Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
ANJANI IRAYNI (23250067)
SONIA VANDWY (23250053)
SINTA PERMATA SARI (23250079)
RISE SUSANTI (23250068)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. TUTI ROHANI, S.Sit,M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang kelommpok sosial masyarakat.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat terhadap
pembaca.

Bengkulu, 15 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang
bermutu,tanpa kehadiran guru yang professional dengan jumlah yang
mencukupi.guru yang professional nyaris tidak berdaya tanpa dukungan
tenaga kependidikan yang professional pula.syarat menghadirkan guru
yang professional,yaitu pendidikan, kesejahteraan, perlindungan, dan
permartaban mereka terjamin. Kesadaran untuk menghadirkan guru dan
tenaga kependidikan yang professional adalah sumber daya utama
pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban
pendidikan. Khusus untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan subsitusinya,
setidaknya ada empat ranah (takonomy) yang tersedia untuk mewujudkan
guru yang benar-benar professional, yaitu penyediaan guru berbasis
perguruan tinggi, induksi guru pemula berbasis sekolah, profesionalisasi
guru berbasis prakarsa intitus, dan profesionalisasi guru berbasis individu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ranah pengembangan keprofesian guru ?
2. Apa saja hakikat guru ?
3. Apa saja syarat guru profesional ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ranah pengembangan keprofesian guru
2. Untuk mengetahui hakikat guru
3. Untuk mengetahui syarat guru professional

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok Sosial menurut para pakar diantaranya

1. Menurut Soerjono Soekanto


Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup
bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik
dan saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari
individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan
guna mencapai tujuan bersama
3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kelompok sosial


merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang membentuk suatu
kesatuan dan berinteraksi.

B. Ciri-ciri Kelompok Sosial

Ciri-ciri kelompok sosial dibagi menjadi 2, yaitu Ciri Kelompok


Sosial Teratur dan Ciri Kelompok Sosial Tidak Teratur.

1. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL TERATUR


a. Kesadaran sebagai anggota. Artinya kamu dan anggota kelompok
lain menyadari bahwa kalian berada di kelompok yang sama.
b. Hubungan timbal balik antar anggota. Artinya ada interaksi yang
terjalin baik tatap muka maupun secara virtual untuk menimbulkan
solidaritas kelompok.

5
c. Ada struktur, norma, dan pola perilaku. Artinya ada pembagian
peran, aturan, dan aktivitas yang dilakukan para anggota.

Contoh kelompok sosial teratur : Komunitas Pejuang PTN


mempunyai interaksi yang intensif lewat group chat atau video
call. Terdapat aktivitas berupa belajar bersama yang diinisiasi oleh jajaran
anggota.Komunitas ini juga punya akun media sosial yang dikelola oleh
ketuanya. Jika ada anggota yang tidak hadir di kegiatan belajar selama 3
kali berturut-turut, maka anggota tersebut akan dikeluarkan dari grup.

Menurut Para Ahli

Kelompok sosial teratur adalah kelompok yang anggotanya


memiliki kesadaran, saling berinteraksi, dan terikat dengan norma.
Beberapa tokoh Sosiologi mengklasifikasikan kelompok sosial teratur
berdasarkan ciri dan pembentuknya, yaitu:

1. Kelompok Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik


Kelompok sosial ini dikemukakan oleh Emile Durkheim
berdasarkan ikatan solidaritas anggotanya.
a. Ciri Kelompok Solidaritas Mekanik:
1) Latar belakang anggotanya homogen dan sederhan
2) Terikat dengan kesadaran kolektif atau kesadaran yang sama.
3) Norma sosial berdasarkan adat istiadat, bersifat non formal,
dan sanksi yang diberikan adalah sanksi sosial.
Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di
masyarakat desa.
b. Ciri Kelompok Solidaritas Organik:
1) Latar belakang anggotanya heterogen atau beranekaragam.
2) Terikat dengan pembagian kerja yang spesifik.
3) Saling membutuhkan sesuai keahlian.

6
4) Norma sosial yang berlaku adalah hukum, bersifat formal,
restitutif, dan sanksi yang diberikan berupa denda atau penjara.
Contoh kelompok solidaritas mekanik bisa ditemukan di
masyarakat kota.
2. Kelompok Paguyuban dan Patembayan
Kelompok sosial ini dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies berdasarkan
kehendak alami dan kehendak rasional.
a. Ciri Kelompok Paguyuban (Gemeinschaft)
1) Hubungan antar anggotanya bersifat intim dan pribadi.
2) Jumlah anggota terbatas alias eksklusif.
3) Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu paguyuban menurut ikatan darah,
paguyuban menurut asal daerah, dan paguyuban menurut
kesamaan pemikiran.
Contoh paguyuban: Keluarga, Ikatan Mahasiswa Bekasi di UGM,
Komunitas Pejuang Kesetaraan Gender.
b. Ciri Kelompok Patembayan (Gesellschaft)
1) Bersifat kontraktual atau sementara.
2) Memiliki tujuan dan perjanjian yang mengikat kelompok.
Contoh patembayan: Kelompok karyawan di suatu pabrik.

3. Kelompok Primer (Primary Group)


Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh Charles Horton berdasarkan
keakraban para anggotanya. Kelompok ini juga disebut sebagai face to
face group.
Ciri-ciri kelompok primer, yaitu:
a) Saling mengenal, akrab, atau dekat.
b) Mempunyai kerjasama yang erat.
c) Saling berinteraksi secara intens.
d) Hubungan yang dijalin bersifat terus-menerus alias langgeng.
Contoh kelompok primer: Keluarga dan Persahabatan.
4. Kelompok Sekunder (Secondary Group)

7
Kelompok sekunder dikemukakan oleh Elsworth Faris. Jenis kelompok
ini terbentuk karena ikatan formal atau kelembagaan.
a. Tidak semua anggota dalam kelompok saling mengenal.
b. Interaksi yang dibangun tidak terlalu intens.
c. Hubungan yang terjalin didasarkan pada asas manfaat.
Contoh kelompok sekunder: PT Sido Makmur mempunyai 1000
karyawan. Meski bekerja di tempat yang sama dan berorientasi
terhadap uang, karyawan tersebut belum tentu akrab satu sama lain.

5. Kelompok In Group dan Out Group


Jenis kelompok ini diperkenalkan oleh William Graham Sumner
yang dibagi menurut perasaan dan sikap anggota.
a. Ciri Kelompok In Group
1) Mempunyai perasaan saling memiliki yang kuat
2) Memiliki rasa simpati yang tinggi
3) Menimbulkan kecintaan berlebih atau fanatisme
Contoh In Group: Supporter klub sepak bola yang fanatik.
b. Ciri Kelompok Out Group
1) Mengarah pada persaingan, konflik, dan kekerasan.
2) Memiliki rasa antipati, ketidaksukaan, dan sikap antagonis
untuk melawan pihak lain.
Contoh Out Group: Supporter klub sepak bola yang mengejek
atau menjatuhkan klub lain.
6. Membership & Reference Group
Jenis kelompok ini terbentuk berdasarkan identias anggota secara fisik
dan dikemukakan oleh Robert King Merton.
Ciri Membership Group
1) Anggotanya hadir secara fisik atau offline.
2) Anggotanya tergabung secara resmi.
3) Masing-masing anggota memiliki kartu identitas atau atribut
yang menjadi simbol dari kelompok tersebut.

8
Contoh Membership Group: Kelompok OSIS, Ekskul, dan
Karang Taruna.
Ciri Reference Group
1) Tidak bergabung menjadi anggota.
2) Menjadikan kelompok lain sebagai acuan untuk bertindak.
Contoh Reference Group: Simpatisan partai politik

2. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL TIDAK TERATUR


a. Tidak ada pengorganisasian, artinya tidak ada ketua dan anggota.
b. Terbentuk karena kesamaan kepentingan sementara, artinya
kelompok sosial ini hanya bertahan dalam jangka waktu yang
sangat pendek.

Contoh kelompok sosial tidak teratur: Penonton konser musik


yang datang dari berbagai daerah sama-sama memiliki kepentingan
untuk menonton musisi di acara tersebut. Mereka tidak saling
mengenal, tidak memiliki struktur, maupun interaksi yang intens.

Menurut Para Ahli

Kelompok sosial tidak teratur adalah kelompok yang mempunyai


tujuan yang sama, namun tidak memiliki hubungan jangka panjang
serta aturan yang mengikat.

Ada 3 jenis kelompok sosial tidak teratur, yaitu Kerumunan,


Publik, dan Massa. Masing-masing mempunyai ciri dan dasar
pembentuk yang berbeda.

1. Kerumunan
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan.
Bersifat spontan, sementara, dan tidak teratur.

9
Ada 3 jenis kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu Kerumunan
Biasa (Casual Crowds), Kerumunan Berartikulasi Struktur Sosial
(Social Structure Crowds), dan Kerumunan Berlawanan Norma
Sosial (Lawless Crowds)
a. Casual Crowds(Kerumunan Biasa)
1) Inconvenient Aggregation atau Kerumunan Kurang
Menyenangkan, adalah kerumunan biasa yang terdiri dari
kumpulan orang dengan tujuan yang sama, namun saling
menghalangi. Contoh: antrean di kasir atau antrean masuk
KRL yang penuh sesak.
2) Panic Crowds atau Kerumunan Panik, adalah kerumunan
biasa yang terdiri dari kumpulan orang yang sibuk
menyelamatkan diri dan bersifat tegang. Contoh: orang-
orang yang berhamburan saat terjadi gempa, kebakaran, dan
lainnya.
3) Spectator Crowds atau Kerumunan Penonton, adalah
kerumunan biasa yang tidak direncanakan, yang menonton
kejadian tertentu. Contoh: orang-orang yang berkumpul
melihat kecelakaan.
b. Social Structured Crowds (Kerumunan Berartikulasi
Struktur Sosial)
1) Formal Audience atau Kelompok Audiens Formal, adalah
kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan
yang sama, namun berkomunikasi secara pasif atau satu
arah. Contoh: pendengar ceramah.
2) Planned Expressive Group atau Kelompol
Ekspresif Direncanakan, adalah kerumunan yang
mempunyai persamaan tujuan, tetapi pusat perhatian dari
masing-masing orang bisa saja berbeda. Contoh: dalam
pesta pernikahan, ada tamu yang sibuk mengobrol, ada yang
berfoto, ada juga yang mengelilingi stand makanan.

10
c. Lawless Crowds (Kerumunan Berlawanan Norma Sosial)
1) Acting Mobs atau Kerumunan Emosional, adalah
kerumunan yang terbentuk karena alasan emosional,
menggunakan kekuatan fisik, dan bertindak kekerasan.
Contoh: tawuran antar pelajar biasanya didasari karena
perasaan tidak suka satu sama lain.
2) Immoral Crowds atau Kerumunan Amoral, adalah
kerumunan yang berisi orang-orang dengan perilaku yang
bertentangan dengan moral, tetapi tidak menggunakan fisik.
Contoh: kelompok pengguna narkoba dan kelompok
penjudi.
2. Massa
Massa adalah kumpulan orang dengan tujuan tertentu yang
berkumpul di suatu tempat dalam jangka waktu sementara.
Massa memiliki ciri-ciri:
a. Anggotanya heteregon, berasal dari latar belakang yang
beragam.
b. Impulsif dan responsif, artinya massa bergerak secara cepat dan
tiba-tiba dalam menghadapi sebuah situasi.
c. Ada pihak yang menggerakan, artinya massa bisa terbentuk
karena ada individu yang memulai dan memimpin.
d. Ada tujuan bersama yang ingin dicapai.
e. Ada waktu dan tempat direncanakan.
Contoh massa: aksi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM,
demonstrasi buruh terhadap pabrik yang melakukan PHK tanpa
pesangon, dan sejenisnya.
3. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak berbentuk kesatuan dan
berinteraksi secara tidak langsung melalui berbagai media
komunikasi. Publik tidak terlihat secara fisik, tidak berada di suatu
tempat, dan serta jumlahnya sangat banyak.

11
Ciri-ciri publik:
a. Interaksinya tidak langsung
b. Mempunyai ketertarikan terhadap isu yang sama
c. Punya tujuan
Contoh: netizen di media sosial yang membicarakan Pemilu
agar lebih mudah menentukan pilihan atau masyarakat
Indonesia yang gencar menyuarakan hashtag #DirumahAja saat
COVID-19 masuk ke negara kita

C. Proses Kelompok Sosial


Pembentukan kelompok sosial melibatkan beberapa langkah dan
proses yang berjalan seiring waktu. Berikut adalah beberapa tahapan
umum dalam proses pembentukan kelompok sosial:
1. Pertemuan Awal
Individu yang memiliki minat, tujuan, atau kepentingan yang serupa
cenderung saling berinteraksi atau bertemu secara kebetulan.
Pertemuan awal ini bisa terjadi di tempat kerja, sekolah, komunitas,
atau lingkungan sosial lainnya.
2. Koneksi dan Interaksi
Setelah pertemuan awal, interaksi antar individu-individu tersebut
menjadi lebih sering dan intens. Mereka saling berbagi informasi,
pengalaman, dan pandangan, yang membantu membangun dasar
komunikasi.
3. Pembentukan Tujuan dan Identitas
Selama interaksi, anggota kelompok mulai merumuskan tujuan atau
misi bersama. Ini membantu mengidentifikasi alasan mereka
berkumpul dan membentuk dasar identitas kelompok.
4. Pembagian Peran
Anggota kelompok secara alami mulai membagi peran berdasarkan
kemampuan, minat, dan keahlian masing-masing. Hal ini membantu
dalam pencapaian tujuan kelompok.

12
5. Pembentukan Norma dan Nilai
Dalam kelompok, norma, nilai, dan aturan-aturan bersama mulai
muncul. Fungsinya adalah untuk mengatur perilaku anggota dan
membentuk keseragaman dalam kelompok.
6. Keterikatan Emosional
Interaksi yang semakin sering dan mendalam membangun hubungan
emosional antar anggota. Ini dapat menguatkan keterikatan mereka
terhadap kelompok.
7. Pengakuan Identitas Kelompok
Kelompok mulai membedakan diri dari kelompok lain melalui
karakteristik-karakteristik khas seperti nama maupun simbol. Identitas
ini memperkuat perasaan kepemilikan dan kedekatan anggota terhadap
kelompok.
8. Perkembangan dan Penguatan
Kelompok terus berkembang dan menguat melalui interaksi yang
terus-menerus terjadi, pembagian tanggung jawab, serta pencapaian
tujuan bersama.
9. Pertumbuhan atau Perubahan
Kelompok sosial dapat mengalami pertumbuhan jumlah anggota atau
menghadapi perubahan dalam tujuan, norma, atau struktur internal
seiringnya waktu berjalan.
10. Pemeliharaan dan Pelaksanaan Norma
Anggota kelompok terus berinteraksi dan memelihara norma serta nilai
kelompok guna efektivitas.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial


merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang membentuk suatu
kesatuan dan berinteraksi. Ciri-ciri kelompok sosial dibagi menjadi 2,
yaitu Ciri Kelompok Sosial Teratur dan Ciri Kelompok Sosial Tidak
Teratur

B. Saran
Semoga bermanfaat kedepannya

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial

15

Anda mungkin juga menyukai