Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini kami membuat sebuah makalah dengan judul “BENTUK-BENTUK
INTEGRASI SOSIAL”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk menambah pengetahuan, terutama dalam bidang sosial.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Waimital, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................3
C. TUJUAN MAKALAH.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................5
A. DEFINISI INTEGRASI SOSIAL....................................................................5
B. BENTUK-BENTUK INTEGRASI..................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................8


A. KESIMPULAN................................................................................................8
B. SARAN............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengutip penjelasan di situs study, Integrasi sosial bisa juga mengacu pada kesepakatan bersama di
masyarakat terkait sistem makna, bahasa, budaya, dan lainnya, yang meminimalisir perbedaan dan
mendorong semua kelompok untuk hidup berdampingan. Maka itu, dengan semakin meningkatnya
integrasi sosial, konflik di tengah suatu masyarakat juga akan semakin berkurang dan keterkaitan antar-
individu bertambah erat.
Dalam perkembangan ilmu sosiologi, pembahasan tentang integrasi sosial pertama kali dijelaskan oleh
Emile Durkheim, melalui buku karyanya: The Division of Labour in Society (1892). Salah satu pokok
pikiran Durkheim dalam buku itu adalah bahwa setiap orang memiliki kesadaran kolektif yang dipusatkan
kepada masyarakat. Dengan kata lain, cara setiap individu dalam berpikir, merasakan sesuatu, dan
bertingkah laku sangat dipengaruhi oleh masyarakat.
Durkheim percaya, masyarakat memberikan pengaruh kuat ke tiap individu. Norma, kepercayaan dan
nilai yang diyakini oleh setiap orang membentuk kesadaran kolektif, atau cara bersama dalam memahami
dan berperilaku di dunia,demikian dikutip dari Libertext.
Bagi Durkheim, kesadaran kolektif sangat penting dalam menjelaskan keberadaan masyarakat. Sebab,
kesadaran kolektif itu membentuk sekaligus menyatukan masyarakat. Pada saat yang sama, kesadaran
kolektif dihasilkan oleh tiap individu melalui tindakan dan interaksi satu sama lain. Dengan demikian,
mengikuti pemahaman Durkheim, masyarakat adalah produk sosial yang tercipta dari tindakan individu
yang kemudian memberikan kekuatan sosial koersif kembali pada individu tersebut.
Melalui kesadaran kolektif mereka, Durkheim berpendapat, manusia menjadi sadar satu sama lain
sebagai makhluk sosial. Jadi, kesadaran kolektif mengikat semua individu menjadi kesatuan masyarakat
dan menciptakan integrasi sosial. Menurut Durkheim, kesadaran kolektif dibentuk melalui interaksi
sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang ada, masalah yang akan diidentifikasi dalam makalah ini
adalah:

1. Bagaimana bentuk-bentuk integrasi social?

C. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk integrasi social.


2. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI INTEGRASI SOSIAL

Integrasi dalam bahasa Inggris (integration) memiliki arti pembaruan sehingga menjadi
kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun pembaruan merujuk pada arti berpadu, melebur, dan
menyatu menjadi satu. Adapun dalam sosiologi, definisi singkat integrasi sosial adalah proses
penyesuaian pada beberapa unsur sosial yang yang berbeda sehingga dapat membentuk kesatuan
masyarakat yang serasi.
Jika merujuk pada ulasan sejumlah sosiolog, setidaknya ada 4 definisi integrasi sosial yang
dapat memberikan pemahaman lebih baik mengenai konsep ini. Masih mengutip modul sosiologi
terbitan Kemdikbud, definisi pertama bisa merujuk ke penjelasan dari Paul B. Horton.
Menurut Paul B. Horton, integrasi proses pengembangan masyarakat dimana segenap
kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan
ekonomi. Ada juga definisi integrasi sosial versi Baton, yakni suatu integrasi sebagai sebuah pola
hubungan yang mengakui adanya suatu perbedaan ras dalam masyarakat. Namun, tidak
memberikan fungsi yang penting pada perbedaan dalam sebuah ras.
Selain itu, terdapat juga definisi integrasi sosial menurut Gilin, yaitu satu bagian dari proses
sosial yang terjadi karena suatu perbedaan fisik, emosional, budaya, dan perilaku. Adapun
mengutip salah satu publikasi Springer (2019), definisi integrasi sosial adalah konstruksi
multidimensi yang menunjukkan gambaran sejauh mana individu berpartisipasi di dalam
berbagai hubungan sosial, termasuk terlibat dalam aktivitas ataupun relasi sosial, kesadaran
komunal, dan identifikasi peran sosialnya.

B. BENTUK-BENTUK INTEGRASI SOSIAL

Integrasi sosial pada dasarnya muncul karena ada kerja sama yang baik di antara sesama
anggota masyarakat. Integrasi di masyarakat akan terwujud apabila setiap individu dalam satu
kelompok sosial mampu melawan prasangka negatif sehingga tidak terjadi konflik.
Terbentuknya solidaritas sosial dapat terjadi apabila ada kolaborasi antarindividu yang
mempunyai watak, sikap dan sifat yang berbeda, dalam suatu kelompok social. Setidaknya ada 3
jenis integrasi sosial. Ketiga bentuk itu ialah integrasi normatif; integrasi fungsional; dan
integrasi koersif.

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif dapat terjadi karena adanya norma yang berlaku di masyarakat.
Dalam konteks ini, norma merupakan pedoman untuk melakukan hubungan sosial dalam
masyarakat yang berisi perintah, larangan dan anjuran. Dengan adanya norma,
masyarakat dapat bersatu dan kehidupan yang harmonis bisa terwujud.
Seperti contoh yang ada di Indonesia, banyaknya pulau membuat munculnya berbagai
macam keberagaman antar suku dan budaya. Setiap daerah pastinya memiliki norma
yang mengikat dan mengatur di kawasan tersebut. Perbedaan itu dapat disatukan dengan
norma yang dianut bangsa Indonesia, yakni Bhineka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional bisa terjadi karena ada fungsi-fungsi di masyarakat. Dengan


mengedepankan fungsi dari setiap pihak yang ada di masyarakat, integrasi sosial dapat
terbentuk. Sebagai contoh, di masyarakat ada kelompok-kelompok profesi berbeda,
seperti pedagang, pelaut, petani, pebisnis yang jika berperan sesuai fungsi masing-
masing, akan menciptakan integrasi di masyarakat.

3. Integrasi Koersif

Integrasi koersif bisa terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan dari penguasa.
Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan). Contohnya ialah
penggunaan kekerasan oleh polisi saat membubarkan demonstrasi, yang merupakan
wujud konflik di masyarakat.
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu: Asimilasi: bertemunya dua
kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan
baru dengan meninggalkan sifat asli tiaptiap kebudayaan. Akulturasi: proses sosial yang
terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan
asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/ diterima dan diolah dalam
kebudayaan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Integrasi social adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur social yang berbeda-beda
sehingga membentuk suatu kesatuan masyarakat yang serasi. Definisi integrasi dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian, yaitu integrasi bangsa, integrasi nasional, dan integrasi budaya.
Sedangkan bentuk-bentuk integrasi sendiri terbagi menjadi 3, yakni: integrasi normative,
integrasi fungsional, dan integrasi koersif.

B. SARAN

Kami sadar, bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak
kekurangan, baik dari tulisan maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat diperlukan agar kami bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, bisa memberikan manfaat bagi pembaca untuk
mendapatkan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Sosiologi Kelas-XI


https://tirto.id/bentuk-bentuk-integrasi-sosial-definisinya-dalam-kajian-sosiologi-f92C

Anda mungkin juga menyukai