Nim : 1860101223304
Kelas : HES 2G
Matkul : PKN
TUGAS RESUME MAKALAH PKN
1) Makalah 1 : MAKSUD DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Educational merupakan pelajaran atau
matakuliah yang bersifat umum atau fundamental. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pendidikan atau pemahaman yang digunakan untuk mencerdaskan bangsa
(terutama generasi muda) dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sesuai
dengan nilai-nilai luhur negara agar mampu berpartisipasi dalam pembelaan negara
untuk membangun dan memajukan suatu negara.
B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian ilmu pengetahuan yang memiliki
landasan filsafat baik ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Secara ontologis,
Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material, yaitu nilai, moral, dan budi pekerti.
Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikaji dan dibahas
melalui pendekatan akademik dan ilmiah. Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan
urgensi Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan
pendidikan budi pekerti.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ada beberapa aspek didalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yaitu:
Persatuan dan kesatuan bangsa; Norma, Hukum dan peraturan; Hak asasi manusia;
Kebutuhan warga negara; Konstitusi negara; Kekuasaan dan politik; Ideologi Pancasila;
Globalisasi.
D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah menumbuhkan
kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadikan masyarakat
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Tujuan menurut para ahli : Maftuh dan supriya ~ untuk membentuk negara yang baik
(good citizen) ; Djahari ~ Tujuan umum: tujuan umum yang hendak dicapai berorientasi
pada tujuan pendidikan nasional yang berbunyi "Mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan khusus : tujuan khusus yang
hendak dicapai dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membina moral
masyarakat agar dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari ; Mubarokah ~
Membantu generasi muda untuk mendapatkan pemahaman mengenai cita-cita nasional
atau tujuan negara. ; Nu’man Somantri ~ tujuan dari pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk memudahkan para siswa dalam melakukan internalisasi nilai moral.
2) Makalah 2 : IDENTITAS NASIONAL
A. Hakikat dan Pengertian Identitas Nasional
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membuatnya berbeda dengan bangsa lainnya. Kekhasan tersebut yang kemudian
disebut dengan identitas nasional. Dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris
yaitu identity yang artinya ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri.Secara keseluruhan
identitas nasional berasal dari kata “national identity” yang memiliki arti kepribadian
nasional atau jati diri nasional.
B. Dimensi Identitas Nasional
1. Pola perilaku, gambaran perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti adat istiadat, budaya, hormat kepada orang tua.
2. Simbol - simbol, sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. Misal :
bendera, lagi kebangsaan, bahasa
3. Instrumen properti, merupakan sejumlah perangkat atau sarana manusia yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Seperti masjid, candi.
4. Tujuan bersama, adalah harapan dan cita-cita bersama bangsa yang kompetitif dan
bermartabat.
C. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
1. Faktor objektif : meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi geografis
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia
Tenggara.
2. Faktor subjektif : meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia.
Berdasarkan parameter sosiologi faktor pembentuk identitas nasional adalah: suku
bangsa, kebudayaan, bahasa, kondisi geografis.
D. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
Setiap bangsa memiliki identitasnya. Dengan memahami identitas bangsa diharapkan
akan memahami jati diri bangsa sehingga menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa.
Dalam arti luas karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Sehingga karakter bangsa dapat diartikan
tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain.
E. Pemberdayaan Identitas Nasional
Dapat disimpulkan pemberdayaan identitas nasional adalah suatu upaya, daya dan
kekuatan bangsa dalam menjaga eksistansi identitas nasional ditengah era globalisasi.
Globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap generasi muda. Oleh sebab itu, perlu
adanya pemberdayaan identitas nasional khususnya bagi generasi muda dengan cara
menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila Bangsa Indonesia. Upaya pemberdayaan
Identitas Nasional: Realitas, Idealitas, Fleksibilitas.
b) Peran aktif merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat (berpatisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi
keputusan publik.
c) Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
C. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila
1. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak.
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,dan nilai keadilan. Nilai-nilai
dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilainilai yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental merupakan nilai yang berlaku untuk kurun waktu dan kondisi
tertentu, lebih bersifat kontekstual (menyesuaikan dengan perkembangan zaman),
wujudnya berupa kebijakan/peraturan strategi, program, organisasi, sistem, rencana.
Hal yang menjadi nilai instrumental dari nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilainilai
yang terdapat dalam UUD NRI Tahun 1945.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI
Tahun 1945:
a) Hak atas Kewarganegaraan
b) Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
c) Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan
d) Hak dan kewajiban bela negara
e) Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
f) Kemerdekan Memeluk Agama
g) Pertahanan dan Keamanan Negara
h) Hak Mendapat Pendidikan
i) Kebudayaan Nasional Indonesia
j) Perekonomian Nasional
k) Kesejahteraan Sosial
3. Nilai Praksis
Nilai praksis sifatnya dinamis, penerapan nilai-nilai dalam kenyataan sehari-hari
baik oleh lembaga kenegaraan/organisasi dan warganegara. Nilai praksis pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai instrumental. Dengan kata lain,
nilai praksis merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
peraturan perundang-undangan yang terwujud dalam sikap dan tindakan sehari hari.
D. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
a. Pelanggaran hak warga negara:
• Pelanggaran Kebebasan Berpendapat.
• Menggunakan budaya kekerasan atau main hakim sendiri di masyarakat
• Pelanggaran hak asasi manusia (pemerkosaan, penculikan, pembunuhan,
dll) Contoh kasus :
• Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih
terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak
hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan
masih terjadi, dan sebagainya.
• Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup
tinggi.
• Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
sebagainya.
b. Pengingkaran kewajiban warga negara:
• Melanggar Peraturan Perundang-undangan
• Merusak Lingkungan Hidup Contoh kasus :
• Membuang sampah sembarangan
• Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi
tetapi tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi
ramburambu lalu lintas, berkendara tetapi tidak membawa Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK).
• Merusak fasilitas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum,
merusak jaringan telepon.
• Tidak membayar pajak kepada negara.
4) Makalah 4 : NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian Negara
Istilah negara diterjemahkan dari kata asing “staat” (bahasa Belanda dan Jerman),
“State” (bahasa Inggris), “Etat”(bahasa Prancis) yang dialihkan dari bahasa Latin
“Status” atau “Statum”. Kata ini merupakan istilah yang abstrak yang menunjukan
tegak dan tetap. Menurut Aristoteles negara adalah persekutuan daripada keluarga dan
desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya. Negara yang dimaksud adalah
negara hukum yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut serta dalam
permusyawaratan negara (ecclesia).
Pada intinya negara adalah suatu organisasi masyarakat yang harus memenuhi tiga
unsur konstitutif, yaitu adanya penduduk (rakyat); adanya wilayah (daerah); dan adanya
penguasa atau pemerintah yang berdaulat.
B. Unsur Negara
1. Unsur Konstitutif
a) Wilayah
1) Daratan. Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
2) Lautan. Tentang batas lautan ditetapkan sebagai berikut:
• Batas laut territorial Setiap negara berdaulat atas lautan teritorial yang
jaraknya sampai 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai.
• Batas zona bersebelahan Di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut
atau 24 mil dari pantai.
• Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) ZEE adalah wilayah laut suatu
negara pantai yang batasnya 200 mil laut diukur dari pantai.
• Batas landas benua Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara
yang batasnya lebih dari 200 mil laut.
3) Udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam
Perjanjian Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933).
4) Wilayah Ekstrateritorial
Suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hukum internasional, maka
dianggap sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara. Hal – hal
yang termasuk dalam ketetapan hukum internasional tersebut yakni, kapal –
kapal yang berlayar di laut terbuka di bawah bendera Negara tertentu dan
tempat atau daerah kerja perwakilan diplomatik
b) Rakyat
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili
di suatu negara. Kalau seseorang dikatakan bertempat tinggal menetap di suatu
negara berarti sulit untuk dikatakan sampai kapan tempat tinggal itu.Penduduk
yang merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur
sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga
negara.
c) Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah yang berdaulat, berarti pemerintah yang memegang kekuasaan
tertinggi di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan
pemerintah negara lain. Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat
itu berkuasa ke dalam dan ke luar:
1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati
dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu.
2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati
dan diakui oleh negara-negara lain.
Pengakuan oleh Negara Lain, Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada
hukum internasional. Pengakuan itu bersifat deklaratif/evidenter, bukan
konstitutif. Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa suatu
negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai
anggota baru dalam pergaulan antarnegara.
2. Unsur Deklaratif
a) De Jure
Pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah berdiri dan
menjalankan kekuasaan sebagaimana negara berdaulat lainnya
b) De Facto
Pengakuan secara hukum bahwa suatu negara telah berdiri dan diakui
kedaulatannya berdasarkan hukum internasional.
C. Pengertian Konstitusi
Konstitusi dalam ilmu politik memiliki arti sesuatu yang mencakup sistem
pemerintahan dari suatu negara dan merupakan himpunan peraturan yang mendasari
serta mengatur pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.
• Jenis Konstitusi
Berdasarkan bentuknya konstitusi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Konstitusi Tertulis : kumpulan aturan pokok dalam negara, bangunan negara dan
tata negara yang mengatur kehidupan bangsa dalam hukum negara. Contoh :
UUD 1945, UUD RIS, UUD sementara, UUD 1945 Hasil Amandemen.
2. Konstitusi Tidak Tertulis : dapat disebut juga dengan kovensi. Konvensi
memiliki arti sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah
negara. Contoh : keputusan MPR, pidato presiden pada sidang paripurna, adat
istiadat.
• Fungsi Konstitusi
Konstitusi mempunyai fungsi khusus untuk menentukan dan membatasi kekuasaan
negara, juga menjamin dan melindungi hak-hak warga negara dan hak asasi (HAM).
• Tujuan Konstitusi
Pada umumnya hukum memiliki tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Keadilan (justice): Sepadan dengan keseimbangan, kepatuhan, dan kewajaran.
2. Kepastian (certainty): Ketertiban dan ketentraman
3. Kegunaan (utility): Diharapkan dapat mewujudkan kedamaian hidup bersama.
5) Makalah 5 : DEMOKRASI INDONESIA
A. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti
rakyat dan “kratos” atau “kratein" yang berarti pemerintahan, sehingga kata demokrasi
berarti suatu pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti
kekuasaan itu pada hakikatnya yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
B. Jenis-Jenis Demokrasi
Berikut beberapa jenis demokrasi :
1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat