Anda di halaman 1dari 82

PENDIDIKAN PANCASILA

• Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi


• Bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia

Sutan Syahrir Zabda


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Negara Indonesia = negara pancasila

Bagi Muhammadiyah Negara Indonesia


sebagai:
• Dar Al-Ahdi Wa Al-Syahadah
• Negara Kesepakatan dan kesaksian
PENGERTIAN, LANDASAN DAN
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Kedudukan Utama Pancasila dalam kehidupan Bernegara Indonesia
adalah sebagai Dasar Falsafat Negara (Staats philosophice grondslag)
atau Dasar Negara (Staats grond norm)Republik Indonesia. Sebagai
dasar falsafat negara, Sila-sila dari Pancasila secara resmi tercantum di
dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun
1945 yang dirumuskan oleh BPUPKI, dirumuskan kembali dan ditetapkan
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 berserta Hukum Dasar Negara RI
yang diberi nama UUD NRI Tahun 1945

Dalam proses perumusannya, Dasar Negara yang disebut dengan


Pancasila, dan Hukum Dasar Negara Republik Indonesia yang disebut juga
UUD Negara RI tahun 1945, berangkat dari sudut pandang bahwa bangsa
Indonesia memiliki nilai-nilai kehidupan yang secara sosio-kultural telah
ada dalam realitas kehidupan masyarakat, bangsa Indonesia sendiri
PENGERTIAN, LANDASAN DAN
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pahami Kedudukan Pancasila

KEDUDUKAN ISI /MAKNA FUNGSI

I. Pandangan hidup
NILAI ETIKA- DIYAKINI
Bangsa Indonesia (Way
DASAR SOSIAL/ BENAR
of Life,
Weltanschauung) MORAL DAN
SUSILA
BAIK

II. DASAR NEGARA  NORMA DASAR  Penyelenggaraan


Negara
Staats Fundamental Norm
Dasar Negara
• Staats Philosophice grondslag = Dasar falsafah
negara  identik dengan Pancasila yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945 = rumusan PPKI
18-8-1945
• Staats sidee = Ide atau gagasan mengenai
negara  konsep mengenai negara  sidang
BPUPKI 29,30 Mei dan 1 Juni 1945  akan
terus berkembang sesuai dengan tuntutan
zaman
• Staats Fundamental Norm = Pokok kaedah
negara yang fundamental identik dengan
pembukaan UUD 1945
• Grondnorm =Norma dasar = Dasar negara
TEKS PROKLAMASI  Pmbukaan UUD 1945
 Dijabarkan ke dalam Pembukaan UUD 1945
1. Kemerdekaan adalah Hak segala bangsa =
HAM  International Covenant on Civil and
Political Rights (ICCPR) 1966  harus
diperjuangkan dan dibela belanegara
2. Setiap bangsa memiliki cita-cita 
mendorong upaya perbaikan nasib bersama
3. Kemerdekaan RI merupakan karunia Allah
 mengisi kemerdekaan dengan aktifitas
sesuai dengan yang diridhoi Tuhan = bukti
syukur manusia/ bangsa Indonesia
TEKS PROKLAMASI  Pembukaan UUD 1945
 Pembentukan negara (alenia ke IV)
1. Tujuan negara  4 tujuan : Lindungi,
mensejahterahkan, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ketertiban dunia.
2. Bentuk negara : Republik berkedaulatan rakyat =
demokrasi  Masy. Madani (Civil Society)
3. Sistem Pemerintahan  Demokratis (good
governance  3 aktor= pemerintah, pengusaha, dan
masyrakat sipil / civil society/ masy. madani)
4. Dasar negara = azas negara (pancasila) = Dasar
falsafah negara (staats philosophice grondslag
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

Landasan historis pendidikan Pancasila adalah


HISTORIS
sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, terutama
tentang proses perumusan dan lahirnya Pancasila
 Dinamis : Eksis  tak Eksis

Dari: Sriwijaya, Majapahit, masa kejayaan


kerajaan Islam, Masa Penjajah, Kesadaran
Kebangsaan (Kitnas, SP.), Proklamasi, Transisi

Nilai-nilai Sosio-Budaya milik masyarakat


KULTURAL bangsa Indonesia sendiri yang dinamis yang ada
dalam realitas dalam kehidupannya,
LANDASAN PENDIKAN PANCASIA (Lanjutan Kultural)

• “By a culture, we refer to the patterns and products of learned


behavior; the etiquette, language, feed habits religious and moral
beliefs, systems of knowledge, attitude, and values; as well as the
material things and artifact producted – the technology of group of
people. By culture, we refer, in short, to the patterned way of life of a
society” (Mana: 1962).

Semua ketentuan yuridis-konstitusional mulai dari


Pembukaan, pasal-pasal UUD 1945, dan Undang-
YURIDIS
undang tentang penyelenggaraan pendidikan nasional,
yaitu: Undang-undang Dasar 1945; Inpres 12 tahun
1968
Berpijak pada ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku, dan menuju terciptanya masyarakat yang taat
nilai, norma, dan hukum (Civil Society) Civilized Society
YURIDIS Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional terutama pasal 1 (2)
bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman.
Dan pasal 37 yang memuat Pendidikan
Kewarganegaraan (didalamnya terkandung
Pendidikan ideologi Pancasila) sebagai mata
pelajaran wajib bagi seluruh jenjang pendidikan.

Secara yuridis, maksud dan tujuan penyelenggaaran


Pendidikan Pancasila agar, masyarakat bangsa
Indonesia menyadari urgensi kehidupan bangsa
yang berideologis, taat nilai, norma, dan hukum
ditengah-tengah peradaban dunia.
LANDASAN FILOSOFIS PEND. PANCASILA

Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila adalah Pancasila itu sendiri yang


merupakan suatu sistem filsafat (philosophical system) yang mengandung
aspek ontologis, aspek epistemologis, dan aspek axiologis.

Ada 3 Pendekatan yaitu:

Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis

1. Ontologis: Pendidikan Pancasila dapat memperjelas mengenai Inti obyek


yang meliputi obyek forma dan obyek materia dari Pendidikan Pancasila.

Forma, menyangkut: mengenai sudut pandang bidang seperti: moral, maka


pembahasan moral pancasila, mengenai ekonomi, maka obyek formanya
adalah ekonomi pancasila, dari sudut hukum dan kenegaraan, maka obyek
formanya adalah pancasila yuridis dan kenegaraan, dan sebagainya
Obyek Materia:

Obyek materia pendidikan Pancasila adalahsuatu obyek yang merupakan


sasaran pembahasan dan pengkajian baik secara bersifat empiris maupun non
empiris yang menyangkut eksistensi atau keberadaan secara material nilai-nilai
Pancasila yang bersumber dari sosio-kultural masyarakat, bangsa Indonesia
sendiri yang melekat dalam hidup dan kehidupan manusia Indonesia sendiri
dalam hubungan dengan alam semesta. TRIPRAKARA: Sumber nlai dai
Psila Ajaran Agama, Adat Istiadat, Kebudayaan
2. Aspek Epistemologis, bahwa pendidikan Pancasila dilandasi oleh
prinsip-prinsip ilmiah meliputi obyek yang obyektif, metode, sistematika,
universal .
a. Obyek : Forma dan Materia.
b. Systematika : Sesuai herarkis piramidal Pancasila
c. Metodologi : Analitico –Synthetic (Deduktif-Induktif), Hermeneutika
metode koherensi historis, metede pemahaman, penafsiran
d. Universal: sesuai dengan kaedah umum universal/evidensi empiris
3. Aspek Axiologis, bahwa Pancasila dengan nilai-nilai
dasarnya mengandung manfaat, nilai/makna, atau
kegunaan bagi hidup dan kehidupan masyarkat, bangsa,
dan negara Indonesia. Paling tidak ada tiga bidang
manfaat, nilai/makna, atau kegunaan Pancasila yaitu
antara lain:
A. Pedoman, pengatur, pengarah tingkah laku yang
berwujud etika, (etika politik, bisnis, susila dst)
B. Ekspresi/Apresiasi etika, yang berwujud estetika atau
seni/keindahan hidup,(seni yang etika, kreatifitas,
strategik)
C. Sosio-iedeopolitik, yang berwujud ideologi (Negara)
Dasar negara, Staats philosophiche grondslag, Staats
Fundandamental norm.
PENGERTIAN

ETIMOLOGIS: Pancasila mengandung dua macam arti, panca


artinya lima dan syila, artinya “batu sendi” atau “alas” atau
“dasar”. Sedangkan “syiila”, dengan huruf i panjang, artinya
“peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh”. Dalam
khasanah bahasa Indonesia, kata “sila” menjadi “susila” yang
artinya tingkah laku yang baik sehingga kata “Panca-Sila”
dengan huruf Dewanagari i berarti “lima aturan tingkah laku
yang penting.

Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau Five


Moral Principles yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para
penganut agama Budha biasa.

PANCASILA KRAMA
Sutasoma karangan Empu Tantular, istilah Pancasila mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” yang berarti Pelaksanaan Kesusilaan yang lima
(Pancasila Krama), yaitu :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan;
2. Tidak boleh mencuri;
3. Tidak boleh berjiwa dengki:
4. Tidak boleh berbohong;
5. Tidak boleh minum-minuman keras (Darmodihardjo, 1979 : 15)

Pergeseran makna setelah masuknya Islam, namun isinya agak berbeda, yaitu
dilarang:

Mateni, artinya membunuh; Maling, artinya mencuri; Madon, artinya


berzina; Mabok, artinya minum-minuman keras/menghisap candu; Main,
artinya judi. Semua huruf ajaran moral tersebut dimulai dengan huruf “M”
atau dalam bahasa Jawa disebut “Ma”. Karena itu, lima prinsip moral tersebut
sering dinamakan “Ma Lima” atau “M-5”, yaitu lima larangan.
Kandungan nilai-nilai Sosio-kultural Dalam
Pancasila
Secara sosio-kultural, nilai-nilai Pancasila merupakan
sari dan puncak dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang secara realitas ada dan terlaksana
dalam praktek kehidupan bangsa Indonesia sehari-
hari.
Realitas itu adalah:
1. Yakin dan percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
sebagai Maha Pencipta alam semesta beserta isinya, dan
bahwa manusia sebagai makhluk merupakan subyek
pengelola bumi yang bertanggung jawab kepadaNya.
2. Azas kekeluargaan, cinta kebersamaan yang merupakan nilai
pengikat persatuan dan kerulunan.
3. Azas Musyawarah mufakat. Segala persoalan yang
menyangkut kepentingan orang banyak, selalu
diselesaikan secara musyawarah mufakat untuk
kepentingan bersama. Saling menghargai perbedaan
pendapat, dan menghindari pertentangan. Hasil
musyawarah dilaksanakan dan merupaka tanggung
jawab bersama
4. Azas gotong royong, sebagai praktek kehidupan
kebersamaan dalam memikul beban tanggung-jawab
demi kepentingan bersama. Keputusan diambil atas
dasar musyawarah dan kemufakatan dalam azas
kebersamaan, kekeluargaan, yang kemudian
keputusan itu dilaksanakan secara bersama secara
gotong royong.
5. Azas tenggang-rasa, tepo seliro; saling
mengkhayati keadaan dan perasaan antar warga
masyarakatm antar pribadi, saling menghargai dan
menghargai perbedaan, menghormati hak dan
pendapat orang lain demi terpeliharanya
kerukunan dan keharmonisan bersama.
KEDUDUKAN PANCASILA
A. DASAR NEGARA

Staats Philosophiche Grondslag, grondnorma, staats


fundamental norm

B. PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA

Nilai Dasar yang diyakini benar  Perlaku sehari-hari


PANCASILA – UUD = KONSTITUSI RI
Setiap negara didirikan di atas dasar falsafah tertentu.
Pancasila sebagai Falsafah merupakan perwujudan dari
keinginan rakyatnya (BPUPKI-PPKI).

Falsafah merupakan perwujudan dari watak dan keinginan


dari suatu bangsa, segala aspek kehidupan bangsa
tersebut harus sesuai dengan falsafahnya (Huda,2005:70).

Hitler mendirikan Jermania di atas "national-sozialistische


Weltanschauung", Negara Sovyet di atas satu
Weltanschauung yaitu "Marxistische, Histosch-
Materialistische Weltanshauung, dan Nippon mendirikan
negara Dai-Nippon atau Negara Jepang di atas "Tennoo
Koodoo Seishin" (Sekretariat Negara RI,1995:63-71).
Bangsa Indonesia pun mendirikan negara Indonesia
atas dasar Weltanschauung atau Pandangan hidup atau
Way of Life atau staatsphilosofisgondslag bangsa
Indonesia sendiri

Dirumuskan dan diangkat dari nilai-nilai luhur sosio-


kultural bangsa Indonesia yang telah ada dalam praktek
kehidupan sehari-hari masyarakat bangsa Indonesia
sejak dulu yang berkembang, mengkristal dalam
sejarah peradaban dan perjuangan bangsa Indonesia.

Nilai-nilai luhur tersebut Dirumuskan sebagai suatu


Norma Dasar Negara  Norma Hukum Konstitusi
Konstitusi suatu negara termuat dalam undang-
undang dasar dan berbagai aturan konvensi.

Konstitusi atau undang-undang dasar ( Supremacy


of Law) merupakan aturan dasar atau aturan pokok
negara, yang menjadi sumber dan dasar bagi
terbentuknya terbentuknya aturan hukum yang lebih
rendah(Syahuri,2004:39).

Dikatakan aturan pokok atau aturan dasar karena


memuat aturan-aturan umum yang bersifat garis
besar atau pokok dan masih merupakan norma
tunggal, dan belum disertai norma sekunder.
Hans Kalsen, norma hukum itu berjenjang dalam
suatu susunan hirarki. Suatu norma lebih rendah
berlaku dan bersumber pada norma yang lebih
tinggi, dan norma yang lebih tinggi tersebut berlaku
dan bersumber kepada norma yang lebih tinggi lagi,
(Ibid.:39-40) demikian seterusnya, sampai pada
suatu norma yang bersifat hipotetis yang sering
disebut dengan grundnorm (norma dasar). (Sumber
dari segala sumber hukum)

Norma dasar ini diangkat dari nilai dan norma yang


diyakini kebenarannya dan secara nyata dipatuhi dan
dijalankan dalam praktek kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa.

Oleh karena itu norma dasar ini disebut presupposed


atau ditetapkan lebih dahulu.(Han Kalsen dalam
Syauri,Ibid)
Struktur sistem norma yang berhirarkis tersebut oleh Hans
Nawiasky (Syahuri, 2005:40) dihirarkiskan sebagai
berikut:
Tingkat pertama: Staatsfundamentalnorm atau
staatsgrundnorm, yaitu norma fundamental negara.
Dasar falsafah negara (staatsphilosofichegronslag). 
Sumber dari segala smber hukum) PANCASILA
Tingkat kedua: staatsgrundgesetz, yaitu norma hukum
dasar negara, aturan pokok negara, atau konstitusi.
UUD1945
Tingkat ketiga: formell desetz atau gesetzesrechts, yaitu
norma hukum tertulis, undang-undang, atau norma
hukum kongrit.
Tingkat keempat: verordnung dan autonome satzung,
Tkt HIRARKIS UU NO. 10 TH. 2004
H.NAWIASKY
I Staatsgrundnorm, Pancasila merupakan dasar filsafat
Staatsfundamentalno negara merupakan sumber dari segala
rm  sumber hukum (ps. 2) ==>> eksplisit
Staatsphilosofische tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
grondslag
II Staatsgrundgesetz UUD 1945-hukum dasar tertulis-
Norma hukum dasar konstitusi NKRI, Pasal-pasal UUD 1945
konstitusi negara =
Hukum Dasar Negara
III formelldesetz atau TAP MPR oleh MPR
gesetzesrechts, yaitu Undang-Undang oleh DPR/ dan Presiden
norma hukum  Perpu ( peraturan Pemerintah
tertulis, norma Pengganti Undang-undang ) Mis. UU No
hukum kongrit. 1 Tahun 1974 Perkawinan
IV verordnung dan 1.PP (Peraturan Pemerintah)
autonome satzung, 2.Perpres (Peraturan Presiden) No.
aturan pelaksana dan 36/2005. Tanah Untuk Kepentingan
aturan otonom. Umum.
3.Perda (Peraturan Daerah)
a. Perda Propinsi
b. Perda Kabupaten/Kota
c. Perdes (Peraturan Desa)
BENTUK :

MONARKI  Absolute = Arab Saudi

 Konstitusi = Thailand, Inggris

 Konstitusi/demokrasi = Parlementer

REPUBLIK : - Presidential  Federal

Demokratik = Konstitusi  Kesatuan

: - Parlementer

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


LANDASAN PENDIDIKAN
PANCASILA
Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila
• Ontologis
• Epistemologis
• Axiologis  Makna atau fungsi
 Etika = Pedoman
 Apresiasi Etik = Esthetika
 Ideo-politik  Ideologi Negara
 Praksis  guna praktis
DAFTAR TUGAS

1. Klp. I : Pancasila sebagai dasar


negara Indonesia

2. Norma hukum Konstitusi dan kedudukan


pancasila

3. Indonesia sebagai negara demokrasi


konstitusional

4. Argumen Kemerdekaan Indonesia yang


terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
PS = IDIOLOGI
• Istilah "ideologi" mula pertama
dikemukakan oleh filsuf Perancis Antonie
Destutt De Tracy dengan istilah
"Ideologie" pada akhir abad XVIII atau
awal abad ke XIX. Ideologi, oleh kaum
ideologis (ideologues) digunakan untuk
studi tentang asal mula, hakikat,
perkembangan ide-ide manusia yang
terkenal dengan "science of ideas" (Cox,
1969: 10).
PS = IDIOLOGI
• Idiologi adalah setiap struktur kejiwaan yang tersusun
oleh seperangkat keyakinan mengenai
penyelenggaraan kehidupan masyarakat beserta
pengorganisasiannya;
• seperangkat keyakinan mengenai hakekat manusia dan
alam semesta di mana manusia hidup di dalamnya;
• suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat
keyakinan tersebut interdependen; dan suatu dambaan
agar keyakinan-keyakinan termaksud dihayati dan
pernyataan pendirian tersebut diakui sebagai kebenaran
oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari
kelompok sosial yang bersangkutan (A.Besar,1995:3).
PS = IDIOLOGI
• "seperangkat nilai intrinsik yang diyakini
kebenarannya oleh suatu masyarakat, dijadikan
dasar menata dirinya, dalam
menegara".(A.Besar, 1995:3)
• hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansi terhadap dunia
kehidupannya. Antara keduanya, yaitu ideologi
dan kenyataan hidup masyarakat terjadi
hubungan dialektis, sehingga berlangsung
pengaruh timbal balik yang terwujud dalam
suatu interaksi.
PS = IDIOLOGI
• Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,
namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-cita. Semakin mendalam kesadaran ideologi
seseorang akan berarti semakin tinggi pula rasa
komitmennya untuk melaksanakannya.
Komitmen tersebut tercermin dalam sikap
seseorang yang meyakini ideologinya sebagai
ketentuan-ketentuan normatif yang harus ditaati
dalam hidup bermasyarakat.
PS = IDIOLOGI
FUNGSI IDIOLOGI
• A. Melengkapi Struktur kognitif manusia, agar manusia bisa
menerima, memahami dan sekaligus menginterpretasikan hakekat
alam semesta (Cahyono,1986:24). Dengan demikian, keseluruhan
pengetahuan yang dimiliki dapat merupakan landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam
alam sekitarnya, hingga dapat terhindari dari sikap ambiguitas;
sekaligus memberikan kepastian dan rasa aman dalam mengarungi
kehidupannya
• B. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik
dalam kapasitasnya sebagai individu ataupun anggota masyarakat
(Cahyono,1986:25), sehingga memberi orientasi dasar dengan
membuka wawasan yang memberikan makna serta memberi arah
atau pedoman yang menunjukkan ke tujuan dalam kehidupan
manusia yang dipandang baik dan benar bagi kesempurnaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PS = IDIOLOGI
C. Dalam berbagai hal, berfungsi sebagai sarana
untuk mengendalikan konflik dan sekaligus
menunjukkan pula fungsi intergratif
(Cahyono,1986:26), tentunya dalam batas-
batas tertentu
D. Disamping berfungsi sebagai lensa, yang
melalui mana seorang bisa melihat dunianya,
juga dalam banyak hal merupakan cermin
untuk menoropong diri sendiri , menjadi
jendela melalui mana orang lain bisa melihat
dirinya. (Cahyono,1986:27)
PS = IDIOLOGI
• Kekuatan dinamis dalam kehidupan individu
ataupun kolektif , memberikan bekal wawasan
mengenai misi, tujuan dan sekaligus mampu
menghasilkan komitmen untuk bertindak
(Cahyono,1986:28), karena ideologi memuat
patokan-patokan perilaku sekaligus tujuan yang
hendak dicapai. .Ideologi menggerakkan untuk
berbuat, berperan dan berkorban. Kekuatan
tersebut mampu menyemangati dan
mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan;
PS = IDIOLOGI
• Konsekwensi logis dari pandangan hidup
bangsa dalam bentuk falsafah hidup menjelma
dalam seperangkat tata nilai yang diyakini
kebenarannya dan visi kehidupan yang dicita-
citakan hingga menimbulkan dorongan untuk
mewujudkannya itu melahirkan ideologi.
• Dar Fungsi di atas, maka ideologi dapat
digunakan didalam mengatur, menata
kehidupan individu dalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara
PS = IDIOLOGI
Beberapa Pendekatan mempelajari ideologi yaitu :
1. Historical approach, yaitu mengkaji secara historis
formal proses perumusan Pancasila sebagai dasar
filsafah negara yang dikenalkan pertama kali oleh Ir.
Sukarno dalam Sidang BPUPKI 1 Juni 1945;
2. Sociological approach, yaitu Menelusuri, mengikuti,
melihat dan menganalisa apakah Pancasila itu ada atau
tidak ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia;
3. Psychological approach, yaitu mengkaji apakah
Pancasila itu sesuai dengan hati nurani manusia atau
tidak
4. Religius approach, yaitu mengkaji apakah nilai-nilai
Pancasila itu sesuai dan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai agama/kepercayaan ataukah sebaliknya;
PS = IDIOLOGI
5. Legal and constitutional approach. Dalam ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966 dinyatakan bahwa
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Di dalam INPRES No. 12 tahun 1968 dijelaskan
tata urutan sila-sila Pancasila secara resmi
sebagaimana yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945, tidak boleh dibolak balik. Dan saat ini dibakukan
dalam uu no. 10 Tahun 2004 tentang Peraturan
Perundang-undangan RI.
6. Ethical approach, yaitu mengkaji Pancasila dari sudut
etika, di mana Pancasila sebagai ukuran untuk
membedakan yang baik dan yang benar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
7. Philosophical approach, yaitu mengkaji Pancasila
darisudut filsafat, karena Pancasila itu sendiri
merupakan filsafat bagi bangsa Indonesia.
PS = IDIOLOGI TERBUKA
Ada 3 (tiga) dimensi yang menunjukkan ciri khas
orientasi Pancasila.
1. Dimensi teleologis, bahwa Relevansi pembangunan
mempunyai tujuan yaitu mewujudkan cita-cita
proklamasi 17 Agustus 1945, dalam realitas kedepan.
2. Dimensi etis, bahwa manusia dan martabat mempunyai
kedudukan yang sentral dan bertanggung jawab.
Seluruh proses pembangunan diarahkan untuk
mengangkat derajat manusia melalui penciptaan mutu
kehidupan yang manusiawi. Pembangunan harus
mampu mewujudkan keadilan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupannya. Dimensi etis menuntut
pembangunan yang bertanggung jawab.
3. Dimensi integral-integratif. Menempatkan manusia
dalam dimensi individualilisnya dengan konteks
strukturnya sebagai bagian dari sistem masyarakat.
PS = IDIOLOGI TERBUKA
Penjabaran Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu diciptakan
struktur proses dalam bidang-nidang kehidupan masyarakat
terutama dalam menyongsong era globalisasi.
• Perlunya dinamisasi kehidupan masyarakat, agar tumbuh
mekanisme sosial yang mampu menanggapi permasalahan
dengan daya-daya inovasi, kreasi dan kompetisi.
• Perlunya demokratisasi masyarakat, yang mampu menjadikan
setiap warganegara menjadi dewasa dan mampu bertindak
berdasarkan keputusan pribadi dan tanggung jawab pribadi.
• Perlu terjadinya fungsionalisasi, refungsionalisasi lembaga-
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat.
Diperlukan kooperasi dan koordinasi yang hidup dan seimbang
diantara bagian-bagian sistem masyarakat.
• Perlu dilaksanakan institusionalisasi nilai-nilai yang membuat
seluruh mekanisme masyarakat berjalan dengan wajar dan sehat
melalui pelembagaan nilai-nilai luhur dalam bidang kehidupan
sehingga terjadi hubungan yang saling mendukung
(Puspowardoyo, 1991 : 57).
PS = IDIOLOGI TERBUKA
UNSUR NILAI-NILAI PANCASILA
• Nilai dasar = lima nilai dan norma dasar
negara yang bersifat permanen,
universal
• Nilai Instrumental, yang sifatnya
operasional yang diwujudkan ketentuan
hukum Hukum dasar dan pelaksanaan
• Nilai Praksis, yang sifat operational
praktis guna implementasi dari sebuah
undang-undang seperti : PP 37 th. 2006
1
SUBSTANSI KAJIAN/MATERI PENDIDIKAN PANCASILA
1. LATAR BELAKANG: Tujuan Bangsa Indonesia,
Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Pen-
didikan Pancasila di Perguruan Tinggi, dan
Tujuan Pembelajaran Umum Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi.
2. PENGERTIAN PANCASILA: Secara Etimologis, Historis, dan Terminologis
3. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
4. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
5. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
6. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA RI
7. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
8. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
9. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
10.PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA.
LATAR BELAKANG 2
TUJUAN BANGSA INDONESIA (Pembukaan UUD 1945 alinea IV):
1.MELINDUNGI SEGENAP BANGSA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA
2.MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM
3.MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
4.IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YANG BERDASARKAN KEMERDEKAAN,
PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN SOSIAL.
**(Nomor 1,2,3 merupakan tujuan yang bersifat Nasional, sedangkan nomor 4
merupakan tujuan yang bersifat Internasional).
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL (UURI No.20 Th. 2003 tentang SISDIKNAS):
*Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945
(Bab II Pasal 2 UURI No. 20 Th. 2003).
*Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdas-
kan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(Bab II Pasal 3 UURI No. 20 Th. 2003)
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI:
3
1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampan untuk mengambil
sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali
masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM PENDIDIKAN PANCASILA DI PT:
*Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan memahami landasan dan
tujuan pendidikan Pancasila, Pancasila sebagai karya besar bangsa
Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar dunia lainnya,
Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan, sehingga memperluas cakrawala
pemikirannya, menumbuhkan sikap demokratis pada mereka dan
mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
PENGERTIAN PANCASILA
4
ETIMOLOGIS HISTORIS TERMINOLOGIS

SECARA ETIMOLOGIS (BAHASA SANSEKERTA)


* Panca: lima
* Syila : batu sendi, alas, dasar
* Syiila : peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh
2
* Pancasyila : berbatu sendi yang lima
* Pancasyiila : lima aturan tingkah laku yang baik atau penting

TRIPITAKA
DASASYILA PANCASYILA SAPTASYILA
(THE FIVE MORAL PRINCIPLES)
DALAM NEGARA KERTAGAMA (EMPU PRAPANCA)

LIMA LARANGAN/PANTANGAN (Ma Lima):


Mateni (Membunuh), Maling (Mencuri), Madon (Berzina),
Mabok (minum-minuman keras), dan Main (Berjudi)
SECARA HISTORIS:
Istilah Pancasila muncul dalam Sidang-sidang BPUPKI,yang 5
dimaksudkan sebagai nama rancangan asas dasar negara RI.
Kronologis
1. Jepang masuk Indonesia : 09-03-1942
a. 07-09-1944 PM Koiso mengumumkan bahwa Jepang akan memberi
kemerdekaan pada bangsa Indonesia.
b. 01-03-1945 Jepang mengumumkan akan dibentuk Dokuritzu Zyunbi
Tioosakai (BPUPKI) dan pembicaraan ttg. kemerdekaan dijanjikan
tanggal 7 September 1945.
2. Pembentukan BPUPKI tgl.29-04-1945 dan dilantik pada tgl.28-05-1945
Ketua : Dr. KRT. Rajiman Wediodiningrat
Ketua Muda : 1. Ichibangase dan 2. R. Panji Soeroso
Anggota : 60 orang (54 JSSM, 4 ket. Cina,1 ket. Eropa, 1 ket.Arab)
serta 7 orang Jepang sebagai anggota istimewa.
Agenda utama Sidang-sidang BPUPKI:
1. Membahas Rancangan Asas Dasar Negara
Hasilnya berupa Pancasila sebagai Dasar Negara RI
2. Membahas Rancangan Hukum Dasar Negara
Hasilnya berupa UUD 1945 sebagai Konstitusi/ Hukum Dasar RI
SIDANG-SIDANG BPUPKI
SIDANG BPUPKI Pertama (29 Mei - 1 Juni 1945)
6
1. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Menyampaikan usulan mengenai asas dasar negara sbb.:
a. Secara Lisan
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan Permusyawaratan
4) Peri Kerakyatan Perwakilan
5) Kesejahteraan Rakyat Kebijaksanaan

b. Secara tertulis
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945) 7
* Beliau mengemukakan beberapa teori negara, sbb.:
a) Teori negara perseorangan (individualistis), seperti diajarkan Thomas Hobbes,
Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski, yang mengajarkan
bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontrak antara seluruh individu (contract social).
b) Paham negara kelas (class theory) atau teori golongan, seperti diajarkan Karl
Marx, Friederick Engels dan Lenin, yang berpandangan bahwa negara adalah
alat dari suatu golongan (klasse) untuk menindas klasse lain. Negara Kapitalis
adalah alat dari kaum borjuis, sehingga kaum buruh harus berjuang meraih
kekuasaan dari kaum borjuis itu.
c) Paham negara integralistik,seperti diajarkan Spinoza, Adam Muller, dan Hegel
yang berpandangan bahwa:
1) Negara bukan untuk menjamin perseorangan atau golongan, akan tetapi
menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan.
2) Negara adl.susunan masy. yg. integral,segala golongan, bagian/anggotanya
saling berhubungan erat satu sama lain dan merupakan kesatuan organis.
3) Yang terpenting dalam negara adalah penghidupan bangsa seluruhnya
4) Negara tidak memihak kepada gol. yang paling kuat atau yang paling besar,
tidak memandang kepentingan seseorang sebagai pusat,akan tetapi negara
menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan.
*Usulan Prof. Dr. Soepomo:
a. Pendirian negara RI didasarkan paham negara integralistik
b. Warganegara berketuhanan tetapi urusannya terpisah dari urusan negara
c. Perlunya sistem badan permusyawaratan
d. Sistem ekonomi didasarkan pada asas kekeluargaan
3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
* Mengusulkan lima prinsip dasar negara yang kemudian diberi nama “Pancasila”:
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial 8
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
* Pada tahun 1947 pidato beliau dipublikasikan dengan judul “Lahirnya Pancasila”
sehingga timbul pemaknaan/penafsiran yang kurang tepat terkait 1 Juni 1945.
* Menurut Soekarno Kelima sila Pancasila itu dapat diperas menjadi “Tri Sila” yang
meliputi: Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan.
* Tri Sila dapat diperas menjadi ”Eka Sila” yang intinya adalah “Gotong Royong”

Selesai sidang BPUPKI Pertama dibentuk dua panitia, yaitu:


a. Panitia Kecil (8 orang) dipimpin Ir. Soekarno yg. bertugas menggolong-golongkan
atau mengklasifikasikan hasil-hasil sidang BPUPKI.
b. Panitia Sembilan (9 orang) dgn. tugas menyusun Rancangan Mukadimah Hukum
Dasar. Hasilnya berupa Piagam Jakarta (Jakarta Charter) tgl. 22 Juni 1945 yang
di dalamnya terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan,dg. kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
SIDANG BPUPKI Kedua (10 - 16 Juli 1945)

1. Sidang tanggal 10 Juli 1945:


9
a. Diawali penambahan 6 anggota baru BPUPKI
b. Menyetujui rancangan Preambule Hukum Dasar hasil kerja Panitia Sembilan
c. Dari anggota BPUPKI yang hadir yang memilih bentuk negara republik (55),
kerajaan (6), bentuk lain dan abstain/blangko (1).

2. Sidang tanggal 11 Juli 1945


a. Penetapan luas wilayah negara dari 66 suara anggota yang hadir memilih:
1) Hindia Belanda yang dulu (19) (TZEMKO 1939)
2) Hindia Belanda ditambah Malaya,Borneo Utara,Irian Timur,Timor Portugis
dan pulau-pulau sekitarnya (39)
3) Hindia Belanda ditambah Malaya tetapi dikurangi Irian Barat (6)
4) Lain-lain daerah (1)
5) Blangko/abstain (1)
b. Membentuk Panitia Perancang UUD diketuai Ir. Soekarno
c. Membentuk Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Drs. Moh. Hatta
d. Membentuk Panitia Pembelaan Tanah Air diketuai Abikusno Tjokrosoejoso
e. Panitia Perancang UUD membentuk Panitia Kecil dipimpin Soepomo dengan
6 anggota dengan tugas merancang UUD, Declaration of Rights, Unitarisme,
Isi Preambule, dsb.

3. Tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk Panitia Penghalus


Bahasa terdiri dari: Husein Djajadiningrat, Agus Salim, dan Soepomo.
SIDANG BPUPKI Kedua (10 - 16 Juli 1945) 10
4. Sidang tanggal 14 Juli 1945 membahas hasil kerja Panitia Perancang
UUD berupa:
a. Rancangan Pernyataan Indonesia Merdeka
b. Rancangan Pembukaan UUD
c. Rancangan UUD terdiri dari 42 pasal

5. Sidang tanggal 16 Juli 1945 BPUPKI mengesahkan


a. Pernyataan Indonesia Merdeka (Declaration of Independence)
b. Rancangan UUD dengan Pembukaan yang diangkat dari
Piagam Jakarta 22 Juni 1945.

6. Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan

**Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Dokuritzu Zyunbi Iinkai (PPKI) terdiri dari
21 orang termasuk Ketua (Ir. Soekarno) dan Wakil Ketua (Drs. Moh. Hatta).
Keanggotaan PPKI terdiri anggota dari Jawa (12),Sumatera (3),Sulawesi (2),
Kalimantan (1), Sunda Kecil (1), Maluku (1) dan Cina (1). Keanggotaan PPKI
pada akhirnya ditambah 6 orang sehingga keseluruhan berjumlah 27 orang.
SIDANG-SIDANG PPKI (18 - 22 Agustus 1945) 11

1. Sidang PPKI Pertama tanggal 18 Agustus 1945 dengan hasil:


a. Mengesahkan UUD RI yang kemudian dikenal dengan sebutan UUD 1945
b. Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan Wakil Presiden (Drs. Moh. Hatta)
c. Menetapkan berdirinya KNIP sebagai badan musyawarah darurat

Perubahan dari naskah Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD 1945

PIAGAM JAKARTA PEMBUKAAN UUD 1945


a. Kata “Mukadimah” ………………. diganti ……. Pembukaan
b. Kata “Tuhan” ………………. diganti ……. Allah
c. Kata “Hukum Dasar” ………………. diganti ……. Undang-Undang Dasar
d. Ketuhanan dengan kewajiban ….. diganti ……. Ketuhanan Yang Maha Esa
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.KI BAGUS AHDIKUSUMO SLIDE.pptx
e. Kata “menurut dasar kemanusia- …. diganti ……. Kemanusiaan yang Adil
an yang adil dan beradab” dan beradab
12
Perubahan Rancangan Hukum Dasar menjadi Undang-Undang Dasar 1945

Rancangan Hukum Dasar UUD 1945


a. Kata “Hukum Dasar” ………………… diganti... Undang-Undang Dasar
b. Kata “dua orang Wakil Presiden”… diganti… seorang Wakil Presiden
c. Presiden harus orang Indonesia … diganti … Presiden harus orang Indonesia
asli yang beragama Islam Asli
d. kalimat “selama pegang pimpinan dihapus
perang, dipegang oleh Jepang
dengan persetujuan Pemerintah
Indonesia”.

** KNIP beranggota inti PPKI ditambah pemimpin-pemimpin rakyat dari


semua golongan,aliran dan lapisan masyarakat,seperti: pamong praja,
alim ulama,kaum pergerakan,pemuda,pengusaha/pedagang, cendekia-
wan,wartawan dan golongan lainnya. KNIP dilantik tgl.9 Agustus 1945
dan diketuai oleh Mr. Kasman Singodimedjo.
SIDANG-SIDANG PPKI (18 - 22 Agustus 1945) 13
2. Sidang PPKI Kedua tanggal 19 Agustus 1945 dengan hasil:
a. Menetapkan pembagian daerah/wilayah RI menjadi 8 (delapan) Propinsi,
yaitu: Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,Sumatera, Borneo, Sulawesi,
Maluku, dan Sunda Kecil.
b. Menetapkan pembentukan 12 Departemen meliputi: Departemen Dalam
Negeri; Luar Negeri; Kehakiman; Keuangan; Kemakmuran; Kesehatan;
Pengajaran,Pendidikan dan Kebudayaan; Sosial;Pertahanan;Penerangan;
Perhubungan; dan Departemen Pekerjaan Umum.

3. Sidang PPKI Ketiga tanggal 20 Agustus 1945


* Membahas agenda “Badan Penolong Keluarga Perang” dan menghasilkan
8 (delapan) keputusan, yang pada pasal 2 menetapkan pembentukan
Badan Keamanan Rakyat (BKR).

4. Sidang PPKI Keempat tanggal 22 Agustus 1945


* Membahas agenda tentang Komite Nasional dan Partai Nasional Indonesia
PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGIS 14
Rumusan Pancasila yang secara konstitusional sah dan benar
sebagai dasar negara RI adalah rumusan yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 yang telah disahkan PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945, dengan rumusan sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
**Telah dikuatkan dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
dan Inpres No. 12 tahun 1968 tanggal 13 April 1968.

Dalam Mukadimah Konstitusi RIS dan Mukadimah UUDS 1950


tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
15
1. Kerajaan Kutai: Kudungga Aswawarman Mulawarman
*Membuka jaman sejarah Indonesia pertama kali yang menampilkan
nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan.
2. Masa Kerajaan Nasional/Negara Kebangsaan Indonesia Lama
a.Jaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (Th. 600 — 1400)
Bercirikan kedatuan dgn. cita-cita negara yang adil dan makmur
(marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa)
b.Jaman Majapahit (Th. 1293 — 1525) yang bercirikan keprabuan
*Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang didalam-
nya terdapat istilah “Pancasila”.
*Empu Tantular menulis buku Sutasoma yang memuat seloka per-
satuan nasional “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”
Walaupun berbeda namun satu jua adanya,sebab tidak ada
agama yang memiliki Tuhan yang berbeda.
Toleransi beragama dijunjung tinggi, pemeluk agama Hindu dan
Budha hidup berdampingan dengan damai, bahkan Pasai sebagai
salah satu bawahan kekuasaannya telah memeluk agama Islam.
*Sumpah Palapa Mahapatih Gadjah Mada (1331) berisi cita-cita
mempersatukan Nusantara Raya.
*Hubungan baik dgn. Kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, Kamboja
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
16
4. Perjuangan melawan penjajah
Bersifat lokal
*Sebelum Sistem konvensional/tradisional
abad XX Mudah diadu domba (politik devide et impera)
Bersifat nasional
*Mulai awal
Sistem modern (melalui organisasi)
abad XX Mengutamakan persatuan dan kesatuan
5. Kebangkitan Nasional
*Angkatan 1908 Budi Utomo sebagai pelopor/perintisnya
*Angkatan 1928 Sumpah Pemuda hasil Konggres Pemuda ke II
*Angkatan 1945 Perlawanan thd. pendudukan Jepang diikuti
berbagai upaya menyiapkan kemerdekaan RI.
6. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Pernyataan bangsa Indonesia melepaskan
*Makna Politis
diri dari penjajahan.

Pendobrakan tata hukum kolonial untuk mem-


*Makna Yuridis
bangun atau diganti dgn. tata hukum nasional.
17
PERJUANGAN MENEGAKKAN KEMERDEKAAN RI
1. Masa Revolusi Fisik (1945 - 1950)
a. Masa UUD 1945 periode I 18-08-1945 s/d 27-12-1949
b. Masa Konstitusi RIS 1949 27-12-1949 s/d 17-08-1950

2. Masa Demokrasi Liberal 17-08-1950 s/d 05-07-1959


Landasan Konstitusional: UUD Sementara 1950

3. Masa Orde Lama 05-07-1959 s/d 11-03-1966


Landasan Konstitusional UUD 1945 dg. Sistem Demokrasi Terpimpin

4. Masa Orde Baru 11-03-1966 s/d 21-05-1998


Landasan Konstitusional UUD 1945 dg. Sistem Demokrasi Pancasila

5. Masa Orde Reformasi 21-05-1998 s/d ……………..


Landasan Konstitusional UUD 1945 dg. Sistem Demokrasi Pancasila
* MASA UUD 1945 PERIODE I (18-08-1945 s/d 27-12-1949) 18
1. Sejak 18-08-1945 lembaga negara RI yang ada baru meliputi:
Presiden, Wakil Presiden, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
*Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 menetapkan:
Sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini, segala kekuasa-
annya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
Jadi awalnya KNIP berkedudukan sebagai pembantu presiden.
2. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945:
Memberi kewenangan KNIP memegang kekuasaan legislatif dan
ikut menetapkan GBHN Berfungsi sebagai DPR dan MPR.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945:
Pembentukan partai-partai politik sebanyak-banyaknya.
4. Usul Badan Pekerja KNIP tgl.11 Nopember 1945 agar pertanggung
jawaban para menteri diberikan pada Parlemen (KNIP), dg. alasan:
a. Tdk ada ketentuan dalam UUD 1945 yang mewajibkan maupun mela-
rang pertanggungjawaban para menteri diberikan kepada parlemen.
b. Pertanggungjawaban para menteri yang diberikan kepada parlemen
merupakan cara memperlakukan kedaulatan rakyat.
5. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945: memberi ke-
wenangan parlemen menerima pertanggungjawaban para menteri.
Merubah sistem kabinet Presidensiil menjadi Parlementer.
*REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (27-12-1949 s/d 17-08-1950) 19
1. Hasil KMB antara RI dan Belanda tgl.27-12-1949 dibentuk RIS yang
mencakup 16 negara bagian termasuk negara bagian RI Proklamasi.
2. Konstitusi RIS 1949 dengan sistem demokrasi liberal - presidensiil
3. Alat perlengkapan federal RIS meliputi: Presiden, Menteri-menteri,
Senat, DPR, Mahkamah Agung, dan Dewan Pengawas Keuangan.
(Bab III Ketentuan Umum Konstitusi RIS 1949)
4. Federasi RIS akhirnya mengerucut tinggal menjadi 3 (tiga) negara
bagian, yaitu: Negara bagian RI Proklamasi, Negara Indonesia Timur
(NIT), dan Negara Sumatera Timur (NST).
5. Berdasarkan Piagam Persetujuan RIS-RI tgl. 19 Mei 1950 akhirnya
bersatu kembali dalam NKRI sejak 17-08-1950 dengan konstitusi
sementara (UUD Sementara 1950).
*MASA BERLAKUNYA UUDS 1950 (17-08-1950 s/d 05-07-1959)
1. Konstitusi UUDS 1950 dgn. Sistem demokrasi liberal - parlementer
2. Alat perlengkapan negara meliputi: Presiden dan Wakil Presiden,
Menteri-menteri, DPR, MA, serta Dewan Pengawas Keuangan.
(Bab II Pasal 44 UUDS 1950).
3. Sistem multi partai dengan kabinet parlementer berakibat kabinet
silih berganti, sehingga pemerintah tidak mampu menyusun dan
melaksanakan program-programnya, terjadi instabilitas kompleks.
Pada masa berlakunya UUDS 1950 dilaksanakan Dua Pemilu:
*Pemilu 29-09-1955 Memilih Anggota-anggota DPR 20
*Pemilu 15-12-1955 Memilih Anggota Badan Konstituante
*Konstituante bertugas menyusun UUD yang tetap bagi negara RI,
namun setelah tiga tahun bersidang gagal melaksanakan tugasnya.
Hal ini terutama karena adanya pikiran untuk mengganti Pancasila
dengan dasar negara lain, sehingga Konstituante tidak berhasil
memutuskan mengenai dasar negara RI.
*Kegagalam Konstituante menyebabkan terjadinya kemelut nasional
yang sangat membahayakan eksistensi NKRI, sehingga terpaksa
diakhiri dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
*Landasan hukum Dekrit adalah “Hukum Darurat”, dibedakan sbb.:
1. HTN Darurat Subyektif: suatu keadaan hukum yang memberi wewe
nang kepada organ tertinggi untuk bila perlu mengambil tindakan-
tindakan hukum, bahkan bila perlu melanggar UU, HAM, atau UUD.
Contoh: Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
2. HTN Darurat Obyektif: suatu keadaan hukum yang memberikan
wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil
tindakan-tindakan hukum, namun tetap berlandaskan konstitusi
yang berlaku. Contoh: Surat Perintah 11 Maret 1966.
*MASA ORDE LAMA (05-07-1959 s/d 11-03-1966) 22
*Hal-hal yang mendasari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
21
1. Makin berkuasanya modal-modal raksasa thd. perekonomian Indonesia
2. Silih bergantinya kabinet shg. Pemerintah tidak mampu menyalurkan
dinamika masyarakat ke arah pembangunan terutama bidang ekonomi.
3. Sistem liberal berdasarkan UUDS 1950 berakibat pemerintah tdk. stabil
4. Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuasaan
politik di DPR yang sesuai dengan realitas dalam masyarakat.
5. Konstituante gagal membentuk UUD yang tetap bagi negara RI
*Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1. Pembubaran Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi
UUD Sementara 1950.
3. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
* Tindak lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berupa:
1. Pembentukan kabinet baru dengan nama Kabinet Karya
2. Kehidupan politik sesuai norma-norma Demokrasi Terpimpin
3. Disusun lembaga-lembaga negara seperti MPR(S), DPA, DPRGR dengan
komposisi keanggotaan “gotong royong” sesuai demokrasi terpimpin.
*lembaga-lembaga negara yang ada belum dibentuk berdasarkan
UUD 1945 sehingga lembaga tersebut masih bersifat sementara.
*Terjadi pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
*Penyimpangan ketatanegaraaan secara inkonstitusional yang 22
terjadi pada masa Orde Lama, antara lain:
1. Presiden telah mengeluarkan produk-produk hukum yang seharusnya
berbentuk UU (dengan Persetujuan DPR) namun cukup dalam bentuk
Penetapan Presiden (Penpres) tanpa persetujuan DPR, misalnya:
a. Penpres No. 2 th. 1959 mengenai Pembentukan MPRS
b. Penpres No. 3 th. 1959 mengenai Pembekuan DPR hasil pemilu 1955
c. Penpres No. 4 th. 1959 mengenai Pembentukan DPRGR yang anggota-
anggotanya ditunjuk oleh Presiden sendiri.
d. Penpres No. 3 th. 1960 mengenai Pembentukan DPA
2. Reorganisasi kabinet/integrasi badan-badan kenegaraan tertinggi se-
cara piramida di dalam tubuh kabinet, dengan dibentuknya Menko dan
Presiden mengendalikan langsung secara sentral melalui para Menko.
3. Pimpinan MPRS diangkat menjadi menteri dan Ketua MPRS dirangkap
oleh Wakil Ketua Perdana Menteri III.
4. Pidato Kenegaraan Presiden tgl. 17-08-1959 yang berjudul “Penemuan
Kembali Revolusi Kita” (lebih dikenal sbg. “Manifesto Politik RI”) oleh
MPRS ditetapkan menjadi GBHN/Garis-garis Besar Haluan Negara (1960).
5. MPRS melalui Tap No. III/MPRS/1963 telah mengangkat Soekarno se-
bagai Presiden seumur hidup (bertentangan dengan Pasal 7 UUD 1945)
6. Sistem demokrasi terpimpin menjurus ke arah kultus individu
7. Hak budget DPR tidak berjalan,pemerintah tdk.mengajukan RUU RAPBN
8. Kekuasaan peradilan tidak bebas dari campur tangan pemerintah
(UU No. 19/1964 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman).
*Berbagai penyimpangan pada masa Orde Lama menyebabkan 23
memburuknya keadaan politik,ekonomi, dan keamanan negara RI.
*Terjadi berbagai peristiwa dengan tujuan memutar balikkan/mengganti
Pancasila dengan ideologi lain, dan mencapai puncaknya dg. meletusnya
pemberontakan G 30 S/PKI tanggal 30 September 1965 untuk merebut
kekuasaan yang sah NKRI 17 Agustus 1945.
*Pemberontakan G30S/PKI dapat digagalkan berkat kewaspadaan dan
kesigapan ABRI dengan dukungan kekuatan rakyat.
*MASA ORDE BARU (11-03-1966 s/d 21 Mei 1998)
*Era Orde Baru diawali dengan munculnya aksi-aksi masyarakat, al.:
1. KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia)
2. KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)
3. KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia)
*Dibentuklah Front Pancasila oleh beberapa Parpol dan Ormas (NU, PSII,
Partai Katholik, Parkindo, IPKI, Perti, Muhammadiyah, Soksi, dsb.) sbg.
wadah persatuan dan kesatuan rakyat pendukung Pancasila. Kon Nas 66
*Pada 12-01-1966 KAMI dan Front Pancasila mempelopori Tiga Tuntutan
Hati Nurani Rakyat (Tritura), meliputi:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S/ PKI
3. Penurunan harga
*Pada 11-03-1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar kepada
Letjen Soeharto Menteri/Panglima Angkatan Darat yang diberi wewenang
mengambil langkah-langkah pengamanan utk. menyelamatkan keadaan.
KONSENSUS
 Tiga elemen kesepakatan (consensus),
yaitu: (1) Kesepakatan tentang tujuan dan
cita-cita bersama (the general goal of society
or general acceptance of the same
Philosophy). (2) Kesepakatan tentang the
rule of law sebagai 3)Kesepakatan tentang
bentuk institusi-institusi dan prosedur
ketatanegaraan (the form of institutions and
procedures). (Andrews, 1968: 12).
*Pada 12-03-1966 Soeharto membubarkan PKI dan ormas-ormasnya 24
serta mengamankan 15 orang menteri yang terindikasi G30S/PKI.
*Dilaksanakan serangkaian sidang MPRS sebagai usaha koreksi secara
konstitusional terhadap berbagai penyimpangan di era Orde Lama:
a. Sidang MPRS IV Tahun 1966 (21 Juni — 5 Juli 1966)
b. Sidang Istimewa MPRS 1967 (01— 12 Maret 1967)
c. Sidang MPRS V Tahun 1968 (21— 27 Maret 1968)
*Sidang MPRS IV Tahun 1966 menerima dan memperkuat Supersemar
yang dituangkan dalam Tap No. IX/MPRS/1966.
*Pada tg. 6 Juni 1968 dibentuk Kabinet Pembangunan I dengan tugas
utama melaksanakan Pembangunan Lima Tahun I (Pelita I).
*Pemilu 1971 membentuk MPR yang pada sidang tahun 1973 berhasil
memilih Presiden dan Wakil Presiden, menetapkan GBHN 1973 (GBHN
Pertama masa Orba),dan diikuti pembentukan Kabinet Pembangunan II
oleh Presiden terpilih, yang bertugas melaksanakan Pelita II.
*Misi pemerintahan berdasarkan Tap MPR No. X/MPR/1973 meliputi:
1. Melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyusun serta melaksa-
nakan Rencana Pembangunan Lima Tahun II dalam rangka GBHN.
2. Membina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan Pancasila
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan orien-
tasi pada kepentingan nasional.
*Mekanisme Lima Tahunan berjalan relatif lancar sampai enam periode
pada masa Orde Baru (1971 — 1997).
(+)Pada masa Orde Baru proses pembangunan nasional relatif 25
berhasil di segala bidang, terutama di bidang ekonomi.
(–) Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan bermasya-
rakat, berbangsa, dan bernegara lebih bermuatan politis demi
status quo kekuatan politik tertentu, yang membawa dampak:
1. Proses politik berdemokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya
2. Lahir ketidakadilan di segala bidang
Muncul tuntutan reformasi yang bergulir secara riil mulai tahun 1998
*MASA ORDE REFORMASI (mulai 21 Mei 1998)
*Masa Reformasi ditandai dgn. lengsernya Soeharto tgl. 21 Mei 1998
yang digantikan oleh B.J. Habibie (sebelumnya sebagai Wapres RI).
*Sbg. wujud koreksi thd. Orde Baru diterbitkan Pokok-pokok Reformasi
Pembanguan Dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan
Nasional yang berfungsi sbg. Haluan Negara (Tap MPR No.X/MPR/1998).
*Maksud reformasi pembangunan untuk memberikan arah bagi Kabinet
Reformasi Pembangunan dalam rangka menanggulangi krisis dan me-
laksanakan reformasi menyeluruh dengan tujuan terbangunnya sistem
kenegaraan yang demokratis serta dihormati dan ditegakkan hukum
untuk mewujudkan tertib sosial masyarakat.
*Tujuan Reformasi Pembangunan (Tap MPR No. X/MPR/1998 Bab III):
1. Mengatasi krisis ekonomi dalam waktu sesingkat-singkatnya
2. Mewujudkan kedaulatan rakyat, dan
3. Menegakkan hukum dan meletakkan dasar-dasar kerangka agenda
reformasi.
26
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
1. Pancasila sebagai Dasar Negara RI
2. Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum
3. Pancasila sebagai Sistem Filsafat/Filsafat Bangsa Indonesia
4. Pancasila sebagai Etika Politik
5. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara RI
6. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
7. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
8. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
9. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
10. Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan bangsa Indonesia
27
*PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA RI
1. Merupakan Sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum)

2. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari UUD 1945


3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (terma-
suk penyelenggara parpol & golongan fungsional) memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur,sejalan dgn pokok pikiran keempat:
“...Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha esa, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

5. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara


negara, para pelaksana pemerintahan, para penyelenggara parpol
dan golongan fungsional.
*PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
28
a. Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal dan
bersifat organis Hakikat manusia monopluralis
*Susunan Kodrat : Jasmani - Rokhani
*Sifat Kodrat : Individu - Makhluk Sosial
*Kedudukan Kodrat : Pribadi - Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
b. Susunan Pancasila bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal:
*Sila 1 meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan sila 5
*Sila 2 diliputi dan dijiwai sila 1, meliputi dan menjiwai sila 3,4,5
*Sila 3 diliputi dan dijiwai sila 1+ 2, meliputi dan menjiwai sila 4 + 5
*Sila 4 diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3 meliputi dan menjiwai sila 5
*Sila 5 diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan sila 4
c. Rumusan hubungan kesatuan sila-sila Pancasila saling mengisi
dan saling mengklasifikasi.
*PANCASILA SBG. ETIKA POLITIK Menjadikan nilai-nilai Pancasila
sebagai sumber etika politik, kekuasaan negara dijalankan sesuai:
a. Legitimasi Hukum :dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku
(Asas Legalitas)
b. Legitimasi Demokrasi: disahkan dan dijalankan secara demokratis
c. Legitimasi Moral : dilaksanakan berdasarkan atau tidak berten-
tangan dengan prinsip-prinsip moral.
*PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR 1945 29
* Isi Pembukaan UUD 1945
1. Pernyataan kemerdekaan RI secara lebih terperinci:
a. Dasar Pemikiran (alinea I)
a.1. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa
a.2. Penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
Perikemanusiaan dan Perikeadilan.
b. Alasan yang bersifat historis politis untuk merdeka (alinea II)
c. Pernyataan kemerdekaan rakyat Indonesia (alinea III)
d. Tujuan negara RI yang merdeka dan dasar negara RI (alinea IV)
2. Pokok - pokok Pikiran: Persatuan, Keadilan sosial, Kerakyatan,
serta Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Keempat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 itu meru-
pakan penjabaran dari Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila.
3. Staats Fundamental Norm, terutama Dasar Negara RI dan Tujuan
Negara RI.
**Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung yang bersi-
fat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945 karena isi dalam
Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945.
30
*HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA
1. Hubungan secara formal
a. Pancasila sebagai substansi esensial dari Pembukaan UUD 1945
b. Pancasila mendapat kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan
UUD 1945, rumusan dan yurisdiksinya sebagai Dasar Negara RI.
2. Hubungan secara material
a. Pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum bersumberkan pada
Pancasila, sehingga Pancasila merupakan sumber tertib hukum RI.
b. Hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental pada dasarnya secara material
merupakan esensi atau inti sari dari Pancasila.
*Pembukaan UUD 1945 tidak boleh diubah oleh siapapun juga, sebab:
1. Sebagai pernyataan kemerdekaan RI yang terperinci
2. Mengandung cita-cita luhur Proklamasi
3. Memuat Pancasila sebagai Dasar Negara RI
4. Merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan RI
17 Agustus 1945.
DINAMIKA IPOLEKSOSBUD DI INDONESIA
3
1
IDEOLOGI
ENVIRONMENT AND ENVIRONMENT AND
THE OTHER SYSTEM THE OTHER SYSTEM

EKONOMI
POLITIK

ENVIRONMENT AND ENVIRONMENT AND


THE OTHER SYSTEM THE OTHER SYSTEM

SOSIAL
BUDAYA
DINAMIKA
32
KONSEPTUAL / IMPLEMENTASI /
NORMATIF PRAKSIS
DAS SOLLEN DAN DAS SEIN
* SUDAH SESUAI ?
* ADA KESENJANGAN ?

Refleksi/
Evaluasi

Keputusan

Diterima dan Harus


dipertahankan disempurnakan
IDEOLOGI 33
*SISTEM PEMIKIRAN MENGENAI TEORI POLEKSOSBUD
*GUIDING PRINCIPLESS YG DIJADIKAN DASAR SERTA MEMBERIKAN
ARAH DAN TUJUAN UTK DICAPAI DIDALAM MELANGSUNGKAN DAN
MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN NAS. SUATU BANGSA DAN NEGARA.
*SERANGKAIAN NILAI YANG TERSUSUN SECARA SISTEMATIK
DAN MERUPAKAN KEBULATAN SUATU AJARAN/DOKTRIN.
TIGA DIMENSI BAGI EKSISTENSI SUATU IDEOLOGI:
*KEMAMPUANNYA MENCERMINKAN REALITA YG. HIDUP DLM MASY.
*SUATU IDEALISME YANG DIKANDUNGNYA
*SIFAT FLEKSIBILITAS YANG DIMILIKINYA
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA MAUPUN IDEOLOGI BANGSA
PALING IDEAL, SEBAB KAUSA MATERIALIS (TRI PRAKARA) BERASAL
DARIAGAMA/KEPERCAYAAN, ADAT ISTIADAT, DAN KEBUDAYAAN
BANGSA INDONESIA SENDIRI.
FUNGSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI MENCAKUP:
1. DAPAT MEMBERIKAN LEGITIMASI DAN RASIONALISASI TERHADAP
PERILAKU DAN HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT.
2. MERUPAKAN DASAR ATAU ACUAN POKOK BAGI SOLIDARITAS
SOSIAL DALAM KEHIDUPAN KELOMPOK ATAU MASYARAKAT.
3. DAPAT MEMBERI MOTIVASI UNTUK BERTINDAK SECARA INDIVIDUAL,
MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR PENGIKAT/ PEMERSATU BANGSA
INDONESIA, JADI BERPERAN BESAR DLM MENJAGA INTEGRASI NAS.
PROBLEMA: 34
1.MENGAPA MASIH ADA YANG MEMPERTENTANGKAN ?
2.MENGAPA IMPLEMENTASI MASIH JAUH DARI IDEAL ?
BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB:
1. SOSIALISASI YANG KURANG TEPAT:
* SAKRALISASI,
* MENJADI ALAT POLITIK,
* LEBIH BERORIENTASI PADA SIMBOL DAN MITOS.
2. PEMAHAMAN IDEOLOGI SECARA PARSIAL
3. ADA PELUANG DISTORSI AKIBAT PERUBAHAN KEBIJAKAN:
* Bidang Politik : LIBERALISASI, GLOBALISASI,DAN TUNTUTAN HAM
* Bidang Ekonomi: LIBERALISASI EKONOMI DAN GLOBALISASI
* Bidang Sosbud.: LIBERALISASI DAN UNIVERSALISME SOSBUD.
4. KURANG ADANYA KETELADANAN

ALTERNATIF SOLUSI:
1. SOSIALISASI MENGEDEPANKAN SUPPOSED SCIENTIFIC BASIS
2. PEMAHAMAN IDEOLOGI SECARA HOLISTIK/KOMPREHENSIF INTEGRAL
3. MINIMALISASI PELUANG DISTORSI IDEOLOGI
4. BERIKAN KETELADANAN RIIL
Terima Kasih
TT
STUDI KASUS “MORAL REASONING”
DI SEBUAH KOTA KECIL ADA SEORANG WANITA MENDEKATI AJAL, KARENA
MENGIDAP SEJENIS KANKER. PARA DOKTER BERPENDAPAT, HANYA ADA
SATU MACAM OBAT YANG MUNGKIN BISA MENYELAMATKANNYA. OBAT ITU
SEJENIS RADIUM YANG BELUM LAMA BERSELANG DITEMUKAN SEORANG
APOTEKER. BEAYA PEMBUATAN OBAT ITU MENCAPAI 2 JUTA RUPIAH, DAN
UNTUK SATU DOSIS KECIL OBAT ITU DIJUAL SEHARGA 20 JUTA RUPIAH.
SUAMI SI WANITA YANG SAKIT ITU PERGI KE KELUARGA DAN KENALANNYA
UNTUK MEMINJAM UANG, TETAPI HANYA MEMPEROLEH 10 JUTA RUPIAH.
SI APOTEKER TIDAK MAU MENURUNKAN HARGA OBAT DAN HARUS DIBAYAR
KONTAN DENGAN ALASAN “SAYA SUDAH BERSUSAH PAYAH DAN KELUAR
BANYAK BIAYA UNTUK MENEMUKAN OBAT ITU, JADI WAJAR MENDAPATKAN
UNTUNG DARI PENEMUAN INI” . SI SUAMI MENJADI PUTUS HARAPAN SE-
HINGGA NEKAD MENCURI OBAT ITU DEMI KESEMBUHAN ISTERINYA.
*TEPATKAH SIKAP DAN PRINSIP SI APOTEKER ? MENGAPA ?
*TEPATKAH TINDAKAN SI SUAMI ITU ? MENGAPA ?
TT
BUAT MAKALAH DENGAN TOPIK SEBAGAI BERIKUT:
1. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN POLITIK
2. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN EKONOMI
3. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN SOSBUD
4. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN HANKAM
5. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN IPTEK
6. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI HUKUM
7. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI POLITIK
8. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI EKONOMI
9. IMPLEMENTASI DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF NILAI-NILAI PANCASILA
0. KAMPUS SEBAGAI MORAL FORCE PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAM

KETENTUAN UMUM :
1. SETIAP MAHASISWA MENYUSUN MAKALAH DENGAN TOPIK SESUAI
ANGKA TERAKHIR NIM (NOMOR INDUK MAHASISWA) MASING-MASING.
2. MAKALAH DISUSUN MENGIKUTI ATURAN BAKU PENULISAN ILMIAH
3. MAKALAH DIKUMPULKAN PALING LAMBAT SENIN 21 APRIL 2008
TT
BUAT MAKALAH DENGAN TOPIK SEBAGAI BERIKUT:
1. URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENUJU MASYARAKAT MADANI
2. NILAI-NILAI SUBSTANSIAL DEMOKRASI DAN DINAMIKANYA
3. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DI INDONESIA
4. UPAYA STRATEGIS MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
5. PENGEMBANGAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
6. UPAYA STRATEGIS MEMBANGUN IDENTITAS NASIONAL
7. LANGKAH STRATEGIS MENGHADAPI GLOBALISASI DAN DINAMIKANYA
8. IMPLEMENTASI EKONOMI KERAKYATAN DI INDONESIA
9. DINAMIKA HAK-HAK ASASI MANUSIA
0. IMPLEMENTASI PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

KETENTUAN UMUM :
1. SETIAP MAHASISWA MENYUSUN MAKALAH DENGAN TOPIK SESUAI
ANGKA TERAKHIR NIM (NOMOR INDUK MAHASISWA) MASING-MASING.
2. MAKALAH DISUSUN MENGIKUTI ATURAN BAKU PENULISAN ILMIAH
3. DIKUMPULKAN PALING LAMBAT: Sabtu, 27 Oktober 2007 Pk 14.00 WIB
BUAT MAKALAH DENGAN TOPIK SEBAGAI
BERIKUT
0 . Peristiwa penghapusan 7 kata dasar pertama Piagam Jakarta
1. URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA MENUJU MASYARAKAT
MADANI
2. NILAI-NILAI SUBSTANSIAL Pancasila (pilih salah satu sila)
3. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI Sila ke dua dalam DEMOKRASI
INDONESIA
4. UPAYA STRATEGIS MEWUJUDKAN Norma hukum dalam
pemerinatahan yg baik
5. Sikap dan perilaku Kebhineka tunggal ikaan orang Indonesia
6. UPAYA STRATEGIS MEMBANGUN IDENTITAS NASIONAL di Era
Globalisasi
7. Sikap relegiusitas bangsa Indnesia di era GLOBALISASI
8. IMPLEMENTASI PS sebagai ideologi terbuka dalam bidang Politik
9. DINAMIKA HAK-HAK ASASI MANUSIA
TUGAS Buat Makalah 2018
 ISI Makalah:
1. Latar Belakang peristiwa
2. Permasalahan
3. Kajian teori
4. Analisis fakta
5. Kesimpulan
6. Analisis solusi
Prosedur
1. dibuat oleh maks 5 anggota-minimal
3 orang
2. kumpulkan pada saat kuliah ke 12,
3. Tulis tangan, tidak duplikasi, jka
duplikasi semua anggota nilai E (TL)
4. Buatlah berdasarkan hasil diskusi
anggota kelompok
5. Cantumkan NIM masing-masing

Anda mungkin juga menyukai