Anda di halaman 1dari 9

Nama : Deni setiawan

NIM : 41032161200022

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : SEMINAR PKn


DOSEN : NANI NUR’AENI, DRA., M.Pd.
KELAS /SEMESTEER : A /VI
JENIS SOAL : TAKE HOME
PENYERAHAN JAWABAN : RABU, , 28 Juni 2023, pkl 12.40 - 15.10

1. Berkaitan dengan konsep keilmuan PKn, Branson (1985)


menunjukkan bahwa Civic Education (PKn) , meliputi komponen
berikut : a). Civic Knowledge; b). Civic Skills (intellectual skills and
participatory skills) , and c). Civic Dispositions. Berikan penjelasan
maksud dari masing-masing aspek tersebut!
2. Prof Azis Wahab (pakar Pendidikan Kewarganegaraan) menyatakan
bahwa “PKn harus dikembangkan dengan orientasi perubahan ke masa
depan, dengan kompleksitas masalah, kompetisi dan daya saing yang
bersifat internasional. Karakter warga negara yang harus dibangun
bukan saja sebagai “nation citizen”, melainkan juga “global citizen”.
Berikan gambaran pemikiran, bagaimana karakter warga negara
“nation citizen” dan “global citizen” tersebut !
3. Thomas Lickona, menunjukkan bahwa karakter meliputi tiga bagian
yakni : pengetahuan moral, perasaan moral dan perilaku moral.
Berikan makna dari masing-masing bagia tersebut dan jelaskan
bagaimana keterkaitan ketiganya sebagai kesatuan nilai dalam karakter
.
4. Deskripsikan pemahaman materi hasil seminar tentang hal-hal
berikut :
a. Bagaimana implementasi pendekatan konstruktifistik dan
kontekstual dalam pembelajaran PKn
b. Mengapa penting keterampilan berfikir kritis dan kreatif dalam
pembelajaran PKn
c. Bagaimana implementasi model pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PKn
5. Berdasarkan hasil observasi ke sekolah, deskripsikan nilai penting apa
yang anda peroleh tentang pembelajaran guru dan kebutuhan belajar
PKn untuk peserta didik.
&&&&&&

JAWABAN
1. Civic knowledge atau pengetahuan kewarganegaraan berkaitan dengan Kandungan atau
isi apa saja yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Civic Knowledge berkenaan
dengan apa -apa yang perlu diketahui dan dipahami secara Layak oleh warga negara. Jadi
civic knowledge ini pengetahuan umum tentang kewarganearaan yang seharusnya di
ketahui seperti yang ada didalam Permendiknas No.22 Tahun 2006, secara tersirat bahwa
pengetahuan Kewarganegaraan civic knowledge terjabar ke dalam dan mencakup
Pengetahuan menenai 8 ruang lingkup kajian, yaitu Persatuan dan Kesatuan Bangsa,
norma, hukum, dan peraturan, Hak Asasi Manusia, kebutuhan Warga Negara, Konstitusi
Negara, Kekuasaan dan Politik, Pancasila, dan Globalisasi
Kompetensi esensial kedua dari civic education atau pendidikan Kewarganegaraan dalam
masyarakat demokratis adalah keterampilan atau kecakapan-kecakapan kewarganegaraan
atau civic skills. Keterampilan kewarganegaraan itu adalah keterampilan Berpartisipasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta aktif Mewujudkan masyarakat
madani (civil society), keterampilan memengaruhi dan Memonitoring jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik, Keterampilan memecahkan
masalah sosial, keterampilan mengadakan koalisi, Kerjasama, dan mengelola konflik. Inti
dari dari civic skills ada dua, yaitu intellectual skills (kecakapan intelektual) dan
participatory skills (kecaakapan partisipatoris).
orientasi pada civic knowledge harus dilanjutkan pada pengembangan sub ranah
intellectual civic skills yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan civic
knowledge.
Komponen mendasar ketiga dari civic education adalah watak Kewarganegaraan (civic
dispotision) yaitu Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan,
Berkembang secara perlahan sebagai akibat dari pada yang dipelajari dan dialami Oleh
seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil Society. Watak
kewarganegaraan (civic disposition) menunjuk pada karakter publik Maupun privat yang
penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.
2. Karakter warga negara “nation citizen” dan “global citizen” mencerminkan fokus dan
identitas yang berbeda dalam konteks kewarganegaraan.
 Nation Citizen (Warga Negara Bangsa)
Sebagai warga negara bangsa, individu mengidentifikasi dirinya terutama dengan
negara tempat mereka lahir atau di mana mereka memiliki kewarganegaraan.
Karakteristik utama warga negara bangsa adalah:
1) Identifikasi dengan budaya, tradisi, bahasa, dan nilai-nilai yang terkait
dengan negara mereka
2) Rasa memiliki terhadap negara dan partisipasi aktif dalam kehidupan
politik, seperti pemilihan umum, kampanye politik, dan kegiatan politik
lainnya.
3) Pemahaman yang mendalam tentang sistem politik dan hukum negara
mereka.
4) Keterikatan emosional dan nasionalisme terhadap negara, yang dapat
mengilhami loyalitas dan kerjasama dalam upaya memajukan kepentingan
negara tersebut.
5) Fokus pada masalah internal negara, seperti pembangunan ekonomi,
permasalahan sosial, dan keamanan nasional.
 Global Citizen (Warga Negara Global):
Sebagai warga negara global, individu mengadopsi pandangan yang lebih meluas
dan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari komunitas global. Karakteristik
utama warga negara global adalah:
1) Kesadaran akan ketergantungan dan hubungan saling ketergantungan
antarnegara dan individu di seluruh dunia.
2) Penekanan pada nilai-nilai universal, seperti hak asasi manusia,
perdamaian, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.
3) Pengakuan akan isu-isu global yang kompleks dan saling terkait, seperti
perubahan iklim, migrasi, kemiskinan global, dan kesenjangan sosial.
4) Keterlibatan aktif dalam isu-isu global melalui advokasi, kegiatan
sukarela, dan dukungan terhadap organisasi dan gerakan internasional.
5) Mengadopsi perspektif kosmopolitan yang melihat umat manusia sebagai
satu komunitas yang lebih besar, dengan tanggung jawab terhadap
kesejahteraan bersama dan keberlanjutan planet ini.
Perlu dicatat bahwa perbedaan antara nation citizen dan global citizen tidak mutlak atau
eksklusif. Banyak orang merangkul kedua identitas ini dan menemukan cara untuk
menyatukan pemahaman lokal dan global dalam partisipasi mereka sebagai warga
negara. Dalam era globalisasi dan interkonektivitas saat ini, semakin penting bagi
individu untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang holistik tentang peran
mereka sebagai warga negara baik dalam konteks nasional maupun global.
3. Thomas Lickona mengidentifikasi tiga komponen utama karakter yang saling terkait dan
membentuk kesatuan nilai:
 Pengetahuan Moral:
Pengetahuan moral mencakup pemahaman individu tentang prinsip-prinsip moral,
nilai-nilai yang benar dan salah, serta norma dan aturan yang mengatur perilaku.
Ini melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep moral seperti kejujuran,
keadilan, empati, rasa hormat, tanggung jawab, dan pemahaman tentang
konsekuensi dari tindakan yang diambil. Pengetahuan moral memberikan dasar
untuk memahami prinsip-prinsip moral yang mendasari perilaku dan membentuk
landasan nilai karakter.
 Perasaan Moral:
Perasaan moral mencakup aspek emosional dari karakter, termasuk empati, rasa
hormat, rasa malu, dan rasa bersalah. Ini melibatkan kemampuan individu untuk
merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta merespons secara empatik
terhadap situasi yang melibatkan konflik moral atau pelanggaran nilai-nilai.
Perasaan moral membantu menghubungkan pengetahuan moral dengan perilaku
moral, karena emosi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan
etis.
 Perilaku Moral:
Perilaku moral mencerminkan tindakan nyata individu yang didasarkan pada
pengetahuan dan perasaan moral. Ini melibatkan kemampuan individu untuk
mengambil keputusan yang benar, bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang
dianut, dan melakukan tindakan yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain.
Perilaku moral mencakup integritas, kejujuran, tanggung jawab, empati,
kerjasama, dan tindakan-tindakan lain yang mencerminkan kesadaran moral
individu.
Ketiga komponen ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Pengetahuan moral
memberikan dasar untuk pemahaman nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral, yang
kemudian memengaruhi perasaan moral individu. Perasaan moral, seperti empati dan rasa
hormat, membantu individu merespons dengan tepat terhadap situasi yang melibatkan
konflik moral dan memotivasi perilaku moral yang baik. Sementara itu, perilaku moral
yang konsisten membantu memperkuat pengetahuan dan perasaan moral individu, karena
pengalaman nyata dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral membentuk karakter.
Dalam kesatuan nilai karakter, pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral
saling melengkapi dan saling memperkuat. Pemahaman nilai-nilai moral memberikan
arah dan tujuan bagi individu dalam mengambil keputusan dan bertindak secara etis.
Perasaan moral memainkan peran penting dalam memotivasi perilaku moral dan
membantu individu merasakan dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain.
Sementara itu, perilaku moral yang konsisten memperkuat pengetahuan dan perasaan
moral, serta membentuk kebiasaan yang baik dalam bertindak sesuai dengan nilai.
4. Hasil seminar
a. Implementasi pendekatan konstruktivis dan kontekstual dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih aktif dan bermakna bagi siswa. Berikut adalah penjelasan tentang kedua
pendekatan tersebut:
 Pendekatan Konstruktivis
Pendekatan konstruktivis berfokus pada konstruksi pengetahuan oleh siswa
melalui pengalaman, refleksi, dan pemahaman pribadi mereka. Dalam
pembelajaran PKn, pendekatan ini dapat diterapkan dengan cara berikut:
a) Pembelajaran Berbasis Masalah
b) Diskusi dan Kolaborasi
c) Pemecahan Masalah
d) Pembelajaran Berbasis Proyek
 Pendekatan Kontekstual:
Pendekatan kontekstual menekankan pentingnya mengaitkan pembelajaran
dengan konteks kehidupan nyata siswa. Dalam pembelajaran PKn, pendekatan
ini dapat diimplementasikan dengan cara berikut:
a) Penggunaan Studi Kasus:
b) Kunjungan Lapangan:
c) Simulasi
d) Kegiatan Berbasis Masyarakat:
Dalam kedua pendekatan ini, peran guru adalah sebagai fasilitator
pembelajaran yang membantu siswa.
b. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif memiliki pentingan yang signifikan dalam
pembelajaran PKn. Berikut adalah alasan mengapa keterampilan tersebut penting
dalam pembelajaran PKn:
 Membangun pemahaman yang mendalam
Keterampilan berpikir kritis membantu siswa menganalisis informasi dengan
cermat, mengevaluasi argumen, dan mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang isu-isu kewarganegaraan. Hal ini penting karena PKn
melibatkan pemahaman yang lebih kompleks tentang tata nilai, prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, sistem pemerintahan, dan isu-isu sosial.
 Mengembangkan warga negara yang bertanggung jawab
keterampilan berpikir kritis dan kreatif membantu siswa menjadi warga
negara yang kritis, yang mampu menganalisis situasi sosial dan politik,
memahami implikasi kebijakan publik, dan mengambil keputusan yang
bertanggung jawab. Ini membantu mereka berkontribusi dalam membangun
masyarakat yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutan.
 Memupuk kreativitas dan inovasi
keterampilan berpikir kreatif memungkinkan siswa untuk mencari solusi yang
inovatif dan kreatif terhadap masalah-masalah kewarganegaraan. Dalam PKn,
siswa dihadapkan pada berbagai masalah kompleks yang memerlukan
pemikiran kreatif dalam menghasilkan ide-ide baru, menciptakan program
atau kegiatan yang bermanfaat, serta mengembangkan solusi yang efektif.
 Mendorong partisipasi aktif
keterampilan berpikir kritis dan kreatif mendorong siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam diskusi, debat, proyek kolaboratif, dan aktivitas kewarganegaraan
lainnya. Mereka diajak untuk berpendapat, memberikan alasan yang rasional,
mengemukakan solusi alternatif, dan mendiskusikan isu-isu kontroversial. Hal
ini mengembangkan keterampilan komunikasi, kerjasama, dan pemikiran
reflektif yang penting dalam kewarganegaraan yang aktif.
 Menghadapi tantangan global
keterampilan berpikir kritis dan kreatif membantu siswa menghadapi
tantangan global yang semakin kompleks. Dalam era globalisasi, siswa perlu
mampu memahami dinamika hubungan antarnegara, isu-isu migrasi,
perubahan iklim, konflik internasional, dan tantangan lainnya. Keterampilan
berpikir kritis dan kreatif memungkinkan mereka untuk menggali pemahaman
yang lebih luas dan mencari solusi yang inovatif terhadap masalah-masalah
global ini.
Dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, siswa PKn
dapat menjadi warga negara yang aktif, kritis, kreatif, dan bertanggung jawab
dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
c. Implementasi model pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih
terstruktur, ilmiah, dan berpusat pada siswa. Berikut adalah langkah-langkah
dalam mengimplementasikan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PKn:
 Observasi dan Identifikasi Masalah
Mulailah dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi
masalah-masalah kewarganegaraan yang relevan dan menarik minat siswa.
Misalnya, masalah sosial seperti ketimpangan ekonomi, diskriminasi, atau isu
lingkungan.
 Perumusan Pertanyaan Penelitian
Bantu siswa merumuskan pertanyaan penelitian yang dapat diinvestigasi
terkait masalah kewarganegaraan yang telah diidentifikasi. Pertanyaan ini
harus memungkinkan siswa untuk mengumpulkan data, menganalisis
informasi, dan mencari solusi yang didasarkan pada bukti.
 Perencanaan dan Desain Penelitian
Bimbing siswa dalam merencanakan penelitian mereka. Ajarkan mereka
langkah-langkah penelitian yang sistematis, seperti merancang instrumen
pengumpulan data, memilih sampel yang representatif, dan merencanakan
prosedur penelitian yang relevan.
 Pengumpulan Data
Bantu siswa mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian mereka. Data dapat diperoleh melalui wawancara, survei, observasi,
studi dokumen, atau sumber informasi lainnya yang relevan dengan masalah
yang diteliti.
 Analisis Data
Ajarkan siswa tentang metode analisis data yang sesuai dengan masalah
penelitian mereka. Dalam PKn, analisis data dapat melibatkan identifikasi
pola-pola, perbandingan, pembuatan grafik, atau penggunaan metode statistik
sederhana untuk menggambarkan temuan mereka.
 Interpretasi dan Kesimpulan
Bantu siswa dalam menginterpretasikan data yang mereka kumpulkan dan
mengambil kesimpulan berdasarkan temuan mereka. Mendorong mereka
untuk berpikir kritis dalam mengevaluasi implikasi data terhadap masalah
kewarganegaraan yang diteliti.
 Komunikasi Hasil
Ajarkan siswa cara menyajikan hasil penelitian mereka secara jelas dan
terstruktur. Bimbing mereka untuk membuat laporan penelitian, presentasi,
atau media lain yang relevan untuk berbagi temuan mereka dengan audiens
yang dituju.
 Refleksi dan Evaluasi
Dorong siswa untuk merefleksikan proses penelitian mereka, mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan, serta mempertimbangkan bagaimana penelitian
tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman mereka tentang
kewarganegaraan.
Dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PKn, peran guru
adalah sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui langkah-langkah
penelitian yang terstruktur, memfasilitasi diskusi, memberikan umpan balik, dan
mendorong siswa untuk berpikir kritis serta berbasis bukti dalam menjawab
pertanyaan.
5. Berdasarkan hasil observasi ke SMKN 10 BANDUNG nilai yang saya peroleh tentang
pembelajaran guru ini dan kebutuhan belajar PKN untuk peserta didik itu ialah : Guru
harus mampu Mengembangkan pembelajaran konstruktifistik, pembelajaran kontekstual,
pembelajaran saintifik, pembelajaran berbasis masalah, serta mampu mengembangkan
nilai karakter peserta didik Dengan melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan
baik dan mampu menciptakan Suasana belajar yang komunikatif dan interaktif sehingga
peserta didik dapat membangun ide-ide Atau gagasan sendiri dalam belajar dengan
memanfaatkan apa yang ada secara maksimal seperti, bahan ajar peserta didik, buku
paket, handphone yang canggih yang di dalam nya terdapat Aplikasi power point, soal-
soal evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk Memaksimalkan pembelajaran
peserta didik.
Guru juga harus bisa dan sering melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau proses
ilmiah seperti pengamatan, penanya, eksperimen, dan penalaran logis atau student center.
Guru disini harus merancang dan menyampaikan aktivitas praktis, percobaan, atau
proyek yang membuat siswa mampu untuk mengembangkan keterampilan ilmiah, seperti
mengamati, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan membuat kesimpulan dan
juga melatih siswa mengembangkan Keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan
pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai