DAN KESELAMATAN
KERJA DI RUMAH SAKIT
(K3RS)
DEPARTEMEN KESEHATAN Rl JAKARTA, 2009
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan Rl
363.1
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
S Kesehatan Masyarakat.
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).
Jakarta : Departemen Kesehatan Rl, 2009.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
TIM PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR
Abdul Rival Agung Nugroho Azizah Azhar Jaya Dina
Dariana Ecfi Dharma Eko Budi Priyanto Elisabeth L.
Tobing Guntur Argana Ibnu Uzail Yamani Johan Safari
Lukas Iwan Jayaputra Puthut Prasetyo Rosidi Roslan
Sabhartini Nadzir Selamat Riyadi Tasripin Thomas Patria
Tri Hastuti Trio Hartono Wahyudi Hartono
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
ii | Page
Selain terbit dalam versi cetak, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) dapat diakses lewat internet di www. kesehatan
kerja.depkes.go. id.
Harapan kami semoga Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) bisa bermanfaat bagi kita semua.
Rival, M.Kes
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
I. Latar Belakang................................................................ 1
II. Tujuan.......................1.................................................. 7
III. Sasaran......................................................................... 8
IV. Ruang Lingkup................................................................ 8
V. DasarHukum................................................................. 8
VI. Pengertian.................................................................... 13
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | jjj
I. Standar Manajemen...................................................... 33
II. Standar Teknis............................................................... 36
LAMPIRAN ............................................................................................. 63
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 1
BAB-1
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Dalam era globalisasi, tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)semakintinggi karena pekerja,
pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan
kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit
yang tidak memenuhi standar.
Dengan berkembangnya konsep kesehatan pekerja (Workers' Health)
diharapkan dapat memberikan pengertian yang lebih luas dari
kesehatan kerja (Occupational Health), maka tidak hanya masalah
kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan, tapi juga masalah
kesehatan umum yang mempengaruhi produktivitas kerja.
Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan pasal 23, bahwa Upaya Kesehatan Kerja harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah suatu
tempat kerja dengan kondisi seperti tersebut diatas sehingga harus
menerapkan Upaya Kesehatan Kerja disamping keselamatan kerja.
Rumah Sakit merupakan suatu industri jasa yang padat karya, padat
pakar, padat modal dan padat teknologi, sehingga risiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat
tinggi, oleh karena itu upaya K3 sudah menjadi suatu keharusan.
Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang
bermutu, Rumah Sakit harus menjadi patient & provider safety (hospital
safety) sehingga mampu melindungi pasien, pengunjung, pekerja dan
masyarakat sekitar Rumah Sakit dari berbagai potensi bahaya di Rumah
Sakit. Untuk menunjang hal tersebut, Rumah Sakit harus melaksanakan dan
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
2 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 3
terbukanya akses bagi bukan pekerja Rumah Sakit dengan leluasa serta
kegiatan yang terus menerus setiap hari.
8. Beberapa isu K3 yang penting di Rumah Sakit; Keselamatan pasien dan
pengunjung, K3 pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di Rumah Sakit yang berdampak terhadap
keselamatan pasien dan pekerja dan keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
9. Rumah Sakit sebagai sistem pelayanan yang terintegrasi meliputi :
a. Input : kebijakan, SDM, fasilitas, sistem informasi, logistik
obat/reagensia/peralatan, keuangan dan Iain-lain.
b. Proses : pelayanan rawat jalan dan rawat inap (in and out patient),
IGD (emergency), pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang
dilaksanakan dengan baik dan benar dan Iain-lain.
c. Output: pelayanan prima (excellence medicine and services).
B. Bahaya-bahaya potensial (Potential Hazards) di Rumah Sakit:
Bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit yang disebabkan oleh faktor
biologi (virus, bakteri dan jamur dll); faktor kimia (antiseptik, gas
anestesi dll); faktor ergonomi (cara kerja yang salah dll); faktor fisik
(suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi dll); faktor psikososial
(kerja bergilir, hubungan sesama pekerja/atasan dll) dapat
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
PAK di Rumah Sakit, umumnya berkaitan dengan faktor biologi (kuman
patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan
dalam dosis kecil yang terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas
anestesi pada hati); faktor ergonomi (cara duduk salah, cara
mengangkat pasien salah); faktor fisik (panas pada kulit, tegangan
tinggi pada sistem reproduksi, radiasi pada sistem produksi sel darah);
faktor psikologis (ketegangan di kamar bedah, penerimaan pasien
gawat darurat, bangsal penyakit jiwa, dan Iain-lain).
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai
untuk menentukan tingkat risiko, yang merupakan tolok ukur
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
4 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 5
Bahaya Fisik Radiasi pengion, radiasi non-pengion, suhu panas, suhu dingin,
ising, getaran, pencahayaan dll
Bahaya Kimia Ethylene Oxide, formaldehyde, glutaraldehyde, obat Ca, gas
Anestesi, mercury, chlorine dll
Bahaya Biologi Virus, Hepatitis B, C, HIV, SARS, Bakteri, Jamurdan Parasit
Bahaya Posisi statis, mengangkat, membungkuk, mendorong dll
Ergonomi
Bahaya Kerja shift, stress dll
Psikososiai
Bahaya Berasal dari mesin al; terjepit, terpotong, terpukul, tergulung,
Mekanik tersayat, tertusuk bend^ tajam dll
Bahaya Listrik Sengatan listrik, Hubungan arus pendek, Kebakaran, Petir, Listrik
statis dll
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
6 Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 7
II. Tujuan
A. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
pekerja, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan Rumah
Sakit berjalan baik dan lancar.
B. Tujuan khusus
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang
tercapainya K3 di Rumah Sakit (K3RS).
2. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi
manajemen, pelaksana dan pendukung program.
3. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK
dan KAK.
5. Terselenggaranya program K3 di Rumah Sakit (K3RS) secara
optimal dan menyeluruh.
6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
8 Page
III. Sasaran
A. Pengelola Rumah Sakit.
B. Pekerja Rumah Sakit.
V. Dasar Hukum
Agar penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS) lebih efektif, efisien, terpadu dan menyeluruh maka
diperlukan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam
pelaksanaan K3 di Rumah Sakit (K3RS) adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1969 tentang Persetujuan
Konvensi Organisasi/Perubahan Internasional No.120 Mengenai
Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor (Lembaran Negara
Nomor...Tahun 1969, Tambahan Lembaran Negara Nomor....);
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja (Lembaran Negara Nomor ....Tahun 1970, Tambahan Lembaran
Negara Nomor.........................);
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Nomor....Tahun 1992,Tambahan Lembaran Negara Nomor....);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
hidup (Lembaran Negara Nomor....Tahun 1997, Tambahan Lembaran
Negara Nomor....);
%
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 9
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
10 I Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 11
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
12 | Page
Pelayanan Kesehatan;
34. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/Menkes/SK/ 2003 tentang
Penetapan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sebagai Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Pedoman Penanggulangannya;
35. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes/ SK/ XI1/2003
tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi;
36. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/ SK/
111/2003 tentang Komite K3 Sektor Kesehatan;
37. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/Menkes/ SK/2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
38. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1075/Menkes/SK/2003 tentang
Sistem Informasi K3;
39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
40. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit;
41. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
42. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/ SK/ 11/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN);
43. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432/Menkes/ SK/ IV/2007
tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit;
44. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/ SK/X/2008
Tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan Antara Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
VI. Pengertian
A. Kesehatan Kerja Menurut WHO/ILO (1995), Kesehatan Kerja
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 13
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
14 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 15
resultante dari tiga komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan
lingkungan kerja.
Program K3RS yang harus diterapkan adalah :
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 16
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 17
Rumah Sakit);
12. Kasus kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan (pekerja Rumah
Sakit);
13. Kasus kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan (pekerja Rumah
Sakit);
14. Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja;
15. Data perizinan;
16. Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja ;
17. Data pelatihan dan sertifikasi;
18. Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formal kesehatan kerja, sudah
dilatih Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan sudah dilatih tentang Diagnosis
PAK;
19. Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka;
20. Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 19
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
20 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 21
Rumah Sakit (K3RS) yang tertera pada Bab 2.11 pada standar K3
Rumah Sakit ini;
7. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit (K3RS).
8. Melakukan Internal Audit Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) dengan menggunakan instrumen self
assessment akreditasi Rumah Sakit yang berlaku.
9. Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
22 | Page
BAB-3
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT (K3RS)
Rumah Sakit merupakan salah satu tempat kerja, yang wajib melaksanakan
Program K3RS yang bermanfaat baik bagi pekerja, pasien, pengunjung,
maupun bagi masyarakat di lingkungan sekitar Rumah Sakit.
Pelayanan K3RSharusdilaksanakansecaraterpadu melibatkan berbagai
komponen yang ada di Rumah Sakit. Pelayanan K3 di Rumah Sakit sampai
saat ini dirasakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak Rumah
Sakit yang belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
I. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja
seperti tercantum pada pasal 23 dalam UU Kesehatan No.23 tahun
1992 dan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Rl
No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk
pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, sebagai berikut:
A. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja bagi pekerja :
1. Pemeriksaan fisik.
2. Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax,
laboratorium rutin, EKG).
3. Pemeriksaan khusus sesuai dengan jenis pekerjaannya.
B. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang
kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada pekerja di Rumah
Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap
pekerjanya.
Yang diperlukan antara lain:
1. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 23
dengan K3.
2. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat
kerja nya. «
3. SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
4. Orientasi K3 di tempat kerja.
5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/
penyuluhan kesehatan kerja secara berkala dan
berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan
budaya K3.
C. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai
dengan pajanan di Rumah Sakit:
1. Setiap pekerja Rumah Sakit wajib mendapat pemeriksaan berkala
minimal setahun sekali.
2. Sedangkan untuk pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jenis
dan besar pajanan serta umur dari pekerja tersebut.
3. Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan audiometri untuk pekerja yangterpajan
bising seperti pekerja IPSRS, operator telphone dll.
b. Pemeriksaan gambaran darah tepi untuk pekerja radiologi.
c. Melakukan upaya preventif (vaksinasi Hepatitis B pada
pekerja yang terpajan produk tubuh manusia).
d. Pemeriksaan HbsAG dan HIV untuk pekerja yang berhubungan
dengan darah dan produk tubuh manusia (dokter, doktergigi,
perawat, laboratorium, petugas kesling dll).
e. Pemeriksaan fungsi paru untuk pekerja yang terpajan debu
seperti petugas incenerator.
D. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik pekerja :
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
24 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 25
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
26 Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 27
peralatan kesehatan.
2. Membuat program dan melaksanakan pemeliharaan rutin dan
berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan.
3. Melakukan peneraan/kalibrasi peralatan kesehatan.
4. Pembuatan SOP untuk pengoperasian, pemeliharaan,
perbaikan dan kalibrasi terhadap peralatan kesehatan.
5. Sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana
serta peralatan kesehatan.
B. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan
kerja terhadap pekerja :
1. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi terhadap
peralatan kerja dan pekerja.
2. Membuat program, melaksanakan kegiatan, evaluasi dan
pengendalian risiko ergonomi.
C. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
1. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan
lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi,
ergonomi dan psikososial.
2. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
ergonomi dan psikososial secara rutin dan berkala.
3. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk
memperbaiki lingkungan kerja.
D. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair:
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan
prasarana sanitair, yang memenuhi syarat, meliputi:
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
28 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 29
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
30 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 31
BAB-4
STANDAR K3 SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN
DI RUMAH SAKIT
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
34 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 35
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
36 Page
memadai.
F. Peta/denah lokasi/ruang/alat yang dianggap berisiko dengan
dilengkapi simbol-simbol khusus untuk daerah/tempat/
area yang berisiko dan berbahaya, terutama laboratorium,
radiologi, farmasi, sterilisasi sentral, kamar operasi, genset, kamar
isolasi penyakit menular, pengolahan limbah dan laundry.
G. Khusus sarana bangunan yang menggunakan bahan beracun
berbahaya harus dilengkapi fasilitas dekontaminasi bahan
beracun berbahaya.
H. Program penyehatan lingkungan meliputi; penyehatan
ruang dan bangunan, penyehatan makanan dan minuman,
penyehatan air, penanganan limbah, penyehatan tempat
pencucian umum termasuk laundry, pengendalian serangga, tikus
dan binatang pengganggu lain, pemantauan sterilisasi dan
desinfeksi, perlindungan radiasi dan upaya promosi kesehatan
lingkungan.*
I. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program pelaksanaan K3
sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit.
J. Kalibrasi (internal dan legal) secara berkala terhadap sarana,
prasarana dan peralatan yang disesuaikan dengan jenisnya.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 37
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
38 | Page
3. Pintu/jendela
a. Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal 120
cm.
b. Pintu dapat dibuka dari luar.
c. Khusus pintu darurat menggunakan panic handle, automatic door
closer dan membuka ke arah tangga darurat/arah evakuasi
dengan bahan tahan api minimal 2 jam.
d. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai.
e. Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai
jeruji.
f. Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun, mudah dibuka
tetapi harus dapat menutup sendiri (dipasang door close).
g. Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan
dilapisi Pb minimal 2 mm atau setara dinding bata ketebalan 30
cm dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi serta
dilengkapi jendela kaca anti radiasi.
4. Plafond
a. Rangka plafon kuat dan anti rayap.
b. Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan tidak
menggunakan berbahan asbes.
c. Langit-langit dengan ketinggian minimal 2,8 m dari lantai.
d. Langit-langit menggunakan cat anti jamur.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 39
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
40 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 41
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
42 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 43
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
44 Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 45
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
46 Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 47
BAB-5
PENGELOLAAN JASA DAN BARANG BERBAHAYA
Barang Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
I. Kategori B3
A. Memancarkan radiasi
Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau
partikel radioaktif yang mampu mengionkan secara langsung atau
tidak langsung materi bahan yang dilaluinya, misalnya:
lr
i92' 'm' Tc99' Sa!53' Sinar X' Sinar alfa' Sinar beta' Sinar gamma' dll.
B. Mudah meledak
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa
disertai pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan
reaksi, peningkatan suhu dan tekanan meningkat pesat dan dapat
menimbulkan peledakan. Bahan mudah meledak apabila terkena
panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan.
C. Mudah menyala atau terbakar
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat disertai
dengan pengimbangan kehilangan panas, sehingga tercapai
kecepatan reaksi yang menimbulkan nyala. Bahan mudah menyala
atau terbakar mempunyai titik nyala [flash ponit) rendah (210C).
D. Oksidator
Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan sehingga terjadi
reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi eksothermis (keluar panas).
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | Page
E. Racun
Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan kulit atau mulut.
F. Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan
proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur uji 550C,
mempunyai pH sama atau kurang dari 2 (asam), dan sama atau lebih
dari 12,5 (basa).
G. Karsinogenik
Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
H. Iritasi
Bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada kulit dan selaput
lendir.
I. Teratogenik
Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
J. Mutagenik
Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan kromosom yang
berarti dapat merubah genetika.
K. Arus listrik
II. Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/tingkat
bahaya dipengaruhi oleh Daya racun dinyatakan dengan satuan
LD50 atau LC50, dimana makin kecil nilai LD 50 atau LC50 B3
menunjukkan makin tinggi daya racunnya.
A. Cara B3 masuk ke dalam tubuh yaitu melalui saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan penyerapan melalui kulit. Diantaranya
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 49
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
50 Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 51
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 53
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
54 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 55
BAB-6
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA K3 DI RUMAH
SAKIT
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | Page
B. Rumah Sakit Kelas B
1. S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit.
2. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan SI minimal 1
orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 Rumah Sakit.
3. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal
1 orang dengan sertifikasi K3/hiperkes dan mendapatkan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit.
4. Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal)
yang mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai
K3 Rumah Sakit minimal 1 orang.
5. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit minimal 1 orang.
6. Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3
(informal) yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit minimal 1 orang.
7. Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit minimal 1
orang.
C. Rumah Sakit Kelas C
1. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan SI minimal 1
orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 Rumah Sakit.
2. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/dokter gigi
minimal 1 orang dengan sertifikasi dalam bidang K3/hiperkes
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 Rumah Sakit.
3. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit minimal 1 orang.
4. Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit minimal 1
orang.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 57
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
60 | Page
BAB-7
PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 61
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | Page
BAB-8
PENUTUP
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page 63
LAMPIRAN
1. Formulir laporan bulanan kesehatan pekerja beserta petunjuk pengisiannya
FORMULIR LAPORAN BULANAN KESEHATAN PEKERJA (Form LBKP-4 Untuk Rumah Sakit)
a.3..........................................
a. 5
b. Pekerja Luar Rumah Sakit
b. l
b.2..........................................
b.3..........................................
b.4..........................................
b.5..........................................
.......................................................20.
Pengelola Program Kesehatan Kerja
Mengetahui
Direktur........
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
64 Page
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR LAPORAN BULANAN KESEHATAN PEKERJA (Form LBKP-4 Untuk Rumah Sakit)
7 Kasus penyakit umum Diisi sesuai dengan jumlah kasus penyakit umum Rumah Sakit
dikalangan pekerja di kalangan pekerja (pekerja RS dan pekerja luar
RS)
8 Jenis penyakit yang Diisi sesuai dengan jenis penyakit yang terbanyak Rumah Sakit
terbanyak di kalangan di kalangan pekerja (pekerja RS dan pekerja luar
pekerja RS)
9 Kasus penyakit yang Diisi sesuai dengan jumlah kasus penyakit Rumah Sakit
berkaitan dengan yang berkaitan dengan pekerjaan (pekerja RS
pekerjaan dan pekerja luar RS).
10 Kasus kecelakaan yang Diisi sesuai dengan jumlah kasus kecelakaan Rumah Sakit
berkaitan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjain (pekerja RS
dan pekerja luar RS).
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 65
FORMULIR LAPORAN REKAPITULASI SEMESTER (6 BULAN) KESEHATAN KERJA (Form LS4-Untuk Rumah Sakit)
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
66 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 67
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
68 | Page
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Page | 69
Nip.
Nip.
Direkto
rat
Bina
Keseha
tan
Kerja |
Standa
r
Keseha
tan dan
Kesela
matan
Kerja di
Rumah
Sakit
(K3RS)
70 | Page
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR REKAPITULASI SEMESTER (6 BULAN) KESEHATAN KERJA (Form LS4-Untuk
Rumah Sakit)
Direktorat Bina Kesehatan Kerja | Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)