Anda di halaman 1dari 20

PENYULUHAN TENTANG MANAJEMEN PEMBERIAAN PAKAN PADA TERNAK

KAMBING

OLEH

KELOMPOK

NAMA-NAMA KELOMPOK 5

1. LIDES RUTH KAMORE (1905030048)

2. TRIFENA DOPONG (1905030329)

3. MARGARETHA P.N USFINIT (1905030402)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PETERNAKAN

TAHUN 2020/2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Penyuluhan
Tentang Managemen Pemberian Pakan Pada Ternak Kambing” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas ( Dosen pada
mata kuliah penyuluhan peternakan ). Selain itu proposal ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang penyuluhan managemen pemberian pakan pada ternak kambing bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah penyuluhan peternakan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa proposal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
proposal ini.

Kupang, 14 februari 2021

Penulis

1
ABSTRACT

Tuj`uan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen pemberian pakan ternak
kambing di SMK PP NEGERI KUPANG (Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian
Pembangunan Negeri kupang). Praktek lapangan ini dilaksanakan selama 1 minggu Jarak dari
kota kupang kurang lebih 38-39km di Desa Kuimasi Jln.Timor Raya Km.39, Kecamatan
Fatuleu Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di


lapangan dan melalui wawancara dengan petugas instalasi pada peternak kambing di Desa
Kuimasi Kecamatan Fatuleu Kab Kupang . Pengamatan yang dilakukan selama praktek
lapangan diketahui bahwa manajemen pemberian pakan ternak kambing di Desa Kuimasi
masih dilakukan secara intensif , dimana ternak kambing akan dikandangkan.pakan yang
diberikan pada ternak kambing tersebut adalah konsenrat dan hijauan yang tersedia berupa
rumput-rumputan dan leguminosa yang ada di lapangan intalasi ternak kambing SMK PP
NEGERI KUPANG Desa Kuimasi Kecamatan Fatuleu Kab. Kupang.

Pemberikan pakan tambahan seperti konsentrat, pemberian pakan hijauan pada ternak
dilakukan pada pagi dan sore hari dan pemberian air minum diberikan secara ad libitum
(tidak terbatas) pada saat ternak kambing di kandangkan.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan yang
sangat menentukan produktifitas ternak itu sendiri. Kenyataan di lapangan menunjukan
bahwa masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan
kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya, produktifitas ternak yang
dipelihara tidak optimal bahkan diantara peternak yang mengalami kerugianakibat
pemberian pakan yang kurang tepat.

1.2. Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan Mahasiswa/I mengenai hubungangan antara teori dengan
penerapannya di dunia kerja ( Lapangan) serta factor-faktor yang mempengaruhinya
sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa/I setelah terjun di masyarakat.
2) Mahasiswa/I memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja yang praktis yaitu
dengan melihatnya secara langsung dan mengaplikasikannya di lapangan.
3) Meningkatkan wawasan mahasiswa/I tentang berbagai kegiatan penyuluhan
peternakan.

3
BAB II
TATALAKSANA PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang “Manajemen Pemberian Pakan Pada
Ternak Kambing” dilaksanakan mulai tanggal 10-11 Februari 2021 yang bertempat di
SMK-PP NEGERI KUPANG.

2.2. Metode Pelaksanaan


Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan secara kelompok oleh mahasiswa mulai
dari mencari lokasi, pendekatan dengan lembaga (institusi) tempat penyuluhan sampai
pelaksanaannya. Untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan maka
metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan di SMK-PP NEGERI
KUPANG adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan serta pencatatan tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan permasalahan yang diangkat. Pengamatan ini dilakukan secara
langsung di lokasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan responden. Responden yang dimaksud dalam krgiatan
penyuluhan ini adalah petugas kandang.

2.3. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan yaitu :
 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan peternakan. Data primer didapat dari
wawancara langsung dengan responden.

4
BAB III

HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Umum Lokasi


3.1.1. Sejarah dan Perkembangan SMK-PP Negeri Kupang
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri
Kupang merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah kejuruan di bawah
naungan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian)
Kementerian Pertanian.
SMK-PP Negeri Kupang berdiri pada tahun 1982, awalnya bernama Sekolah
Pertanian Menengah Atas (SPMA) Negeri Kupang dan sempat berganti nama
menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP).
Nomenklatur SPP menjadi SMK-PP Negeri Kupang dilandasi oleh peraturan
Menteri Pertanian Nomor:110/Permentan/OT.140/2013 tentang organisasi dan tata
kerja SMK-PP Negeri.
Kompetensi keahlian yang diajarkan di SMK-PP Negeri Kupang ialah
Agribisnis Ternak Ruminansia, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dan
Perawatan Kesehatan Ternak.

3.2. Uraian Kegiatan


3.2.1. Populasi Kambing
Sampai bulan Januari 2021 populasi kambing di SMK-PP Negeri Kupang
adalah 42 ekor. Dimana pada awal bulan Februari 2021 10 ekor kambing laris terjual
sehingga menyisakan 32 ekor.

Tabel 1. Populasi Kambing di SMK-PP Negeri Kupang

No Jenis Kambing Dewasa Remaja Anak Jumlah


Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina J B
1. PE 4 4 3 5 2 1 9 10
2. Kacang 1 9 4 4 3 2 8 15
Sumber :SMK-PP Negeri Kupang (2021)

3.2.2. Persiapan Kandang

5
Adapun persiapan kandang sebagai berikut :
1) Kadang dibersihkan dengan sapu dan menyemprotkan air deterjen.
Kandang dibersihkan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Setelah kandang dibersihkan, maka dilanjutkan pencucian tempat
pakan dan minum. Pencucian dilakukan dengan air biasa, dalam
pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan kotoran
yang menempel pada tempat pakan dan minum.
3.2.3. Pakan dan Air Minum
Pakan yang diberikan masing-masing kandang rata-rata berisi
bahan pakan dan cara pemberian yang sama. Pakan yang diberikan
berupa komboran dan hijauan segar berupa rumput gajah, lamtoro dan
daun gamal. Pakan hijauan segar diberikan dua kali sehari secara
terbatas. Bahan pakan komboran berupa dedak dan bogasari kepala
kuda sebanyak 6 kg/kandang/hari. Setelah pakan komboran habis
ternak akan diberikan hijauanuntuk persediaan pakan di malam hari.
3.2.4. Penanganan Kesehatan
Pemberian obat-obatan dan vitamin pada ternak kambing di
SMK-PP Negeri Kupang diberikan secara kondisional. Pada awal
pemeliharaan kambing diberi obat cacing jenis albendazole sebanyak 5
ml secara oral dan obat cacing verm-O dan yang disuntikkan dibawah
kulit untuk mencegah perkembangan cacing dalam tubuh kambing
yang berakibat pakan yang dikonsumsi akan terbuang sehingga
produksi susu dan bobot badan menurun. Vitamin yang diberikan
adalah vitamin B Kompleks.
Ternak yang mengalami mencret, diobati dengan memberikan
larutan garam dan gula masing-masing 10 gram dengan air atau
diberikan larutan oralit atau tablet karbon aktif (norit) sebanyak 2
tablet, bisa juga dengan cara tradisional menggunakan dauun jambu
biji yang sudah ditunbuk.
Di SMK-PP Negeri Kupang penyakit yang sering menyerang
ternak kambing yaitu kudis. Kambing yang terserang kudis diobati
dengan menyuntikkan ivomec 2 ml dibawah kulit. Kulit yang terserang
digosokkan beberapa campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak
kelapa yang dipanaskan.
6
Selain pemberian vitamin dan obat-obatan, cara pengendalian
penyakit yang dapat dilakukan dengan sanitasi kandang dan
lingkungan. Sanitasi dilakukan terutama pada lantai dan kolong
kandang yang biasanya terdapat kotoran bercampur urine karena dapat
menjadi tempat sunber penyakit.
3.3. Pembahasan
3.3.1. Pakan
Pakan yang diberikan pada kambing di SMK-PP Negeri Kupang antara lain
hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan antara lain gamal, lamtoro dan rumput
gajah kemudian untuk konsentrat diberikan dedak dan bogasari kepala kuda dengan
takaran 6 kg/kandang/hari. Perbandingan pakan antara konsentrat dan hijauan adalah
30% : 30%. Pakan hijauan diberikan terlebih dahulu sedikit demi sedikit sebanyak
dua kali sehari dengan ukuran pemberian 4 kg/kandang/hari. Pemberian konsetrat
diusahakan agar habis dalam sekali waktu untuk menghindari tumbuhnya jamur yang
bisa menimbulkan penyakit. Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari
bahan pakan yang kaya akan karohidrat dan protein.
Williamson dan Payne (1993) mengatakan bahwa produksi ternak dapat
dioptimalisasi dengan suplementasi konsentrat sehingga konsumsi pakan akan
meningkat. Ternak yang mengonsumsi pakan dengan kandungan protein cukup akan
tumbuh dengan lebih cepat daripada ternak yang mengkonsumsi protein lebih sedikit
(Williams, 1982). Ada dua alternatifformulasi pakan kambing yang dilakukan
peternak yakni :
1) Formulasi pakan kambing yang di pelihara semi intensif dengan
penggembalaan.
2) Formulasi pakan kambing yang di pelihara intensif dengan di kandangkan.

Pemberian pakan di SMK-PP Negeri Kupang dibedakan berdasarkan bobot


badan, jenis kelamin, kondisi ternak dan umur ternak. Perbedaan pemberian ini hanya
terletak pada banyak sedikitnya pakan yang diberikan pada ternak. Pakan konsentrat
dapat diberikan dalam bentuk kering maupun basah pada kambing. Mulai umur 1-1,5
bulan anak kambing dapat diberikan sedikit konsentrat disamping rumput dan hijauan.

Dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi


susu akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pakan harus terdiri dari zat-zat
makanan yang dibutuhkan ternak berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin

7
dan air. Menurut Siregar (1994), bahwa kebutuhan hidup ternak ruminansia terdiri
dari kebutuhan pokok dan produksi. Ditambahakan pula bahwa kebutuhan hidup
pokok adalah kebutuhan zat-zat gizi untuk memenuhi proses-proses hidup saja tanpa
adanya suatu kegiatan untuk produksi. Sedangkan kebutuhan untuk produksi adalah
kebutuhan zat-zat gizi untuk pertumbuhan, kebuntingan, reproduksi, air susu dan
kerja. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia meliputi bahan kering
(BK), air, energi dan protein.

Pemberian pakan pada kambing harus memperhatikan nutrisi yang terkandung


dalam pakan tersebut. Pemberian pakan dengan komposisi yang tepat sangat
menentukan produktifitas kambing.

Secara umum jenis pakan yang diberikan pada kambing sebenarnya hanya
terdiri dari tiga jenis yaitu pakan kasar, pakan penguat dan pakan suplemen atau
pengganti. Pakan kasar merupakan bahan makanan yang berkadar serat kasar tinggi.
Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan. Pakan
penguat merupakan bahan makanan berkadar serat rendah dan mudah dicerna seperti
konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong. Sementara pakan suplemen merupakan
pakan hijaun yang sudah terfermentasi. Pakan suplemen ini berupa campuran pakan
hijauan dengan sejenis probiotik seperti nuri samba. Probiotik ini berpengaruh pada
peningkatan kesehtan ternak, produksi susu dan pengharum kandang karena
kotorannya tidak berbau.

Pemberian pakan yang serasi sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan


tindakan yang perlu dilaksanakan untuk memperoleh produksi ternak yang optimal.
Kebutuhan nutrisi kambing berbeda-beda sesuai dengan kondisi, status fisiologis dan
tingkat produktifitasnya. Pemberian pakan yang tepat akan menjaga keseimbangan
kondisi rumen sehingga proses pencernaan rumen sehinga proses pencernaan
mikroba rumen berjalan dengan baik (Sarwono, 2002).

3.3.2. Pengendalian Penyakit Pada Kambing

8
Selain bahan pakan, sumber energi dan protein kambing juga membutuhkan
berbagai vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan pemberian
bahan pakan yang bervariasi untuk mencegah berbagai penyakit yang akan
menyerang ternak kambing.

Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang


yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi. Penyakit yang sering menyerang
ternak kambing adalah cacingan, kudis (scabies), kembung (bloat), paru-paru
(oneumonia), orf dan koksidiosis.

Di SMK-PP Negeri Kupang penyakit yang sering menyerang ternak kambing


yaitu kudis, kembung dan cacingan. Berikut cara pengendalian penyakit pada ternak
kambing.

1) Kudis
Tanda-tanda :
a. gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah dan menebal. Tempat
yang sering diserang muka, telinga, pangkal ekor, leher.
b. Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak sakit.
c. Pengobatan : obat tradisional menggunakan oli, cuka, belerang,
bawang merah atau bisa disuntik dengan ivermectin secara sub
cutan (dibawah kulit).
2) Cacingan
Tanda-tanda :
a. Kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan
berkurang, kambing terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret.
b. Penyebab : cacing gilig, cacing pipih dan cacing pita.
c. Pencegahan : jagalah kandang tetap bersih dan kering. Buanglah
kotoran, sampah dan sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat
kompos. Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada
satu area (usahakan berpiondsah-pindah). Jangan berikan rumput yang
masih berembun, sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.
d. Pengobatan : obat tradisional menggunakan daun nanas yang
dikeringkan lalu dihaluskan atau biasanya menggunakan albendazole,
valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap 3 bulan sekali.

9
3. Kembung
a. Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat,
tidak mau makan.
b. Penyebab : ga yang ditimbulkan oleh makanann (rumput muda).
c. Pencegahan : jangn diberi umput muda.
d. Pengobatan : berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas
dengan cara mengurut-urut perut kambing. Apabila ada ternak yang
sakit, harus segera dipisahkan dari kelompoknya agar yang lainnya
tidak tertular.

BAB IV

PENUTUP

10
4.1. Simpulan
Dari hasil penyuluhan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa :
1) Sampai bulan Januari 2021 populasi kambing di SMK-PP Negeri Kupang
adalah 42 ekor. Dimana pada awal bulan Februari 2021 10 ekor kambing
laris terjual sehingga menyisakan 32 ekor.
2) Pakan yang diberikan masing-masing kandang rata-rata berisi bahan pakan
dan cara pemberian yang sama. Pakan yang diberikan berupa komboran dan
hijauan segar berupa rumput gajah, lamtoro dan daun gamal.
3) Selain pemberian vitamin dan obat-obatan, cara pengendalian penyakit yang
dapat dilakukan dengan sanitasi kandang dan lingkungan.
4) Dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi
susu akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pakan harus terdiri dari
zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak berupa protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin.
5) Selain bahan pakan, sumber energi dan protein kambing juga membutuhkan
berbagai vitamin dan mineral yang sebenarnya bisa tercukupi dengan
pemberian bahan pakan yang bervariasi untuk mencegah berbagai penyakit
yang akan menyerang ternak kambing.

4.2. Saran

1. Sebaiknya lahan penanaman hijauan pakan diperluas dan penanaman


hijauan jenis lain dirasa juga perlu dilakukan, karena semakin banyak
jenis pakan yang diberikan akan semakin baik karena sifat saling
melengkapi diantara bahan-bahan pakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

11
Anonimous. 2009. Deskripsi Tentang Pakan. http:// ditjennak.go.id/regulasi %5.
Pedoman%20. Pemb% 20. Pabrik%20. Pakan% 20. Skala% 20 kecil.pdf.diakses pada 11
februari2021.

Djajanegara, A. dan A. Misniwaty. 2005. Pengembangan Usaha Kambing dalam


Kontek Sosial-Budaya M,asyarakat. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.

Guntoro, S. 2008. Membuat Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan. Agromedia


Pustaka, Jakarta.

Nahrowi, 2008. Pengetahuan Bahan Pakan. Nutri Sejahtra Press, Bogor.

Soejadi, A. 1975. Beternak Kambing. Masa Baru, Bandung.

Soelistyono, H.S. 1976. Ilmu Bahan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan dan
Perikanan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Tilman, A.D.H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.


Lobdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

DAFTAR GAMBAR

12
Nampak kandang dari dalam Kambing kandang pertama

kambing kandang kedua kambing kandang ketiga

Nampak kandang dari luar

13
Jeruk Keprok (Citrus reticulata) merupakan salah satu jenis jeruk yang dapat tumbuh di
daerah tropis dan subtropis. Pohon jeruk ini memiliki ukuran yang relatif lebih kecil
dibandingkan jeruk lainnya. Bunganya dapat diserbuki dengan bantuan lebah, penyerbukan
sendiri, atau secara partenokarpi. Tanaman ini merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8
meter.

Sumber gambar: www.google.com

Tangkai daun bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang 0,5-1,5
cm

14
Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elliptis atau berbentuk lanset dengan ujung
tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang
3,5-8 cm. Bunganya mempunyai diameter 1,5-2,5 cm, berkelamin dua daun mahkotanya
putih. Buahnya berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,2-0,3 cm
dan daging buahnya berwarna oranye. Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar
1-1,5 mm (Van Steenis, 1975). Jeruk keprok banyak mengandung vitamin c yang baik untuk
menjaga daya tahan tubuh.

Untuk mendapatkan hasil maksimal pada tanaman jeruk keprok maka dilakukan perbanyakan
bibit yang baik dari teknik perbanyakan okulasi. Tingkat keberhasilan teknik ini sangat
tinggi, dengan catatan bakal tanaman yang akan digunakan harus dalam kondisi prima dan
kesehatannya terjamin.

Okulasi adalah menempelkan entres atau mata tunas yang berkualitas unggul ke batang yang
akan di perbaiki mutu tanamannya agar menyatu dan tumbuh menjadi tanaman baru.

Keungulan okulasi jika pemilihan entres tepat yaitu: a) Tanaman yang diokulasi cenderung
pendek sudah berbuah; b) Lebih irit pengeluaran karena dalam waktu singkat sudah berbuah;
c) Dapat di tanam pada lahan yang sempit; d) Hasil Buah nantinya bisa dipilih yang
berkualitas baik.

Dengan mengetahui kelebihan dari okulasi maka semangat dalam memperbaiki mutu
tanaman dengan teknik okulasi bisa lebih meningkat.

Dalam melakukan teknik okulasi ada alat yang harus dipersiapkan.

15
Persiapan untuk alat

Pisau okulasi atau cuter, untuk melakukan tekhnik okulasi ini pisau atau cuter harus seteril
dan tajam.

Plastik okulasi atau jika tidak ada bisa pakai plastik biasa kemudian ditarik hingga panjang
dan tips, ingat! plastik juga harus bersih.

Persiapan mencari mata tunas atau entres

Dalam mencari mata tunas maka ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk
memperoleh hasil okulasi yang sempurna, kriteria pemilihan entres tanaman yang baik antara
lain : a) Entres diambil dari tanaman yang tahan terhadap hama; b) Entres dari tanaman yang
sudah berbuah atau tanaman unggul dari segi hasil yaitu berbuah banyak enak; c) Entres dari
tanaman yang tahan terhadap pengaruh cuaca yang berubah ubah atau kata lain adaptif; d)
Khusus pemilihan entres yang mudah menempel atau mudah hidup jika okulasi dilakukan,
dapat dipilih entres dari tanaman yang kambium sedang aktif yang ditandai dengan adanya
tunas-tunas baru; e) Khusus tanaman jeruk cari entres yang sudah terlihat seperti jerawat yag
telah memutih tapi belum memecah atau belum terlihat daunnya; f) Cari entres yang mudah
dipisahkan dari batang, jangan mencari mata tunas yang sulit dipisahkan dari batang, karena
biasanya akan gagal.

Pemilihan tanaman bawah

Tanaman yang akan di jadikan batang bawah harus memenuhi kriteria: a) Harus memiliki
perakaran yang kuat, untuk menopang pohon di atasnya dan mencari air dan nutrisi dari
dalam tanah; b) Batang yang kuat; c) Sehat; d) Besar batang tanaman sesuai umurnya; e)
Tahan terhadap kekurangan air dan kelebihan air.

Untuk syarat yang sama-sama harus terpenuhi dari batang bawah dan entres adalah sama-
sama kambium sedang aktif, sehingga kulit dan entres sama-sama mudah dikelupas dari kayu

Untuk menjadikan kambium tanaman aktif maka bisa dipupuk satu minggu sebelumnya, pada
saat kambium tanaman aktif dapat kita lihat atau yang ditandai tanaman sedang bertunas.

16
Pengikatan

Pengikatan ini bisa menutup bakal mata tunas atau tidak menutupnya. Keduanya mempunyai
kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Untuk yang menutup bakal mata tunas:

Kelebihannya bisa terhindar dari hama

Kekurangannya saat akan tumbuh tunas baru dari bakalan mata tunas, maka plastik yang
menutupi harus disobek. Karena biasanya entres tidak mampu menembus plastic okulasi

Untuk yang tidak menutup bakal mata tunas:

Kelebihannya jika saat mata tunas tumbuh maka tidak perlu repot membukanya

Kelemahannya akan mudah diserang hama pengganggu tanaman

Langkah-langkah okulasi tanaman Jeruk Keprok

Setelah syarat-syarat di atas terpenuhi, maka langkah-langkah okulasi adalah: 1) Pilih entres
dari indukan yang sehat, hindari pemilihan pada batang yang masih muda atau sudah terlalu
tua (berwarna kecoklatan); 2) Buang daun dan sisakan sedikit tangkainya, lalu siapkan batang
bawah jeruk. Usahakan batang bawah juga dalam kondisi sehat dan dalam masa vegetatif
yang ditandai dengan sedang keluar pupus mudanya; 3) Gunakan pisau tajam yang telah
disiapkan sebelumnya, bikin irisan dari atas kebawah membentuk sudut sekitar 45 derajat
terhadap salah satu sisi batang bawah. Pengirisan disini dilakukan dari kulit luar hingga
terhenti mengenai batang / kayunya. Tujuannya sebagai batas bawah dalam proses
pengelupasan kulit jeruk selanjutnya. Ingat, pilihlah lokasi pengirisan yang batangnya mulus,
karena tepat diatas pengirisan pertama ini lah mata tunas akan kita tempelkan; 4) Langkah
selanjutnya, kelupas kulit batang bawah jeruk sekitar 2-2,5 cm diatas irisan pertama tadi.
Lakukan dengan pisau tajam, kelupas selebar kurang lebih 1/2 cm dari atas kebawah hingga
terhenti mengenai batas bawah yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya akan terbentuk
bidang yang akan di okulasi dengan tanpa adanya kulit penutup. Pengirisan batas bawah yang
kita lakukan dengan sudut kemiringan 45 derajat dari atas ke bawah sebelumnya, akan
menyisakan sedikit sisa kulit batang yang nantinya sebagai penyangga mata tunas; 5)
Selanjutnya pengambilan mata tunas. Dalam pengambilan mata tunas jeruk kita bisa
menyertakan sebagian kayu tempat menempelnya mata tunas. Iris sekitar 1 cm dibawah mata
tunas dengan membentuk sudut kemiringan 45 derajat dari atas ke bawah hingga mengenai
sebagian kayu entres. Untuk lebih mudahnya kita sebut saja sebagai batas bawah entres; 6)

17
Selanjutnya lakukan pengambilan mata tunas (dengan sebagian kayunya) dengan pisau tajam.
Lakukan beberapa cm dari atas mata tunas ke arah bawah hingga bertemu dengan batas
bawah irisan entres. Perhatikan posisi pemegangan pisau seperti gambar dibawah, sebab hal
ini akan mempermudah dan mempercepat proses penngambilan mata tunas hingga proses
penempelannya ke batang bawah; 7) Sesaat setelah itu, langsung tempelkan mata tunas pada
bidang okulasi. Pembentukan batas bawah pada batang bawah dan pada entres yang masing-
masing membentuk sudut kemiringan sekitar 45 derajat tadi akan menyatu presisi dan
menahan mata agar tidak mudah goyang dalam proses pengikatan plastik. Ikat dengan plastik
yang telah disiapkan, ikat dari bawah ke atas dan kembali kebawah; 8) Dalam kurun sekitar
17-20 hari pasca proses, ikatan plastik bisa dibuka, jika mata tunas kelihatan masih hijau
segar, berarti proses okulasi berhasil, jika berwarna coklat berarti proses gagal dan bisa
dilakukan pada bidang lainnya. Pada proses okulasi yang berhasil setelah palstik dibuka,
beberapa cm dari mata tunas dapat kita lakukan perobohan batang bawahnya. Lukai sebagian
batang lalu tekuk dan robohkan batang bawah. Proses ini dimaksudkan agar mata tunas cepat
keluar tunas baru; 9) Setelah mata tunas keluar daun baru, lakukan pemotongan batang bawah
tepat ditempat perundukan tadi.

Untuk perawatan tetap sama perlakuannya dengan tanaman yang tidak diokulasi.

Semoga teknik okulasi dalam perbanyakan jeruk keprok ini berhasil dilakukan …..

Susi Deliana Siregar

Daftar Pustaka

Wudiyanto, R.2002 Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya.Jakarta

Supriyanto, A. 1994 . Pengelolaan Semai Batang Bawah Jeruk. Makalah Pelatihan


Pengelolaan Pembimbitan Jeruk Bebas Penyakit. Sub Balai Penelitian Hortikultura Tlekung,
Malang.

TERBARU

Antusias Bentuk PT di Food Estate, Gapoktan Himpun Saham Senilai 200 Juta
18
antusias bentuk pt di food estate, gapoktan himpun saham senilai 200 juta

Kementan Bangun Korporasi Di Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah

kementan bangun korporasi di kawasan food estate kalimantan tengah

MSPP VOL 4 Tahun 2021

mspp vol 4 tahun 2021

NGOBRAS Volume 3

ngobras volume 3

Pertanian Terdampak Banjir, Kementan Siapkan Bantuan untuk Kalsel

pertanian terdampak banjir, kementan siapkan bantuan untuk kalsel

Lihat Versi Desktop

Kementrian Pertanian · Simluhtan · KATAM Terpadu Modern

Tentang Kami · Kontak

Copyright © 2019 cyberextension

All right reserved

19

Anda mungkin juga menyukai