1.Latar Belakang Kegiatan
Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kitamasih diberi kesehatan untuk melaksanakan
salah satu kewajiban yaitu mengembangkan diridengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan. Kegiatan
pendidikan, pelatihan dan penelitian di STIKES Bina Permata, sejalan dengan isi dan misi. yaitu untukmend!r!ng peningkatan
mutu serta dalam rangka pelaksanaan Tridharma perguruan tinggikhususnya pengembangan ilmu pengetahuan serta
keterampilan.Salah satu bentuk pengembangan diri adalah dengan mengikuti pelatihan PenangananPenderita "awat #arurat serta
Basic Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support
$BT%&'S(. Pelatihan ini sangat diperlukan terutama bagi para perawat yang belum pernahmengikuti pelatihan ini, bagi d!sen
yang berke)impung di dunia pendidikan, walaupun sudahmempunyai pengalaman praktik di lapangan, melalui pelatihan ini, akan
memberikantambahan ilmu pengetahuan serta keterampilan terkait dengan mata ajar Kegawatdaruratan.Penderita gawat darurat
adalah penderita yang !leh suatu penyebab, baik itu penyakit,tindakan atau ke)elakaan, bila tidak ditangani dengan segera akan
mendatangkan ke)a)atan,kehilangan angg!ta tubuh atau bahkan kematian. Triage dan Eakuasi menentukan pasienmana yang
harus didahulukan serta siap akan dikirim. #alam kegawatdaruratan ada istilah *+
Time saving is Live Saving
, yaitu prinsip dasar penanganan gawat darurat ketepatan waktuakan menentukan penyelamatan hidup penderita. Semakin )epat
pasien mendapat pert!l!ngansemakin besar kemungkinan berhasil diselamatakan $
Golden Hours
(.Selain hal tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan jangan dilupakan nilai- nilai berdasarkanarahan Kemenkes yaitu *
PIE& $Pr! rakyat, Inklusi/, esp!nsi/, E/isien dan &lean(, sertaniali-nilai PI0A $Pr!/esi!nal, espek, Integritas,
0anusiawi dan Amanah(
2.Tujuan Pelatihan
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan m!tiasi dan kemampuan peserta untuk dapat melakukan assement terhadap
pasien dalam k!ndisi kegawatdaruratan yang berkualitas.Institusi pelayanan dan pendidikan perlu memiliki tenaga kesehatan serta
pendidik yanghandal dalam melakukan pert!l!ngan kegawat daruratan. Penanganan yang bersi/at gawat darurat memiliki )iri khas
yang berbeda dengan pelayanan kesehatan lainnya. #alam penanganan ini selain diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang
harus diaplikasikandengan )epat, tepat dan )ermat juga dibutuhkan sistem dan p!la kerja tim. 1ntuk itu maka pelatihan
kegawatdaruratan bagi setiap tenaga kesehatan baik di pelayanan dan di bidang pendidikan sangat diperlukan.Adapun tujuan
khusus kegiatan pelatihan ini adalah agar para peserta pelatihan dapat*a.0eningkatkan pelatihan tentang kebijakan, dasar
/il!s!/i, prinsip-prinsip, dan pr!sedur BT&'S dan S"P#T b.0eningkatkan keterampilan dalam BT&') . 0 e n i n g k a t k a n
kesadaran akan peran akademis sebagai
agent of change
berlandaskankemampuan untuk memahami serta menyebarkan in/!rmasi tentang BT&'S
danS"P#Td.0eningkatkan kemampuan indiidu sebagai tenaga kesehatan baik dipelayananmaupun di bidang
pendidikan.e . 0 e n i l a i k ! n d i s i p a s i e n d e n g a n ) e p a t d a n t e l i t i . /. e s u s i t a s i d a n s t a b i l i t a s i p a s i e n m e n u r u t
p r i ! r i t a s . g.0enentukan tindakan jika kebutuhan pasien melebihi suatu kemampuan /asilitas. h . T r a n s / e r p a s i e n
s e s u a i d e n ga n k e b u t u h a n. i . P a s t i k a n p e n a n g a n a n y a n g d i b e r i k a n ! p t i m a l . j.0empraktekan sesuai dengan prinsip
penanganan dan penilaian penderita $primary danse)!ndary surey(k.0enentukan menajemen penangan kasus trauma
berdasarkan pri!ritas.l.0emulai dengan manajemen primary dan se)!ndary surey yang menga)u pada+
Golden Hour
dalam penanganan kasus gawat darurat.m.#apat mempraktikan pengakajian /isik pada asien multiple trauma sesuai
dengank!nsep yang diajarkan.n.Bekerja di ruang 1"#, Ambulan, serta dapat mengatasi dalam keadaan ben)ana
serta bila terjadi k!rban massal.! . 0 e m b a ) a g a m b a r a n E K " de n g a n b a i k d a n b e n a r. p.#apat mempraktekan
pengkajian /isik dan menangani penderita henti jantung sesuaistandar.
3.Metoe Pelatihan
a . & e r a m a h b.#iskusi) . P r a k t e k d. T u t ! r i a l k e l ! m p ! k d a n i n d i i d u e.1jian Pre test, P!st test,
Test 2inal * Te!ri dan Praktek
! . P e " e r t a
Peserta pelatihan berjumlah 34 !rang yaitu terdiri dari mahasiswa keperawatan,karyawan rumah sakit $perawat(, sta/ pendidik.
Peserta terlebih dahulu menda/tarkan diriserta membayar untuk dana pelatihan.
#.Materi Pelatihan an
Skip to main content
LOG IN
SIGN UP
DOCX
6 Pages
UPLOADED BY
Edwin Yudi
CONNECT TO DOWNLOAD
GET DOCX
DOWNLOAD
1.Latar Belakang Kegiatan
Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena kitamasih diberi kesehatan
untuk melaksanakan salah satu kewajiban yaitu mengembangkan diridengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan. Kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian di
STIKES Bina Permata, sejalan dengan isi dan misi. yaitu untukmend!r!ng peningkatan mutu serta
dalam rangka pelaksanaan Tridharma perguruan tinggikhususnya pengembangan ilmu pengetahuan
serta keterampilan.Salah satu bentuk pengembangan diri adalah dengan mengikuti pelatihan
PenangananPenderita "awat #arurat serta
$BT%&'S(. Pelatihan ini sangat diperlukan terutama bagi para perawat yang belum pernahmengikuti
pelatihan ini, bagi d!sen yang berke)impung di dunia pendidikan, walaupun sudahmempunyai
pengalaman praktik di lapangan, melalui pelatihan ini, akan memberikantambahan ilmu pengetahuan
serta keterampilan terkait dengan mata ajar Kegawatdaruratan.Penderita gawat darurat adalah
penderita yang !leh suatu penyebab, baik itu penyakit,tindakan atau ke)elakaan, bila tidak ditangani
dengan segera akan mendatangkan ke)a)atan,kehilangan angg!ta tubuh atau bahkan kematian. Triage
dan Eakuasi menentukan pasienmana yang harus didahulukan serta siap akan dikirim. #alam
kegawatdaruratan ada istilah *+
, yaitu prinsip dasar penanganan gawat darurat ketepatan waktuakan menentukan penyelamatan
hidup penderita. Semakin )epat pasien mendapat pert!l!ngansemakin besar kemungkinan berhasil
diselamatakan $
Golden Hours
(.Selain hal tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan jangan dilupakan nilai- nilai berdasarkanarahan
Kemenkes yaitu * PIE& $Pr! rakyat, Inklusi/, esp!nsi/, E/isien dan &lean(, sertaniali-nilai PI0A
$Pr!/esi!nal, espek, Integritas, 0anusiawi dan Amanah(
2.Tujuan Pelatihan
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan m!tiasi dan kemampuan peserta untuk dapat
melakukan assement terhadap pasien dalam k!ndisi kegawatdaruratan yang berkualitas.Institusi
pelayanan dan pendidikan perlu memiliki tenaga kesehatan serta pendidik yanghandal dalam melakukan
pert!l!ngan kegawat daruratan. Penanganan yang bersi/at gawat
darurat memiliki )iri khas yang berbeda dengan pelayanan kesehatan lainnya. #alam penanganan ini
selain diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang harus diaplikasikandengan )epat, tepat
dan )ermat juga dibutuhkan sistem dan p!la kerja tim. 1ntuk itu maka pelatihan kegawatdaruratan bagi
setiap tenaga kesehatan baik di pelayanan dan di bidang pendidikan sangat diperlukan.Adapun tujuan
khusus kegiatan pelatihan ini adalah agar para peserta pelatihan dapat*a.0eningkatkan pelatihan
tentang kebijakan, dasar /il!s!/i, prinsip-prinsip, dan pr!sedur BT&'S dan S"P#T b.0eningkatkan
keterampilan dalam BT&').0eningkatkan kesadaran akan peran akademis sebagai
agent of change
Golden Hour
dalam penanganan kasus gawat darurat.m.#apat mempraktikan pengakajian /isik pada asien multiple
trauma sesuai dengank!nsep yang diajarkan.n.Bekerja di ruang 1"#, Ambulan, serta dapat mengatasi
dalam keadaan ben)ana serta bila terjadi k!rban massal.!.0emba)a gambaran EK" dengan baik dan
benar. p.#apat mempraktekan pengkajian /isik dan menangani penderita henti jantung sesuaistandar.
3.Metoe Pelatihan
!.Pe"erta
Peserta pelatihan berjumlah 34 !rang yaitu terdiri dari mahasiswa keperawatan,karyawan rumah sakit
$perawat(, sta/ pendidik. Peserta terlebih dahulu menda/tarkan diriserta membayar untuk dana
pelatihan.
#.Materi Pelatihan an Pe$ateriNoMateriPe$ateriA"al In"tan"i
5."awat darurat Sehari-hari $Silent #isaster(,K!rban missal %
Ben)anaBpk. SukriA"# 5567.Initial AssesmentBpk. SukriA"# 5568.Bantuan 9idup #asar Bpk. usm!n!A"#
556:.Airway dan BreathingBpk. IrawanA"# 5564.Sy!k #r. P!ngky,SpBPA"# 556;.Trauma T!raks#r. P!
ngky,SpBPA"# 5563.Trauma Kapitis#r. P!ngky,SpBPA"# 5566.Trauma 0uskul!skeletal#r. P!ngky,SpBPA"#
556<.Trauma TermalBpk. IrawanA"# 5565=.Trauma pada Anak, Wanita hamil, "eriarti#r. Amir, SpBjA"# 5
5655.0erujuk Penderita #r. 0uksin, SpBjA"# 55657.Bi!mekanik TraumaBpk. 9asbyA"# 55658.Kera)unan d
an "igitan Binatang#r. Amir, SpBjA"# 5565:.Triage #r.0uksin, SpBjA"# 55654.>antung #an Aritmia#r. Amir,
SpBjA"# 556
(aktuA)ara*+e"i*MateriPe$,i)ara
Rehat*o//ee ,reak*I"o$a
:.Airway dan Breathing4.Kera)unan dan "igitan BinatangA"# 556
-! Maret 2-1#
=3.8=-7=.==5.Sy!k7.Kera)unan dan "igitan Binatang8.Triage
Rehat*o//ee ,reak
7.Trauma T!raks8.>antung dan aritmian
I"o$a
:.Trauma Kapitis4.Trauma 0uskul!skeletal
;.Trauma TermalA"# 556
-# Maret 2-1#
=3.8=-7=.8=5.Trauma pd Anak, wanita 9amil, "eriatri7.0erujuk penderita
-% Maret 2-1#
-0 Maret 2-1#
1.Biaa Pelatihan
Tujuan*>akartaTempat*STIKes PETA0E#IKA
2.Penutu
@utput kegiatan ini adalah menambah wawasan, ilmu pengetahuan sertaketerampilan bagi saya
khususnya dalam bidang pendidikan, dalam aspekkegawatdaruratan, yang pada akhirnya akan
membawa perbaikan dalam segi pengajaran untuk mahasiswa keperawatan khususnya dalam hal
memberikanmateri dalam mata ajar * keperawatan "awat darurat yang ada di kurikulum padasemester
I.Saya u)apkan terima kasih kepada * dr @ng Tjandra 00Pd, Sp@"$K(, 0!udy.E.1 #jami, 00Pd, 0K0,
Erna >uliana S, 0K0, dan &u)uk Suwandi, 0.Kep.ang telah memberikan dukungan p!siti/ serta iCin
dalam rangka mengikuti pelatihan ini.Tangerang, 5= 0arret
7=540enyetujui #ibuat @leh,Erna >uliana S, 0K0Siti 'ati/ah, 0.K.K.K 'ampiran*5.1ndangan Kegiatan
Pelatihan7.0ateri Pelatihan8.0!dul pelatihan:.Serti/ikat $0enyusul(4.Surat tugas resmi
LAPORAN
PELATIHAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)
Disusun Oleh :
ILIS NURAJIZAH, S.Ag
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang
27 Februari s/d 03 Maret 2012
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN (BAPELKES) CIKARANG
Jl. Raya Lemah Abang No. 1 Telp. 021 8901075 Cikarang Jawa Barat 17550
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah, setelah berjalan selama 6 hari Pelatihan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Februari sampai 3
Maret 2012 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, penulis dapat melaksanakan pembuatan laporan hasil Pelatihan Pos
Kesehatan Pesantren yang telah penulis ikuti.
Pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka mencapai visi Departemen Kesehatan yaitu “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup
Sehat”, dengan salah satu misi “Membuat Masyarakat Sehat”, dan salah satu strategi untuk mencapai visi tersebut adalah
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
Dengan pelatihan ini diharapkan kader pesantren dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang kesehatan,
sehingga dapat menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitarnya. Sehingga dapat
mewujudkan santri siaga yang dapat mendukung terwujudnya Program Desa Siaga.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, H. Suganda, S.KM, M.Si yang telah berkenan membuka, mendampingi dari
awal sampai akhir dan menutup kegiatan pelatihan ini.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, yang telah merekomendasikan Pesantren Al-Ahliyah untuk mengikuti
kegiatan berharga ini
3. Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah, A. Hidayaturrahman, S.Pd.I dan Madrasah Aliyah Al-Ahliyah, Sulaeman, S.Pd.I,
yang telah mempercayakan tugas ini kepada penulis.
4. Ketua Panitia Penyelenggara pelatihan pos kesehatan pesantren, Sulawati, S.KM, M.KM, yang memfasilitasi acara dan
memberikan pengarahan-pengarahan yang diperlukan dalam pelatihan ini
5. Master of Trainee, Tati Nuryati, S.KM, M.Kes yang banyak memberikan bimbingan paripurna dan membangun komitmen
belajar di kelas kami
6. Para Pemateri pelatihan yang tidak bisa penulis sebutkan nama dan gelarnya satu-persatu, yang amat berkontribusi dalam
mentransfer ilmu dan keahlian yang amat berharga dalam pelatihan ini
7. Seluruh personalia kepanitiaan, akomodasi, konsumsi dan berbagai pihak yang membantu dan mendukung penulis dalam
mengikuti kegiatan pelatihan di bapelkes ini.
Sudah barang tentu penulisan laporan ini masih memiliki kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu penulis membuka seluas-
luasnya atas kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Karawang, 5 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Laporan Kegiatan 1
A. Pendahuluan 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
D. Materi 2
E. Peserta 3
F. Personalia dan Nara Sumber 4
G. Waktu dan Tempat 5
H. Hasil Kegiatan 5
Penutup 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
Lampiran-lampiran
LAPORAN KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Pada tahun 2000, Departemen Kesehatan telah mencanangkan Visi Indonesia Sehat 2010, dan dalam perkembangannya sampai
saat ini telah banyak kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan-kemajuan itu masih jauh dari terget yang ingin dicapai pada
tahun 2010. Untuk menunjang percepatan percapaian visi tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2006 telah merumuskan
visi Departemen Kesehatan yaitu “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”, dengan misi “Membuat Masyarakat Sehat”,
dan salah satu strateginya adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat melalui penggerakan dan
pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), berazaskan kemandirian dan kebersamaan.
Pos Kesehatan Pesantren merupakan salah satu wujud Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok
pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (penyuluhan)
dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dengan
binaan Puskesmas setempat.
Pemberdayaan masyarakat di pondok pesantren merupakan upaya fasilitasi, agar warga pondok pesantren mengenal masalah
yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi,
kondisi dan kebutuhan setempat. Upaya fasilitasi tersebut diharapkan dapat mengembangkan kemampuan warga pondok
pesantren untuk menjadi perintis/pelaku dan pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat dalam menumbuhkembangkan
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
Dengan pemberdayaan tersebut, diharapkan para santri dan para pemimpin serta pengelola pondok pesantren tidak saja mahir
dalam aspek pembangunan moral dan spiritual dengan intelektual yang bernuansa agamis, namun dapat juga menjadi motivator
dan inovator dalam pembangunan kesehatan, serta menjadi teladan dalam berperilaku bersih dan sehat bagi masyarakat
sekitarnya.
Oleh karena itu, maka dianggap perlu adanya kegiatan pelatihan bagi pengelola dan pelaksana poskestren dengan harapan setelah
peserta latih kembali ke pondok mereka bisa menjadi kader yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal promotif dan
prepentif serta berkemampuan dalam administrasi poskestren.
B. TUJUAN
Secara umum kegiatan pelatihan ini ditujukan agar peserta latih mampu melaksanakan tugas sebagai kader kesehatan di Pos
Kesehatan Pesantren.
Adapun secara khusus, kegiatan ini bertujuan agar peserta latih:
1. Mampu meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam melakukan penyuluhan kesehatan di pondok
pesantren.
2. Mampu melakukan upaya pencegahan penyakit
3. Mampu memberikan pertolongan pertama dan rujukan
4. Mampu melakukan survei mawas diri dan pencatatan kegiatan pesantren
C. MANFAAT
Kegiatan ini amat bermanfaat bagi peserta latih, diantaranya:
1. Adanya peningkatan pemahaman, kemampuan dan keterampilan yang berkaitan tugas promotif dan preventif di pondok
pesantren
2. Mendorong terbentuknya pos-pos kesehatan di kalangan pesantren
3. Terciptanya suatu kerjasama yang harmonis pihak pengurus pesantren dan puskesmas dalam mendukung visi dan misi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
D. MATERI
Adapun materi yang penulis dan para wakil dapatkan dalam pelatihan ini meliputi 9 modul yang terdiri dari:
1. Modul 1 Membangun Komitmen Belajar
2. Modul 2 Konsep Dasar Poskestren
3. Modul 3 Upaya Pencegahan Penyakit
4. Modul 4 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (Pkm)
5. Modul 5 Pertolongan Pertama Dan Rujukan
6. Modul 6 Survei Mawas Diri
7. Modul 7 Pencatatan Kegiatan Poskestren
8. Modul 8 Kesehatan Reproduksi Remaja, Narkoba Dan Flu Burung
9. Modul 9 Penanggulangan Bencana
E. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh para pengurus poskestren, kader-kader dari santri dan juga perwakilan dari promkes puskesmas yang
membina pesantren di lingkungannya. Peserta berasal dari berbagai daerah diantaranya dari Bekasi, Karawang, Purwakarta,
Subang, dan bahkan ada yang berasal dari Jambi. Jumlah pesertanya adalah sebanyak 60 orang, dibagi 2 Angkatan/kelas. Penulis
adalah salah seorang peserta di Angkatan II atau kelas B yang berjumlah 30 orang. Berikut adalah nama-nama peserta yang hadir
bersama penulis:
NO NAMA JABATAN INSTANSI ASAL
1. Nia Kurnia Sanitasi Puskesmas Cagak Subang
2. Agus Solehudin, S.Pd.I Mursyid Ponpes Riyadhul Jannah Subang
3. Iing Irwansyah Santri Ponpes Riyadhul Jannah Subang
4. Melati Nurul Fauzi Santri Ponpes Riyadhul Jannah Subang
5. Selvia Ruyatus Saefullah Santri Ponpes Riyadhul Jannah Subang
6. Nining Artiningsih, AMd.Keb Promkes Puskesmas Plered Purwakarta
7. Nizar Maulana Murobbi Ponpes Minnatul Huda Purwakarta
8. Hasan Al Asyari Santri Ponpes Minnatul Huda Purwakarta
9. Sifa Malihatul Husna Santri Ponpes Minnatul Huda Purwakarta
10. Yusie Yusniar Nurfadilah Santri Ponpes Minnatul Huda Purwakarta
11. Uki Abdul Sukria, S.AP Promkes Puskesmas Wanayasa Purwakarta
12. Ace Yusuf Mursyid Ponpes Al-Munawaroh Purwakarta
13. Nina Nurasiah Santri Ponpes Al-Munawaroh Purwakarta
14. Eni Rohmatillah Santri Ponpes Al-Munawaroh Purwakarta
15. Vonia Febriana Hidayah Santri Ponpes Al-Munawaroh Purwakarta
16. Ace Rusadi, AMK Promkes Puskesmas Adiarsa Karawang
17. Kadiro, S.Pd.I Guru Ponpes Al-I’tishom Karawang
18. Wawan Hermawan, S.Pd.I Guru Ponpes Al-I’tishom Karawang
19. Ridwanda Santri Ponpes Al-I’tishom Karawang
20. Budi Agung Rohmatullah Santri Ponpes Al-I’tishom Karawang
21. Ashanida, AMKL Promkes Puskesmas Paal X Jambi
22. Siti Roudoh Hasbiyallah LC Murobbi Ponpes Al-Hidayah Jambi
23. Lessi Yuliana, AM.KG Pengurus Ponpes Al-Hidayah Jambi
24. Iis Endriani Santri Ponpes Al-Hidayah Jambi
25. Safwan Santri Ponpes Al-Hidayah Jambi
26. Ilis Nurajizah Guru PonPes Al-Ahliyah Karawang
27. Cicih Widaningsih, AMK Perawat PonPes Al-Ahliyah Karawang
28. Irhan Fauziah Siswa PonPes Al-Ahliyah Karawang
29. Rosalina Andini Siswa PonPes Al-Ahliyah Karawang
30. Euis Sarah Siswa PonPes Al-Ahliyah Karawang
F. PERSONALIA DAN NARA SUMBER
Para pelatih dalam pelatihan ini adalah petugas puskesmas yang telah mengikuti TOT Poskestren, sedangkan nara sumber dalam
pelatihan ini diutamakan dari Dinkes Kabupaten/Kota dengan tidak menutup kemungkinan nara sumber dari Dinkes Provinsi atau
Pusat untuk keadaan tertentu atau sesuai kebutuhan
Berikut adalah nama-nama nara sumber yang mengisi materi dan memfasilitasi kegiatan pelatihan di Angkatan II / kelas B:
1. Sulawati, S.KM, M.KM (Ketua Panitia)
2. H. Suganda, S.KM, M.Kes (Kepala BapelKes Cikarang)
3. Tati Nuryati, S.KM, M.Kes (Master of Trainee)
4. H. Tajili Suprapto, S.KM, M.KM (Dinkes Kabupaten Bekasi)
5. dr. Junaedi, M.Kes
6. dr. Lukman Ruskanda, M.SOH
7. Drs. Nano Djumadiyono, MM
8. Dan lain-lain
G. WAKTU DAN TEMPAT
Pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) ini dilaksanakan selama 6 hari setara dengan 31 jam mulai hari Senin-Sabtu
tanggal 27 Februari – 3 Maret 2012. Tempat penyelenggaraannya adalah Balai Pelatihan Kesehatan Lemah Abang, Cikarang,
Bekasi
H. HASIL KEGIATAN
Melalui kegiatan ini penulis dan peserta lain mendapatkan banyak sekali pelajaran yang dapat diambil diantaranya:
1. Peserta mampu membangun komitmen belajar dan memiliki pemahaman tentang konsep dasar poskestren
2. Peserta memiliki pemahaman konsep dan aplikasi penyuluhan kesehatan masyarakat tentang kesehatan reproduksi remaja,
NAPZA, Flu burung
3. Peserta dapat memahami konsep upaya pencegahan penyakit dan penanggulangan bencana serta mendapatkan kompetensi
pertolongan pertama dan rujukan
4. Peserta dapat memahami konsep pencatatan survei mawas diri dan pencatatan kegiatan poskestren
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikian laporan ini penulis buat, banyak sekali ilmu yang penulis dapatkan dari kegiatan ini. Dari sini penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal, diantaranya:
1. Bahwa pondok pesantren memegang peranan penting dalam merintis dan menggerakkan masyarakat dalam
menumbuhkembangkan upaya kesehatan di lingkungannya dan di dalam masyarakat.
2. Bahwa pelatihan Pos kesehatan pesantren amat perlu untuk membantu peserta pelatihan agar mampu melaksanakan
pencegahan penyakit, mampu melakukan kegiatan penyuluhan dan serta mampu dalam melakukan pencatatan kegiatan
poskestren.
B. SARAN
1. Hendaknya diadakan rencana tindak lanjut dan dukungan yang intensif dari dinas kesehatan, agar pelatihan ini mempunyai
makna aplikatif.
2. Hendaknya terjalin kerjasama yang erat antara instansi kesehatan dan pondok pesantren dalam meningkatkan kesehatan di
lingkungan pesantren.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
JADWAL ACARA
PELATIHAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)
BAPELKES CIKARANG (KELAS B)
HARI/JAM TANGGAL MATERI FASILITATOR/NARASUMBER
Senin, 27 Februari 2012
13.00 – 16.00 Daftar ulang Panitia
16.00 – 19.00 Istirahat
19.00 – 19.45 Penjelasan program dan tata tertib diklat Ketua penyelenggara dan MOT
19.45 – 20.30 Membangun Komitmen Belajar (MKB) MOT (Tati Nuryati, S.KM, M.Kes)
Selasa, 28 Februari 2012
08.00 – 08.45 Pre test Panitia
08.45 – 09.30 Pembukaan Ka. Pusdiklat Nakes
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.15 Konsep Poskestren Dinkes Kabupaten Bekasi
11.15 – 12.00 Upaya pencegahan penyakit Tati Nuryati, S.KM, M.Kes
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 15.15 Upaya pencegahan penyakit Tati Nuryati, S.KM, M.Kes
15.15 – 15.30 Istirahat
15.30 – 17.00 Materi Penunjang lainnya (Kespro remaja, Narkoba, Flu Burung) Dr. Djunaedi, M.Kes
Rabu, 29 Februari 2012
08.00 – 09.30 Pertolongan pertama dan rujukan dr. Lukman Ruskanda, MSOH
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 12.00 Pertolongan pertama dan rujukan dr. Lukman Ruskanda, MSOH
12.00 – 13.30 ISOMA
13.30 – 15.00 Penyuluhan kesehatan masyarakat dr. Lukman Ruskanda, MSOH
15.00 – 15.15 Istirahat
15.15– 16.45 Penyuluhan kesehatan masyarakat dr. Lukman Ruskanda, MSOH
Kamis, 1 Maret 2012
08.00 – 10.15 Survei mawas Diri Drs. NanoDjumadiyono
10.15 – 10.30 Istirahat
10.30 – 12.45 Survei mawas Diri Drs. NanoDjumadiyono
12.45 – 14.00 ISOMA
14.00 – 14.45 Penanggulangan bencana dr. Lukman Ruskanda, MSOH
14.45 – 16.15 Pencatatan Kegiatan Poskestren H. Tajili Suprapto, S.KM, M.KM
(Dinkes Kabupaten Bekasi)
16.15– 19.00 Pencatatan Kegiatan Poskestren
Jum’at, 2 Maret 2012
08.00 – 09.30 Rencana Tindak Lanjut MOT (Tati Nuryati, S.KM, M.Kes)
09.30 – 10.00 Post Test Panitia
10.00 – 10.15 Istirahat
10.15 – 11.30 Penutupan Ka. Bapelkes Lemahabang
Sabtu, 3 Maret 2012
08.00 – 09.30 Penyelesaian Administrasi Panitia
Kepala Bapelkes Cikarang,
H. Suganda, S.KM, M.Si
NIP. 19570319 198111 1 001
KEGIATAN SOSIALISASI DAN TRAINING KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM RANGKA
PERSIAPAN SERTIFIKASI FSC DI PT. GRAHA SENTOSA PERMAI
A. Pendahuluan
Fakta pada saat ini angka kecelakaan kerja di semua bidang usaha di Indonesia secara umum masih cukup tinggi, hal ini secara
umum disebabkan oleh kurangnya kepedulian pekerja dan unit management dalam menerapkan kaidah dan aturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan belum membudayanya K3 di lingkungan kerja. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional, dan setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien
PT. Graha Sentosa Permai (PT. GSP) merupakan salah satu perusahaan pemegang IUPHHK HA yang beroperasi berdasarkan
SK. Menteri Kehutanan No. SK.381/MENHUT-II/2005 tanggal 09 November 2005 seluas 44.970 Ha yang berlokasi di
kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Manajemen PT. GSP telah memiiki visi sekaligus komitmen untuk mengelola hutan
yang menjadi areal konsesinya secara lestari yang tercermin dari telah diperolehnya sertifikasi pengelolaan hutan lestari skema
PHPL dan pada saat ini manajemen PT. GSP akan menginjak skema sertifikasi sukarela (voluntary) berbasis FSC.
Didalam skema FSC ini terdapat kriteria pemenuhan mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang tercantum
dalam prinsip 4 yaitu hubungan masyarakat dan Hak-hak Pekerja, Kriteria FSC 4.2 Pengelolaan hutan harus memenuhi atau
bahkan melampaui semua hukum atau peraturan yang berlaku mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja dan keluarganya
B. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan sosialisasi dan training mengenai Keselamatan dan Kesehatan kerja di Unit manajemen PT. Graha Sentosa
Permai ini adalah dalam upaya memberikan pemahaman kepada seluruh jajaran direksi, staf dan karyawan PT. GSP terhadap
setiap Prinsip, Kriteria dan Indikator mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam Sistem sertifikasi Forest Stewardship
Council (FSC).
1. Memberikan pemahaman bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas.
2. Meningkatkan pemahaman serta pemenuhan terhadap prinsip-prinsip, kriteria dan indikator FSC terkait keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (pirinsip 4, kriteria 4.2) kepada segenap jajaran Direksi, staf dan karyawan PT. GSP.
3. Tata aturan pembentukan kelembagaan P2K3 beserta pelaporan dan pemenuhan organisasi P2K3
4. Pendampingan dan penyusunan dokumen SOP dan pelaporan terkait implementasi K3
C. Sasaran
Seluruh jajaran karyawan meliputi: Manajer Camp, Wakil Manajer Camp Manajer, Kepala Departemen, Kepala Seksi hingga
Staf PT. Graha Sentosa Permai di Camp Sei Rahanjang.
Kegiatan sosialisasi dan training terkait implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di unit usaha PT. GSP dilaksanakan
pada:
E. Pelaksana
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh Wana Aksara Institute sebagai pendamping sertifikasi FSC PT. GSP, yang terdiri dari:
Narasumber : Fauzi Prima Sanusi S.hut (K3) dan Ir. Agung Nugraha, MA (Direktur Eksekutif Wana Aksara),
F. Peserta
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan departemen PT. GSP. yang berlokasi di basecamp S. Rahanjang..
G. Hasil Kegiatan
Kegiatan sosialisasi dan training mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan tindaklanjut dari sosialisai sistem
pengelolaan hutan yang bertanggungjawab dan lestari (SFM) serta peluang dan tantangan sertifikasi sistem FSC di PT. GSP.
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh seluruh jajaran perwakilan pimpinan setiap Departemen di basecamp PT. GSP. Dalam rangka
optimalisasi hasil dan partisipasi peserta, maka kegiatan sosialisasi dan training K3 ini dilaksanakan berupa materi kelas, diskusi
interaktif, dan kunjungan/praktek lapang untuk melihat secara langsung penerapan K3 dilapangan dan pemahaman mengenai
implementasinya.
1. Dasar dasar K3
2. Manajemen K3 dalam prinsip sertifikasi FSC
3. K3 dalam kegiatan penebangan, penyaradan dan pengangkutan kayu
4. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko di tempat kerja
5. Review dokumen terkait implementasi dan Pelaporan K3 (SOP, form laporan)
6. Tata cara penyusunan dan pembentukan kelembagaan K3
7. Penanganan kondisi gawat darurat
8. Praktek lapangan
Selain itu juga dilakukan diskusi dan praktek tertulis mengenai potensi bahaya dan resiko yang bisa terjadi oleh aktivitas kerja
masing masing karyawan yang dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko. Pada kunjungan lapangan
dilakukan pada areal work shop, aktivitas pembuatan dan perawatan jalan, aktivitas penebangan, penyaradan dan pengupasan
kayu
Gambar 2. Praktek Lapang Kegiatan Penyaradan kayu Gambar 3. Praktek Penebangan dan pembagian batang
Implementasi K3 berdasarakan Regulasi yang berlaku merupakan pedoman khusus dalam penyusunan prosedur dan pelaksanaan
K3 di PT. GSP selain mengacu kepada standard pelaksanaan K3 lainnya (OHSAS 18001). Penerapan K3 di dalam operasional
PT. GSP belum dijadikan bagian/dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan. Yang mana K3 meruapakan salah satu bagian
dari kegiatan produksi mulai dari perencanaan, monitoring, hingga evaluasinya dalam rangka implementasi K3 secara serius,
terarah, dan bertujuan untuk meminimalkan resiko kecelakaan dan menciptakan kondisi areal kerja yang sehat dan aman, Selain
hal diatas pola implementasi K3 di PT. GSP bertujuan untuk pemenuhan persayaratan dalam Skema sertifiasi FSC agar PT. GSP
mendapatkan sertifikat FSC.
Dari hasil sosilaisasi, training dan diskusi serta kunjungan lapangan diketahui bahwa PT. GSP secara minimum dokumen telah
memenuhi prinsip 4 indicator 4.2 FSC, akan tetapi secara implementasi masih kurang dari minimum pelaksanaan. Prinsip
penerapan K3 harus dilandasi Komitmen penuh dan pemahaman yang yang luas dalam hal pencegahan dan penanganan bahaya
serta resiko, bukan hanya cukup dalam pemenuhan beberapa hal saja misalnya APD.
Terkait dengan keberadaan prinsip, criteria dan indicator dalam pemenuhan sertfikasi FSC baik dokumen maupun Implementasi
PT. GSP secara umum masih ada beberapa indikator-indikator yang belum dilaksanakan karena belum dipahami secara detail,
pemahaman dan informasi yang kurang dan atau dipahami tidak terkait dengan kegiatan operasional.
Laporan Kegiatan Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja di Bandung
14 November 2013
Acara dilakukan pada Kamis, 14 November 2013 Pkl. 09.00 – 16.00 WIB di Hotel Bumi
Asih Jaya Jl. Soekarno Hatta No.452A Kota Bandung. Acara dihadiri oleh 60 peserta dengan
3 orang pembicara yaitu Ibu Dra. Hj.Linda Herliany (Kepala Sub Bidang Bina Ketahanan
Remaja BKKBN Provinsi Jawa Barat), Ibu Siti Aisyah (Dinas Kesehatan Kota Bandung),
dan Novi (Perwakilan Mitra Citra Remaja/MCR) PKBI Propinsi Jawa Barat. Kegiatan dibuka
dengan pemutaran film WRI tentang akses pelayanan kespro remaja di Kab. Gunung Kidul,
DI Yogyakarta.
Sesi I
Acara dimulai dengan ucapan selamat datang dari pembawa acara, Rahayuningtyas,
dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter dari Women Research Indonesia (WRI).
Setelah pemutaran film, pembawa acara mempersilahkan Direktur Eksekutif WRI, yaitu Ibu
Sita Aripurnami, untuk memandu jalannya acara Seminar yang bertema: ‘Berikan Hak
ditayangkan dalam film dokumenter Women Research Institut di kabupaten Gunung Kidul.
Hal ini cerminan daripada hasil Konferensi Internasional tentang Pembangunan dan
Kependudukan atau dikenal dengan istilah ICPD di Kairo tahun 1994. Namun tujuan ICPD
yakni perlu adanya pelayanan hak- hak Kesehatan Reproduksi dan seksual yang
komprehensif bagi remaja masih jauh dari memadai, padahal populasi remaja di kawasan
asia pasifik adalah separuh dari penduduk orang muda di dunia. Undang-Undang Kesehatan
Nomor 36 tahun 2009, memang sudah mengatur hak dan kewajiban akan pelayanan
penyediaan sumber daya agar sektor kesehatan dapat memberikan pelayanan bagi
masyarakat.
ditinjau ulang. Karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menyuburkan pernikahan usia dini. Hal ini tentu saja berdampak
kepada meningkatnya kehamilan usia muda, dimana
kondisi alat reproduksi belum berkembang maksimal, sehingga berakibat terhadap resiko
kematian ibu. Dalam kata lain kebijakan perundang-undangan yang ada tidak pro kepada
Materi Seminar
Dra. Hj. Linda Herliany (Kepala Sub Bidang Bina Ketahanan Remaja BKKBN
Sahabat berhentilah mengeluh atas sebuah ujian yang menimpa, kita memang tak setegar
mentari, kita memang tak sewangi melati, tetapi kita harus tegar dan mewangi menghadapi
hidup yang telah kita pilih ini. Bukankah untuk menaiki tangga yang lebih tinggi kita butuh
tenaga, Bukankah untuk naik ke level yang lebih tinggi kita akan diuji, Bukankah untuk
2. semangat tinggi
6. ego tinggi
Enam karakteristik di atas ada karena keluarga kurang intim, media permisif, semakin
mulai dari mengubah tatanan, mengubah idola dan cita-cita, mengubah pola dan gaya hidup.
2. Mencari pekerjaan
2. Percaya Diri (self confidence) & Menghargai Diri Sendiri (self esteem)
4. Bersikap Tegas/Asertif
5. Berpikir Positif
8. Keterampilan spiritual
1. Napza
2. Seks Bebas
3. HIV AIDS
BKKBN membuat program Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) dan Pusat
Informasi dan Konsultasi Mahasiswa (PIKM) sebagai upaya menjawab tantangan TRIAD
KRR. PIKR memiliki 3 tingkatan yaitu tumbuh, tegak dan tegar; dengan jargon PIKR adalah
Program Kesehatan Ibu bayi, Program KB, Prog Kespro remaja, Program P2P, Program
Kespro Lansia, yang turunanya adalah Program Kesehatan Reproduksi Komprehensif dan
Program Kespro Esensial. Siklus Reproduksi manusia dimulai dari Janin (konsepsi ibu dan Janin), Bayi baru lahir dan
ibu bersalin, Bayi menyusui dengan ASI ekslusif, Bayi, anak balita, anak sekolah, usia
Menurut Piramida penduduk, remaja adalah yang paling banyak dari jumlah penduduk.
Masa Remaja:
• Remaja awal (10–12 tahun): lebih dekat dengan sebaya, ingin bebas, berfikir abstrak,
• Remaja tengah (13-15 tahun): mencari identitas diri, keinginan untuk kencan, berfikir
• Remaja akhir (16–20 tahun): lebih selektif memilih teman sebaya, mengungkapkan
kebebasan diri, mampu berfikir abstrak, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat
• Hasil survei dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terhadap
2.880 responden usia 15-24 tahun di enam kota di Jawa Barat (Mei 2002) Æ 39,65
persen responden telah melakukan hubungan badan satu kali dan 20 persen lebih
• Di Malang (Jawa Timur) misalnya, penelitian dr. Andik Wijaya, DMSH (2002)
Anak mulai merokok: 15–19 tahun, 10–14 tahun sangat tinggi dan 30 tahun menurun masa
Hasil Konfrensi Internasional kependudukan dunia atau ICPD sepakat bahwa remaja
merupakan kelompok potensial yang perlu diperhatikan secara serius, dan remaja juga akan
mempengaruhi masa depan dunia sesuai dengan kreativitas dan keunikan mereka.
• Remaja yang ingin tahu ini harus diberikan informasi yang benar dan tepat.
• PKBI dibentuk atas konsen terhadap tingkat kematian ibu dan anak yang sangat besar;
kesehatan ramah remaja atau youth friendly health services adalah standar pelayanan yang
Karakteristik pelayanan kesehatan ramah remaja atau youth friendly health services:
2. Baik remaja perempuan dan laki-laki disambut dan dilayani dengan baik.
4. Disediakannya diskusi kelompok untuk remaja. 5. Keterlibatan orang tua bersifat mendukung bukan memaksa.
9. Klien yang berkunjung disambut dan janji pelaksanaan pelayanan dilaksanakan secara
cepat.
12. Promosi pelayanan dilakukan dengan baik di tempat dimana remaja berkumpul.
Sesi II
Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan diskusi publik dengan tujuan untuk
Kota Bandung. Selain itu diskusi publik ini juga bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan
apa saja yang sudah dilakukan organisasi remaja di Bandung untuk menjawab permasalahan
yang ada. Di akhir acara dilakukan identifikasi tentang program yang belum dilakukan
namun dirasa penting untuk bisa menjawab kebutuhan remaja. Berikut identifikasi yang telah
dilakukan.
Acara diskusi difasilitasi oleh Ibu Sita Aripurnai pada jam 13.35 WIB. Berangkat dari apa
yang dibahas oleh narasumber dari Seminar tadi, ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik:
1. Kegiatan yang ada di Lapangan lebih banyak kepada Preventif, lebih banyak kepada
2. Ada fakta dari seseorang korban trafficking yang kesulitan mendapatkan pelayanan
3. Ini menarik dimana banyak program preventif tetapi masih banyak yang kesulitan
1. Narkoba
2. Seksualitas
3. HIV AIDs
Permasalahan remaja cenderung memiliki tingkat moralitas yang turun dan keluar dari
Pengetahuan sangat penting, hal ini merupakan kebutuhan dasar dari reproduksi
Remaja.
- Intinya akses layanan kesehatan, mau kemana? Puskesmas malu, ke Dokter mahal.
- Ibu Sita, menyampaikan bahwa tata cara perawatan alat reproduksi harus diketahui
remaja, lantas disampaikan bahwa ke Puskesmas malu atau ke Dokter mahal, lantas
- Ada Pusat Informasi dan Konseling Remaja di 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat. Di
Kabupaten Bandung PIKR siap menerima pasen yang tidak mau ke puskesmas atau
Dokter, begitupun di Kota Bandung. - Di Kabupaten Bandung ada PIKR Go to School, untuk masalah Jamkesmas siap
- Ada rumah sakit Majalaya, ada Rumah Sakit Soreang dan RSU Cicalengka.
‐ Kekurangan Informasi
Isu atau masalah remaja bukan hanya TRIAD KRR saja, tetapi juga pendewasaan usia
perkawinan. Di Kecamatan Cangkuang, usia 20 tahun saja sudah punya anak dua dan
menjanda, pernikahan dini sangat banyak, hal ini berdampak terhadap peningkatan
angka perceraian dan angka kemiskinan. AKI tahun 2010 ada 796 ibu meninggal
dunia atau rata-rata 2 orang per 2 hari. AKB tahun 2010 ada 9 atau 10 orang bayi
seksualitas di forum, tetapi cari sendiri sehingga mendapat informasi yang salah.
- Kang Roni bisa teriak terhadap pemerintah, dan sudah peduli terhadap remaja, bakat
yang dipunyai remaja bisa ditampung Kang Yogi bisa gabung untuk memperbaiki
- Tabu mengenai reproduksi ini juga dimiliki oleh Guru dan Ustad yang menerangkan
fiqih, tetapi saya juga mengakui bahwa tidak semua guru mampu menyampaikan
- Di SMP guru IPA di SMA guru Biologi yang menerangkan mengenai reproduksi
remaja.
- Harusnya ada kerjasama dengan KUA, karena data otentik pernikahan dengan KUA,
- Selanjutnya harus ada forum khusus untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang
- Ada 5 hak remaja: mulai dari pendidikan, kesehatan dan hal-hal yang harus diketahui
secara utuh oleh remaja.
- Ironisnya ada di sebuah sekolah bahwa ada guru ML dengan murid, hal ini
Terkait dengan pertemuan ada output, pertemuan ini ompong, ada satu lagi momen
oleh WRI , Dinas Pendidikan harus diundang sebagai upaya pencegahan, kemudian
diundang juga dari Dinas Kesehatan, BKKBN, atau Dinas Kependudukan untuk
Penanggulangannya.
- Yang lebih rentan adalah mereka yang IMS ( insfeksi Menular Seksual ), harus ada
- Anggarannya 2 minta dari anak dan minta dari orangtua, di tiap desa ada polindes,
poliklinik, puskesmas.
- Prinsipnya hanya ada penyadaran kepada masyarakat, sehingga tahu hak dan
kewajiban.
berbagai permasalahan yang ada di Lapangan. Apakah cara Konservatif masih bisa di
pakai. Kita nyiapin orang muda yang mampu bergerak secara pembaharuan dalam
Konselor muda yang mau dan mampu turun ke lapangan. Mereka mampu
menyesuaikan diri dari dari berbagai keadaan yang sangat rentan di lapangan.
- Anggaran Remaja sangat sedikit, lebih banyak habis oleh anak dan orangtua
- Orang orang yang terkena Narkoba, KTD, tidak boleh kehilangan hak pendidikannya.
- Yayasan Bahtera sudah melakukan berbagai hal, mulai dari konseling, main, mondok,
Pusat Informasi
Pelatihan sudah ada, setiap tahun ada pelatihan pendidik sebaya, di Piker ada 3 tahapan :
Program :
1. Pelatihan
2. Konseling
3. Sosialisasi KRR
1 Remaja Peduli
Negeri (Religii
SMP, SMK/SMA
3 Forum PIKR
Kab. Bandung
• Jambore remaja
• Duta remaja
• PIKR go to school
4 Forum Diskusi
Anggaran (FDA)
(Yayasan)
Jampersal
dan Soreang
pemilik Jamkesmas
Menumbuhkan pemahaman
5 Mitra Citra
Remaja (MCR)
PKBI
Sexual Education:
area
Service
klinik PKBI
Advocation
- Pelatihan advokasi
mempengaruhi kebijakan
6 Forum Club
Motor Bandung
(FCMB)
bersama
motor bandung
• Bakti sosial
7 Komunitas
Elingan
masyarakat
tereksploitasi sex
formal
lingkungan terdekat
dicari solusinya
10 Komunitas Anak
Peduli Alam
Semesta (Kapas)
Bandung
Margahayu, Banjaran
pemerintah sebaiknya di
revitalisasi dilingkungan
sebulan.
• Akses layanan
• Sosialisasi di Hotspot
13 Ekopontren
Nurul Bahri
Katapang
• Sosialisasi kespro
agama
(Rukun Tetangga)
14 PSDK • Sosialisasi tentang HIV AIDS ke
sekolah
• Kampanye kespro
• Seminar
• Penguatan remaja
remaja
15 Perpustakaan
Anak Jalanan