Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS BUNG

HATTA
( FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI )
“4 LANDASAN MEMPELAJARI PENDIDIKAN PANCASILA”

DI SUSUN OLEH:
Nama: Hardiansah
Npm: 2110017111018
Matkul: Pancasila
Dosen: Adri,S.H.,M.H.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA
1.LATAR BELAKANG HISTORIS
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan juga
dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian juga dalam bidang
pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka
memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional maupun yang internasional.
Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang
diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan atau tujuan pendidikan
sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari informasi pada sejarah pendidikan
dunia.
2. LATAR BELAKANG KULTURAL
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Anggota masyarakat
berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga
utamanya pendidikan dan keluarga. Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat. Setiap
bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara
komunisme dan liberalisme meletakkan dasar filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi
tertentu, misalnya komunisme berdasarkan ideologinya. Berbeda dengan bangsa lain, bangsa
Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya dalam masyarakat berbangsa dan bernegara pada
suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila pancasila bukanlah hanya merupakan suatu
hasil konseptual seseorang saja. Melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa indonesia
sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui
proses refletosi filsofis para pendiri negara. Seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta , Supomo
serta pendiri negara lainnya. Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan
karya besar bangsa lain di dunia adalah pemikiran tentang bangsa dan negara yang berdasarkan
pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila. Oleh karena itu para
generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk
mendalami secara dinamis dalam diri pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman.
Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaspisahkan dari
kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah
bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan dengan mudah
terombang-ambing dalam menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi
berbagai tantangan dan pengaruh baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam,
lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai- nilai yang hidup
dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki sifat keterbukaan
sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap perkembangan zaman di samping
memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukannya. Dengan
demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat
perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan
IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.
3. LATAR BELAKANG YURIDIS
Landasan yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat setelah melalui
perundingan, permusyawarahan. Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV
Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar
negara yang sah sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab.Persatuan Indonesia pasal 1,
32, 36.Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci dalam pasal-pasal
dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut.
Adapun penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :
1) Sila pertama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat (2) UUD
1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2) Sila kedua
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum
danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
3) Sila ketiga
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
4) Sila keempat
Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali.
5) Sila kelima
Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
Ayat (2):Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh Negara. Ayat(3): Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. LATAR BELAKANG FILOSOFIS
Landsan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan hidup. Pancasila
merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada
nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa
Indonesia belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan dan
berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, dan pada masa
kerajaan-kerajaan hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan
YME.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia
yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal
ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah
makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara
berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologism
demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara Atas dasar pengertian filosofis
tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara.
Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai
Pancasila termasuk system peraturan perundang-undangan di Indonesia . Oleh karena itu dalam
realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan
bahwa pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan
keamanan.

Anda mungkin juga menyukai