Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung memiliki sebutan lain yaitu kardio, atau istilah lainyya adalah

karidovaskular yang merupakan system pompa darah dan saluran-salurannya

(sampai ukurun mikro). System ini membawa makanan serta oksigen dalam

darah keseluruh tubuh (Russel, 2016)

Data tahun 2015 menunjukan bahwa 70 persen kematian didunia disebabkan

oleh penyakit tidak menularn yaitu sebanyak 39,5 juta dari 56,4 juta kematian.

Dari seluruh kematian tersebut, 45 persennya disebabkan oleh penyakit jantung

dengan total 17,7 juta dari 39,5 juta kematian (WHO,2015)

Di Amerika 1 dari 3 orang dewasa (92,1 juta orang dewasa) memiliki

penyakit cardiovascular, dan terhitung jumlah 807,775 orang meninggal di

tahun 2014. Penyakit jantung merupakan salah satu penyumbang dari tujuh

penyebab kematian di Amerika (AHA, 2017).

Berdasarkan data dari Riskesdas dan Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan RI (Pusdatin) tahun 2013 didapatkan prevalensi gagal jantung di

Indonesia mencapai sebesar 0,13 persen atau diperkirakan sekitar 229.696

orang. Di Sulawesi utara sendiri prevalensi gagal jantung mencapai (0,4%)

untuk yang terdiagnosis dan (0,14%) untuk prevalensi gejala. Penyakit

gagal jantung terus meningkat seiring dengan bertambanya umur, data tersebut
dibuktikan pada umur 65-74 tahun kasus tersebut menjadi tertinggi (0,5%)

untuk yang terdiagnosis, dan menurun sedikit pada umur ≥75 tahun (0,4%)

tetapi untuk gejala tertinggi pada umur ≥75 tahun (1,1%) (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan survei di RSUP. PROF. DR. R. D. Kandou Manado pada bulan

agustus 2021 sampai dengan bulan januari 2022 angka penderita gagal jantung

mencapai sekitar kurang lebih 20 pasien. Fenomena yang terjadi di ruangan

ICCU (Intensif Cardiac Care Unit) adalah pasien gagal jantung sulit untuk

mempertahankan oksigenasi.

Posisi adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan

posisi tubuh dalam meningkatkan kesejahteraan atau kenyamanan fisik dan

psikologois. Aktifitas intervensi keperawatan yang dilakukan untuk pasien

gagal jantung diantaranya menepatkan tempat tidur yang terapeutik, mendorong

pasien meliputi perubahan posisi, memonitor status oksigen sebelum dan

sesudah perubahan posisi, posisikan pasien seni fowler, tinggikan 45 derajat

atau lebih diatas jantung untuk memperbaiki aliran balik.

Posisi tidur semi fowler dapat membantu menstabilkan oksigenasi serta

dapat meningkatkan ekspansi paru-paru maksimal dan mengatasi kerusakan

pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membrane alveolus.

(Melanie,2014).

Pemantauan hemodinamik memiliki peran penting dalam manajemen pasien

dengan keadaan kritis. Perubahan hemodinamik harus selalu dalam

pemantauan. Tujuan dari pemantauan status hemodinamik yaitu untuk


mendeteksi kelainan fisiologis secara dini dan memamntau pengaruh perubahan

posisi yang diberikan. Posisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap

perubahan hemodinamik selain posisi fowler yaitu posisi lateral kanan.

Menurut Aries et al (2013) menyatakan posisi lateral kanan dapat meningkatkan

tekanan darah rata-rata 4-5 mmHg dibandingkan posisi terlentang.

Menurut Mahvar (2015) posisi lateral kanan dapat berperan dalam

pengosongan lambung yang mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas

vagal. Hal ini dapat menyebabkan beban kerja jantung yang lebih kecil pada

fungsi pernapasan. Dengan posisi lateral kanan memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap saturasi oksigen (SaO2) dan laju pernafasan, karena

jantung dalam posisi lateral kanan akan berada pada posisi yang aman dan tidak

tertekan oleh organ dalam yang lain.

Secara teoritis pada posisi lateral kanan dengan disertai semi fowler

menunjukan aliran balik darah vena dari bagian inferior menuju atrium kanan

cukup baik karena resistensi pembuluh darah dan tekanan atrium kanan tidak

terlalu tinggi, sehingga volume darah yang masuk ke atrium kanan baik dan

tekanan pengisisan ventrikel kanan akan mengalami ke peningkatan isi

sekuncup dan curah jantung pada pasien mengalami gagal jantung

(Sherwood,2012).

B. Rumusan Masalah
Apakah dengan posisi semi fowler dengan kombinasi lateral kanan dapat

berpengaruh terhadap efektifitas perubahan sirkulasi hemodinamik pada

pasien CHF (Congestive Heart Failure) di ruangan IGD resusitasi RSUP. Prof.

DR. R. D. Kandaou Manado.

C. Tujuan

Tujuan Karya Ilmiah Akhir Ners untuk mengetahui mengenai “ Efektifitas

Posisi Semi Fowler dan Kombinasi Lateral Kanan untuk Meningkatakan

Sirkulasi Hemodinamik pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure) di

Ruangan IGD Resusitasi RSUP. Prof. DR. R. D. Kandaou Manado.

D. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi bagi ilmu keperawatan, serta untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan, tindakan-tindakan mandiri

keperawatan.

b. Manfaat Praktis

a.) Untuk rumah sakit

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan dapat meberikan mengenai “

Efektifitas Posisi Semi Fowler dan Kombinasi Lateral Kanan untuk

Meningkatakan Sirkulasi Hemodinamik pada Pasien CHF (Congestive

Heart Failure) di Ruangan IGD Resusitasi RSUP. Prof. DR. R. D.

Kandaou Manado.
b.) Untuk pasien

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan dapat mengurangi prognosis

buruk dengan penerapan mengenai “ Efektifitas Posisi Semi Fowler dan

Kombinasi Lateral Kanan untuk Meningkatakan Sirkulasi Hemodinamik

pada Pasien CHF (Congestive Heart Failure) di Ruangan IGD Resusitasi

RSUP. Prof. DR. R. D. Kandaou Manado.

c.) Untuk penulis

Mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang mengenai “

Efektifitas Posisi Semi Fowler dan Kombinasi Lateral Kanan untuk

Meningkatakan Sirkulasi Hemodinamik pada Pasien CHF (Congestive

Heart Failure) di Ruangan IGD Resusitasi RSUP. Prof. DR. R. D.

Kandaou Manado.

Anda mungkin juga menyukai