PANCASILA
Oleh :
Pancasila :
1. Garuda Pancasila
Kontrak kuliah :
Para pendiri Negara Indonesia menggangat nilai – nilai tersebut dirumuskan secara
musyawarah mufakat berdasarkan moral luhur antara lain siding BPUPKI (1)
akhirnya tanggal 18 Agustus 1945 di sahkan oleh ppki sebagai dasar filsafah
TRI PRAKARSA :
1.Kebudayaan
2. Religius
3. Kenegaraan
4 unsur :
Pemerintah
Wilayah
Penduduk / rakyat
Adanya pengakuan darinegara lain.
Anggota BPUPKI
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh Hatta
3. Mr. AA maramis
4. Abikoesn T
5. Abdoel
Pertemuan ke – 3
Kondisi seperti ini senantisanya diaktualisasi segenap warga negara sebagai cermin dalam
membentuk kebersamaan dan sikap nasionalisme serta memberikan pengaruh kepada
individu lain untuk melakukan hal yang serupa.
1. Pancasila
2. Bahasa Indonesia
Contoh mengenai identitas nasional lainnya yang dimiliki oleh seluruh Bangsa Indonesia
adalah bahasa yang erat kaiatnnya sebagai alat komunikasi legal dilakukan pemerintah dalam
upaya memberikan alat bagi setiap warga negara dalam melakukan serangkaian kegiatan.
3. Indonesia Raya
Berkenaan dengan identitas nasional Indonesia adalah lagu “Indonesia Raya” sebagai
kebangaan bagi setiap masyarakat yang menjadi bagian daripada NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia). Dalam kegiatan formal yang dilakukan masyarakat, diaharkan
menyanyikan lagu ini sebagai ciri khas berbeda dengan bangsa lainnya.
Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila
adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul
Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996) menjelaskan bahwa manusia di sini
merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua
unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya,
fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila
Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-
unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan
fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat
Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-
hari (way of life atau weltanschauung). Pancasila merupakan pencerminan pandangan
bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas. Melalui kelima silanya, yaitu: 1)
Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3) Persatuan
Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan; 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran
pada masing-masing sila sebagai berikut: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia,
yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan yang memiliki
kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja
sama dan gotong royong Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang
lain sesuai haknya Berdasarkan hal tersebut, ajaran dalam Pancasila mencakup
wawasan filsafat yang meliputi bidang atau aspek ontologi (keberadaan), epistemologi
(pengetahuan), dan aksiologi (nilai-nilai).
1. Metafisika, membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi
bidang-bidang, antologi, kosmologi, dan antropologi.
2. Epistemologi, membahas tentang hakikat pengetahuan.
3. Metodologi, membahas tentang hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika, membahas tentang filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir
yang benar.
5. Etika, membahas tentang moralitas, dan tingkah laku manusia.
Pertemuan ke 5
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu dalam
segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system peraturan
perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam konteks
ketatanegaraan Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu
staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.
Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan otonomi
daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelengaraan negara yang
tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut:
1. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada
presiden.
2. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat.
3. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi
formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah.
4. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang
berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
Dalam kehidupan terdapat moral prilaku dalam berbangsa. Makna yang terkandung dalam
pancasila adalah norma dasar sebagai Pedoman Hidup
Landasan dari semua pengembangan hokum secara Teoritikal dan Praktikan . Pancasila
sebagai penerang dan pengarah dari bentuk aktivitas pengembangan sistem hukum yang terus
berproses mencapai cita hukum.
1. Pancasila
2. Proklamasi
3. UUD 1945