Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak macam ideologi didunia ini. Hampir masing-masing negara memiliki ideologi sendiri
yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita
dari suatu bangsa untuk semakin berkembang dan maju. Namun dengan semakin
berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi
pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya. Begitu juga dengan negara Indonesia.

Ideologi negara Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila ini dijadikan sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan Negara Indonesia dalam
berbagai aspek. Dengan Ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan
bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.

Di zaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh
sebagian besar masyarkat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang
sangat panjang oleh pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila tidak
menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila dalam pancasila termaktub dalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan
yyang tidak terpisahkan karena setiap sila mengandung empat sila yang lainnya dan
kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-
pindahkan.

Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa
kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat,
dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indoneisa hakikat sesungguhnya dari
pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua
pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian
tersebut, pancasila memili sebutan yang berbeda, seperti; 1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2)
Pancasila sebagai kepribadian bangsa, 3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk
senantiasa menjaga kelestarian nila-nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi dimasa
lalu tidak akan teredam dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Pancasila.


2. Bagaimana asal mula Pancasila.
3. Bagaimana bentuk Pancasila dijadikan.
4. Bagaimana isi dan arti Pancasila.
2

1.3  Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.


2. Untuk menjelaskan pengertian Pancasila.
3. Untuk mengetahui asal mula Pancasila.
4. Untuk mengetahui bentuk Pancasila.
5. Untuk mengetahui isi dan arti Pancasila sebagai dasar negara.
3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Asal Mula Pancasila

Pancasila hadir bukan sebagai sebuah kebetulan yang tidak bermakna. Hadirnya pancasila
dalam kehidupan bangsa Indonesia merupakan upaya keras para pendiri bangsa ini agar
indonesia merdeka memiliki landasan yang kukuh. Hal ini dapat ditemukan sebagai asal mula
yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.

A. Asal mula langsung


Adalah asal mula yang langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai dasar
filsafat negara; yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan sejak
dirumuskan dalam sidang BPUPKI Pertama, Panitia Sembilan, Sidang BPUPKI Kedua serta
sidang PPKI sampai pengesahannya. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila sebagai
berikut:

a. Asal Mula Bahan  [ kausa materialis ]


Nilai-nilai dasar Pancasila  digali dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai
kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia; maka kausa materialis /
asal mula bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.

b. Asal Mula Bentuk [ kausa formalis ]


Ialah siapa yang merumuskan Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan
UUD 1945. Bentuk, rumusan dan nama Pancasila sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 dirumuskan dan dibahas oleh Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.
Hatta serta anggota BPUPKI lainnya; maka kausa formalis / asal mula bentuk Pancasila
adalah : Ir. Soekarno , Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.

c. Asal Mula Karya   [ kausa efficient ]


Ialah asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah. PPKI sebagai pembentuk negara, dan atas kuasa pembentuk negara
yang mengesahkan pancasila menjadi dasar negara yang sah; maka kausa efficient / asal
mula karya Pancasila adalah PPKI.

d. Asal Mula Tujuan  [ kausa finalis ]


Ialah apa tujuan para pendiri bangsa merumuskan dan membahas Pancasila.
BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta merumuskan dan
membahas Pancasila tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara; maka
kausa finalis / asal mula tujuan Pancasila adalah : anggota BPUPKI, Panitia Sembilan
serta Soekarnoa dan Hatta.

B. Asal Mula yang Tidak Langsung.


Adalah asal mula yang tidak langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila
sebagai dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang sebelum Proklamasi Kemerdekaan
asal mula nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, serta
dalam nilai-nilai agama bangsa Indonesia . Apabila dirinci asal mula tidak langsung
Pancasila sebagai berikut
4

a. Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai


persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ] sebelum secara langsung dirumuskan
menjadi dasar filsafat negara, telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat [ berupa nilai adat
istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius ] jauh sebelum membentuk negara.

2.2. Bentuk Pancasila

Pancasila merupakan karunia terbesar dari Allah SWT. Pancasila juga merupakan light-
star bagi bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan, alat pemersatu kehidupan berbangsa, serta pandangan hidup
bangsa. Pancasila lahir 1 Juni 1945, dan ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama
dengan UUD’45. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun
1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bentuk Pancasila di dalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila
sebagaimana tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD’45. Pancasila sebagai suatu
sistem nilai mempunyai bentuk, ciri-cirinya yaitu:
a.  Setiap sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Artinya,
masing-masing sila dalam Pancasila tidak dapat dipisahkan.
b. Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk
kesatuan, bukan unsur komplementer. Artinya, salah satu sila dalam Pancasila
kedudukannya tidak lebih rendah dari sila yang lain. Sila pertama berkaitan dengan
Tuhan sebagai Causa Prima (sebab pertama) dan sila yang lainnya bukan sebagai
unsur pelengkap.
c.  Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau dikurangi. Artinya,
Pancasila tidak dapat diperas menjadi trisila ataupun eka sila.

Susunan sila- sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain
membentuk suatu sistem disebut dengan istilah majemuk tunggal (Notonagoro). Majemuk
tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri
secara utuh.
Bentuk dan susunan Pancasila hierarkhis-piramidal. Hierarkhis berarti tingkat, sedangkan
piramidal dipergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila
dalam urutan luas cakupan (teba berlakunya pengertian) dan juga isi pengertian. Rumusan
Pancasila yang hierarkhis-piramidal yaitu:
1.  Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah meliputi serta menjiwai sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2.  Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah diliputi atau dijiwai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi serta menjiwai sila persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5

3.  Sila ketiga : Persatuan Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi serta menjiwai sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4.  Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi serta
menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5.  Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah diliputi atau
dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (Kaelan, 2008:60).

Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa implikasi bahwa antara sila
satu dengan sila yang lain saling mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa antara sila satu
dengan sila yang lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi (Rukiyati, 2008:31 ).
Rumusan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3.  Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan
yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
(Notonagoro, 1975:43,44).
6

2.3. Isi Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,


2. kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. persatuan Indonesia,
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.


Ketuhana berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan semua
mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam zatNya, Esa
dalam sifat-Nya, Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat
yang banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa perbuatan Tuhan
tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang maha Esa, mengandung pengertian
dan keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya.
Keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang
tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang
berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah
logika.
Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia berdasarkan ketuhanan
yang Maha Esa, dan Negara memberi jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk
memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya. Bagi dan didalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal
ketuhanan yang Maha Esa, tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang
Maha Esa, dan anti keagamaan serta tidak boleh ada paksaan agama dengan kata lain dinegara
Indonesia tidak ada paham yang meniadakan Tuhan yang Maha Esa (ataisme). Sebagai sila
pertama Pancasila ketuhanan yang Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan bangsa
Indonesia, menjiwai mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan
beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara republic Indonesia
yang berdailat penuh, bersipat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia. Hakekat pengertian itu sesuai dengan:
a. Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain ”atas berkat rahmat Allah
yang maha kuasa….”
b. Pasal 29 UUD 1945:
7

1. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa


2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya.

2. Sila kedua: kemanusiaan yang adil dan beradab


Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu mahluk berbudi yang mempunyai potensi pikir,
rasa, karsa, dan cipta karena potensi inilah manusia menduduki martabat yang tinggi dengan
akal budinya manusia menjadi berkebudayaan, dengan budi nuraninya manusia meyadari
nilai-nilai dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan
didasarkan atas norma-norma yang obyektif tidak subyektif apalagi sewenang-wenang.
Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya. Mengandung arti bahwa sikap hidup,
keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma sosial dan
kesusilaan. Adab mengandung pengertian tata kesopanan kesusilaan atau moral. Jadi:
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang
didasarka kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam
dan hewan. Didalam silan kedua kemuanusian yang adil yang beradab telah tersimpul cita-
cita kemanusiaan yang lengkap yang adil dan beradab memenuhi seluruh hakekat mahluk
manusia. Sila dua ini diliputi dan dijiwai sila satu hal ini berarti bahwa kemanusiaan yang adil
dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan kodrat manusia sebagai ciptaa-Nya. Hakekat pengertian disamping sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 alenia yang pertama dan pasal-pasal 27,28,29,30 UUD 1945.

3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah belah persatuan
berarti bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Indonesia
mengandung dua makna yaitu makna geograpis dan makna bangsa dalam arti politis. Jadi
persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas
dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat, persatuan Indonesia merupakan paktor
yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang
dijiwai oleh sila I dan II. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa,
sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu
tidak terpecah belah oleh sebab apapun. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan
UUD1945 alenia ke empat dan pasal-pasal 1,32,35,dan 36 UUD 1945

4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia dalam suatu
wilayah tertentu kerakyatan dalam hubungan dengan sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi
berada ditangan rakyat. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang
sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan rakyat
dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab. Permusyawaratan adalah suatu
tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal
berdasarkan kehendak rakyat hingga mencapai keputusan yang berdasarkan kebulatan
pendapat atau mupakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedura)
8

mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui
badan-badan perwakilan.
Jadi sila ke IV adalah bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem
perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musawarah dengan pikiran
yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada
rakyat yang diwakilinya. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD alenia empat
dan pasal-pasal 1,2,3,28 dan 37 UUD 1945.

5. Sila ke V: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Keadilan social berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidabg
kehidupan, baik materi maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang
menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indonesia
maupun warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri. Jadi sila ke V berarti bahwa
setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, social,
ekonomi dan kebudayaan.
Sila Keadilan sosial adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya, merupakan
tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata masyarakat sdil-
makmur berdasarkan Pancasila. Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD 1945
alinea kedua dan pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31 dan 34  UUD 1945.

2.4. Arti Pancasila

Kata pancasila terdiri dari dua kata berasal dari bahasa sanskerta yaitu panca dan sila.
panca berarti lima sedangkan sila berarti prinsip atau asas atau dasar. secara terminologi
pancasila berarti painsip-prinsip dasar negara kesatuan Indonesia. Adapun arti dari setiap sila
pancasila adalah sebagai berikut:

a. Butir sila pertama


1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

b. Butir sila kedua


1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Butir sila ketiga


9

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara


di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika

d. Butir sila keempat


1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

e. Butir sila kelima


1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Harus Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Dapat Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Arti pancasila berdasarkan lambang

Garuda
a. Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di
sejarah Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti
burung elang rajawali. Garuda dipakai sebagai Simbol Negara untuk menggambarkan
Negara Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar.
b. Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan dan keagungan.
c. Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga
dan kekuatan pembangunan.
d. Jumlah bulu Garuda Pancasila mengambarkan hari / Tanggal proklamasi kemerdekaan
Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17-Agustus-1945, antara lain: Jumlah bulu pada
10

masing-masing sayap berjumlah 17, Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8, Jumlah bulu
di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Perisai
a. Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban
Nusantara sebagai senjata yang melambangkan  perlindungan, pertahanan dan
perjuangan diri untuk mencapai tujuan.
b. Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan garis
khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia
sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
c. Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
d. Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih).
dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.

Berikut adalah Pembagian dan penjelasan lambang pada ruang perisai:

Makna Sila Pertama Pancasila, Bintang Tunggal


Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan
sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap
manusia.
11

Makna Sila Kedua Pancasila, Rantai Emas


Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu,
gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan
wanita.

Makna Sila Ketiga Pancasila, Pohon Beringin


12

Makna Sila 3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin (Ficus


benjamina) di bagian kiri atas perisai berlatar putih, Pohon beringin merupakan sebuah pohon
Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang
besar ini dengan tumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan
persatuan Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. ini mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki
berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda (bermacam-macam).

Baca Juga: Kumpulan Posting Tentang CPNS (Terlengkap dan Gratis)

Makna Sila keempat Pancasila, Kepala Banteng


Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan. yang disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan
atas perisai berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan binatang sosial yang suka
berkumpul, sama halnya dengan manusia dimana dalam pengambilan keputusan harus
dilakukan secara musyawarah salah satunya dengan cara berkumpul untuk mendiskusikan
sesuatu.
13

Makna Sila kelima Pancasila, Padi Kapas


Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan
kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas dan padi (mencerminkan
pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat
status maupun kedudukannya. ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya
kesenjangan sosial anatara satu dan yang lainnya, tapi hal ini (persamaan sosial) bukan berarti
bahwa Indonesia memakai ideologi komunisme.

Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"


a. Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam
dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.
b. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya
Mpu Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda,
sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata "ika" bermakna itu. Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun
berbeda beda tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk
melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka
ragam ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.

Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila

a. Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh diletakkan asal
asalan karena warna warna itu telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian
yang ada pada lambang Garuda Pancasila.
b. Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda
Pancasila. Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang
bintang, juga untuk mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai
sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
14

c. Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat
pada lambang Garuda Pancasila.
d. Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.
e. Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna putih juga
diberi pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.
f. Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna
bintang, rantai, kapas, dan padi.

Makna Warna pada Garuda Pancasila


Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-warna yang
dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna dan arti kurang
lebih sebagai berikut.

a. Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.


b. warna hitam memiliki makna keabadian.
c. Warna merah memiliki artian keberanian.
d. Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.
e. Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.

BAB III
15

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat diketahui bahwa perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara bukanlah hal yang
mudah. Dari mulai pemilihan kata,gagasan-gagasan yang diusulkan butuh kesepakatan untuk
menjadi suatu dasar yang dapat mencakup asas-asas dan karakter bangsa Indonesia.Pancasila
merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi bersama.Dengan
demikian sejak saat bangsa Indonesia bersepakat untuk mengatur sendiri kehidupannya yang
berdasar Pancasila,setiap warga negara Indonesia seharusnya merasa dirinya berada dalam
keterikatan dan merasa bertanggung jawab pada asas-asas yang telah disepakati bersama,yaitu
kelima sila dalam Pancasila.

Pancasila memiliki tiga sifat dasar yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa
dan ideologi negara. Ketiga sifat dasar ini tidak dapat dipisahkan meskipun dapat dilakukan
pemilahan. Sebagai dasar negara Pancasila menampilkan dimensi konstitusional. Komunitas
bangsa itu terbentuk dalam susunan kesatuan negara Republik Indonesia. Ini berarti bahwa
Pancasila telah membentuk komunitas kebangsaan Indonesia dalam keterikatan
Konstitusional.
Sebagai pandangan hidup bangsa Pancasila menampilkan dimensi kultural. Komunitas
bangsa Indonesia adalah komunitas yang dibentuk oleh penerimaan dan penghayatan atas
nilai-nilai dasar Pancasila. Sedangkan sebagai ideologi negara Pancasila menampilkan
dimensi perjuangan kebangsaan, dimensi pergerakan, dan dimensi aksi. Pancasila membentuk
kehidupan kebangsaan kita sebagai komunitas perjuangan yang bergerak bersama menuju
cita-cita bersama.

B. SARAN

Sebagai warga negara yang baik , jika kita telah mengerti dan memahami asal mula,
bentuk, isi serta arti pancasila hendaknya dilaksanakan dengan baik agar terciptanya kondisi
masyarakat yang aman , damai , tertib dan tentram.
16
17

Daftar Pustaka

http://dewiistikhomah.blogspot.co.id/2014/01/bentuk-dan-susunan-pancasila.html diakses
pada tanggal 26 Februari 2018
https://dheameiranin.wordpress.com/silabus/pendidikan-pancasila/asal-mula-pancasila-
sebagai-dasar-negara/ diakses pada tanggal 26 Februari 2018
http://www.infoloka.club/2016/12/Butir-Butir-Pancasila-Sila-Ke-1-Sampai-Sila-Ke-
5.html diakses pada tanggal 26 Februari 2018
https://istykadunk.wordpress.com/2011/04/18/kata-pancasila-terdiri-dari-dua-kata-berasal-
dari-bahasa-sanskerta-yaitu-panca-dan-sila-panca-berarti-lima-sedangkan-sila-berarti-prinsip-
atau-asas-atau-dasar-secara-terminologi-pancasila-berarti-pa/ diakses pada tanggal 26
Februari 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila diakses pada tanggal 26 Februari 2018
http://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Fungsi-Isi-Bunyi-dan-Tujuan-Pancasila-
adalah.html diakses pada tanggal 26 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai