Anda di halaman 1dari 12

Makalah Teori Teknik Distraksi, Imajinasi Terbimbing, Latihan

Penguatan Otot, Dan Latihan Penguatan Sendi

DosenPengampu:
Dr. Faizah Betty Rahayuningsih A., S.Kep,.M.Kes

Disusun oleh:
Kharisma Muhsanatia L. J210190047
Andini Rahma Nidaul Izza J210190040
Dwi Ribkhi Azizah J210190098
Prima Aldiansa J210190121
Sellvinia Azulla J210190130

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

1
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan...............................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
1.4 Manfaat..............................................................................................................5
1.5 Luaran................................................................................................................5
BAB III Pembahasan.............................................................................................6
2.1 Teknik Distraksi...............................................................................................6
a. Pengertian Teknik Distraksi.................................................................................6
b. Tujuan Teknik Distraksi.......................................................................................6
c. Prosedur Teknik Distraksi....................................................................................6
d. Manfaat Teknik Distraksi.....................................................................................6
2.2 Imajinasi Terbimbing......................................................................................6
a. Pengertian Imajinasi Terbimbing.........................................................................6
b. Tujuan Imajinasi Terbimbing...............................................................................7
c. Prosedur Imajinasi Terbimbing............................................................................7
d. Manfaat Imajinasi Terbimbing.............................................................................8
2.3 Latihan Penguatan Otot..................................................................................8
a. Pengertian Latihan Penguatan Otot......................................................................8
b. Tujuan Latihan Penguatan Otot...........................................................................8
c. Prosedur Latihan Penguatan Otot.........................................................................9
2.4 Latihan Penguatan Sendi................................................................................9
a. Pengertian Latihan Penguatan Sendi....................................................................9
b. Prosedur Latihan Penguatan Sendi.......................................................................9
c. Manfaat Latihan Penguatan Sendi........................................................................9
BAB III Penutup..................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................................11

2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kecemasan merupakan pengalaman perasaan yang menyakitkan serta tidak


menyenangkan. Ia timbul dari reaksi ketegangan-ketegangan dalam atau intern dari tubuh,
ketegangan ini akibat suatu dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat
saraf yang otonom. Misalnya, apabila seseorang menghadapi keadaan yang berbahaya dan
menakutkan, maka jantungnya akan bergerak lebih cepat, nafasnya menjadi sesak, mulutnya
menjadi kering dan telapak tangannya berkeringat, reaksi semacam inilah yang kemudian
menimbulkan reaksi kecemasan (Agustinus, 1985: 5-6).

Orang yang dilanda kecemasan bisa mengganggu keseimbangan pribadi seperti;


tegang, resah, gelisah, takut, gugup, berkeringat, dan sebagainya. Orang yang cemas
merasakan dirinya terkungkung dan jauh dari perasaan bebas, sehingga untuk mendapatkan
rasa bebas maka orang harus keluar dari kecemasan. Menurut May (dalam Corey, 1996: 179)
kebebasan dan kecemasan adalah dua sisi dari sekeping mata uang. Banyak orang tidak sadar
akan gagasan-gagasan yang kreatif yang dimiliki karena inspirasi mereka itu dihalangi oleh
kecemasan sebelum gagasan-gagasan itu sampai kepada tingkat kesadaran. Oleh sebab itu
maka kecemasan ini perlu untuk dikendalikan sehingga kecemasan tidak mengganggu
kepribadian tetapi sebaliknya menjadi sumber motivasi menuju ke arah kemajuan yang
positif.

Menurut pendekatan eksistensial (dalam Corey, 1996: 181), orang perlu ditolong
untuk bisa mengendalikan kecemasan, memilih untuk diri sendiri dan kemudian menerima
realitas bahwa mereka itu lebih dari sekedar korban dari kekuatan menentukan di luar diri
mereka sendiri.

Nyeri merupakan sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan bervariasi pada tiap
individu.Nyeri dapat mempengaruhi seluruh pikiran seseorang, mengatur aktivitasnya, dan
mengubah kehidupan orang tersebut.Nyeri merupakan faktor psikososial yang perlu diungkap
lewat komunikasi terapeutik, karena seorang perawat perlu mendapatkan data baik secara
subjektif maupun objektif untuk menilai seberapa besar pengaruh nyeri tersebut pada pasien
(Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2003).

Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan


keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Penanganan nyeri dengan tindakan
relaksasi mencakup teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery.Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca
operasi (Sehono, 2010).

Guided imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi seseorang untuk


mencapai efek positif tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).Teknik ini dimulai
dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada klien untuk perlahan-lahan
menutup matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi

3
mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan untuk membuat damai dan
tenang (Rahmayati, 2010).

Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta
tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak
maksimal yang diharapkan. Fleksibiltas dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah otot, tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan struktur sendi.
Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan lebih lamban dan rentan terhadapa
cedera otot, ligamen, dan jaringan lainnya. Dengan bertambahnya usia maka fleksibilitas
seseorang akan berkurang. Cara terbaik meningkatkan fleksibilitas adalah dengan latihan
peregangan (BadanPusatStatistik, 2009).

Latihan peregangan penting untuk mencegah kemunduran massa otot. Latihan-latihan


itu dibagi atas dua jenis latihan yaitu latihan peregangan statis dan latihan peregangan
dinamis. Dengan melakukan kedua latihan ini maka dapat meningkatkan fleksibilitas
(Susanto, Rudy. 2013)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Distraksi?
2. Apa Tujuan Distraksi?
3. Apamanfaatdistraksi?
4. Bagaimana prosedur teknik Distraksi?
5. Apa pengertian Imajinasi Terbimbing?
6. Apa tujuan Imajinasi Terbimbing?
7. Bagaimana prosedur Imajinasi Terbimbing?
8. Apa manfaat Imajinasi Terbimbing?
9. Apa pengertian latihan penguatan otot?
10. Apa Tujuan Latihan Penguatan Otot?
11. Bagaimana prosedur Latihan Penguatan Otot?
12. Apa pengertian Latihan Penguatan Otot Sendi?
13. Bagaimana prosedur Latihan Penguatan Otot Sendi?
14. Apa manfaat Latihan Penguatan Otot Sendi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian distrasi.
2. Mengetahui tujuan dari distraksi.
3. Mengetahui manfaat distraksi.
4. Mengetahui bagaimana prosedur teknik ditraksi.
5. Mengetahui pengertian imajinasi terbimbing.
6. Mengetahui tujuan dari imajinasi terbimbing.
7. Mengetahui bagaimana prosedur imajinasi terbimbing.
8. Mengetahui manfaat imajinasi terbimbing.
9. Mengetahui pengertian latihan penguatan otot.
10. Mengetahui tujuan dari latihan penguatan otot.
11. Mengetahui bagaimana prosedur latihan penguatan otot.
12. Mengetahui pengertian latihan penguatan otot sendi.
13. Mengetahui prosedur dari latihan penguatan otot sendi.
14. Mengetahui Manfaat prosedur latihan penguatan otot sendi.

4
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan bagi seluruh
pembaca dalam memahami apa itu Distraksi, Imajinasi Terbimbing, Latihan
Penguatan Otot, dan Latihan Penguatan Sendi.
b. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi seluruh pembaca dalam
menerapkan tips pengaplikasian teori Distraksi, Imajinasi Terbimbing, Latihan
Penguatan Otot, Latihan Penguatan Sendi.

1.5 Luaran

Sebagai artikel penugasan dan arsip kalangan mandiri.

5
BAB II
Pembahasan

2.1 TEKNIK DISTRAKSI


a. Pengertian distraksi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain schingga dapat menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Prasetyo, 2010).
b. Tujuan distraksi
Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk pengalihan
atau menjauhkan perhatian anak terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya rasa nyeri
c. Prosedur teknik distraksi
Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain:
A. Distraksi audiovisual
Menampilkan tayangan favorit berupa gambar-gambar bergerak dan bersuara ataupun
anımasi dengan harapan anak asık terhadap tontonannyasehingga mengabaikan tidak
nyaman dan menunjukan respons penerimaan yang baik (Rusmana, 2012).
B. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien dianjurkan
untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti musik klasik.
Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).
C. Distraksi pemafasan
 Cara pertama, yatu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan
melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati). kemudian
menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung
satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan berkosentrasi pada sensasi
pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik
ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
 Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan massase, instruksikan klien untuk
melakukan pernafasan ntmik dan pada sant yang bersamaan akukan massase
pada bagian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar diarea nyeri (widyastuti,2010)

d. Manfaat distraksi
Manfaat penggunaan teknik ini, yaitu agar sescorang yang menerima teknik ini merasa lebih
nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan (Widyastuti, 2010).

2.2 IMAJINASI TERBIMBING


a. Pengertian Imajinasi Terbimbing

6
Metode non farmakologi yang terbukti efektif dalam meringankan nyeri adalah
imajinasi terpimpin. Menurut Potter and Perry (2006) imajinasi terpimpin merupakan teknik
relaksasi yang dapat memberikan kontrol kepada pasien sehingga memberikan kenyamanan
fisik dan mental (Wulandari, 2015).

Menurut (Muttaqin, 2008) Imajinasi terbimbing (Guided Imagery) adalah


menggunakan imajinasi seseorang dalm suatu cara yang dirancang secara khusus untuk
mencapai efek positif tertentu. Imajinasi terbimbing digunakan untuk relaksasi dan
meredakan nyeri serta menurunkan tekanan darah yang dapat terdiri atas penggabungan napas
berirama lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan kenyataan (Fiani,2016).

Seperti dalam Academic for Guided Imagery (2010) Istilah Guided Imagery
menunjuk pada berbagai teknik visualisasi sederhana, saran menggunakan imajinasi langsung,
metafora dan bercerita, eksplorasi fantasi dan berimajinasi yang aktif untuk
menampilkansebagai gambaran yang dapat berkomunikasi dengan pikiran sadar (Fiani,
2016).

Dari definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa guided imagery merupakan
salah satu tindakan komplementer dengan teknik untuk menuntun seseorang dalam
membayangkan atau berimajinasi dengan panca indera untuk membayangkan apa yang dilihat
dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh atau membayangakan pengalaman yang
menyenangkan untuk membawa respon fisik yang diinginkan (menurunkan intensitas nyeri)

b. Tujuan Imajinasi Terbimbing


Johnson JY, (2005) menyebutkan bahwa Guided Imagery akan
memberikan efek rileks dengan menurunkan ketegangan otot sehingga
nyeri akan berkurang. Pasien yang melakukan guided imagery ini
diharuskan berkonsentrasi terhadap imajinasi yang disukai dengan di
pimpin oleh perawat. Guided Imagery ini diharapkan akan
meningkatkan relaksasi pada pasien (Wulandari, 2015)

c. Prosedur Imajinasi Terbimbing


Terapi guided imagery dalam aplikasinya terhadap pasien memiliki
prosedur yang berbeda-beda. Tetapi pada intinya, terapi ini diberikan
kepada pasien untuk meningkatkan relaksasi. Keadaan rileks ini akan
mengurangi kesadaran patologis fisik maupun mental pada pasien.
Guided Imagery yang diberikan pada pasien harus di dukung oleh
keadaan intern dan ekstern. Keadaan yang intern yang mendukung
lancarnya proses terapi ini adalah salah satunya pasien harus kooperatif
dengan perawat, tidak mengalami gangguan pendengaran, dan mudah
berkonsentrasi. Keadaan ekstern yang mendukung imajinasi terbimbing
adalah lingkungan yang tenang, nyaman sehingga akan meningkatkan
konsentrasi pada saat terapi berlangsung (Wulandari, 2015).

Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah yang dialami
- Monitor respons perubahan emosional
Terapeutik
- Sediakan ruangan yang tenang dan nyaman
Edukasi

7
- Anjurka nmembayangkan suatu tempat yang sangat menyenangkan yang
pernah atau yang ingin dikunjungi (mis. gunung, pantai)

- Anjurkan membayangkan mengunjungi tempat yang dikunjungi berada


dalam kondisi yang sehat, bersama dengan orang yang dikasihi atau
dicintai dalam suasana yang nyaman.

d. Manfaat ImajinasiTerbimbing
Imajinasi terbimbing sejak lama dikenal manusia dalammeningkatkan relaksasi
terhadap gangguan fisik maupun mental (Johnson JY, 2005). Menurut Perry and Potter
(2006) imajinasi terpimpin memiliki efek relaksasi yang bermanfaat terhadap kesehatan
seseorang antara lain:
a. Menurunkan nadi, tekanan darah danpernapasan.
b. Menurunkan keteganganotot.
c. Meningkatkan kesadaranglobal.
d. Mengurangi perhatian terhadap stimuluslingkungan.
e. Membuat tidak adanya perubahan posisi yangvolunter.
f. Meningkatkan perasaan damai dansejahtera.
g. Menjadikan periode kewaspadaan yang santai, terjaga dandalam.
Para ahli dalam bidang guided imagery menjelaskan bahwa imajinasi merupakan
pengobatan yang efektif dalam mengurangi nyeri, kecemasan, menurunkan tekanan
darah, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh dalam mencegah berbagai
macam penyakit. Guided imaery telah menjadi standar terapi untuk mengurangi
kecemasan dan memberikan tindakan relaksasi pada orang dewasa atau anak – anak,
dapat juga untuk menurunkan sensasi nyeri, susah tidur, dan menurunkan tekanan darah
(Fiani, 2016)

2.3 LATIHAN PENGUATAN OTOT


a. Pengertian Latihan Penguatan Otot
Latihan Penguatan otot adalah latihan yang digunakan untuk meningkatkan fungsi
otot dan ketahanan otot. Penguatan otot dilakukan dengan memberikan pembebanan kepada
otot-otot tertentu untuk memelihara dan mencegah penurunan masa otot. Latihan penguatan
otot dirancang supaya otot mampu membentukkekuatan untuk mengerakkan atau menahan
beban, misalnya aktivitas yang melawangravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan
beberapa detik, berulang-ulangatau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan
tali elastik. Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari dalam seminggu dengan
istirahat diantarasesi untuk masing-masing kelompok otot. Intensitas untuk membentuk
kekuatan ototmenggunakan tahanan atau beban dengan 10-12 repetisi untuk masing-masing
latihan. Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan individu.
Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban ditambah. Waktu yang dibutuhkan adalah
satu set latihan dengan 10-15 repetisi.

b. Tujuan Latihan Penguatan Otot


1. Latihan penguatan dapat mencegah penurunan kekuatan otot dan
mempertahankan massa otot.

8
2. Latihan penguatan juga mampu mencegah penurunan massa tulang,
meningkatkan metabolisme, dan dalam jangka panjang menurunkan tekanan
darah.
3. Memberikan pengaruh baik pada proses remodeling jaringan
4. Mengurangi stress pada persendian.
5. Peningkatan keseimbangan gerak

c. Prosedur Latihan Penguatan Otot


Contoh aktivitas penguatan otot antara lain:
1. Membawa atau memindahkan barang berat, misalnya barang belanjaan
2. Aktivitas yang melibatkan gerakan menginjak dan melompat, seperti menari
3. Aktivitas berkebun yang berat, seperti menggali
4. Latihan yang menggunakan berat badan sebagai tahanan, seperti push up atau sit
up
5. Yoga
6. Angkat beban  
Latihan penguatan otot dihitung dalam pengulangan dan seri. Pengulangan adalah
satu gerakan lengkap, seperti latihan otot bisep (dengan mengangkat beban) atau ‘sit
up’. Satu seri adalah sejumlah pengulangan.

Untuk setiap latihan kekuatan, cobalah untuk melakukan:


1. Setidaknya satu seri
2. Delapan hingga 12 pengulangan di setiap seri
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari latihan penguatan, Anda harus
melakukannya hingga Anda merasa lelah untuk menyelesaikan pengulangan
berikutnya

2.4 LATIHAN PENGUATAN SENDI


a. Pengertian Penguatan Sendi
Latihan gerak sendi merupakan aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur dengan
berfokus pada penguatan otot dan sendi-sendi tubuh. Terapi ini efektif diberikan pada
lansia yang berisiko mengalami osteoarthritis/ nyeri sendi (Setyoadi dan Kushariyadi,
2011).
b. Prosedur Latihan Penguatan Sendi

Latihan gerak sendi terdiri dari 7 bagian gerakan. Bagian tersebut berfokus pada
sendi-sendi yang paling sering mengalami nyeri sendi seperti lutut, panggul, siku,
lengan, dan pergelangan tangan serta kaki.

c. Manfaat Latihan Penguatan Sendi


Latihan gerak sendi bermanfaat untuk meningkatkan mobilitas sendi dan
memperkuat otot yang menyokong dan melindungi sendi, mengurangi nyeri dan
kaku sendi. Latihan gerak sendi secara teratur dapat juga mengurangi pembengkakan
sendi (Ambardini, 2010).

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami simpulkan bahwa Distraksi adalah mengalihkan perhatian
klien ke hal yang lain schingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Imajinasi terbimbing (Guided Imagery) adalah
menggunakan imajinasi seseorang dalm suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai
efek positif tertentu. Latihan Penguatan otot adalah latihan yang digunakan untuk meningkatkan
fungsi otot dan ketahanan otot. Penguatan otot dilakukan dengan memberikan pembebanan
kepada otot-otot tertentu untuk memelihara dan mencegah penurunan masa otot. Latihan gerak
sendi merupakan aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur dengan berfokus pada
penguatan otot dan sendi-sendi tubuh. Terapi ini efektif diberikan pada lansia yang
berisiko mengalami osteoarthritis/ nyeri sendi. Empat teknik diatas dilakukan untuk
membantu pasien dalam proses perawatan, mulai dari mengurangi kecemasan, nyeri sendi
dan otot. Tindakan tersebut juga dapat dilakukan mandiri dirumah dengan bantuan
perawat Homecare.
2. Saran
a.    Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP, harus
kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
b.   Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care,
mengikuti arahan perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat
bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
3.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, N. (1985). Phobia. Surabaya: Rama Press Institute.


Corey, G. (1996). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Edisi ke-5.
Monterey, Cali-fornia: Brooks/Cole Publishing Company.
Berman A. Snyder S. Kozier B &Erb G. 2003.Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier
& Erb edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rahmayati, Yeni Nur. 2010. Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan PadaP
asien Skizo afektif Di RSJD SURAKARTA.
http://etd.eprints.ums.ac.id/9482/1/J210060060.pdf diakses pada tanggal : 21 Maret 2021
pukul 23.35 WIB
Sehono, Endrayani. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Di RSUD DR. Moewardi.
http://etd.eprints.ums.ac.id/10412/ di akses pada tanggal 20 Maret 2021 pukul 23.37 WIB
Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik;
2009.
Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika
Susanto, Rudy. Meningkatkan fleksibilitas tubuh dengan gerakan sederhana.2013. Avaible
From: http://www.indotopinfo.com/meningkatkan-fleksibilitas-tubuh.html
Akbar, Moh. Syaifi (2019) PENGARUH BLUE COLOR BREATHING THERAPY TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PRODI ILMU KEPERAWATAN FIKES
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG. Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah
Malang

Kusumaningtyas, Desty Aulia (2018) PENERAPAN TERAPI IMAJINASI TERBIMBING UNTUK MENURUNKAN


SKALA NYERI PADA PASIEN POST NEFROLITOTOMI HARI KE-4. Diploma thesis, Universitas Islam Sultan
Agung.

Berman. A., Synder, S. &Fradsen, G. (2016). Konzier&Erb's Fundamentals of Nursing


(10th Ed.). USA: Persson Education.

Dougherty, L. & Lister, S, (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9th Ed.). UK.


The Royal Marsden NHS Foundation Trust.

Yanti, N. L. P. E., Kusumaningsih, F. S., & Astuti, I. W. PENYULUHAN LATIHAN


GERAK SENDI UNTUK MENGURANGI NYERI SENDI PADA LANSIA DI DESA
DAUH PURI KAUH DAN DESA KESIMAN KERTALANGU. Buletin Udayana
Mengabdi, 15(3), 20-23.

Ervatamia H, Sakti O. Batubara, MYB. Perbandingan Efektifitas Teknik Relaksasi Dan


Teknik Distraksi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Ruangan

11
Bedah RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang. 2017. CHMK Applied Scientific Journal, 1
(1), 27-31.

brahim Ibrahim, Dewi Fransisca, Nia Febdina Sari, PERBANDINGAN TEKNIK


DISTRAKSI DAN RELAKSASI TERHADAP INTENSITAS NYERI PERAWATAN
LUKA OPERASI DI RUANG BEDAH. JURNAL KESEHATAN MEDIKA SAINTIKA.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEIDZA SAINTIKA]

Radisca, Yellin. 2016. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT


QUADRISEP DENGAN OTOT DORSAL DAN PLANTAR FLEKSOR TERHADAP
PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA
http://eprints.ums.ac.id/46117/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf
Anugrah argon medica. 2021. Olahraga di usia lanjut. https://www.anugrah-
argon.com/olahraga-di-usia-lanjut/ diakses pada 21 Maret 2021 pukul 19.20 WIB

Flex Free Clinic. 2021. Panduan olahraga bagi lansia.


https://flexfreeclinic.com/artikel/detail/151?title=panduan-olahraga-bagi-lansia Diakses pada
21 Maret 2021 pukul 19.10 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai