Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telinga merupakan salah satu indra penting yang berperan besar dalam
kehidupan sehari-hari. Organ ini mempunyai fungsi utama yaitu pendengaran dan
keseimbangan – tergantung reseptor khusus yang disebut sel rambut. Gangguan
pendengaran merupakan defisit sensorik yang paling sering pada populasi
manusia dan memengaruhi lebih dari 400 juta orang di dunia. Sedangkan mulut
adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air, fungsi utama
mulut adalah untuk makan dan berbicara. Mulut memainkan peran penting dalam
makan, minum dan bernapas. Kebersihan mulut yang tidak dipelihara dengan baik
akan menimbulkan penyakit di rongga mulut. Kebersihan mulut mempunyai peran
penting di bidang kesehatan gigi, karena kebersihan mulut yang buruk dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik lokal maupun sistemik.
Menurut WHO, terdapat 360 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
pendengaran, hasil tersebut merupakan 5,3% dari populasi dunia. Pada tahun 2012
terdapat 328 juta (91%) orang dewasa, 183 juta lakilaki, 145 juta perempuan dan
32 juta (9%) anak-anak mengalami gangguan pendengaran. Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, pada usia ≥5 tahun didapatkan prevalensi gangguan pendengaran usia
5-14 tahun dan 15-24 tahun masing-masing 0,8% serta prevalensi ketulian pada
usia yang sama yaitu masingmasing 0,04%. Berdasarkan Provinsi, prevalensi
gangguan pendengaran tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (3,7%),
Sulawesi Utara (2,4%), dan terendah di Banten (1,6%), sedangkan prevalensi
ketulian tertinggi ditemukan di Maluku (0,45%), Sulawesi Utara (0,12%), dan
terendah di Kalimantan Timur (0,03%). World Health Organisation (WHO) dalam
The World Oral Health Report menyatakan bahwa di Indonesia kurangnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut berakibat pada meningkatnya prevalesi
edentulousness yang mencapai 24% dengan rata-rata umur di atas 65 tahun dan
penduduk Indonesia yang menderita gangguan kesehatan gigi dan mulut masih
mencapai 90%. Hasil Riset Kesehatan Dasar/RISKESDAS tahun 2007, ada lima
provinsi dengan prevalensi masalah gigi-mulut tertinggi, yaitu Gorontalo (33,1%),
Sulawesi Tengah (31,2%), Aceh (30,5%), Sulawesi Utara (29,8%) dan
Kalimantan Selatan (29,2%).4 Riskesdas 2007 juga melaporkan indeks DMF-T
provinsi Kalimantan Selatan sebesar 6,83 meliputi komponen D-T 1,31,
komponen M-T 5,52 dan komponen F-T 0,12.
Pada SD Negeri 14 Palangka terdapat beberapa anak tidak menjaga kebersihan
telinga dan mulut sehingga anak-anak mudah sakit dan sulit untuk menerima
pelajaran karena kurangnya menjaga kebersihan.
Sehingga kelompok mengangkat judul tentang “ Menjaga Kebersihan Telinga
dan Mulut” agar anak-anak serta guru dapat meningkatkan pengetahuan
pentingnya menjaga kebersihan telinga dan mulut sehingga terhindar dari penyakit
dan anak-anak dapat mengikuti pelajaran dengan keadaan yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan telinga dan mulut?
1.2.2 Bagaimana cara agar dapat meningkatkan kesehatan telinga dan mulut?
1.2.3 Apa dampak jika tidak memelihara kesehatan telinga dan mulut?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mendeskripsikan pengertian telinga dan mulut
1.3.2 Untuk dapat mengetahui dan memahami pentingnya meningkatkan
kesehatan telinga dan mulut
1.3.3 Untuk dapat mengetahui dan memahami dampak jika tidak memelihara
kesehatan telinga dan mulut

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan ini adalah diharapkan agar dapat mengetahui dan
memahami pentingnya menjaga kebersihan telinga dan mulut sehingga dapat
meningkatkan kesehatan telinga dan mulut dan menghindari penyakit.

Anda mungkin juga menyukai