DISUSUN OLEH :
ANJANI IRAYNI (23250067)
SONIA VANDWY (23250053)
SINTA PERMATA SARI (23250079)
RISE SUSANTI (23250068)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. TUTI ROHANI, S.Sit,M.Kes
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang kelommpok sosial masyarakat.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat terhadap
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang
bermutu,tanpa kehadiran guru yang professional dengan jumlah yang
mencukupi.guru yang professional nyaris tidak berdaya tanpa dukungan
tenaga kependidikan yang professional pula.syarat menghadirkan guru
yang professional,yaitu pendidikan, kesejahteraan, perlindungan, dan
permartaban mereka terjamin. Kesadaran untuk menghadirkan guru dan
tenaga kependidikan yang professional adalah sumber daya utama
pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban
pendidikan. Khusus untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan subsitusinya,
setidaknya ada empat ranah (takonomy) yang tersedia untuk mewujudkan
guru yang benar-benar professional, yaitu penyediaan guru berbasis
perguruan tinggi, induksi guru pemula berbasis sekolah, profesionalisasi
guru berbasis prakarsa intitus, dan profesionalisasi guru berbasis individu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ranah pengembangan keprofesian guru ?
2. Apa saja hakikat guru ?
3. Apa saja syarat guru profesional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ranah pengembangan keprofesian guru
2. Untuk mengetahui hakikat guru
3. Untuk mengetahui syarat guru professional
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
c. Ada struktur, norma, dan pola perilaku. Artinya ada pembagian
peran, aturan, dan aktivitas yang dilakukan para anggota.
6
4) Norma sosial yang berlaku adalah hukum, bersifat formal,
restitutif, dan sanksi yang diberikan berupa denda atau penjara.
Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di
masyarakat kota.
2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan
Kelompok sosial ini dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies berdasarkan
kehendak alami dan kehendak rasional.
a. Ciri Kelompok Paguyuban (Gemeinschaft)
1) Hubungan antar anggotanya bersifat intim dan pribadi.
2) Jumlah anggota terbatas alias eksklusif.
3) Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu paguyuban menurut ikatan darah,
paguyuban menurut asal daerah, dan paguyuban menurut
kesamaan pemikiran.
Contoh paguyuban: Keluarga, Ikatan Mahasiswa Bekasi di UGM,
Komunitas Pejuang Kesetaraan Gender.
b. Ciri Kelompok Patembayan (Gesellschaft)
1) Bersifat kontraktual atau sementara.
2) Memiliki tujuan dan perjanjian yang mengikat kelompok.
Contoh patembayan: Kelompok karyawan di suatu pabrik.
7
Kelompok sekunder dikemukakan oleh Elsworth Faris. Jenis kelompok
ini terbentuk karena ikatan formal atau kelembagaan.
a. Tidak semua anggota dalam kelompok saling mengenal.
b. Interaksi yang dibangun tidak terlalu intens.
c. Hubungan yang terjalin didasarkan pada asas manfaat.
Contoh kelompok sekunder: PT Sido Makmur mempunyai 1000
karyawan. Meski bekerja di tempat yang sama dan berorientasi
terhadap uang, karyawan tersebut belum tentu akrab satu sama lain.
8
Contoh Membership Group: Kelompok OSIS, Ekskul, dan
Karang Taruna.
Ciri Reference Group
1) Tidak bergabung menjadi anggota.
2) Menjadikan kelompok lain sebagai acuan untuk bertindak.
Contoh Reference Group: Simpatisan partai politik
1. Kerumunan
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan.
Bersifat spontan, sementara, dan tidak teratur.
9
Ada 3 jenis kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu Kerumunan
Biasa (Casual Crowds), Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial
(Social Structure Crowds), dan Kerumunan Berlawanan Norma
Sosial (Lawless Crowds)
a. Casual Crowds(Kerumunan Biasa)
1) Inconvenient Aggregation atau Kerumunan Kurang
Menyenangkan, adalah kerumunan biasa yang terdiri dari
kumpulan orang dengan tujuan yang sama, namun saling
menghalangi. Contoh: antrean di kasir atau antrean masuk
KRL yang penuh sesak.
2) Panic Crowds atau Kerumunan Panik, adalah kerumunan
biasa yang terdiri dari kumpulan orang yang sibuk
menyelamatkan diri dan bersifat tegang. Contoh: orang-
orang yang berhamburan saat terjadi gempa, kebakaran, dan
lainnya.
3) Spectator Crowds atau Kerumunan Penonton, adalah
kerumunan biasa yang tidak direncanakan, yang menonton
kejadian tertentu. Contoh: orang-orang yang berkumpul
melihat kecelakaan.
b. Social Structured Crowds (Kerumunan Berartikulasi
Struktur Sosial)
1) Formal Audience atau Kelompok Audiens Formal, adalah
kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan
yang sama, namun berkomunikasi secara pasif atau satu
arah. Contoh: pendengar ceramah.
2) Planned Expressive Group atau Kelompol
Ekspresif Direncanakan, adalah kerumunan yang
mempunyai persamaan tujuan, tetapi pusat perhatian dari
masing-masing orang bisa saja berbeda. Contoh: dalam
pesta pernikahan, ada tamu yang sibuk mengobrol, ada yang
berfoto, ada juga yang mengelilingi stand makanan.
10
c. Lawless Crowds (Kerumunan Berlawanan Norma Sosial)
1) Acting Mobs atau Kerumunan Emosional, adalah
kerumunan yang terbentuk karena alasan emosional,
menggunakan kekuatan fisik, dan bertindak kekerasan.
Contoh: tawuran antar pelajar biasanya didasari karena
perasaan tidak suka satu sama lain.
2) Immoral Crowds atau Kerumunan Amoral, adalah
kerumunan yang berisi orang-orang dengan perilaku yang
bertentangan dengan moral, tetapi tidak menggunakan fisik.
Contoh: kelompok pengguna narkoba dan kelompok
penjudi.
2. Massa
Massa adalah kumpulan orang dengan tujuan tertentu yang
berkumpul di suatu tempat dalam jangka waktu sementara.
Massa memiliki ciri-ciri:
a. Anggotanya heteregon, berasal dari latar belakang yang
beragam.
b. Impulsif dan responsif, artinya massa bergerak secara cepat dan
tiba-tiba dalam menghadapi sebuah situasi.
c. Ada pihak yang menggerakan, artinya massa bisa terbentuk
karena ada individu yang memulai dan memimpin.
d. Ada tujuan bersama yang ingin dicapai.
e. Ada waktu dan tempat direncanakan.
Contoh massa: aksi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM,
demonstrasi buruh terhadap pabrik yang melakukan PHK tanpa
pesangon, dan sejenisnya.
3. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak berbentuk kesatuan dan
berinteraksi secara tidak langsung melalui berbagai media
komunikasi. Publik tidak terlihat secara fisik, tidak berada di suatu
tempat, dan serta jumlahnya sangat banyak.
11
Ciri-ciri publik:
a. Interaksinya tidak langsung
b. Mempunyai ketertarikan terhadap isu yang sama
c. Punya tujuan
Contoh: netizen di media sosial yang membicarakan Pemilu
agar lebih mudah menentukan pilihan atau masyarakat
Indonesia yang gencar menyuarakan hashtag #DirumahAja saat
COVID-19 masuk ke negara kita
12
5. Pembentukan Norma dan Nilai
Dalam kelompok, norma, nilai, dan aturan-aturan bersama mulai
muncul. Fungsinya adalah untuk mengatur perilaku anggota dan
membentuk keseragaman dalam kelompok.
6. Keterikatan Emosional
Interaksi yang semakin sering dan mendalam membangun hubungan
emosional antar anggota. Ini dapat menguatkan keterikatan mereka
terhadap kelompok.
7. Pengakuan Identitas Kelompok
Kelompok mulai membedakan diri dari kelompok lain melalui
karakteristik-karakteristik khas seperti nama maupun simbol. Identitas
ini memperkuat perasaan kepemilikan dan kedekatan anggota terhadap
kelompok.
8. Perkembangan dan Penguatan
Kelompok terus berkembang dan menguat melalui interaksi yang
terus-menerus terjadi, pembagian tanggung jawab, serta pencapaian
tujuan bersama.
9. Pertumbuhan atau Perubahan
Kelompok sosial dapat mengalami pertumbuhan jumlah anggota atau
menghadapi perubahan dalam tujuan, norma, atau struktur internal
seiringnya waktu berjalan.
10. Pemeliharaan dan Pelaksanaan Norma
Anggota kelompok terus berinteraksi dan memelihara norma serta nilai
kelompok guna efektivitas.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga bermanfaat kedepannya
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial
15