Anda di halaman 1dari 14

Nama : AQIEF MAULANA

Nim : 1860101223304

Kelas : HES 2G
Matkul : PKN
TUGAS RESUME MAKALAH PKN
1) Makalah 1 : MAKSUD DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Educational merupakan pelajaran atau
matakuliah yang bersifat umum atau fundamental. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pendidikan atau pemahaman yang digunakan untuk mencerdaskan bangsa
(terutama generasi muda) dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sesuai
dengan nilai-nilai luhur negara agar mampu berpartisipasi dalam pembelaan negara
untuk membangun dan memajukan suatu negara.
B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian ilmu pengetahuan yang memiliki
landasan filsafat baik ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Secara ontologis,
Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material, yaitu nilai, moral, dan budi pekerti.
Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikaji dan dibahas
melalui pendekatan akademik dan ilmiah. Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan
urgensi Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan
pendidikan budi pekerti.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ada beberapa aspek didalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yaitu:
Persatuan dan kesatuan bangsa; Norma, Hukum dan peraturan; Hak asasi manusia;
Kebutuhan warga negara; Konstitusi negara; Kekuasaan dan politik; Ideologi Pancasila;
Globalisasi.
D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah menumbuhkan
kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadikan masyarakat
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Tujuan menurut para ahli : Maftuh dan supriya ~ untuk membentuk negara yang baik
(good citizen) ; Djahari ~ Tujuan umum: tujuan umum yang hendak dicapai berorientasi
pada tujuan pendidikan nasional yang berbunyi "Mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan khusus : tujuan khusus yang
hendak dicapai dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membina moral
masyarakat agar dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari ; Mubarokah ~
Membantu generasi muda untuk mendapatkan pemahaman mengenai cita-cita nasional
atau tujuan negara. ; Nu’man Somantri ~ tujuan dari pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk memudahkan para siswa dalam melakukan internalisasi nilai moral.
2) Makalah 2 : IDENTITAS NASIONAL
A. Hakikat dan Pengertian Identitas Nasional
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membuatnya berbeda dengan bangsa lainnya. Kekhasan tersebut yang kemudian
disebut dengan identitas nasional. Dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris
yaitu identity yang artinya ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri.Secara keseluruhan
identitas nasional berasal dari kata “national identity” yang memiliki arti kepribadian
nasional atau jati diri nasional.
B. Dimensi Identitas Nasional
1. Pola perilaku, gambaran perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti adat istiadat, budaya, hormat kepada orang tua.
2. Simbol - simbol, sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. Misal :
bendera, lagi kebangsaan, bahasa
3. Instrumen properti, merupakan sejumlah perangkat atau sarana manusia yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Seperti masjid, candi.
4. Tujuan bersama, adalah harapan dan cita-cita bersama bangsa yang kompetitif dan
bermartabat.
C. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
1. Faktor objektif : meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi geografis
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia
Tenggara.
2. Faktor subjektif : meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia.
Berdasarkan parameter sosiologi faktor pembentuk identitas nasional adalah: suku
bangsa, kebudayaan, bahasa, kondisi geografis.
D. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
Setiap bangsa memiliki identitasnya. Dengan memahami identitas bangsa diharapkan
akan memahami jati diri bangsa sehingga menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa.
Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Sehingga karakter bangsa dapat diartikan
tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain.
E. Pemberdayaan Identitas Nasional
Dapat disimpulkan pemberdayaan identitas nasional adalah suatu upaya, daya dan
kekuatan bangsa dalam menjaga eksistansi identitas nasional ditengah era globalisasi.
Globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap generasi muda. Oleh sebab itu, perlu
adanya pemberdayaan identitas nasional khususnya bagi generasi muda dengan cara
menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila Bangsa Indonesia. Upaya pemberdayaan
Identitas Nasional: Realitas, Idealitas, Fleksibilitas.

3) Makalah 3 : HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak warga negara merupakan hak istimewa yang mengharuskan warga negara
diperlakukan sesuai dengan hak istimewa tersebut. Kewajiban warga negara bersifat
wajib, tetapi tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara juga dapat diartikan
sebagai sikap atau tindakan yang harus dilakukan warga negara sesuai dengan
keistimewaan warga negara lainnya.
B. Kedudukan dan Peran Hak dan Kewajiban Warga Negara
• Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting statusnya terkait
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Berikut kedudukan
warga negara dalam negara :
a) Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai warga negara,
peran sebagai warga negara, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.
b) Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat
dengan negaranya.
c) Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan positif.
d) Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif, dan
positif
• Peranan dalam Hak dan Kewajiban Warganegara :
a) Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat.
b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
• Peran warga negara :
a) Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

b) Peran aktif merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat (berpatisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi
keputusan publik.
c) Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
C. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila
1. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak.
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,dan nilai keadilan. Nilai-nilai
dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilainilai yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental merupakan nilai yang berlaku untuk kurun waktu dan kondisi
tertentu, lebih bersifat kontekstual (menyesuaikan dengan perkembangan zaman),
wujudnya berupa kebijakan/peraturan strategi, program, organisasi, sistem, rencana.
Hal yang menjadi nilai instrumental dari nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilainilai
yang terdapat dalam UUD NRI Tahun 1945.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI
Tahun 1945:
a) Hak atas Kewarganegaraan
b) Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
c) Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan
d) Hak dan kewajiban bela negara
e) Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
f) Kemerdekan Memeluk Agama
g) Pertahanan dan Keamanan Negara
h) Hak Mendapat Pendidikan
i) Kebudayaan Nasional Indonesia
j) Perekonomian Nasional
k) Kesejahteraan Sosial
3. Nilai Praksis
Nilai praksis sifatnya dinamis, penerapan nilai-nilai dalam kenyataan sehari-hari
baik oleh lembaga kenegaraan/organisasi dan warganegara. Nilai praksis pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai instrumental. Dengan kata lain,
nilai praksis merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
peraturan perundang-undangan yang terwujud dalam sikap dan tindakan sehari hari.
D. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
a. Pelanggaran hak warga negara:
• Pelanggaran Kebebasan Berpendapat.
• Menggunakan budaya kekerasan atau main hakim sendiri di masyarakat
• Pelanggaran hak asasi manusia (pemerkosaan, penculikan, pembunuhan,
dll) Contoh kasus :
• Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih
terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak
hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan
masih terjadi, dan sebagainya.
• Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup
tinggi.
• Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
sebagainya.
b. Pengingkaran kewajiban warga negara:
• Melanggar Peraturan Perundang-undangan
• Merusak Lingkungan Hidup Contoh kasus :
• Membuang sampah sembarangan
• Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi
tetapi tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi
ramburambu lalu lintas, berkendara tetapi tidak membawa Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK).
• Merusak fasilitas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum,
merusak jaringan telepon.
• Tidak membayar pajak kepada negara.
4) Makalah 4 : NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian Negara
Istilah negara diterjemahkan dari kata asing “staat” (bahasa Belanda dan Jerman),
“State” (bahasa Inggris), “Etat”(bahasa Prancis) yang dialihkan dari bahasa Latin
“Status” atau “Statum”. Kata ini merupakan istilah yang abstrak yang menunjukan
tegak dan tetap. Menurut Aristoteles negara adalah persekutuan daripada keluarga dan
desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya. Negara yang dimaksud adalah
negara hukum yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut serta dalam
permusyawaratan negara (ecclesia).
Pada intinya negara adalah suatu organisasi masyarakat yang harus memenuhi tiga
unsur konstitutif, yaitu adanya penduduk (rakyat); adanya wilayah (daerah); dan adanya
penguasa atau pemerintah yang berdaulat.
B. Unsur Negara
1. Unsur Konstitutif
a) Wilayah
1) Daratan. Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
2) Lautan. Tentang batas lautan ditetapkan sebagai berikut:
• Batas laut territorial Setiap negara berdaulat atas lautan teritorial yang
jaraknya sampai 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai.
• Batas zona bersebelahan Di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut
atau 24 mil dari pantai.
• Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) ZEE adalah wilayah laut suatu
negara pantai yang batasnya 200 mil laut diukur dari pantai.
• Batas landas benua Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara
yang batasnya lebih dari 200 mil laut.
3) Udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam
Perjanjian Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933).
4) Wilayah Ekstrateritorial
Suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hukum internasional, maka
dianggap sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara. Hal – hal
yang termasuk dalam ketetapan hukum internasional tersebut yakni, kapal –
kapal yang berlayar di laut terbuka di bawah bendera Negara tertentu dan
tempat atau daerah kerja perwakilan diplomatik
b) Rakyat
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili
di suatu negara. Kalau seseorang dikatakan bertempat tinggal menetap di suatu
negara berarti sulit untuk dikatakan sampai kapan tempat tinggal itu.Penduduk
yang merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur
sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga
negara.
c) Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah yang berdaulat, berarti pemerintah yang memegang kekuasaan
tertinggi di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan
pemerintah negara lain. Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat
itu berkuasa ke dalam dan ke luar:
1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati
dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu.
2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati
dan diakui oleh negara-negara lain.
Pengakuan oleh Negara Lain, Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada
hukum internasional. Pengakuan itu bersifat deklaratif/evidenter, bukan
konstitutif. Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa suatu
negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai
anggota baru dalam pergaulan antarnegara.
2. Unsur Deklaratif
a) De Jure
Pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah berdiri dan
menjalankan kekuasaan sebagaimana negara berdaulat lainnya
b) De Facto
Pengakuan secara hukum bahwa suatu negara telah berdiri dan diakui
kedaulatannya berdasarkan hukum internasional.

C. Pengertian Konstitusi
Konstitusi dalam ilmu politik memiliki arti sesuatu yang mencakup sistem
pemerintahan dari suatu negara dan merupakan himpunan peraturan yang mendasari
serta mengatur pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.
• Jenis Konstitusi
Berdasarkan bentuknya konstitusi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Konstitusi Tertulis : kumpulan aturan pokok dalam negara, bangunan negara dan
tata negara yang mengatur kehidupan bangsa dalam hukum negara. Contoh :
UUD 1945, UUD RIS, UUD sementara, UUD 1945 Hasil Amandemen.
2. Konstitusi Tidak Tertulis : dapat disebut juga dengan kovensi. Konvensi
memiliki arti sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah
negara. Contoh : keputusan MPR, pidato presiden pada sidang paripurna, adat
istiadat.
• Fungsi Konstitusi
Konstitusi mempunyai fungsi khusus untuk menentukan dan membatasi kekuasaan
negara, juga menjamin dan melindungi hak-hak warga negara dan hak asasi (HAM).
• Tujuan Konstitusi
Pada umumnya hukum memiliki tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Keadilan (justice): Sepadan dengan keseimbangan, kepatuhan, dan kewajaran.
2. Kepastian (certainty): Ketertiban dan ketentraman
3. Kegunaan (utility): Diharapkan dapat mewujudkan kedamaian hidup bersama.
5) Makalah 5 : DEMOKRASI INDONESIA
A. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti
rakyat dan “kratos” atau “kratein" yang berarti pemerintahan, sehingga kata demokrasi
berarti suatu pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti
kekuasaan itu pada hakikatnya yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
B. Jenis-Jenis Demokrasi
Berikut beberapa jenis demokrasi :
1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat

a) Demokrasi langsung, sistem demokrasi yang memberikan kesempatan kepada


seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang.
b) Demokrasi tidak langsung, sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan
sistem perwakilan.
2. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
a) Demokrasi Liberal, Merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan
mengabaikan kepentingan umum.
b) Demokrasi Rakyat, Merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham
sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau
negara.
c) Demokrasi Pancasila, Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia
bersumberkan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan
musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat
atau warga negara.
C. Contoh Demokrasi Indonesia
1. Berdasarkan Ideologi
a) Demokrasi Konstitusional atau Demokrasi Liberal, demokrasi yang
menggunakan sistem politik dengan paham untuk memberikan kebebasan
individu.
b) Demokrasi Rakyat, demokrasi yang mencita-citakan kehidupan tanpa adanya
kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi.
2. Berdasarkan Cara Penyaluran Kehendak Rakyat
a) Demokrasi Langsung
b) Demokrasi Perwakilan
c) Demokrasi Perwakilan Sistem Referendum
3. Berdasarkan Titik Perhatian
a) Demokrasi Formal, sistem politik tanpa menghilangkan kesenjangan dalam
bidang ekonomi.
b) Demokrasi Material, sistem politik yang fokus pada usaha menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi.
D. Prinsip Demokrasi
1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik
a) Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif)
b) Pemerintahan konstitusional
c) Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
d) Pers yang bebas
e) Perlindungan terhadap hak asasi manusia
2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)
a) Pemusatan kekuasaan
b) Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional
c) Rule of Power
d) Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan musyawarah tetapi melalui dekrit
e) Pemilihan umum yang tidak demokratis.
f) Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab.
3. Demokrasi sebagai sistem politik
a) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
c) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f) Menjamin tegaknya keadilan.

6) Makalah 6 : NEGARA HUKUM DAN HAM


A. Pengertian Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia
1. Pengertian Negara Hukum
Gagasaan Plato tentang Negara hukum semakin tegas ketika di dukung oleh
Aristoteles (murid Plato), yang menuliskannya dalam buku Politica. Menurut
Aristoteles, suatu negara yang baik adalah negara yang di perintah dengan konstitusi
dan berkedaulatan hukum.
2. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu dengan instansi.
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
3. Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia
a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights”
b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
Pemerintahan atau yang disebut “rights of legal equality”
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau “social and culture rights”
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan peraturan
“procedural rights”
B. Hubungan Negara Hukum dan HAM di Indonesia
Sebagai negara yang berlandaskan pancasila konsep negara hukum Indonesia
merupakan konsep negara hukum pancasila. Di Indonesia, sebagai sebagai negara
demokrasi pancasila, perlindungan HAM menjadi tujuan sekaligus prasyarat bagi
berjalannya demokrasi. HAM dan demokrasi memiliki hubungan yang sangat erat.
HAM tidak mungkin eksis di suatu negara yang bersifat tidak demokrati, tetapi
sebaliknya negara yang demokratis pasti menjamin eksistensi HAM. Suatu negara
belum dapat dikatakan demokratis apabila tidak menghormati dan melindungi HAM.
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi
negara hukum.
C. Kerangka Hukum HAM
Terdapat dua kerangka penting dalam konsep HAM di Indonesia yaitu aspek
perlindungan astas hak yang bersifat individual (individual protection) dan aspek
perlindungan negara.Perlindungan individual mengandung makna bahwa konsep hak
asasi individu bangsa Indonesia harus dipelihara dalam kerangka state obligation untuk
melindungi segenap rakyatnya.
Kerangka HAM Indonesia juga diatur dalam ketetapan MPR. Ketetapan MPR adalah
peraturan perundang-undangan yang secara langsung terletak di bawah undang-undang
dasar, UUD 1945.
D. Hambatan Penegakan HAM di Indonesia Sebagai Negara Hukum Faktor penyebab
terhambatnya HAM di Indoneisa :
1. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang
memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri, berbeda dengan bangsa
yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme)
2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan
umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme)
3. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan
pengadilan).
4. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.

7) Makalah 7 : KETAHANAN NASIONAL


A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keulatan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik
yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya.
B. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
1. Sifat manunggal : Segenap aspek kehidupan Nasional tersebut harus merupakan
suatu kesatuan yang bulat/utuh sehingga mewujudkan suatu yang menunggal.
2. Sifat mawas kedalam : Mawas ke dalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih
memperhatikan ke dalam dirinya daripada keluar, oleh karena ketahanan nasional
terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan
mewujudkan hakekat dan sifat nasionalnya sendiri.
3. Sifat berwibawa : Ketahanan Nasional akan terwujud apabila suatu bangsa dapat
mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup aspek alamiah
maupun sosial, menjadi suatu kesatuan yang bulat.
4. Sifat berubah menurut waktu : Situasi dunia internasional akan selalu berubah dan
berkembang terus sesuai dengan kepentingan masing-masing negara berdasarkan
aspirasi nasionalnya masing-masing negara tersebut di dalam necapai tujuannya.
5. Sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan.
C. Asas Ketahanan Nasional
1. Asas Kebahagiaan dan Keamanan
2. Asas introspeksi dan eksternalitas
3. Asas kekeluargaan
4. Asas integrasi lengkap atau complete
D. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada
Kehidupan Bernegara
1. Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi. Ideologi didunia antara lain :
 Liberalisme (individualisme)
Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan
kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak.
 Komunisme (class theory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan
borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh
dianjurkan mengadakan resolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari
kaum kapitalis dan borjuis.
2. Pengaruh Aspek Politik
Politik di Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak
kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dan aktif yang artinya Indonesia dalam pergaulan internasional tidak nersifat reaktif
dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan aktif atas dasar cita-cita yang dimiliki
bangsa.
3. Pengaruh Aspek Ekonomi
Secara makro, sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem
perekonomian kerakyatan. Sistem perekonomian yang diterapkan suatu negara akan
memberikan corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan.
Sistem ekonomi liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat
perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh dari
luar.
4. Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Kebudayaan diciptakan oleh faktor-faktor dari manusia, lingkungan alam,
lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah Kebudayaan nasional merupakan
hasil interaksi dari budaya-budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar)
yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya
harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya
terhadap budaya lainnya.
5. Pengaruh Aspek Hankam
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan nasional merupakan salah satu fungsi
utama dari pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI beserta Polri sebagai
intinya, guna mencipatakan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan
ketahanan nasional Indonesia.
E. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan
Dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan
konseptual, yang didasari oleh pancasila sebagai landasan ideal dan UUD 1945
sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional
Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah),
inter-sektoral maupun multi disiplin. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai
pola dasar pembangunan nasional.

8) Makalah 8 : WAWASAN NUSANTARA


A. Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara merupakan kata kerja yang berasal dari bahasa Jawa. Wawas artinya
memandang. Jadi wawasan berarti pandangan , tinjauan , penglihatan tanggap indrawi.
Sedangkan nusantara berasal dari dua kata yakni nusa berarti pulau. Kemudian kata antara
diartikan sebagai tanah air Indonesia.
Jadi pengertian secara umum wawasan nusantara ialah cara pandang atau cara melihat
kesatuan kepulauan yang terletak diantara Asia dan Australia juga dua samudra Hindia dan
Pasifik. Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN wawasan nusantara
ialah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang jati diri dan lingkungan yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah demi tercapainya
tujuan nasional.
B. Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah(Countour)
2. Isi ( Content)
3. Tata laku ( Conduct)
C. Asas Wawasan Nusantara
a) Asas Solidaritas : perasaan emosional dan moral yang membentuk pada hubungan antar
individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya,kesamaan tujuan dan cita-cita
yang adanya kesetiakawanan serta rasa penanggungan.
b) Asas kejujuran : berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan nusantara yang
sangat penting yaitu berani berpikir dan bertindak hanya sesuai dengan fakta serta
kenyataan yang wajib dilakukan demi tercapainya kemajuan.
c) Asas Kesamaan Tujuan : mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama sebagai
contoh di masa kemerdekaan saat semua rakyat Indonesia melakukan tindakan untuk
berjuang bersama-sama mengusir para penjajah.
d) Asas Keadilan : seluruh elemen masyarakat yang mempunyai hak sama dalam
mendapatkan keadilan dan mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional dengan tidak
boleh merugikan pihak tertentu maupun mengutamakan kepentingan kelompok atau
golongan sendiri.
e) Asas Kerja Sama : Kerja sama serta koordinasi tersebut dapat dilaksanakan atas dasar
kesetaraan agar terciptanya efektivitas dalam mencapai tujuan bersama.
f) Asas kesetiaan : Kesetiaan menjadi dasar dalam menciptakan persatuan serta kesatuan
suatu negara karena rasa setia kawan atau solidaritas dapat menjadi kekuatan tersendiri
untuk menciptakan tujuan dan cita-cita nasional.
D. Hakekat Wawasan Nusantara
Menjaga keutuhan Nusantara secara menyeluruh dalam lingkup Nusantara demi
kepentingan bangsa.
E. Implementasi Wawasan Nusantara
• Implementasi dalam kehidupan politik, mewujudkan pemerintahan yang kuat aspiratif
dan dipercaya.
• Implementasi dalam kehidupan ekonomi , menciptakan tatanan ekonomi yang
benarbenar menjamin kesejahteraan rakyat
• Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, menerima dan menghormati segala
bentuk perbedaan
• Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan, menumbuhkan kesadaran cinta
tanah air dan membentuk sikap bela negara.

9) Makalah 9 : INTEGRASI BANGSA


A. Pengertian Integrasi
Integrasi nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu "integrate" yang artinya
menggabungkan dan "nation" artinya bangsa. Sehingga Integrasi Nasional adalah upaya
untuk menyatukan unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
B. Faktor yang Mempengaruhi Integrasi Bangsa 1. Faktor Pendorong Integrasi Nasional.
a. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
sejarah.
b. Adanya ideologi nasional.
c. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu.
d. Adanya ancaman dari luar.

2. Faktor Pendukung Integrasi Nasional.


a. Penggunaan bahasa Indonesia.
b. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa.
c. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni
Pancasila.
d. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong.
3. Faktor penghambat integrasi nasional.
a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan.
b. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
c. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia.
C. Ancaman Terhadap Integrasi Bangsa
1. Ancaman Militer : ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
membahayakan kedaulatan negara. Contoh : Agresi, invasi, Bombardemen,
Blokade, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan.
2. Ancaman Non Militer : ancaman yang tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak
terlihat seperti ancaman militer. Contoh : ancaman berdimensi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, teknologi informasi, keselamatan umum.
D. Macam Macam Integrasi Bangsa
1. Integrasi Asimilasi, adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan dengan
menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya.
2. Integrasi Akulturasi, adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya.
3. Integrasi Normatif, adalah integrasi yang terjadi karena keberadaan norma-norma
yang berlaku dan mempersatukan masyarakat.
4. Integrasi Instrumental, adalah integrasi yang terjadi dan tampak secara nyata
sebagai akibat adanya keseragaman antar individu dalam masyarakat.
5. Integrasi Ideologis, adalah integrasi yang terjadi dan tampak secara nyata karena
adanya ikatan spiritual atau ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi Fungsional, adalah integrasi yang terjadi karena adanya berbagai fungsi
tertentu dari semua pihak di dalam masyarakat.
7. Integrasi Koersif, adalah integrasi yang terjadi karena adanya pengaruh dari
penguasa dan sifatnya memaksa.

E. Proses Integrasi Bangsa di Indonesia


Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo (1993) dapat dibagi
dalam dua jenis. yang pertama yaitu Modal awal integrasi nasional adalah adanya rasa
senasib dan sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Memasuki abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan menjadi salah
satu titik awal kebangkitan nasional. Pada dekade 1920-an, para pemuda tampil di
dalam panggung sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan
untuk menuju Indonesia yang merdeka.
Kemudian Proses tersebut yang diibaratkan sebagai suatu "ruang tengah" merupakan
suatu proses integrasi kebudayaan (proses organisasi di bidang sosial dan politik, proses
progresif di bidang ekonomi dan pendidikan, dan proses ekspresif di bidang keagamaan
dan kesenian).

10) Makalah 10 : GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI INDONESIA


A. Pengertian Geopolitik Dan Geostrategi Indonesia
1. Pengertian Geopolitik
Geo artinya bumi atau wilayah dan politik artinya kekuasaan. Jadi Geopolitik
Indonesia adalah wilayah yang menjadi kekuasaan Indonesia.
2. Pengertian Geostrategi
Geografi artinya ruang hidup nasional, wadah atau tempat dan strategi artinya ilmu
dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu. .Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam
memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan,
tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional Indonesia.
B. Hubungan Geostrategi dan Geopolitik
Untuk implementasi dari geopolitik ini diperlukan sebuah strategi atau cara agar dapat
tercapai secara maksimal. Implementasi itu disebut dengan geostrategi. Sehingga antara
geopolitik dan geostrategi tidak bisa dipisahkan untuk memajukan sebuah negara.
Keduanya saling berkaitan karena geopolitik sebagai landasan awal dalam melakukan
perluasan politik dan geostretegis sebagai pertimbangan potensi yang dimiliki suatu
negara.
C. Kebijakan Gostrategi Indonesia
1. Kebijakan Pembangunan Kekuatan, meliputi pembangunan kemampuan nasional
di bidang pertahanan pada tingkat kebijakan dan operasional.
2. Kebijakan Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan, didasarkan pada doktrin dan
strategi Sishankamrata yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan ancaman
yang dihadapi Indonesia.
3. Kebijakan Penganggaran, Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam
mengalokasikan anggaran pertahanan merupakan kendala yang sangat besar bagi
pembangunan dan pengerahan kekuatan pertahanan negara.
4. Kebijakan Internasional, mengarah dalam kerangka pengembangan kekuatan
maupun dalam kerangka pengerahan dan penggunaan kekuatan.
5. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Nasional
6. Kebijakan Pembangunan Postir Pertahanan, Postir pertahanan dikembangkan dari
kondisi lingkungan strategis dan kemampuan untuk mendukung anggaran
pertahanan,
7. Kebijakan Pengawasan dalam Mengelola Kebijakan
D. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan
Pancasila, yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu nilai-nilai ketuhanan
dan kemanusiaan yang luhur. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena
penjajahan itu tidak mencerminkan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Oleh karena itu
bangsa Indonesia juga menentang konsep ekspansionisme dan perebutan kekuasaan
yang berkembang di Barat.

Anda mungkin juga menyukai