TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
objek, tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat
yang dilihat, dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang
6
7
Hormon ini merupakan analgesik alami dari tubuh yang terdapat pada otak,
respon nyeri. Respon nyeri dipicu ketika situasi atau peristiwa (nyata atau
(Snyder, 2016).
perubahan sinyal fisiologis pada sistem saraf perifer dan otonom yang
sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari
teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang teknik guided imagery
relaksasi pada orang dewasa atau anak- anak, dapat juga untuk mengurangi
dan menenangkan dan tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal
dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi
Menurut Snyder (2016) teknik guided imagery secara umum antara lain:
2) Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu
3) Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan,
napas berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap
4) Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala
5) Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan
2) Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang
dirasakan
tersebut
10
2) Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda,
santai, dan membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda
senangi
telah siap
2.2.1 Definisi
Secara umum nyeri adalah suatu rasa tidak nyaman, baik ringan
pasien. Secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan respon
psikologis berupa :
tinggi maupun rendah seperti peregganggan dan suhu serta oleh lesi
yang melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem sistem saraf sebagai
reseptor nyeri. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus
12
kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga dengan
bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari saraf perifer. Berdasarkan
yaitu pada kulit (cutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah
viseral. Oleh karena letaknya yang berbeda- beda inilah, nyeri yang timbul
kulit dan subcutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudak untuk
0,5 m/s) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
melalui salah satu dari beberapa rute saraf, dan akhirnya sampai di dalam
masa berwarna abu- abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat
terdapat pada tulang, pembuluh darah, saraf, otot, dan jaringan penyangga
merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. Reseptor nyeri yang
seperti jantung, hati, usus, ginjal, dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada
dimengerti. Akan tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan dan hingga derajat
2015).
2015).
b. Efek perilaku
al., 2015)
Teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri
nyeri terkontrol berat
b. Skala identitas nyeri numerik tidak
terkontrol
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak
nyeri sedang nyeri hebat
nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Terapi farmakologi
dan obat anti inflamasi non-steroid (NSAID), analgetik narkotik dan obat
2.2.9 Intervensi
lancarnya proses terapi ini adalah salah satunya pasien harus kooperatif
h. Kaji suatu imajinasi keadaan yang membuat pasien senang dan rileks
menghilangkan tujuan
2.2
2.3 Konsep Cedera Kepala
2.3.1 Definisi
disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
kemampuan kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala (trauma capitis) adalah
cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung megenai kepala
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatic dari fungsi otak yang
garis pada tulang tengkorak dan disertai atau tanpa disertai perdarahan
adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak, dan otak yang terjadi baik secara
1. Trauma tajam
2. Trauma tumpul
hemoragi kecil multiple pada otak koma terjadi karena cedera kepala
kerusakan.
terbentur.
1) Lokasi benturan.
batang otak.
Cedera kepala terbuka Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan
pecahnya tengkorak atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe
ini ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan, kerusakan otak juga
dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk ke dalam jaringan
otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat benda tajam/
berhenti dan bila ada cairan akan tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi:
c) GCS 13 -15
b) Muntah
c) GCS 9 – 12
e) (bingung)
a) GCS 3 – 8
cedera otak.
a. Kebingungansaatkejadiandan kebinggungan
laku
minggu atau lebih lama setelah konkusio cedera otak akibat trauma
ringan.
tersebut.
aselerasi terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang
diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena
membentur objek yang secara relatife tidak bergerak, seperti badan mobil
atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila
terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bias
batangotak.
yaitu cedera otak primer dan cedera otak sekunder. Cedera otak primer
adalah cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma,
permanen. Tidak banyak yang bias kita lakukan kecuali membuat fungsi
dan trauma saat lahir yang bias mengakibatkan terjadinya gangguan pada
hasil dari proses yang berkelanjutan sesudah atau berkaitan dengan cedera
atau tak ada pada area cedera. Cidera kepala terjadi karena beberapa hal
2.3.6 Komplikasi
cedera hebat tanpa adanya luka tembus di kepala dan pada sekitar 40%
2. Afasia
3. Apraksia
frontalis.
4. Amnesia
Amnesia adalah hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan untuk
mengingat peristiwa yang baru saja terjadi atau peristiwa yang sudah
sendirinya. Pada cedera otak yang hebat, amnesia bias bersifat menetap.
5. Fistel Karotis-kavernosus
Ditandai oleh trias gejala: eksoftalmus, kemosis, dan bruit orbita, dapat
6. Diabetes Insipidus
Dapat segera terjadi (dalam 24 jam pertama), dini (minggu pertama) atau
peningkatan TIK).
1. CT scan
3. MRI
elektomagnetik.
4. Laboratorium
28
5. Serebral angiographi
6. Serial EEG
patologis.
7. X-ray
8. BAER
BAER digunakan untuk mengoreksi batas fungsi kortek dan otak kecil.
9. PET
CSF & lumbal fungsi dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan
subaracnoid.
11. ABGs
vasodilatasi.
3. Pemberian analgetik.
6. Makanan atau cairan infus dextrose 5%, aminousin, aminofel (18 jam
makanan lunak.
7. Tidur tanpa bandal atau diganjal dengan bantal (kurang lebih 30o)
8. Pembedahan.
30
Terapi Non
Farmakologi
Mekanisme
Mengeluarkan
Guided imagery
hormon endorfin
sehingga
menimbulkan efek
analgesik &
mengeliminasi
neurotransmitter
Penurunan
Intensitas Nyeri
= diteliti
32
= tidak diteliti
formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung
gambar 2.1
Pretest Postest
Intensitas nyeri pada Intensitas nyeri
pasien cidera kepala pada pasien cidera
ringan kepala ringan
Intervensi
guided imagery
(Sumber:Synder,2016)
2.7 Hipotesis