Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Klasifikasi kelompok sosial, Tipe-tipe kelompok sosial dan


Dinamika kelompok sosial

Dosen Pembimbing :
Bpk Dr. Rafael Paun, M. Kes & Bpk Yustinus Rindu, M. Kep
Mata Kuliah : Antropologi Kesehatan
Kode MK : WAT 1.1.07

Disusun Oleh Kelompok 4 Tk. IA :


1. Ardiansyah Teguh Arif Nugroho
2. Aurel Adhitya

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Pertama-tama Kami mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas kasih karunia dan berkat-Nya sehingga, Kami dapat menyelesaikan makalah ini,
meskipun ada beberapa kesulitan dalam membuat makalah ini. Namun atas berkat
penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Kupang, sekiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembacanya.

Sebagaimana makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami
mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari pembacanya. Dan juga
Kami berharap adanya pengembangan makalah ini di masa yang akan datang.

Kota Kupang, 07 September 2021

Penulis,

Ardiansyah Teguh Arif Nugroho

Aurel Adhitya

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................3

1.1 Latar Belakang.................................................................................3

1.2 Tujuan..............................................................................................3

1.2.1 Tujuan Umum............................................................................3

1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................5

2.1 Pengertian Kelompok Sosial............................................................5

2.2 Unsur-unsur Kelompok Sosial.........................................................6

2.3 Tipe – tipe Kelompok Sosial............................................................6

2.4 Sudut Pandang dalam Kelompok Sosial..........................................7

2.5 Primary dan Secondary Group Kelompok Sosial............................8

2.6 Hubungan Paguyuban dan Patembayan Kelompok Sosial..............8

2.7 Masyarakat (Rural Community) dan (Urban Community).............9

2.8 Dinamika Kelompok Sosial.............................................................10

2.9 Hal Pendorong Kelompok Sosial.....................................................10

3.0 Kasus nyata kelompok/suku budaya sehat atau sakit......................11

BAB 3 PENUTUP........................................................................................12

3.1 Kesimpulan .....................................................................................12

3.2 Saran ...............................................................................................12

2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai individu yang selalu berinteraksi dengan orang lain atau sering disebut
sebagai makhluk sosial, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah “kelompok sosial”.
Menurut Soerjono Soekanto, kelompok social adalah persekutuan atau kesatuan dimana
manusia hidup bersama karena saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Mengutip dari
publikasi Universitas Islam Nasional Surabaya, kelompok masyarakat biasa secara alamiah
dibentuk oleh individu atau tidak disengaja.
Faktor kedekatan dan kesamaan merupakan faktor utama dalam pembentukan
kelompok social. Selain kenyamanan lokasi geografis, setiap orang dapat berkomunikasi
dengan mudah. Selain itu, seseorang sering berinteraksi dengan orang lain yang memiliki
kesamaan dengannya. Hingga akhirnya, mereka membentuk kelompok social.
Pada dasarnya, setiap orang adalah bagian dari kelompok social. Peran kelompok
sosial dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Tanpa disadari, banyak sekali bentuk
kelompok social di sekitar kita. Lantas apa arti sebenarnya dari kelompok social? Kelompok
sosial adalah sekumpulan individu yang memiliki ciri dan identitas yang sama, berinteraksi
secara bersama-sama dan memiliki kesadaran kolektif sebagai satu kesatuan.
Orang yang berinteraksi mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota kelompok dan
menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kelompok. Orang luar mendefinisikan individu
yang berinteraksi sebagai anggota kelompok. Ada hubungan timbal balik. Artinya dalam
interaksi sehari-hari, individu dan kelompok dapat saling mempengaruhi. Memiliki norma
dan nilai umum yang telah mencapai konsensus untuk membatasi sikap dan perilaku anggota
kelompok yang sama, sehingga membentuk cara perilaku yang sama. Rasa kebersamaan dan
solidaritas. Memiliki motivasi, visi dan tujuan yang sama. Sistem dan proses. Dalam kaitan
ini, kelompok-kelompok social dibentuk dalam kurun waktu tertentu dan merupakan hasil
interaksi dan aktivitas yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui sekumpulan individu yang memiliki kesamaan antar satu
kelompok yang disebut dengan Kelompok Sosial.
1.2.2 Tujuan Khusus
 Mengetahui Definisi Kelompok Sosial
 Mengetahui persyaratan yang mengandung Unsur – unsur dalam
Kelompok Sosial

3
 Mengetahui Klasifikasi Tipe – tipe Kelompok Sosial
 Mengetahui Sudut Pandang Kelompok Sosial
 Mengetahui Primary Group dan Secondary Group dalam Kelompok
Sosial
 Mengetahui Ciri hubungan Paguyuban dengan Patembayan Kelompok
Sosial
 Mengetahui Rural dan Urban Community dalam Kelompok Sosial
 Mengetahui Dinamika Kelompok Sosial
 Mengetahui hal Pendorong timbulnya Kelompok Sosial

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-
individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
 Menurut Paul B. Hortondan Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.
 Menurut Sherif
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu
sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu, yang khas bagi kesatuan
sosial tersebut.
 Menurut Roland Freedman Cs
Kelompok sosial adalah organisasi terdiri atas dua atau lebih individu yang tergantung oleh
ikatan-ikatan suatu sistem ukuran-ukuran kelakuan yang diterima dan disetujui oleh semua
anggotanya.
 Menurut Josep S. Roucek dan Roland S. Warren
Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara
mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau
orang lain secara keseluruhan.
 Menurut Robert K. Merton
Kelompok sosial merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan.
 Menurut RobertBierstedt
Kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis,
berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Kelompok sosial berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat karena kegiatan manusia
berlangsung di dalamnya. Tanpa kita sadari, sejak lahir hingga kini kita telah menjadi
anggota bermacam-macam kelompok sosial.

5
2.2 Unsur-unsur Kelompok Sosial
Persyaratan kelompok sosial harus mengandung unsur-unsur berikut, seperti
yang dikemukakan oleh Soerjono soekamto (1997:125-126) :
Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan. Kesadaran anggota merupakan hal yang penting dalam sebuah kelompok.
Hal itu akan menimbulkan rasa memiliki yang pada gilirannya kan memeliharan keutuhan
kelompok. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
Kekompakan atau solidaritas antara anggota akan memeberikan kontribusi bagi
perkembangan kelompok.
Ada faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan mereka bertambah erat. Rasa
senasib sepenanggungan atau sehidup semati dalam berkelompok bisa menimbulkan
semangat untuk bekerja sama demi tujuan bersama. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai
pola perilaku. Susunan kelompok, dan norma atau peraturan tidak akan terpisah dari sebuah
ikatan guna menjaga kelangsungannya. Bersistem dan berproses. Dimaksudkan, terdiri atas
unsur yang saling menunjang satu dengan lainnya. Juga terdapat runtutan di dalam
perkembangannya.

2.3 Tipe – tipe Kelompok Sosial


 Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
Menurut George Simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan memengaruhi
kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam penelitiannya, Simmel
memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan sosial yang dinamakan monad.
Kemudian monad dikembangkan menjadi dua orang atau diad, dan tiga orang atau triad, dan
kelompok-kelompok kecil lainnya. Hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya,
pola interaksinya juga berbeda.
 Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda.
Kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai
kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-face groupings). Hal ini
berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan, atau negara, di mana
anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan erat.
 Berdasarkan kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar
wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi
(association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan
tertentu.
 Berdasarkan kelangsungan kepentingan

6
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok
yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama.
Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
 Berdasarkan derajat organisasi
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi
seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir
tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.

2.4 Sudut Pandang dalam Kelompok Sosial


 Individu
Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai satu
kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Namun, ia juga menjadi anggota beberapa
kelompok sosial sekaligus. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini biasanya didasari
oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-
masing kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan dan prestise tertentu.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah sifat keanggotaan suatu kelompok tidak selalu
bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota
kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan
bulu tangkis, anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban
masyarakat Jawa dan sebagainya.
 In-Group dan Out-Group
Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok
keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok
tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In
group) karena aku termasuk di dalamnya. Banyak kelompok lain dimana aku tidak termasuk
keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan
kelompok luar (out group) karena aku berada di luarnya. In-group dan out-group dapat
dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama.
Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan
diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang.
Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka lakukan
adalah mencari hubungan antara keduanya.
Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan
bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika
mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka
adalah musuh sehingga merekapun bereaksi. Pada masyarakat modern, setiap orang
mempunyai banyak kelompok sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan
kelompok luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai kelompok luar,
tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka pun bersatu untuk mendukung tim
sekolah kesayangannya.

7
2.5 Primary dan Secondary Group Kelompok Sosial
Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang
ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang
erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi
tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga
tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam
kelompok primer bersifat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup
berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.
Di dalam kelompok primer, seperti: keluarga, kalian, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial
cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai
suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-harapan, dan kecemasan-kecemasan, berbagi
pengalaman, mempergunjingkan gosip, dan saling memenuhi kebutuhan akan keakraban
sebuah persahabatan.
Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak
orang, antara dengan siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi
dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat
formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian).
Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai
seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu
penting, tetapi cara kerjanya.
2.6 Hubungan Paguyuban dan Patembayan Kelompok Sosial
Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) dikemukakan oleh
Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal.
Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok
kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.
Secara umum ciri-ciri paguyuban adalah:
 Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra.
 Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi.
 Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang
lain di luar “kita”.
Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban
berikut, yaitu :
Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban
yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga
dan kelompok kekerabatan.

8
Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas
orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong.
Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas
orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya
tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama.
Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
(imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk gesellschaft
terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan
perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.

2.7 Masyarakat (Rural Community) dan (Urban Community)


1. Masyarakat Setempat (Community)
Community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat” yang menunjuk pada warga
sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Criteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat
setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu kelompok. Pada hakikatnya
merupakan identifikasi dengan tempat tinggal, dinamakan perasaan komuniti (Community
sentiment). Unsur-unsur perasaan community antara lain sebagai berikut :
 Seperasaan
 Sepenanggungan
 Saling Memerlukan
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang
saling berpautan, yaitu :
 Jumlah penduduk Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pendalaman
 Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
 Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

9
Dalam masyarakat yang modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan
masyarakat perkotaan rural community, dan urban community. Perbedaan antara masyarakat
pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual. Di pulau Jawa
dikenal adanya empat macam sistem pemilikan tanah, yaitu :
 Sistem milik umum
 Sistem milik kommunal
 Sistem kommunal dengan pemakaian tetap
 Sistem milik individu
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah pendudukannya.
Ciri-ciri masyarakat kota yaitu :
 Kehidupan beragama berkurang bila dibandingkan dengan agama di desa.
 Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa tergantung orang lain.
 Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas nyata.
 Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh
warga kota. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
 Jalan kehidupan yang cepat dikota mengakibatkan pentingnya faktor waktu.
 Perubahan-perubahan sosial tampak nyata di kota karena terbuka dan menerima
pengaruh luar.
2.8 Dinamika Kelompok Sosial
Kadang-kadang konflik dalam kelompok sosial dapat dikurangi atau dihapuskan
misalnya diadkan kambing hitam, sebab keduanya adalah pergantian anggota-anggota
kelompok. Di dalam dinamika kelompok terjadi antagosme antara kelompok prosesnya
sebagai berikut :
 Bila dua kelompok bersaing maka akan timbul stereotip
 Kontar antara dua kelompok yang bermusuhan
 Tujuan yang harus dicapai dengan kerja sama.
2.9 Hal Pendorong Kelompok Sosial
Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan
tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat
untuk mencapai apa yang diinginkannya. Pada proses pembentukan kelompok sosial pun
demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan
bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :
 Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka
secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena
kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu
dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia
pergi akan senantiasa merasa aman.
 Dorongan untuk meneruskan keturunan

10
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama,
yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan
pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan
keturunan ini dapat tercapai.

 Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja


Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif
dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya
kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada
kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang
dihasilkan akan dapat maksimal.
3.0 Berikut merupakan kasus nyata kelompok/suku yang berhubungan dengan budaya
sehat atau sakit
Orang Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan sakit itu sendiri berdasarkan
pandangan dasar kebudayaan mereka masing - masing. Memang kepercayaan tersebut bila
dilihat sudah mulai berkurang terutama pada orang Papua yang berada didaerah-daerah
perkotaan, sedangkan bagi mereka yang masih berada di daerah pedesaan dan jauh dari
jangkauan kesehatan moderen, hal tersebut masih nampak jelas dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Misal : Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua juga mempunyai
konsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit berarti orang
tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga mempunyai pandangan bahwa
penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagi keimbangan antara lingkungan
hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidak dapat mendukung kehidupan manusia, karena
mulai banyak. Bila keseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang
sakit, dan biasanya menurut adat mereka, akan datang seorang kuat (Tikanem) yang
melakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing kampung secara berurutan
sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat kembali normal dan bisa mendukung
kehidupan warganya.

11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi dan memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaannya dalam suatu kelompok. Kelompok sosial didalam
kehidupan bermasyarakat sangat banyak jumlahnya, dasar pembentukan kelompok tersebut
pun berbeda-beda. Sejak dilahirkan manusia telah memiliki dua hasrat pokok dalam dirinya
yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu
dengan suasana alam disekitarnya.
Pembentukan kelompok sosial merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhannya tersebut. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan. Kesadaran anggota merupakan hal yang penting dalam
sebuah kelompok. Hal itu akan menimbulkan rasa memiliki yang pada gilirannya kan
memeliharan keutuhan kelompok.
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang
mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Ada hubungan timbal balik. Artinya dalam interaksi sehari-hari, individu dan kelompok dapat
saling mempengaruhi. Memiliki norma dan nilai umum yang telah mencapai konsensus untuk
membatasi sikap dan perilaku anggota kelompok yang sama, sehingga membentuk cara
perilaku yang sama. Rasa kebersamaan dan solidaritas. Memiliki motivasi, visi dan tujuan
yang sama.

3.2 Saran
Menurut kami sebagai mahasiswa dimana memandang suatu kelompok sosial merupakan
suatu individu yang memiliki kesamaan baik suatu tujuan ataupun keseharian yang mirip,
karena terbentuknya suatu kelompok social diawali oleh individu – individu yang bertemu
ataupun adanya suatu interaksi, dimana mereka memulainya dari hal tersebut. Dan kami
sebagai mahasiswa mengharapkan di kelompok social dapat memberikan hal yang positif
baik bagi diri sendiri maupun kelompok tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY

2, D. P. (04/07/2021). https://www.dosenpendidikan.co.id/kelompok-sosial/. Kelompok Sosial.

Alex, P. (Agustus 12, 2021). https://pengajar.co.id/kelompok-sosial/. Kelompok Sosial.

Amir, N. (March 2020).


https://www.researchgate.net/publication/340294798_STUDI_KASUS_SOSIO_ANTROPOLOG
I_KESEHATAN. STUDI KASUS SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN.

Anindita, H. ( Maret 4, 2021). https://www.jojonomic.com/blog/kelompok-sosial/. Kelompok Sosial :


Definisi, Jenis-jenis, dan Fungsinya.

ufiluthfiyah. ( 11 Desember 2010). https://ufitahir.wordpress.com/2010/12/11/kelompok-


%E2%80%93-kelompok-sosial-dan-kehidupan-masyarakat/. KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL
DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.

13

Anda mungkin juga menyukai