Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MASYARAKAT
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Antropologi

Dosen pengampu Endang Wahyu A.S.Sos,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Desi Adinda Putri (2086206023)


2. M. Ihsan Misbah K (2086206037)
3. Nurul Azizah (2086206015)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP PGRI SIDOARJO 2021

1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang berjudul “MASYARAKAT”.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi memenuhi syarat nilai
akademik dari penulis dan memberikan sebuah pegangan pembelajaran yang berguna
dengan nilai-nilai positif yang bermanfaat di dalam kehidupan bagi para pembaca.
Makalah ini telah diupayakan secara maksimal, tetapi mungkin saja masih banyak
ditemukan kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipergunakan sesuai fungsinya.

Sidoarjo,21 Desember 2021

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1. Latar belakang.................................................................................................................4
2. RumusanMasalah............................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT..........................6
1.Kehidupan Berkelompok Dalam Alam Binatang.................................................................6
2.Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia........................................................................7
B. BERBAGAI WUJUD KELOMPOK MANUSIA.............................................................8
C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT..................................................................................10
1. Masyarakat....................................................................................................................10
2. Kategori Sosial..............................................................................................................12
4. Kelompok Dan Perkumpulan........................................................................................14
5. Beragam Kelompok Dan Perkumpulan........................................................................16
6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia...............................................16
7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat..................................................................16
D. PRANATA SOSIAL..........................................................................................................17
1. Pranata...............................................................................................................................17
2. Pranata Dan Lembaga........................................................................................................17
3. Macam-Macam Pranata.....................................................................................................18
4. Pranata,Kedudukan Dan Peranan Sosial............................................................................19
E. INTEGRASI MASYARAKAT.........................................................................................19
1. Struktur Sosial....................................................................................................................19
2. Analisis Struktur Sosial.....................................................................................................20
BAB III....................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................21
1. Kesimpulan...................................................................................................................21

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang hidup secara kolektif, berbagai kekurangan membuat
manusia merasa butuh dengan orang lain. Dengan kolektifitas ini, manusia dapat hidup
secara bahu membahu, saling membantu sehingga membuat manusia semakin kuat
sehingga dapat bertahan dalam mempertahankan kelangsungan hidup.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society ) adalah sekelompok orang yang


membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
“masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain).Umumnya,istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.Kata society berasal dari bahasa latin,
societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari
kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata
sosial.

Menurut ahli seperti menurut Koentjaraningrat Masyarakat adalah kesatuan hidup


manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata


pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikultural tradisional

5
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada
makalah ini adalah :

1. Bagaimana defenisi kehidupan berkelompok dan definisi masyarakat ?

2. Bagaimana berbagai wujud kelompok manusia ?

3. Apa unsur-unsur masyarakat?

4. Bagaimana pranata sosial?

5. Bagaimana integritasi masyarakat?

6
BAB II

PEMBAHASAN
A. KEHIDUPAN BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT
1.KEHIDUPAN BERKELOMPOK DALAM ALAM BINATANG

Bukan hanya makhluk manusia saya,melainkan juga banyak jenis makhluk


lain yang hidup bersama individu-individu sejenisnya dalam sebuah kelompok. Dari
ilmu mikrobiologi,misalnya,kita mengetahui bahwa banyak jenis protozoa hidup
bersama makhluk sel sejenis dalam suatu kelompok sebanyak ribuan sel yang masing-
masing tetap merupakan individu sendiri-sendiri.dalam kelompok protozoa misalnya
jenis hydractinia itu,ada suatu pembagian kerja yang nyata antara subkelompok.ada
subkelompok yang terdiri dari ratusan sel yang fungsinya mencari makan bagi seluruh
kelompok; ada subkelompok lain yang fungsinya memproduksi jenis dengan cara
membela diri; ada subkelompok yang fungsinya meneliti keadaan lingkungan dengan
kemampuannya membedakan suhu yang terlampau tinggi atau terlampau rendah,
untuk mendeteksi adanya bahan yang dimakan, adanya lingkungan yang cocok untuk
memproduksi dan lain-lain. Selain makhluk sel dan serangga juga banyak jenis
binatang yang lebih tinggi, seperti : ikan, burung, serigala, banteng, dan makhluk-
makhluk primata, hidup sebagai kesatuan kelompok.Beberapa ciri yang dapat kita
anggap ciri khas kehidupan kelompok, yaitu;

 Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan
individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.

 Ketergantugan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari
pembagian kerja tadi

 Kerja sama antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan tadi

 Komunikasi antarindividu yang diperlukan guna melaksanakan kerja sama tadi

 Diskiriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kelompok dan


individu-individu dari luarnya

Mengenai asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah itu,


beberapa ahli filsafat seperti H.spencer pernah menyatakan bahwa asas egoisme atau
asas” mendahulukan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan lain. Sebaliknya, ada

7
beberapa ahli filsafat lain yang menunjukan bahwa lawan asas egoisme, yaitu asas
altruisme atau asas “hidup berbakti untuk kepentingan lain”, juga dapat membuat
jenis makhluk itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga dapat bertahan dalam proses
seleksi alam yang kejam. Justru karena altruisme yang kuat, maka jenis makhluk
berkelompok itu mampu mengembangkan suatu hubungan saling tolong-menolong
dan kerja sama yang serasi sehingga sebagai kelompok mereka menjadi begitu kuat
dapat bertahan hidup dalam alam yang kejam
2. KEHIDUPAN BERKELOMPOK MAKHLUK MANUSIA
Manusia adalah jenis makhluk yang juga hidup dalam kelompok dengan
demikian, maka pengetahuan mengenai asas-asas hidup berkelompok yang
sebenarnya telah dapat kita pelajari pada berbagai jenis protozoa,serangga, dan
binatang berkelompok tersebut, juga penting untuk mencapai pengertian mengenai
kehidupan berkelompok makhluk manusia. Walaupun demikian masih ada suatu
asasi yang sangat mendasar antara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan
kelompok manusia. Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan
berkomunikasi dalam kehidupan kelompok bersifat naluri.

Naluri merupakan suatu kemampuan yang telah terencana oleh alam dan
terkandung dalam gen jenis binatang yang tersangkutan. Sedangkan sistem
pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan
kelompok manusia tidak bersiafat naluri. Hal ini disebabkan karena lepas dari
pengaruh ciri-ciri ras, baik kaukasoid,mongoloid,negroid atau lainnya

Apabila ditemukan suatu tingkah laku yang efektif dalam menanggulangi


suatu masalah hidup maka tingkah laku itu tentu diulanginya setiap kali masalah
serupa timbul. Kemudian orang mengomunikasikan pola tingkah laku baru tadi
kepada individu-individu lain dalam kelompok dan terutama kepada keturunannya
sehingga pola itu menjadi mantap dan menjadi suatu adat yang dilaksanakan oleh
sebagian besar warga kelompok itu. Dengan demikian, banyak dari pola tingkah
laku manusia yang telah menjadi adat-istiadat itu dijadiakan milik dirinya dengan
belajar.

Kelakuan binatang berkelompok (animal behavior) yang berakar dalam


naluri, pada manusia menjadi tingkah laku yang dijadiakan milik diri dengan belajar
(learned action). Agar ada suatu pembedaan yang tajam antara kelakuan binatang

8
dan tingkah laku manusia dalam kehidupan berkelompok, sebaiknya diadakan
pembedaan istilah juga. Kelakuan binatang dan kelakuan manusia yang prosesnya
telah direncanakan dalam gennya dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, seperti
refleks,kelakuan naluri, dan merupakan milik dirinya tanpa belajar, kita sebut
kelakuan (behavior). Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana
dalam gennya, tetapi yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut
tindakan atau tingkah laku ( action). Oleh karena pola-pola tindakan laku manusia
adalah hasil belajar.

Proses perubahan yang berbeda-beda menyebabkan timbulnya ragam


kesatuan hidup manusia yang berada di muka bumi ini. Apabila sejenis serangga
lebah tetap sama pola kelakuan dan cara hidupnya dimana pun ia berada, tidaklah
demikian halnya pola tingkah laku dan hidup manusia dia asia,afrika,amerika
utara,amerika latin atau eropa

B. BERBAGAI WUJUD KELOMPOK MANUSIA


Manusia di muka bumi saat ini berjumlah lebih dari tiga miliar dan seluruh
makhluk jenis homo sapiens itu menampakkan suatu keragaman yang disebabkan
karena ciri-ciri ras kaukasoid, mongoloid, negroid, dan beberapa ciri lain yang
berbeda-beda. Namun seperti yang telah tersebut tadi, beragam ciri ras itu tidak
menyebabkan timbulnya beragam pola tingkah laku manusia. Orang indonesia
misalnya, yang memiliki ciri-ciri ras mongoloid-melayu (orang indonesia pribumi)
tidak begitu berbeda dalam hal adat tingkah lakunya jika dibandingkan dengan orang
indonesia yang mempunyai ciri ras mongoloid cina selatan (orang indonesia
keturunan asing). Serupa itu juga ada orang amerika yang mempunyai ciri-ciri ras
negroid. Dalam hal adat tingkah laku, mereka tidak banyak berbeda karena kedua-
duanya berbicara bahasa inggris dan gaya hidup orang amerika.

Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras,
melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi,
pada zaman sekarang ini wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar
terdiri dari banyak manusia, tersebar di muka bumi sebagai kesatuan-kesatuan
manusia yang erat, dan di sebut negara-negara nasional. Pada akhir abad ke-20 ini,
hampir semua manusia di dunia tergolong kedalam salah satu negara nasional. Di asia
tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia yang berwujud sebagai negara nasional

9
besar-kecil, seperti indonesia, malaysia, singapura, papua nugini, fhilipina, vietnam,
laos, kamboja, thailand, myanmar.

Di eropa barat misalnya tampak kesatuan-kesatuan manusia yang juga


berwujud sebagai negara nasional besar-kecil, seperti inggris, belanda, prancis,
denmark, jerman, belgia, luksemburg, lechtenstein dan banyak yang lain, sebaliknya
dalam batas wilayah tiap negara nasional seperti yang disebut di atas tampak
kesatuan-kesatuan manusia yang lebih khusus, berbeda satu dengan yang lain. Hal ini
di sebabkan karena adat-istiadat dan bahasa suku-bangsa, kadang-kandang juga
karena agama, atau karena kombinasi dari keduanya.

Macam suku bangsa jawa, yang walaupun sama adat-istiadat maupun


bahasanya, berbeda mengenai agamanaya, yaitu satu beragama islam santri, dan
lainnya beragama islam kejawen. Demikian juga dalam batas wilayah negara inggris
misalnya, ada suku bangsa abglosaxon yang beragama kristen anglikan, dan suku
bangsa irish yang beragama katolik; atau di batas wilayah negara belgia di mana ada
suku bangsa flam yang berbahasa belanda, dan suku bangsa waals yang berbahasa
prancis.lebih khusus, dalam tiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup yang lebih
kecil lagi, yaitu desa dan kota.walaupun semua suku bangsa di negara-negara lain
pada umumnya dan di indonesia pada khususnya, mempunyai wujud seperti yang
terurai tadi, sebagai contoh konkret akan kita tinjau lebih khusus salah satu suku
bangsa, yaitu suku bangsa bali. Orang bali juga hidup dalam desa-desa maupun dalam
kota-kota di pulau bali.

Beragam kesatuan hidup manusia dalam suatu kesatuan negara nasional


mempunyai wujud yang lain. Beragam wujud ini bukan di sebabkan karena ada suku-
suku bangsa yang berbeda-beda, melainkan karena secara horisontal ada lapisan-
lapisan sosial yang berbeda-beda.warga dari suatu negara dapat kita golong-
golongkan misalnya ke dalam golongan petani, golongan buruh, golongan
pedagang,golongan pegawai,golongan bangasawan, dan lain-lain. Masing-masing
golongan tersebut mempunyai pola-pola tingkah laku, adat-istiadat, dan gaya hidup
berbeda-beda.golongan-golongan seperti itu seolah-olah merupakan lapisan-lapisan
sosial, karena ada penilaian tinggi rendah mengenai tiap golongan tadi oleh warga dan
negara yang bersangkutan.suatu negara dengan beramgam suku bangsa, seperti
indonesia terdapat lapisan sosial yang berlaku untuk seluruh negara. Selain itu juga
terdapat sistem-sistem pelapisan sosial di bali yang berwujud kasta
10
brahmana,satriya,vaisya, dan sudra, tidak berlaku misalnya dalam adat-istiadat
sunda,minangkabau,aceh,timor atau lainnya.

C. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan
bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam
kesatuan tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah
lain untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus merupakan unsur-unsur dari
masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunikasi,kelompok, dan
perkempulan. Keenam istilah itu beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, dan
ciri-ciri lainnya, akan kita tinjau secara lebih mendalam berikut ini.
1. MASYARAKAT
Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius,
berarti ‘kawan’. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang
berarti ‘ikut serta, berpatisipasi’. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
paling ‘bergaul’ atau dengan istilah ilmiah, saling ‘berinteraksi’. Negara modern
misalnya, merupakan Suatu kesatuan manusia Berbagai macam prasarana, yang
memungkinkan para berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang tinggi.
Suatu negara modern mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan
raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara,jaringan
telekomunikasi,sistem radio dan tv, berbagai macam surat kabar di tingkat
nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya. Negara
deengan wilayah geografis yang lebih kecil berpontensi untuk berinteraksi secara
intensif dari pada negara dengan wilayah goegrafis yang sangat luas. Tambah pula
bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.

Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul


atau berinteraksi itu merupakan masyarkat, karena suatu masyarakat harus
mempunyai suatu ikatan lain yang khusus. Sekumpulan orang yang mengerumuni
seorang tukang penjual jamu di pinggir jalan tidak dapat disebut sebagai suatu
masyarakat. Meskipun kadang-kadang mereka juga berinteraksi secara terbatas,
mereka tidak mempunyai suatu ikatan lain kecuali ikatan serupa perhatian terhadap
penjaul jamu tadi.demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu
pertandingan sepak bola, dan sebenarnya semua kumpulan manusia penonton

11
apapun juga, tidak disebut masyarakat,sebaliknya untuk sekumpulan manusia itu di
pakai istilah kerumunan. Di dalam bahasa inggris telah dipakai istilah crowd.istilah
yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola
tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas kesatuan
itu.lagi pula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu; dengan kata lain, pola
khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian, suatu
asrama pelajar,suatu akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita sebut
masyarakat karena meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari
murid,guru,pegawai administrasi, serta karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah
lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain-lain, namun sistem
normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja. Sedangkan
sebagai kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya bersifat sementara,
artinya tidak ada kontinuitasnya. Selain ikatan adat istiadat khas yang meliputi
sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga
mempunyai ciri lain, yaitu sautu raasa identitas bahwa mereka memang merupakan
suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia

Ciri ini memang dimiliki oleh penghuni suatu asrama atau anggota suatu
sekolah. Akan tetapi, tidak adanya norma yang menyeluruh dan tidak kontinuitas,
menyebabkan penghuni suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak bisa disebut
masyarakat sebaliknya suatu negara, suatu kota, atau desa misalnya merupakan
kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu;

 Interaksi antara warga-warganya,

 Adat-istiadat, norma,hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola


tingkah laku warga negara kota atau desa

 Kontinuitas waktu

 Dan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

Itulah sebabnya suatu negara atau desa dapat kita sebut masyarakat dengan
demikian ketiga ciri terurai sebelumnya maka definisi mengenai masyarakat secara
khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut: masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Definisi itu menyerupai

12
suatu definisi yang diajukan oleh J.L.GILLIN dan J.P.GILLIN dalam buku mereka
curutal sociology yang merumuskan bahwa masyarakat atau society adalah ‘ the
largest grouping in which common customs, trdisitions, atitudes and feelings of unty
are operative’ unsur grouping dalam definisi itu menyerupai unsur ‘kesatuan hidup’
dalam definisi kita common customs dan traditions adalah unsur ‘adat-istiadat’ dan
‘kontinuitas’ dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity
sama dengan unsur ‘identitas bersama’. Suatu tambahan dalam definisi gillin adalah
unsur (the largest) ‘terbesar’ yang memang tidak di muat dalam definisi kita, dalam
bukunya, azas-azas sosiologi guru besar ilmu sosiologi universitas gadjah mada,
M.M. Djojodigoeno, membedakan antara konsep ‘masyarakat dalam arti yang luas
dan sempit’.

Berdasarkan konsep djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat indonesia


sebagai contoh suatu ‘ masyarakat dalam arti luas’ sebaliknya, masyarakat yang
terdiri dari warga suatu kelompok kekerabatan seperti dadia,marga, atau suku, kita
anggap sebagai contoh dari suatu ‘ masyarakat dalam arti sempit’.

Kesatuan wilayah, kesatuan adat-istiadat, rasa identitas komunitas, dan rasa


loyalitas terhadap komunitas sendiri, merupakan ciri-ciri suatu komunikasi dan
pangkal dari perasaan seperti patriotisme,nasionalisme dan sebagainya, yang biasanya
bersangkutan dengan negara . memang,suatu negara merupakan wujud dari suatu
komunitas yang paling besar. Selain negara, kesatuan-kesatuan seperti kota,desa,
suatu rw atau rt, juga sesuai dengan definisi kita mengenai komunitas yaitu: suatu
kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata dan berinteraksi
menurut suatu sistem adat-istiadat dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
komunitas.
2. KATEGORI SOSIAL
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang berwujud karena adanya suatu ciri
atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia
itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu
sendiri tanpa di sadari oleh yang bersangkutan , dengan suatu maksud praktis tertentu
. misalnya dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada
kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah umur 18 tahun
dengan maksud untuk membedakan antara warga negara yang hak pilih dan warga
negara tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh lain adalah bahwa
13
dalam masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki mobil, dan suatu
kategori orang tidak memilikinya, dengan maksud untuk menentukan warga negara
yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari sumbangan wajib itu.
Serupa dengan itu, dalam suatu masyarakat dapat diadakan bermacam-macam
penggolongan berdasarkan ciri-ciri objektif untuk berbagai maksud, seperti kategori
pegawai negeri untuk menghitung hadiah lebaran, kategori anak di bawah umur 17
tahun untuk larangan menonton film orang dewasa, kategori pelajar untuk
memperkirakan pendapatan negara dari spp dan sebagainya. Dengan demikian, tidak
hanya pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu kota saja yang dapat
mengadakan berbagai macam pergolongan seperti itu terhadap warga masyarakat,
tetapi seseorang peneliti untuk keperluan analisinya dapat juga misalnya mengadakan
berbagai macam penggolongan terhadap penduduk dari masyarakat yang menjadi
objek penelitiannya tanpa di sadari oleh yang bersangkutan.suatu kategori sosial
biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat,sistem nilai, atau norma tertentu, suatu
kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak
mempunyai pimpinan.

3. GOLONGAN SOSIAL

Dalam masyarakat indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan


sosial ini terdiri dari manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan atas satu
ciri, yaitu ‘sifat muda’. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini di
gambarkan oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme; belum
terikat oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga masih sanggup
mengabdi dan berkorban kepada masyarakat; penuh semangat dan vitalitas;
mempunyai daya memperbarui serta kreativitas yang besar dan sebagainya. Gambaran
umum atau stereotipe yang baik tentang golongan pemuda dalam masyarakat
indonesia terjadi dan berkembang karena ada beberapa peristiwa yang sangsat
menentukan dalam sejarah terjadinya bangsa dan negara kita, misalnya kongres
pemuda pada tahun 1928, yang menyerukan kesatuan bangsa indonesia, dan revolusi
fisik melawan pemerintah jajahan belanda mulai tahun 1945 hingga 1949, dimana
orang-orang muda memengan peranan yang sangat penting. Lepas dari kenyataan
apakah orang yang disebut pemuda itu, dan yang di golongankan dalam golongan
sosial yang disebut ‘golongan pemuda’ itu sungguh-sungguh memiliki ciri-ciri ideal

14
tersebut di atas orang indonesia pada umumnya menganggap golongan pemuda
sebagai golongan yang terdiri dari orang-orang muda seperti itu.

Suatu golongan sosial yang terpandang dalam suatu masyarakat, belum tentu
terpandang dalam masyarakat lain.’golongan pemuda’ masyarakat indonesia belum
tentu terpandang dalam masyarakat-masyarakat di luar indonesia, skandinavia
misalnya. Contohnya lain,’gologan petani’ yang merupakan suatu golongan yang
terpandang dalam negara-negara yang ekonominya berdasarkan usaha agraria seperti
indonesia, sama sekali tidak terpandang dalam masyarakat lain yang berdasarkan
industri atau perdagangan. Sebaliknya, dalam masyarakat negara-negara tersebut
terakhir, ‘golongan usahawan’ lah yang pasti merupakan orang terpandang.golongan
sosial dari orang-orang yang mempunyai ciri penggabungan suatu profesi tertentu
biasanya juga merupakan kesatuan manusia yang selain terikat oleh persamaan ciri
objektif, juga oleh dua unsur terikat oleh etika dokter dan identitas sosial. Suatu
golongan sosial dapat juga timbul karena padangan negatif dari orang lain di luar
golongan itu. Misalnya: golongan negro atau blacks dalam masyarakat negara amerika
serikat, di sebabkan karena ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan
membedakan mereka dari warga negara amerika serikat lainnya yang mempunyai ciri-
ciri kaukasoid. Sebagai suatu golongan sosial dalam masyarakat negara amerika
serikat tidaka mempunyai adat-istiadat dan sistem norma khusus dan berbeda dari
golongan sosial yang lain.kalau pun sifat khusus itu ada, perbedaannya hanyalah
bersifat minim dan di sebabkan karena banyak di antara blacks di amerika serikat itu
termasuk golongan miskin sehingga kekhususan tadi di sebabkan karena gaya hidup
mereka miskin. Namun tidak sedikit juga orang blacks disana yang telah menjadi kaya
atau terpelajar, dan adat-istiadat serta sistem norma mereka tidak banyak berbeda dari
adat-istiadat dan norma warga negara amerika serikat lainnya.

Walaupun demikian, mereka tetap saja mempunyai rasa identitas sosial sebagai
suatu golongan dengan pandangan-pandangan stereotipe yang biasanya merendahkan
mereka. Dalam masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut
golongan sosial, yaitu lapisan, atau kelas sosial. Walaupun konsep golongan sosial
dapat dibedakan dari konsep kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma,rasa identitas sosial, dan kontinuitas; namun konsep golongan sosial itu
sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk di sebut

15
masyarakat. Hal itu di sebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang
tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial
4. KELOMPOK DAN PERKUMPULAN
Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi
syarat-syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya
adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya
kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota
tadi. Namun, selain ketiga ciri tadi , suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok
juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sitem pimpinan, dan selalu
tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang secara berulang
berkumpul dan kemudian bubar lagi. Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga
dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa kini,yaitu negara, namun
istilah kelompok tidak dikenakan pada negara. Tidak pernah orang bicara tentang
‘kelompok indonesia’ apabila yang dimaksud adalah negara republik indonesia. Kota
dan desa mempunyai organisasi dan sistem pimpinan tidak bisa disebut kelompok.
Karena kelompok itu selalu lebih kecil dari suatu negara.hal ini di sebabkan karena
ciri lokasi itu bukan khas dari kelompok. Memang ada kelompok-kelompok yang
mempunyai lokasi tertentu, seperti persatuan sepak bola indonesia mataram (PSIM),
sebaliknya ada kelompok-kelompok yang tidak mempunyai lokasi tertentu, seperti
suatu kelompok-kelompok kekerabatan. Contohnya adalah marga tarigan, yang tidak
mempunyai lokasi daerah kaban jahe ditanah karo, tetapi juga di puluhan daerah lain
di indonesia. Pendeknya, unsur lokasi tidak merupakan unsur yang menentukan hidup
matinya suatu kelompok.

Akan tampak adanya paling sedikit dua macam organisasi.

 Organisasi yang tidak dibentuk dengan sengaja, tetapi telah terbentuk karena
ikatan ilmiah dan ikatan keturunan yang mengikat warganya dengan adat-istiadat
dan sistem norma yang sejak dulu telah tumbuh dengan tidak disengaja.

 Organisasi yang dibentuk dengan sengaja sehingga aturan-aturan dan norma yang
mengikat anggotanya juga di susun dengan sengaja

16
Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan

5. BERAGAM KELOMPOK DAN PERKUMPULAN


Perkumpulan dapat di kelaskan beerdasarkan prinsip guna dan keperluannya atau
fungsinya. Dengan, demikian ada perkumpulan-perkumpulan yang gunanya keperluan
untuk mencari nafkah, untuk melaksanakan suatu mata pencarian hidup atau
memproduksi barang; intinya untuk keperluan ekonomi. Perkumpulan-perkumpulan
semacam itu misalnya suatu perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu perseroan,
suatu perusahaan dan sebagainya.

 Ada perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk


memajukan pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan pendidikan atau
kelompok studi, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf dan sebagainya

 Ada perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan seperti himpunan


indonesia untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial, atau organisasi-organisasi
profesi yang sekaligus juga bertujuan mengajukan ilmu dan profesi bersangkutan,
seperti ikatan dokter indonesia

 Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian,


seperti perkumpulan mitra budaya

 Ada perkumpulan yang bertujuan melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan,


seperti organisasi islam

 Ada pula perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk aktivitas


politik seperti partai

17
Perkumpulan tadi dapat di anggap sebagai beberapa contoh diantara berpuluh macam
perkumpulan lain yang mungkin ada dalam suatu masyarakat yang kompleks
6. IKHTISAR MENGENAI BERAGAM WUJUD KESATUAN MANUSIA
Istilah ‘ masyarakat’ di pakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia yaitu
‘komunitas’ ( yang menekankan pada aspek lokasi hidup dan wilayah) dan konsep
‘kelompok’ ( yang menekankan pada aspek organisasi dan pimpinan dari suatu
kesatuan manusia). Adapun tiga wujud kesatuan manusia ( yaitu ‘ kerumusan’
‘kategori sosial’ dan ‘golongan sosial’) tidak dapat disebut ‘masyarakat’
7. INTERAKSI ANTARINDIVIDU DALAM MASYARAKAT
Dalam hal mengenalisis proses interaksi antara individu –individu lain .
masyarakat, kita harus membedakan dual hal, yaitu; 1. Kontak, dan 2. Komunikasi.
Kontak antara individu juga tidak hanya mungkin pada jarak dekat misalnya
‘berhadapan muka’ juga tidak hanya pada jarak sejauh kemampuan pancaindra
manusia, tetapi alat-alat kebudayaan manusia masa kini seperti tulisan, buku surat
kabar,telepon.radio,televisi memungkin individu-individu berkontak pada jarak yang
sangat jauh

D. PRANATA SOSIAL
1. PRANATA
Dari hari ke hari manusia melaksanakan banyak tindakan interaksi antarindividu
dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara semua tindakannya yang berpola tadi,
perlu di adakan perbedaan antara tindakan-tindakan yang di laksanakannya menurut
pola-pola yang tidak resmi dengan tindakan-tindakan yang di laksanakannya
menurur pola-pola yang resmi. Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta
adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh
perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompelks kebutuhan manusia dalam
masyarakat, dalam ilmu sosiologi dan antrpologi di sebut pranata, atau dalam bahasa
inggris institution.

Konsep ‘pranata’ atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan


dalam ilmu sosiologi, dan merupakan suatu konsep dasar yang di uraikan secara
panjang lebar dalam semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu. Sebaliknya dalam
ilmu antropologi konsep ‘pranata’ kurang di gunakan. Para ahli antropologi lebih
suka menggunakan konsep ‘unsur kebudayaan’ untuk menganalisis aktivitas-

18
aktivitas manusia dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan
penulis konsep institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi
2. PRANATA DAN LEMBAGA
Istilah indonesia untuk institute adalah ‘lembaga’ maka sesuai dengan itu dalam
bahasa surat kabar dan bahasa populer di indonesia sering kita baca istilah
‘dilembagakan’. Padahal, antara ‘pranata’ dan ‘lembaga’ harus diadakan pembedaan
secara tajam. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu
aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan
atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu
3. MACAM-MACAM PRANATA
Perbedaan antara lembaga dan pranata

Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan kedalam paling sedikit
delapan golongan yaitu:

1. Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan yaitu


yang sering disebut kinship atau domestic institutions.

2. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata


pencarian hidup,memproduksi,menimbun,menyimpan,mendistribusi hasil
produksi dan harta adalah economic institutions.

3. Pranata-pranta yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan


manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational
institutions.

4. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah


manusia,menyelami alam semesta sekelilingnya, adalah scientific institutions.

19
5. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and
recreational institutions.

6. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk


berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam ghaib adalah
religious institutions.

7. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur


dan mengola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat adalah
political institutions.

8. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan


hidup manusia adalah somatic institutions
4. PRANATA,KEDUDUKAN DAN PERANAN SOSIAL
Istilah ‘peranan’ memang dipinjam dari seni sandiwara. Berbeda dengan
sandiwara,si pemain tidak hanya memainkan satu peranan saja tetapi beberapa
peranan sekaligus atau secara berganti-ganti. Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu
sosial lain, ‘peranan’ diberi arti yang lebih khusus yaitu peranan khas yang
dipentaskan atau ditindakkan oleh individu dalam kedudukan di mana ia berhadapan
dengan individu-individu dalam kedudukan-kedudukan lain. Itu lah sebabnya
konsep peranan pengertian ilmiah mengandung kenyataan bahwa si individu dari
waktu ke waktu dapat berpindah dari satu peranan keperanan yang lain; bahkan jarak
antara satu waktu dengan waktu lain dapat sedemikian dekatnya sehingga seolah-
olah tampak sebagai satu wakttu. Hal itu yang tersebut terakhir ini berarti bahwa
seorang individu dapat menentaskan sekaligus dua atau lebih peranan sosial pada
satu saat tertentu.

Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu
kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang hanya
dapat di peroleh dengan usaha. Golongan yang pertama disebut kedudukan
tergariskan (ascribed status) dan yang kedua disebut kedudukan di usahakan
(achieved status).

20
E. INTEGRASI MASYARAKAT
1. STRUKTUR SOSIAL
Dasar pikirannya mengenai struktur sosial itu secara singkat adalah seperti yang
terurai dibawah ini:

1. Pangkal dan pusat dari segala penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa
dengan penelitian-penelitian ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap
susunan hubungan antara molekul-molekul ysng menyebabkan adanya berbagai
zat.

2. Struktur sosial dari suatu masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam
masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan sekejab pandangan,
dan harus di abstraksikan sacara induksi dan dari kenyataan kehidupan masyarakat
yang konkret.

3. Hubungan interaksi antaraindividu dalam masyarakat adalah hal yang konkret


yang dapat diobservarsi dan dapat dicatat. Struktur sosial seolah-olah berada di
belakang hubungan konkret itu. Hal ini menjadi terang bila kita perhatikan bahwa
skruktur itu hidup langsung, sedangkan ndividu-individu yang bergerak nyata di
dalamnya dapat silih berganti.

4. Dengan struktur sosial itu seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar
belakang seluruh kehidupan suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan,
perekonomian, religi, maupun aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya.

5. Untuk mempelajari struktur sosial atau suatu masyarakat diperhatikan suatu


penelitian di lapangan, dengan mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang
hidup terikat oleh suatu desa, suatu kota besar, suatu kelompok berburu, atau yang
lainnya.

6. Struktur sosial dapat juga dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas-
batas dari suatu masyarakat tertentu
2. ANALISIS STRUKTUR SOSIAL
Dalam suatu masyarakat kecil dan lokal, kehidupan kekerabatan merupakan
suatu sistem yang sering kali bersifat mat ketat, yang memang mempengaruhi suatu
lapangan kehidupan yang sangat luas, sehingga menyangkut banyak sektor
kehidupan masyarakat. Meneliti sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat serupa
itu dapat memberi pengertian mengenai banyak kelompok dan pranata sosial lain.
21
Demikian juga menganalisis prinsip-prinsip sistem dalam suatu masyarakat kecil
sama dengan menganalisis kerangka dasar dari seluruh masyaraka. Antropologi yang
mempunyai pengalaman cukup lama justru dalam hal meneliti masyarakat lokal,
telah mengembangkan berbagai metode dan konsep , mengenai berbagai sistem
kekerabatan yang beragam. Itulah sebabnya banyak sarjana antropologi
mempelajari struktur sosial melalui analisis dari sistem kekerabatan dalam
masyarakat yang bersangkutan

22
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain).

2. Daftar Pustaka

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta:


Jakarta.2002

http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-
masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.

23

Anda mungkin juga menyukai