MASYARAKAT
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Antropologi
Disusun Oleh :
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang berjudul “MASYARAKAT”.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi memenuhi syarat nilai
akademik dari penulis dan memberikan sebuah pegangan pembelajaran yang berguna
dengan nilai-nilai positif yang bermanfaat di dalam kehidupan bagi para pembaca.
Makalah ini telah diupayakan secara maksimal, tetapi mungkin saja masih banyak
ditemukan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipergunakan sesuai fungsinya.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1. Latar belakang.................................................................................................................4
2. RumusanMasalah............................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT..........................6
1.Kehidupan Berkelompok Dalam Alam Binatang.................................................................6
2.Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia........................................................................7
B. BERBAGAI WUJUD KELOMPOK MANUSIA.............................................................8
C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT..................................................................................10
1. Masyarakat....................................................................................................................10
2. Kategori Sosial..............................................................................................................12
4. Kelompok Dan Perkumpulan........................................................................................14
5. Beragam Kelompok Dan Perkumpulan........................................................................16
6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia...............................................16
7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat..................................................................16
D. PRANATA SOSIAL..........................................................................................................17
1. Pranata...............................................................................................................................17
2. Pranata Dan Lembaga........................................................................................................17
3. Macam-Macam Pranata.....................................................................................................18
4. Pranata,Kedudukan Dan Peranan Sosial............................................................................19
E. INTEGRASI MASYARAKAT.........................................................................................19
1. Struktur Sosial....................................................................................................................19
2. Analisis Struktur Sosial.....................................................................................................20
BAB III....................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................21
1. Kesimpulan...................................................................................................................21
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang hidup secara kolektif, berbagai kekurangan membuat
manusia merasa butuh dengan orang lain. Dengan kolektifitas ini, manusia dapat hidup
secara bahu membahu, saling membantu sehingga membuat manusia semakin kuat
sehingga dapat bertahan dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
5
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT
1.KEHIDUPAN BERKELOMPOK DALAM ALAM BINATANG
Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan
individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
Ketergantugan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari
pembagian kerja tadi
7
beberapa ahli filsafat lain yang menunjukan bahwa lawan asas egoisme, yaitu asas
altruisme atau asas “hidup berbakti untuk kepentingan lain”, juga dapat membuat
jenis makhluk itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga dapat bertahan dalam proses
seleksi alam yang kejam. Justru karena altruisme yang kuat, maka jenis makhluk
berkelompok itu mampu mengembangkan suatu hubungan saling tolong-menolong
dan kerja sama yang serasi sehingga sebagai kelompok mereka menjadi begitu kuat
dapat bertahan hidup dalam alam yang kejam
2. KEHIDUPAN BERKELOMPOK MAKHLUK MANUSIA
Manusia adalah jenis makhluk yang juga hidup dalam kelompok dengan
demikian, maka pengetahuan mengenai asas-asas hidup berkelompok yang
sebenarnya telah dapat kita pelajari pada berbagai jenis protozoa,serangga, dan
binatang berkelompok tersebut, juga penting untuk mencapai pengertian mengenai
kehidupan berkelompok makhluk manusia. Walaupun demikian masih ada suatu
asasi yang sangat mendasar antara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan
kelompok manusia. Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan
berkomunikasi dalam kehidupan kelompok bersifat naluri.
Naluri merupakan suatu kemampuan yang telah terencana oleh alam dan
terkandung dalam gen jenis binatang yang tersangkutan. Sedangkan sistem
pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan
kelompok manusia tidak bersiafat naluri. Hal ini disebabkan karena lepas dari
pengaruh ciri-ciri ras, baik kaukasoid,mongoloid,negroid atau lainnya
8
dan tingkah laku manusia dalam kehidupan berkelompok, sebaiknya diadakan
pembedaan istilah juga. Kelakuan binatang dan kelakuan manusia yang prosesnya
telah direncanakan dalam gennya dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, seperti
refleks,kelakuan naluri, dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, kita sebut
kelakuan (behavior). Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana
dalam gennya, tetapi yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut
tindakan atau tingkah laku ( action). Oleh karena pola-pola tindakan laku manusia
adalah hasil belajar.
Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras,
melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi,
pada zaman sekarang ini wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar
terdiri dari banyak manusia, tersebar di muka bumi sebagai kesatuan-kesatuan
manusia yang erat, dan di sebut negara-negara nasional. Pada akhir abad ke-20 ini,
hampir semua manusia di dunia tergolong kedalam salah satu negara nasional. Di asia
tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia yang berwujud sebagai negara nasional
9
besar-kecil, seperti indonesia, malaysia, singapura, papua nugini, fhilipina, vietnam,
laos, kamboja, thailand, myanmar.
C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan
bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam
kesatuan tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah
lain untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus merupakan unsur-unsur dari
masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunikasi,kelompok, dan
perkempulan. Keenam istilah itu beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, dan
ciri-ciri lainnya, akan kita tinjau secara lebih mendalam berikut ini.
1. MASYARAKAT
Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius,
berarti ‘kawan’. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang
berarti ‘ikut serta, berpatisipasi’. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
paling ‘bergaul’ atau dengan istilah ilmiah, saling ‘berinteraksi’. Negara modern
misalnya, merupakan Suatu kesatuan manusia Berbagai macam prasarana, yang
memungkinkan para berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang tinggi.
Suatu negara modern mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan
raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara,jaringan
telekomunikasi,sistem radio dan tv, berbagai macam surat kabar di tingkat
nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara
deengan wilayah geografis yang lebih kecil berpontensi untuk berinteraksi secara
intensif dari pada negara dengan wilayah goegrafis yang sangat luas. Tambah pula
bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.
11
apapun juga, tidak disebut masyarakat,sebaliknya untuk sekumpulan manusia itu di
pakai istilah kerumunan. Di dalam bahasa inggris telah dipakai istilah crowd.istilah
yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola
tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas kesatuan
itu.lagi pula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu; dengan kata lain, pola
khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian, suatu
asrama pelajar,suatu akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita sebut
masyarakat karena meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari
murid,guru,pegawai administrasi, serta karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah
lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain-lain, namun sistem
normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja. Sedangkan
sebagai kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya bersifat sementara,
artinya tidak ada kontinuitasnya. Selain ikatan adat istiadat khas yang meliputi
sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga
mempunyai ciri lain, yaitu sautu raasa identitas bahwa mereka memang merupakan
suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia
Ciri ini memang dimiliki oleh penghuni suatu asrama atau anggota suatu
sekolah. Akan tetapi, tidak adanya norma yang menyeluruh dan tidak kontinuitas,
menyebabkan penghuni suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak bisa disebut
masyarakat sebaliknya suatu negara, suatu kota, atau desa misalnya merupakan
kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu;
Kontinuitas waktu
Itulah sebabnya suatu negara atau desa dapat kita sebut masyarakat dengan
demikian ketiga ciri terurai sebelumnya maka definisi mengenai masyarakat secara
khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut: masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Definisi itu menyerupai
12
suatu definisi yang diajukan oleh J.L.GILLIN dan J.P.GILLIN dalam buku mereka
curutal sociology yang merumuskan bahwa masyarakat atau society adalah ‘ the
largest grouping in which common customs, trdisitions, atitudes and feelings of unty
are operative’ unsur grouping dalam definisi itu menyerupai unsur ‘kesatuan hidup’
dalam definisi kita common customs dan traditions adalah unsur ‘adat-istiadat’ dan
‘kontinuitas’ dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity
sama dengan unsur ‘identitas bersama’. Suatu tambahan dalam definisi gillin adalah
unsur (the largest) ‘terbesar’ yang memang tidak di muat dalam definisi kita, dalam
bukunya, azas-azas sosiologi guru besar ilmu sosiologi universitas gadjah mada,
M.M. Djojodigoeno, membedakan antara konsep ‘masyarakat dalam arti yang luas
dan sempit’.
3. GOLONGAN SOSIAL
14
tersebut di atas orang indonesia pada umumnya menganggap golongan pemuda
sebagai golongan yang terdiri dari orang-orang muda seperti itu.
Suatu golongan sosial yang terpandang dalam suatu masyarakat, belum tentu
terpandang dalam masyarakat lain.’golongan pemuda’ masyarakat indonesia belum
tentu terpandang dalam masyarakat-masyarakat di luar indonesia, skandinavia
misalnya. Contohnya lain,’gologan petani’ yang merupakan suatu golongan yang
terpandang dalam negara-negara yang ekonominya berdasarkan usaha agraria seperti
indonesia, sama sekali tidak terpandang dalam masyarakat lain yang berdasarkan
industri atau perdagangan. Sebaliknya, dalam masyarakat negara-negara tersebut
terakhir, ‘golongan usahawan’ lah yang pasti merupakan orang terpandang.golongan
sosial dari orang-orang yang mempunyai ciri penggabungan suatu profesi tertentu
biasanya juga merupakan kesatuan manusia yang selain terikat oleh persamaan ciri
objektif, juga oleh dua unsur terikat oleh etika dokter dan identitas sosial. Suatu
golongan sosial dapat juga timbul karena padangan negatif dari orang lain di luar
golongan itu. Misalnya: golongan negro atau blacks dalam masyarakat negara amerika
serikat, di sebabkan karena ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan
membedakan mereka dari warga negara amerika serikat lainnya yang mempunyai ciri-
ciri kaukasoid. Sebagai suatu golongan sosial dalam masyarakat negara amerika
serikat tidaka mempunyai adat-istiadat dan sistem norma khusus dan berbeda dari
golongan sosial yang lain.kalau pun sifat khusus itu ada, perbedaannya hanyalah
bersifat minim dan di sebabkan karena banyak di antara blacks di amerika serikat itu
termasuk golongan miskin sehingga kekhususan tadi di sebabkan karena gaya hidup
mereka miskin. Namun tidak sedikit juga orang blacks disana yang telah menjadi kaya
atau terpelajar, dan adat-istiadat serta sistem norma mereka tidak banyak berbeda dari
adat-istiadat dan norma warga negara amerika serikat lainnya.
Walaupun demikian, mereka tetap saja mempunyai rasa identitas sosial sebagai
suatu golongan dengan pandangan-pandangan stereotipe yang biasanya merendahkan
mereka. Dalam masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut
golongan sosial, yaitu lapisan, atau kelas sosial. Walaupun konsep golongan sosial
dapat dibedakan dari konsep kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma,rasa identitas sosial, dan kontinuitas; namun konsep golongan sosial itu
sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk di sebut
15
masyarakat. Hal itu di sebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang
tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial
4. KELOMPOK DAN PERKUMPULAN
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi
syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya
adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya
kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota
tadi. Namun, selain ketiga ciri tadi , suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok
juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sitem pimpinan, dan selalu
tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang secara berulang
berkumpul dan kemudian bubar lagi. Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga
dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa kini,yaitu negara, namun
istilah kelompok tidak dikenakan pada negara. Tidak pernah orang bicara tentang
‘kelompok indonesia’ apabila yang dimaksud adalah negara republik indonesia. Kota
dan desa mempunyai organisasi dan sistem pimpinan tidak bisa disebut kelompok.
Karena kelompok itu selalu lebih kecil dari suatu negara.hal ini di sebabkan karena
ciri lokasi itu bukan khas dari kelompok. Memang ada kelompok-kelompok yang
mempunyai lokasi tertentu, seperti persatuan sepak bola indonesia mataram (PSIM),
sebaliknya ada kelompok-kelompok yang tidak mempunyai lokasi tertentu, seperti
suatu kelompok-kelompok kekerabatan. Contohnya adalah marga tarigan, yang tidak
mempunyai lokasi daerah kaban jahe ditanah karo, tetapi juga di puluhan daerah lain
di indonesia. Pendeknya, unsur lokasi tidak merupakan unsur yang menentukan hidup
matinya suatu kelompok.
Organisasi yang tidak dibentuk dengan sengaja, tetapi telah terbentuk karena
ikatan ilmiah dan ikatan keturunan yang mengikat warganya dengan adat-istiadat
dan sistem norma yang sejak dulu telah tumbuh dengan tidak disengaja.
Organisasi yang dibentuk dengan sengaja sehingga aturan-aturan dan norma yang
mengikat anggotanya juga di susun dengan sengaja
16
Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan
17
Perkumpulan tadi dapat di anggap sebagai beberapa contoh diantara berpuluh macam
perkumpulan lain yang mungkin ada dalam suatu masyarakat yang kompleks
6. IKHTISAR MENGENAI BERAGAM WUJUD KESATUAN MANUSIA
Istilah ‘ masyarakat’ di pakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia yaitu
‘komunitas’ ( yang menekankan pada aspek lokasi hidup dan wilayah) dan konsep
‘kelompok’ ( yang menekankan pada aspek organisasi dan pimpinan dari suatu
kesatuan manusia). Adapun tiga wujud kesatuan manusia ( yaitu ‘ kerumusan’
‘kategori sosial’ dan ‘golongan sosial’) tidak dapat disebut ‘masyarakat’
7. INTERAKSI ANTARINDIVIDU DALAM MASYARAKAT
Dalam hal mengenalisis proses interaksi antara individu –individu lain .
masyarakat, kita harus membedakan dual hal, yaitu; 1. Kontak, dan 2. Komunikasi.
Kontak antara individu juga tidak hanya mungkin pada jarak dekat misalnya
‘berhadapan muka’ juga tidak hanya pada jarak sejauh kemampuan pancaindra
manusia, tetapi alat-alat kebudayaan manusia masa kini seperti tulisan, buku surat
kabar,telepon.radio,televisi memungkin individu-individu berkontak pada jarak yang
sangat jauh
D. PRANATA SOSIAL
1. PRANATA
Dari hari ke hari manusia melaksanakan banyak tindakan interaksi antarindividu
dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara semua tindakannya yang berpola tadi,
perlu di adakan perbedaan antara tindakan-tindakan yang di laksanakannya menurut
pola-pola yang tidak resmi dengan tindakan-tindakan yang di laksanakannya
menurur pola-pola yang resmi. Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta
adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh
perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompelks kebutuhan manusia dalam
masyarakat, dalam ilmu sosiologi dan antrpologi di sebut pranata, atau dalam bahasa
inggris institution.
18
aktivitas manusia dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan
penulis konsep institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi
2. PRANATA DAN LEMBAGA
Istilah indonesia untuk institute adalah ‘lembaga’ maka sesuai dengan itu dalam
bahasa surat kabar dan bahasa populer di indonesia sering kita baca istilah
‘dilembagakan’. Padahal, antara ‘pranata’ dan ‘lembaga’ harus diadakan pembedaan
secara tajam. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu
aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan
atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu
3. MACAM-MACAM PRANATA
Perbedaan antara lembaga dan pranata
Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan kedalam paling sedikit
delapan golongan yaitu:
19
5. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.
Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu
kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang hanya
dapat di peroleh dengan usaha. Golongan yang pertama disebut kedudukan
tergariskan (ascribed status) dan yang kedua disebut kedudukan di usahakan
(achieved status).
20
E. INTEGRASI MASYARAKAT
1. STRUKTUR SOSIAL
Dasar pikirannya mengenai struktur sosial itu secara singkat adalah seperti yang
terurai dibawah ini:
1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa
dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap
susunan hubungan antara molekul-molekul ysng menyebabkan adanya berbagai
zat.
2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam
masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan sekejab pandangan,
dan harus di abstraksikan sacara induksi dan dari kenyataan kehidupan masyarakat
yang konkret.
4. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar
belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,
perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.
6. Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-
batas dari suatu masyarakat tertentu
2. ANALISIS STRUKTUR SOSIAL
Dalam suatu masyarakat kecil dan lokal, kehidupan kekerabatan merupakan
suatu sistem yang sering kali bersifat mat ketat, yang memang mempengaruhi suatu
lapangan kehidupan yang sangat luas, sehingga menyangkut banyak sektor
kehidupan masyarakat. Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat serupa
itu dapat memberi pengertian mengenai banyak kelompok dan pranata sosial lain.
21
Demikian juga menganalisis prinsip-prinsip sistem dalam suatu masyarakat kecil
sama dengan menganalisis kerangka dasar dari seluruh masyaraka. Antropologi yang
mempunyai pengalaman cukup lama justru dalam hal meneliti masyarakat lokal,
telah mengembangkan berbagai metode dan konsep , mengenai berbagai sistem
kekerabatan yang beragam. Itulah sebabnya banyak sarjana antropologi
mempelajari struktur sosial melalui analisis dari sistem kekerabatan dalam
masyarakat yang bersangkutan
22
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain).
2. Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-
masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.
23