Anda di halaman 1dari 38

Topic : 01

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh
Dr. Drs. Lamijan, S.H., M.Si

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Jumat, 18 September 2020
CP Umum Pendidikan Pancasila
Diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mampu mendeskripsikan kedudukan dan fungsi
Pancasila bagi bangsa Indonesia.
2. Bersikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa.
3. Mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
4. Mampu memperjuangkan dan mempertahankan
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara RI
LAM 2
Capaian Khusus Pendidikan Pancasila
Diharapkan mahasiswa dapat berpikir, bersikap, dan
berperilaku:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
2. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Mendukung dan mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia
4. Mendukung sistem kerakyatan (demokrasi) yang
mengutamakan kepentingan bersama
5. Mendukung dan mengupayakan terwujudnya
keadilan sosial (kesejahteraan rakyat) Indonesia.
LAM 3
HIRARKHI CAPAIAN TUJUAN

1. Cita-cita Nasional (Cinas)


2. Tujuan Nasional (Tunas)
3. Tujuan Pembangunan Nasional
(Tupemnas)
4. Tujuan Pendidikan Nasional
(Tudiknas)
5. Tujuan Pembelajaran Pendidikan
Pancasila (Tupempan)
LAM 4
CINAS dan TUNAS
1. Visi (Cita-cita) Nasional Bangsa Indonesia:
membentuk negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur (berdasarkan
Pancasila). (Pembukaan UUD 1945 Alinea 2)
2. Misi (Tujuan) Nasional Bangsa/Negara Indonesia:
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,
b. memajukan kesejahteraan umum
c. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. (Pembukaan UUD 1945 Alinea 4).
LAM 5
Tujuan Pembangunan Nasional (Tupemnas):
Pembangunan Nasional adalah segala proses
daya dan upaya bangsa Indonesia yg bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran secara material dan spiritual yang
makin merata, adil, dan berkelanjutan.
Bidang-Bidang Pembangunan Nasional:
1. Ideologi,
2. Politik,
3. Ekonomi (panglima),
4. Sosial-Budaya
5. Pertahanan dan Keamanan (hankam)
LAM 6
Tujuan Pendidikan Nasional (Tudiknas):
Pendidikan Nasional merupakan proses
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan potensi manusia Indonesia
seutuhnya,
Indikator: yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (UU No.20 Thn 2003 ttg SPN).
LAM 7
Tujuan Pendidikan Pancasila (Tudikpa)
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk megembangkan
kecerdasan, kepribadian (sikap mental) dan perilaku
mahasiswa (warganegara) yang dilandasi oleh nilai-nilai
Pancasila;
dengan lima indikator capaian:
1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
2) berperikemanusiaan yang adil dan beradab,
3) mendukung persatuan dan kesatuan bangsa,
4) mendukung sistem kerakyatan (demokrasi) yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi atau golongan,
5) berusaha untuk mewujudkan keadilan dan
LAM kesejahteraan sosial. 8
Dasar Hukum MK Pend Pancasila
1. UUD Negara RI Tahun 1945
2. UU No 20 Th 2003 tentang Sisdiknas
3. UU No 12 Th 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. PP No 4 Tahun 2014 ttg Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
5. Permen Ristekdiktikti No.3 Th 2020 ttg SN-Dikti,
wajib mengajarkan mata kuliah MKPK:
a. Pendikan Agama
b. Pendidikan Pancasila
c. Pendidikan Kewarganegraan
d. Bahasa Indonesia
e. Bahasa Inggris
LAM
f. Kewirausahaan 9
PENGERTIAN PENDIDIKAN PANCASILA
• Pendidikan adalah usaha sadar seseorang atau
sekelompok orang untuk mengembangkan kecerdasan,
kepribadian, dan keterampilan di dalam dan di luar
sekolah yang berlangsung seumur hidup (Lamijan, 1980).
• Ranah/aspek/komponen yang dikembangkan:
1. Kecerdasan (Cognitive)
2. Kepribadian (sikap dan tata nilai) = Afective
3. Keterampilan (perilaku) = Psychomotoric

• Pancasila: lima unsur yang dijadukan dasar dan delogi


nehara Republik Indonesia.

LAM 10
PENGERTIAN PANCASILA
1. Secara Etimologis:
a. PANCASILA: berasal dari Bhs Sansekerta
(India).
b. PANCA: Lima
c. SYiLA (i. pendek): batu sendi, alas, dasar
d. SYiiLA (ii. panjang): Aturan tingkah laku
yang baik
e. SUSILA ( Bhs Jawa): Moralitas, aturan tingkah
laku yang utama dan penting.

LAM 11
Jaman Majapahit

Pujangga istana Majapahit, Empu Prapanca, menulis


buku Negarakertagama (1365), dalam bab 53 bait
ke-2, berbunyi:
“Yatnag gegwani pancasyiila kertasangskar
bhisekaka krama”
Artinya: Raja dengan tulus tidak melakukan lima
pantangan/larangan (Pancasila), baik dalam
upacara-upacara ibadat maupun penobatan-
penobatan)
Upacara ibadat ketika itu menurut ajaran moralitas
agama Budha.
LAM 12
Masyarakat Jawa:

Pengaruh ajaran moralitas agama Budha: (lima


pantangan / larangan) tersebut masih dikenal dalam
masyarakat Jawa:

“Ojo Mo Limo atau 5M”, lima Larangan/pantangan:


1. Mateni, artinya membunuh
2. Maling, artinya mencuri
3. Madon, artinya berzina
4. Mabok, artinya minum minuman beralkohol atau
menghisap candu,
5. Main, artinya berjudi
LAM 13
2. Secara Historis
• 1 Juni 1945: Ir. Soekarno, merumuskan lima
dasar / asas negara, yang diberi nama
“PANCASILA”
• 18 Agustus 1945 : PPKI mengesahkan
Pembukaan dan UUD 1945. Dalam alinea
keempat terdapat rumusan lima dasar/asas
negara RI, yang secara historis disebut
PANCASILA.

LAM 14
Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
2. Landasan Kultural
3. Landasan Sosiologis
4. Landasan Filosofis
5. Landasan Yuridis

LAM 15
1. Landasan Historis Pendikan Pancasila
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang
panjang mulai dari jaman kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai masa datangnya penjajah.
Bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati
dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki
suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup
serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas,
sifat karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father)
dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang
meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila.

LAM 16
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus
memiliki visi dan pandangan hidup yang kuat
(nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah
masyarakat internasional. Hal ini dapat terlaksana
dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada
sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara Indonesia (1945), secara obyektif
historis telah dimiliki (dihayati dan diamalkan) oleh
bangsa Indonesia sendiri (kausa materialis).

LAM 17
2. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada
asas-asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri.
Nilai-nilai kemasyarakatan dan kenegaraan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan hasil
karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis
para pendiri negara.
Oleh karena itu generasi penerus terutama kalangan
intelektual harus mendalami serta mengkaji karya besar
tersebut dalam upaya untuk melestarikan secara dinamis
dalam arti mengembangkan sesuai dengan tuntutan
jaman.
LAM 18
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi :
a. UUD Negara RI Tahun 1945, dalam Aliena 4
Pembukaan terdapat rumusan Pancasila sbg dasar
negara RI.
b. UU No.2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 39 menyatakan : Isi kurikulum setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila.
c. UU No.20 Th 2003 tentang Sistem Pendidkan
Nasional, menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis,
jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
LAM Pendidikan Pancasila. 19
d. UU No 12 Th 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal
35 ayat (3): Kurikulum perguruan tinggi wajib
memuat mata kuliah: Pend Agama, Pend Pancasila,
Pend Kewarganegaraan, dan Bhs Indonesia.
e. PP No 4 Tahun 2014 ttg Penyelenggaraan Pendidik-an
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi  MKPK
f. Kepmen Ristekdikti No 44 Th 2015 ttg Standar
Nasional Pendidikan Tinggi  MKPK
g. Kelompok MKPK: (1) Pendikan Agama, (2) Pendidikan
Pancasila, (3) Pendidikan Kewarganegaraan, (4)
Bahasa Indonesia, (5) Bahasa Inggris, dan (6)
Kewirausahaan.

LAM 20
4. Landasan Filosofis
Pancasila merupakan pandangan hidup, filsafat
bangsa, dasar dan ideologi negara Indonesia,
oleh karena itu secara moral sudah seharusnya
kita secara konsisten merealisasikan nilai-nilai
Pancasila dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

LAM 21
Kedudukan/Fungsi Pancasila
Pan-ji-das-tu-per
• Ps sebagai pandangan hidup
• Ps sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
• Ps sebagai dasar negara
• Ps sebagai tujuan yang hendak dicapai
• Ps sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia

LAM 22
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah
Ir Pudjowijatno, dalam“Tahu dan Pengetahuan”,
merinci syarat-syarat ilmiah sbb:
1. Ber-objek,
2. Ber-metode,
3. Ber-sistem, dan
4. Ber-sifat universal
Apakah bila kita membahas atau mengkaji
Pancasila memenuhi syarat-syarat ilmiah?
Jelaskan!
LAM 23
Mempelajari Pancasila Secara Ilmiah
1. Berobjek
Objek material Pancasila adalah suatu objek yang
merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian
Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris. Bangsa Indonesia sebagai kausa material
(asal mula nilai-nilai Pancasila), maka objek material
pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia
dengan segala aspek budaya dalam bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Objek material empiris
berupa lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-
benda sejarah dan budaya, Lembaran Negara,
naskah-naskah kenegaraan, dsb. Objek material non
empiris meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral,
nilai-nilai religius yang tercermin dalam kepribadian,
sifat, karakter dan pola-pola budaya.
LAM 24
2. Bermetode
Metode dalam pembahasan Pancasila sangat
tergantung pada karakteristik objek formal dan
material Pancasila. Oleh karena objek Pancasila
banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya dan
objek sejarah maka sering digunakan metode
“hermeneutika”, yaitu suatu metode studi untuk
menemukan makna di balik objek.
3. Bersistem
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan
(majemuk tunggal), yaitu ke lima sila baik
rumusan, inti dan isi dari sila-sila Pancasila
merupakan kesatuan dan kebulatan.

LAM 25
4.Bersifat Universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus
bersifat universal artinya kebenarannya tidak
terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi
maupun jumlah. Nilai-nilai Pancasila bersifat
universal atau dengan kata lain intisari, esensi
atau makna yang terdalam dari sila-sila
Pancasila pada hakekatnya bersifat universal.

LAM 26
Tingkatan Pengetahuan Ilmiah
Tingkat pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan
berarti tingkatan dalam hal kebenarannya namun lebih
menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-
masing. Tingkatan pengetahuan ilmiah sangat
ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah sbb :
Deskriptif suatu pertanyaan “bagaimana”
Kausal suatu pertanyaan “mengapa”
Normatif suatu pertanyaan “ kemana”
Essensial suatu pertanyaan “ apa“

LAM 27
1. Pengetahuan Deskriptif
Pengetahuan deskriptif yaitu suatu jenis pengetahuan yang
memberikan suatu keterangan, penjelasan obyektif. Kajian
Pancasila secara deskriptif berkaitan dengan kajian sejarah
perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila serta kajian
tentang kedudukan dan fungsinya.
2. Pengetahuan Kausal
Pengetahuan kausal adalah suatu pengetahuan yang
memberikan jawaban tentang sebab akibat. Kajian Pancasila
secara kausal berkaitan dengan kajian proses kausalitas
terjadinya Pancasila yang meliputi 4 kausa yaitu kausa
materialis, kausa formalis, kausa effisien dan kausa finalis.
Selain itu juga berkaitan dengan Pancasila sebagai sumber
nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber segala norma yang
berlaku di masyarakat.
LAM 28
3. Pengetahuan Normatif
Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan suatu ukuran, parameter serta
norma-norma. Dengan kajian normatif dapat
dibedakan secara normatif pengamalan Pancasila
yang seharusnya dilakukan (das sollen) dan
kenyataan faktual (das sein) dari Pancasila yang
bersifat dinamis.
4. Pengetahuan Esensial
Pengetahuan esensial adalah tingkatan pengetahuan
untuk menjawab suatu pertanyaan yang terdalam
yaitu pertanyaan tentang hakikat sesuatu.
Kajian Pancasila secara esensial pada hakikatnya
untuk mendapatkan suatu pengetahuan tentang
intisari/makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila
(hakikat Pancasila).
LAM 29
Berbagai Rumusan Pancasila
1. Usulan Mohammad Yamin ( 29 Mei 1945,
disampaikan lisan dalam sidang BPUPKI):

2. Peri Kebangsaan
3. Peri Kemanusiaan
4. Peri Ketuhanan
5. Peri Kerakyatan
6. Kesejahteraan Rakyat

LAM 30
2. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan Ir. Soekarno diucapkan dalam sidang
BPUPKI, yakni:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Lima hal tersebut diberi nama: Pancasila

LAM 31
• Menurut Bung Karno, PANCASILA dapat
diperas lagi menjadi TRISILA, yaitu:
1. Sosio Nasional, yaitu Nasionalisme
dengan Internasionalisme
2. Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakayat,
3. Ketuhanan Yang Maha Esa
• TRISILA masih dapat diperas lagi menjadi
EKASILA atau satu sila, yang intinya adalah
“Gotong Royong”.

LAM 32
3. Pancasila dalam PIAGAM JAKARTA
22 Juni 1945

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan


syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
LAM 33
4. Pancasila secara resmi disahkan oleh PPKI:
(Pembukaan UUD 1945, 18 Agustus 1945)

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

LAM 34
5. Pancasila menurut Konstitusi RIS 1949
(27 Desemb 1949 s/d 17 Agustus 1950):

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

LAM 35
6. Pancasila mnrt UUD Sementara 1950
(17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959):

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

LAM 36
Kedudukan/Fungsi Pancasila
Bagi masyarakat-bangsa Indonesia, Pancasila
berkedudukan/berfungsi sebagai :
1. Pandangan hidup (falsafah) bangsa Indonesia
2. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
3. Dasar negara Republik Indonesia,
4. Tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia
5. Perjanjian luhur bangsa Indonesia

- PANJI DASTUPER -
LAM 37
terima kasih

Wassalamu’alaikum wr wb

LAM 38

Anda mungkin juga menyukai