Anda di halaman 1dari 43

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DISMENOREA DI KELAS X TATA KECANTIKAN KULIT


SMK 6 YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

SANTI NOVIA
1114003

PROGRAM STUDI KEBIDANAN ( D-3 )


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea di Kelas X
Tata Kecantikan SMK 6 Yogyakarta”.
Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya
kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr. M. Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M. Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Elvika Fit Ari Shanti, S.ST., M.Kes selaku pembimbing yang telah
membimbing penulis dari persiapan sampai terselesainya karya tulis ilmiah
ini.
4. Ratih Kumorojati, S.ST., M.Kes selaku penguji dalam karya tulis ilmiah ini.
5. Kepala Sekolah SMK 6 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA tersebut.
6. Ibu dan bapak tercinta serta keluarga yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan doa pada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Seluruh teman-teman Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
angkatan tahun 2014 yang telah memberikan dukungan serta semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, 25 Mei 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
PERNYATAAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
INTISARI .................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori ................................................................................. 7
1. Pengetahuan ............................................................................. 7
2. Remaja ................................................................................... 12
3. Menstruasi .............................................................................. 14
4 Disminorea ............................................................................. 16
B. Kerangka Teori ............................................................................. 23
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 24
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .................................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 25
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 25
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 26
E. Definisi Operasional ..................................................................... 26
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................ 27
G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 29
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 31
I. Etika Penelitian ............................................................................. 34
J. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 35

v
BAB IV
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 38
B. Pembahasan................................................................................... 43
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 50

BAB V
A. Kesimpulan ................................................................................... 51
B. Saran ............................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian .................................................................. 6


Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................. 27
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuisioner ................................................................ 28
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur, Sumber Informasi Tentang
Dismenorea, Pendidikan Orang Tua, dan Pekerjaan
Orang Tua .............................................................................. 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Dismenorea .............................................................. 39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Pengertian Dismenorea ............................................ 40
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Klasifikasi Dismenorea ............................................ 40
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Penyebab Dismenorea ............................................. 41
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Tanda dan Gejala Dismenorea ................................. 41
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Pencegahan dan Penanganan Dismenorea ............... 42

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................. 23


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................... 24

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 Lembar Bimbingan Karya Ilmiah
Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Lembar Kuesioner Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Dismenorea
Lampiran 6 Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 9 Frekuensi Tabel Karakteristik Responden
Lampiran 10 Frekuensi Tabel Pengetahuan Dismenorea
Lampiran 11 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 12 Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

ix
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
DISMENOREA DI KELAS X TATA KECANTIKAN KULIT
SMK 6 YOGYAKARTA

Santi Novia1, Elvika Fit Ari Shanty2

INTISARI

Latar Belakang : Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dirasakan kram
yang terpusat pada abdomen bagian bawah. Proverawati dan Misaroh (2009)
mengatakan bahwa angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95%
di kalangan wanita usia reproduktif. Ningsih (2011, dalam Murtiningsih, 2015)
mengatakan dismenorea memberikan dampak yang buruk pada remaja putri,
sekitar 10% penderita dismenorea tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari, dan
aktifitas belajarnya siswi di sekolah terganggu karena tidak dapat berkonsentrasi
belajar. SMK 6 Yogyakarta, setiap bulannya terdapat 5-10 siswi yang mengeluh
nyeri menstruasi pada saat di sekolah dan pada bulan Desember tahun 2016
terdapat 2 siswi dari 365 siswi kelas X, menangis kesakitan dan meminta surat
izin pulang akibat nyeri menstruasi. Hasil studi pendahuluan terdapat 4 siswi dari
10 siswi yang belum mengetahui dismenorea itu merupakan istilah dari nyeri
menstruasi, belum mengetahui penyebab dismenorea serta tanda dan gejala dari
dismenorea.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang
dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 62 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil : pengetahuan responden tentang pengertian dismenorea mayoritas kategori
baik 41 (66.1%), tentang klasifikasi dismenorea mayoritas kategori baik 26
(41.9%), tentang penyebab dismenorea mayoritas kategori baik 35 (56.5%),
tentang tandan dan gejala dismenorea mayoritas kategori kurang 27 (43.5%),
tentang pencegahan dan penanganan dismenorea mayoritas kategori baik 32
(51.6%).
Kesimpulan : Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea di
kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta dalam kategori cukup
sebanyak 31 responden (50.0%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Dismenorea, Remaja Putri.


1
Mahasiswa Kebidanan Stikes Jend. A. Yani Yogyakarta
2
Dosen Pembimbing Stikes Jend. A. Yani Yogyakarta
x
DESCRIPTION OF ADOLESCENT LEARNING KNOWLEDGE ABOUT
DISMENOREA IN CLASS X LEATHER BEAUTY
SMK 6 YOGYAKARTA

Santi Novia1, Elvika Fit Ari Shanty2

ABSTRACT

Background : Dysmenorrhoea is pain during menstruation, usually felt cramps


that are centered on the lower abdomen. Proverawati and Misaroh (2009) say that
the prevalence of menstrual pain is around 45-95% among women of reproductive
age. Ningsih (2011, in Murtiningsih, 2015) says dysmenorrhea has a bad impact
on young women, about 10% of people with dysmenorrhea can not participate in
daily activities, and their learning activities are disrupted because they can not
concentrate on learning. SMK 6 Yogyakarta, every month there are 5-10 female
students who complained of menstrual pain at school and in December of 2016
there were 2 female students from 365 students of class X, crying in pain and
asking for home permission due to menstrual pain. The results of preliminary
study there are 4 female students of 10 female students who do not know
dysmenorrhea is a term of menstrual pain, do not know the cause of
dysmenorrhoea and signs and symptoms of dysmenorrhoea.
Objective : Knowledge of the level of knowledge of young women about
dysmenorrhea in class X Beauty Skin Care SMK 6 Yogyakarta.
Method : This type of research is a quantitative descriptive research with cross
sectional design. The number of samples used is 62 respondents with sampling
technique using total sampling. The data analysis used is univariate analysis
Result : The knowledge of the respondents about the definition of dysmenorrhoea
of the categories of good 41 (66.1%), about the classification of dysmenorrhoea of
the good category 26 (41.9%), about the cause of dysmenorrhoea of the good
category 35 (56.5%), about the bunches and symptoms of dysmenorrhagic
majority category less 27 (43.5% ), On the prevention and treatment of
dysmenorrhoea of the categories of both 32 (51.6%).
Conclusion : Description of the level of knowledge of young women about
dysmenorrhea in class X Beauty Beauty SMK 6 Yogyakarta in the category
enough as much as 31 respondents (50.0%).

Keywords : Knowladge, Dysmenorrhoea, Teenage girl.


1
A student of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani School of
Health Science of Yogyakarta
2
A counseling lecturer of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani
School of Health Science of Yogyakarta
xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial,
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari sistem
reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak
remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan
reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang menstruasi (Kinanti, 2009).
Kusmiran (2011) mengatakan Menstruasi adalah proses alamiah yang
terjadi pada perempuan dan merupakan perdarahan yang teratur dari uterus
sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Pada sebagian
remaja yang mengalami menstruasi akan timbul nyeri pada saat menstruasi yang
biasanya disebut dengan dismenorea, karena dismenorea merupakan salah satu
gangguan ginekologi yang paling umum dan sering dikeluhkan remaja Zukri
(2009 dalam Andriyani, 2016).
Prawirohardjo (2011) mengatakan dismenorea adalah nyeri saat haid,
biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Dismenorea dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada
panggul atau alat kandungan dan organ lainnya, sedangkan dismenorea sekunder
adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologi di organ
genitalia. Derajat dismenorea atau nyeri menstruasi ini dapat terjadi bervariasi
mulai dari yang ringan sampai berat (Manuaba, 2009).
Nugroho dan Utama (2014) mengatakan dismenorea apabila tidak segera
diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak
untuk segera mengambil tindakan terapi secara farmakologis atau
nonfarmakologis. Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan pada penanganan
dismenorea biasanya menggunakan obat anti peradangan non-steroid yang
tersedia dan dijual bebas dan bisa juga terapi hormonal dengan pengawasan
dokter. Selain obat-obatan, rasa nyeri dismenorea bisa dikurangi dengan tindakan

1
2

nonfarmakologis seperti kompres hangat didaerah perut, latihan aerobik seperti


(berjalan kaki, bersepeda dan berenang), dan teknik relaksasi atau yoga. Teori lain
menyebutkan dismenorea dapat juga di cegah dengan cara melakukan pola hidup
sehat seperti sering berolah raga, diit seimbang atau mengkonsumsi makanan yang
bergizi, dan istirahat yang cukup pada saat menstruasi (Proverawati dan misaroh,
2009).
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)
menyatakan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2009 menunjukan
angka kejadian dismenorea primer 72,89% dan dismenorea sekunder 27,11% di
Indonesia. Perempuan usia produktif diperkirakan lebih dari 55% yang tersiksa
oleh nyeri menstruasi, dan angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar
45-95% di kalangan wanita usia produktif (Proverawati dan Misaroh, 2009).
Dismenorea primer 90% terjadi pada wanita yang telah mengalami menarche dan
berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak
(Irianto, 2015).
Ningsih (2011, dalam Murtiningsih, 2015) mengatakan Dismenorea
memberi dampak yang buruk pada remaja putri, sekitar 10% penderita dismenorea
tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari, aktifitas belajarnya di sekolah
terganggu karena tidak dapat berkonsentrasi belajar sehingga motivasi belajar
akan menurun dan tak jarang hal ini membuat remaja putri tidak masuk sekolah.
Dismenorea tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tetapi juga memberi
dampak bagi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi terhadap seluruh wanita
misalnya cepat letih, mual, muntah, nyeri kepala, sering marah, dan konsentrasi
buruk (Bobak, 2012).
Widyastuti, dkk (2009) mengatakan permasalahan kesehatan reproduksi
remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan
reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala
aspek tentang reproduksinya, terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi
seorang ibu yang bertanggung jawab terhadap keturunannya. Soekanto (2002)
dalam Lestari (2015) menjelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
3

(overt behavior). Pengetahuan remaja tentang dismenorea atau nyeri menstruasi


dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dari segi pendidikan, usia,
pekerjaan, lingkungan, kultur (sosial, budaya, agama), pengalaman, dan informasi.
Upaya pemerintah dalam menghadapi kesehatan remaja diatur dalam UU
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, mecantumkan tentang kesehatan
reproduksi pada bagian keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71
ayat 3 menyatakan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Salah satu upaya tersebut
dibentuknya program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang
berkembang sejak tahun 2003. Pemerintah memperhatikan kesehatan pelajar
dengan mewujudkannya pelayanan kesehatan di sekolah dengan program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas
(Kemenkes RI, 2015).
SMK 6 Yogyakarta, berdasarkan hasil informasi yang didapatkan dari
salah satu guru Bimbingan Konseling (BK), SMK ini belum pernah mendapatkan
penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang kesehatan reproduksi yang berkaitan
dengan dismenorea atau nyeri menstruasi. Data yang didapatkan dari siswi bagian
organisasi Palang Merah Remaja (PMR) setiap bulannya terdapat 5-10 siswi yang
mengeluh nyeri menstruasi pada saat di sekolah dan hanya dianjurkan untuk
istirahat di UKS dan diberikan obat untuk mengurangi nyeri menstruasi,
sedangkan data dari guru BK pada bulan Desember tahun 2016 terdapat 2 siswi
dari 365 siswi kelas X, menangis kesakitan dan meminta surat ijin pulang akibat
nyeri menstruasi yang tidak bisa ditahan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 07 Februari
2017 di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta dengan jumlah 62
remaja putri. Hasil wawancara dengan 10 (16,1%) remaja putri kelas X Tata
Kecantikan Kulit, 4 (40%) siswi sudah mengetahui dismenorea itu merupakan
istilah dari nyeri menstruasi, tetapi belum mengetahui yang menyebabkan
4

dismenorea, dan hanya istirahat atau tidur apabila nyeri menstruasi, 2 (20%) siswi
sudah mengetahui dismenorea itu merupakan nyeri menstruasi, belum mengetahui
peyebab dari dismenorea dan hanya istirahat serta biasanya minum jamu, 4 (40%)
siswi belum mengetahui dismenorea itu merupakan istilah dari nyeri menstruasi,
belum mengetahui penyebab dismenorea serta tanda dan gejala dari dismenorea.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea di
Kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang
dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea di
kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian
dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun
2017.
b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang klasifikasi
dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun
2017.
c. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab
dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun
2017.
5

d. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang tanda dan gejala


dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta tahun
2017.
e. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang pencegahan dan
penanganan dismenorea di kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6
Yogyakarta tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberi tambahan informasi
dalam bidang ilmu kebidanan khususnya pada kesehatan reproduksi remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SMK 6 Yogyakarta khususnya Pembina UKS
Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan landasan
pelaksanaan program kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling
dalam upaya peningkatan pengetahuan siswi tentang dismenorea.
b. Bagi Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kepustakaan,
yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswi untuk mengingkatkan
pengetahuan mengenai dismenorea.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk memperluas
dan memperkaya referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya,
khususnya tentang dismenorea.
6

E. Keaslian Penelitian
Judul dan Persamaan dan
NO Metode Hasil
Peneliti Perbedaan
1. Nafiroh dan Penelitian ini Didapatkan hasil Persamaan:
Indrawati, termasuk jenis pengetahuan tentang Terletak pada
2013. penelitian survey dismenorea, sebanyak 36 variabel yang
Gambaran deskriptif dengan siswi (78,3%) sama, jenis
Pengetahuan pendekatan point berpengetahuan kurang, penelitian yang
Remaja time. Alat ukur dan 2 siswi (4,3%) sama, dan alat
Tentang menggunakan berpengetahuan baik. ukur yang sama.
Dismenorea kuesioner dan Perbedaan:
Pada Siswa pengambilan Teknik sampel,
Putri di MTS sampel lokasi, umur
NU Mranggen menggunakan responden, dan
Kabupaten teknik sampel waktu penelitian.
Demak. stratifikasi
(Stratified Random
Smapling).

2. Andriyni dkk, Penelitian ini Hasil penelitian Persamaan:


2016. termasuk jenis menunjukan bahwa Terletak pada
Gambaran penelitian sebagian besar berada pada variabel yang
Pengetahuan deskriptip kategori berpengetahuan sama, jenis
Remaja kuantitatif. Alat baik, dengan hasil penelitian yang
Madya (13-15 ukur kuesioner dan sebanyak 115 siswi sama, dan alat
Tahun) pengambilan (55,8%). Namun, sebagian ukur yang sama.
Tentang sampel kecil dalam kategori Perbedaan:
Dismenorea di menggunakan berpengetahuan cukup Teknik
SMPN 29 teknik sebanyak 22 siswi (10,7%) pengambilan
Kota Proportionate dan hampir setengahnya sampel, lokasi,
Bandung. Stratifed Random berpengetahuan kurang dan waktu
Sampling. sebanyak 69 siswi penelitian.
(33,5%). Teknik sampling,
umur responden,
lokasi dan waktu
penelitian.

3. Tampake dkk, Penelitian ini Hasil penelitian Persamaan:


2014. adalah jenis menunjukan distribusi usia Terletak pada
Pengetahuan penelitian bersifat responden yang paling variabel, teknik
Dan Sikap analisis deskriptif junior di SMP PNIEL pengambilan
Remaja dengan pendekatan Manado adalah 13-15 sampling dan alat
Terhadap cross sectional. tahun sebanyak (70,7%), ukur yang sama.
Dismenorea di Alat ukur kuesioner berpengetahuan baik Perbedaan:
SMP PNIEL dan teknik sampel tentang dismenorea Terletak
Manado. menggunakan total sebanyak (77,6%), sikap perbedaan pada
sampel. siswi positif tentang variabel sikap,
dismenorea dari (74,1%). lokasi, dan waktu
penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Yogyakarta pada tanggal 4
Mei 2017 yang beralamat di Jl. Kenari No. 4 Semaki, Umbulharjo, secara
geografi letak strategis, dan gedung sekolah terletak di perkotaan. Sekolah ini
berdiri sejak tahun 1946 dengan nama SGKP (Sekolah Guru Kepandaian
Putri) dan berganti nama menjadi SMKN 6 (Sekolah Menengah Kejuruan)
pada tahun 1996, sesuai pergantian jabatan kepala sekolah pada tahun 2017
SMK 6 Ygyakarta di pimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama DRS.
Rustamaji, M.Pd. Visi sekolah tersebut yaitu menjadi SMK penghasil tamatan
yang beriman, bertaqwa, berbasis budaya, berwawasan lingkungan, dan
unggul di ASEAN.
SMKN 6 Yogyakarta merupakan sekolah bertaraf nasional dengan
mempunyai 7 jurusan, dan bekerja sama dengan negara Thailand, Malaysia,
dan China. Sarana dan prasarana sekolah ini dalam kegiatan belajar mengajar
sudah baik dan memadai, dan fasilitas juga lengkap ditambah dengan adanya
free hotspot area dan berbagai macam ekstrakurikuler untuk menggali bakat
non akademik siswa. Selain itu sekolah memliki ruang perpustakaan yang
unggul yaitu perpustakaan prestasi yang dapat dimanfaatkan siswa-siswi
untuk belajar serta mencari informasi.
Sekolah ini memiliki murid dari kelas X – XII dengan jumlah 1190
murid dari 7 jurusan pada tahun 2016/2017 dan memiliki ruang UKS yang
lengkap serta tersedia berbagai macam obat-obatan dan ada anggota
ekstrakulikuler organisasi PMR (Palang Merah Remaja) yang setiap hari
bertugas di UKS pada saat jam istirahat ataupun pada saat dibutuhkan di
ruang UKS, namun di dalam UKS belum terdapat papan atau leaflet yang
berkaitan dengan menstruasi beserta gangguannya yakni dismenorea dan di

38
39

sekolah tersebut belum ada penyuluhan yang terkait dengan dismenorea dari
pihak tenaga kesehatan.
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan usia menarche, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
sumber informasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik
responden dapat di deskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan usia menarche,
pendidikan orang tua, dan Sumber Informasi Tentang Dismenorea,
Pendidikan Orang Tua

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase


Usia Menarche
10 tahun 2 3.2
11 tahun 9 14.5
12 tahun 18 29.0
13 tahun 21 33.9
14 tahun 12 19.4
Jumlah 62 100.0
Pendidikan Orang Tua
SD 3 4.8
SMP 6 9.7
SMA 45 72.6
PT 8 12.9
Tidak Sekolah 0 0
Jumlah 62 100.0
Sumber Informasi
Televisi 10 16.1
Radio 0 0
Media massa cetak 4 6.5
Internet 31 50.0
Tenaga kesehatan 17 27.4
Jumlah 62 200.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar
usia menarche responden adalah 13 tahun, yaitu sebanyak 21 responden
(33.9%). Tidak ditemukan orang tua responden yang tidak sekolah, sebagian
40

besar orang tua responden sudah tamat SMA sebanyak 45 responden (72.6%),
dan tidak ditemukan responden yang mendapatkan informasi tentang
dismenorea melalui radio, sebagian besar informasi didapatkan dari internet
sebanyak 31 responden (50.0%).
3. Analisa Hasil Penelitian
a. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea
Tabel 4.2
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Dismenorea

Pengetahuan Frekuensi Presentase


Baik 26 41.9
Cukup 31 50.0
Kurang 5 8.1
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang
dismenorea sebagian besar adalah cukup yaitu berjumlah sebanyak 31
responden (50.0%).
b. Pengertian Dismenorea
Tabel 4.3
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Pengertian Dismenorea
Pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 41 66.1
Cukup 16 25.8
Kurang 5 8.1
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi data dapat diketahui
bahwa gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian
dismenorea memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 41 responden
41

(66.1%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5


responden (8.1%).
c. Klasifikasi Dismenorea
Tabel 4.4
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Klasifikasi Dismenorea
Pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 26 41.9
Cukup 18 29.0
Kurang 18 29.0
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data di atas dapat diketahui
bahwa gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang klasifikasi
dismenorea sebanyak 26 responden (41.9%) memiliki pengetahuan baik,
sedangkan jumlah keseluruhan yang mempunyai pengetahuan cukup dan
kurang sebanyak 18 responden (29.0%) .
d. Penyebab Dismenorea
Tabel 4.5
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Penyebab Dismenorea
Pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 35 56.5
Cukup 19 30.6
Kurang 8 12.9
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan penyajian tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab dismenorea
dari sebagian jumlah responden memiliki pengetahuan baik yaitu 35
responden (74.3%).
42

e. Tanda dan Gejala Dismenorea


Tabel 4.6
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Tanda dan Gejala Dismenorea
Pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 17 27.4
Cukup 18 29.0
Kurang 27 43.5
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa gambaran
tingkat pengetahuan remaja putri tentang tanda dan gejala dismenorea
keseluruhan hampir seimbang namun sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang yaitu berjumlah 27 responden (43.5%).
f. Pencegahan dan Penanganan Dismenorea
Tabel 4.7
Ditribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Pencegahan dan Penanganan Dismenorea
Pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 32 51.6
Cukup 17 27.4
Kurang 13 21.0
Jumlah 62 100.0
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan penyajian tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa
gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pencegahan dan
penanganan dismenorea dari sebagian jumlah responden memiliki
pengetahuan baik yaitu berjumlah 32 responden (51.6%).
43

B. Pembahasan
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea di Kelas
X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Dismenorea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terdiri dari gejala
yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung
atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis
seperti kelemahan umum, Nyeri dapat berlangsung 1-2 hari (Irianto, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas X Tata
kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta, pada 62 responden diperoleh data
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang
Dismenorea dengan kategori cukup, yaitu sebanyak 31 responden (50,0%).
Hal ini sangat dipengaruhi oleh Faktor pengetahuan salah satunya
yaitu sumber informasi. Pengetahuan yang cukup tentang dismenorea pada
siswi disebabkan karena siswi dipermudah dengan adanya internet dan siswi
bisa mengakses informasi tersebut melalui gadget jika mengalami nyeri
menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja
mendapatkan informasi tentang dismenorea dari internet sebanyak 31 orang
(50,0%). Di SMK 6 Yogyakarta sebagai instansi pendidikan memang belum
pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan, akan tetapi fasilitas
di sekolah memadai contohnya seperti free hotspot area sehingga siswi dapat
dengan mudah mengakses atau mecari informasi sendiri melalui internet, hal
ini jelas mempengaruhi pengetahuan siswi tentang kesehatan reproduksi
khususnya tentang nyeri menstruasi atau dismenorea. Hal ini sejalan dengan
Erfandi (2009) mengatakan, semakin majunya tekhnologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Berbagai bentuk media komunikasi seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain, mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Soekanto (2002) dalam Lestari (2015) menjelaskan bahwa
pengetahuan (knowledge) kemampuan seseorang tentang sesuatu.
Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau
44

mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah
ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Penelitian membuktikan bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu ulayah
(2012) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri kelas
VIII tentang penanganan dismenorea di MTS Pondok Pesantren Al-Amien
Prenduan Sumenep Madura” dengan hasil penelitian menunjukan bahwa
remaja putri berpengetahuan cukup (41.9%). Hal ini didukung karena di
sekolah tersebut sudah ada penyuluhan kesehatan khususnya tentang
kesehatan reproduksi sehingga informasi yang didapatkan sudah memadai.
2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengertian Dismenorea di Kelas X Tata
Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dirasakan kram yang
terpusat pada abdomen bagian bawah. Kram tersebut terutama dirasakan di
daerah perut bagian bawah dan dapat menjalar ke punggung (Prawirohardjo,
2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang pengertian dismenorea sebagian besar dalam kategori baik sebanyak
41 responden (66,1%), item pernyataan yang paling banyak terjawab secara
tepat adalah item nomor 4 yaitu dismenorea adalah nyeri saat menstruasi,
biasanya dengan rasa kram dan terpusat di perut bagian bawah.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia, dimana usia responden tidak ada
perbedaan atau homogen yaitu usia 15-16 tahun pada saat kelas X SMK dan
usia tersebut termasuk kedalam fase remaja pertengahan (Irianto, 2015).
Depkes RI (2011) membuktian bahwa pada usia tersebut rasa ingin tahu
semkain tinggi sehingga para remaja berusaha untuk memperoleh informasi
dan pengetahuan yang lebih. Pada usia tersebut juga terjadi perkembangan
mental dan pemahaman yang lebih baik serta lebih cepat dibanding dengan
45

usia sebelum atau sesudahnya. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa


bertambahnya umur sesorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuann.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu
Andriyani, dkk (2016) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Madya
(13-15 tahun) Tentang Dismenorea Di SMPN 29 Kota Bandung”. Yang
menunjukan hasil bahwa mayoritas siswi berpengetahuan baik tentang
pengertian dismenorea, sebanyak 103 responden (50%).
3. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Klasifikasi Dismenorea di Kelas X Tata
Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Dismenorea dibagi menjadi dua kelompok, dismenorea primer dan
dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan
keadaan patologi pada panggul. Sedangkan dismenorea sekunder adalah nyeri
haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis di organ
genetalia, misalnya endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis
serviks, penyakit radang panggul (Prawirohardjo, 2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang klasifikasi dismenorea sebagian besar dalam kategori baik sebanyak
26 responden (41,9%), item pernyataan yang paling banyak terjawab secara
tepat adalah item pernyataan nomor 9 yaitu dismenorea primer adalah nyeri
haid yang terjadi pada remaja yang pertama kali menstruasi. Responden perlu
mengetahui klasifikasi atau jenis dismenorea sehingga responden akan paham
dan dapat membedakan nyeri menstruasi atau dismenorea yang dialaminya
merupakan hal yang normal dan tidak normal.
Adapun faktor lain yang mendukung tingkat pengetahuan siswi baik
tentang klasifikasi atau jenis dismenorea dilihat dari tingkat pendidikan orang
tua, yang mayoritas pendidikan orang tua responden yaitu SMA. Menurut
Ariani (2014) semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka orang tua
akan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang lebih luas. Orang tua akan
mampu memahami dan mudah dalam memberikan informasi kepada anaknya,
46

sehingga anak akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas dari
orang tua dengan pendidikan yang semakin tiggi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu
Andriyani, dkk (2016) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Madya
(13-15 tahun) Tentang Dismenorea Di SMPN 29 Kota Bandung”. Yang
menunjukan hasil bahwa mayoritas siswi berpengetahuan baik tentang jenis
dismenorea, sebanyak 123 responden (59.7%).
4. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penyebab Dismenorea di Kelas X Tata
Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Penyebab dismenorea primer belum diketahui secara pasti, namun
beberapa faktor pemicu terjdinya dismenorea seperti, faktor psikis, faktor
prostaglandin, dan faktor endokrin. Sedangkan penyebab dismenorea
sekunder karena adanya kelainan kandungan misalnya, endometriosis, mioma
uteri, dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang penyebab dismenorea sebagian besar dalam kategori baik sebanyak
35 responden (56,5%), item pernyataan yang paling banyak terjawab secara
tepat adalah item pernyataan nomor 12 yaitu timbulnnya nyeri menstruasi
diduga karena kontraksi ramih (uterus) yang berlebihan. Pentingnya
responden mengetahui penyebab dismenorea yaitu agar responden dapat
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya dismenorea primer
karena hal ini sangat berpengaruh pada aktivitas belajar siswi disekolah
maupun aktivitas sehari-hari.
Faktor pengetahuan siswi dalam penelitian ini tentang penyebab
dismenorea berkaitan dengan faktor lingkungan responden, dimana wilayah
SMK 6 Yogyakarta tepatnya di Umbulharjo merupakan salah satu kecamatan
yang berada di batas kota atau dekat dengan pusat pemerintahan kota
Yogyakarta. Hal ini jelas akan memberikan dampak pada pengetahuan siswi
khususnya tentang kesehan reproduksi yaitu dismenorea. Menurut Wawan
dan Dewi (2011), menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana seseorang dapat
47

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal buruk tergantung pada sifat
kelompoknya dan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dapat
mempengaruhi perkembangan serta perilaku orang atau kelompok dalam
menerima informasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Rustam, E (2014)
yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Nyeri Haid
(Dismenorea) dan Cara Penanggulannya”. Yang menunjukan hasil bahwa
mayoritas siswi berpengetahuan baik tentang penyebab dismenorea, sebanyak
53 responden (94,64%).
5. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tanda dan Gejala Dismenorea di Kelas X
Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Dismenorea menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai
kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Dismenorea juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare
dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah (Nugroho dan Utama,
2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang tanda dan gejala dismenorea sebagian besar dalam kategori kurang
sebanyak 27 responden (43,5%), item pernyataan yang paling banyak tidak
terjawab secara tepat adalah item pernyataan nomor 16 yaitu dismenorea
sering disertai sembelit, diare, dan sering berkemih, sedangkan item
pertanyaan yang paling banyak terjawab secara tepat yaitu item nomor 18
yaitu remaja yang mengalami dismenorea lebih mudah marah disbanding
yang tidak mengalami dismenorea. Perempuan yang emosinya tidak stabil
lebih mudah mengalami nyeri menstruasi. Dismenora primer banyak dialami
oleh remaja yang sedang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
baik fisik maupun psikis. Ketidak siapan remaja putri dalam menghadapi
perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan
gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya
gangguan haid seperti dismenorea (Irianto, 2015)
48

Hal tersebut dapat dipengaruhi karena terdapat beberapa siswi yang


tidak mengalami dismenorea pada saat mentruasi sehingga mereka kurang
memahami mengenai pengetahuan tentang tanda dan gejala dismenorea dan
terdapat 17 siswi yang pernah mendapatkan informasi dismenorea dari tenaga
kesehatan pada saat memeriksakan keadaanya saat mengalami nyeri
menstruasi, sehingga mereka lebih mengetahui tentang tanda dan gejala
dismenorea.
6. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pencegahan dan Penanganan Dismenorea
di Kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
Proverawati dan Misaroh (2009) mengatakan terdapat beberapa hal
untuk mencegah nyeri saat menstruasi yaitu, seperti pola hidup sehat,
menghindari konsumsi kopi dan juga coklat, menghindari makanan bersuhu
dingin, menghindari olah raga berat selama menstruasi. Sedangkan untuk
menangani dismenorea pada saat menstruasi ada 2 tindakan yaitu tindakan
farmakologi dan non farmakologi misalnya, dengan menggunakan kompres
air hangat pada bagian perut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang pencegahan dan penanganan dismenorea sebagian besar dalam
kategori baik sebanyak 32 responden (51,6%), item pernyataan yang paling
banyak terjawab secara tepat adalah item pernyataan nomor 19 yaitu ketika
nyeri menstruasi atau dismenorea datang, dapat melakukan pengompresan
dengan menggunakan air panas/hangat dalam botol didaerah perut yang terasa
kram.
Adapun faktor lain yang mendukung tingkat pengetahuan siswi baik
tentang pencegahan dan penanganan dismenorea dapat dilihat dari faktor
pengalaman. Faktor pengalaman menjadi faktor yang penting, dalam
penelitian ini sebagian besar remaja putri mengalami menarche pada usia 13
tahun sebanyak 21 orang (33.9%). Menurut penelitian Yuyun (2013) usia
tersebut berada pada satu golongan yaitu dibawah usia reproduksi sehat dan
telah melewati rentang usia menarche. Dismenorea pada umumnya terjadi 2-3
tahun setelah menarche, umur menarche yang ideal adalah 13-14 tahun,
49

sehingga dismenorea lebih banyak terjadi pada usia 15-17 tahun. Hal ini
berpengaruh pada pengetahuan tentang pengertian dismenorea. Menurut
Lestari (2015) sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh salah satunya
melalui pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman yang
didapat dari orang lain. Sehingga sudah berapa lamanya siswi menstruasi
akan berpengaruh pada pengetahuan dismenorea atau nyeri menstruasi. Hal
ini sejalan dengan penelitian Sophia dkk (2013) terdapat hubungan yang
bermakna antara umur menarche dengan kejadian dismenorea.
Menurut penelitian Susilowati (2013) seorang wanita yang tingkat
pengetahuannya tinggi mengenai dismenorea, kemungkinan untuk menderita
dismenorea sangat kecil atau rendah. Salah satu tingkat pengetahuan itu
sendiri diantaranya adalah upaya penanganan dismenorea. Sedangkan dalam
penelitian wijiasih (2010) mengatakan semakin tinggi tingkat pengetahuan
siswi akan bersikap positif terhadap penanganan dismenorea.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu
Andriyani, dkk (2016) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Madya
(13-15 tahun) Tentang Dismenorea DI SMPN 29 Kota Bandung”. Yang
menunjukan hasil bahwa mayorita siswi berpengetahuan baik tentang tata
laksana penanganan dismenorea, sebanyak 134 responden (65%).
50

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan mengenai tingkat pengetahuan remaja
putri tentang dismenorea di Kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK 6 Yogyakarta
tentunya peneliti memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam pelaksanaannya,
diantaranya :
1. Kesulitan yang dialami peneliti terletak pada penyesuaian waktu untuk
pelaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan secara terpisah di tiap kelas
masing-masing dan peneliti melakukan penelitian pada saat KBM
berlangsung, sehingga peneliti harus meminta waktu atau jam pelajaran dari
Guru yang bersangkutan.
2. Kuesioner yang digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini memiliki
kelemahan karena merupakan kuesioner tertutup, artinya responden tidak
dapat memberikan jawaban menurut pendapatnya sendiri akan tetapi
menjawab sesuai pilihan yang ada. Hal ini tentunya membatasi hasil
penelitian karena responden tidak dapat mengurai jawaban sesuai
pengetahuannya.
3. Tidak melakukan pendataan keseluruhan responden yang mengalami
dismenorea dan hanya diketahui 17 dari 62 responden yang mengalami
dismenorea.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah :
1. Pengetahuan remaja putri tentang dismenorea sebagian besar dalam kategori
cukup sebanyak 31 responden (50.0%)
2. Pengetahuan remaja putri tentang pengertian dismenorea sebagian besar
dalam kategori baik sebanyak 41 responden (66.1%)
3. Pengetahuan remaja putri tentang klasifikasi dismenorea sebagian besar
dalam kategori baik sebanyak 26 responden (41.9%)
4. Pengetahuan remaja putri tentang penyebab dismenorea sebagian besar dalam
kategori baik sebanyak 35 responden (56.5%)
5. Pengetahuan remaja putri tentang tanda dan gejala dismenorea sebagian besar
dalam kategori kurang sebanyak 27 responden (43.5%)
6. Pengetahuan remaja putri tentang pencegahan dan penanganan dismenorea
sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 32 responden (51,6%)

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran yaitu :
1. Bagi SMK 6 Yogyakarta khususnya Pembina UKS
disarankan bagi Pembina UKS lebih aktif bekerja sama dengan
petugas kesehatan dalam informasi tentang kesehatan reproduksi, sehingga
Pembina UKS dapat memberikan bimbingan, pembinaan dan konseling
dalam upaya peningkatan pengetahuan siswi tentang kesehatan reproduksi
termasuk menstruasi dan gangguan yang menyertainya terutama pada
pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan
penangananya.

51
52

Serta di ruang UKS diberikan papan, leaflet atau sumber bacaan tentang
kesehatan reproduksi.
2. Bagi Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pustaka
di perpustakaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel dalam
penelitiannya karena penelitian ini hanya mengkaji tingkat pengetahuan
tentang dismenorea saja tanpa meneliti secara mendalam, serta untuk lebih
detail lagi dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani dkk. (2016), Gambaran Pengetahuan Remaja Madya (13-15 Tahun)


Tentang Dysmenorrhea Di SMPN 29 Kota Bandung, Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 2 (2), 115-121.
http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/4746 (Diakses pada 05
Februari, 20.00 WIB).

Ariani, P.A. (2014), Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan Kesehatan


Reproduksi, Nuha Medika, Yogyakarta.

Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka


Cipta, Jakarta.

_______(2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,


Jakarta.

Azwar, S . (2011). Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bobak, L.J. (2012), Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, EGC, Jakarta.

Budiman & Riyanto, A. (2013), Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.

Hidayat, A.A. (2014), Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Surabaya.

Innaka, Notia Dwi (2013), „Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Dismenorea Pada Kelas VIII DI SMPN 1 Sambi Boyolali‟, Karya Tulis
Ilmiah, Program Studi Diploma III Kebidanan, STIKES Kusuma Husada,
Surakarta.

Irianto, K. (2015), Kesehatan Reproduksi, Alfabeta, Bandung.

Kementrian Kesehatan RI (2015), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014,


Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Kinanti, S. (2009), Rahasia Pintar Wanita, Aulya Publishing, Yogyakarta.

Kumalasari, I. dan Iwan, A. (2012), Kesehatan Reproduksi, Salemba Medika,


Jakarta.

Kusmiran, Eny. (2012), Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba


Medika, Jakarta.
______ (2012), Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba Medika,
Jakarta.

Manuaba, I.B.G. (2009), Memahami Kesehatan reproduksi Wanita, EGC, Jakarta.

Marmi, (2013), Kesehatan Reproduksi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Nafiroh, D dan Indrawati, N.D. (2013), Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang


Disminorea Pada Siswa Putri di MTS NU Mranggen Kabupaten Demak,
Jurnal Bidan Prada, 4 (2),
http://www.ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/74 (Diakses
pada 07 Februari, 05.00 WIB)

Notoatmodjo, S. (2012), Promosi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

______ (2014), Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nugroho, T and Utama, B.I. (2014), Masalah Kesehatan Reproduksi, Nuha


Medika, Yogyakarta.

Paramita, Dyah Pradnya, (2010), „Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang


Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Siswi SMK
YPKK I Sleman Yogyakarta‟, Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Diploma
III Kebidanan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prawirohardjo, S. (2011), Ilmu Kebidanan, PT Bina, Jakarta.

Proverawati, A. dan Misaroh, S. (2009), Menarche Menstruasi Penuh Makna,


Nuha Medika, Yogyakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. (2008), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi keempat, Departemen Pendidikan RI, Jakarta, Indonesia.

Sekretariat Jenderal (2015), Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun


2015-2019, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Sophia, dkk. (2013), „Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Dysmenorrhea
Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013‟, Epidemiologi Fkm,
Universitas Sumatra Utara.

Sugiyono (2011), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

(2012), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Alfabeta,


Bandung.

(2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Alfabeta,


Bandung.
Susilowati (2013), „Gambaran Karakteristik Dysmenorrhea Pada Mahasiswi
Asrama Stikes Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2013‟, Kebidanan, STIKES
Aisyiyah, Yogyakarta.

Tampake dkk, (2014), Pengetahuan Dan Sikap Remaja Terhadap Dismenorea Di


SMP PNIEL Manado, Jurnal e-CliniC, 2 (2) 120-124.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/5422 (Diakses
pada 05 Februari, 21.00 WIB).

Ulayah, (2012), „Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII


Tentang Penanganan Dismenorea di MTS Pondok Pesantren Al-Amien
Prenduep Sumenep Madura‟, STIKES YARSIS Surabaya.

Wawan, A and Dewi, M. (2011), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia, Edisi Pertama, Nuha Medika, Yogyakarta, Indonesia.

Wijiasih, T. (2010), „Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dysmenorrhea


Dengan Sikap Penanganan Dysmenorrhea Pada Siswi Kelas XI di SMAN
1 Jetis Bantul‟, Kebidanan, POLTEKES Yogyakarta.

Yuyun, (2013), „Tingkat Pengetahuan Tentang Dysmenorrhea Pada Siswi SMA


Santa Maria Yogyakarta‟, Kebidanan, POLTEKES Yogyakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
LEMBAR KUISIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
DISMENOREA DI KELAS X TATA KECANTIKAN KULIT
SMK 6 YOGYAKARTA TAHUN 2017

No :

A. Karakteristik Responden

1. Data Identitas Responden

a) Nama (Inisial) :

b) Usia pertama kali menstruasi :

c) Pendidikan orang tua

SD

SMP

SMA

PT

Tidak sekolah

d) Pekerjaan orang tua

Buruh

Petani

Wiraswasta

PNS

Lain-lain
2. Sumber informasi tentang nyeri menstruasi (dismenorea) diperoleh

dari:

Televisi

Radio

Media Massa Cetak

Internet

Tenaga Kesehatan
C. Kuesioner tentang pengetahuan dismenorea
Petunjuk pengisian kuesioner:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan memberi tanda centang
() pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pertanyaan anda.
Pilihan yang disediakan:
B : Benar
S : Salah

NO PERNYATAAN B S
A Pengertian Dismenorea
1 Dismenorea adalah nyeri di perut bawah, menyebar ke daerah
pinggang dan paha pada saat menstruasi
2 Dismenorea adalah penyakit yang paling berbahaya
3 Dismenorea merupakan penyakit yang menular melalui kontak
atau berhubungan seksual
4 Dismenorea adalah nyeri saat menstruasi, biasanya dengan rasa
kram dan terpusat di perut bagian bawah
B Klasifikasi Dismenorea

5 Dismenorea terbagi menjadi 2 yaitu dismenorea primer dan


sekunder
6 Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan
berbahaya pada panggul
7 Dismenorea primer biasanya sembuh setelah memiliki anak

8 Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan


dengan keadaan berbahaya di organ reproduksi wanita

9 Dismenorea primer adalah nyeri haid yang terjadi pada remaja


yang pertama kali menstruasi
C Penyebab Dismenorea
10 Faktor psikis merupakan salah satu penyebab dismenorea
primer
11 Nyeri menstruasi atau dismenorea disebabkan juga karena
berhubungan dengan penyakit diabetes melitus (penyakit
kencing manis)
12 Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim
(uterus) yang berlebihan
13 Penyakit kelainan radang di dalam organ genitalia perempuan
merupakan salah satu penyebab dismenorea sekunder
14 Penyakit kanker rahim merupakan salah satu penyebab
dismenorea sekunder
D Tanda dan Gejala Dismenorea

15 Dismenorea juga sering disertai oleh sakit kepala dan mual

16 Dismenorea sering disertai sembelit, diare, dan sering berkemih

17 Nyeri dismenorea mencapai puncaknya dalam waktu satu hari


dan setelah dua hari akan menghilang
18 Remaja yang mengalami dismenorea lebih mudah marah
dibanding yang tidak mengalami dismenorea
E Pencegahan dan Penanganan Dismenorea

19 Ketika nyeri menstruasi atau dismenorea datang, dapat


melakukan pengompresan dengan menggunakan air
panas/hangat dalam botol di daerah perut yang terasa kram
20 Hanya obat yang bisa menangani nyeri menstruasi

21 Pengobatan alternative untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi


atau dismenorea yaitu menggunakan kompres hangat
22 Pola hidup sehat merupakan salah satu cara mencegah
terjadinya dismenorea
23 Diit seimbang atau memperhatikan asupan gizi yang seimbang
bukan termasuk cara mencegah dismenorea
24 Latihan aerobic seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang
tidak bisa menangani nyeri menstruasi atau dismenorea
25 Pada saat menstruasi dianjurkan untuk meminum kopi, dan
minuman bersuhu dingin
26 Tidak dianjurkan untuk olah raga yang terlalu berat pada saat
menstruasi
27 Posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah bisa
membantu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa sakit
dismenorea
KUNCI JAWABAN KUESIONER

1. B 15. B
2. S 16. B
3. S 17. B
4. B 18. B
5. B 19. B
6. B 20. S
7. B 21. B
8. B 22. B
9. B 23. S
10. B 24. S
11. S 25. S
12. B 26. B
13. B 27. B
14. S

Anda mungkin juga menyukai