorescence ,Okuler ,Objektif ,Trinokule

Anda mungkin juga menyukai