Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air bumi dan kekayaan alam adalah milik manusia yang diberikan oleh tuhan

yang tidak dapat dipisahkan dengan segala aktifitasnya, sehingga merupakan kebutuhan

pokok bagi manusia. Air adalah kebutuhan dasar (primer) yang tidak dapat dipisahkan

dari kebutuhan manusia yang menduduki urutan kedua setelah udara. Air dalam

pemanfaatannya oleh manusia biasa digunakan sebagai air minum. Dalam peraturan

Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/PER/IV/2010 dijelaskan bahwa air minum adalah

air yang melalui proses pengolahan atau tanpa melalui proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dalam pengertian lainnya

dijelaskan bahwa air minum adalah air yang dapat diminum langsung atau air yang harus

dimasak terlebih dahulu sebelum dapat diminum.

Kebutuhan masyarakat akan air minum layak dan aman untuk dikonsumsi

semakin meningkat setiap hari sedangkan ketersediaan air layak minum yang berkualitas

dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Hal ini juga dipengaruhi oleh

peningkatan jumlah penduduk yang meningkat sangat cepat serta kuantitas dan kualitas

air tanah yang mengalami penurunan yang cukup tajam yang dapat disebabkan adanya

kerusakan alam dan resiko pencemaran yang semakin tingggi. Semakin meningkat polusi

lingkungan, termasuk pencemaran air tanah oleh limbah hasil industry merupakan salah

satu sebab meningkatkan permintaan terhadap air minum dalam kemasan.


Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) RI merupakan lembaga pemerintah

pusat yang bertugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat

dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Pasal 30 Undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen serta

penerapan ketentuan peraturan perundangannya diselenggarakan oleh pemerintah,

masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.


1.2 Rumusan masalah

1. Jsdckjsgdsjkd

2. Jgkjsdjks

1.3 Manfaat penelitian

1. Jhgdjhsdgfshkjfhdhfhdf

2. Kjsdgfjdsgfdskjfgkdsfdfd
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Analisis Kasus

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk

pertanian,perkebunan.kehutanan,perikanan,peternakan,perairan dan air, baik yang

diolah maupun tidak diolah,yang diperuntungkan sebagai makanan dan minuman

bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,

dan bahan lainnya yang di pergunakan dalam proses penyimpangan, pengelolahan

dan/atau penempatan makanan dan minuman.

Bab XV pasal 133-pasal 148, undang-undang no 18 tahun 2012 tentangn

pangan,mengatur mengenai ketentuan tindak pidana dibidang pangan.

Ayat (10) ‘’Bahwa pidana penjara atau denda pelaku usaha pangan yang dengan

sengaja tidak memilikii izin edar terhadap setiap pangan pengolahan yang di buat

didalam negeri atau yang di impor untuk di perdagangkan dalam kemasan ecer,

kecuali terhadap pangan olahan tertentu yang diproduksi oleh industry rumah

tangga,izin edar mana yang di tentukan dalam peraturan pemerintah.

Bahwa prinsip perlindungan hak warga Negara atas ketahanan pangan maupun

keselamatan serta kesehatan,termasuk penyelenggara kehidupan perekonomian

dibidang perdagangan dan industry,adalah bagian dari kesatuan makna

kesejahtraan umum masyrakat sekaligus upaya pencapaian tujuan bernegara.


Pengadilan negeri payakumbuh melakukan pemeriksaan biasa dalam tingkat

pertama dan selanjutnya memutuskan menyatakan terdakwa M.Kemal Fauzi

dengan identitas tersebut diatas bersalah melakukan tindak pidana pelaku usaha

pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap setiap pangan

olahan yang dibuat didalam negeri atau yang di impor untuk diperdagangkan

dalam kemasan eceran sebagaimana diatur dan diancam pidana pasal 142 jo pasal

91 (1) UU RI No.18 tahun 2012 tentang pangan:

Dalam kasus tersebut bahwa ia terdakwa M.Kemal Fauzi pada hari selasa

tanggal 22 oktober 2013 sekira pukul 15:30 WIB atau setidak tidaknya pada

waktu lain dalam bulan oktober tahun 2013 bertempat di toko MP jl.tanmalaka

No.44/B Tarok kecamatan bayu kumbuh utara kota kayu kumbuh atau setidak

tidaknya ditempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum pengadilan

negeri payukumbuh yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini,

pelaku usaha pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap

setiap pangan olahan yang dibuat dalam negeri atau diimpor untuk

diperdagangkan dalam kemasan eceran ,Perbuatan mana dilakukan terdakwa

dengan cara antara lain sebagai berikut :

Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas ,saksi

M.RUSYDI,S,Farm,Apt,saksi ELYA NORA beserta petugas BBPOM lainnya

melakukan pemeriksaan dan pengledahan pada toko MP milik terdakwa

M.KEMAL FAUZI dan saat pengledahan dilakukan,ditemukan petugas 2(dua)

macam jenis pangan (makana) tanpa izin Edar didalam toko MP ,Sedangkan
terdakwa tidak memiliki izin untuk mengedarkan makanan tersebut ,adapun 2

jenis pangan/makanan yang ditemukan oleh petugas dari BBPOM yaitu

Kratingdaeng dan Mackarel(TLC) Bahawa terdakwa menyediakan

pangan(makanan) tanpa izin edar tersebut sejak bulan agustus 2013 dengan

maksud untuk dijual kepada orang atau masyarakat yang dating membeli

makanan tersebut
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai