Anda di halaman 1dari 31

 

1.Latar Belakang Kegiatan
Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kitamasih diberi kesehatan untuk melaksanakan
salah satu kewajiban yaitu mengembangkan diridengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan. Kegiatan
pendidikan, pelatihan dan penelitian di STIKES Bina Permata, sejalan dengan isi dan misi. yaitu untukmend!r!ng peningkatan
mutu serta dalam rangka pelaksanaan Tridharma perguruan tinggikhususnya pengembangan ilmu pengetahuan serta
keterampilan.Salah satu bentuk pengembangan diri adalah dengan mengikuti pelatihan PenangananPenderita "awat #arurat serta
 Basic Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support 
 $BT%&'S(. Pelatihan ini sangat diperlukan terutama bagi para perawat yang belum pernahmengikuti pelatihan ini, bagi d!sen
yang berke)impung di dunia pendidikan, walaupun sudahmempunyai pengalaman praktik di lapangan, melalui pelatihan ini, akan
memberikantambahan ilmu pengetahuan serta keterampilan terkait dengan mata ajar Kegawatdaruratan.Penderita gawat darurat
adalah penderita yang !leh suatu penyebab, baik itu penyakit,tindakan atau ke)elakaan, bila tidak ditangani dengan segera akan
mendatangkan ke)a)atan,kehilangan angg!ta tubuh atau bahkan kematian. Triage dan Eakuasi menentukan pasienmana yang
harus didahulukan serta siap akan dikirim. #alam kegawatdaruratan ada istilah *+
Time saving is Live Saving 
, yaitu prinsip dasar penanganan gawat darurat ketepatan waktuakan menentukan penyelamatan hidup penderita. Semakin )epat
pasien mendapat pert!l!ngansemakin besar kemungkinan berhasil diselamatakan $
Golden Hours
(.Selain hal tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan jangan dilupakan nilai- nilai berdasarkanarahan Kemenkes yaitu *
PIE& $Pr! rakyat, Inklusi/, esp!nsi/, E/isien dan &lean(, sertaniali-nilai PI0A $Pr!/esi!nal, espek, Integritas,
0anusiawi dan Amanah(
2.Tujuan Pelatihan
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan m!tiasi dan kemampuan peserta untuk dapat melakukan assement terhadap
pasien dalam k!ndisi kegawatdaruratan yang berkualitas.Institusi pelayanan dan pendidikan perlu memiliki tenaga kesehatan serta
pendidik yanghandal dalam melakukan pert!l!ngan kegawat daruratan. Penanganan yang bersi/at gawat darurat memiliki )iri khas
yang berbeda dengan pelayanan kesehatan lainnya. #alam penanganan ini selain diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang
harus diaplikasikandengan )epat, tepat dan )ermat juga dibutuhkan sistem dan p!la kerja tim. 1ntuk itu maka pelatihan
kegawatdaruratan bagi setiap tenaga kesehatan baik di pelayanan dan di bidang pendidikan sangat diperlukan.Adapun tujuan
khusus kegiatan pelatihan ini adalah agar para peserta pelatihan dapat*a.0eningkatkan pelatihan tentang kebijakan, dasar
/il!s!/i, prinsip-prinsip, dan pr!sedur BT&'S dan S"P#T b.0eningkatkan keterampilan dalam BT&') . 0 e n i n g k a t k a n
kesadaran akan peran akademis sebagai
agent of change
 berlandaskankemampuan untuk memahami serta menyebarkan in/!rmasi tentang BT&'S
danS"P#Td.0eningkatkan kemampuan indiidu sebagai tenaga kesehatan baik dipelayananmaupun di bidang
pendidikan.e . 0 e n i l a i k ! n d i s i p a s i e n d e n g a n ) e p a t d a n t e l i t i . /.  e s u s i t a s i d a n s t a b i l i t a s i p a s i e n m e n u r u t
p r i ! r i t a s . g.0enentukan tindakan jika kebutuhan pasien melebihi suatu kemampuan /asilitas. h . T r a n s / e r p a s i e n
s e s u a i d e n ga n k e b u t u h a n. i . P a s t i k a n p e n a n g a n a n y a n g d i b e r i k a n ! p t i m a l .  j.0empraktekan sesuai dengan prinsip
penanganan dan penilaian penderita $primary danse)!ndary surey(k.0enentukan menajemen penangan kasus trauma
berdasarkan pri!ritas.l.0emulai dengan manajemen primary  dan se)!ndary surey yang menga)u pada+
Golden Hour 
 dalam penanganan kasus gawat darurat.m.#apat mempraktikan pengakajian /isik pada asien multiple trauma sesuai
dengank!nsep yang diajarkan.n.Bekerja di ruang 1"#, Ambulan, serta dapat mengatasi dalam keadaan ben)ana
serta bila terjadi k!rban massal.! . 0 e m b a ) a g a m b a r a n E K " de n g a n b a i k d a n b e n a r.  p.#apat mempraktekan
pengkajian /isik dan menangani penderita henti jantung sesuaistandar.

3.Metoe Pelatihan
a . & e r a m a h  b.#iskusi) . P r a k t e k   d. T u t ! r i a l   k e l ! m p ! k d a n i n d i  i d u e.1jian Pre test, P!st test,
Test 2inal * Te!ri dan Praktek

 
! . P e " e r t a
Peserta pelatihan berjumlah 34 !rang yaitu terdiri dari mahasiswa keperawatan,karyawan rumah sakit $perawat(, sta/ pendidik.
Peserta terlebih dahulu menda/tarkan diriserta membayar untuk dana pelatihan.
#.Materi Pelatihan an
Skip to main content

 LOG IN

 SIGN UP

DOCX

LAPORAN PELATIHAN btcls

6 Pages

LAPORAN PELATIHAN btcls

UPLOADED BY

Edwin Yudi

  CONNECT TO DOWNLOAD
GET DOCX

LAPORAN PELATIHAN btcls

DOWNLOAD

1.Latar Belakang Kegiatan

Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kitamasih diberi kesehatan
untuk melaksanakan salah satu kewajiban yaitu mengembangkan diridengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan. Kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian di
STIKES Bina Permata, sejalan dengan isi dan misi. yaitu untukmend!r!ng peningkatan mutu serta
dalam rangka pelaksanaan Tridharma perguruan tinggikhususnya pengembangan ilmu pengetahuan
serta keterampilan.Salah satu bentuk pengembangan diri adalah dengan mengikuti pelatihan
PenangananPenderita "awat #arurat serta

 Basic Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support 

 $BT%&'S(. Pelatihan ini sangat diperlukan terutama bagi para perawat yang belum pernahmengikuti
pelatihan ini, bagi d!sen yang berke)impung di dunia pendidikan, walaupun sudahmempunyai
pengalaman praktik di lapangan, melalui pelatihan ini, akan memberikantambahan ilmu pengetahuan
serta keterampilan terkait dengan mata ajar Kegawatdaruratan.Penderita gawat darurat adalah
penderita yang !leh suatu penyebab, baik itu penyakit,tindakan atau ke)elakaan, bila tidak ditangani
dengan segera akan mendatangkan ke)a)atan,kehilangan angg!ta tubuh atau bahkan kematian. Triage
dan Eakuasi menentukan pasienmana yang harus didahulukan serta siap akan dikirim. #alam
kegawatdaruratan ada istilah *+

Time saving is Live Saving 

, yaitu prinsip dasar penanganan gawat darurat ketepatan waktuakan menentukan penyelamatan
hidup penderita. Semakin )epat pasien mendapat pert!l!ngansemakin besar kemungkinan berhasil
diselamatakan $

Golden Hours

(.Selain hal tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan jangan dilupakan nilai- nilai berdasarkanarahan
Kemenkes yaitu * PIE& $Pr! rakyat, Inklusi/, esp!nsi/, E/isien dan &lean(, sertaniali-nilai PI0A
$Pr!/esi!nal, espek, Integritas, 0anusiawi dan Amanah(

2.Tujuan Pelatihan
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan m!tiasi dan kemampuan peserta untuk dapat
melakukan assement terhadap pasien dalam k!ndisi kegawatdaruratan yang berkualitas.Institusi
pelayanan dan pendidikan perlu memiliki tenaga kesehatan serta pendidik yanghandal dalam melakukan
pert!l!ngan kegawat daruratan. Penanganan yang bersi/at gawat

darurat memiliki )iri khas yang berbeda dengan pelayanan kesehatan lainnya. #alam penanganan ini
selain diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang harus diaplikasikandengan )epat, tepat
dan )ermat juga dibutuhkan sistem dan p!la kerja tim. 1ntuk itu maka pelatihan kegawatdaruratan bagi
setiap tenaga kesehatan baik di pelayanan dan di bidang pendidikan sangat diperlukan.Adapun tujuan
khusus kegiatan pelatihan ini adalah agar para peserta pelatihan dapat*a.0eningkatkan pelatihan
tentang kebijakan, dasar /il!s!/i, prinsip-prinsip, dan pr!sedur BT&'S dan S"P#T b.0eningkatkan
keterampilan dalam BT&').0eningkatkan kesadaran akan peran akademis sebagai

agent of change

 berlandaskankemampuan untuk memahami serta menyebarkan in/!rmasi tentang BT&'S


danS"P#Td.0eningkatkan kemampuan indiidu sebagai tenaga kesehatan baik dipelayananmaupun di
bidang pendidikan.e.0enilai k!ndisi pasien dengan )epat dan teliti./.esusitasi dan stabilitasi pasien
menurut pri!ritas.g.0enentukan tindakan jika kebutuhan pasien melebihi suatu kemampuan
/asilitas.h.Trans/er pasien sesuai dengan kebutuhan.i.Pastikan penanganan yang diberikan !
ptimal. j.0empraktekan sesuai dengan prinsip penanganan dan penilaian penderita $primary danse)!
ndary surey(k.0enentukan menajemen penangan kasus trauma berdasarkan pri!ritas.l.0emulai
dengan manajemen primary dan se)!ndary surey yang menga)u pada+

Golden Hour 

 dalam penanganan kasus gawat darurat.m.#apat mempraktikan pengakajian /isik pada asien multiple
trauma sesuai dengank!nsep yang diajarkan.n.Bekerja di ruang 1"#, Ambulan, serta dapat mengatasi
dalam keadaan ben)ana serta bila terjadi k!rban massal.!.0emba)a gambaran EK" dengan baik dan
benar. p.#apat mempraktekan pengkajian /isik dan menangani penderita henti jantung sesuaistandar.

3.Metoe Pelatihan

a.&eramah b.#iskusi).Praktek d.Tut!rial kel!mp!k dan indiidue.1jian Pre test, P!st test, Test 2inal * Te!


ri dan Praktek 

!.Pe"erta

Peserta pelatihan berjumlah 34 !rang yaitu terdiri dari mahasiswa keperawatan,karyawan rumah sakit
$perawat(, sta/ pendidik. Peserta terlebih dahulu menda/tarkan diriserta membayar untuk dana
pelatihan.
#.Materi Pelatihan an Pe$ateriNoMateriPe$ateriA"al In"tan"i

5."awat darurat Sehari-hari $Silent #isaster(,K!rban missal %
Ben)anaBpk. SukriA"# 5567.Initial AssesmentBpk. SukriA"# 5568.Bantuan 9idup #asar Bpk. usm!n!A"# 
556:.Airway dan BreathingBpk. IrawanA"# 5564.Sy!k #r. P!ngky,SpBPA"# 556;.Trauma T!raks#r. P!
ngky,SpBPA"# 5563.Trauma Kapitis#r. P!ngky,SpBPA"# 5566.Trauma 0uskul!skeletal#r. P!ngky,SpBPA"# 
556<.Trauma TermalBpk. IrawanA"# 5565=.Trauma pada Anak, Wanita hamil, "eriarti#r. Amir, SpBjA"# 5
5655.0erujuk Penderita #r. 0uksin, SpBjA"# 55657.Bi!mekanik TraumaBpk. 9asbyA"# 55658.Kera)unan d
an "igitan Binatang#r. Amir, SpBjA"# 5565:.Triage #r.0uksin, SpBjA"# 55654.>antung #an Aritmia#r. Amir, 
SpBjA"# 556

%.&a'al Kegiatan(aktuA)ara*+e"i*MateriPe$,i)ara-3 Maret 2-1#

=3.8=-=<.8=Pembukaan *Sambutan dari yayasan A"# 556Sambutan dari STIKES PETA0E#IKAA"#


556STIKES PETA0E#IKA=<.8=-77.==Pre test0ateri *5."awat darurat sehari-hari <Silent #isaster(,K!rban
0assal % ben)ana

(aktuA)ara*+e"i*MateriPe$,i)ara

7.Initial Assement8.Bantuan 9idup #asar 

Rehat*o//ee ,reak*I"o$a

:.Airway dan Breathing4.Kera)unan dan "igitan BinatangA"# 556

-! Maret 2-1#

=3.8=-7=.==5.Sy!k7.Kera)unan dan "igitan Binatang8.Triage

Rehat*o//ee ,reak 

7.Trauma T!raks8.>antung dan aritmian

I"o$a

:.Trauma Kapitis4.Trauma 0uskul!skeletal

Rehat* o//ee ,reak* I"o$a

;.Trauma TermalA"# 556

-# Maret 2-1#
=3.8=-7=.8=5.Trauma pd Anak, wanita 9amil, "eriatri7.0erujuk penderita

Rehat* o//ee ,reak* I"o$a

8.Bi!meknik Trauma:.0akan siangA"# 556

-% Maret 2-1#

=3.8=-5<.=='atihan &P 'atihan #& Sh!)

Rehat* o//ee ,reak* I"o$a

0emba)a EK"0emasang Bidai, Inisial AssesmentA"# 556

-0 Maret 2-1#

=3.8=-=<.8=7=.8=-75.==P!st Test1jian praktek *'atihan &P 'atihan #& Sh!)0emba)a EK"

Rehat* o//ee ,reak* I"o$a

0emasang Bidai, Inisial AssesmentSambutan dan penutupA"# 556STIKES PETA0E#IKA

1.Biaa Pelatihan

Tujuan*>akartaTempat*STIKes PETA0E#IKA

2.Penutu

@utput kegiatan ini adalah menambah wawasan, ilmu pengetahuan sertaketerampilan bagi saya
khususnya dalam bidang pendidikan, dalam aspekkegawatdaruratan, yang pada akhirnya akan
membawa perbaikan dalam segi pengajaran untuk mahasiswa keperawatan khususnya dalam hal
memberikanmateri dalam mata ajar * keperawatan "awat darurat yang ada di kurikulum padasemester
I.Saya u)apkan terima kasih kepada * dr @ng Tjandra 00Pd, Sp@"$K(, 0!udy.E.1 #jami, 00Pd, 0K0,
Erna >uliana S, 0K0, dan &u)uk Suwandi, 0.Kep.ang telah memberikan dukungan p!siti/ serta iCin
dalam rangka mengikuti pelatihan ini.Tangerang, 5= 0arret
7=540enyetujui #ibuat @leh,Erna >uliana S, 0K0Siti 'ati/ah, 0.K.K.K 'ampiran*5.1ndangan Kegiatan
Pelatihan7.0ateri Pelatihan8.0!dul pelatihan:.Serti/ikat $0enyusul(4.Surat tugas resmi
LAPORAN
PELATIHAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)
Disusun Oleh :
ILIS NURAJIZAH, S.Ag
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang
27 Februari s/d 03 Maret 2012
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN  (BAPELKES) CIKARANG
Jl. Raya Lemah Abang No. 1 Telp. 021 8901075 Cikarang Jawa Barat 17550

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah, setelah berjalan selama 6 hari Pelatihan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Februari sampai 3
Maret 2012 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, penulis dapat melaksanakan pembuatan laporan hasil Pelatihan Pos
Kesehatan Pesantren yang telah penulis ikuti.
Pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka mencapai visi Departemen Kesehatan yaitu “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup
Sehat”, dengan salah satu misi “Membuat Masyarakat Sehat”, dan salah satu strategi untuk mencapai visi tersebut adalah
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
Dengan pelatihan ini diharapkan kader pesantren dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang kesehatan,
sehingga dapat menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitarnya. Sehingga dapat
mewujudkan santri siaga yang dapat mendukung terwujudnya Program Desa Siaga.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1.    Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, H. Suganda, S.KM, M.Si yang telah berkenan  membuka, mendampingi dari
awal sampai akhir dan menutup kegiatan pelatihan ini.
2.    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, yang telah merekomendasikan Pesantren Al-Ahliyah untuk mengikuti
kegiatan berharga ini
3.    Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah, A. Hidayaturrahman, S.Pd.I dan  Madrasah Aliyah Al-Ahliyah, Sulaeman, S.Pd.I,
yang telah mempercayakan tugas ini kepada penulis.
4.    Ketua Panitia Penyelenggara pelatihan pos kesehatan pesantren, Sulawati, S.KM, M.KM, yang memfasilitasi acara dan
memberikan pengarahan-pengarahan yang diperlukan dalam pelatihan ini
5.    Master of Trainee, Tati Nuryati, S.KM, M.Kes yang banyak memberikan bimbingan paripurna dan membangun komitmen
belajar di kelas kami
6.    Para Pemateri pelatihan yang tidak bisa penulis sebutkan nama dan gelarnya satu-persatu, yang amat berkontribusi dalam
mentransfer ilmu dan keahlian yang amat berharga dalam pelatihan ini
7.    Seluruh personalia kepanitiaan, akomodasi, konsumsi dan berbagai pihak yang membantu dan mendukung penulis dalam
mengikuti kegiatan pelatihan di bapelkes ini.
Sudah barang tentu penulisan laporan ini masih memiliki kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu penulis membuka seluas-
luasnya atas kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Karawang, 5 Maret 2012
Penulis 

DAFTAR ISI
Halaman Sampul         i
Kata Pengantar        ii
Daftar Isi         iv
Laporan Kegiatan         1
A.    Pendahuluan         1
B.    Tujuan         2
C.    Manfaat         2
D.    Materi         2
E.    Peserta         3
F.    Personalia dan Nara Sumber        4
G.    Waktu dan Tempat         5
H.    Hasil Kegiatan         5
Penutup         6
A.    Kesimpulan         6
B.    Saran         6
Lampiran-lampiran
LAPORAN KEGIATAN
A.    PENDAHULUAN
Pada tahun 2000, Departemen Kesehatan telah mencanangkan Visi Indonesia Sehat 2010, dan dalam perkembangannya sampai
saat ini telah banyak kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan-kemajuan itu masih jauh dari terget yang ingin dicapai pada
tahun 2010. Untuk menunjang percepatan percapaian visi tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2006 telah merumuskan
visi Departemen Kesehatan yaitu “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”, dengan misi “Membuat Masyarakat Sehat”,
dan salah satu strateginya adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat melalui penggerakan dan
pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), berazaskan kemandirian dan kebersamaan.
Pos Kesehatan Pesantren merupakan salah satu wujud Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok
pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (penyuluhan)
dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dengan
binaan Puskesmas setempat.
Pemberdayaan masyarakat di pondok pesantren merupakan upaya fasilitasi, agar warga pondok pesantren mengenal masalah
yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi,
kondisi dan kebutuhan setempat. Upaya fasilitasi tersebut diharapkan dapat mengembangkan kemampuan warga pondok
pesantren untuk menjadi perintis/pelaku dan pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat dalam menumbuhkembangkan
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
Dengan pemberdayaan tersebut, diharapkan para santri dan para pemimpin serta pengelola pondok pesantren tidak saja mahir
dalam aspek pembangunan moral dan spiritual dengan intelektual yang bernuansa agamis, namun dapat juga menjadi motivator
dan inovator dalam pembangunan kesehatan, serta menjadi teladan dalam berperilaku bersih dan sehat bagi masyarakat
sekitarnya.
Oleh karena itu, maka dianggap perlu adanya kegiatan pelatihan bagi pengelola dan pelaksana poskestren dengan harapan setelah
peserta latih kembali ke pondok mereka bisa menjadi kader yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal promotif dan
prepentif serta berkemampuan dalam administrasi poskestren.
B.    TUJUAN
Secara umum kegiatan pelatihan ini ditujukan agar peserta latih mampu melaksanakan tugas sebagai kader kesehatan di Pos
Kesehatan Pesantren.
Adapun secara khusus, kegiatan ini bertujuan agar peserta latih:
1.    Mampu meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam melakukan penyuluhan kesehatan di pondok
pesantren.
2.    Mampu melakukan upaya pencegahan penyakit
3.    Mampu memberikan pertolongan pertama dan rujukan
4.    Mampu melakukan survei mawas diri dan pencatatan kegiatan pesantren
C.    MANFAAT
Kegiatan ini amat bermanfaat bagi peserta latih, diantaranya:
1.    Adanya peningkatan pemahaman, kemampuan dan keterampilan yang berkaitan tugas promotif dan preventif di pondok
pesantren
2.    Mendorong terbentuknya pos-pos kesehatan di kalangan pesantren
3.    Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis pihak pengurus pesantren dan puskesmas dalam mendukung visi dan misi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
D.    MATERI
Adapun materi yang penulis dan para wakil dapatkan dalam pelatihan ini meliputi 9 modul yang terdiri dari:
1.    Modul 1 Membangun Komitmen Belajar
2.    Modul 2 Konsep Dasar Poskestren
3.    Modul 3 Upaya Pencegahan Penyakit
4.    Modul 4 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (Pkm)
5.    Modul 5 Pertolongan Pertama Dan Rujukan
6.    Modul 6 Survei Mawas Diri
7.    Modul 7 Pencatatan Kegiatan Poskestren
8.    Modul 8 Kesehatan Reproduksi Remaja, Narkoba Dan Flu Burung
9.    Modul 9 Penanggulangan Bencana
E.    PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh para pengurus poskestren, kader-kader dari santri dan juga perwakilan dari promkes puskesmas yang
membina pesantren di lingkungannya. Peserta berasal dari berbagai daerah diantaranya dari Bekasi, Karawang, Purwakarta,
Subang, dan bahkan ada yang berasal dari Jambi. Jumlah pesertanya adalah sebanyak 60 orang, dibagi 2 Angkatan/kelas. Penulis
adalah salah seorang peserta di Angkatan II atau kelas B yang berjumlah 30 orang. Berikut adalah nama-nama peserta yang hadir
bersama penulis:
NO    NAMA    JABATAN    INSTANSI    ASAL
1.    Nia Kurnia    Sanitasi    Puskesmas Cagak    Subang
2.    Agus Solehudin, S.Pd.I    Mursyid    Ponpes Riyadhul Jannah    Subang
3.    Iing Irwansyah    Santri    Ponpes Riyadhul Jannah    Subang
4.    Melati Nurul Fauzi    Santri    Ponpes Riyadhul Jannah    Subang
5.    Selvia Ruyatus Saefullah    Santri    Ponpes Riyadhul Jannah    Subang
6.    Nining Artiningsih, AMd.Keb    Promkes    Puskesmas Plered    Purwakarta
7.    Nizar Maulana    Murobbi    Ponpes Minnatul Huda    Purwakarta
8.    Hasan Al Asyari    Santri    Ponpes Minnatul Huda    Purwakarta
9.    Sifa Malihatul Husna    Santri    Ponpes Minnatul Huda    Purwakarta
10.    Yusie Yusniar Nurfadilah    Santri    Ponpes Minnatul Huda    Purwakarta
11.    Uki Abdul Sukria, S.AP    Promkes    Puskesmas Wanayasa    Purwakarta
12.    Ace Yusuf    Mursyid    Ponpes Al-Munawaroh    Purwakarta
13.    Nina Nurasiah    Santri    Ponpes Al-Munawaroh    Purwakarta
14.    Eni Rohmatillah    Santri    Ponpes Al-Munawaroh    Purwakarta
15.    Vonia Febriana Hidayah    Santri    Ponpes Al-Munawaroh    Purwakarta
16.    Ace Rusadi, AMK    Promkes    Puskesmas Adiarsa    Karawang
17.     Kadiro, S.Pd.I    Guru    Ponpes Al-I’tishom    Karawang
18.    Wawan Hermawan, S.Pd.I    Guru    Ponpes Al-I’tishom    Karawang
19.    Ridwanda    Santri    Ponpes Al-I’tishom    Karawang
20.    Budi Agung Rohmatullah    Santri    Ponpes Al-I’tishom    Karawang
21.    Ashanida, AMKL    Promkes    Puskesmas Paal X    Jambi
22.    Siti Roudoh Hasbiyallah LC    Murobbi    Ponpes Al-Hidayah    Jambi
23.    Lessi Yuliana, AM.KG    Pengurus    Ponpes Al-Hidayah    Jambi
24.    Iis Endriani    Santri    Ponpes Al-Hidayah    Jambi
25.    Safwan    Santri    Ponpes Al-Hidayah    Jambi
26.    Ilis Nurajizah    Guru    PonPes Al-Ahliyah    Karawang
27.    Cicih Widaningsih, AMK    Perawat    PonPes Al-Ahliyah    Karawang
28.    Irhan Fauziah    Siswa    PonPes Al-Ahliyah    Karawang
29.    Rosalina Andini    Siswa    PonPes Al-Ahliyah    Karawang
30.    Euis Sarah    Siswa    PonPes Al-Ahliyah    Karawang
F.    PERSONALIA DAN NARA SUMBER
Para pelatih dalam pelatihan ini adalah petugas puskesmas yang telah mengikuti TOT Poskestren, sedangkan nara sumber dalam
pelatihan ini diutamakan dari Dinkes Kabupaten/Kota dengan tidak menutup kemungkinan nara sumber dari Dinkes Provinsi atau
Pusat untuk keadaan tertentu atau sesuai kebutuhan
Berikut adalah nama-nama nara sumber yang mengisi materi dan memfasilitasi kegiatan pelatihan di Angkatan II /  kelas B:
1.    Sulawati, S.KM, M.KM (Ketua Panitia)
2.    H. Suganda, S.KM, M.Kes (Kepala BapelKes Cikarang)
3.    Tati Nuryati, S.KM, M.Kes (Master of Trainee)
4.    H. Tajili Suprapto, S.KM, M.KM (Dinkes Kabupaten Bekasi)
5.    dr. Junaedi, M.Kes
6.    dr. Lukman Ruskanda, M.SOH
7.    Drs. Nano Djumadiyono, MM
8.    Dan lain-lain
G.    WAKTU DAN TEMPAT
Pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) ini dilaksanakan selama 6 hari setara dengan 31 jam mulai hari Senin-Sabtu
tanggal 27 Februari – 3 Maret 2012. Tempat penyelenggaraannya adalah Balai Pelatihan Kesehatan Lemah Abang, Cikarang,
Bekasi
H.    HASIL KEGIATAN
Melalui kegiatan ini penulis dan peserta lain mendapatkan banyak sekali pelajaran yang dapat diambil diantaranya:
1.    Peserta mampu membangun komitmen belajar dan memiliki pemahaman tentang konsep dasar poskestren 
2.    Peserta memiliki pemahaman konsep dan aplikasi penyuluhan kesehatan masyarakat tentang kesehatan reproduksi remaja,
NAPZA, Flu burung 
3.    Peserta dapat memahami konsep upaya pencegahan penyakit dan penanggulangan bencana serta mendapatkan kompetensi
pertolongan pertama dan rujukan
4.    Peserta dapat memahami konsep pencatatan survei mawas diri dan pencatatan kegiatan poskestren

PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Demikian laporan ini penulis buat, banyak sekali ilmu yang penulis dapatkan dari kegiatan ini. Dari sini penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal, diantaranya:
1.    Bahwa pondok pesantren memegang peranan penting dalam merintis dan menggerakkan masyarakat dalam
menumbuhkembangkan upaya kesehatan di lingkungannya dan di dalam masyarakat. 
2.    Bahwa pelatihan Pos kesehatan pesantren amat perlu untuk membantu peserta pelatihan agar mampu melaksanakan
pencegahan penyakit, mampu melakukan kegiatan penyuluhan dan serta mampu dalam melakukan pencatatan kegiatan
poskestren.
B.    SARAN
1.    Hendaknya diadakan rencana tindak lanjut dan dukungan yang intensif dari dinas kesehatan, agar pelatihan ini mempunyai
makna aplikatif. 
2.    Hendaknya terjalin kerjasama yang erat antara instansi kesehatan dan pondok pesantren dalam meningkatkan kesehatan di
lingkungan pesantren.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
JADWAL  ACARA 
PELATIHAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)
BAPELKES CIKARANG (KELAS B)
HARI/JAM TANGGAL    MATERI    FASILITATOR/NARASUMBER
Senin, 27 Februari 2012
13.00 – 16.00    Daftar ulang    Panitia
16.00 – 19.00    Istirahat    
19.00 – 19.45    Penjelasan program dan tata tertib diklat    Ketua penyelenggara dan MOT
19.45 – 20.30    Membangun Komitmen Belajar (MKB)    MOT (Tati Nuryati, S.KM, M.Kes)
Selasa, 28 Februari 2012
08.00 – 08.45    Pre test    Panitia 
08.45 – 09.30    Pembukaan     Ka. Pusdiklat Nakes
09.30 – 09.45    Istirahat    
09.45 – 11.15    Konsep Poskestren    Dinkes Kabupaten Bekasi
11.15 – 12.00    Upaya pencegahan penyakit    Tati Nuryati, S.KM, M.Kes
12.00 – 13.00    ISOMA    
13.00 – 15.15    Upaya pencegahan penyakit    Tati Nuryati, S.KM, M.Kes
15.15 – 15.30    Istirahat    
15.30 – 17.00    Materi Penunjang lainnya (Kespro remaja, Narkoba, Flu Burung)    Dr. Djunaedi, M.Kes
Rabu, 29 Februari 2012
08.00 – 09.30    Pertolongan pertama dan rujukan    dr. Lukman Ruskanda, MSOH
09.30 – 09.45    Istirahat    
09.45 – 12.00    Pertolongan pertama dan rujukan    dr. Lukman Ruskanda, MSOH
12.00 – 13.30    ISOMA    
13.30 – 15.00    Penyuluhan kesehatan masyarakat    dr. Lukman Ruskanda, MSOH
15.00 – 15.15    Istirahat    
15.15– 16.45    Penyuluhan kesehatan masyarakat    dr. Lukman Ruskanda, MSOH
Kamis, 1 Maret 2012
08.00 – 10.15    Survei mawas Diri    Drs. NanoDjumadiyono
10.15 – 10.30    Istirahat    
10.30 – 12.45    Survei mawas Diri    Drs. NanoDjumadiyono
12.45 – 14.00    ISOMA    
14.00 – 14.45    Penanggulangan bencana    dr. Lukman Ruskanda, MSOH
14.45 – 16.15    Pencatatan Kegiatan Poskestren    H. Tajili Suprapto, S.KM, M.KM
(Dinkes Kabupaten Bekasi)
16.15– 19.00    Pencatatan Kegiatan Poskestren    
Jum’at, 2 Maret 2012
08.00 – 09.30    Rencana Tindak Lanjut    MOT (Tati Nuryati, S.KM, M.Kes)
09.30 – 10.00    Post Test    Panitia
10.00 – 10.15    Istirahat    
10.15 – 11.30    Penutupan    Ka. Bapelkes Lemahabang
Sabtu, 3 Maret 2012
08.00 – 09.30    Penyelesaian Administrasi    Panitia
Kepala Bapelkes Cikarang,
H. Suganda, S.KM, M.Si
NIP. 19570319 198111 1 001
KEGIATAN SOSIALISASI DAN TRAINING KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM RANGKA
PERSIAPAN SERTIFIKASI FSC DI PT. GRAHA SENTOSA PERMAI

KAB KATINGAN KALIMANTAN TENGAH

A. Pendahuluan

Fakta pada saat ini angka kecelakaan kerja di semua bidang usaha di Indonesia secara umum masih cukup tinggi, hal ini secara
umum disebabkan oleh kurangnya kepedulian pekerja dan unit management dalam menerapkan kaidah dan aturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan belum membudayanya K3 di lingkungan kerja. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional, dan setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien

PT. Graha Sentosa Permai (PT. GSP) merupakan salah satu perusahaan pemegang IUPHHK HA yang beroperasi berdasarkan
SK. Menteri Kehutanan No. SK.381/MENHUT-II/2005 tanggal 09 November 2005 seluas 44.970 Ha yang berlokasi di
kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Manajemen PT. GSP telah memiiki visi sekaligus komitmen untuk mengelola hutan
yang menjadi areal konsesinya secara lestari yang tercermin dari telah diperolehnya sertifikasi pengelolaan hutan lestari skema
PHPL dan pada saat ini manajemen PT. GSP akan menginjak skema sertifikasi sukarela (voluntary) berbasis FSC.

Didalam skema FSC ini terdapat kriteria pemenuhan mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang tercantum
dalam prinsip 4 yaitu hubungan masyarakat dan Hak-hak Pekerja, Kriteria FSC 4.2 Pengelolaan hutan harus memenuhi atau
bahkan melampaui semua hukum atau peraturan yang berlaku mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja dan keluarganya

B. Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan sosialisasi dan training mengenai Keselamatan dan Kesehatan kerja di Unit manajemen PT. Graha Sentosa
Permai ini adalah dalam upaya memberikan pemahaman kepada seluruh jajaran direksi, staf dan karyawan  PT. GSP terhadap
setiap Prinsip, Kriteria dan Indikator mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam Sistem sertifikasi Forest Stewardship
Council (FSC).

Tujuan  kegiatan sosialisasi dan training ini meliputi :

1. Memberikan pemahaman bahwa  setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas.
2. Meningkatkan pemahaman serta pemenuhan terhadap prinsip-prinsip, kriteria dan indikator FSC terkait keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (pirinsip 4, kriteria 4.2) kepada segenap jajaran Direksi, staf dan karyawan PT. GSP.
3. Tata aturan pembentukan kelembagaan P2K3 beserta pelaporan dan pemenuhan organisasi P2K3
4. Pendampingan dan penyusunan dokumen SOP dan pelaporan terkait implementasi K3

C. Sasaran

Seluruh jajaran karyawan meliputi: Manajer Camp, Wakil Manajer Camp Manajer, Kepala Departemen, Kepala Seksi hingga
Staf PT. Graha Sentosa Permai  di Camp Sei Rahanjang.

D. Waktu dan Tempat

Kegiatan sosialisasi dan training terkait implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di unit usaha PT. GSP dilaksanakan
pada:

Hari/ tanggal      :  Senin-Rabu, 1-3 Juni 2015

Pukul                 : 08.00- 22.00 WIB.


Lokasi                :  Ruang Meeting Camp S. Rahanjang  PT. GSP.

E. Pelaksana

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh Wana Aksara Institute sebagai pendamping sertifikasi FSC PT. GSP, yang terdiri dari:

Narasumber :           Fauzi Prima Sanusi S.hut (K3) dan Ir. Agung Nugraha, MA (Direktur Eksekutif Wana Aksara),

Staf                  : Fauzi Abdillah, S.Hut dan Pratama Bagus K., S.Hut

F. Peserta

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan departemen PT. GSP. yang berlokasi di basecamp S. Rahanjang..

G. Hasil Kegiatan

Kegiatan sosialisasi dan training mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan tindaklanjut dari sosialisai sistem
pengelolaan hutan yang bertanggungjawab dan lestari (SFM) serta peluang dan tantangan sertifikasi sistem FSC di PT. GSP.

Kegiatan sosialisasi diikuti oleh seluruh jajaran  perwakilan pimpinan setiap Departemen di basecamp PT. GSP. Dalam rangka
optimalisasi hasil dan partisipasi peserta, maka kegiatan sosialisasi dan training K3 ini dilaksanakan berupa materi kelas, diskusi
interaktif, dan kunjungan/praktek lapang untuk melihat secara langsung penerapan K3 dilapangan dan pemahaman mengenai
implementasinya.

Materi sosialisasi dan training membahas meliputi :

1. Dasar dasar K3
2. Manajemen K3 dalam prinsip sertifikasi FSC
3. K3 dalam kegiatan penebangan, penyaradan dan pengangkutan kayu
4. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko di tempat kerja
5. Review dokumen terkait implementasi dan Pelaporan K3 (SOP, form laporan)
6. Tata cara penyusunan dan pembentukan kelembagaan K3
7. Penanganan kondisi gawat darurat
8. Praktek lapangan

Selain itu juga dilakukan diskusi dan praktek tertulis mengenai potensi bahaya dan resiko yang bisa terjadi oleh aktivitas kerja
masing masing karyawan yang dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko. Pada kunjungan lapangan
dilakukan pada areal work shop, aktivitas pembuatan dan perawatan jalan, aktivitas penebangan, penyaradan dan pengupasan
kayu

Gambar 2. Praktek Lapang Kegiatan Penyaradan kayu Gambar 3. Praktek Penebangan dan pembagian batang
 

Implementasi K3 berdasarakan Regulasi yang berlaku merupakan pedoman khusus dalam penyusunan prosedur dan pelaksanaan
K3 di PT. GSP selain mengacu kepada standard pelaksanaan K3 lainnya (OHSAS 18001). Penerapan K3 di dalam operasional
PT. GSP belum dijadikan bagian/dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan. Yang mana K3 meruapakan salah satu bagian
dari kegiatan produksi mulai dari perencanaan, monitoring, hingga evaluasinya dalam rangka implementasi K3 secara serius,
terarah, dan bertujuan untuk meminimalkan resiko kecelakaan dan menciptakan kondisi areal kerja yang sehat dan aman, Selain
hal diatas pola implementasi K3 di PT. GSP bertujuan untuk pemenuhan persayaratan dalam Skema sertifiasi FSC agar PT. GSP
mendapatkan sertifikat FSC.

Dari hasil sosilaisasi, training dan diskusi serta kunjungan lapangan diketahui bahwa PT. GSP secara minimum dokumen telah
memenuhi prinsip 4 indicator 4.2 FSC, akan tetapi secara implementasi masih kurang dari minimum pelaksanaan. Prinsip
penerapan K3 harus dilandasi Komitmen penuh dan pemahaman yang yang luas dalam hal pencegahan dan penanganan bahaya
serta resiko, bukan hanya cukup dalam pemenuhan beberapa hal saja misalnya APD.

Terkait dengan keberadaan prinsip, criteria dan indicator dalam pemenuhan sertfikasi FSC baik dokumen maupun Implementasi
PT. GSP secara umum masih ada beberapa indikator-indikator yang belum dilaksanakan karena belum dipahami secara detail,
pemahaman dan informasi yang kurang dan atau dipahami tidak terkait dengan kegiatan operasional.
Laporan Kegiatan Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja di Bandung

14 November 2013

Women Research Institute

Acara dilakukan pada Kamis, 14 November 2013 Pkl. 09.00 – 16.00 WIB di Hotel Bumi

Asih Jaya Jl. Soekarno Hatta No.452A Kota Bandung. Acara dihadiri oleh 60 peserta dengan

3 orang pembicara yaitu Ibu Dra. Hj.Linda Herliany (Kepala Sub Bidang Bina Ketahanan

Remaja BKKBN Provinsi Jawa Barat), Ibu Siti Aisyah (Dinas Kesehatan Kota Bandung),

dan Novi (Perwakilan Mitra Citra Remaja/MCR) PKBI Propinsi Jawa Barat. Kegiatan dibuka

dengan pemutaran film WRI tentang akses pelayanan kespro remaja di Kab. Gunung Kidul,

DI Yogyakarta.

Sesi I

Acara dimulai dengan ucapan selamat datang dari pembawa acara, Rahayuningtyas,

dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter dari Women Research Indonesia (WRI).

Setelah pemutaran film, pembawa acara mempersilahkan Direktur Eksekutif WRI, yaitu Ibu

Sita Aripurnami, untuk memandu jalannya acara Seminar yang bertema: ‘Berikan Hak

Remaja untuk mendapatkan informasi dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi’.

Moderator memberikan separuh gambaran mengenai kegiatan WRI yang telah

ditayangkan dalam film dokumenter Women Research Institut di kabupaten Gunung Kidul.

Hal ini cerminan daripada hasil Konferensi Internasional tentang Pembangunan dan

Kependudukan atau dikenal dengan istilah ICPD di Kairo tahun 1994. Namun tujuan ICPD

yakni perlu adanya pelayanan hak- hak Kesehatan Reproduksi dan seksual yang

komprehensif bagi remaja masih jauh dari memadai, padahal populasi remaja di kawasan

asia pasifik adalah separuh dari penduduk orang muda di dunia. Undang-Undang Kesehatan

Nomor 36 tahun 2009, memang sudah mengatur hak dan kewajiban akan pelayanan

kesehatan, tanggung jawab pemerintah untuk penyediaan pelayanan kesehatan termasuk

penyediaan sumber daya agar sektor kesehatan dapat memberikan pelayanan bagi

masyarakat.

Selain itu Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 memberikan wewenang


kepada perempuan usia 16 tahun dan laki-laki usia 19 tahun untuk dapat menikah, juga harus

ditinjau ulang. Karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menyuburkan pernikahan usia dini. Hal ini tentu saja berdampak
kepada meningkatnya kehamilan usia muda, dimana

kondisi alat reproduksi belum berkembang maksimal, sehingga berakibat terhadap resiko

kematian ibu. Dalam kata lain kebijakan perundang-undangan yang ada tidak pro kepada

kesehatan reproduksi remaja.

Materi Seminar

Dra. Hj. Linda Herliany (Kepala Sub Bidang Bina Ketahanan Remaja BKKBN

Provinsi Jawa Barat)

Sahabat berhentilah mengeluh atas sebuah ujian yang menimpa, kita memang tak setegar

mentari, kita memang tak sewangi melati, tetapi kita harus tegar dan mewangi menghadapi

hidup yang telah kita pilih ini. Bukankah untuk menaiki tangga yang lebih tinggi kita butuh

tenaga, Bukankah untuk naik ke level yang lebih tinggi kita akan diuji, Bukankah untuk

mendapatkan surga kita akan diuji...

Adapun Karakteristik Remaja adalah:

1. mulai jatuh cinta

2. semangat tinggi

3. rasa ingin tahu

4. emosi Tidak stabil

5. senang berkumpul dengan teman sebaya,

6. ego tinggi

Enam karakteristik di atas ada karena keluarga kurang intim, media permisif, semakin

kompetitif, masyarakat Individualistik, teman sebaya semakin liberal, pengaruh globalisasi,

mulai dari mengubah tatanan, mengubah idola dan cita-cita, mengubah pola dan gaya hidup.

5 Hal yang harus dilakukan remaja:


1. Melanjutkan sekolah

2. Mencari pekerjaan

3. Menjadi Anggota Masyarakat

4. Mempraktekan hidup sehat 5. Memulai kehidupan berkeluarga

8 Keterampilan hidup yang harus dimiliki remaja:

1. Menjaga kesehatan fisik

2. Percaya Diri (self confidence) & Menghargai Diri Sendiri (self esteem)

3. Komunikasi inter-personal yang efektif

4. Bersikap Tegas/Asertif

5. Berpikir Positif

6. Mengatasi stress (coping skills)

7. Mengambil Keputusan & Memecahkan masalah

8. Keterampilan spiritual

TRIAD KRR (Tiga Ancaman Dasar Kesehatan Reproduksi Remaja)

1. Napza

2. Seks Bebas

3. HIV AIDS

BKKBN membuat program Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) dan Pusat

Informasi dan Konsultasi Mahasiswa (PIKM) sebagai upaya menjawab tantangan TRIAD

KRR. PIKR memiliki 3 tingkatan yaitu tumbuh, tegak dan tegar; dengan jargon PIKR adalah

Remaja Jabar, Sehat, Cerdas, Ceria, 2 anak Cukup, Yess !

Siti Aisyah (Dinas Kesehatan Kota Bandung)

Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi Remaja:

Program Kesehatan Ibu bayi, Program KB, Prog Kespro remaja, Program P2P, Program

Kespro Lansia, yang turunanya adalah Program Kesehatan Reproduksi Komprehensif dan
Program Kespro Esensial. Siklus Reproduksi manusia dimulai dari Janin (konsepsi ibu dan Janin), Bayi baru lahir dan

ibu bersalin, Bayi menyusui dengan ASI ekslusif, Bayi, anak balita, anak sekolah, usia

remaja, usia subur sampai Lansia.

Menurut Piramida penduduk, remaja adalah yang paling banyak dari jumlah penduduk.

Reproduksi itu adalah harapan untuk keberlangsungan kehidupan.

Masa Remaja:

1. Masa Peralihan: sangat tergantung menuju mandiri

2. Masa Bergejolak: akibat perubahan fisik dan psikososial

3. Masa Rawan: mudah terpengaruh, berfikir pendek

Ciri Khas remaja:

• Remaja awal (10–12 tahun): lebih dekat dengan sebaya, ingin bebas, berfikir abstrak,

lebih memperhatikan keadaan tubuhnya

• Remaja tengah (13-15 tahun): mencari identitas diri, keinginan untuk kencan, berfikir

abstrak, berhayal aktivitas seks, rasa cinta mendalam

• Remaja akhir (16–20 tahun): lebih selektif memilih teman sebaya, mengungkapkan

kebebasan diri, mampu berfikir abstrak, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat

mewujudkan rasa cinta.

Fakta tentang remaja:

• Hasil survei dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terhadap

2.880 responden usia 15-24 tahun di enam kota di Jawa Barat (Mei 2002) Æ 39,65

persen responden pernah melakukan hubungan seksual pranikah

• Hasil polling terhadap 200 mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandung Æ 50

persen responden telah melakukan hubungan badan satu kali dan 20 persen lebih

dari dua kali

• Di Malang (Jawa Timur) misalnya, penelitian dr. Andik Wijaya, DMSH (2002)

terhadap 202 remaja mendapatkan kenyataan bahwa hampir 15 persen di antaranya

telah melakukan hubungan seksual pranikah.

Anak mulai merokok: 15–19 tahun, 10–14 tahun sangat tinggi dan 30 tahun menurun masa

pertaubatan 1. Pengetahuan masih sangat sedikit

2. Mulai pacaran sejak usia 15 – 17 tahun


Kesehatan Reproduksi itu bisa dikawal oleh kita semua bila kita mau ... bila tidak maka

kesehatan reproduksi tidak terjamin.

Novi (Media Citra Remaja PKBI Bandung)

Hasil Konfrensi Internasional kependudukan dunia atau ICPD sepakat bahwa remaja

merupakan kelompok potensial yang perlu diperhatikan secara serius, dan remaja juga akan

mempengaruhi masa depan dunia sesuai dengan kreativitas dan keunikan mereka.

• Remaja selalu ingin mendapat pengetahuan tentang berbagai macam hal.

• Remaja yang ingin tahu ini harus diberikan informasi yang benar dan tepat.

• Mitos mitos yang sebagian besar tidak benar.

• PKBI dibentuk atas konsen terhadap tingkat kematian ibu dan anak yang sangat besar;

dan remaja adalah calon pembentuk keberadaan ibu dan anak.

• Strategi PKBI dalam pelayanan Kespro: melalui kampanye, edukasi kesehatan

reproduksi, Youth Form dan Youth Working Group.

• Youth Friendly Services.

The International Planned Parenthood Federation (IPPF) mendefinisikan pelayanan

kesehatan ramah remaja atau youth friendly health services adalah standar pelayanan yang

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. menarik para remaja untuk datang,

2. merespon kebutuhan mereka, dan

3. merawat remaja dengan perhatian yang berkesinambungan (IPPF, 2007).

Karakteristik pelayanan kesehatan ramah remaja atau youth friendly health services:

1. Remaja terlibat dalam pembuatan desain program remaja.

2. Baik remaja perempuan dan laki-laki disambut dan dilayani dengan baik.

3. Klien yang belum menikah disambut dan dilayani dengan baik.

4. Disediakannya diskusi kelompok untuk remaja. 5. Keterlibatan orang tua bersifat mendukung bukan memaksa.

6. Biaya layanan terjangkau.

7. Tersedia pelayanan yang bermacam-macam dan sistem rujukan yang dibutuhkan.


8. Persediaan kebutuhan materil yang memadai.

9. Klien yang berkunjung disambut dan janji pelaksanaan pelayanan dilaksanakan secara

cepat.

10. Waktu tunggu yang singkat.

11. Materi pengetahuan dan pendidikan tersedia di tempat.

12. Promosi pelayanan dilakukan dengan baik di tempat dimana remaja berkumpul.

13. Kerja sama dengan sekolah-sekolah, ekstrakulikuler, dan universitas.

Sesi II

Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan diskusi publik dengan tujuan untuk

mengidentifikasi permasalahan remaja, khususnya permasalahan terkait kespro remaja di

Kota Bandung. Selain itu diskusi publik ini juga bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan

apa saja yang sudah dilakukan organisasi remaja di Bandung untuk menjawab permasalahan

yang ada. Di akhir acara dilakukan identifikasi tentang program yang belum dilakukan

namun dirasa penting untuk bisa menjawab kebutuhan remaja. Berikut identifikasi yang telah

dilakukan.

Masalah Kesehatan Remaja Bandung

Acara diskusi difasilitasi oleh Ibu Sita Aripurnai pada jam 13.35 WIB. Berangkat dari apa

yang dibahas oleh narasumber dari Seminar tadi, ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik:

1. Kegiatan yang ada di Lapangan lebih banyak kepada Preventif, lebih banyak kepada

pendidikan, pelatihan dan sosialisasi

2. Ada fakta dari seseorang korban trafficking yang kesulitan mendapatkan pelayanan

atau akses kepada rujukan

3. Ini menarik dimana banyak program preventif tetapi masih banyak yang kesulitan

akan akses pelayanan.

Ahmad Setiawan – PIKR Kab.Bandung


Yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi Remaja sangat luas. Yang paling penting

adalah pengetahuan mengenai:

1. Narkoba

2. Seksualitas

3. HIV AIDs

Sri Fitriyani Nur – Forum Diskusi Anggaran (FDA)

Permasalahan remaja cenderung memiliki tingkat moralitas yang turun dan keluar dari

norma-norma, mempunyai perilaku menyimpang tapi malah ingin mencoba.

Nia Qolbunia – Fatayat NU

Pengetahuan sangat penting, hal ini merupakan kebutuhan dasar dari reproduksi

remaja. Pengetahuan Dini terhadap cara melakukan Perawatan kesehatan Reproduksi

Remaja.

Roni – Yayasan Bahtera

- Laki-laki kencing jarang cebok, lama-kelamaan menjadi IMS,

- Perempuan harus terjaga kelembabannya, bila tidak akan mengakibatkan IMS,

- Intinya akses layanan kesehatan, mau kemana? Puskesmas malu, ke Dokter mahal.

- Ibu Sita, menyampaikan bahwa tata cara perawatan alat reproduksi harus diketahui

remaja, lantas disampaikan bahwa ke Puskesmas malu atau ke Dokter mahal, lantas

apa yang dilakukan?

- Bila telah terjangkit baru datang ke pihak klinik.

- Untuk PKBI langsung bisa datang ke klinik mawar.

- Apa yang dialami kang Roni juga dialami yang lain?

Sri Fitriyani Nur – Forum Diskusi Anggaran (FDA)

Dalam pelayanan Jamkesmas, sulitnya mendapat pelayanan, antri, dan lain-lain,

sehingga remaja miskin sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.


Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

- Ada Pusat Informasi dan Konseling Remaja di 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat. Di

Kabupaten Bandung PIKR siap menerima pasen yang tidak mau ke puskesmas atau

Dokter, begitupun di Kota Bandung. - Di Kabupaten Bandung ada PIKR Go to School, untuk masalah Jamkesmas siap

mengadakan advokasi dan rumah sakit.

- Ada rumah sakit Majalaya, ada Rumah Sakit Soreang dan RSU Cicalengka.

Yogi – Bandung Positif

‐ Kekurangan Informasi

‐ Hanya dengan Cinta kita bisa tidur dengan wanita

‐ Tidak ada tempat untuk Sharing Informasi

‐ Pemahaman tentang sex pemahaman tentang alat reproduksi sangat minim

‐ Selama ini kami kurang percaya terhadap pemerintah

‐ Di lapangan banyak permasalahan yang di putus oleh program pemerintah sehingga

rasa kesetiakawanan sosial yang ada.

‐ Ada wadah atau forum yang merupakan wadah komunikasi

‐ Bagaimana kita bisa bermanfaat bagi oranglain

Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

Isu atau masalah remaja bukan hanya TRIAD KRR saja, tetapi juga pendewasaan usia

perkawinan. Di Kecamatan Cangkuang, usia 20 tahun saja sudah punya anak dua dan

menjanda, pernikahan dini sangat banyak, hal ini berdampak terhadap peningkatan

angka perceraian dan angka kemiskinan. AKI tahun 2010 ada 796 ibu meninggal

dunia atau rata-rata 2 orang per 2 hari. AKB tahun 2010 ada 9 atau 10 orang bayi

meninggal dunia setiap harinya.

Nia Qolbunia – Fatayat NU


Masih tabunya anak-anak remaja yang berhubungan dengan alat reproduksi atau alat

seksualitas di forum, tetapi cari sendiri sehingga mendapat informasi yang salah.

Sri Fitriyani Nur – Forum Diskusi Anggaran (FDA)

Beberapa hal yang dapat merusak penurunan derajat kesehatan:

‐ Air limbah yang digunakan untuk cebok

‐ Maraknya produk instan, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksi

‐ Itu untuk kajian di daerah pencemaran

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

- Terima kasih kepada ibu dari FDA

- Kang Roni bisa teriak terhadap pemerintah, dan sudah peduli terhadap remaja, bakat

yang dipunyai remaja bisa ditampung Kang Yogi bisa gabung untuk memperbaiki

pemerintah dengan cara kooperatif

Bapak Didin – Guru Biologi Muhammadiyah

- Tabu mengenai reproduksi ini juga dimiliki oleh Guru dan Ustad yang menerangkan

fiqih, tetapi saya juga mengakui bahwa tidak semua guru mampu menyampaikan

masalah terkait dengan reproduksi.

- Di SMP guru IPA di SMA guru Biologi yang menerangkan mengenai reproduksi

remaja.

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

- Harusnya ada kerjasama dengan KUA, karena data otentik pernikahan dengan KUA,

hanya ada yang langsung diberikan ada sebagian yang ditutup-tutupi.

- Selanjutnya harus ada forum khusus untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang

ada terhadap informasi pelayanan reproduksi remaja.

- Ada 5 hak remaja: mulai dari pendidikan, kesehatan dan hal-hal yang harus diketahui
secara utuh oleh remaja.

- Forum 2 daerah antara kabupaten dan kota Bandung.

Masukan untuk memberikan hak remaja terhadap kesehatan reproduksi.

Roni – Yayasan Bahtera

- Adanya Sosialisasi cuci kemaluan, seperti apa tahapannya?

- Ironisnya ada di sebuah sekolah bahwa ada guru ML dengan murid, hal ini

mengatasnamakan kasih sayang.

Sri Fitriyani Nur – Forum Diskusi Anggaran (FDA)

Terkait dengan pertemuan ada output, pertemuan ini ompong, ada satu lagi momen

oleh WRI , Dinas Pendidikan harus diundang sebagai upaya pencegahan, kemudian

diundang juga dari Dinas Kesehatan, BKKBN, atau Dinas Kependudukan untuk

Penanggulangannya.

Roni – Yayasan Bahtera

- Yang lebih rentan adalah mereka yang IMS ( insfeksi Menular Seksual ), harus ada

PMO (pengawas minum Obat )

- Adanya pelatihan PMO

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

- Dari PKBI mengenai anggaran, ada engga di undang-undangnya mengenai remaja?

- Anggarannya 2 minta dari anak dan minta dari orangtua, di tiap desa ada polindes,

poliklinik, puskesmas.

- Prinsipnya hanya ada penyadaran kepada masyarakat, sehingga tahu hak dan

kewajiban.

Pau – Perpustakaan Anak Jalanan


Coba tanya sama yang udah turun ke jalan? Tanya sama orang yang sering mengalami

berbagai permasalahan yang ada di Lapangan. Apakah cara Konservatif masih bisa di

pakai. Kita nyiapin orang muda yang mampu bergerak secara pembaharuan dalam

menyelesaikan permasalahan remaja. Revolusi cara, ada pelatihan Intensif untuk

Konselor muda yang mau dan mampu turun ke lapangan. Mereka mampu

menyesuaikan diri dari dari berbagai keadaan yang sangat rentan di lapangan.

Anggaran di Kabupaten dan Kota Bandung untuk Kesehatan Reproduksi

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

Ada anggaran, cuma belum mencukupi

Novi – MCR PKBI

- Anggaran Remaja sangat sedikit, lebih banyak habis oleh anak dan orangtua

- Kenapa tidak mengajak diskusi remajanya langsung, sehingga keinganan dan

kreativitas remaja bisa terpenuhi

- Harus dicari tahu akar masalahnya?

- Akar masalahnya ada di perkembangan mereka atau di keluarga.

- Orang orang yang terkena Narkoba, KTD, tidak boleh kehilangan hak pendidikannya.

Yang sudah dilakukan selama ini

Roni – Yayasan Bahtera

- Yayasan Bahtera sudah melakukan berbagai hal, mulai dari konseling, main, mondok,

atau membantu permasalahan yang ada.

- Pemerintah melalui Dinas Sosial sehingga bisa menyelesaikan permasalahan.

Ana Suryana – PIKR Kab. Bandung

Pusat Informasi

Pelatihan sudah ada, setiap tahun ada pelatihan pendidik sebaya, di Piker ada 3 tahapan :

- Tumbuh : Ada bimbingan keorganisasian

- Tegak : Ada panduan bagi Piker tegak


- Tegar : Ada panduan untuk Tegar

Program :

1. Pelatihan

2. Konseling

3. Sosialisasi KRR

4. Life Skill = Usaha Kelompok

No Organisasi Sudah Dilakukan Usulan Kegiatan

1 Remaja Peduli

Negeri (Religii

• Training permasalahan remaja

• Bimbingan konseling remaja

• Membentuk forum diskusi remaja

Training kespro remaja

2 Bandung Positif • Training pembinaan karakter di 15

sekolah total 10.000 siswa/i

• Pendampingan remaja yang bermasalah

dengan sex bebas

Seminar kespro dan

pengetahuan seksual ke SD,

SMP, SMK/SMA

3 Forum PIKR

Kab. Bandung

• Sosialisasi TRIAD KRR remaja

• Training life skill (sablon)

• Jambore remaja

• Pensi (lomba remaja): poster dll

• Training pendidik sebaya

• Training konselor sebaya


• Lomba PIKR tumbuh, tegak, tegar

• Duta remaja

• PIKR go to school

• PIKR di Pondok Pesantren

4 Forum Diskusi

Anggaran (FDA)

• Sosialisasi pendidikan kespro ke

sekolah dari sisi perawatan dan

pencegahan di sekolah swasta

(Yayasan)

• Advokasi anggaran kesehatan, terutama

Jampersal

• Advokasi pelayanan Jamkesmas

khususnya di RSUD Ebah, Cicalengka

dan Soreang

• Wawancara terhadap masyarakat

pemilik Jamkesmas

• Diskusi dengan stakeholder terkait

jamkesmas, RS, Dinkes, DPRD bidang

Menumbuhkan pemahaman

tentang bahaya seksualitas dan

pernikahan dini lewat sosialisasi

ke sekolah kesehatan, dan Pengguna Jamkesmas

5 Mitra Citra

Remaja (MCR)

PKBI

Sexual Education:

- Pelatihan guru-guru melalui CSE di


sekolah

- Peer educator di sekolah

- Community organizer di hotspot

area

Service

- Penjangkauan remaja marginal:

anak jalanan dan lapas remaja

- Layanan kespro gratis remaja di

klinik PKBI

Advocation

- Membentuk youth forum

- Pelatihan advokasi

Youth forum nasional untuk

mempengaruhi kebijakan

6 Forum Club

Motor Bandung

(FCMB)

• Kopi darat setiap pekan membahas

masalah remaja dan mencari solusi

bersama

• Pengajian rutin 1x/pekan bersama anak

motor bandung

• Pelatihan di bidang otomotif

• Bakti sosial

• Penyuluhan ke rumah yatim piatu

• Penyuluhan kepada anak muda untuk

berkendara motor dengan aman

7 Komunitas
Elingan

• Advokasi untuk masyarakat korban

limbah industry di anak sungan

Citarum tepatnya di kampong

Ciwalengke RW.10 Desa Sukamaju

• Training perilaku hidup sehat

masyarakat

• Pengaduan kasus ke BPLH Kabupaten,

BPLHD Provinsi, dan BAPANAS

• Ekpose melalui media massa sebagai

advokasi korban limbah (surat kabar

local, nasional dan media TV trans7,

metro, antv, dan , mnctv

• Meminta bantuan pada ITB untuk

memfasilitasi masyarakat yang

membutuhkan ultrafiltrasi untuk

mendapat air bersih

8 Yayasan Bahtera • Shelter anak korban eksploitasi sex

• Layanan konselor bagi korban anak

tereksploitasi sex

• Layanan kespro dan HIV AIDS

• Layanan pendidikan anak formal/non

formal

9 Eks-in FoA • Sosialisasi mengenai kespro remaja di

lingkungan terdekat

• Memahamkan pada keluarga tentang

pentingnya pendidikan kespro remaja


• Membuka ruang bagi remaja

untuk sharing permasalahan

mengenai kespro untuk

dicari solusinya

10 Komunitas Anak

Peduli Alam

Semesta (Kapas)

• Sosialisasi kespro remaja sesuai syariat

Islam untuk remaja masjid di Kota

Bandung

• Advokasi terhadap industry yang

mencemarkan lingkungan untuk

memberikan layanan kesehatan bagi

masyarakat sekitar di Kec. Katapang,

Margahayu, Banjaran

• Menjalin kerjasama dengan lembaga

perlindungan anak Kota Bandung

dalam pendidikan anak dan remaja

Program BKR yang dimiliki

pemerintah sebaiknya di

revitalisasi dilingkungan

Kabupaten, Kecamatan, Desa,

bahkan RW. BKR tidak hanya

membahas masalah kespro

remaja saja tetapi juga

kenakalan remaja. Kegiatan

tersebut bisa dilakukan 1x

sebulan.

11 Sapa Institute • Life skill pengolahan limbah menjadi

produk yang bisa dijual


• Sosialisasi kespro

• Training kespro remaja

• Pembentukan balai istri (untuk ibu)

• Pembentukan balai remaja

• Advokasi Perda Kibla (Kesehatan Ibu,

Anak, dan Balita) tahun 2009

12 Abiasa (GWL) • Penjangkauan di komunitas

• Akses layanan

• Sosialisasi di Hotspot

• Pemberdayaan komunitas: cooking

class, kelas tari, dll

13 Ekopontren

Nurul Bahri

Katapang

• Sosialisasi kespro

• Sosialisasi ancaman remaja

• Pengajian remaja yang membahas

permasalahan remaja dari perspektif

agama

• Kajian Fiqih wanita

Memfasilitasi dan menggali

potensi remaja dan membantu

memenuhi kebutuhan mereka

dengan member informasi dan

layanan sharing bagi mereka di

lingkungan terkecil per RT

(Rukun Tetangga)
14 PSDK • Sosialisasi tentang HIV AIDS ke

sekolah

• Kampanye kespro

• Seminar

• Penguatan remaja

Membentuk pusat informasi

remaja

15 Perpustakaan

Anak Jalanan

• Pendampingan remaja yang bermasalah

dengan kehamilan tidak diinginkan,

baik kesehatan, kelahiran, maupun

Pelatihan kepada anak muda

untuk bisa, mau dan mampu

menjadi konselor yang benar-mental

• Pendampingan remaja yang mengalami

masalah kesehatan reproduksi

benar mendampingi remaja

yang membutuhkan bantuan

saat mengalami masalah,

khususnya terkait kespro.

Anda mungkin juga menyukai