Anda di halaman 1dari 4

Nama :MUHAMMAD RIDZKI EFFENDI

Nim:221030016

Tugas UAS Pedagogik

Kurikulum merdeka belajar

Terjadinya reformasi sistem pendidikan di Indonesia, perlu dijelaskan tentang berbagai isu
yang terkait dengan proses dan dinamika di ranah pendidikan itu sendiri. Salah satu tindakan
dari reformasi tersebut adalah melalui sebuah inovasi di bidang pendidikan yang dapat kita
rasakan saat ini yaitu kebijakan Merdeka Belajar. Pencetusan kebijakan pendidikan “Merdeka
Belajar” oleh Nadiem Makarim seolah-olah menjadikan dunia pendidikan menjadi segar,
karena pendidikan di Indonesia ini telah mendapat banyak kritikan sejak bertahun-tahun yang
lalu. Masyarakat telah lama mengidamkan pendidikan yang tidak hanya terlihat seolah
sebagai formalitas saja, namun pendidikan yang benar-benar dapat “mendidik”. Kebijakan
merdeka belajar adalah memberikan kemerdekaan kepada setiap satuan pendidikan untuk
melakukan inovasi, pada hakekatnya merdeka belajar hadir untuk menggali potensi yang ada
pada guru dan peserta didik untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas secara mandiri.
Guru dan peserta didik diberi kebebasan untuk mengakses ilmu pengetahuan, serta metode
pembelajaran yang berinovasi.

Dan menurut bapak Nadinem sendiri, “pada dasarnya anak itu memiliki rasa ingin tahu dan
keingin untuk belajar dan mencoba suatu yang baru. Jadi tidak ada anak yang pemalas atau
anak yang tidak bisa”. Dimana dengan adanya merdeka belajar ini peserta didik lebih diberi
ruang dalam mengekspresikan diri dalam belajar dan mengembangkan kemampuan yang ada
dalam dirinya, misalnya seorang siswa jurusan IPA ingin mempelajari tentang ekonomi,
sosiologi ataupun mata pelajaran IPS lainnya, hal ini diperbolehkan. Begitu juga sebaliknya,
siswa IPS dapat mempelajari tentang biologo, fisika, dan mata pelajaran IPA lainnya.
Kurikulum Merdeka ini sendiri sudah di uji ke 2500 sekolah penggerak,

Isi Kurikulum merdeka belajar ini bersifat fleksibel yaitu sekolah bisa menyusun atau
meraciknya sendiri, kebijakan tersebut menurut saya positif dan bagus, dari pada sekolah
harus terpaksa mengajarkan isi kurikulum yang sudah ditentukan dari pusat. Dengan
berkembangnya zaman banyak sekali yang perlu dirubah dari isi kurikulum, sesuai dengan
zamannya. Dahulu saat mengajar guru terbelenggu dengan kriteria kelulusan minimal
(KKM), sedangkan di Kurikulum Merdeka saya merasakan guru atau dosen  sangat
menghargai proses dan pencapaian siswa dalam belajar seperti melihat keaktifan siswa dalam
kelas, serta Guru lebih fleksibel untuk berkreasi dalam mengajar semaksimal mungkin.
Menurut saya bagi siswa yang memang memiliki semangat dan minat belajar yang tinggi
serta pemahaman yang cukup, kurikulum ini bisa menjadi peluang besar untuk mendapatkan
ilmu di bidang yang lain, sehingga memiliki ilmu dan pengalaman yang luas. Namun, untuk
siswa yang kurang memiliki motivasi atau kesulitan dalam memahami pelajaran akan merasa
terbebani dengan adanya kurikulum ini. Siswa akan merasa tidak nyaman dan mungkin
malah tidak mau menjalankan tugas lintas pelajaran. Memang sangat sulit membangun minat
dan semangat belajar siswa, namun hal ini bisa diatasi oleh tenaga pendidik maupun
penyelenggara pendidikan.

Isu

Banyak orang berpendapat bahwa “seharusnya bukan kurikulumnya yang mesti dirubah,
tetapi cara mengajarnya.” Saya tidak setuju dengan pendapat seperti itu, jika kurikulum nya
tidak berubah maka sistem pendidikan di Indonesia ini tidak mengalammi perkembangan
hanya berputar pada satu titik saja. Dapat kita rasakan tidak ada perbedaan yang signifikan
dengan kurikulum sebelumnya, tergantung bagaimana guru atau kita untuk
mengimplementasikannya. Jika kita tidak mengikuti perkembangan maka kita akan tertinggal
oleh negara-negara lain.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa seperti apapun sistem pendidikan, sejatinya
kurikulum diciptakan untuk kepentingan anak bangsa, pastinya ada hal-hal baik yang sedang
berusaha untuk disampaikan, dan nantinya diharapkan dapat membawa bangsa dan negara
indonesia ini menjadi lebih baik.
      

pendapat saya mengenai potongan artikel di atas adalah Saat ini ketika  seorang telah
memasuki dalam bangku kuliah maka, seorang akan diberikan materi sesuai jurusan yang ia
ambil. Maka, mereka harus belajar sendiri untuk mengembangkan minatnya, memang dalam
perkuliahan biasanya sudah menyediakan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Namun,
biasanya mereka tidak terlalu mendalam untuk mempelajari. Menurut saya Ketika kita hanya
belajar materi yang sesuai dengan materi dirasa memnag kurang, maka hendaknya ada
tambahan materi sesuai minat dan bakat dari seorang. Karena belajar sesuai minat biasanya
akan cepat ditankap oleh otak, karena hati merasa senang dalam belajar.

Dari definisi itu dapat diartikan bahwa seorang dapat belajar secara mendalam mengenai
bidang yang mereka sukai, misal seorang mahasiswa keperawatan ternyata berbakat dan
minat dalam bidang multimedia, maka ia dapat dibebaskan untuk dapat berkuliah sekitar 2
semester di Jurusan Multimedia di kampus lainya. Namun, perlu adanya peraturan tegas yang
menyertai agar  seorang dapat menjalankan dengan serius dan mendapatkan hasil yang
maksimal.

Sedikit tambahan Masa pandemi Covid-19 merupakan sebuah kondisi khusus yang
menyebabkan ketertinggalan pembelajaran atau learning loss yang berbeda-beda pada
ketercapaian kompetensi peserta didik. Selain itu banyak studi nasional maupun internasional
yang menyebutkan bahwa Indonesia juga telah lama mengalami krisis pembelajaran
atau learning crisis. Studi-studi tersebut menemukan tidak sedikit anak di Indonesia yang
kesulitan memahami bacaan sederhana ataupun menerapkan konsep matematika dasar.
Temuan tersebut juga menunjuikkan adanya kesenjangan pendidikan yang cukup curam di
antarwilayah dan kelompok sosial di Tanah Air.

Kurikulum Merdeka baru akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 mendatang.
Namun, untuk saat ini Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Jadi
kesimpulannya Kurikulum Merdeka bukanlah kurikulum yang wajib diterapkan satuan
pendidikan untuk saat ini.

Kurikulum ini (merdeka) adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya
masing-masing. Tidak ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-
gurunya merasa terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai