Disusun oleh:
LIDYA FRASTICA ARTA : 2134014P
Dosen Pembimbing:
Dr.Ian Kurniawan,S.T.,M.Eng
VISI
MISI
MOTTO
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra : Ilir Timur I
(Desa/Kecamatan)
b. Kabupaten/Kota : Palembang
c. Provinsi : Sumatera Selatan
Luaran yang dihasilkan : Laporan
Jangka Waktu Pelaksanaan: 18 September 2021 sd 30 Oktober 2021
Mengetahui,
Ka.Prodi D.IV TLM
iii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Hematologi di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang. Laporan ini berisi mengenai pemeriksaan yang
dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang untuk memenuhi kompetensi
yang akan di capai saat pembelajaran mata kuliah hematologi pada semester VII Program
Studi Diploma IV (D-IV) Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Musi Charitas, serta bukti pemahaman materi yang telah didapatkan
selama praktik yang dilaksanakan dari tanggal 18 Oktober 2021 sampai dengan 23 Oktober
2021.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Praktik Hematologi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menyusun laporan dengan lebih baik
lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai
penulis.
iv
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vi
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum........................................................................................ 2
2. Tujuan Khusus...................................................................................... 2
1. Definisi.................................................................................................... 3
2. Tujuan.................................................................................................... 3
2. Pemeriksaan Retikulosit....................................................................... 24
5. Pemeriksaan D-dimer........................................................................... 33
v
D. Pengelolaan Sisa Bahan Pemeriksaan......................................................36
BAB 3. PENUTUP........................................................................................................ 37
A. KESIMPULAN........................................................................................... 37
B. SARAN......................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari kondisi sel-sel darah perifer dalam
kondisi normal maupun patologis. Dibidang medis maupun klinis, uji hematologi digunakan
untuk kepentingan diagnosis, prognosis dan pemantauan selama proses terapi dan
pengobatan. Salah satu parameter hematologi yang rutin dilakukan adalah hitung darah
lengkap atau complete blood count (CBC) yang meliputi, jumlah eritrosit, hemoglobin,
hematokrit, perhitungan mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin
(MCH), mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), jumlah leukosit, hitung jenis
leukosit serta jumlah trombosit (platelet) (Laksmindra dkk, 2016).
1
meliputi pengambilan sampel dan penanganannya termasuk pemberian antikoagulan yang
baik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan antikoagulan dalam
pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium. Penggunaan antikoagulan yang baik
harus memperhatikan ketepatan pemberian dosis antikoagulan tersebut dengan volume darah.
Karena tidak semua antikoagulan dapat dipakai, ada yang terlalu banyak memberi pengaruh
pada beberapa komponen darah, sehingga tidak didapatkan hasil yang valid (Gandasoebrata,
2007).
Universitas Katolik Musi Charitas, Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi D-IV TLM
melakukan kerjasama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang untuk
memberikan ilmu pengetahuan yang kompeten dibidang Hematologi agar menghasilkan
mahasiswa Ahli Teknlogi Laboratorium Medis yang memiliki kemampuan yang kognitif baik
secara teori maupun praktik dibidang Hematologi. Melalui kegiatan praktik Hematologi di
laboratorium Patologi Klinik, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman praktek
langsung di layanan kesehatan, mampu melakukan pemantauan mutu di laboratorium, serta
melakukan pemeriksaan manual dan otomatis dari keseluruhan kompetensi pembelajaran.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Prodi D-IV TLM Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi
Charitas mampu melaksanakan kegiatan praktik Hematologi dengan baik agar
dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut secara nyata dalam praktik
langsung.
2
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan persiapan pada tahap pemeriksaan, meliputi
persiapan alat, reagen, dan bahan pemeriksaan sesuai IK/pedoman (Instruksi
Kerja).
2. Mahasiswa paham dan mampu melakukan kegiatan PMI pada pemeriksaan
Hematologi yang meliputi verifikasi yang diawali dari periode pendahuluan,
periode kontrol dan validasi metode.
3. Mahasiswa mampu dan terampil menggunakan peralatan pemeriksaan
hematologi dimulai dari alat sederhana (konvensional) dan alat Analyzer
Hematologi.
4. Mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan hematologi secara manual (hitung
jumlah retikulosit, apus darah tepi untuk menilai WBC dan jumlah trombosit).
5. Mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan hemostasis (PT, aPTT, INR,
Fibrinogen, D-dimer).
6. Mahasiswa paham dan mengetahui proses pengeluaran hasil, verifikasi sampai
validasi hasil.
7. Mahasiswa paham dan mengetahui proses pengelolaan sampel dan
penyimpanan sampel.
3
BAB II
1. Definisi
2. Tujuan
Tujuan Tujuan Pemantapan Mutu Internal menurut Permenkes RI Nomor
43 Tahun 2013 adalah :
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
b. Mempertinggi kesiagaan tenaga sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan kesalahan dapat dilakukan segera.
c. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
4
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan
dan pelaporan dilakukan dengan benar.
d. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya.
e. Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium
3. Tahapan pemantapan mutu internal meurut Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2013
meliputi :
a. Tahap pra analitik
1) Penulisan formulir pemeriksaan meliputi identitas pasien, identitas pengirim,
nomor laboratorium, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan harus
lengkap dan jelas, konfirmasi jenis sampel yang harus diambil dengan jelas
dan benar
2) Pengumpulan spesimen Spesimen harus diambil secara benar dengan
memperhatikan, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen,
antikoagulan, harus sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen.
3) Penanganan specimen dan pengolahan spesimen harus dilakukan sesuai
persyaratan, kondisi pengiriman spesimen juga harus tepat.
b. Tahap analitik
1) Reagen harus dipastikan memenuhi syarat, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar, dan pelarutnya harus memenuhi syarat.
2) Peralatan Peralatan/alat yang akan digunakan dipastikan bahwa semua
bersih dan sudah memenuhi standart, sudah terkalibrasi, pipetasi dilakukan
dengan benar dan urutan prosedur harus diikuti dengan benar.
3) Kontrol kualitas (qulity control =QC ) adalah salah satu kegiatan
pemantapan mutu internal. Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian
pemeriksaan analitik yang ditujukan untuk menilai data analitik.
Tujuan dari dilakukannya kontrol kualitas adalah untuk mendeteksi
kesalahan analitik di laboratorium. Kesalahan analitik di laboratorium
terdiri atas dua jenis yaitu kesalahan acak (random error) dan kesalahan
sistematik (systematic error). Kesalahan acak menandakan tingkat presisi,
sementara kesalahan sistematik menandakan tingkat akurasi suatu metode
atau alat (Sukorini dkk, 2010).
4) Metode pemeriksaan di laboratorium harus memiliki rencana pengambilan
5
sampel dan metode. Metode pengambilan sampel harus:
a) Mengacu pada metode sampling yang digunakan;
b) Tanggal dan waktu pengambilan sampel;
c) Data untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan sampel (misalnya
jumlah, jumlah, nama)
d) Identifikasi personil melakukan sampling;
e) Identifikasi peralatan yang digunakan;
5) Kompetensi Pelaksana Rekaman yang relevan pendidikan dan profesional
kualifikasi, pelatihan dan pengalaman, dan penilaian kompetensi semua
personil harus terpelihara.
c. Tahap Pasca Analitik
1) Pembacaan hasil yaitu dengan perhitungan, pengukuran, identifikasi dan
penilaian harus benar.
2) Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah transkrip,
tulisan sudah jelas, tidak terdapat kecenderungan hasil
Prosedur pembacaan :
(1) Periksa bahan kontrol level 1, level 2, dan level 3 secara bersamaan
seperti pengerjaan pembacaan sampel sampai 20-25 kali pembacaan. Cara
pembacaan bahan kontrol sebagai sampel
a) Cek status alat, pastikan dalam keadaan Ready (lampu Ready menyala
hijau)
b) Siapkan bahan kontrol level1, level2, level3
c) Klik Manual, masukkan nomor sampel/kode bahan kontrol (maksimal
15 digit), pilih discrete CBC dan pilih No pada Capillary mode.
d) Klik OK setelai selesai di set
e) Homogenisasi sampel kemudian buka penutup bahan kontrol,
masukkan tabung yang berisi darah kedalam aspiration port
kemudian tekan tombol Start
6
f) Maka lampu hijau akan berkedip dan tunggu sampai terdengar beep
2x, lalu tarik sampel
g) Jika ingin mencetak hasil tinggal pilih data yang akan dicetak
kemudian klik report, hasil yang kita inginkan akan otomatis tercetak.
h) Hasil pembacaan bahan kontrol kemudian di plot ke dalam formulir
periode pendahuluan.
2) Catat nilai yang didapat pada formulir periode pendahuluan (ditulis
sebagai x)
3) Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung rata-rata/mean (ditulis
sebagai x́), Standar Deviasi (SD), koefisien variasi (CV), batas peringatan
(mean ±2SD) dan batas kontrol (mean ±3SD).
4) Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean ±3SD. Bila ada,
maka nilai tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean
±2SD, mean ±3SD.
5) Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan Periode
Kontrol.
b. Periode Kontrol
Periode ini menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut.
(Siregar Dkk, 2018)
Prosedur pembacaan :
1) Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter diperiksa
2) Catatlah nilai hasil kontrol yang diperoleh pada formulir periode kontrol/
PMI
3) Hitung penyimpangan terhadap nilai rujukan dalam satuan SD (Standar
Xi−x́
Deviasi), dengn rumus : Satuan SD =
SD
4) Satuan SD yang diperoleh di plot pada grafik kontrol. Sumbu X dalam
grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan, sedangkan sumbu y
menunjukkan satuan SD
7
13S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of
control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas atau
sama dengan 3SD atau -3SD. Nilai ditolak.
22S : Seluruh hasil pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol,
apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama
2SD atau -2SD. Nilai dianggap peringatan pada kontrol pertama dan ditolak
pada kontrol kedua.
R4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila
perbedaan antara 2 hasil kontrol berturut-turut melebih 4S (satu kontrol diatas
+2SD, lainnya dibawah -2SD). Nilai kontrol pertama dianggap peringatan dan
kontrol kedua ditolak.
41S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila
4 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik +1SD maupun -1SD.
Nilai kontrol ketiga dianggap peringatan dan nilai kontrol keempat ditolak
10X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan kelaur dari kontrol, apabila
10 nilai kontrol berturut-turut berada pada nilai yang sama dari nilai tengah.
Nilai kontrol kesepuluh ditolak.
Aturan kontrol yang mendeteksi kesalahan acak (random error), yaitu 1 3S dan
R4S. Aturan kontrol yang mendeteksi kesalahan sistematik (systematic error),
yaitu 22S, 41S, 10X, 13S
c. Verifikasi Metode
Verifikasi metode adalah suatu proses (percobaan laboratorium) untuk
membuktikan bahwa laboratorium mampu menggunakan metode analisis
baku/standar pada kondisi nyata di laboratoriumnya. (Siregar Dkk, 2018)
Prosedur pembacaan
1. Periksa bahan , bisa bahan kontrol atau sampel pasien secara bersamaan
seperti pengerjaan pembacaan sampel sampai 20-25 kali pembacaan.
8
2. Catat nilai yang didapat pada formulir sehingga didapat hasil presisi
akurasi yang diinginkan.
SD 8 100
Cara menghitung Presisi (Koefisien Variasi) : KV(%) =
x́
Semakin kecil nilai KV(%), semakin teliti sistem/metode tersebut
x−NilaiTengah
Cara menghitung Akurasi (d%) : d (%) = x 100
Nilai tengah
a. Tujuan
b. Metode
Electronic Cell Counter
c. Prinsip
Menggunakan pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang
mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan/sampel yang
melewatinya
d. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Sysmex Xs-800i
b) Roller-10
2) Bahan
a) Darah EDTA
b) Cellpack 20 L
c) Sulfolyser SLS
d) Stromatolyser 4DL
e) Stromatolyser 4DS
9
f) Bahan Control ( e-Check Level 1,2 & 3)
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
Uji Presisi.
10
Uji akurasi
b) Control alat
c) Pemeriksaan sampel
11
e. Homogenisasi sampel kemudian buka penutup sampel,
masukkan tabung yang berisi darah kedalam aspiration port
kemudian tekan tombol Start.
f. Maka lampu hijau akan berkedip dan tunggu sampai terdengar
beep 2x, lalu tarik sampel.
g. Jika ingin mencetak hasil tinggal pilih data yang akan dicetak
kemudian klik report, hasil yang kita inginkan akan otomatis
tercetak. (BBLK,2019)
12
Parameter : Hemoglobin
Bahan : e-Check
Satuan : g/L
Tanggal : 04/10/2021
No Hasil
1 139
2 140
3 139
4 138
5 140
6 141
7 140
8 138
9 139
10 136
11 138
12 139
13 140
14 139
15 141
16 138
17 136
18 137
13
19 140
20 139
Total 2777
n 20
SD 1.42
CV 1.03
Bias 0.62
CV (%)* 3
Bias (%)* 7
Catatan :
Kesimpulan :
14
Pemeriksaan Hasil Kontrol
Low Normal High
Hemoglobin 64 138 177
leukosit 3.4 7.7 20.1
Eritrosit 2.39 4.54 5.39
Hematokrit 0.180 0.373 0.481
Trombosit 70 256 644
c)
c) Hasil Kontrol
Bulan : September 2021 Bulanan
Parameter : HB-N
No Batch : 11980822
SD : 4
Xi - dalam satuan
Tanggal SD Xi Ket
16
29/09/2021 0.8 141 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Umur : 24 tahun
17
f. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan dapat dilihat bahwa hasil eritrosit, hematokrit
dan trombosit normal. Sedangkan hasil leukosit dan hemoglobin abnormal.
1) Hemoglobin
Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah merah
yang berguna untuk mengangkut oksigen (O2) dan karbondioksida CO2 dalam
tubuh (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Dengan pengukuran kadar hemoglobin,
kita dapat melaporkan dalam pembuatan keputusan untuk mencegah dan
mengkontrol anemia (WHO, 2008).
Pemeriksaan ketepatan kadar atau jumlah hemoglobin yang dilakukan
dalam laboratorium akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman, kualitas
reagen, cara pengambilan sampel dan cara pemeriksaan. International Council
for Standardization in Haematology (ICSH) telah menganjurkan pemeriksaan
hemoglobin melalui metode cyanmethemoglobin. Karena cara ini mudah dan
dapat menghitung semua jenis hemoglobin kecuali sulfahemoglobin. Metode
yang menggunakan asam hematin (Sahli) tidak dianjurkan lagi, karena
memiliki kesalahan yang sangat besar, instrumen tidak dapat di standarisasi
kemudian tidak semua hemoglobin diubah menjadi asam hematin, seperti
sulfahemoglobin dan karboksihemoglobin (Tjokronegoro & Utama, 1996).
2) Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah dengan jumlah
yang paling banyak dalam tubuh manusia. Fungsi utama eritrosit adalah
mengangkut oksigen dan mengantarkannya ke sel-sel tubuh. hitung jumlah
eritrosit merupakan salah satu parameter Hematologi yang ditentukan guna
membantu menegakkan diagnosis, menunjangdiagnosis, membuat diagnosis
banding, memantau perjalanan penyakit, menilai beratnya sakit dan
menentukan prognosis (Neni, dkk, 2017).
3) Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit adalah
sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam. Walaupun demikian
sel sel ini berasal dari suatu sel bakal (stem cell) yang berdifferensiasi
18
(mengalami pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan.
Stabilitas leukosit pada suhu kamar adalah 2 jam.
Kelainan Leukosit:
a) Leukositosis yaitu jumlah leukosit lebih dari normal. Ini dapat terjadi
karena Fisiologik pada latihan jasmani berat akhir kehamilan (terutama 2
bulan terakhir), waktu partus / melahirkan, neonates, idiopathic normal.
Kenaikan jumlah neutrofil pada keadaan patologik seperti pada infeksi
kerusakan jaringan (crush syndrome, neoplasma, luka bakar keracunan CO
dan Pb, kelainan metaboli (eklampsia, Gout, ketosis diabetes, syndroma
cushing).
b) Leukopenia yaitu jumlah leukosit kurang dari normal (granulosit
berkurang) biasanya terjadi pada Agranulositosis, neutropenia karena obat.
Depresi sumsum tulang pada anemia aplastik, osteosklerosis, mielofibrosis,
infiltrasi neoplasma, radiasi yang disebabkan keracunan oleh zat benzene,
urethan, Au, dan lain-lain. Obat - obat sitostatika (myleran, mercaptopurin),
dll. Infeksi oleh bakteri (thypus abdominalis, parathypus, brucellosis), virus
(influenza, campak, rubella, hepatitis), rickettsia (thypus, scrub thypus),
protozoa (malaria), infeksi berat (TBC miller, osteomyelitis berat,
septicemia. Benda imun (PAP). Defisiensi. [ CITATION Dos211 \l 1033 ]
4) Hematokrit
19
karena penurunan seluler darah atau peningkatan kadar plasma darah,
seperti pada anemia, penyakit sumsum tulang penyakit inflamasi kronik
kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, atau vitamin B-12 pendarahan di
organorgan dalam anemia hemolitik gagal ginjal leukemialimfoma anemia
sel sabit. (Haiti, 2018).
20
Peningkatan nilai hematokrit atau hemokonsentrasi selalu dijumpai
pada DBD, dan merupakan indikator yang peka akan terjadinya
perembesan plasma. Hemokosentrasi dengan peningkatan hematokrit 20%
atau lebih (misalnya dari 35% menjadi 42%) mencerminkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. (Sitti Kamuh, dkk. 2015).
5) Trombosit :
Trombosit atau keping darah sering diartikan sebagai fragmen kecil yang
terdapat di dalam darah, yang mana fragmen ini tidak mempunyai warna.
Sama seperti sel darah merah dan juga sel darah putih, Trombosit juga
diproduksi di dalam sumsum tulang belakang. Thrombozyten atau
Trombosit memiliki peran yang sangat penting di dalam proses
penggumpalan darah agar dapat mengurangi serta mencegah terjadinya
pendarahan secara berlebihan ketika Anda sedang terluka. Karena
perannya tersebutlah membuat keping darah berfungsi sangat penting
pada saat seseorang sedang menjalankan kegiatan operasi besar, misalnya
seperti operasi kanker dan transplantasi organ tertentu.Umur dari
Thrombozyten yang ada di dalam darah hanya sekitar 5 hingga 9 hari.
Ketika trombosit sudah tua dan juga rusak, keping darah akan
dikeluarkan dari aliran darah oleh organ limpa, yang kemudian
digantikan oleh keping darah baru. Selain mengalami penyakit seperti
Trombositosis dan Trombositopenia, terdapat beberapa gangguan yang
berkaitan dengan tingkatan. (Rahma,2020)
2. Pemeriksaan Retikulosit
a. Tujuan
Untuk mengukur jumlah sel darah merah muda dalam volume darah tertentu..
b. Metode
Manual (Mikroskopis)
c. Prinsip
Dalam menghitung retikulosit yaitu darah ditambah larutan brilliant cresyl
blue dengan perbandingan tertentu selama beberapa menit. Apusan dibuat
21
kemudian retikulosit dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat,
prosentase jumlah retikulosit ditentukan terhadap eritrosit (BBLK,2019)
1) Alat
a) Mikroskop
b) Objek Glass
c) Yellow Tip
2) Bahan
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
22
2) TAHAP ANALITIK
a) Pembuatan Sediaan
(1) Campurkan perbandingan 1:1 untuk darah EDTA dan Reagen
BCB.
(2) Inkubasi campuran tersebut, biarkan selama 15 menit di suhu
37˚C
(3) Setelah tercampur, teteskan di objek glass untuk dibuat sediaan
kering
(4) Biarkan mengering di udara
b) Pembacaan Sediaan
(1) Setelah sediaan kering, baca di mikroskop dengan pembesaran
100 x 10 dengan oil imersi.
(2) Hitunglah jumlah retikulosit per 1000 eritrosit dengan oil
emersi . Jumlah retikulosit dapat dinyatakan persen / per mil
terhadap jumlah eritrosit total atau dilaporkan dalam jumlah
mutlak.
(3) Perhitungan : Jumlah retikulosit/1000 (jumlah eritrosit) x 100%
= % sel retikulosit.
23
Hasil : Jumlah retikulosit x 100 %
1000 (∑ eritrosit)
10
: x 100 %
1000
: 1 % sel retikulosit
f. Pembahasan
Dari hasil Pemeriksaan retikulosit pasien masih dalam batas normal
Retikulosit adalah Sel Darah Merah yang masih muda yang tidak
berinti dan berasal dari proses pematangan normoblas di sumsum tulang. Sel
ini mempunyai jaringan organela basofilik yang terdiri dari RNA dan
protoporfirin yang dapat berupa endapan dan berwarna biru apabila dicat
dengan pengecatan biru metilen. Retikulosit akan masuk ke sirkulasi darah
tepi dan bertahan kurang lebih selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami
pematangan menjadi eritrosit. Hitung retikulosit pada pasien tanpa anemia
berkisar antara 1 - 2%. Jumlah ini penting karena dapat digunakan sebagai
indikator produktivitas dan aktivitas eritropoiesis di sumsum tulang dan
membantu untuk menentukan klasifikasi anemia sebagai hiperproliferatif,
normoproliferatif, atau hipoproliferatif. Penghitungan jumlah retikulosit ini
bisa dilakukan dengan metode manual menggunakan pengecatan supravital
dan bisa dengan analisa otomatis flowsitometer. (Suega, K, 2010)
Hitung retikulosit digunakan untuk menilai ketepatan reaksi sumsum
tulang terhadap anemia. Hitung retikulosit relatif akurat untuk menunjukkan
jumlah produksi eritrosit dalam sisitem eritropoetik. (Rosita, L, 2006)
Serangkaian pemeriksaan penyaring untuk menetapkan klasifikasi anemia,
seperti jumlah sel darah merah yang terdiri dari hitung eritrosit, hemoglobin,
dan hematokrit; indeks eritrosit yang terdiri dari mean cell volume (MCV),
mean cell hemoglobin(MCH), mean cell concentration(MCHC), dan 2 red
blood cell distribution width(RDW); serta pemeriksaan tambahan berupa
morfologi darah tepi, dan hitung retikulosit. (Rosita, L, 2006)
a. Tujuan
24
Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan
hapusan darah
b. Metode
Manual (Mikroskopis)
c. Prinsip
Perbedaan ketebalan, berat dan ukuran sel menyebabkan sel-sel menyebar dan
karena bentuk serta afinitas sel yang khusus terhadap zat warna, sel-sel dapat
dikenali dan masing-masing dapat dinilai morfologi, bentuk, jumlah, kelainan
sitoplasma dan kelainan inti.(BBLK,2019)
1) Alat
a) Mikroskop
b) Objek gelas
c) Timer
d) Rak Pengecatan
e) Minyak Immersi
f) Kaca penggeser
2) Bahan
a) Larutan Wright
b) Larutan penyangga pH 6,4
c) ethanol
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
25
a) Petugas penerima sampel menerima bahan pemeriksaan.
b) Petugas penerima sampel mengscan barcode sampel di sistem SILK.
c) Petugas penerima sampel mengprint blanko permintaan pemeriksaan.
d) Petugas penerima sampel memeriksa kondisi sampel. yaitu jenis
sampel, volum sampel, anti koagulan, wadah sesuai jenis
pemeriksaan, kesesuaian permintaan pemeriksaan
e) Petugas mencatat tanggal, nomor order sampel, jenis bahan
pemeriksaan, jam penerimaan, paraf penerima sampel di buku
penerimaan sampel
f) Petugas penerima sampel mendistribusikan sampel ke petugas
pemeriksa / analis sesuai dengan parameter yang diminta.
g) Jika sampel tidak dapat langsung dikerjakan, maka sampel disimpan
di refrigerator atau freezer sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan
dan diinformasikan ke petugas pemeriksa / analis.
h) Petugas pemeriksa yang akan mengerjakan sampel memaraf dan
menuliskan namanya pada blanko pemeriksaan sampel.
2) TAHAP ANALITIK
a) Pembuatan sediaan apus darah
(1) Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek ± 2 cm dari tepi.
26
(7) Biarkan sediaan tersebut kering di udara, lalu tuliskan nama
pasien, tanggal pada bagian depan dari sediaan dengan pinsil.
Pelaporan hasil
27
Nama pasien : M. Davasyah Bin Toto
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 8 tahun
Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi
Konvensional
Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Rujukan
Apus Darah Tepi
Seri Eritrosit
Bentuk Normosit
Warna Isokrom
Badan Howel Jolly (-)
Basofilik Stipling (-)
Eritrosit Berinti Normoblas/Rubriblas (-)
Seri Leukosit
Hipersegmentasi (-)
Granulatoksit (-)
Sel Muda (Blast) (-)
Morfologi Abnormal Lainnya (-)
Seri Trombosit
Bentuk Normal
Jumlah Normal
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0%
Eosinofil 2%
Metamielosit 0%
Mielosit 0%
Mieloblast 0%
Netrofil batang 0%
Netrofil segmen 36 %
Limfosit 43 %
Monosit 18 %
Sel Plasma 0%
Kesan Anemia Normositer dengan monositosis
28
f. Pf. Pembahasan
Pemeriksaan sediaan apus darah tepi adalah pemeriksaan hematologi
rutin dan khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
morfologi sel dari komponen darah tepi dalam menunjang diagnosis penyakit
secara hematologis maupun non-hematologis, memantau efek terapi, dan
untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping dari terapi atau
pengobatan. Informasi yang didapat mengenai pemeriksaan ini tergantung
pada kualitas pembuatan apusan, pewarnaan apusan, dan pembacaan yang
sistematis (Dalimoenthe, 2002).
Hapusan darah yang baik secara visual, ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi untuk membuat hapusan darah tepi yang baik secara visual,
diantaranya yaitu:
1) Ketebalan gradual, paling tebal di daerah kepala, makin menipis ke arah
ekor (pada saat proses pengeringan dimulai dari bagian ekor menuju ke
kepala).
2) Hapusan tidak melampaui atau menyentuh pinggir kaca objek.
3) Tidak bergelombang atau tidak terputus.
4) Tidak berlubang-lubang atau berlemak.
5) Bagian ekornya tidak membentuk “bendera robek”.
6) Panjang hapusan kira-kira 2/3 panjang kaca objek.
7) Tidak membentuk garis tajam pada ujungnya
Morfologi sel darah merah terdiri dari bentuk, warna dan ukuran yang
dapat diamati menggunakan mikroskop dengan pewarnaan giemsa, wright,
atau lainnya. Bentuk, warna, dan ukuran sel darah merah pada keadaan
tertentu dalam mengalami abnormaliltas. Variasi bentuk sel darah merah
disebut poikilositosis. Setiap sel yang berbentuk tidak normal disebut
poikilosit.
29
Selain bisa mengalami variasi bentuk, eritrosit juga bisa mengalami
variasi warna. Kedalaman pewarnaan memberikan petunjuk kasar mengenai
jumlah Hb dalam eritrosit. Istilah normokromik, hipokromik dan hiperkromik
digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari eritrosit. Normokromik
mengacu pada intensitas pewarnaan yanng normal. Bila kandungan Hb
berkurang daerah sentral pallor menjadi lebih besar dan lebih pucat. Hal ini
dikenal sebagai hipokromia. Sedangkan hiperkromik adalah kondisi dimana
eritrosit lebih besar dan lebih tebal dengan central pallor lebih sedikit. Eritosit
secaratidak normal dapat berukuran kecil atau mikrositik atau dapat pula
berukuran besar atau makrositik. Variasi ukuran apada eritrosit ini disebut
anisositosis. Sel mikrositik mempunyai diameter kurang dari 7µ, biasanya
disertai dengan warna pucat atau hipokrom. Sedangkan makrositik
mempunyai diameter lebih dari 8µ.( Koko Putra Pamungkas, 2014)
a. Tujuan
30
Untuk mengetahui faal hemostasis serta kelainan yang terjadi
b. Metode
Automated Coagulometer
c. Prinsip
Pencampuran reagen dan sampel dibaca dengan prinsip deteksi dengan metode
bekuan, kromogenik,dan imunologi. (BBLK,2019)
1) Alat
a) Sysmex Ca560
b) Blue tip
c) Pediatric
d) Sampel tube Bahan
2) Bahan
a) Plasma citrate
b) Reagen Dade Innovin (PT)
c) Reagen Actin FS dan CaCl₂ (APTT)
d) Reagen Thrombin dan OV Buffer (Fibrinogen)
e) CaClean 1
f) Control Plasma N
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
a) Siapkan Control
b) Siapkan Reagen
31
(1) Keluarkan reagen CA Clean I, OV Buffer, CaCl2,
Thrombin, Actin FS, dade Innovin dari kulkas.
(2) Biarkan pada suhu kamar ± 10 menit.
(3) Siapkan pediatric sampel & beri kode reagen PT, APTT,
Fibrinogen.
(4) Reagen dimasukkan kedalam pediatric sampel masing-
masing sebanyak 500µL.
(5) Letakkan pada reagen.
Uji Presisi.
Uji akurasi
32
b) Periode pendahuluan
c) Perlakuan sampel
33
3) TAHAP PASCA ANALITIK
a) Hasil presisi dan akurasi
: Partial Thromboplastin
Parameter Time
: Automated
Metode Coagulometer
Satuan : Sec
Tanggal : 05/10/2021
No Hasil
1 10.6
2 9.9
3 9.7
4 10.3
5 10.4
6 10.00
7 9.60
8 9
9 9.8
10 9.7
11 10.2
12 10.6
13 9.6
34
14 9
15 9.9
16 9.80
17 10.2
18 9.80
19 10
20 9.6
Total 197.7
n 20
SD 0.43
CV 4.39
Bias 0.15
CV (%)* 7.73
Bias (%)* 15
Catatan :
Kesimpulan :
35
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 4.39%
kurang dari 7.73% dengan bias (akurasi) yang didapat 0.15 % kurang
dari 15% Dengan demikian disimpulkan bahwa akurasi presisi pada
pemeriksaan Partial Thromboplastin Time dengan metode Automated
Coagulometer "BAIK"
b) Periode Pendahuluan
36
13 27.3 22.53 507.50
Mean 27.1
SD 0.83
CV (%) 3.07
Parameter : PT
No Batch : 507794
SD : 0.47
Satuan : detik
Xi-X dalam
Tanggal Xi Keterangan
satuan SD
37
3-Sep 1.0 10.4 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
38
Pemeriksaan Hasil Kontrol
PT 10.3
Fibrinogen 230.7
APTT 25.4
f. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen pasien dapat
disimpulkan bahwa hasilnya adalah normal.
Faal hemostasis adalah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk
mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam
pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah.
Kelebihan fungsi hemostasis akan menyebabkan thrombosis, sedangkan
kekurangan faal hemostasis akan menyebabkan perdarahan. (Durachim,2018)
1) Protrombin Time (PT)
39
Protrombin Time dipakai untuk menyaring adanya kelainan hemostasis
pada jalur ekstrinsik yang meliputi faktor pembekuan fibrinogen, protrombin,
V, VII, X, dan dapat dipakai pula untuk memantau pemberian antikoagulan
oral. Prinsip pemeriksaan waktu protrombin adalah mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan dalam detik untuk pembentukkan fibrin dari plasma sitrat,
setelah penambahan tromboplastin jaringan dan ion Ca dalam jumlah optimal.
Pemeriksaan PT dilakukan bersama aPTT sebagai titik awal untuk menyelidiki
perdarahan yang berlebihan atau gangguan pembekuan, dengan mengevaluasi
hasil PT dan aPTT bersama-sama, dokter dapat memperoleh petunjuk tentang
penyebab gangguan pembekuan atau perdarahan. Tes ini bermakna sebagai
diagnosa dalam memberikan informasi apakah diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut atau tidak.
Hasil pemeriksaan PT dapat dipengaruhi hal-hal seperti tehnik
pengambilan spesimen, adanya bekuan pada sampel, cara transportasi
spesimen, ketepatan pemipetan pada tahap analitik, kontaminasi pada sampel
ataupun reagensia dan cara penulisan hasil.
2) Activated Partial Tromboplastin Time (aPTT)
Pemeriksaan aPTT dilakukan untuk mendeteksi defisiensi faktor
pembekuan pada plasma, seperti faktorXII, XI, X, IX,VII, V, II, I dan
prekalikrein. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan antara
lain :Pembekuan sampel darah, sampel darah hemolisis atau berbusa,
pengambilan sampel darah pada jalur intravena, misal pada infus heparin.
Hasil aPTT juga dapat dipengaruhi pada pasien yang mengkonsumsi
kontrasepsi oral, estrogen, kehamilan, obat-obatan yang mengandung
caumarin, heparin, asparaginase, dan naloxone. Selain itu, hasil dapat
dipengaruhi ketika pada sampel terdapat inhibitor.
3) Fibrinogen
Pemeriksaan fibrinogen digunakan untuk menentukan aktivitas faktor –
faktor pembekuan jalur intrinsik dan jalur bersama (prekalikrein, HMWK, F-
XII, F-XI, F-VIII, F-X, F-V, F-II, dan fibrinogen) atau adanya inhibitor
terhadap faktor – faktor pembekuan tersebut. Pemeriksaan fibrinogen dapat
digunakan untuk diagnosis, monitoring, dan prognosis berbagai kelainan
hemorrhagic. Saat ini tingginya kadar fibrinogen dapat dipertimbangkan
faktor risiko penyakit kardiovaskular. (Setiabudy, 2012)
40
4. Pemeriksaan D-dimer
a. Tujuan
b. Metode
ELFA – VIDAS
c. Prinsip
1) Alat
a) Vidas PC
b) Mikropipet
c) Yellow Tip
2) Bahan
a) Plasma Citrat
b) Kit D-Dimer
c) STR (Strips)
d) SPR (Solid Phase Receptable)
e) Standar
f) Kontrol D-Dimer
e. Prosedur Kerja
1) TAHAP PRA ANALITIK
41
a) Petugas penerima sampel menerima bahan pemeriksaan.
b) Petugas penerima sampel mengscan barcode sampel di sistem SILK.
c) Petugas penerima sampel mengprint blanko permintaan pemeriksaan.
d) Petugas penerima sampel memeriksa kondisi sampel. yaitu jenis
sampel, volum sampel, anti koagulan, wadah sesuai jenis
pemeriksaan, kesesuaian permintaan pemeriksaan
e) Petugas mencatat tanggal, nomor order sampel, jenis bahan
pemeriksaan, jam penerimaan, paraf penerima sampel di buku
penerimaan sampel
f) Petugas penerima sampel mendistribusikan sampel ke petugas
pemeriksa / analis sesuai dengan parameter yang diminta.
g) Jika sampel tidak dapat langsung dikerjakan, maka sampel disimpan
di refrigerator atau freezer sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan
dan diinformasikan ke petugas pemeriksa / analis.
h) Petugas pemeriksa yang akan mengerjakan sampel memaraf dan
menuliskan namanya pada blanko pemeriksaan sampel.
2) TAHAP ANALITIK
a) Menyalakan Vidas :
(1) Pastikan kabel listrik telah tersambung dengan aliran listrik yang
benar.
(2) Nyalakan UPS, tunggu selama 5 menit.
(3) Tekan “Power Switch” yang ada pada bagian belakang bawah
alat.
(4) Nyalakan CPU, Monitor dan Printer.
(5) Masukkan user name dan password.
(6) Klik dua kali pada program “Vidas PC”.
(7) Instrument akan melakukan inisialisasi dan self test berupa :
Software Self Test, Hardware Self Test dan Boot Sequence yang
berlangsung beberapa menit.
(8) Instrument akan siap untuk melakukan pemeriksaan jika semua
section “available”. Jika ada bagian yang “error”, tunggu sampai
available.
42
b) Pembacaan Master Lot Entry Card (MLE Card)
- Print out Master Lot akan secara otomatis keluar dari printer
alat.
Scan Master Lot:
43
- Print out Master Lot akan secara otomatis keluar dari printer
alat.
Manual MLE Card Entry:
- Print out MLE Card akan secara otomatis keluar dari printer
alat.
(4) Cocokkan Nomor Strip Lot yang tertera pada print out hasil
pembacaan MLE Card dengan Strip Lot yang ada pada MLE
Card.
c) Running Kalibrasi
44
(7) Pilih Section yang dikehendaki (misalnya Section A)
(11) Vidas secara otomatis akan membaca barcode pada strip, bila
tidak ada masalah alat akan memulai rekalibrasi.
(12) Bila rekalibrasi telah selesai, maka akan tampil “unload” pada
section yang digunakan untuk rekalibrasi.
(14) Keluarkan lalu buang strip dan SPR dari dalam strip tray dan
SPR block.
(15) Cocokkan hasil print out rekalibrasi dengan nilai yang ada pada
MLE Card, bila standar out off range maka secara otomatis
hasil rekalibrasi “invalid”. Lakukan rekalibrasi ulang
menggunakan standar pada reagen dengan Lot yang sama.
Jika kontrol out off range maka pembacaan kontrol diulang,
lakukan homogenisasi kontrol dengan baik.
d) Running Routine
45
(3) Pilih Section yang dikehendaki (misalnya Section A)
(11) Vidas secara otomatis akan membaca barcode pada strip, bila
tidak ada masalah alat akan memulai pemeriksaan.
(14) Keluarkan lalu buang strip dan SPR dari dalam strip tray dan
SPR block.
46
e) Running sampel
Usia : 59 tahun
f. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan didapat bahwa hasil pemeriksaan D-dimer pasien
masih dalam batas normal.
47
D-dimer atau fragmen D-dimer (fibrin degradation fragment)cadalah
suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk membantu
melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkanhiperkoagulabili
tas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukurannormal
(Bounds and Kok, 2019)
Indikasi pemeriksaan D-dimer yaitu disseminated intravascular coagulation
(DIC), deep vein thrombosis (DVT), pulmonary embolism (PE),
venous dan arterial thrombosis (VT dan AT), terapi antikoagulan dantrombolit
ik serta sebagai parameter tambahan pada penyakit jantung koroner (Wintrobe,
et al, 2003).
Tujuan
Prosedur ini disusun sebagai alur pelaporan hasil pemeriksaan yang dimulai dari
pemeriksaan sampai hasil diterima oleh pasien.
Prosedur
1. Staf Instalasi
48
2. Penyelia
b. Apabila hasil pemeriksaan telah sesuai maka penyelia klik tombol verifikasi
pada aplikasi (silk.bblkpalembang.com).
49
5. Pasien
2. Limbah cair
a. Wadah sisa pemeriksaan dan bahan direndam dalam ember plastik yang
berisi larutan Natrium Hypochloride selaa 30 - 60 menit
b. Cek Ph jika asam netralkan limbah dengan Natrium karbonat sampai Ph
netral
c. Jika Ph basa tambahkan HCl sampai netral
d. Masukan ke dalam ember dan bawa ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah
50
(IPAL)
e. Catat pembuangan pada buku pembuangan sisa bahan pemeriksaan (BBLK,
2019)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
51
trombosit),pemeriksaan hematologi dengan hematologi analyzer, hemostasis
(PT, aPTT, INR, Fibrinogen, D-dimer)
1.4 Mahasiswa dapat melakukan Verifikasi , validasi, pendokumentasian dan
pelaporan hasil.
1.5 Mahasiswa dapat melakukan pengelolaan bahan sisa pemeriksaan.
B. Saran
Selama praktik di Balai Besar Laboratorium Kesehatan penulis mendapatkan banyak
sekali ilmu yang di tuangkan dalam laporan ini, selama pelaksanaan praktik di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan ini penulis memberikan saran dalam pelaksanaan
pemeriksaan di laboratorium agar pengajaran praktik di lapangan bisa berkordinasi
dan berkomunikasi dengan lebih baik lagi dengan mahasiswa praktik. Demikianlah
laporan ini kami buat, besar harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Karena keterbatasan dari referensi, penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar laporan ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
52
DAFTAR PUSTAKA
Adang durachim; dkk, 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Hemostasis,
Kemenkes RI, 239 halaman.
Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana. Jakarta.
Ayu, N., Suega, K & Widiana, G. 2010. Hubungan Antara Beberapa Parameter Anemia Dan
Laju Filtrasi Glomerulus Pada Penyakit Ginjal Kronik Pradialisis
Charles King Wijaya, 2006. Perbedaan Jumlah Trombosit Cara Manual pada Pemberian
Antikoagulan EDTA Konvensional (Pipet Mikro) dengan EDTA Vacutainer (skripsi).
Semarang. FK UNDIP.
Dalimoenthe, NZ. 2002. Penilaian Sediaan Hapus Darah Tepi dan Sumsum Tulang. Dalam:
Kursus Penyegar Pemeriksaan Morfologi Sediaan Hapus Darah Tepi dan Sumsum
Tulang. Bagian Patologi Klinik FK UNPAD, Bandung.
Depkes RI, 2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good Laboratory
Practice). Pusat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Faure, L.M. & Faure, M.M.. 1999. Implementing Total Quality Management. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Firani, Novi Khila. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah Dan Kelainan Darah. Malang : Ub Press.
Kamuh, Sitti S.P Dkk. 2015.. Gambaran Nilai Hematokrit Dan Laju Endap Darah Pada
Anak Dengan Infeksi Virus Dengue. Manado : Universitas Sam Ratulangi.
Koko Putra Pamungkas, 2014. Gambaran Morfologi Eritrosit Dengan Perbandingan Lama
Fiksasi. Universitas Muhammadiyah. Semarang.
Laksmindra F dkk. 2016. Pengaruh Antikoagulan dan waktu Penyimpanan Terhadap Profil
Hematologis Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar. Volume 33.
No 1. Hal: 22-30
Menkes RI. 2013. Keputusan Menteri Kesehatan RI Npmor 43 Tahun 2013 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
Oktiyani Neni, Dkk. 2017. Akurasi Hitung Jumlah Eritroosit Metode Manual Dan Metode
Otomatis. Journal Of Medical Laboratory Technologi
Rahma, A. (2020, february 28). Trombosit adalah. Retrieved September 11, 2021, from
rumus.co.id: https://rumus.co.id/trombosit-adalah/ Diakses tanggal 12 november
2021
Rosita L, 2006. Pemeriksaan Retikulosit Metode Manual pada pengamatan per 1000
Eritrosit dan per 500 Eritrosit Dibanding Metode Automatik, Jurnal Logika. Vol 3,
No 1
Rosidah Dan Wibowo, Cahyo. 2018. Vol.8 No.16. Perbedaan Antara Pemeriksaan
Antikoagulan Edta Dan Heparin Terhadap Nilai Hematokrit. Gresik : Analis
Kesehatan Delima Husada Gresi
Siregar, Maria Tuntun; dkk, 2018, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
Kendali Mutu, Kemenkes RI, 529 halaman.
Sukorini, dkk. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik, Penerbit Kanalmedika dan
Alfamedia Citra, Yogyakarta. 2010
Wintrobe MM, Greer JP, Foerster J, Lukens JN. Clinical hematology. 11th ed.
LAMPIRAN
N Keterangan Gambar
O
1. Komputer Penerimaan Sampel
4. Pemeriksaan Hematologi
N Keterangan Gambar
O
5. Reagen control Eight check
3WP
7. Pemeriksaan Hemostasis
N Keterangan Gambar
O
8. Pewarnaan sediaan
PENDAHULUAN
HASIL
NO BIAS BIAS2
PEMBACAAN
1 10.6 5.83 33.96
2 9.9 5.13 26.30
3 9.7 4.93 24.28
4 10.2 5.43 29.46
5 10.6 5.83 33.96
6 9.0 4.23 17.87
7 9.6 4.83 23.31
8 9.9 5.13 26.30
9 10.0 5.23 27.33
10 9.8 5.03 25.28
11 10.6 5.83 33.96
12 9.9 5.13 26.30
13 9.7 4.93 24.28
14 10.2 5.43 29.46
15 10.6 5.83 33.96
16 9.0 4.23 17.87
17 9.6 4.83 23.31
18 9.9 5.13 26.30
19 10.0 5.23 27.33
20 9.8 5.03 25.28
Mean 9.9
SD 0.47
CV (%) 4.77
PENDAHULUAN
HASIL
NO BIAS BIAS2
PEMBACAAN
1 27.6 22.83 521.11
2 28.0 23.23 539.53
3 27.3 22.53 507.50
4 27.2 22.43 503.01
5 25.6 20.83 433.80
6 26.6 21.83 476.46
7 27.4 22.63 512.02
8 26.0 21.23 450.62
9 27.5 22.73 516.56
10 28.2 23.43 548.86
11 27.6 22.83 521.11
12 28.0 23.23 539.53
13 27.3 22.53 507.50
14 27.2 22.43 503.01
15 25.6 20.83 433.80
16 26.6 21.83 476.46
17 27.4 22.63 512.02
18 26.0 21.23 450.62
19 27.5 22.73 516.56
20 28.2 23.43 548.86
Mean 27.1
SD 0.83
CV (%) 3.07
PENDAHULUAN
Parameter Pemeriksaan : Fibrinogen (FIB)
Alat : Sysmex Ca-500
: Automated
Metode Coagulometer
Bahan Kontrol : Kontrol Plasma N
No. Batch : 507794
Range Control : 2.00 - 3.00
Batas Kadaluarsa : 06/04/2023
HASIL
NO BIAS BIAS2
PEMBACAAN
1 2.36 -2.41 5.82
2 2.50 -2.27 5.16
3 2.53 -2.24 5.03
4 2.15 -2.62 6.88
5 2.27 -2.50 6.26
6 2.26 -2.51 6.31
7 2.56 -2.21 4.89
8 2.65 -2.12 4.50
9 2.50 -2.27 5.16
10 2.39 -2.38 5.67
11 2.36 -2.41 5.82
12 2.50 -2.27 5.16
13 2.53 -2.24 5.03
14 2.15 -2.62 6.88
15 2.27 -2.50 6.26
16 2.26 -2.51 6.31
17 2.56 -2.21 4.89
18 2.65 -2.12 4.50
19 2.50 -2.27 5.16
20 2.39 -2.38
Mean 2.42
SD 0.16
CV (%) 6.51
B. PMI Hematologi
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL HEMATOLOGI
/
: Blood Cell Counter
03
06
08
24
27
29
01
10
13
15
17
20
22
01/09/2021
Bahan Kontrol : Eight check-0.4
3WP-L 2.30 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
02/09/2021
Batas Kadaluarsa : 23/10/2021 -0.2 2.33 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
No Batch03/09/2021 : 11980821 0.1 2.36 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
04/09/2021
Nilai Rata-Rata (Pabrik) : 0.173 0.0 2.35 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
SD 06/09/2021 : 0.015 0.3 2.39 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
07/09/2021
Nilai Rentang : -0.1
0.158 - 0.188 2.34 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
08/09/2021 -0.4 2.30 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
09/09/2021
Tanggal 0.3
Xi - dalam satuan SD Xi 2.39 Kontrol okKet
px dapat dilanjutkan
10/09/2021
01/09/2021 0.6 0.1 0.1822.36 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
11/09/2021
02/09/2021 0.5-0.4 0.1802.30 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
13/09/2021
03/09/2021 0.1-0.6 0.1752.28 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
14/09/2021
04/09/2021 -0.2-0.3 0.1702.32 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Kontrol ok px dapat dilanjutkan
15/09/2021
06/09/2021 -0.30.1 0.1692.36 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
16/09/2021
07/09/2021 -0.5-0.2 0.1652.33 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
17/09/2021
08/09/2021 0.1 0.0 0.1752.35 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
18/09/2021
09/09/2021 0.4 0.3 0.1792.39 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Kontrol ok px dapat dilanjutkan
20/09/2021
10/09/2021 0.0 0.7 0.1732.44 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
21/09/2021
11/09/2021 -0.50.4 0.1652.40 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
22/09/2021
13/09/2021 -0.3-0.3 0.1682.32 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
23/09/2021
14/09/2021 -0.70.2 0.1622.38 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Kontrol ok px dapat dilanjutkan
24/09/2021
15/09/2021 -0.90.8 0.1602.45 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
25/09/2021
16/09/2021 -0.30.4 0.1692.40 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
27/09/2021
17/09/2021 0.1-0.3 0.1742.31 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
28/09/2021
18/09/2021 -0.10.2 0.1722.38 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Kontrol ok px dapat dilanjutkan
29/09/2021
20/09/2021 0.3 0.1 0.1772.36 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
30/09/2021 0.4
21/09/2021 0.4
Object 23
0.1792.40 Kontrol
Kontrol
ok pxok px dapat
dapat dilanjutkan
dilanjutkan
22/09/2021 -0.3 0.169 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
23/09/2021 -0.3 0.168 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
24/09/2021 -0.1 0.172 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
25/09/2021 0.2 0.176 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
27/09/2021 -0.2 0.170 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
28/09/2021 0.0 0.173 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
29/09/2021 -0.2 0.170 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
30/09/2021 -0.3 0.168 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
3.0
1.0
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
9
9
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
/0
03
06
08
10
13
15
17
20
22
24
27
29
Parameter
16/09/2021 : PT -0.1 60 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Metoda 17/09/2021 : Automated Coagulometer
0.3 68 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Bahan18/09/2021
Kontrol : Kontrol Plasma-0.1N 60 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Batas 20/09/2021
Kadaluarsa : Apr-23 0.3 67 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
No Batch
21/09/2021 : 507794 -0.2 59 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Nilai Rata-Rata
22/09/2021 : 9.9 -0.5 52 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
SD 23/09/2021 : 0.47 -0.2 58 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Nilai Rentang
24/09/2021 : 8.2-11.2 0.1 64 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Satuan25/09/2021 : detik 0.2 66 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
27/09/2021 -0.1 60 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
28/09/2021 Xi-X dalam 0.4 69 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
Tanggal Xi Keterangan
29/09/2021 satuan SD 0.4 70 Kontrol ok px dapat dilanjutkan
30/09/2021
1-Sep 0.8 -0.1
10.3 Kontrol60 Kontrol ok dapat
OK, pemeriksaan px dapat dilanjutkan
dilanjutkan
3-Sep 1.0 10.4 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
3 3
2 2
1 1
0.8 1.0 0.6 0.8 0.8
0.4 0.6 0.4 0.4 0.1 -0.3
0.6
0 -0.1 -0.1 -0.5 0.1
-1 -0.7
-2 PEMANTAPAN MUTU INTERNAL HEMOSTATIS
-3
Xi-X dalam
Tanggal Xi Keterangan
satuan SD
1-Sep 0.1 27.2 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
3-Sep -0.3 26.9 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
4-Sep -0.2 27.0 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
9-Sep -0.4 26.8 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
10-Sep 0.2 27.3 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
11-Sep 0.9 27.9 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
13-Sep 0.3 27.4 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
14-Sep -0.8 26.5 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
15-Sep -0.4 26.8 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
18-Sep 0.1 27.2 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
20-Sep 0.7 27.7 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
21-Sep 0.2 27.3 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
22-Sep 0.1 27.2 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
24-Sep -0.2 27.0 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
27-Sep -0.2 27.0 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
29-Sep 0.6 27.6 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
30-Sep 0.9 27.9 Kontrol OK, pemeriksaan dapat dilanjutkan
3 3
2 2
1 1 0.9 0.9
0.7 0.6
0 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.1
-0.3-0.2-0.4 -0.4 -0.2-0.2
-1 -0.8
-2
-3
Parameter : Fibrinogen
Metoda : Automated Coagulometer
No Batch : 507794
SD : 0.16
Satuan : g/L
3 3
2 2
1 1
0.7
0 -0.1 0.1
-1
-2
-3
02-Sep 03-Sep 30-Sep
C. Verifikasi Hematologi
Parameter : Hemoglobin
Bahan : e-Check
Satuan : g/L
Tanggal : 04/10/2021
No Hasil
1 139
2 140
3 139
4 138
5 140
6 141
7 140
8 138
9 139
10 136
11 138
12 139
13 140
14 139
15 141
16 138
17 136
18 137
19 140
20 139
Total 2777
n 20
SD 1.42
CV 1.03
Bias 0.62
CV (%)* 3
Bias (%)* 7
Catatan : CV (%)* adalah batas CV maksimum yang tertera dalam Assay Sheet Eightcheck-3WP
Bias (%)* adalah batas bias maksimum (CLIA Requirements for Analytical Quality)
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 1.03% kurang dari 3%
dengan bias (akurasi) yang didapat 0.62 % kurang dari 7%
No Hasil
1 4.46
2 4.40
3 4.42
4 4.35
5 4.51
6 4.49
7 4.43
8 4.48
9 4.40
10 4.32
11 4.39
12 4.43
13 4.38
14 4.42
15 4.33
16 4.36
17 4.50
18 4.51
19 4.52
20 4.36
Total 88.46
n 20
Rata-rata (x) 4.42
SD 0.06
CV 1.43
Bias 0.16
CV (%)* 4
Bias (%)* 6
Catatan : CV (%)* adalah batas CV maksimum yang tertera dalam Assay Sheet Eightcheck-3WP
Bias (%)* adalah batas bias maksimum (CLIA Requirements for Analytical Quality)
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 1.43% kurang dari 4 %
Parameter : Leukosit
Satuan : 10ᶟ/µL
Tanggal : 04/10/2021
No Hasil
1 7.4
2 7.3
3 7.1
4 7.5
5 7.4
6 7.3
7 7.1
8 7.4
9 7.4
10 7.3
11 7.2
12 7.3
13 7.1
14 7.4
15 7.3
16 7.3
17 7.4
18 7.2
19 7.1
20 7.4
Total 145.9
n 20
SD 0.12
CV 1.69
Bias 2.73
CV (%)* 7.0
Bias (%)* 15
Catatan : CV (%)* adalah batas CV maksimum yang tertera dalam Assay Sheet Eightcheck-3WP
Bias (%)* adalah batas bias maksimum (CLIA Requirements for Analytical Quality)
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 1.69% kurang dari 7.0%
Parameter : Hematokrit
Satuan :%
Range 39.6
Tanggal : 04/10/2021
No Hasil
1 36.9
2 35.60
3 36.8
4 36.1
5 35.9
6 37.6
7 36.4
8 35.4
9 36.9
10 36.1
11 35.5
12 34.9
13 36.1
14 37.4
15 36.9
16 35.1
17 34.8
18 35.6
19 36.2
20 37.2
Total 723.4
n 20
SD 0.83
CV 2.29
Bias 1.71
CV (%)* 8
Bias (%)* 6
Catatan : CV (%)* adalah batas CV maksimum yang tertera dalam Assay Sheet Eightcheck-3WP
Bias (%)* adalah batas bias maksimum (CLIA Requirements for Analytical Quality)
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 2.29% kurang dari 8 %
Parameter : Trombosit
Satuan : 10ᶟ/µL
Tanggal : 04/10/2021
No Hasil
1 226
2 231
3 239
4 230
5 234
6 242
7 240
8 229
9 224
10 244
11 242
12 240
13 229
14 226
15 231
16 228
17 231
18 246
19 250
20 228
Total 4690
n 20
SD 7.65
CV 3.26
Bias 0.21
CV (%)* 15
Bias (%)* 25
Catatan : CV (%)* adalah batas CV maksimum yang tertera dalam Assay Sheet Eightcheck-3WP
Bias (%)* adalah batas bias maksimum (CLIA Requirements for Analytical Quality)
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 3.26% kurang dari 15%
No Hasil
1 27.3
2 28
3 27.2
4 25.6
5 26.6
6 27.40
7 28.20
8 27.6
9 25.6
10 26.6
11 27.4
12 27.5
13 28.2
14 26.6
15 28.2
16 26.00
17 27.4
18 27.30
19 26.6
20 28
Total 543.3
n 20
Rata-rata (x) 27.17
SD 0.82
CV 3.00
Bias 0.24
CV (%)* 7.5
Bias (%)* 15
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 3.00% kurang dari 7.50%
dengan bias (akurasi) yang didapat 0.24 % kurang dari 15%
Dengan demikian disimpulkan bahwa akurasi presisi pada pemeriksaan APTT
dengan metode Automated Coagulometer "BAIK"
Parameter Fibrinogen
No Hasil
1 2.5
2 2.15
3 2.7
4 2.39
5 2.36
6 2.40
7 2.27
8 2.26
9 2.65
10 2.5
11 2.39
12 2.43
13 2.45
14 2.66
15 2.5
16 2.39
17 2.35
18 2.42
19 2.61
20 2.39
Total 48.77
n 20
Rata-rata (x) 2.44
SD 0.14
CV 5.74
Bias 0.76
CV (%)* 10
Bias (%)* 20
Kesimpula
n : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapat CV (presisi) 5.74% kurang dari 10%
dengan bias (akurasi) yang didapat 0.76 % kurang dari 20%
Dengan demikian disimpulkan bahwa akurasi presisi pada pemeriksaan Fibrinogen
dengan metode Automated Coagulometer "BAIK"